When I Was Your Man
Main Cast:
Park Chanyeol, Sarah Jung / Jung Seun MI (OC), Kim Jong In
Genre: AU, SongFic, Hurt, Romance
Rating: PG-13
Leght: One-Shot
Author: naifahmp ( @na_ifah )
Inspired by:
Bruno Mars – When I Was Your Man
It’s just a story so enjoy it^^
***
“Kriiiiiiinnnggggg….!!!”
Teriakan memekakkan dari jam weker yang alarmnya sengaja ku setel tepat pukul 5 pagi membuatku langsung membuka mataku dengan lebar. Rasa kantuk itu masih menghantuiku dan pikiran nakal untuk tidur barang lima belas menit lagi sudah menguasai otakku, tapi yang kulakukan hanyalah memejamkan mata dan berguling-guling diatas ranjang tidur yang seingatku dulu tidak sebesar sekarang.
Begitu menyadari sekarang sudah lebih dari lima belas menit waktuku kuhabiskan hanya untuk berbaring dan berguling-guling tidak jelas, aku segera beranjak dari ranjangku dan berjalan menuju kamar mandi.
Onanul gasumsog barami baldorado
Guane narul kog jabgo nohji marayo gudeyo
Gu usumuro nal jabajwoyo
Salah satu lagu dari album pertama Sunbaeku, Super Junior, yang berjudul You are The One masih mengalun dari radio –entah saluran apa- yang terletak diatas meja kecil disudut dapur apartement pribadiku.
You are the one
Ojig nomani ne sarang
You are the sun
Tasumi gamsaon miso
You are my love
To na yogshi gudemane ojig han saram
Onjakijina gyothe issoyo
“Lagu romantis yang bisa membuat para wanita diluar sana melting jika kekasih mereka menyanyikannya. You are The One dari Super Junior tadi di alamatkan kepada Park Se Ryeon dari seseorang yang ingin disebut sebagai KH saja, isi pesannya adalah ‘Se Ryeon-ah, selamat hari jadi kita yang ke-2. Aku harap kita bisa menyusul hyung-ku yang hari ini akan melepas masa lajangnya –kau pasti sedang bersiap-siapkan?—maka dari itu aku meminta agar lagu ini diputar di radio –karna aku tahu kau pasti sedang mendengarkannya- dan karna aku ingin membuatmu sedikit tersentuh dengan hal-hal seperti ini yang aku yakini pasti tidak pernah terlintas dalam pikiranmu akan kulakukan. Hehehe, kau salah, karna kau satu dan segalanya bagiku, dan tentu saja aku akan melakukan apapun untukmu. Salam sayang dariku, Pria Tampan Dengan Suara Merdu yang Telah Jatuh Kepada Dokter Tergalak yang Pernah Ditemuinya’ Kkkkkk, Tuan KH, anda ingin bersikap romantis atau memulai perang dengan kekasih anda?”
KH? Se Ryeon? Hahahaha, semua orang juga pasti tahu siapa KH dan Se Ryeon itu. Ckckck, bagaimana sih Hyungku yang satu itu, katanya mau romantis, kenapa malah menyebut Se Ryeon Noona ‘Dokter Tergalak’ coba. Aku hanya bisa menggelengkan kepala memikirkan hal itu dan tetap berkonsentrasi membuat ommelete yang akan menjadi santapan pagiku –berhubung hanya hal-hal simple seperti itu yang bisa kumasak.
“Baiklah, lagu berikutnya adalah… lagu dari boyband yang masih satu agensi dengan Super Junior, One from Dong Bang Shin Ki. Selamat menikmati~”
Suara merdu dari penyiar radio tadi kini tergantikan oleh suara merdu dari lima Sunbaeku, menyanyikan lagu yang entah kenapa membuatku merasa asing, terasa aneh karna tak terdengar sama. Entahlah, apa karna itu merupakan lagu kami berdua? Yeah, kami berdua, dulu.
