Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Beautiful Tubby (Chapter 1)

$
0
0

Title : Beautiful Tubby (Chapter 1)

Author : DkJung (@diani3007)

Namja Casts :

# [EXO-K] Oh Sehun à stolid, cool, sometimes can be sharp, want to be a photographer

# [EXO-K] Byun Baekhyun à kind, sweet, nice, had a gold voice

# [EXO-M] Lu Han à polite, smart, talented, cute

# [EXO-K] Kim Jongin à charismatic, sexy

# [EXO-K] Park Chanyeol à humorist, childish, funny

Yeoja Casts :

~ [OC] Shin Hyori à lazy, really loves to eat

~ [OC] Lee Haena à kind

~ [OC] Kim Yunhee à smart, sharp

~ [OC] Sung Raewoo à tomboy, charismatic

~ [OC] Park Injung à optimistic

Other casts :

>[EXO-K] Kim Joonmyeon (Teacher)

>[OC] Lim Hyerin (Teacher)

Genre : School Life, Romance, Friendship, A little bit sad

Rating : PG 13

Length : Chaptered

Disclaimer : ide ff ini terinspirasi dari berat badan aku yang sangat tidak ideal, alias gendut -__- semoga pada suka dan tinggalkan jejak apabila sudah selesai membaca, entah itu comment atau like, atau mungkin comment dan like? [NOT FOR SILENT READER AND PLAGIATOR] Hargai karya aku yaaaa^^ happy reading, chingudeul!

 

beautiful tubby

Summary :

Namanya Shin Hyori. Siswi kelas satu SMA yang berat badannya melebihi batas normal, atau bisa dibilang, gendut. Badannya bulat, pipinya sangat tembam. Teman – temannya sudah berkali-kali memperingatkannya agar Hyori tidak makan terlalu banyak. Namun percuma, Hyori tidak pernah mau mendengarnya. Dia tidak pernah peduli masalah tubuh langsing dan sebagainya. Dia tetap enjoy walaupun tubuhnya gendut.

Hingga suatu hari, dia bertemu seorang namja yang membuatnya jatuh hati. Dia pun mulai mencoba mendekati namja itu. Di saat dia baru memulai usahanya itu, namja yang dia sukai berkata, “Aku tidak suka yeoja gendut,” dengan ketus.

Pasca namja yang ia sukai berkata seperti itu, dia jadi semakin ingin membuktikan bahwa dia bisa menjadi yang namja itu inginkan.

 

#Chapter 1#

“Hyori-ya! keumanhe! Kau sudah habiskan tiga mangkuk!”

Hyori tidak mau mendengarnya. Dia terus menyantap makan siangnya di kantin begitu lahap. Dia sudah menghabiskan tiga mangkuk ramyun hari ini. Teman – temannya menatap kesal karena sedari tadi omongan mereka tidak didengarkan oleh Hyori.

“Ya! Shin Hyori!” bentak Yunhee yang mulai kesal.

Mendengar ocehan teman – temannya yang tak kunjung berhenti, Hyori menghentikan makannya. Dia menatap teman – temannya secara bergantian. Hyori menghela nafas lalu meletakkan sumpitnya.

“Kalian ini kenapa sih?”

“Kau yang kenapa?! Kami hanya memperingatkanmu! Lihat tubuhmu itu, sangat gendut, Hyori-ya. kami hanya tidak ingin kau kegendutan nantinya,” ucap Yunhee semakin kesal.

“Memangnya kenapa kalau aku gendut? Kan sehat!”

“Tapi kalau terlalu gendut jadi tidak sehat, Shin Hyori,” ucap Haena, kali ini dia agak gemas melihat Hyori.

“Dengar ya, kalian tidak perlu mengurusi berat badanku! Aku terima-terima saja kalau aku gendut!” ucap Hyori bangkit dari kursinya lalu pergi.

“Huh, aigoo… anak itu!”

###

CKREEK

CKREEK

Sehun terus membidik dengan kameranya. Seorang yeoja cantik duduk di kursi taman sekolah dengan anggun ditemani angin sepoy-sepoy yang sesekali menggerakkan rambutnya.

“Hm, bagus. Gomawo,” ucap Sehun cuek lalu pergi begitu saja.

Yeoja yang tadinya duduk itu lalu bangkit dan mengejar Sehun.

“Kau hanya bilang ‘gomawo’?”

Sehun menoleh, “Memangnya aku harus bilang apa? Masih untung aku berterimakasih.”

Yeoja itu kesal lalu pergi. Entah apa yang diinginkan yeoja itu. Mungkin dia ingin lebih. Sehun berbalik lalu melanjutkan lagi jalannya. Dia melihat-lihat ke sekeliling taman sekolah untuk mencari pemandangan indah lainnya. Setelah mencari dia menemukan foto sepasang kekasih sedang duduk di atas rumput sambil memegang sebuah buku yang dibaca bersama. Mereka terlihat bahagia dengan senyum di wajah mereka. Sehun pun mulai meraih kameranya, dan…

JEPRET

Sehun melihat hasilnya. Seorang yeoja berbadan gendut dan agak pendek melintas menghalangi objek foto Sehun. Sehun berdecak kesal. Dia lalu mendongak, yeoja itu kini ada di hadapannya menatapnya bingung.

“Mwo?” Tanya Sehun.

“Kau memotretku?” Tanya Hyori, ya, yeoja berbadan gendut itu Hyori.

“Bukan, bodoh,” jawab Sehun seperlunya lalu pergi begitu saja. Dia sangat kesal.

###

Hyori, Yunhee, Raewoo, Haena, dan Injung sedang nongkrong di café dekat rumah Hyori.

“Hyori-ya,” panggil Injung yang melihat Hyori melamun.

“Shin Hyori,” ulang Injung karena Hyori masih saja diam.

“YA! YEOJA GENDUT!” bentak Yunhee yang terlihat paling kesal sambil memukul meja.

Hyori berdiri lalu berteriak, “Nde!” ucapnya tegas. Raewoo, Haena, dan Injung terlihat menahan tawa melihat sikap Hyori. Sementara Yunhee memutar bola mata kesal. Hyori pun kembali duduk sambil mengerucutkan bibir.

“Kau ini memang merasa jati dirimu adalah yeoja gendut ya?” Tanya Haena.

“Kau ini kenapa tuan putri yang cantik?” Tanya Raewoo iseng.

“Isshhh, kau ini!!!!!!!”

Raewoo terkekeh pelan lalu kembali bicara sambil mencubit pipi Hyori, “Kau itu sebenarnya cantik, tapi sayang, kecantikanmu itu tertutup oleh pipimu yang sangat tembam.”

“Iya, kau itu justru bukan terlihat cantik, tapi menggemaskan! Sangaaaattt menggemaskan!” ucap Haena antusias.

“Kalau kau tidak gendut, aku yakin FB5 akan menaksirmu!” ucap Injung.

Hyori diam sejenak, “FB5 itu apa?” tanyanya.

“Neon mollasseo? FB5 itu, ‘Flower Boy 5’! Mereka itu senior-senior kita yang sangat terkenal! Anggotanya adalah, Kim Jongin, si kharismatik, Luhan, si super ramah, Byun Baekhyun si pemilik suara indah dan Park Chanyeol si funny boy,” ucap Injung sambil tersenyum-senyum.

“Lalu Sehun?”

“Ah, Oh Sehun? Dia itu, si ketua geng! Dia hobinya fotografi. Tapi sifatnya itu benar-benar menjengkelkan! Dia itu sangat cuek dan kadang juga sombong, menyebalkan!”

Hyori mengangguk-anggukkan kepalanya pelan sambil membentuk huruf ‘O’ dengan bibirnya. Pasti yang tadi aku temui membawa kamera itu Sehun, pikirnya.

“Huh… mereka itu sangat tampan! Aku sangat menyukai Park Chanyeol! Dia selalu bertingkah sangat lucu di hadapanku,” ucap Injung dengan pipi bersemu.

“Baekhyun oppa! Dia selalu bernyanyi lagu-lagu romatis untukku,” Haena tak kalah antusias. Tentu saja, karena Baekhyun dan Haena adalah sepasang kekasih, tidak aneh Baekhyun selalu bernyanyi untuknya.

Hyori hanya diam menatap teman- temannya. Dia lalu menoleh ke arah Yunhee yang diam saja. Wajah dinginnya seolah mengatakan ‘jangan bicara padaku.’ Hyori tahu sifat sahabatnya yang satu ini.

“Kalau kau, suka dengan siapa?” Tanya Hyori sambil menatap Raewoo.

“Aku?” Tanya Raewoo sambil menunjuk wajahnya, Hyori mengangguk. “Molla,” ucapnya sambil mengangkat bahu. Sepertinya dia tidak tertarik dengan salah satu dari anggota Sehun cs itu.

###

Kim Jongin. Namja itu terus berpose penuh karismatik di depan kamera Sehun. Mereka kini berada di pinggir Namsan Tower. Sehun menurunkan kameranya, dia lalu berjalan mendekati Jongin. Jongin meraih kamera Sehun untuk melihat hasilnya.

“Wooaah, Sehun-ah! Bagus sekali! Kau bisa menentukan jarak fokus dan bagaimana cara menyeimbangkan objek foto. Aku bahkan terlihat sangat tampan.”

Sehun tersenyum tipis. Senyum yang sangat sulit dilihat oleh orang lain kecuali teman – teman se-gengnya.

“Oh iya, bagaimana soal orang tuamu? Mereka masih memaksamu untuk mengikuti audisi agensi itu?” Tanya Jongin mengalihkan pembicaraan sambil mengembalikan kamera kepada Sehun.

Sehun menunduk sejenak menatap kamera dalam genggamannya. “Aku tidak tertarik tampil di depan kamera, aku lebih tertarik berada di balik kamera.”

“Tapi jadi artis itu tidak semua orang bisa! Kau tidak mau mencobanya?”

Sehun menggeleng pelan lalu menatap Jongin. “Aku yang menentukan masa depanku, bukan orang tuaku.”

Jongin merangkul bahu Sehun. “Kau memang lebih pantas menggeluti bidang fotografi!”

###

“Baiklah, cukup sekian untuk hari ini,” ucap Kim sonsaengnim sambil membereskan buku – buku di mejanya.

“Gamsahamnida,” ucap para murid.

Kelas pun bubar. Hyori menenteng buku – bukunya keluar ruangan menuju lokernya. Hyori berhenti berjalan ketika melihat Sehun yang sedang duduk tidak jauh di hadapannya. Angin yang sedikit berhembus membuat poni rambut Sehun sedikit bergoyang. Hyori seolah telah terbius oleh pesona seorang Oh Sehun. Dia benar-benar tidak melanjutkan langkahnya saat itu. Dia hanya diam. Jantungnya berdetak lebih cepat. Sungguh namja yang tampan, pikirnya.

###

Hyori duduk sendirian di kursi pinggir taman sekolah. Dia sedang memperhatikan Sehun yang tidak pernah melepaskan kameranya itu. Dia memang sangat tampan. Tanpa diperintah, Hyori segera mengeluarkan sebuah buku catatan kecil dari saku seragamnya. Dia juga mengambil pensil dan mulai menggambar wajah tampan Sehun yang sedang memegang kamera dengan penuh semangat.

                                                                     ###

Jam sudah menunjukkan pukul empat sore. Hyori masih berdiri tegak di depan sekolahnya sambil menggenggam secarik kertas. Dia sedang menunggu Sehun yang belum keluar. Beberapa menit kemudian, Sehun terlihat berjalan keluar sendirian sambil menenteng tas ranselnya di bahu. Saat itu juga, Hyori langsung mencegatnya.

“Jeogiyo, Sehun sunbae?” Tanya Hyori. Sebenarnya tanpa bertanya pun dia sudah tahu itu Sehun.

“Wae?” Tanya Sehun. Responnya sangat singkat.

“Annyeonghaseyo! Choneun Shin Hyori imnida!” ucap Hyori sambil membungkuk benar-benar Sembilan puluh derajat. Hyori lalu menyerahkan kertas yang dia pegang ke arah Sehun. Sehun diam sejenak sambil menatap kertas itu. Kertas itu dilipat, jadi dia tidak tahu apa isinya. “Bukalah, jebalyo sunbaenim,” ucap Hyori. Sehun masih diam.

Beberapa detik kemudian, “apa itu?” Tanya Sehun.

“I..i..ini, karyaku,” jawab Hyori. Sehun pun meraih kertas tersebut dari tangan Hyori. Dia lalu membukanya. Namun, tidak ada yang berubah dari ekspresi dingin wajahnya yang bisa dibilang permanen itu. Jantung Hyori berdetak sangat kencang dia menunggu tanggapan Sehun.

“Kau tidak pergi?” Tanya Sehun tiba-tiba.

“Uh, nde?”

“Kenapa kau masih di sini? Gambar ini untukku kan?” Sehun mengacungkan kertas itu. Hyori mengangguk. “Lalu?” Tanya Sehun lagi.

“Bagaimana pendapatmu sunbae?”

“Apa yang harus kukatakan? Gambarmu biasa saja.”

Serendah itukah penilaiannya? Apa dia tidak mau menghargai karyaku sedikit saja? Dia tidak ingin berterimakasih? Pikir Hyori.

Sehun mengalihkan pandangannya ke arah langit. “Sudah sore, aku duluan,” ucapnya sambil menuruni tangga. Hyori berlari kecil untuk menyamai langkahnya dengan Sehun. Merasa tidak ingin diikuti, Sehun menghentikan langkahnya lalu menatap Hyori.

“Apa lagi?” tanyanya.

“Ap–“

“Mwo? Pulanglah sana, aku tidak perlu mendengar apapun yang penting darimu kan? Jadi pulang saja.”

“Aniyo, sunbaenim, apa kau menyukai gambarku?”

“Apa aku harus menyukainya?”

“Tentu saja tidak, itu terserah padamu.”

“Ani.”

“Mwo?”

“Aku tidak suka gambarmu,” ucap Sehun sambil melempar kertas bergambar dirinya itu ke tanah. “Andwae!” ucap Hyori sambil mengambil kertas yang dijatuhkan Sehun itu. “Sunbae, wae irae?”

“Kau bilang terserah padaku, kan?”

“Keunde–“

“Sudahlah, aku tidak suka yeoja gendut,” ucapnya lalu pergi.

DEG

Perkataan Sehun itu membuat hati Hyori sakit. Hyori rasanya ingin marah pada Sehun saat itu juga. Tapi sepertinya dia tidak akan bisa, karena dia memang sudah jatuh cinta pada Oh Sehun. Dia menggigit bibir bawahnya. Lihat saja, sunbae, aku akan tunjukkan padamu bahwa aku bisa menjadi kurus!

###

Siang itu, selepulang sekolah, teman-teman Hyori mengajaknya makan siang. Sesampainya di restoran seafood favorit Hyori, Hyori justru diam. Dia tidak mau makan.

“Hyori-ya, wae guraeyo? Kau tidak mau memesan?” Tanya Raewoo.

“Cepatlah! Kau hanya akan menghabiskan waktu makan siangku!” ucap Yunhee.

“Yunhee-ya,” tegur Haena pelan.

“Aku kan sudah bilang, kalian saja yang makan! Aku tidak akan makan apapun hari ini!” ucap Hyori sambil melipat kedua tangannya di atas meja.

“Terserah!” ucap Yunhee.

“Ada apa denganmu sebenarnya?” Tanya Injung.

“Sudah kubilang aku hanya tidak mau makan!”

###

Setelah selesai makan, mereka pulang dengan mobil Raewoo. Tentu saja Raewoo yang menyetir. Selama perjalanan, Hyori terus saja memakan beberapa makanan ringan yang dia keluarkan dari tasnya. Yunhee yang duduk di sebelah kanan Hyori hanya memejamkan mata sambil mendengarkan lagu di headsetnya. Sementara Haena yang duduk di sebelah kirinya menatap Hyori dengan heran sekaligus agak risih.

“Ya, Shin Hyori, kau ini kenapa sebenarnya? Tadi saat di restoran seafood kau tidak mau makan apa-apa, keunde jigeum?” Tanya Haena.

“Aku ingin kurus, makanya aku tidak makan.”

“Ya! kau ini aneh-aneh saja! Justru dengan mengemil seperti ini kau akan semakin gendut!” ucap Haena.

Hyori spontan melempar snack yang sedang ia makan hingga isinya bertumpahan di atas karpet mobil Raewoo.

“Hyori-ya, kau mengotori mobilku!”

Hyori menggigit bibirnya, “ottokhe, Haena-ya?”

“Mwo?”

“Pasti aku makin gendut sekarang! Ottokhe? Hhuuuaaaaaa….,” Hyori pun menangis seketika. Yunhee yang tadinya tidur langsung terbangun karena suara tangisan Hyori yang memecah.

“YA, SHIN HYORIIIIIII!!!!!” teriak Yunhee. Hyori pun segera menghentikan tangisnya dengan nafas yang sesenggukan.

###

Pagi harinya, Hyori tidak mau sarapan. Orang tuanya agak heran dan juga prihatin melihat anaknya yang tiba-tiba tidak mau sarapan. Padahal biasanya Hyori sangat semangat sarapan.

“Hyori-ya, makanlah sedikit, masa kau hanya minum air putih saja?” Tanya eommanya. Hyori hanya menggeleng pelan sambil menggembungkan pipinya yang berisi air yang belum ia telan.

###

Hyori berjalan dengan lemah lesu menuju kelasnya. Perutnya terasa sakit karena lapar. Ya, dia berniat untuk diet. Tapi, apa dietnya akan berhasil jika begini caranya? Haena yang kebetulan juga baru datang melihat Hyori. Dia langsung berlari menghampiri Hyori.

“Ya, Shin Hyori! Neo gwenchana?” tanyanya.

“Nde,” jawab Hyeri pelan. Dia begitu lemas.

“Apa yang terjadi denganmu? Kau terlihat pucat. Apa kau sudah sarapan?” Tanya Haena lagi, Hyori menggeleng pelan. “Wae?”

“Aku ingin diet.”

“Diet?!” Tanya Haena terdengar kaget. Matanya membulat seketika. Namun tak lama kemudian, ekspresi kagetnya itu berubah menjadi menahan tawa. Haena lalu segera berlari meninggalkan Hyori. Tak lama kemudian, Hyori dapat mendengar suara tawa Haena dari tempatnya berdiri. Huh! Kenapa dia malah menertawaiku?

###

“Selamat pagi anak-anak!” ucap Lim sonsaengnim di depan kelas.

“Selamat pagi, sonsaengnim!” ucap para murid.

“Hari ini, saya sebagai guru seni kalian, akan mengumumkan sesuatu,” Lim sonsaengnim menatap kertas yang ia pegang sejenak, “sekolah kita akan mengadakan pentas seni drama khusus untuk kelas kalian. Ottokhe? Ada yang tertarik?”

Suasana kelas kini menjadi riuh. Para murid sibuk bergumam atau berbisik-bisik pada temannya. Berbeda dengan Hyori yang hanya diam, lemas karena belum sarapan.

“Ottae?”

“Nde, sonsaengnim! Kami mau!” jawab para murid kompak.

“Baiklah kalau begitu. Drama yang akan kita mainkan adalah ‘Cinderella’. Pasti kalian sudah sangat tidak asing lagi kan? Saya sengaja memilih drama ini agar kalian mudah berlatih. Karena, drama ini akan menggunakan bahasa Inggris. Ah, dan ya! saya sudah menentukan pemain utamanya yang akan menjadi Cinderella! Yang paling bagus dalam bahasa Inggris di kelas ini adalah, Shin Hyori.”

Merasa namanya dipanggil, Hyori mendongak sambil membulatkan matanya. Lim sonsaengnim hanya mengangguk sambil tersenyum lalu menyuruh Hyori untuk maju. Hyori diam sejenak. Dia menunjuk mukanya sendiri dengan jari telunjuknya, hanya untuk memastikan kalau yang dipanggil itu memang benar dirinya. Dan untuk kedua kalinya Lim sonsaengnim mengangguk.

Dengan lamban, Hyori bangkit dari bangkunya lalu berjalan ke depan kelas menghampiri Lim sonsaengnim. Setelah sampai, Hyori pun berbalik, menatap teman-teman sekelasnya. Lim sonsaengnim lalu memegang kedua pundak Hyori.

“Jadi, dialah yang akan menjadi cinderellanya. Berikan tepuk tangan!”

Semua siswa bertepuk tangan.

“Keuraesseo, kajja kita langsung saja ke ruang theater!”

###

FB5 sedang asyik membaca-baca buku di perpustakaan saat jam istirahat. Walaupun sedang membaca buku, Sehun tetap tidak pernah lepas dari kameranya. Dia selalu tidak ketinggalan untuk memotret pose-pose oreng membaca buku yang unik, indah, dan suasana perpustakaan itu sendiri.

“Ya, apa kau tidak bosan hanya memotret perpustakaan?” Tanya Chanyeol yang berada di sebelah Sehun sambil melirik ke arah kamera Sehun.

“Memangnya?” balas Sehun. Seperti biasa, selalu singkat, dingin, dan kurang jelas.

“Ah, Sehun-ah, aku baru mendapat sms dari Haena. Katanya hari ini kelasnya ada latihan untuk pementasan drama! Pasti banyak sekali objek foto di sana!”

“Jinjja? Kita ke sana saja, Sehun-ah!” ajak Luhan.

“Arrasseo,” ucap Sehun.

###

Sementara itu, di ruang theater, semua sibuk mempersiapkan latar panggung, kostum, dan make up. Seperti yang telah ditentukan, Hyori yang menjadi Cinderellanya, Yunhee dan Soojung menjadi kakak-kakak tiri jahat Cinderella, Injung yang akan menjadi ibu tiri, Haena menjadi ibu peri, Minhyun yang menjadi raja dan yang menjadi pangerannya adalah Junhong.

Semua sibuk. Sementara Hyori sedang mencoba di make up oleh Ara, make over dan penata kostum yang sengaja di undang. Walaupun ini hanya latihan, tapi semua harus dipersiapkan dengan matang.

Di saat yang sama, Sehun cs datang. Haena yang kebetulan sudah selesai didandani dan memakai kostum ibu peri langsung berlari menghampiri Baekhyun.

“Oppa!”

“Haena-ya?”

“Oppa, kau datang? Oppa mau melihatku berlatih?”

“Tentu. Apa kau yang menjadi ibu perinya?” Tanya Baekhyun, Haena mengangguk. Baekhyun lalu mencubit pipi Haena. “Kau terlihat cute sekali dengan kostum ini!”

“Jeongmalyo? Gomawo, oppa!”

Sementara itu, Sehun sedang melihat ke sekeliling. Para murid melakukan aktivitasnya masing-masing. Ada yang sedang mengecat, dan sesekali bermain-main dengan cat yang digunakan, ada yang sedang mengacak-acak wajahnya dengan make up, ada juga yang serius. Hampir semua Sehun foto.

Beberapa saat kamudian, latihan pun segera di mulai. Semua sudah siap memakai kostum dan make up masing-masing.

“Ini dia Cinderella kita!” ucap Raewoo antusias.

Para mata langsung menatap Hyori. Begitu cantik. Hanya saja, agak terlihat pucat.

“Sehun-ah, kau lihat itu? Dia bukankah si gendut Hyori? Dia cantik sekali yah?” Tanya Jongin. Sehun diam saja, hanya menatap Hyori dingin. Jarak mereka kebetulan tidak terlalu jauh, dan tatapan mereka sedang bertemu. Hyori menatap Sehun penuh harap.

“Dia biasa saja, tidak ada perubahan. Hanya Cinderella yang gendut,” ucap Sehun begitu dingin dan ketus. Dia lalu pergi begitu saja meninggalkan ruangan theater. Sementara teman-temannya yang lain hanya menatap kepergian Sehun. Hyori seketika melemah, tubuhnya jatuh terduduk. Orang-orang mulai mengerubunginya. Pandangan Hyori mulai kabur, kepalanya pusing dan perutnya merasa lapar. Hyori terus memperhatikan punggung Sehun yang menjauh hingga akhirnya dia tidak melihat apapun, gelap.

#TBC#

Gimana nih first impression buat ff ini? Bagus atau jelek? Mohon kritik dan saran yaaa^^ semoga readers ngga ada yg nyesel baca ff ini ._.

Tunggu kelanjutannya yaaaaa^^

 

 

 

 

 



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles