Second heart
Tittle : second heart
Author : mey27
Genre : romance-sad
Rating : PG-15
Length : chapter
Cast : ▪ oh sehun
▪ kim soojin -OC-
▪ Other cast
[ chapter 1 ]
Aku membuat cerita baru, masih cerita klasik. Mungkin terjadi di real life kalian. Tetap menjadikan biasku-sehun- jadi main cast disini. Mencoba menjadi lebih baik lagi di setiap tulisan, semoga tidak membosankan. Cerita ini aseli dan nggak terinspirasi dari cerita mana-mana. kalau ada kesamaan, harap dimaklumi. Sama-sama dibuat dengan otak. Ff ii pernah di share di blog pribadi aku, jadi ini author yang sama.
Real storyline from mey27©
Warn :
Disini lebih banyak dari sudut pandang soojin ya. Soojin side-
Typo anywhere, sorry.
Happyread^^
***
Summary-
“oppa, jebal jadikan aku yang kedua. Aku sangat mencintaimu oppa”
“kau yakin soojin-ah?”
“yakin”
***
Soojin side-
Aku hanya menatap bosan sekelompok namja yang sedang bermain basket di tengah lapangan oranye itu. Dan teriakan beberapa yeoja yang sangat mengganggu telingaku mambuatku tambah merasa bosan. Mengapa para yeoja itu meneriakan nama-nama namja yang sedang bermain basket itu, apakah salah satu pemain basket itu adalah namjachingu-nya?. Ah tak usah dipusingkan soojin-ah, batinku. Urusi saja masalah percintaanmu.
Benar sekali, urusan percitaanku memang sama sekali tak mulus. Memang benar selama kurang lebih satu tahun aku dekat dengan seorang namja, sangat dekat bahkan. Tapi aku dengan namja itu tidak pernah menunjukan kedekatan kami sama sekali di mata umum. Kami bukan tanpa alasan seperti itu, karena namja itu sudah memiliki kekasih. Ya, memiliki kekasih. Aku seorang perusak hubungan orang? Hm bisa di bilang seperti itu, bisa juga tidak. Bahkan sampai saat ini aku tak berpacaran dengan namja itu, hanya sebatas teman yang sangat dekat. Bisakah disebut sebagai yeoja perusak hubungan orang lain? Terserah kalian mau menyebutku apa. Yang jelas aku sudah dibutakan dengan cintanya namja itu. Aku sungguh mencintainya.
Yang membuatku bisa menjadi dekat dengan sehun oppa-namja tadi- karena aku mengikuti klub olahraga softball di sekolahku, karena sehun oppa adalah seniorku di sekolah kami, maka dari itu sehun oppa memberikan pembelajaran kepada para juniornya yang baru masuk, dan aku salah satunya yang dapat di ajarkan olehnya. Sedangkan kim minji-yeoja chingu sehun oppa- yang satu angkatan dengan sehun oppa dan ia juga mengajarkan pembelajaran tentang softball kepada juniornya yang lain. Dan ternyata saat aku sudah mulai menyukai sehun oppa, sehun oppa dan minji eonni juga sedang dekat, dan setelah mereka menjadi dekat beberapa bulan kemudian mereka sudah menjadi sepasang kekasih. Aku sempat terpuruk karena itu, dan sempat aku tidak menghadiri beberapa kali pertemuan klub softball, tetapi ternyata malah membuatku semakin tersiksa. Dan ku putuskan untuk tidak menjadi seorang pengecut. Kerena sekolahku akan mengikuti olimpiade softball antar beberapa sekolah menengah yang ada di seoul, membuatku dan sehun oppa menjadi semakin intens untuk bertemu. Dan disaat itulh rasa itu semakin berkembang.
Sehun oppa pernah bercerita bahwa sebenarnya ia sudah bosan dengan minji eonni karena ada beberapa sifat minji eonni yang mebuat sehun oppa tidak nyaman. Padahal meraka sudah berpacaran selama kurang lebih dua tahun, dan selama setahun itulah aku menjadi bisa dibilang simpanan sehun oppa. Dan aku pernah bertanya mengapa ia tidak memutuskan minji eonni, dan jawabanya sangat membuatku sakit. Alasannya karena sehun oppa tidak tega untuk memutuskan minji eonni, dan karena sehun oppa masih mencintai minji eonni. Tapi mengapa sehun oppa mengatakan bahwa ia telah bosan? Membingungkan.
Sebentar lagi anggota klub softball akan berkumpul. Pastinya juga akan ada sehun oppa dan minji eonni, terkadang mereka menunjukan kedekatan mereka di depan umum yang secara tidak langsung sangat menyakiti hatiku, sangat. Tapi mau bagaimana lagi, aku tah berhat untuk marah dengan sehun oppa, sehun oppa pasti tak menganggapku lebih. Aku akan menyiapkan hati yang tegar dari sekarang, kau harus kuat soojin-ah.
Ku lajukan kakiku melewati koridor sekoahku yang sedang ramai oleh beberapa pasangan yang sedang di mabuk kasmaran, yang lainnya hanya sedang memakan bekal makan siang mereka. Mereka benar-benar membuatku iri. Aku hanya berjalan sembari menunduk, ku belokan jalanku menuju gedung olahraga in-door yang ada di sekolahku, saat aku baru saja memasuki gedun tersebut terlihat pasangan yang sebenarnya sama sekali tak ingin aku lihat, sehun oppa dan minji eonni. Dan tanpa sengaja aku melihat kegiatan apa yang mereka kerjakan dari ekor mataku, minji eonni sedang menyuapkan bekal makan siangnya untuk sehun oppa. Dan aku mendengar dengan jelas gelak tawa meraka. Sakit. Aku berjalan sambil meremas kuat dadaku yang sama sekali tidak sakit, tetapi nyeri di dalamnya. Ku beranikan diriku untuk melirik kearah mereka, dan ternyata pandanganku dengan sehun oppa bertemu. Segera kupalingkan wajahku, aku takut sehun oppa melihat mataku yang sudah memerah. Untung aku sudah menahannya, kalau tidak airmataku sudah turun sejak tadi.
Aku masuk ke ruang ganti pakaian yang ada di dalam gedung ini, dan berjalan ke arah loker yang bertuliskan namaku-kim soojin-. Segeraku ganti pakaian seragamku dengan baju pemain softball. Sembari mengganti pakaian, aku juga berusana menghentingkan tangisku, akar saat aku keluar tidak ada yang curiga mengapa aku menangis. Aku berdiri di depan cermin sejenak, memperhatikan mataku yang untungnya tidak merah lagi. Mataku sudah kembali normal, tidak seperti orang yang habis menangis. Aku berjalan keluar dari ruang ganti ini, dan saat aku keluar terlihat beberapa temanku yag ternyata sudah berakaian seragam softball, entah mereka mengganti bajunya dimana. Mungkin hanya aku saja yang tidak memperhatikan mereka, karena memang benar perhatianku hanya kepada kedua pasangan yang sudah tidak menunjukan kemesraan mereka.
Lebih baik aku fokus dengan latihan hari ini karena tinggal beberapa bulan lagi olimpiade akan berlangsung.
***
Soojin side-
Latihan baru saja selesai 15 menit yang lalu, setelah mengganti pakaian tadi kuputuskan untuk kembali kekelas, aku sangat lelah. Masih ada satu mata pelajaran tambahan lagi yang harus kuikuti sebelum pulang sekolah. Jam istirahat yang tersisa tinggal 30 menit lagi. Aku ingin segera pulang, moodku berubah menjadi sangat buruk karena kejadin tadi.
Sebuah benda tipis berwarna putih di dala tasku bergetar, segera kucari benda yang sedari tadibergetar. Di layar itu bertuliskan nama seseorang yang sangat ku rindukan beberapa hari ini.
From : sehunie oppa
Jinie-ya cepat temui aku di taman belakang sebelum bel masuk berbunyi.
Palliyo. Bogoshiposeo{}
Begitulah pesan singkat dari namja itu, dengan sedikit enggan aku bangkit dan berjaan menuju taman belakang sekolah kami yang memang jarang di kunjungi oleh siwa disini, entah mengapa. Padahal suasana taman belakang sangatlah sejuk. Dan itu merupakan keberuntungan untuk pasangan gelap sepertiku, karena taman belakang adalah tempat persembuyian untukku dan sehun oppa mengobrol tanpa diketahui orang lain. Sebenarnya aku juga sangat merindukanmu oppa. Aku tengah melewati koridor dengan terburu karena takut bel pelajaran berbunyi, sebentar lagi aku akan segera sampai di mana namja itu berada.
Ku-edarkan arah pandangku mencari seorang namja yang menungguku, dia berada tepat di bawah pohon yang lumayan rindang, ia tersenyum begitu hangat. Aku hanya dapat membalasnya juga dengan senyuman.
“oppa” sapaku. Sehun oppa segera menarik tanganku untuk mengajaku duduk di sampingnya. Tanpa ragu aku mendudukan tubuhku tepat disampingnya.
“soojin-ah kau terlihat sangat letih, apa kau berlari untuk keini?”tanyanya khawatir.
“ah, anio. Gwaenchana. Hanya berlari kecil” jawabku meyakinkannya. Ia memberiku saputangan putih miliknya. Aku mengambilnya tanpa ragu dan segera mengelap keringatku yang bercucuran walaupun tidak terlalu deras di daerah pelipisku.
“waeyo oppa memanggilku oppa?”tanyaku lagi.
“Anio, hanya merindukanmu, apakah kau tak merindukanku? Sudah beberapa hari ini kan kita sama-sama sibuk hm?”
Aku hanya tersenyum mendengarnya. Aku mencintaimu oppa.
“nado oppa, ku kira ada suatu hal yang sangat penting” sehun oppa hanya terkikik pelan. Aku merasakan kehangatan di jemari tangan kananku yang teryata sedang di genggam olehnya.
“jinie-ya, mianhae” ucapnya memegag erat tanganku.
“mianhae? Untuk?” tanyaku tak mengerti, tapi aku memang tak merngerti maksud ucapannya.
“soal yang di gedung olahraga tadi. Jeongmal mianhae, aku tak bermaksud untuk melukain hatimu, aku benar- ” segera kupotong ucapannya sebelum ia menyelesaikan perkataannya.
“gwaencaha oppa, mengapa aku harus marah? Aku sama sekali tak ada hak untuk itu” ucapku lirih. Sebisa mungkin aku menahan tangisku, aku benar-benar cengeng.
Ia menarik kepalaku untuk bersandar di pundaknya.
“mianhae sopjin-ah aku selalu membuatmu menangis, menangislah jika kau ingin menangis. Agarkau lebih tenang” ucap sehun oppa. Tak perlu kau suruh oppa, sedari tadi memang air mataku sudah menddesak untuk keluar. Aku menangis sesenggukan dipundaknya, dan menyebabkan kemeja sekolahnya sedikit basah karena airmataku.
Tangannya masih terus mengelus jemariku dan menyalurkan kehangatan. Semilir angin menambah suasana melankolis saat ini.
Tet..tet..tett..
Ber sudah berbunyi tiga kali pertanya jam pelajaran tambahan akan berlangsung sebentar lagi. Segera ku lepas genggaman tangannya. Dan kuhapus sisa air mataku.
“oppa, sudah masuk. Aku kembali kekelas dulu, ne? Sampai jumpa” pamitku. Beru saja aku bangkit dan ingin berlari menginggalkannya. Ia menarikku kedalam pelukannya. Di bawah pohon yang sangat rindang.
“jangan sedih lagi ne, saranghae” ucapnya, aku hanya mengangguk dalam pelukannya. Ia melonggarkan pelukannya dan menarik wajahku yang sedari tadi menunduk.
Chu~
Ia mengecup puncak kepalaku singkat. Aku hanya tersenyum bahagia, hanya karena sebuah kecupanpun aku dapat luluh dibuatnya.
“palli, nanti kau telat” suruhnya. Aku tak menjawab ucapannya, hanya anggukan.
Aku segera berlari meninggalkan taman belakang itu. Menuju kelasku yang terletak tidak begitu jauh dari taman tadi.
Setelah sampai di depan kelasku, aku tersenyum lega. Ternyata guru jung belum datang. Aku memasuku kelasku, lalu langsung mendudukan tubuhku di kursi. Dan teman sebangkuku terlihat khawatir denganku karena nafasku yang tersenggal-senggal.
“soo-ah, gwaenchana? Kau dari mana? untung saja guru jung belum datang. Kalau sudah datang kauakan mati olehnya” cetus temanku, jung raena.
“gwaenchana raena-ya. Aku hanya lelah sehabis berlari karena ada urusan tadi”ucapku dan raena hanya bisa menggeleng pasrah.
Drtt..drtt..
Benda kotak tipis yang ada di saku rok-ku bergetar. Segera ku rogoh saku yang terdapat sumber getaran tadi.sebuah pesan, kubuka.
From : sehunie oppa
Soo, nanti aku akan mengantarmu pulang, kau tunggu saja di depan sekolah. Aku akan segera datang. Hari ini minji akan melatih beberapa anggota softball yang masih kurang. Sampai ketemu. Saranghae:*
Begitulah pesan yang sehun oppa kirimkan untukku. Tidak munafik kalau aku sangat senang.
Sebuah tangan mengoyangkan pundak kiriku. Dakuun tersadar.
“kim soojin, mengapa kau tersenyum sendiri? Kau membuatku takut” tanya raena. Tawaku meledak karenanya.
“ah~ anio raena-ya. Kau yang membuatku takut” bela-ku. Kamipun tertawa bersama.
Laluku ku ketik balasan pesan tadi
To : sehunie oppa
Ne oppa. Nado saranghae:*
Sent!
***
To be continue^^
hoho baru part 1~
Sampai ketemu di part selanjutnya.
Real storyline mey27©
Bighug,
Mey27 xoxo