Same bed, but it feels just a little bit bigger now
Our song on the radio, but it don’t sound the same
***
Ratusan pria dengan tuxedo mahal yang berhiaskan pantofel-pantofel yang mengkilap disepasang kaki mereka serta ratusan wanita dengan dress-dress yang melekat dan tercetak sempurna ditubuh lekuk mereka bertebaran digereja ini, gereja yang akan menjadi tempat dipersatukannya dua insan dalam satu ikatan pasti bernama pernikahan. Hari ini adalah hari pernikahan Eunhyuk Hyung dengan kekasihnya Min Ji Noona, akhirnya mereka berdua melepas masa lajang setelah lebih dari tiga tahun berpacaran.
Baru aku saja dan Baekhyun member EXO yang datang, yang lainnya mungkin masih mematut diri didepan cermin, atau mungkin sedang menunggu kekasih mereka yang masih terlalu sibuk dengan lipstick dan eye-linernya.
Seluruh member Super junior dan artis-artis dari SM Ent sudah datang dan berpencar kesegala arah, mengobrol dengan kawan-kawan sesama artis dari agensi lain seperti Donghae Hyung dan istrinya yang terlihat sedang asik bercengkrama dengan Ji Hyun Noona. Baekhyun seharusnya datang bersama kekasihnya, Ji Eun, namun karna Ji Eun menjadi salah satu pengiring pengantin akhirnya ia datang bersama denganku, sahabatnya yang masih melajang diusia yang akan menginjak usia dua puluh lima tahun ini.
“Apakah kalian melihat Jong In dan Sarah?”
Aku menoleh dan mendapati Taeyeon Noona dengan tunangannya berdiri disampingku. “Tidak, mereka belum datang Noona”
“Ohh, aku kira mereka sudah datang. Padahal aku sudah sangat ingin memperkenalkan Tae Woo Oppa pada Sarah.”
“Memangnya Sarah belum pernah bertemu denganmu Hyung?” tanya Baekhyun pada Tae Woo hyung. “Belum, Sarah dan Jong In pacaran sekitar empat bulan yang lalu, kan? Dan selama empat bulan ini aku berada di Athena untuk pelatihan jadi aku tidak pernah melihatnya. Aku penasaran sekali dengan mata bulatnya yang selalu dibahas Taeng saat ia menceritakan tentang Sarah padaku”
“Persis seperti boneka Hyung. Lihat saja kalau ia sudah datang” ucap Baekhyun
Aku hanya terdiam mendengarkan setiap kata yang terucap dari mulut mereka, menahan diri saja rasanya mulai terasa susah bagiku.
When our friends talk about you
All it does is just tear me down
Cause my heart breaks a little
When I hear your name
It just sound like uh, uh, uh
***
“Annyeong” ucapku pada Seun Mi sesaat setelah aku duduk dikursi yang ada dihadapannya “Kau sudah lama?” ucapku sambil tersenyum padanya
Dia hanya mengangguk dan menyunggingkan senyumnya, “Sebaiknya kau minum ice lemon tea itu, kau terlihat sangat lelah sekali” ucapnya sambil menunjuk segelas ice lemon tea yang ada dihapanku.
“Jadi bagaimana syutingnya? Lancar?” tanyanya dan aku langsung tersenyum –nyaris tertawa- mengingat kejadian saat syuting Running Man tadi.
“Lancar,” aku meniliti wajahnya “Ahh, berapa lama aku tidak melihatmu? Sebulan? Atau dua bulan?” tanyaku, mencoba mengingat berapa lama aku tidak bertemu dengannya karna ia sedang berada di Indonesia, menjenguk Bibinya yang sedang sakit parah. Syukurlah Bibinya bisa sembuh.
“Satu bulan dua hari. Memangnya kenapa?” tanyanya dengan mata bulat yang selalu membuatku teringat dengan mata bening tokoh-tokoh anime yang sering kutonton sejak aku kecil.
“Tidak, hanya saja kau terlihat lebih cantik dari yang aku ingat.” Ucapku sambil mengalihkan pandanganku pada buku menu restaurant tempatku berada sekarang. Suasana direstaurant ini cukup aman untuk orang sepertiku, sehingga restaurant ini menjadi salah satu tempat yang kupilih jika ingin bertemu dengannya.
Aku tahu pasti sekarang ini wajahnya bersemu merah mendengar perkataanku tadi, tapi memang itu kenyataannya. Ia memang semakin cantik, Seun Mi-ku.
Aku medongak, mendapati dirinya yang sedang sibuk memperhatikan sesuatu dengan wajah yang terlihat iri. Aku mengikuti arah pandangnya dan mendapati sebuket mawar putih terletak diatas meja yang ada disebelahku. Meja yang ditempati sepasang pria dan wanita yang terlihat sedikit lebih muda dariku, mereka sedang menautkan jemari-jemari mereka. Lalu kenapa Sarah mesti melihatnya dengan tatapan iri?
***
Dari tempatku berdiri, aku bisa melihat Jong In yang menggenggam erat tangannya seakan menunjukkan pada semua yang ada disini bahwa gadis itu adalah miliknya.
“Oh, Oppa, lihat itu Sarah,” ucap Taeyeon Noona pada Tae Woo Hyung sambil menunjuk seorang gadis dengan rambut hitam arangnya yang diikat kesamping dengan jepit rambut berdesain simple berwarna perak yang terlihat serasi dengan dress selutut berwarna pastel yang dikenakannya, gadis yang sekarang ini berdiri disamping Jong In dengan tangan mereka yang saling bertautan.
***
Aku merebahkan diriku diatas ranjang apartement pribadiku yang sudah lebih dari sebulan tidak kudatangi. Kenapa? Tentu saja karna semua member EXO tinggal didorm. Lalu kenapa aku bisa memiliki apartement pribadi? Karna aku sangat menyukai tempat ini, lokasinya tidak terlalu jauh dari Sungai Han dan apartementku ini menghadap kearah barat sehingga aku bisa menikmati sunset dari sini.
Drrrtttt Drrtttt Drrrttttt
Aku segera mengambil Iphone 4Sku yang bergetar. Seun Mi?
“Hmmm?” gumamku
“Kau dimana?” tanyanya
“Di apartementku, ada apa?” tanyaku balik
“Itu berarti kau sedang tidak sibuk?”
“Tentu saja” jawabku
“Ohhh”
Hening. Sama sekali tidak ada yang berbicara.
“Kau tidak pergi jalan bersama Jung Mi?” tanyaku, memulai kembali pembicaraan yang terhenti karna keheningan tadi, menanyakan mengapa ia tidak pergi berjalan-jalan bersama sahabatnya Jung Mi.
“Ani..”
“Wae?” tanyaku
“Dia sedang pergi kepesta Haneul bersama Sungjong”
“Lalu kenapa kau tidak ikut?”
“Aku kan tidak mau menjadi obak nyamuk! Lagian juga, masa aku pergi sendiri tanpa pasangan? Semua orang disana datang bersama pasangannya” jawabnya dengan sedikit menggebu-gebu
“Oh, begitu… Kau tidak pergi bersama Seryung? Biasanya kalian pergi menari bersama-sama di sanggar kalian”
Yah, Seun Mi adalah seorang mahasiswa jurusan Kedokteran di Seoul National University. Kegiatan gadis blasteran Korea-Indonesia itu adalah menari, ia sangat-sangat suka menari sampai-sampai ia masuk ke sebuah sanggar yang tidak jauh dari kampusnya.
“Dia juga sedang pergi kepesta Haneul, bersama Jino, tentu saja,” aku hanya diam karna sepertinya ia ingin berbicara lagi “sudah dulu yah, aku mau menelpon nenekku dulu. Bye, darl”
“Mmmm, Bye Honey”
***
“Kau tidak pergi menari, Oppa?” aku menunduk melihat Krystal sudah berdiri dihadapanku bersama kekasihnya, Myung Soo.
“T-tidak, aku disini saja” ucapku sambil meneguk habis wine yang tinggal seperempat gelas yang sedari tadi berada didalam genggamanku. Dan saat itu juga, aku mendapati dirinya yang sedang berusaha menahan tawanya dalam pelukan Jong In, masih sambil menari. Aku tidak tahu apa yang dibisikkan bocah itu pada Seun Mi, tapi yang jelas, gadis itu tertawa, sangat bahagia. Dan sepertinya aku baru menyadari sesuatu…
Hmmm, to young, to dumb to realize
That I should have bought you flowers and held your hand
Should have given all my hours when I had the chance
Take you to every party
Cause all you wanted to do was dance
Now my baby is dancing
But she’s dancing with another man
***
“Kau terlambat!” ucapku penuh penekanan, seenaknya saja ia membuatku menunggu lebih dari setengah jam di restaunt tempat kami biasa bertemu ini. Seorang Park Chanyeol menunggu?
Ia hanya tersenyum sambil melepaskan blazer putihnya dan menyampirkannya disandaran kursi lalu duduk sambil melepatakkan tas berwarna hijau lime-nya dikursi kosong yang ada disampingnya, “Maaf, tadi aku membantu dokter Yoon melakukan proses bersalin seorang ibu muda,” aku baru saja akan membuka mulut untuk protes tapi ia sudah bicara lagi “Aku membantu dokter Yoon karna saat itu sedang jam istirahat, dan gawatnya ketuban ibu itu sudah pecah,” ia menghela napasnya dengan lega “Syukurlah proses bersalinnya lancar, dan kau tahu apa?” tanyanya dan aku hanya menggeleng. Bagaimana bisa ia berceloteh panjang lebar saat aku ingin sekali mengamuk karna menungguinya “Aku mendapatkan nilai tambahan dari dokter Yoon” ucapnya dengan riang.
“Sudah selesai?” tanyaku
“Eh?”
“Sudah selesai? Atau masih ada yang lain?”
Ia menatapku dengan pandangan bingungnya yang membuatku semakin jengkel, “Kau tahu tidak berapa lama aku menunggumu disini?” tanyaku dengan nada bicara yang berbeda dari biasanya.
Ia hanya memandangiku dan menggelengkan kepalanya, “Kau tahu? Lebih dari setengah jam! Aku merelakan waktuku untuk istirahat hanya untuk menunggumu selama setengah jam!” ucapku lagi, masih cukup tenang untuk tidak membuat semua orang direstaurant ini memperhatikan kami. Bisa jatuh imageku kalau sampai mereka mengetahuinya.
“Aku kan sudah minta maaf, dan kau sudah dengar kan aku terlambat kesini gara-gara apa? Kenapa sekarang kau jadi emosi begini?”ucapnya mencoba menenangkanku. Tapi sayang sekali, upayanya itu gagal.
“Aku tahu, tapi lebih dari setengah jam Seun Mi! Setengah jam! Bagaimana kalau tiba-tiba ada paparazzi atau apapun itu yang mengikuti dan mendapatiku bersamamu disini?” tanyaku
“Apa bedanya dengan mereka semua?” tanyanya balik sambil melirik keseluruh orang dalam restaurant bergaya minimalis ini.
“Tentu saja beda! Orang-orang disini mungkin akan mengerti, tapi paparazzi? Netizen? Para fansku? Kim Sajangnim. Apa menurutmu yang akan mereka katakan?” ucapku
Ia hanya diam menatapku dengan pandangan dinginnya, “Lalu, bagaimana menurutmu dengan hubungan kita?”
“Maksudmu?” tanyaku yang bingung dengan arah pembicarannya
“Kau kan bilang, bagaimana pendapat orang-orang jika mereka mengetahui tentang kita. Lalu bagaimana denganmu? Bagaimana pendapatmu tentang hubungan kita?”
Aku menghela napasku “Kau sendiri?” tanyaku balik
“Menurutku?” tanyanya lagi yang kubalas dengan anggukan
“Mendengar ucapanmu tadi, kurasa hubungan kita sampai disini saja. It’s over” dengan gerakan cepat ia langsung berdiri sehingga membuat seorang pelayan yang hendak menghampiri kami terlonjak kebelakang. Ia mengenakan kembali blazer putihnya lalu mengambil tasnya
“So, goodbye Darl” lalu ia pun berlalu meninggalkanku sendirian. Aku masih perlu sedikit waktu untuk mencerna semua ini.
Benarkah? Aku tadi tidak sedang bermimpi, kan? Aku menghela napasku dan memejamkan mataku barang sejenak, tapi semuanya memang benar nyata, dan itu membuatku semakin merasa sulit.
My pride, my ego, my needs and my selfish ways
Caused a good strong woman like you to walk out my life
Now, I’ll never, never get to clean out the mess I’m in
And it’s haunts me every time I close my eyes
It all just sounds like uh, uh, uh
***
Hampir semua tamu diresepsi pernikahan Eunhyuk hyung berdansa dengan pasangan mereka masing-masing dan yang menjadi sorotan utama tentu saja si pemilik acara –mengingat ia merupakan Dancing Machine-nya Super Junior.
Sayangnya mataku terus-terusan menatap gadis yang sedang berdansa dengan Dancing Machine-nya EXO, gadis itu menari dalam dekapan Jong In sambil memerhatikan Eunhyuk hyung dan Min Ji noona, dan gadis itu akan kembali tertawa setiap kali si Hitam itu membisikkan sesuatu ditelinganya.
Aku kembali meneguk habis segelas wine yang menjadi temanku disini, karna Baekhyun dan Ji Eun juga sedang ikut berdansa.
Lihat, betapa senyuman itu tidak pernah luntur dari bibirnya, Sarah Jung-Jung Seun Mi-Seun Mi-ku. Dulu.
Hmmm, to young, to dumb to realize
That I should have bought you flowers and held your hand
Should have given all my hours when I had the chance
Take you to every party
Cause all you wanted to do was dance
Now my baby is dancing
But she’s dancing with another man
***
“Bisa kita bicara sebentar?” tanyaku. Ia menatap kaget kearahku lalu kearah Jong In yang sedang berkumpul dengan Sehun dan Luhan.
Ia mengangguk dan aku harus menelan ludahku sendiri untuk mencoba menghilangkan perasaan aneh yang tiba-tiba menyergapku.
“Aku minta maaf,” ia hanya terdiam dengan mata bulatnya yang melebar saat aku membungkuk secara formal padanya, aku kembali membungkuk sambil mengucapkan kata maaf “Maafkan aku, Seun Mi-ya. Aku tahu aku salah, salah besar padamu. Kumohon maafkan aku.”
Aku menatapnya dengan penuh harap, berharap ia akan memaafkan segala hal yang pernah kulakukan padanya. Ia menatapku, sama sekali tidak mengeluarkan suaranya. Lalu senyum menenangkannya yang dulu sering diberikannya padaku terlukis dibibirnya. Ia melirik sebentar kearah Jong In yang kulihat masih sibuk mendiskusikan entah apa dengan Luhan dan Sehun lalu kembali lagi memandangiku.
“Aku sudah memaafkanmu dari dulu, Yeol-I” ucapnya pelan masih dengan senyuman menenangkannya.
“Jong In pria yang baik, kan?” tanyaku
“Dibanding dirimu? Sejauh ini, ya” jawabnya.
“Kalau begitu, aku harap dia akan memperlakukanmu lebih baik dari diriku. Kuharap ia akan melakukan segela hal yang seharusnya kulakukan dulu padamu,” ucapku dan ia hanya mengangguk sambil tetap mempertahankan senyumannya –cara agar aku bisa tenang saat berbicara padanya dan itu memang selalu berhasil sampai sekarang. “Aku harap dia melakukan segala hal yang mestinya kulakukan dulu, saat aku masih menjadi kekasihmu”
“Kalian membicarakan diriku yah?” aku berbalik dan mendapati pria berkulit gelap dengan senyum bodoh tertampang diwajahnya menginterupsi pembicaraanku dengan gadisnya –yang sebenarnya memang sudah selesai.
“Pede sekali kau Kkamjong!” seruku lalu berbalik lagi menatap Seun Mi “Aku kesana dulu,” ucapku sambil menunjuk kearah Kyuhyun hyung dan Se Ryeon Noona yang masih memiliki hubungan keluarga denganku “Aku tahu kau pria yang baik” ucapku pada Jong In sambil meninju pelan bahunya sambil berjalan menjauhi keduanya.
Although it hurts
I’ll be the first to say that I was wrong
Oh, I know I’m probably much too late
To try and apologize for my mistakes
But I just want you to know
I hope he buys you flowers
I hope he holds your hands
Give all his hours when he has the chance
Take you to every party
Cause I remember how much you loved to dance
Do all the things I should have done
When I was your man
Aku sudah mengakui kesalahanku yang bodoh itu, dan aku akan lebih tenang sekarang karna mengetahui Seun Mi bahagia bersama Jong In hanya dengan melihat caranya menatap si Hitam itu. Yang mesti kulakukan sekarang hanyalah berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan memperlakukan siapa pun itu yang menjadi kekasihku nanti dengan baik, amat sangat baik.
Do all the things I should have done
When I was your man
