Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Unexpected

$
0
0

Unexpected

dghgj

Title       : Unexpected

Author  : choisungyeon

Twitter   : @chrsvmfty

Cast       : – Kai EXO

- Han Jihyun (OC)

- Kim Hana (OC)

Genre   : romance, maybe little bit comedy, dll. *cari sendiri genre yang lainnya

Length : One shot (<1000)

Rated    : General

Author Note      :

*Cerita ini murni dari otak author yang author tumpahin ke dalam FF ini (?), jika ada kesamaan cerita dengan FF yang lain, maaf, author tidak tahu. Kai milik tuhan dan orang tuanya, sedangkan OC adalah milik author #tapi kalo kai jd milik author jg gapapa kok XP*abaikan*. Dan JANGAN SEMBARANGAN COPAS NI FF! Izin dulu! #plak..*

*WARNING! TYPO #mungkin bertebaran di FF ini!*

Annyeonghaseo! Ini adalah second fanfict yang author buat. Mian kalo ceritanya absurd, aneh dan feelnya kurang dapet, judul gak cocok. Plus, maaf kalau posternya kurang memuaskan._. Kalo readers pernah nemu ff yang persis kaya gini, itu memang authornya yang juga ngepost di web lain._.  Selamat membaca. Jangan lupa RCL ya.. ^^

-Unexpected-

 

-Jihyun POV-

Hari ini langit sangat cerah, tidak seperti hati kecilku yang sedang hancur saat ini. Kau tahu? Sahabat baikku, sekaligus orang yang kucintai, akan menyatakan cintanya pada yeoja lain. Bukan aku. Masa-masa bahagia yang dulu selalu kami arungi berdua, hanya akan menjadi kenangan indah sekaligus menyakitkan bagiku, pikirku.

“Ya! Jihyun-a! Kau memandangi apa? Apa kau sedang melamun?” Omo! Dia mengagetkanku.

“Kau kenapa?” suaranya seperti nada khawatir. Dia mendekatkan wajahnya padaku. “Emm.. A-Aku hanya.. Aku hanya..” tidak mungkin! Kenapa bisa aku jadi segugup ini dihadapannya? Sungguh memalukan.

“Kau hanya apa eoh? Kenapa kau menjadi terlihat ketakutan di depanku? Apa aku tampak mengerikan?” kenapa dia tanya dengan pertanyaan semacam ini? Dia tampan, tidak terlihat mengerikan sama sekali. Terlihat wajah-wajah khawatir malah.

“Tidak kok. Kau tampak baik-baik saja. Tidak menakutkan sama sekali.” Jawabku datar.

“Kenapa tiba-tiba nadamu datar semacam itu? Apa aku membosankan? Menurutmu?” tanyanya lagi. Sungguh, kenapa dia bertanya hal semacam ini?

“Tidak. Kamu itu orangnya enak diajak ngobrol.” Dia menjauhkan wajahnya dariku.

“Lalu kenapa kamu menjawab pertanyaanku seperti orang yang kebosanan tadi?”

“Lalu, kenapa kamu bertanya hal semacam ini?” dia kutanya balik. Raut wajahnya menunjukkan kalau dia kebingungan. Wajahnya lucu seperti orang bodoh kalau dia sedang bingung.

Aku mulai bosan menunggu jawabannya. “Apa kau tidak bisa menjawabnya?” kutanya lagi.

“Emm, bukannya begitu Jihyun. Hanya saja..” dia menggantungkan kalimatnya.

“Hanya saja apa Kai?”

“Emm, tidak apa-apa.” Katanya sambil tersenyum. “Bagaimana? Kau mau mengajariku kan?”

Oh iya, Kai juga memintaku untuk mengajarinya cara menyatakan cinta kepada yeoja. Apakah Kai tidak sadar kalau hatiku ini malah tambah sakit lagi? Benar-benar menyebalkan!

“N-ne, apakah harus sekarang?”

“Tahun depan!” katanya sambil jutek. benarkah? “Tahun depan?” tanyaku untuk memastikan.

“Ya sekaranglah! Pabo!” kenapa dia juga harus mengejekku pabo? Sebenarnya yang pabo itu aku atau dia sih? Dasar pabo namja!

“Oke, baiklah. Pertama-tama, kau harus berbasa-basi dulu. Tapi, kalau bisa diselipin kata-kata puitis, gombalan, atau semacamnya.” Tiba-tiba dia mengeluarkan notes dan pensil dari dalam tas ranselnya.

“Aku catat ya.” Katanya.

“Kenapa dicatat?”

“Tak apa. Lanjutkan!”

Lalu kulanjutkan penjelasanku tadi. “Lalu, nyatakanlah cintamu pada yeoja itu.”

Kretek *sound gagal dari broken heart -,-V

Suaraku mulai melemah saat menjelaskan kalimat yang barusan itu. Sakit rasanya di hati.

“Oke, apakah masih ada lagi?”

“Ya. Lalu, saat kau mengucapkan itu tadi, kau harus sambil memberinya bunga atau cokelat.”

“Kalau dikasih boneka boleh?”

“Ya, boleh. Apa saja, pokoknya yeoja itu suka.”

“Walaupun yeoja itu suka sama helm warna pink gitu? Apakah yang aku kasih juga helm berwarna pink?” benar-benar pertanyaan bodoh. Tapi gurauannya lumayan juga supaya aku tidak terlalu sedih.

“Ya.. Bisa jadi-bisa jadi.” Kataku sambil menahan tawa.

“Oke. Ada lagi?”

“Kurasa cukup.” Lebih baik berhenti di sini saja. Aku sudah muak.

“Sip.” Katanya sambil mengacungkan jempol. Lalu memasukkan notes dan pensilnya ke dalam tas.

“Apakah nanti kau mau datang ke taman saat aku menyatakan cintaku?” apa-apaan ini?

“Emm, tidak perlu.” Jawabku singkat.

“Harus!” mwo? Harus?

“Kenapa harus?”

“Kau bisa menjadi tempatku berkonsultasi saat aku bingung nanti.”

“Kenapa kamu harus berkonsultasi denganku?”

“Dua alasan.” Kenapa banyak alasannya? -__-

“Yang pertama, kau adalah sahabatku. Lalu yang kedua..” kira-kira yang kedua apa coba?

“Karena tidak mungkin aku menyatakan cinta sambil membawa kertas contekan dari notesku tadi.” Kertas contekan katanya? Dasar namja pabo! Oke, candaan yang bagus, tapi membuat sakit kalau dipikirkan lebih lanjut.

“Oke, aku mau.” Jawabku dengan nada yang lumayan berat.

“Sip. Kalau gitu, nanti sore jam 5 di taman.” Katanya.

“Taman yang mana?”

“Yang itu pokoknya.” Aku tidak melihat dia sedang menunjuk ke arah mana.

“Yang mana sih? Tunjukkin dong!”

“Depan sekolah bawel!” mwo? Katanya aku bawel?

“Dasar pabo!”

“Tukang bawel!”

“Pabo!”

“Bawel!” kenapa kita jadi saling ejek?

“Cukup! Aku pulang duluan! Bye!” kataku sambil berlalu.

“JANGAN LUPA NANTI YA!” teriaknya. Untung saja telingaku tidak tertinggal di situ.

Lebih baik menyiapkan mental dulu sebelum pergi ke taman.

 

—SKIP—

17.00 at park

-Author POV-

Saat itu suasana sudah semakin sepi karena hari semakin sore. Terlihat ada namja yang membawa sebuah boneka itu duduk di bangku taman yang letaknya tepat di depan air mancur, dan dikelilingi oleh taman bunga. Benar-benar tempat yang indah dan romantis.

Tak lama kemudian, datanglah seorang yeoja yang berpakaian rapi menghampiri namja itu. Dia nampak cantik jelita. Lalu datang lagi yeoja yang lain. Pakaiannya lumayan rapi. Tapi tak seperti wajahnya, nampak lumayan kusut.

-Jihyun POV-

Sungguh, rasanya aku ingin pulang saja. Aku benar-benar tidak ingin mengganggu kai saat dia sedang menyatakan cintanya kepada yeoja lain. Yeoja itu sungguh cantik. Mungkin kecantikanku hanya 50% dari kecantikannya. Pantas saja Kai menyukainya.

“Jihyun-a, kau sudah datang?” tuh kan, padahal dari tadi aku sudah ada di sini. Tapi dia tidak meyadari kehadiranku. Mungkin karena terpana oleh yeoja itu.

“Kai oppa!” yeoja itu memanggil Kai dengan embel-embel oppa. Mungkin yeoja itu sangat dekat dengan Kai melebihi kedekatanku dengannya.

“Apa?” jawab Kai dengan nada agak malas.

“Ayo!” Kata yeoja itu sambil menarik lengan Kai. Mereka benar-benar dekat.

“Bagaimana kalau kau naik taksi saja? Aku sedang ada urusan..” Kai berbicara dengan yeoja itu sambil berlalu dan merangkul yeoja itu, dan tentunya meninggalkanku sendirian di sini. Aku lumayan penarasan dengan apa yang mereka bicarakan, karena dari tadi yeoja itu sesekali melirikku.

“Jihyun-a! Tunggu sebentar ya? Aku pasti akan kembali ke situ!” teriaknya. Aku tidak tahu keadaan telinga yeoja itu saat ini, karena Kai tetap merangkul yeoja itu. Seperti tidak ingin melepasnya.

—SKIP—

15 menit kemudian..

“Kai-a, apa kau sudah meyatakan cintamu tadi?” tanyaku.

“Belum.” Benar-benar pabo. Apakah dia tidak merasakan kalau kesempatannya untuk mendapatkan yeoja tadi menjadi hilang? Pabo!

“Kenapa belum?”

“Ya memang belum. Kau tahu kan siapa yeoja tadi?” tanyanya.

“Aku tidak tahu.” Jawabku datar. “Tapi kau bisa kehilangan kesempatan untuk mendapatkan yeoja itu kalau tidak sekarang. Sekarang itu waktu yang tepat untuk meyatakannya.” Jelasku. Kai nampak bingung.

“Yeoja itu? Yang mana? Yang tadi?” pertanyaan apa lagi ini?

“Ya iyalah. Emang siapa lagi?” jawabku judes.

“Jihyun-a, aku memang mencintai dan menyayangi yeoja itu tadi.”

JLEB! Sakit rasanya.

“Tapi, kalau aku berpacaran dengannya, aku bisa dimarahi oleh ummaku.” Jelasnya.

“Kenapa?” Tanyaku. Jarang di korea ada ummanya yang tidak memperbolehkan anaknya untuk pacaran. Apa lagi, sekarang sudah kuliah semester 1.

“Dia adikku. Lebih tepatnya adik sepupuku. Namanya Kim Hana” Mwo? Tiba-tiba muncul berbagai pertanyaan di otakku.

“Kenapa adikmu,, emm, maksudku, sepupumu itu, kenapa dia ke sini?”

“Dia ingin aku mengantarkannya ke acara ulang tahun temannya. Karena aku punya acara lain, jadi dia kusuruh naik taksi sendiri. Tapi tetap saja, namanya anak manja susah diajak kompromi. Akhirnya dia kutitipkan temanku yang kebetulan tadi ada di depan taman.” Jelasnya panjang kali lebar(?).

“Lalu, siapa yeoja yang kau maksud?” aku penasaran, jadi aku bertanya. Tidak apa kan?

“Yeoja itu adalah..” dia menggantungkan kalimatnya. Dia menatap mataku lekat-lekat. Lalu mendekat kepadaku. Ada apa dengan namja ini?
“Kau!” ne? Apa aku salah dengar? Apakah telingaku sekarang baik-baik saja?

-Kai POV-

“Kau!” matanya terbelalak, sepertinya dia kaget. Berarti dia benar-benar mengira kalau sepupuku tadi adalah yeoja yang kumaksud. Pipinya juga tiba-tiba berubah seperti kepiting rebus. Apakah dia sedang tersipu sekarang? Lebih baik kumulai sekarang saja.

“Jihyun-a, aku selalu merasa ada yang aneh dalam diriku saat aku berada di sampingmu. Ternyata aku terserang penyakit yang penyebabnya adalah dirimu.”

“Penyakit apa itu? Apakah bisa disembuhkan?” tanyanya dengan nada khawatir.

Lalu aku duduk di bangku taman itu, karena sudah lumayan lelah dari tadi berdiri terus. Dia pun mengikutiku. Aku menggelengkan kepalaku.

“Penyakit ini tidak bisa disembuhkan. Sekali terkena penyakit ini maka akan ada penyakit ini terus sampai ajal menjemputku nanti.” Wajahnya menyiratkan bahwa dia mulai khawatir.

“Penyakit apa itu? Leukimia? Asma? Jantung?”

“Bukan. Bukan itu.”

“Lalu apa?”

“Itu mungkin bukan sebuah penyakit. Tapi kelainan. Namanya jatuh cinta.”

“Oh Kai, kukira kau benar-benar terserang penyakit atau semacamnya. Ternyata bukan. Kau benar-benar membuatku takut.”

Suasana sempat hening sesaat. Lebih baik kulanjutkan lagi.

“Jihyun-a, aku menyukaimu. Saranghaeyo Jihyun-a.” Kataku langsung to the point.

“N-na ddo s-saranghaeyo, K-Kai.” Jawabnya sambil memejamkan mata. Sepertinya terlihat sulit saat Jihyun mengatakan itu.

“Oh iya, aku hampir lupa.” Lalu kuberikan boneka Teddy kepadanya. Boneka itu seperti membawa sebuah hati yang bertuliskan ‘I LOVE YOU’

“Kai-a..” suaranya melirih. Ada apa dengannya?

“Maukah kau menjadi yeojachinguku?” wajahnya menjadi merah padam. dia menganggukkan kepalanya tanda dia setuju.

“Oke. Lalu, sekarang kau sebagai sahabat. Aku ingin berkonsultasi.”

“Memangnya tadi kau menganggapku apa?”

“Orang yang spesial di hatiku, chagi (sayang).” Kukasih kata-kata chagi agar terlihat romantis.

“Lalu, apa yang harus kulakukan setelah ini, sahabatku?”

“Kau bisa memeluknya dengan hangat.”

“Oke, sekarang kau menjadi orang spesialku lagi.” Kataku. Tiba-tiba dia sudah berhambur dipelukanku.

“Kau belum menjawabpertanyaanku tadi.” Kataku lumayan datar.

“n-ne, aku mau.. op-oppa.” Sepertinya dia agak ragu saat memanggilku dengan oppa.

“Oke. Berarti sekarang kau resmi menjadi yeojachinguku.”

“Saranghaeyo Jihyun-a.”

“Na ddo saranghae Kai oppa.”

—END—

Yeah, sudah selesai bacanya? Gimana? Feelnya dapet nggak? BTW, thanks for reading and thanks for admin yang udah mau ngepost ff ini di sini. Dan skalian promosi twitter author @chrsvmfty bagi yang ingin menfollow :3 . RCL juseyo~ :3



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles