Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Reborn (Chapter 5)

$
0
0

Title                       : Reborn [Chapter 5]

Author                  : Niki Pinastika Fahira (cym121)

Genre                   : Romance, Friendship, Sad, Family

Rating                   : PG-17

Length                  : Chapter

Main Cast            :

  • ~ Choi Youngmi (OC/YOU)
  • ~ EXO-K Kai
  • ~ EXO-M Luhan
  • ~ SNSD Sooyoung

Other Cast: temukan sendiri

cool-wallpapers-for-desktop

Twitter: @nikipfff

Disclaimers: Semua cast punya Tuhan dan orangtuanya masing-masing! *kecuali Luhan punya author juga XD*

 

Happy Reading^__^

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

_Luhan POV_

 

“Luhan-ah..apa kau tau namjachinguku?” tanya Youngmi

“Eh? Apa?” tanyaku balik

“Namjachinguku kau tau?” tanya Youngmi lagi. hening sesaat, aku tidak menjawab Youngmi. Jujur aku bingung harus menjawab apa. Jika aku berbohong aku tak enak karena suatu saat Youngmi akan tau. Tapi jika memberitahunya, ada sedikit rasa di hatiku yang tidak rela ia tahu tentang Kai adalah namjachingu Youngmi. Oh, Tuhan! Bagaimana ini?

 

Sesampainya di depan gerbang sekolah, Youngmi melepaskan genggaman tangannya dariku. Youngmi memintaku untuk menjawab pertanyaannya tadi. Tapi, aku masih bingung menjawabnya.

“Baiklah!” ucap Youngmi. CUP~ Youngmi mencium pipiku dengan lembut tetapi kilat. Lalu Youngmi tersenyum melihat ekspresi wajahku yang kaget. Dia mencium pipiku? Ada apa dengannya?

“Kenapa kau kaget?” tanya Youngmi. Aku menggeleng kaku.

“Kajja! Kita akan terlambat! Bel sudah berbunyi” Youngmi menarik lenganku menuju kelas mereka.

.

.

“Luhan-ah, kau baik-baik saja?” tanya Youngmi

“Ah? Ne ne..nan gwaenchana” jawabku gugup. Jujur aku tak bisa melupakan kejadian tadi pagi di depan gerbang sekolah. Oh! Ada apa denganku? Kenapa aku seperti ini? kenapa aku merasakan sama seperti pertama kali aku jatuh cinta pada Liyin? Tunggu! Aku bilang apa tadi? Aku bilang rasanya sama seperti pertama kali aku jatuh cinta pada Liyin..Zhang Liyin? Jangan-jangan aku.. Oh Tuhan! Kenapa harus padanya? Dia sudah memiliki namjachingu dan aku akan merebutnya begitu saja? aku bukan orang seperti itu! Aish! Aku mulai gila saat ini! Tidak tidak! Aku tidak boleh menyukai apalagi mencintai Youngmi. Anio!

 

“Luhan..” panggil Youngmi. Aku menoleh padanya tanpa berbicara

“Kenapa kau memalingkan wajah dariku sedari tadi?” tanyanya lagi

“A—aku? Ah, anio” jawabku. Bel istirahat berbunyi, aku segera keluar kelas meninggalkan Youngmi. Kulihat Kai dan Sooyoung menghampiriku

“Eyy~ ayo masuk dulu” Kai mendorongku ke dalam kelas lagi. di kelas itu hanya ada kami berempat.

“Ada apa Kai-sshi?” tanyaku

“Kau bicaralah dengan Sooyoung! aku akan bicara dengan Youngmi dulu!” jawab Kai. Aku dan Sooyoung memisahkan diri ke bangku yang lain.

 

“Sebenarnya Kai mau apa?” tanyaku lirih pada Sooyoung

“Na ddo molla. Dia tadi mengajakku kesini. Sepertinya dia ingin membuat Youngmi lebih cepat ingat padanya. Ngg~ Luhan-sshi, kau tak apa? tampaknya kau memerhatikan mereka saja” kata Sooyoung

“Eh? Mwo? Anio, gwaenchana. Aku juga berharap Youngmi bisa mengingatnya kembali dan mereka bersatu lagi” ucapku. Aku bohong! Aku membohongi hatiku sendiri. Cemburu? Tentu saja ada. Oh! Luhan! Luhan! Lupakan perasaanmu sekarang juga sebelum terlambat!!

“Kau tidak membohongi dirimu kan?” tanya Sooyoung hati-hati

“Hah? A—anio. Mana mungkin aku berbohong” jawabku. Lagi-lagi aku berbohong

 

“Akh!” seru Sooyoung

“Sooyoung-ah, gwaenchana?” tanyaku khawatir lalu melihat jarinya yang ternyata berdarah

“Ngg~ tertusuk paku” jawab Sooyoung sedikit menahan sakit

“Kemarikan jarimu”

 

_Youngmi POV_

 

“Akh!” aku dan Kai menoleh kearah suara. Ternyata itu Sooyoung

“Sooyoung-ah, gwaenchana?” tanya Luhan dengan khawatir

“Ngg~ tertusuk paku” jawab Sooyoung

“Kemarikan jarimu” ucap Luhan. Sooyoung menurutinya dan Luhan menghisap darah yang keluar dari jari Sooyoung. Tuhan, perasaan apa ini? kenapa aku sedikit tak rela Luhan memperlakukan Sooyoung seperti itu. Kenapa aku merasakan nafasku sesak? Kumohon Luhan hentikan tingkahmu itu. Aku tak tahan melihatmu seperti itu pada Sooyoung. Aku memejamkan mataku, aku tak mau melihatnya dengan Sooyoung. kurasakan sesuatu yang basah mengalir dari pipiku. A-aku..aku menangis?

 

“Youngmi-ah, gwaenchana?” tanya Kai. Aku masih memejamkan mataku dan mengangguk padanya

“Gomawo Luhan-ah” kudengar Sooyoung berterimakasih pada Luhan

“Youngmi-ah, kau menangis?” tanya Kai. Aku menggeleng

“Anio..anio nan gwaenchana” jawabku. Kuberanikan diriku untuk membuka lagi mataku. Aku melihat Kai yang menatapku penuh kekhawatiran.

“Sebenarnya ada apa?” tanya Kai “Jujur padaku Youngmi-ah” lanjutnya. Aku menggeleng keras

“Baiklah kalau kau tak mau cerita. Nanti besok bagaimana kalau kita jalan-jalan?” ajak Kai. Kenapa? Kenapa harus Kai yang mengajakku? Kenapa tidak Luhan? Tapi..aku tak bisa menolak ajakan Kai. Aku tak enak hati jika aku menolak ajakannya. Akhirnya aku mengangguk saja

“Baiklah. Besok aku akan menjemputmu jam 10 pagi” Kai bangkit dari duduknya

“Hey kau! Apa kau mau tetap disini? Kalau iya aku akan duluan” ucap Kai pada Sooyoung

“Ngg~ aku mau keluar saja. Aku haus” jawab Sooyoung kemudian mereka berdua pergi.

 

Aku memalingkan wajahku. Aku tak ingin melihat Luhan. Air mataku masih saja mengalir, entah sebenarnya aku ini kenapa. Oh, Choi Youngmi! Berhentilah memikirkan Luhan. Itu akan membuatmu sakit saat ini.

“Young-ah, gwaenchana?” tanya suara yang lembut. Ya, itu Luhan. Aku tak menjawab. Ia kembali duduk di bangkunya. Ia terus menanyakan aku kenapa.

“Ya! Apa kau tidak bosan menanyakan aku kenapa? Nan gwaenchana!” kataku sedikit membentak

“Mianhae..aku khawatir padamu” katanya. Khawatir? Hah, kenapa ia seperti ini padaku? kenapa ia selalu membuatku menjadi seperti ini?

“Young-ah..” aku tak menoleh ataupun menjawabnya

“Tolong lihat kearahku” pintanya. Aku tak menurutinya. Ia menghembuskan nafas beratnya.

“Baiklah” ia bangkit dari bangkunya dan berniat untuk keluar kelas.

“Anio! Shireoyo!” seruku seraya memeluk Luhan dari belakang “Kajima..” lanjutku. Ia tak menimpali ucapanku

“Aku..aku tak ingin kau pergi” ucapku. Kulihat ia membalikkan badannya dan menatap kearahku. Pandangan kami saling bertemu dan ia menatapku dalam.

“Uljimaseyo” ucapnya seraya menghapus air mataku. Tangan lembutnya menyentuh wajahku.

“Luhan-ah..kumohon jangan lakukan itu lagi” ucapku

“Melakukan apa?” tanya Luhan heran

“Melakukan apa yang tadi kau lakukan pada Sooyoung” jawabku. Ia terdiam sesaat lalu memelukku erat

“Anio. Aku janji aku takkan melakukannya lagi. Mianhae, itukah yang membuatmu menangis?” katanya. Aku mengangguk di dalam pelukannya. Aku menoleh ke atas menatap wajah Luhan yang juga balas menatapku. Ia melepaskan pelukannya dariku dan beralih memegang kedua pundakku. Wajahnya ia dekatkan pada wajahku. Semakin dekat sampai aku bisa merasakan hembusan nafasnya di wajahku..

 

TEEETT!! TETTTT!! TEETTTT!! Bel berbunyi dengan nyaring, aku dan Luhan segera menjauhkan diri masing-masing dan kembali ke bangku kami. Kulihat siswa-siswa kelasku kembali ke kelas dengan serempak. Aku dan Luhan saling bertatapan, mungkin pikiran kita sama saat ini dan kamipun tertawa kecil.

“Kau besok ada acara ya dengan Kai?” tanya Luhan. Aku mengangguk.

“Ada apa?” tanyaku

“Anio, eobseoyo. Selamat bersenang-senang” jawabnya. Aku sebenarnya tak puas dengan jawabannya.

.

.

.

Tepat jam 10 pagi, Kai menjemputku dan saat itu juga aku sudah siap di depan rumah.

“Naiklah” Kai menyuruhku untuk naik ke motornya. Aku menatap sebentar kearah rumah Luhan. Ia belum terlihat olehku hari ini.

“Ada apa? kenapa kau melihat rumah Luhan?” tanya Kai

“Ah? Anio. Ayo kita berangkat”

 

_Author POV_

 

11.49 AM

 

Luhan terlihat di sebuah minimarket. Ia membeli beberapa botol banana milk dan juga dua buah kotak kue.

“Luhan gege? Apa itu kau?” tanya seseorang di sebelahnya. Luhan menoleh kearah orang tersebut

“Luhan gege!” kata orang itu seraya tersenyum

“Huang Zi Tao! Kau, apa kabar?” Luhan dan namja yang bernama Tao itu saling berpelukan

“Aku baik-baik saja. Kau sendiri?” jawab Tao

“Aku juga baik” jawab Luhan

“Oh gege, untuk apa kau membeli banana milk banyak seperti itu? itu untukmu semua?” tanya Tao heran

“Tidak! Ini untuk dibagi berdua untukku dan untuk..seseorang” jawab Luhan

“Siapa? Pacarmu ya gege? Ya ampun! Sejak kapan kau punya pacar? Kau tak pernah cerita padaku lagi” tanya Tao bertubi-tubi. Luhan tersenyum

“Bukan. Dia bukan pacarku” jawab Luhan

“Bohong! Aku tak percaya padamu gege!” ucap Tao

“Yasudah. Sampai jumpa Taozi. Aku duluan” Luhan berjalan ke kasir dan membayar apa yang dibelinya.

 .

.

“Ayo kemari Youngmi-ah” Kai menarik tangan Youngmi. Youngmi hanya mengikuti kemana arah Kai menariknya.

“Ngg~ Kai..aku ingin pulang. Sepertinya aku tak enak badan” ucap Youngmi

“Benarkah? Baik, ayo kita pulang sekarang” Kai segera mengantar Youngmi pulang. Sesampainya di depan rumah Youngmi, Youngmi turun dan melambaikan tangan pada Kai yang mulai menjauh dari rumahnya. Baru saja ia akan berbalik, ia melihat orang yang selama ini selalu bersamanya. Luhan..

“Kau bawa apa?” tanya Youngmi saat Luhan sudah dekat dengannya

“Oh, kau sudah pulang? Ngg~ ini beberapa banana milk dan kue. Igeo! Sudah aku pisahkan, ini punyamu” Luhan menyerahkan sekantung plastik pada Youngmi

“Ya! Aku bisa membelinya sendiri Luhan. Hajiman..gomawo” kata Youngmi

Gege!!” seru seseorang sambil setengah berlari

“Tao?” kata Luhan heran

“Aish~ kau ini bagaimana? Ini, ponselmu tertinggal saat kau mengambil botol banana milk itu di mesin pendingin. Kau gila ya?” kata Tao

“Xièxiè Taozi!” Luhan mengambil ponselnya dari tangan Tao

“Uwaa~ cantiknya” puji Tao pada Youngmi

“Ya! Kau jangan macam-macam Tao!” ucap Luhan

“Kenapa? Ini pacarmu ya gege? Tak mengandal sekali. Dia telalu cantik untukmu yang jelek” ejek Tao

“Ya! Enak saja aku jelek, kebalik kali!” ejek balik Luhan

“Eh, udah. Engg~ kau siapa?” kata Youngmi menengahi dan bertanya pada Tao

“Ah, choenun Huang Zi Tao imnida” jawab Tao memperkenalkan diri pada Youngmi

“Choi Youngmi imnida” ucap Youngmi

“Baiklah! Aku tak mau mengganggu kalian. Bye gege jelek, annyeong Youngmi noona” Taopun pergi dari Youngmi dan Luhan

“Dia Chinese? Sama sepertimu?” tanya Youngmi. Luhan mengangguk

“Saudaramu?” tanya Youngmi lagi

“Anio. Kami bertemu di salah satu daerah di Changsa dan akhirnya menjadi teman baik” jawab Luhan

“Sekali lagi gomawo” ucap Youngmi. Youngmi membalikkan badannya untuk kembali ke dalam rumah. tapi, ia membalikkan badannya kembali.

“Luhan!” panggil Youngmi

“Ne?” Luhan menoleh pada Youngmi

“Ngg~ aku ingin bermain denganmu ke tempat yang biasa kita kunjungi” jawab Youngmi

“Baik. Simpanlah itu dulu, aku juga akan menyimpan ini dulu”

.

.

“Kau lama sekali” gerutu Youngmi

“Haha~ mianhae” ucap Luhan “Jadi tidak?” tanya Luhan kemudian. Youngmi mengangguk. Mereka berjalan dengan bergandengan tangan. Terlihat senyum yang merekah di wajah mereka berdua.

“Luhan?! Youngmi?!” ucap seseorang. Luhan  melepaskan genggaman tangannya dari tangan Youngmi dan itu membuat Youngmi sedikit heran.

“Ka—kalian mau kemana?” tanya orang itu

“Ngg~ ah itu, kami mau kesana sebentar” jawab Luhan asal

“Oh. Tapi bukankah kau ada janji dengan Kai?” tanya orang itu pada Youngmi

“Ah, kami sudah pulang” jawab Youngmi

“Cepat sekali?” kata orang itu heran

“Ngg~ iya” Youngmi tertawa kecil

“Kalau begitu sampai jumpa” ucap orang itu

“Sampai jumpa juga Sooyoung-ah” ucap Youngmi

.

“Aku tak menyukaimu!” kata Youngmi tiba-tiba

“Apa?” tanya Luhan sedikit kaget

“Maksudku aku tak suka sikapmu tadi saat tiba-tiba melepaskanku di depan Sooyoung. Kau ini aneh!” gerutu Youngmi

“Hah? Itu..karena..yah tidak ada apa-apa sih. Aku hanya tak ingin orang lain salah paham” jawab Luhan sedikit gugup

“Salah paham? Maksudmu? Bukankah kita..ah tidak” ucap Youngmi

 

_Youngmi POV_

 

“Aku ingat” ucapku setelah beberapa saat di bukit yang aku dan Luhan kunjungi

“Apa?” tanya Luhan

“Ngg~ aku melihat bayangan masalaluku disini. Saat aku bersamamu disini” jawabku. Ia tak menimpaliku. Ia tiba-tiba berubah menjadi diam.

“Luhan..kau kenapa?” tanyaku. Ia menggeleng. Aku menaruh kepalaku di pundak Luhan

“Mianhae jika aku membuatmu kecewa” ucapku. Ia masih tak menimpali ucapanku. Aku menjauhkan kepalaku dari pundaknya dan aku menatapnya. Ada yang salah di wajahnya, ekspresi yang belum pernah kulihat sama sekali di wajahnya. Ia menatapku ketika ia sadar aku memperhatikannya.

 

“Aku tak ingin kau pergi dariku” ucap Luhan kemudian

“Maksudmu?” tanyaku tak mengerti

“Katakan padaku perasaanmu sekarang termasuk…perasaanmu padaku” Luhan tak menanggapi pertanyaanku yang tadi

“A—apa? Aku?” tanyaku sedikit terkejut. Ia mengangguk

“Aku…aku sangat bahagia bisa bersamamu, aku..aku..aku tak bisa mendeskripsikan perasaanku saat ini. Ini terlalu sulit” jawabku

“Aku menyukaimu..tidak, maksudku..aku mencintaimu” ucap Luhan

“Mw—mwo? Mworago?” Tuhan, katakan padaku apakah aku salah dengar? Malhaebwa jebal!!

“Tapi..aku tak berhak untuk mencintaimu saat ini..” lanjutnya. Maksudnya? Ia tak berhak mencintaiku? Apa maksudnya?

“Perlu kau ketahui..kau sudah memiliki namjachingu Young-ah” aku tahu, aku tahu aku mempunyai namjachingu. Tapi..bukankah itu kau? Bukankah orangnya itu kau Luhan?! Lalu kenapa kau seperti ini sekarang?

“Dan kau tau siapa namjachingumu itu?” tanya Luhan

“Kau?” kataku lirih. Tuhan, apa yang kurasakan sebenarnya sekarang? Kenapa hatiku sangat sesak sekali? Kumohon jangan keluarkan kata-kata yang bukan sesuai harapanku dari mulutnya.  Kulihat ia tersenyum, tapi bukan senyum yang seperti biasanya. Itu senyum kesedihan.

“Aku bahagia kau menyebutku sebagai namjachingumu. Tapi sayang..kau..kau salah Young-ah” rasanya dadaku ditusuk-tusuk beberapa kali. Mataku memanas, entah kenapa aku kecewa dengan jawabannya.

“Lalu siapa?” tanyaku seraya menahan air mataku agar tak keluar

“Kai” jawabnya singkat. Aku membulatkan mataku dan seketika air mataku seketika mengalir begitu saja

“K—Kai? Katakan kalau kau bercanda Luhan! Ini sama sekali tidak lucu!” seruku. Ia menggeleng keras. Aku melihat ia menitikkan air mata untuk pertama kalinya.

“Aku benci kau Luhan! Aku benci!!” seruku. Aku berlari menjauhinya. Aku berlari menjauhi bukit itu. Kenapa harus seperti ini? Aku menyukainya..tidak..aku mencintainya. Tapi ternyata, namjachingu yang selama ini aku kira Luhan ternyata bukan. Namjachinguku Kai, ya Kai!

.

.

“Youngmi-ah, makanlah dulu nanti kau sakit” eomma duduk di tepi kasurku. Aku menggeleng

“Kau ini kenapa menangis seharian ini? Waegeurae?” tanya eomma

“Eomma, malhaebwa! Siapa namjachinguku?” tanyaku

“Namjachingumu itu Kai. Wae?” jawab eomma. aku kembali menitikkan air mataku

“Eh, kau ini kenapa menangis lagi? apa eomma salah bicara?” tanya eomma khawatir. Aku menggeleng

“Eomma, aku pernah mengalami amnesia dan itu berarti aku kehilangan cintaku untuk Kai. Tapi sekarang aku mencintai seseorang dan orang itu bukanlah Kai. Apa itu salah eomma?” ucapku

“Kau tidak salah, jika Kai mengerti tentangmu ia pasti akan menerima ini semua. Mmm..biar eomma tebak, kau menyukai namja yang rumahnya di seberang rumah kita? Ah, siapa itu namanya eomma lupa” jawab eomma

“Bukan. Aku mencintainya bukan menyukainya eomma. Aku mencintai Luhan!” seruku

“Youngmi..sudahlah. Sekarang kau ada masalah, tapi nanti pasti ada jalan keluarnya” ucap eomma

“Jika kau sudah lapar makanlah. Makanannya masih ada” lanjut eomma kemudian lalu meninggalkanku di kamar sendirian lagi.

 

Aku beranjak dari kasurku dan menuju jendela kamarku yang menghadap kearah rumah Luhan. Air mataku menetes kembali ketika melihat Luhan duduk di bawah pohon yang berada di pekarangan rumahnya seraya menatap lurus kosong. Bagaimana kau bisa melakukan ini Luhan? Wae? Luhan mengalihkan pandangannya kearah kamarku. Tatapan kami saling bertemu, lama..sampai ia memalingkan wajahnya kembali. Oh, snow flakes kini mulai turun ke bumi.

.

.

“Youngmi! Kau belum makan dari kemarin!” kata appa

“Shireo! Aku berangkat” aku berangkat ke sekolah dengan memakai mantel dan syal rajutan halmoniku yang berwarna soft pink. Baru saja aku menutup gerbang, aku bertemu Luhan dan kami saling menatap. Ia mengalihkan pandangannya dan berjalan di depanku. Kulihat Sooyoung juga baru keluar. Aku melihat Luhan mengajak Sooyoung untuk berangkat bersama.

“Oh, Youngmi-ah! Kau mau bersama?” ajak Sooyoung. Aku menggeleng dan membalikkan arahku. Aku tak ingin sekolah hari ini. aku berjalan membelakangi mereka dan berjalan berlawanan arah dengan arah ke sekolah.

 

_Author POV_

 

“Apa dia baik-baik saja Luhan?” tanya Sooyoung khawatir

“Molla. Kajja! Nanti kita terlambat” Luhan menarik lengan Sooyoung tapi Sooyoung menepis lengan Luhan untuk pertama kalinya

“Shireo! Aku khawatir pada Youngmi. Apa kau tak khawatir padanya?” kata Sooyoung

“Anio” jawab Luhan singkat

“Neo? Ada apa denganmu? Ada apa dengan kalian? Mana mungkin kau tak peduli! Selama ini kau yang biasanya paling khawatir dengannya! Dengar ya Luhan, dia pernah mengalami amnesia dan otomatis ia juga belum hafal lagi kondisi di daerah sini, karena dia sebelumnya amnesia. Kau bilang kau tak peduli? Kau pembohong besar Luhan! Kau berangkatlah ke sekolah sendiri, aku akan mengikuti Youngmi. Aku takut terjadi apa-apa padanya” ucap Sooyoung dan meninggalkan Luhan yang mematung atas perkataan Sooyoung.

 

Sooyoung mengikuti Youngmi dengan sembunyi-sembunyi. Ia mengikuti langkah Youngmi, sampai Youngmi tiba di tepi sungai Han yang sudah setengahnya membeku. Dilihatnya Youngmi yang duduk di tengah salju yang sudah memenuhi tanah dan kini sedang turun salju. Youngmi membenamkan wajahnya. Sooyoung tahu Youngmi sedang menangis walau ia melihatnya dari jarak yang cukup jauh. Soooyoung menatap Youngmi penuh rasa khawatir. Kedua tangan Youngmi yang tak berselimut sarung tangan yang hangat menyentuh salju yang dingin melebihi dari es ditambah dengan cuaca yang juga sangat dingin.

 

“Akh!” Sooyoung mendengar Youngmi merintih. Sooyoung melihat Youngmi memegang jari telunjuknya. Sooyoung menyipitkan matanya untuk melihat lebih seksama. Ternyata jari telunjuk Youngmi berdarah. Dilihatnya Youngmi yang menghisap darahnya sendiri. Lalu Sooyoung melihat wajah Youngmi yang berubah menjadi pucat. Sesaat kemudian Youngmi memegang perutnya dan berusaha untuk bangkit. Sooyoung kaget ketika Youngmi jatuh seketika saat sudah berdiri tegak.

 

“Youngmi!!” seru Sooyoung seraya menghampiri Youngmi tak sadarkan diri

“Youngmi-ah, ireona! Neon gwaenchana? Oh!” Sooyoung berusaha menopang tubuh Youngmi. Seseorang tiba-tiba menghampiri Sooyoung dan Youngmi.

“Kemarikan Youngmi. Aku akan membawanya” ucap orang itu

“Luhan?” Sooyoung terkejut sekaligus heran. Sooyoung menyerahkan Youngmi pada Luhan. Luhanpun menggendong Youngmi di pundaknya. Ia membawa Youngmi pulang ke rumahnya.

.

.

“Omona! Apa yang terjadi pada Youngmi?” tanya eomma Youngmi

“Dia tiba-tiba pingsan, ajhumma” jawab Sooyoung

“Sooyoung-ah, kau ke sekolahlah. Jangan khawatirkan aku dan Youngmi” kata Luhan. Sooyoungpun menuruti Luhan dan segera berangkat ke sekolah.

“Ah,ayo masuk.  Luhan-ah tolong bawa Youngmi ke kamarnya” pinta eomma Youngmi. Luhan meletakkan Youngmi di ranjangnya. Ia memeriksa suhu tubuh Youngmi dengan telapak tangannya. Dingin. Itulah yang ia rasakan di seluruh wajah Youngmi.

“Biar ajumma saja yang mengompresnya. Kau pergilah sekolah” ucap eomma Youngmi

“Anio. Biar aku saja yang menemani Youngmi” kata Luhan. Eomma Youngmi tak bisa menolaknya.

“Kalau begitu, ajumma ke bawah dulu” ucap eomma Youngmi

 

Luhan melipat lengan seragamnya yang panjang itu. lalu ia mengambil kompresan dan meletakkannya pada dahi Youngmi

“Ini, kalau Youngmi sudah sadar beri dia makan ya Luhan? Dari kemarin ia belum makan. Mungkin itu penyebab ia pingsan” eomma Youngmi datang membawa semangkuk bubur. Luhan mengangguk dan eomma Youngmi kembali keluar dari kamar Youngmi.

Luhan menatap wajah Youngmi yang pucat dan juga dingin. Entah ada apa dengannya, ia tak bisa jika ia tak peduli pada Youngmi. Dengan sabar Luhan terus mengompres Youngmi. 

 

Beberapa saat kemudian, Youngmi terbangun dari pingsannya. Ia mendapati dirinya di kamarnya. Ia menoleh kearah Luhan dan dengan tidak sengaja tatapan mereka bertemu. Youngmi terkejut melihat Luhan yang berada di kamarnya. Ia segera bangun dan melempar kompresan yang Luhan pasang begitu saja.

“Kenapa kau ada disini?” tanya Youngmi ketus

“Aku sedang menjagamu” jawab Luhan

“Hah! Whatever” kata Youngmi

“Ini, makanlah. Kudengar kau belum makan dari kemarin. Apa benar?” ucap Luhan

“Shireo!” ucap Youngmi

“Ayolah, aku tak ingin kau sakit Young-ah” kata Luhan

“Oya? Aku tak mau makan! Jangan memaksaku” kata Youngmi

“Young-ah ay-“ “Sudah kubilang aku tak mau!! Sekarang kau lebih baik pergi dari rumahku!” potong Youngmi

“Aku takkan pergi sebelum kau makan. Lagipula eommamu juga membiarkanku” kata Luhan

“Hyaa!! Pergi! Aku tak ingin melihatmu! Aku membencimu Luhan!!” seru Youngmi

“Young-ah, mianhae. Jeongmal  mianhae” ucap Luhan

“Whatever! Aku tak peduli! Kau tau, jika Kai mengetahui ini dia akan marah!” ucap Youngmi. Dan itu membuat Luhan tak bicara lagi.

“Wae? Aku salah bicara? Kurasa tidak. Aku benar kan? Namjachinguku Kai kan? Sama seperti apa yang kau katakan padaku kemarin kalau Kai adalah namjachinguku” lanjut Youngmi

“Aku tak peduli Kai akan marah padaku atau tidak. Aku lebih mementingkan kesehatan dirimu saat ini” jawab Luhan

“Kau ini keras kepala sekali sih! Aku bisa makan sendiri dan sekarang kau pergilah!” Youngmi beranjak dari kasurnya dan mencoba menarik Luhan keluar dari kamarnya. Tapi saat itu juga Luhan menolak dan memegang kedua pundak Youngmi dan tatapan mereka saling bertemu kembali.

 

“Lepaskan aku!” pinta Youngmi seraya memberontak

“Makan atau aku akan membiarkan posisi kita yang seperti ini?” tanya Luhan

“Hhh~ Baik baik! Aku akan makan! Sekarang lepaskan!” Youngmi menepis lengan Luhan dan duduk di tepi kasurnya.

“Ini” Luhan memberi aba-aba agar Youngmi membuka mulutnya.

“Aku bisa sendiri!” Youngmi mencoba merebut mangkuk yang berada di tangan Luhan tapi Luhan menjauhkannya dari Youngmi

“Biarkan aku saja yang menyuapimu. Ini sebagai permintaan maafku” ucap Luhan

“Maaf?! Lupakan tentang itu!” ucap Youngmi ketus

“Ayo makan” Luhan menyodori sendok yang sudah berisi bubur pada Youngmi

“Tidak mau!” tolak Youngmi

“Hhh~ baiklah. Aku takkan memaksa lagi Young-ah” kata Luhan

 

Beberapa saat mereka berdua saling menutup mulutnya. Sesekali Luhan memperhatikan Youngmi yang sedang bermain dengan kuku-kukunya. Youngmi bangkit dari duduknya dan berjalan menuju jendela yang ada di kamarnya. Ia menatap butiran salju yang terus berjatuhan dari langit. Luhan menghampiri Youngmi yang terlena dengan jatuhan salju. Youngmi yang menyadari kehadiran Luhan disampingnya menoleh dan dilihatnya Luhan tersenyum padanya. Senyuman yang hangat dan senyuman itu membuat jantungnya berdetak dengan kencang. ‘Tidak lagi’ batin Youngmi. Youngmi memegang dadanya, merasakan detakan jantungnya yang kencang.

 

“Kau merasakan detakan jantungmu? Cepat kah? Kalau aku begitu” tanya Luhan. Youngmi tak menjawab, ia hanya menatap Luhan yang sedang menatap keluar jendela. Luhan mengambil salah satu tangan Youngmi dan meletakkannya di dadanya.

“Eotteokke? Cepat kan? Itu yang kurasakan saat berada di dekatmu” ucap Luhan. Youngmi masih belum mengalihkan pandangannya dari Luhan. Kini Luhan juga menatap Youngmi. Tatapan itu serasa menembus sangat dalam untuk Youngmi. Hangat yang ia rasakan sekarang.

“Kenapa kau menatapku seperti itu?” tanya Luhan. Youngmi menggeleng keras kemudian mengalihkan pandangannya. Luhan membalikkan lagi tubuh Youngmi agar berhadapan dengannya dan itu membuat Youngmi kaget. Luhan memegang kedua pundak Youngmi dan memeluknya.

“Aku tau ini terlarang karena kau sudah mempunyai namjachingu. Tapi aku tak bisa menahan ini semua” ucap Luhan

“Luhan..” ucap Youngmi lirih tetapi itu masih terdengar jelas oleh Luhan. Luhan melepaskan pelukannya dan beralih menatap Youngmi. Ia mendekatkan wajahnya pada wajah Youngmi. Youngmi hanya membulatkan matanya pertanda bahwa ia kaget saat sesuatu yang lembut dan basah menempel pada bibirnya. Ya, Luhan menciumnya. Tidak lama, Luhan melepaskan itu kembali dan ia tersenyum.

“A—apa..apa Kai pernah melakukan ini pada..ku?” tanya Youngmi terbata-bata karena masih kaget atas perlakuan Luhan padanya.

“Kurasa itu first kissmu dan first kiss itu telah menjadi milikku” jawab Luhan tersenyum.

“Cepatlah sembuh” Luhan mengacak-acak rambut Youngmi.

“Luhan..” ucap Youngmi. Luhan menoleh pada Youngmi dan menatapnya

“Saranghae..”  ucap Youngmi kemudian. Luhan tersenyum

“Kalau kau ingin menghiburku bukan seperti itu caranya Young-ah. Aku takkan percaya tentang itu” kata Luhan

“Anio, aku serius!” Youngmi memasang wajah seriusnya

“Ingatlah pada Kai, Young” pinta Luhan

“Anio! Shireo! Aku tak menyukainya apalagi mencintainya” tolak Youngmi. Luhan menatap Youngmi tak percaya.

“Aku serius! Yang aku cintai hanya kau Luhan!” dan itu sukses membuat Luhan bungkam

 

“Ah, kalian sedang menatap salju yang berjatuhan ya? Ini, eomma bawakan kue dan cokelat panas” eomma Youngmi tiba-tiba masuk membawa nampan berisikan kue masakannya yang baru saja matang dan dua cangkir cokelat panas.

“Kamsahamnida ajumma” ucap Luhan. Mereka melihat eomma Youngmi tersenyum.

“Oh, kalian serasi juga ya ternyata” ucap eomma Youngmi disengaja. Eomma Youngmi tersenyum dan keluar dari kamar Youngmi. Tak lupa ia menutup pintunya kembali. Kata-kata dari eomma Youngmi berhasil membuat mereka berdua saling bertatapan.

 

Tiba-tiba ponsel Youngmi berdering, Youngmi segera mengambil ponselnya di meja dan ia melihat sebuah nama yang tertera dalam panggilan tersebut.

“Nugu?” tanya Luhan

“Kai” jawab Youngmi singkat seraya menatap Luhan

 

_Luhan POV_

 

“Angkatlah” pintaku. Youngmi mengangkat panggilan itu.

“Ne, Kai-sshi?” tanya Youngmi

..

“Ah, nan gwaenchana” jawab Youngmi

..

“Ne, aku mengerti…Mwo? Anio kau tak usah kesini” kata Youngmi

..

“Anio! Kubilang tak usah. Ya! Ya! Aish~” Youngmi menatap ponselnya dengan kesal.

“Wae?” tanyaku

“Kai akan kesini setelah pulang sekolah” jawab Youngmi

“Baguslah. Kenapa kau melarangnya untuk kemari?” tanyaku

“Itu karena-“ “Ada aku?” potongku. Youngmi mengangguk

“Aku akan pulang sekarang dan kemari nanti sore untuk mengecek keadaanmu lagi. Sampai jumpa” ucapku. Aku keluar dari kamar Youngmi

“Ajumma, aku pamit” ucapku saat eomma Youngmi keluar dari dapur

“Ah, kenapa cepat sekali?” tanya eomma Youngmi

“Aku akan kembali lagi nanti sore. Gwaenchana ajumma?” kataku

“Keurom. Mana mungkin tidak boleh. Kau boleh datang kapan saja Luhan” jawab eomma Youngmi

“Ne, kalau begitu aku pamit” ucapku.

.

.

“Luhan, kenapa sudah pulang jam segini? Ini kan masih pukul 1 siang?” tanya eomma

“Ngg~ sebenarnya aku tidak ke sekolah. Youngmi sakit dan aku membawanya pulang. Setelah itu aku menemani Youngmi” jawabku

“Apa dia baik-baik saja?” tanya eomma

“Ya, dia sudah membaik sekarang” jawabku

.

.

Sesuai janjiku pada Youngmi, aku kembali ke rumahnya tepat pukul 5 dan itu berarti sebentar lagi Kai datang ke rumah Youngmi. Aku menekan bel rumah Youngmi dan kulihat eommanya membuka pintu untukku. Ia menyuruhku masuk dan memintaku untuk ke kamar Youngmi. Aku menurutinya, kulihat Youngmi duduk di kasurnya dan sedang memegang sebuah foto. Ia yang menyadari kedatanganku langsung menyembunyikan foto tersebut.

 

“Eeyy~ foto apa itu?” tanyaku

“Apa? foto apa? tidak ada foto” jawabnya berbohong

“Young-ah aku tau kau berbohong. Biar kulihat” aku berusaha merebut foto yang ia sembunyikan. Tapi alhasil aku malah berada di atas tubuh Youngmi dan posisinya Youngmi terlentang di ranjangnya dan aku di terduduk di tepi ranjangnya, kami saling bertatapan kaget. Untung saja kami mendengar seseorang mengetuk pintu dan kami segera menjauhkan diri satu sama lain.

“Masuk saja” ucap Youngmi. Kulihat Kai dan Sooyoung masuk ke dalam kamar Youngmi. Bisa terlihat di wajah mereka bahwa mereka sangat kaget melihatku berada di kamar Youngmi.

“Apa yang kau lakukan disini?” tanya Kai

“Dia menjengukku! Kenapa? Masalah untukmu Kai-sshi?” Youngmi yang menjawab pertanyaan Kai dengan nada ketus

“Kenapa kau seperti itu padaku?” tanya Kai

“Tidak apa-apa. Hanya ingin saja. Kenapa? Tidak boleh?” Youngmi menatap tajam Kai

“Young-ah, kau tak boleh seperti itu” ucapku

“Biarkan saja!” kata Youngmi. Terjadilah pertengkaran antara Youngmi dan Kai. Mereka saling beradu mulut. Kai yang pertama membalasnya dengan sabar kini sudah mulai meluapkan emosinya.

.

.

“Luhan, tolong tengahi mereka” pinta Sooyoung seraya menarik-narik bajuku. Aku tak bisa, aku tak bisa menengahi mereka.

“Ya! Sudah kubilang kau jangan kesini. Kau malah kesini” kata Youngmi

“Aku khawatir padamu. Wajar bukan?” jawab Kai

“Kau tak usah khawatir padaku. kenapa? Karena disini sudah ada eomma, appaku dan juga Luhan! Kau tau itu!” ucap Youngmi. Ia menyebut namaku dan itu membuat Kai menatapku tajam.

“Apa? Kau mau apa dengan Luhan?” tanya Youngmi

 

Kai menghampiriku dan menarik kerah bajuku. Ia menatapku dengan tatapan death glare-nya. Kurasa ia benar-benar membenciku sekarang.

“Kau! Kau tak dapat dipercaya!” seru Kai di hadapanku. Aku tak menimpalinya.

“Kai lepaskan dia!!” seru Youngmi. Kai melepaskanku dan mendekati Youngmi kembali

“Youngmi-ah, kau tau apa status kita sebenarnya? Apa Luhan sudah memberitahumu?” tanya Kai

“Kalau tau kenapa huh? Iya aku tau! Kau..kau namjachinguku kan? Kenapa? Puas?!”

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

 

~To Be Continued~



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles