Silent Love.
Author : @farhanianiana
Genre : Romance, dan lain – lainnya apa yang tergantung kalian rasain aja

Lenght : Oneshoot
Main Cast : Wu Yi Fan, Rihima Liu
=
Ini pertama kalinnya aku ngirim ff ke EXO Fanfiction. Ff ini aku post juga di blog aku farhaninur.blogspot.com , disana juga ada ff exo yang lain. so, aku harap tulisan ku ini ga jelek- jelek amat ya guys. Let’s read!
=
“Hima, ada bunga loh dari Wufan. Cieee, nih “ Ucap sahabatnya, Rebecca. Yang di sebut hanya tersenyum sembari memainkan laptop pink nya. Lalu Rebecca menaruh bunga di samping Hima dan pergi.
From : Wu Yi fan
Apa kabar? Selama kita kenal kita tidak pernah berbicara satu sama lain. Jadi ku putuskan lah untuk mengirimi kau surat. Tapi sekaligus bunga ini. Bagaimana, kau suka? Kalau kau tidak suka juga tak apa, tapi aku minta maaf ya. Sepertinya aku akan ragu jika berbicara dengan mu. Suatu saat nanti aku akan mengajak mu mengobrol. Tenang saja J
“ Ya, terimakasih Wufan. Aku suka kok. Ya, aku akan selalu menunggu mu untuk mengajakku mengobrol. Hehe “ Ucap Hima. Ia mencium bunga itu sesaat. Lalu tersenyum. Dan kembali memainkan laptop nya lagi.
=
Langit ini sangat indah. Cerahnya jingga memang sangat indah saat di hiasi dengan lembutnya awan sore. Rumput pun juga memadu keindahan mereka. Ramai nya Canada sangat seru.
Dan juga segelas espresso stoberi yang menjadi teman sore Wufan.
“ Memang dunia ini sangat aneh, apakah bisa orang menyukai lawan jenisnya tanpa pernah berbincang? Pasti lah dia tidak tahu kepribadian orang yang dia cintai. Tapi, pasti lah Hima orang yang baik. Hehe “ Ucap Wufan, lalu meneguk espressonya.
..ANGKAT AKU ANGKAT AKU ANGKAT AKU!!…
Seluruh pengunjung cafe menoleh ke arah suara itu. Lalu menggeleng geleng . Ya, suara panggilan ponsel Wufan. Wufan pun menjawab panggilan ponsel nya, dan mulai berbicara.
“ Buku baru nona Rihima sudah di terbitkan. ..
… Ya terimakasih..
Pip!
Wufan pun memutuskan panggilan tersebut, lalu berdiri dan berjalan meninggalkan cafe tersebut. Teman sore espresso stroberinya pun ditinggalkannya sendirian di meja cafe…
=
“ Judulnya.. Silent Love. Ayolah Kevin cepat baca… “
Mencintai mu adalah hal yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya…
Meski aku berasa aneh di awal, akhirnya aku jadi makin terperosok ke dalam jurang mu itu.
Bahkan aku sekarang lebih memilih diam dengan rasa ini, meskipun rasa nya sakit sekali. Pesona mu itu yang membuatku memilih untuk mundur dan hanya melihat mu sembari berpikir beribu keadaan.
Kita dapat berkenalan?
Kita dapat jalan bersama?
Atau, kita dapat berpacaran?
Tapi aku buru- buru menghapus pikiran itu. Hanya itu yang membuatku semakin stress, Mr Wu..
“ Mr. Wu? Siapa itu? Walaupun di sekolah tidak terlalu banyak yang bermarga Wu, tapi.. ah. Menyebalkan. Hh “ Gurau Kris sembari menggeleng kan kepalanya. Lalu Kris berjalan menuju wastafel kamar nya dan mencuci muka.
“ Tapi aku malu, Hima. Apa yang harus aku lakukan? Aku takut Mr. Wu bukan lah aku. Walaupun aku juga bermarga Wu. Hih “ Ucap Kris. Dia membuka lagi novel itu, namun sampai pada halaman lain.
Aku tidak pernah berbicara pada mu. Walaupun aku sempat ber pikir untuk meminjam buku adalah cara bagus untuk berkenalan dengan mu, tapi aku malu. Aku juga takut jika kau mengabaikan ku. Bagaimana ini, Mr. Wu?
Aku kira aku jelek? Sampai- sampai kau tidak pernah berbicara pada ku, huh.
Tapi aku merasa freak. Merasa freak jika saat berhadapan dengan mu. Padahal hanya bersenggol bahu di kantin saat itu. Tapi aku juga senang. Hihi.
Tapi waktu itu kau sudah pacaran dengan perempuan andalan sekolah, Barbie Thompson. Memang sih, rupa nya sangat cantik, tubuhnya langsing dan tinggi. Seperti Barbie. Saat itu juga aku merasa aku sangat-sangat- dan sangat jelek. Huh.
“ Dasar kau ini. Kau tidak jelek lah. Kau cantik, lebih cantik dari Barbie oplosan itu malah. Haha. Walupun aku juga pernah pacaran dengan Barbie juga aku di paksa ibu ku. Hiii. Aku geli dengannya. “
“ Tapi, aku dan Mr. Wu memiliki kesamaan. Memang sih, dia juga pernah berpacaran dengan beberapa orang Cina, tapi.. yah. Aku tidak tahu juga marganya. “ Ucap Wufan. Lalu dia membuka halaman selanjutnya.
Aku menyukai mu dari tahun pertama kita berdua bertemu sampai aku beanr benar mencintai mu saat aku menulis ini. Cukup lama. Sudah hampir dua tahun. Selama itu juga kita tak pernah berbicara. Ini seperti di drama- drama yang pernah ku tonton di youtube.
Ini sakit sekali. Jika aku mengenal mu, aku akan menunjuk dimana saja yang sakit. Di sisi hati, sisi ini, dan sisi jantung.Di saat aku memikirkan mu hati ku akan sakit dan lama kelamaan jantung ku juga akan berdetak lebih kencang. Pacuan itu semakin membuat ku semakin mencintai mu. Tapi pacuan itu juga membuat lidah ku kelu untuk berbicara pada mu, walau hanya satu detik.
“ Disini? Itu apa? “
“ Kevin! Makaaaan! “ Teriak ibu Wufan. Wufan pun menutup novel itu dan keluar dari kamar.
=
Setelah selesai memainkan laptopnya, Hima pun menyantap makanan yang sudah menunggu nya selama 20 menit itu dan meminum obatnya.
“ Aku berharap obat ini akan membuat ku hidup lebih lama dan kau bisa mengajakku mengobrol. Haha “ Ucap Hima. Lalu di berbaring untuk tidur siangnya. Tapii..
..ANGKAT ANGKAT ANGKAT…
“ Halo?..
..Sudah terbit?..
..Terimaksih..
Tut! (?)
Hima bangkit kembali, mengganti baju dan keluar kamar. Mungkin maksudnya adalah pergi ke toko buku.
=
“ Lihat lah, banyak kan yang membeli buku mu? Kau memang penulis terbaik, Hima. “ Ucap Richard. Teman Hima yang bekerja di toko buku tempatnya melihat buku tulisannya saat ini. Dia tersenyum kepada Richard lalu mengangguk.
“ Terima kasih Richard. Ah, tapi aku harus pulang sekarang. Sebenarnya tadi aku akan tidur tapi tidak jadi. Hehe “ Ucap Hima sembari tertawa kecil. Richard pun mengangguk lalu menepuk bahu Hima. Hima pun berjalan keluar toko buku tersebut.
=
Wufan berjalan menuju balkon kamarnya. Langit malam hari saat ini memang indah. Lebih indah dibanding hari- hari lainnya.
“ Ku rasa ibu ku sangat jahat. Katanya aku harus berpacaran dengan Barbie. Tidak dengan perempuan lain. Termasuk kau? Ayolah, aku tidak pernah mencintai Barbie. Ya sudah, aku putuskan saja dia. Tapi ibu ku juga tidak tahu “ Ucap Kris lalu duduk di bangku balkonnya.
“ Jadi.. aku takut berpacaran dengan mu walaupun putus dengan Barbie saja dia tidak tahu. Aku pengecut, Hima. Padahal kita sama- sama Cina. Tapi kita tidak boleh berpacaran dengan mu? Huh “ Ucap Kris lalu kembali masuk ke dalam kamarnya. Kemudian ia memejamkan matanya dan tertidur J
=
“ Oke, halaman terakhir sudah selesai. Tinggal ku baca. Haha “
Kau mampu membuat ku senang walaupun kanker ini tetap mengajak ku ribut. Namun aku sudah tidak kuat lagi jika aku harus ribut dengan kanker ini. Ya, Wufan. Aku pikir aku akan menyerah dan aku akan minta tuhan mengangkat diri ku ke atas sana, Wufan. Jika aku benar benar mati.. apakah kau akan datang ke pemakaman ku?
Atau bahkan menabur kan bunga yang cantik ke rumah abadi ku nanti?
Jika iya, aku bahagia sekali. Aku harap memang seperti itu.
Aku jadi ingat saat kau memberi ku bunga. Bunga ini mungkin adalah tanda perkenalan kita. Ya, aku akan menerimanya. Bunga ini wangi, segar dan bercahaya. Tidak seperti diri ku yang rapuh. Aku bahkan tidak mempunyai harapan untuk hidup lagi. Walaupun aku mencintai mu, aku tidak merasa yakin jika kita akan bersatu. Karena bagiku tuhan akan mengangkat ku lebih dulu dibanding kau, Wufan.
=
“ Apa? Hima meninggal? “ Ucap Wufan dengan wajah kaget. Perlahan air mata nya turun dan membasahi kaus putihnya saat ini.
“ Ah! Ya! Aku akan datang! “ Ucap Wufan lalu memutuskan panggilan. Wufan pun bangkit dari kursinya dan hendak pergi..
“ Di rumah sedang ada acara pernikahan kakak mu, kau jangan pergi sekarang. Kau mau kemana sih? “ Ucap Ibu Wufan. Wufan pun menggeleng. Walaupun berniat untuk pergi, namun Wufan tetap tidak pergi karena kakak Wufan sedang menikah dan keluarga harus benar benar komplit.
=
“ Maaf, aku baru mengajak mu mengobrol sekarang. Hima, mengapa secepat ini kau meninggalkan kami? Terlebih aku. Aku butuh seribu tahun lagi untuk bersama mu, namun hanya baru dua tahun kita bersama kau sudah meninggalkan ku? Tinggal 998 tahun lagi Hima. Bagus… “ Wufan menatap tanah itu lagi. Tanah, tetap tanah. Walaupun manusia terbuat dari tanah, tidak mungkin juga Hima yang sudah tertutup tanah akan menjadi Hima kembali. Wufan menatap makam itu lagi.. Dan air matanya menetes.
“ Aku cengeng saat mencintai mu seperti ini. Aku sangat benci pada diri ku sendiri saat aku tidak pernah mengajak mu mengobrol. Padahal aku benar- benar mencintai mu. Ah, tapi aku pikir kau tiak pernah mencintai ku, Hima. “ Ucap Wufan. Lalu Wufan menggali dan memasukkan sesuatu, seperti botol kedalam galian itu.
“ Simpanlah botol ini di surga mu, Hima. Dengan itu aku aakan menjadi orang terspecial di hati mu sekarang. Isn’t it? Haha “ Ucap Wufan sembari menepuk- nepuk tanah makam itu. Wufan pun berdiri dan menaruh bunga yang memang sedari tadi ia pegang.
“ Ini, untuk mu.. “ Ucap Wufan, lalu berjalan meninggalkan makam Hima. Walaupun berjalan sembari menangis, Wufan berfikir ia akan mampu berjalan sampai diri nya benar- benar meninggalkan makam itu.
=
‘ Selamat jalan Rihima Liu, semoga kau mendapat tempat terbaik disisinya ‘
‘ R.I.P Rihima Liu. Buku Silent Love adalah kenangan terindah dari mu ‘
‘ INFO Hima Lovers : Rihima Liu menyebut kan nama panjang lelaki pujaan nya yang bernama Mr. Wu pada buku Silent Love pada halaman terakhir ‘
“ Apa? Ah! Dasar kau bodoh Kevin! Aku belum selesai membaca buku itu . “ Ucap Wufan lalu menaruh iPad nya dan berjalan menuju rak buku.
Kau mampu membuat ku senang walaupun kanker ini tetap mengajak ku ribut. Namun aku sudah tidak kuat lagi jika aku harus ribut dengan kanker ini. Ya, Wufan. Aku pikir aku akan menyerah dan aku akan minta tuhan mengangkat diri ku ke atas sana, Wufan. Jika aku benar benar mati.. apakah kau akan datang ke pemakaman ku?
Atau bahkan menabur kan bunga yang cantik ke rumah abadi ku nanti?
Jika iya, aku bahagia sekali. Aku harap memang seperti itu.
Aku jadi ingat saat kau memberi ku bunga. Bunga ini mungkin adalah tanda perkenalan kita. Ya, aku akan menerimanya. Bunga ini wangi, segar dan bercahaya. Tidak seperti diri ku yang rapuh. Aku bahkan tidak mempunyai harapan untuk hidup lagi. Walaupun aku mencintai mu, aku tidak merasa jika kita akan bersatu. Karena bagiku tuhan akan mengangkat ku lebih dulu dibanding kau, Wufan.
END
“ Ternyata Mr. Wu itu aku? Yah, aku memang tidak pernah mengajak mu mengobrol, Hima. Aku pengecut, ya. Dan juga bodoh “ Ucap Wufan sembari mengusap wajahnya. Lalu ia menutup buku itu dan meletakkannya di meja.
“ Ya tuhaan. Aku inii memang.. “
=
“ Perkenalkan, Hima. Ini Fifi. Mimpi itu membuat ku yakin memang aku harus move on. Terimakasih. Rasanya menikah dengan Fifi memang sebahagia mencintai mu dulu. Namun aku akan selalu mengingatmu, Hima. I Love You.. Eh? “ Ucap Wufan, lalu menatap ke arah Fifi. Namun Fifi hanya tersenyum lalu mengelus bahu Wufan.
Wufan pun kembali menatap makam Hima. Lalu menggali tanah makam Hima, sama di tempat saat Wufan menaruh btol di makam Hima.
“ Hah? Tidak ada? “ Ucap Wufan. Fifi menoleh ke arah Wufan. Dan memberi tatapan ‘ ada apa? ‘
“ Ah tidak, mungkin botol itu benar benar ia bawa ke surga. Hehe “ Ucap Wufan lalu mengelus nisan Hima.
END
