Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Saranghaeyo Ahjussi (Chapter 10)

$
0
0

Saranghaeyo Ahjussi

Chapter 10

Cover Prologue and Last Chapter Picture

Author: Dreamcreampiggy (@DebDebyanca)

 

Length: Chaptered

 

Genre: Romance, Family, School Life, AU

 

Rating: Teenager

 

Cast:-Lee Youra (Fiction)

-Wu Yi Fan/Kris (EXO-M)

-Park Chanyeol (EXO-K)

-Im Yoon Ah/Yoona (SNSD)

-Kim Jae Joong (JYJ)

-Lee Yourin (Fiction)

-Song Qian/Victoria (F(X))

-Kim Jae In (Fiction)

 

Disclaimer:Cast adalah milik mereka sendiri, Tuhan, dan Orang Tua mereka. Tapi ‘Fiction’ adalah fiksi.  Cerita milik Author. Tidak ada plagiat apapun karena cerita ini murni 100% ‘Imajinasi’ Author. Maaf sekali jika ada kesamaan nama ataupun latar belakang cerita. Nama sekolah maupun perusahaan disini adalah fiksi.

 

 

 

~Happy Reading~

 

Di luar sana dunia sedang menangis. Menumpahkan air-nya yang turun dengan deras dari awan-awan kelabu yang menggantung. Diiringi dengan angin yang dingin menusuk tulang dan kesedihan yang belum juga pergi. Youra menatap setiap bulir air hujan yang menempel di jendela. Melihat tiap bulir itu yang lama kelamaan terasa berat dan berjatuhan menimpa bulir lainnya persis seperti air mata.

“Lee Youra! Kau bisa menjawab pertanyaan ini?” Suara tegas seorang wanita yang berasal dari depan kelasnya membuat Youra tersadar dan mengangkat kepalanya yang sedari tadi ia sandarkan pada tangannya.

“Ya?” Jawab Youra dengan suara pelan dan wajah kebingungan. Laki-laki di sebelahnya yang berstatus sebagai sahabatnya itu hanya menggelengkan kepala pasrah dan kembali melanjutkan tulisannya pada buku tulis yang terlihat baru diisi setengah itu.

“Setelah pelajaran ini selesai segeralah ke ruanganku.” Ucap wanita paruh baya itu cepat sambil merapihkan barang-barangnya dan meninggalkan kelas Youra.

“Yeol memangnya jam pelajaran bahasa ini sudah selesai?” Tanya Youra. Chanyeol mengangkat wajahnya dan menatap mata Youra yang terlihat berkantung dan sembab.

“Belum. Tapi kita sudah di berikan tugas untuk di kerjakan. Kau menangis lagi semalam?” tanya Chanyeol setelah pertanyaan Youra ia jawab dengan sangat singkat.

Youra menggeleng cepat dan segera membuka buku tulisnya yang sedari tadi masih tertutup.

“Jangan berbohong. Aku mengenalmu sudah sangat lama jadi aku tahu persis keadaanmu.”

~**^^**~

Langkah kaki Youra terasa berat ketika ia baru saja keluar dari sebuah ruangan. Lebih tepatnya ia menepati perintah yang di berikan gurunya. Menerima hukuman.

Sudah satu bulan berlalu dan semua keadaan tampaknya semakin membaik. Chanyeol terlihat semakin akrab dengan Jae In, dan hubungan Kakaknya  dengan Jae Joong pun semakin serius. Tampaknya semua sudah menemukan akhir yang bahagia terkecuali dirinya.

Semenjak kejadian di rumah sakit itu Youra sudah sangat jarang bertegur sapa dengan Kris. Setiap hari Youra selalu melihat Yoona mengunjungi Kris. Entah untuk apa tapi ketika hal itu terjadi rasanya ada bagian dari hati Youra yang sakit dan tak bisa di sembuhkan lagi untuk selama-lamanya. Bahkan ia merasakan dampak yang cukup berbahaya dengan kehidupan sekelilingnya. Youra tak bisa lagi berfikir dengan jernih atau berkonsentrasi terhadap apapun. Pikirannya selalu melayang pada hal-hal yang sudah lampau yang belum bisa ia lepaskan.

Langkah Youra berhenti di depan sebuah ruang kecil yang berisi alat-alat kebersihan. Youra mengambil sebuah ember kecil dan kain pel di sana lalu mengisinya dengan air bersih. Inilah hukumannya. Membersihkan lorong sekolahnya karena kelalaiannya menjalankan tugas dan lebih memilih untuk mengabaikan pelajaran.

Youra mengabaikan setiap tatapan anak-anak yang berjalan santai di sana. Youra bahkan tidak peduli ini adalah waktu istirahat dan seharusnya ia bergegas untuk memakan sesuatu karena perutnya belum diisi dengan apapun sejak kemarin malam. Ia menolak dan mengatakan akan makan malam ketika ia sudah lapar padahal pada kenyataannya Youra tak bernafsu makan. Tadi pagi pun ia memilih untuk membawa sarapannya ke sekolah. Tapi lagi-lagi ia tak memakannya.

Dua tangan kekar merebut gagang kain pel dari tangan Youra dan dalam sekejap sudah menggantikan Youra melaksanakan hukumannya.

“Yeol!” kata Youra berusaha untuk berteriak hanya sayang tenaganya tidak cukup untuk itu.

“Apa? Sudah biarkan kami yang mengerjakannya!” kata Chanyeol tegas. Jae In yang ternyata juga berdiri di samping Chanyeol mengangguk lalu segera merangkul Youra.

“Benar. Biarkan kami saja Sunbae.

“Ini tugasku jadi biarkan aku yang menjalankannya.” Tolak Youra dengan ketus.

“Anggap saja ini sebagai permintaan maaf dari seseorang.” Jawab Jae In tiba-tiba dengan pelan menanggapi kata-kata Youra sebelumnya.

“Siapa?”

“Kakakku.”

Youra menelan ludahnya dengan susah payah dan segera melepas rangkulan Jae In dan berjalan pergi. Menundukan kepalanya berjalan tak tentu arah.

~**^^**~

Syukurlah hujan yang mengguyur Seoul sejak tadi pagi kini sudah berhenti dan matahari mulai bersinar lagi menghangatkan hawa dingin yang kelam. Semua orang tampak tertawa dan berjalan keluar dari area sekolah menuju rumah mereka masing-masing.

Youra melambaikan tangannya pelan pada Chanyeol dan Jae In yang hari ini kembali pulang bersama. Jika dulu Youra-lah yang selalu pulang bersama Chanyeol kini keadaan telah berputar sangat drastis. Kini Jae In lah yang berada di sana.

Perasaan lelah dan pusing yang kian lama semakin menggeser kesadaaran Youra membuatnya berjalan cepat keluar dari gerbang sekolah lalu berlari menuju bus yang kebetulan berhenti. Seperti sebuah kebiasaan, lagi-lagi Youra memilih kursi yang bersebelahan dengan kaca. Memandang pemandangan di luar yang sepi. Perasaannya membawa Youra menoleh ke belakang dan mendapati sosok tinggi yang sangat ia kenal namun sekarang terasa jauh itu sedang berjalan masuk dengan setelan jas hitam yang persis sama dengan yang pernah pria itu kenakan pertama kali mereka bertemu.

“Aku harus segera pulang. Kepalaku semakin sakit dan aku jadi semakin banyak berkhayal.” Ucap Youra sambil menyandarkan kepalanya ke kaca.

Tak lama kemudian bus berjalan dan hati Youra berdegup kencang ketika indera penciumannya membaui sebuah aroma yang sudah jarang sekali Youra hirup lagi. Bau itu terasa dekat. Bau maskulin yang dingin tapi entah bagaimana bisa terasa nyaman. Youra menoleh ke belakang lewat sela-sela kursi bus dan melihat seorang laki-laki pemilik aroma itu sedang terduduk sambil menyandarkan kepalanya juga di kaca dan memandang ke depan. Tepat ke dalam manik mata Youra. Kris. Ia disana.

Youra segera mengalihkan pandangan dan meyakinkan dirinya bahwa ini hanyalah khayalan yang di refleksikan oleh otaknya ketika ia merindukan seseorang. Tapi semakin Youra meyakinkan dirinya aroma dan suasana nyaman yang selalu Youra rasakan dulu kini menyelimutinya dan terasa sangat nyata. Membuat bulir-bulir air matanya terjatuh dengan sangat deras. Pundak Youra bergetar menahan isakannya. Sudah berapa kali ia menangis selama ini? Dan sudah berapa kali ia menangisi orang yang sama?

~**^^**~

Youra berlari kecil menyusuri trotoar yang cukup licin. Ia harus segera pulang dan pergi ke dokter atau meminum obat dan semacamnya agar khayalan gilanya segera pergi. Bahkan sekarang saja Youra masih bisa merasakan seseorang mengikutinya dari belakang dengan langkah-langkah lebar. Seseorang yang terasa sangat mirip dengan Kris.

Youra memukul-mukul kepalanya yang semakin sakit setiap detiknya dan hatinya yang terasa seperti di remas-remas. Paru-parunya kini terasa sudah tidak berfungsi lagi dan asupan oksigen yang Youra hirup seperti tak tersedia lagi di dunia. Membuat langkahnya semakin pelan dan tertatih. Pandangannya yang semakin kabur dan akhirnya menghitam.

~**^^**~

Kris berlari sekuat tenaga untuk meminimalisir jaraknya dengan Youra ketika ia melihat perempuan itu sudah mulai tertatih dan bisa terjatuh kapan saja. Kris menarik tangan Youra bermaksud membantunya sebelum ia merasakan tangan Youra yang dingin dan Youra sudah tak sadarkan diri.

“Youra-ya! Youra-ya!” seru Kris dengan panik sambil mengusap pipi Youra dan berharap perempuan itu tersadar. Kris yang tak tahu harus bagaimana tanpa menunggu lebih lama segera menggendong Youra dengan dua tangannya dan berlari sekuat yang ia bisa menuju rumah Youra.

Banyak rumah sudah Kris lewati dalam larinya dan kini ia bisa melihat rumah Youra di ujung jalan. Sambil menatap wajah Youra, Kris mempercepat langkahnya dan segera membuka gerbang rumah Youra yang tak terkunci dan dengan panik berusaha memanggil Ibu Youra atau siapapun yang ada di dalam sana untuk membantunya.

Suara Kris yang lantang akhirnya membuahkan hasil ketika Nyonya Lee dan Yourin membuka pintu rumah mereka bersamaan dengan panik dan terkejut ketika melihat sosok Kris yang sedang menggendong tubuh Youra.

“Ya Tuhan! Youra! Kris bagaimana bisa?” Tanya Nyonya Lee yang sudah lebih dulu menangis karena tak menyangka kejadian ini bisa menimpa Youra.

“Oppa, kau bisa membawanya ke kamar?” Yourin segera membuka pintu rumahnya lebih lebar lagi dan dengan sigap membantu Kris membawa Youra menuju kamarnya.

Jika bukan Youra yang berada pada gendongan Kris, mungkin kini Kris sudah mati kelelahan dan kesakitan karena harus menggendong Youra sampai kerumahnya. Belum lagi bekas luka Kris yang ia dapat sebulan yang lalu belum dapat di kategorikan sembuh total.

“Oppa kau bisa tolong menjaga Youra sebentar?” Kris mengangguk dan menidurkan Youra dengan perlahan di tempat tidurnya. Melihat wajah Youra yang dulu begitu ceria dan kini berubah menyedihkan membuat hati Kris sakit.

Ia mengusap kening Youra pelan dan terduduk pada sebuah kursi di samping tempat tidur Youra.

“Eommaku kelihatannya sedikit terkejut dengan ini. Dia tidak bisa berhenti menanyakan apa yang terjadi dan meminta Appaku untuk pulang.” Suara Yourin yang baru saja kembali dari lantai bawah membawa kepala Kris untuk menoleh dan menatap wajah Yourin.

“Aku mengikutinya.”

“Apa?” Yourin bertanya ketika ia mendengar Kris mengatakan sesuatu yang terlalu singkat dan di rasa belum sepenuhnya dapat menjawab pertanyaan yang berkelebat di kepala Yourin.

“Aku mengikutinya dari sekolah. Dan ia tiba-tiba saja pingsan ketika berjalan pulang.” Singkat. Kris menjawab pertanyaan Yourin dengan sangat singkat. Kini Kris sedikit berubah dan menjadi lebih dingin dari sebelumnya.

“Youra pernah bercerita tentang perasaannya padaku.” Yourin menutup pintu kamar Youra dan berjalan mendekat. Berdiri di sisi tempat tidur sambil melipat tangannya di depan dada.

“Youra bilang bahwa ia sebenarnya mencintai Oppa. Sejak pertama kali bertemu.” Kata-kata Yourin barusan serasa menjadi duri bagi Kris. Kris menundukan kepalanya lalu mengacak-acak rambutnya frustasi.

“Tapi ia menolakku dulu.” Kris menjawab lagi. Dengan suara parau.

“Aku juga tak tahu kenapa ia melakukan itu. Tapi sekarang yang aku harapkan hanyalah agar Oppa dan Youra berhenti memaksakan keadaan, berpura-pura kuat atau membenci satu sama lain.”

Setelah kalimat itu meluncur keluar dari mulutnya, Yourin segera berbalik dan berjalan keluar menghampiri ibunya yang sedang berusaha menghubungi ayahnya yang sedari tadi tidak mengangkat telepon.

Detik berikutnya hanyalah kesunyian yang mengisi. Kris melepas jas hitamnya dan menggulung lengan kemeja putihnya lalu dengan sangat lembut mengusap wajah Youra.

Hal pertama yang Kris lihat ketika ia sadar adalah Yoona. Dan setelah itu ia tak tahu apa yang terjadi, Yoona segera memeluknya dan ketika Kris menoleh ke arah pintu ruangan ia sudah mendapati Youra di sana. Menatapnya lalu berlari pergi.

Kris ingin mengejar Youra saat itu. Menariknya dan berusaha menjelaskan yang terjadi tapi Kris rasa ia sudah terlambat. Ia tahu Youra pasti akan menolaknya. Seperti dulu. Menolaknya tanpa alasan yang Kris ketahui. Dan setelah itu mereka tak bertegur sapa lagi. Sebuah dinding besar seperti membatasi ruang dan waktu mereka. Menyiksa diri mereka masing-masing.

“Maaf.” Kris mengucapkan kata itu pelan.

“Musim semi sebentar lagi akan berlalu. Dan sepertinya aku tak bisa menepati janjiku untuk pergi melihat bunga Canola di pulau Jeju ataupun membawamu ke Jepang sehingga kita bisa melihat bunga Sakura bersama.” Kenangan dulu bersama Youra berkelebat di pikiran Kris. Menurutnya hubungannya dengan Youra ini cukup singkat. Tapi sudah sangat banyak hal yang mereka lalui bersama.

Kris bangkit dari duduknya. Membungkukan tubuhnya dan mengecup kening Youra perlahan. Merasakan dinginnya kulit gadis itu. Mengingat sekali lagi kenangan mereka dulu dan kemudian dengan diiringi air mata yang menyeruak keluar, Kris melepas kecupannya dan berdiri di sana. Menatap wajah Youra yang sedang tertidur untuk pertama dan terakhir kalinya.

“Dan maafkan aku karena sudah datang ke kehidupanmu.”

“Selamat tinggal Lee Youra. Saranghae.”

~**^^**~

“Kris. Ada apa dengan Youra tadi sore? Aku mendapat kabar dari Yourin bahwa Youra pingsan dan kau yang membawanya pulang.” Jae Joong dengan rasa ingin tahunya yang besar segera menjatuhkan dirinya pada tempat tidur Kris yang malam ini memilih menghabiskan malam di rumah kedua orang tuanya.

“Aku kira Yourin sudah menceritakan kejadiannya pada Hyung.” Jawab Kris yang sedang memasukan beberapa baju dari lemarinya ke dalam koper besar.

“Sudah. Tapi aku masih belum mengetahui kejadiannya dengan benar.”

Kris menghembuskan napasnya lelah lalu menatap Jae Joong lekat.

“Aku mengikutinya tadi sore karena aku yakin tadi adalah terakhir kali aku bisa berada di dekatnya. Dan dalam perjalanan pulang itu entah apa yang terjadi Youra tiba-tiba saja jatuh pingsan.” Rentetan kata-kata itu mengalir keluar dari mulut Kris. Jae Joong mengangguk dan terdiam.

“Kau yakin akan pergi ke Kanada bersama Yoona?” Jae Joong bertanya pada Kris dan dalam hatinya Jae Joong mengharapkan kata tidak di sana.

“Ya. Aku akan pergi.”

“Kenapa?”

“Tidak ada lagi alasan aku tinggal di Korea.”

Jae Joong membelalakan matanya ketika mendengar kalimat Kris dan dengan sigap segera berdiri menghampiri Kris lalu mendaratkan tangannya di atas pundak Kris.

“Apa? Tidak ada alasan? Kris ku kira kau adalah lelaki yang sangat pintar bahkan melebihi aku. Tapi kenapa kau bisa dengan bodohnya kembali dengan Yoona yang kemungkinan besar bisa menyakitimu lagi? Meninggalkan Youra yang jelas-jelas mencintaimu!” Jae Joong mengakhiri kata-katanya dengan tatapan tajam.

“Kalau Youra benar-benar mencintaiku kenapa ia menolakku? Hyung bisa jelaskan itu?” Pertanyaa menjebak dari Kris membuat Jae Joong terdiam. Mengacak rambutnya dan tak habis pikir dengan kepasrahan yang di alami adik tirinya.

“Hyung, dengar. Berikan aku satu alasan kenapa aku harus tinggal jika alasan ku yang paling kuat saja tak mengharapkan aku disini. Bahkan Youra saja menolakku. Lalu aku harus bagaimana?” Kris menutup lemarinya dan berjalan menuju tempat tidur diikuti Jae Joong.

“Entahlah Kris. Ini hidupmu. Tapi dengarkan aku.” Kris yang tadinya sedang duduk sambil menundukan kepalanya segera menatap mata Jae Joong dan menunggu kalimat yang akan di katakan kakaknya yang sedang berdiri di hadapan Kris.

“Kesempatan tidak datang dua kali. Kaulah yang membuat kesempatan itu dan ikuti kata hatimu. Kejarlah orang yang kau cintai dan mencintaimu daripada kau memilih seseorang yang tak kau cintai lagi dan menjalani hidup yang tidak bahagia.”

~**^^**~

Pagi menjelang, dan agenda Yourin pagi ini adalah melihat keadaan Youra. Yourin membuka pintu kamar Youra dan melihat adik perempuannya itu sedang merenung memandang keluar lewat balkonnya. Langkah yang di timbulkan Yourin begitu pelan namun pasti. Ia segera menepuk pundak Youra ketika posisinya tepat di samping adiknya.

“Hari ini kau ikut?” Pertanyaan Yourin belum di jawab juga oleh Youra sebelum akhirnya gadis itu menarik nafas lalu menghembuskannya. Mengumpulkan tenaganya untuk berbicara.

“Kemana?”

“Mengantar Kris Oppa. Ia akan pergi ke Kanada sore ini.”

Youra mengangguk tanda mengerti sambil menahan rasa sakit yang selalu menghampirinya setiap jantungnya berdetak. Ia berusaha untuk tidak terkejut walaupun rasanya ia ingin berteriak dan menangis kencang saat itu. Ia tak rela Kris pergi begitu saja. Ini adalah kabar yang sangat mengejutkan baginya karena taka da satupun yang memberi tahunya jauh-jauh hari.

“Bagaimana? Kau ikut?” Tanya Yourin sekali lagi.

“Entahlah…” Jawab Youra akhirnya.

“Untuk yang terakhir kali Youra.” Yourin berusaha meyakinkan adiknya itu dan berharap Youra akan setuju dan ikut.

“Ya. Aku ikut. Untuk yang terakhir kali.” Yourin mengangguk dan berjalan untuk menghapus jarak di antara mereka berdua dan memeluk Youra erat. Memberikan sedikit kekuatannya pada adiknya.

~**^^**~

Hari ini adalah hari terakhir pada musim semi dan akan menjadi hari terakhir bagi Youra dan Kris untuk melihat satu sama lain. Kini bukan lagi Youra yang berdiri di samping Kris melainkan Yoona. Kris tahu ini semua salah tapi ia lebih merasa bersalah lagi jika ia terus mengejar Youra yang telah menolaknya dan membiarkan ia yang merasakan ketidak bahagiaan ini.

Youra menundukan kepalanya ketika ia merasakan hatinya sakit karena terlalu lama melihat Kris yang akan pergi sebentar lagi dengan Yoona. Tangan Youra tak bisa berhenti meremas ujung kaosnya hingga benar-benar kusut.

“Kalian akan segera masuk terminal bandara?” Suara Jae Joong memecahkan keheningan itu dan membuat Kris mengalihkan pandangannya.

“Sepertinya iya.” Jawab Yoona cepat sebelum Kris berkata apapun.

“Baiklah kalau begitu hati-hati dan jaga diri kalian di sana.” Kata Jae Joong lagi yang kemudian diikuti dengan Yourin untuk mengucapkan salam perpisahan pada keduanya.

Ia harus kuat. Youra harus kuat. Ini adalah terakhir kali bagi Youra untuk melihat Kris. Maka Youra melangkah maju mendekati Kris dan menatap mata laki-laki itu lekat.

“Sampai jumpa Oppa. Jaga dirimu di sana.” Suara Youra terdengar parau dan serak. Ia tak berani menengadahkan kepalanya untuk melihat wajah Kris yang seperti tak bernyawa lagi.

GREP

Youra merasakan kehangatan menyelimutinya saat itu. Kris memeluknya. Pelukan terkahir bagi Youra. Mereka berdua berusaha menghirup aroma tubuh masing-masing yang tidak akan mereka cium lagi dan menikmati suasan nyaman yang tercipta ketika mereka bersama. Dalam pelukan itu Youra menangis. Menangis lagi dan kini ia menangis di hadapan Kris.

Tak ada yang terjadi sebelum Kris melepaskan pelukannya dan mengusap kepala Youra pelan.

“Jaga dirimu juga disini. Sampaikan maafku pada Chanyeol dan terima kasih atas semuanya Lee Youra.” Kata-kata Kris itu membuat dada Youra semakin sesak dan sakit. Youra hanya mengangguk dan berusaha menghapus sisa-sia air matanya sebelum Kris berbalik dan berjalan menjauh bersama Yoona dan Jae Joong juga Yourin.

Diam. Youra masih terdiam di sana. Melihat mereka semua berjalan menjauh meninggalkannya. Sambil terisak Youra berjalan ke lain arah. Memutuskan meninggalkan tempat itu. Youra tak bisa menunggu sampai pesawat Kris lepas landas karena itu hanya membuat Youra semakin tak bisa melepas Kris.

Semua orang di sana menatap Youra khawatir dan heran. Beberapa petugas bahkan bertanya pada Youra tapi Youra tidak sekalipun menghiraukan dan tetap berjalan keluar bandara.

~**^^**~

Wajah Kris tampak pucat. Ini adalah pilihan hidupnya dan ia tak bisa melakukan apapun lagi selain membiarkan ini semua terjadi. Perasaannya membawa tubuhnya bergerak untuk berbalik dan mengerutkan dahinya ketika ia tak melihat Youra di sana.

“Kau sakit?” Tanya Yoona. Jae Joong dan Yourin yang berada di belakangnya juga melihat Kris seksama.

“Youra. Ia kemana?”

Yoona, Jae Joong dan Yourin segera menatap sekeliling dan menyadari Youra tak ada di sana.

“Youra! Oppa ia tak ada!” Yourin menggenggam tangan Jae Joong dengan ekspresi panik yang tercetak jelas.

“Aku akan coba mencarinya.” Jae Joong melepas genggaman tangan Yourin dan hendak berjalan pergi sebelum Yoona mengucapkan sesuatu yang membuat Jae Joong, Yourin dan Kris menatapnya.

“Kris, kau tak mencari Youra?” Kris menatap balik Yoona dan meneguk ludahnya sendiri. Ia ingin sekali berlari saat itu dan mencari kemana Youra pergi hanya saja ia menyadari bahwa Youra bukan miliknya dan ia tak bisa meninggalkan Yoona begitu saja.

“Aku…” Kris tak dapat melanjutkan kata-katanya.

“Kejar dia. Kau harus mencari Youra.” Yoona berkata lagi.

“Tapi… Kau?” Kris terbata.

“Kau mencintai Youra kan? Maka kau harus mengejarnya sebelum terlambat. Kesempatan tidak datang dua kali. Kaulah yang membuat kesempatan itu nyata. Jangan menyesal Kris.”

Semua orang terkejut ketika Yoona mengatakan itu. Kris membelalakan matanya dan menarik napas dalam-dalam.

“Tapi aku tak mungkin meninggalkanmu kan? Kita? Lagipula Youra tak menginginkanku jadi…”

“Aku dulu pernah meninggalkanmu. Jadi kenapa kau tak boleh meninggalkanku? Youra mencintaimu Kris. Sangat mencintaimu. Ia menolakmu dulu karena aku. Aku menyuruhnya menolakmu karena aku kira aku bisa menjalin hubungan seperti dulu lagi. Tapi aku rasa aku telah gagal dan aku tak pantas menerima kesempatan kedua itu. Lebih baik kau kejar dia sekarang dan biarkan aku saja yang pergi. Ia yang terbaik untukmu. Maaf Kris.” Kata-kata Yoona membuat Kris tak percaya apakah ini mimpi atau nyata. Yourin dan Jae Joong pun tak bisa berkata apa-apa lagi. Mereka berdua menyerahkan semua itu pada Kris.

“Terima kasih Yoona.” Sudut-sudut bibir Kris tertarik ke atas dan menciptakan sebuah senyuman yang menjadi pertanda bahwa kini Kris hidup lagi. Pertanda bahwa kini Kris menemukan harapannya menuju kebahagiaan.

Yoona tersenyum dan menarik kopernya sendiri menuju pintu masuk terminal, melambaikan tangannya ke arah Kris.

Detik kemudian tanpa berpikir panjang Kris segera berlari. Menerobos arus manusia yang sibuk. Ia tak perduli seramai apa bandara saat itu karena kini tujuannya hanya satu untuk mengejar Youra dan meminta gadis itu kembali lagi padanya.

~**^^**~

 Youra kini baru saja keluar dari bandara. Menunggu taksi yang akan mengantarkannya pulang. Menjalani kehidupannya yang kosong. Tak perlu waktu lama bagi Youra untuk menunggu taksi karena setelah itu sebuah taksi telah berhenti di hadapannya dan dengan sigap Youra segera masuk ke dalam taksi itu.

Sementara itu, Kris menambah kecepatan larinya. Ia tak merasakan apapun saat ini walau kakinya sudah terasa mati dan jantungnya ingin meledak karena rasa lelah yang menyelimutinya. Kini Kris sudah berada di depan bandara. Berhenti berlari dan mendapati tatapan kebingungan dari orang-orang yang memperhatikannya.

Mata Kris menerawang jauh ke depan. Melihat setiap inchi tempat yang ada untuk menemukan Youra sebelum ia melihat seorang gadis yang ia cari sedang masuk ke dalam taksi.

“Tunggu!” Kris berteriak namun terlambat. Taksi itu sudah berjalan. Meninggalkannya di belakang.

“Arrrghhh!” Kris mengacak rambutnya frustasi sebelum ia memejamkan mata dan membayangkan wajah Youra. Ia tak mau kehilangan Youra sekali lagi. Maka tanpa menghiraukan rasa lelah yang sangat itu, Kris segera menarik napas kuat-kuat dan kembali berlari. Mengejar mobil taksi yang di tumpangi Youra sambil berteriak meminta taksi itu berhenti.

Kris seperti orang bodoh di sana. Ia membuang harga dirinya selama ini demi orang yang ia cintai. Dan orang itu adalah Youra.

Kris tak tahu apa yang terjadi namun Kris tak akan berhenti berlari. Ia akan menghampiri Youra dan memintanya kembali.

Memohon agar cinta sejatinya itu tak meninggalkannya.

~**^^**~

Entah perasaan apa yang membawa Youra berani menolehkan kepalanya ke belakang. Ia merasakan seseorang seperti memanggilnya. Seseorang yang sangat berharga baginya. Youra dengan perlahan menolehkan kepalanya lewat kaca belakang dan terbelalak ketika melihat Kris sedang berlari di belakang sambil berteriak meminta taksi itu berhenti.

“Kris Oppa!” Youra berseru panik.

“Ahjussi bisa kau hentikan taksinya?”

Taksi itu berhenti dan dengan cepat Youra membuka pintu dan berlari keluar menghampiri Kris yang sekarang merasa sangat bahagia. Kris tersenyum lebar dan menambah kecepatan larinya menuju Youra. Takut jika gadis itu akan pergi lagi.

Detik kemudian yang Youra rasakan hanyalah sebuah pelukan yang berasal dari Kris. Napas pria itu tersengal-sengal. Bahkan Youra bisa merasakan bagaimana sulitnya Kris untuk berusaha menghirup oksigen yang ada.

“Oppa! Bagaimana bisa?” Youra tak tahu apa yang harus ia katakan lagi. Sisa air matanya masih terlihat jelas walaupun kini Youra merasa tak ada lagi alasan ia harus bersedih.

“Maaf… Aku berjanji. Aku tak akan pergi.” Kata Kris berusaha untuk berbicara dengan jelas walaupun napasnya masih belum teratur.

“Kenapa?” Tanya Youra lagi.

“Saranghae Lee Youra.”

Youra tak bisa berbicara lagi kini. Rasanya semua perasaan sedih dan kekosongan hatinya terhapus ketika kata-kata Kris barusan terdengar dengan jelas di telinganya.

“Nado Saranghae Oppa…”

Kris rasanya tak bisa berkata apa-apa lagi ketika jawaban Youra sesuai dengan harapannya. Rasanya tidak sia-sia Kris mengejar Youra sampai kesini jika akhirnya semuanya selesai dan kebahagiaan yang sesungguhnya sudah berhasil Kris rasakan.

Kini kaki Kris mulai terasa sakit dan detik barikutnya Kris terjatuh ke tanah. Youra yang berada di pelukannya pun ikut terjatuh tepat di atasnya dan sambil tertawa mereka saling berpandangan satu sama lain. Melihat wajah orang yang mereka cintai dan kemudian dengan lembut Kris mendaratkan bibirnya pada bibir Youra. Mengungkapkan rasa cintanya yang selama ini sangat sulit ia gapai.

Detik-detik berikutnya mereka habiskan dalam ciuman yang lembut dan hangat. Penuh dengan rasa cinta yang kini tak bisa lagi di tolak oleh keduanya. Merasakan akhir musim semi yang ternyata bukan menjadi akhir melainkan sebuah awalan bagi cerita cinta mereka.

“Maaf nona, kau belum membayar ongkos taksinya.” Suara sang supir taksi membuat Kris melepaskan ciumannya pada Youra dan bangkit terduduk.

Entah apa yang terjadi namun mereka berdua kemudian tertawa. Menyadari betapa rumit namun indahnya cerita mereka.

~**^^**~

“Eonni!” Suara teriakan Youra berhasil menggemparkan seisi rumah dan dengan paksa membuat Yourin menyeret kakinya menuju kamar Youra.

“Apa?” Tanya Yourin ketus.

“Bantu aku memilih baju!!!” Youra berkata histeris sambil menarik Yourin menuju lemarinya.

“Aigoo… Lee Youra kau ini selalu saja bingung memilih baju! Aku tidak seberlebihan ini jika akan kencan dengan Jae Joong Oppa!” Yourin berkata ketus namun segera melihat isi lemari Youra dan menarik keluar dress yang cantik dari sana.

“Bagaimana?” Tanya Yourin.

“Ya! Cantik! Aku suka!” Kata Youra yang kini melonjak-lonjak kegirangan dan segera mengambil baju itu lalu bergegas untuk memakainya.

“Youra-ya.” Yourin memanggil Youra sebelum ia beranjak masuk ke dalam kamar mandi.

“Ya?” Tanya Youra.

“Kau mau ku bantu untuk bersiap-siap?” Tanya Yourin yang di balas dengan anggukan mantap dari Youra. Yourin entah kenapa bisa merasakan kebahagiaan Youra juga. Melihat adiknya yang sebelumnya seperti mayat hidup dan kini jadi ceria kembali membuatnya ingin ikut andil dalam kebahagiaan Youra.

~**^^**~

Kris meneguk ludahnya ketika melihat Youra yang baru saja menapakan kakinya keluar dari rumah. Dress mini cantik berwarna putih dengan hiasan renda di sana tampak cocok dengan setelan jas Kris yang ternyata juga berwarna putih.

“Oppa?” Youra tersenyum sambil menyentuh pundak Kris. Membuat pria yang masih terpesona dengan rupa Youra ini tersadar.

“Ah… Mianhae… Kau tampak sangat cantik.” Kata kris dengan wajah polos yang membuat Youra tertawa.

“Gomawo.” Ucap Youra sambil tersipu malu.

“Kita pergi sekarang?” Tanya Kris memastikan. Tanpa menunggu kata-kata dari Youra Kris segera mengangkat wajahnya lalu melihat Yourin, dan orang tunya yang sedang tertawa kecil melihat Kris dan Youra.

“Ahjussi, Ahjumma, kami pergi.” Kata Kris, ia tak lupa membungkukan tubuhnya yang tinggi.

“Ya… Jaga Youra baik-baik ya Kris.” Tuan Lee berkata dengan suara lantang yang membuat Youra dan Kris tertawa.

“Kalian boleh pulang sedikit malam… Jadi semoga acara kalian menyenangkan” Nyonya Lee menyambung kata-kata suaminya dan ikut melambaikan tangan.

Kris dan Youra mengangguk lalu berjalan bersama menuju mobil Kris yang terparkir di luar pagar. Meninggalkan tiga orang yang kini sedang membicarakan sesuatu.

“Aigoo Kris dan Youra manis sekali!” kata Nyonya dan Tuan Lee bersamaan.

“Mereka memang cocok kan?” Tanya Yourin sambil merangkul ibunya.

“Kau tidak pergi dengan Jae Joong?” Tanya ayahnya mengejek.

“Aishhh! Appa! Jangan seperti itu! Aku dan Jae Joong tidak bisa pergi hari ini karena Jae Joong Oppa harus menggantikan Kris di kantornya!”

~**^^**~

 Youra menginjakan kakinya turun dari Cabel Car yang kini sudah berhasil membawanya dan Kris ke Namsan Seoul Tower.

“Tak apa kan jika aku mengajakmu kemari lagi?” Kris menggenggam tangan Youra dan meminimalisir jarak di antara mereka berdua.

“Ne. Tidak apa… Aku suka ke sini.” Jawab Youra sambil tersenyum. Angin dingin di sekitar Namsan Seoul Tower meniup rambut Youra yang ia  biarkan tergerai.

“Kalau dulu kau yang menjadi Tour Guide ku mengunjungi Namsan Seoul Tower, kini biar aku yang menunjukanmu berbagai hal.” Genggaman tangan mereka semakin erat dan Kris berjalan bersama Youra. Menikmati suasana sore dan matahari terbenam lagi di sana.

“Kau mau menutup matamu sebentar?” Pinta Kris yang di jawab anggukan oleh Youra. Kris menuntun Youra yang sedang memejamkan matanya ke sebuah tempat.

Youra tak tahu apa yang terjadi beberapa menit kemudian ketika ia menutup mata. Tapi yang ia rasakan kini ia sedang terduduk di atas sebuah kursi yang empuk. Dan suasana di tempat ia berada ini sangat nyaman dan sejuk.

“Kau bisa buka matamu.” Kata Kris.

Youra membuka matanya dan menatap sebuah meja berlapiskan kain putih dengan beberapa alat makan di atasnya. Di depannya Kris sedang terduduk dan menatapnya. Youra masih terdiam dan berusaha mencerna apa yang terjadi sebelum ia menolehkan kepalanya ke arah kanan dan mendapati pemandangan Kota Seoul dari atas lewat kaca besar yang tersemat di sana.

“Oppa, kita…” Youra terbata dan tak bisa melanjutkan kata-katanya lagi saat itu.

“Ya. Kita di N-Grill. Kau ingatkan dulu kau pernah menceritakan padaku impianmu dan pasanganmu nanti saat ke Namsan Tower?”

Youra tak percaya dengan yang di dapatinya sekarang dan ia hanya merasakan jantungnya berdetak cepat.

“Tapi kenapa tampak sepi?” Tanya Youra.

“Aku menyewanya. Untuk kita berdua.”

Kris menjentikan jarinya dan beberapa detik kemudian Youra merasakan pemandangan Seoul di sampingnya bergerak. N-Grill berputar, restoran yang di idam-idamkan banyak pasangan di Seoul untuk acara spesial itu berputar. Menampilkan pemandangan yang sangat indah ketika sang surya tenggelam di ufuk barat.

Youra tersenyum dan tak tahu harus berkata apa. Ia bahagia sekarang.

~**^^**~

Genggaman tangan Kris tak pernah sekalipun mengedur. Ia kini membawa Youra menuju puncak menara setelah menikmati makan malam yang romantis di N-Grill.

Kris melepas jas putihnya dan menyampirkan jas itu pada tubuh Youra. Mengusap kepala gadis itu pelan lalu merangkulnya.

“Terima kasih Oppa.” Kata Youra yang sangat terkejut dan gembira dengan apa yang Kris berikan padanya malam ini.

“Entahlah aku hanya berusaha mewujudkan sesuatu yang kau inginkan. Jadi kau tak perlu berterima kasih.” Kris mengusap kepala Youra lagi dan mengecupnya.

Rasanya hati Youra berbunga-bunga. Ia melihat Kris mengeluarkan sesuatu dari kantungnya dan mendekatkan benda itu pada tangan Youra.

“Sekarang, giliran kita memasang Love lock disini.” Senyuman Kris membuat Youra tersipu malu dan mereka berdua bersamaan menunduk dan menempatkan gembok kecil mereka yang indah dan cantik di sebuah tempat yang sangat strategis.

“Aku sedikit terkejut ketika tiga hari yang lalu Yoona mengirimkan sebuah kunci. Dan ternyata itu adalah kunci Love lock kami dulu dan aku membukanya kemarin.” Kata Kris sambil tersenyum kecil memandang wajah Youra.

Kris terkejut begitu ia melihat Youra memeluknya tiba-tiba.

“Aku tak tahu harus berkata apalagi untuk berterima kasih pada Oppa.”

“Berkata apa? Bagaimana kalau…”

Kris sekali lagi menjentikan jarinya dan sebuah kembang api meluncur dan mengeluarkan cahaya indahnya di langit. Di susul dengan puluhan kembang api lain. Dari atas sana mereka melihat kembang api itu dan merasakan lampu-lampu yang terpancar dari menara bersama.

“Lee Youra, Would you be my girl?” Kalimat barusan membuat Youra semakin terkejut dan benar-benar sulit baginya untuk mengatakan sesuatu.

“Youra, Gwenchana?” Kris sedikit khawatir ketika Youra menunduk dan terdiam.

Yes. I do.”

Dan di tengah-tengah kembang api itu, ratusan balon dari bawah menara terlihat di terbangkan mengisi langit malam yang di penuhi bintang kerlap-kerlip. Malam terindah yang pernah ada. Yang di habiskan hanya oleh mereka berdua.

“Aku boleh?” Kris mengacak rambutnya dengan wajah canggung yang di balas dengan senyuman kecil dari Youra.

Youra menjinjitkan kakinya perlahan dan mendaratkan ciuman ringannya di atas bibir Kris yang tertawa kecil dalam ciuman mereka. Merasakan kebahagiaan di antara keduanya yang kini tak akan pernah berakhir. Tangan Kris melingkar di pinggang Youra sedangkan Youra menggantungkan tangannya di leher Kris dan memperdalam ciuman mereka sebelum Kris melepasnya dan menatap wajah Youra lekat-lekat dengan serius.

“Tak apa kan jika aku mencium anak berumur 17 tahun?”

“Aish… Dasar Ahjussi!”

Youra memukul pelan dada Kris dan kembali mendekatkan wajah mereka berdua. Melanjutkan sesuatu yang lebih baik kita tinggalkan bersama…

~Dreamcreampiggy’s Storyline~

Author’s Note: Annyeong Haseyo Readersdeul! Huwaaa! Long time no see! Sibuk belajar, tugas, acara sampe ternyata gak sempet sekalipun buat nulis! Dan sekarang Chapter 10 selesai!!! Maaf ya karena Author membiarkan kalian menunggu sangat lama, membatu, terus jadi fosil yang setelah itu di olah menjadi bahan bakar-_-“ Author merasa bersalah banget sering gantungin lama… Tapi gimana Chapter ini? Ini belum jadi Chapter terakhir kok… Tapi Chapter terakhir yang menggunakan angka karena selanjutnya akan… EPILOGUE! Yuhuuu! Maaf lagi ya karena Author ga bisa manjangin cerita ini lagi karena Author ga mau bikin kalian nanti jenuh dan cerita ini berakhir jadi cerita sinetron yang lebay. Tapi Author akan tetap menulis^^ Jadi tunggu terus ya karya Autor berikutnya. Pokoknya kalo nemu FF dengan nama Author ‘Dreamcreampiggy’ harus di baca!!! Uwooo~ *Rusuh* Pokoknya Author usahakan agar Epilog di post secepatnya~ Jadi… Tetap tunggu ya^^ Thanks for reading, dan jangan lupa RCL Readersdeul! Love you all!!!

 



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles