Title : Secret Admirer
Author : @JacqJacqueline_
Cast : Byun Baekhyun, Park Chanyeol, Kris Wu, and find by yourself.
Pairing : KrisBaek, ChanBaek.
Genre : hurt, roman, school life.
Length : One Shot.
Rating : PG-14
Warning : YAOI, BOYS x BOYS, DON’T LIKE DON’T READ. Silent readers? Go to hell.
Summary : “Aku sungguh bersyukur kepada Tuhan karena telah di beri anugrah yang sebesar ini, yaitu mencintaimu.”
HAPPY READING ^^
Author POV
“Hey.”
“…”
“Hey ada apa denganmu? Gwenchana? Apa kau sakit? Kenapa seragammu kotor?” Tanya seorang namja cantik yang tanpa sengaja bertemu dengan namja yang sedang meringkuk di dekat gudang. Berpenampilan kotor dan sungguh tidak mengundang selera.
“…”
Masih belum ada jawaban, dan Baekhyun -namja cantik itu- menghembuskan nafasnya.
“Aku bukan orang jahat. Aku bisa di percaya dan aku tidak ingin menyakitimu.”
Dengan perlahan namun pasti, sosok di depannya yang sedang meringkuk kini mulai menaikan kepalanya dan akhirnya Baekhyun bisa melihat sosok itu.
Putih, bermata bulat, berbadan tegap, tinggi, berkacamata, dan … Culun. Dan pastinya kotor, entah apa yang terjadi pada namja ini sampai ia bisa sekotor itu.
“Ada apa denganmu? Apa ada yang bisa ku bantu? Siapa namamu?” Tanya Baekhyun masih dengan sikap menyenangkannya.
“P..Park Chanyeol.” Jawab namja culun itu dengan suaranya yang err, sangat sexy.
“Naneun Byun Baekhyun imnida.” Balas Baekhyun sambil tersenyum sangat manis sehingga menimbulkan getaran-getaran aneh di dada namja yang mengaku dirinya bernama Park Chanyeol itu.
Chanyeol melihat Baekhyun, sambil sesekali membetulkan letak kacamatanya.
“Kau kenapa? Ah biar ku tebak. Anak-anak nakal sekolah ini meledekmu bukan? Mereka mengerjaimu dengan cara mempeperkan tanah liat ini di seluruh tubuhmu?” Tebak Baekhyun dengan sangat tepat, jelas, dan akurat.
Chanyeol menunduk dan semakin membenarkan perkataan Baekhyun.
“Jangan bersedih. Kau harus kuat. Anak-anak di sini memang mulut dan perilakunya perlu ikut wajib militer.” Jawab Baekhyun yang membuat Chanyeol tersenyum tipis. “Jangan di masukan ke hati Chanyeol, hadapilah, jangan menghindar. Tunjukan siapa dirimu sebenarnya. Kau punya kaus olahraga bukan? Gantilah dengan itu, karena ku jamin jika aku meminjamkan kaus olahragaku padamu pasti tidak akan muat di tubuhmu.”
Chanyeol mengangguk lalu tersenyum.
“Maaf tidak bisa membantumu lebih dari ini Chanyeol. Jika kau butuh bantuanku, jangan sungkan untuk mengunjungiku. Aku ada di kelas 3-A. Aku pergi dulu ne, sampai bertemu lagi.” Ucap Baekhyun dengan senyumnya lalu melambai ke arah Chanyeol dan berjalan menjauh.
Chanyeol tersenyum. Baekhyun sukses membuat Chanyeol jatuh hati padanya. Tapi bisakah orang culun seperti dia berdekatan dengan Baekhyun? Tidakkah Baekhyun akan malu nanti? Oh Park Chanyeol apa yang kau pikirkan? Bukankah Baekhyun itu malaikat penolongmu? Malaikat tak bersayap? Angel without wings? Hmm, itu terdengar sangat cocok untuk Baekhyun.
Sudahlah, Chanyeol hanya bisa mengaguminya saja. Menjadi seorang penggemar rahasia Baekhyun. Secret Admirer.
Secret..
Admirer?
Tidak buruk.
Chanyeol POV
Yeah, inilah hidupku. Duduk di pojok kelas, tanpa teman sebangku, di kucilkan, di kerjai, dan tidak di anggap. Siapa yang tidak kenal aku? Bukan, bukan karena kepopuleranku. Aku terkenal sebagai siswa yang biasa suka di tindas, culun, kuper, kutu buku, si anak pelacur dan entah apa lagi julukan yang mereka tujukan untukku.
Malaikatku, penolongku. Duduk di kursi paling depan bersama seorang namja yang ku perkirakan lebih tinggi dari ku. Mereka duduk berdua di sana, bercanda dan tertawa sepuas mereka. Baiklah, itu terlihat menjengkelkan untukku.
Oh Tuhan, aku tahu apa status mereka. Ya, sepasang kekasih. Apa aku punya hak untuk marah? Hey, aku hanya penggemar rahasianya dan bukan siapa-siapa. Itu terbukti ketika malaikatku menolongku di dekat gudang sekitar … Eumm, 2 bulan yang lalu dan ia bahkan tidak menyadari bahwa kami sekelas.
Ku akui aku maniak. Aku tidak tahu ia kemanakan semua barang-barang, bunga, beserta surat yang ku berikan padanya, apakah ia simpan atau ia buang aku tidak perduli. Hey, jangan salahkan aku jika aku terpesona padanya. Kalian juga pasti akan langsung terpesona jika bertemu dengannya.
Hidupku hanya sebatas menyendiri, di kerjai, menulis surat, dan menjadi penguntit. Penguntit dalam artian .. Hmm, mengikutinya kemanapun ketika ia berada di sekolah dengan jarak yang yah bisa di bilang lumayan. Sampai saat ini, kejadian di gudang 2 bulan yang lalu adalah interaksi yang pertama dan terakhir yang ku dapat darinya. Aku tidak tahu apakah akan ada interaksi kedua atau ketiga. Aku tidak berani berharap.
Kami sekarang kelas 3 dan dalam waktu beberapa bulan lagi kami akan lulus dan berpisah. Itu artinya aku juga akan berpisah dengan malaikatku bukan?
PLETAK!
“Park Chanyeol! Jika kau melamun selama pelajaranku, lebih baik kau keluar!” Teriak Kim sonsaengnim setelah melempar penghapus kayu di kepalaku.
“Hahahaha.”
Terdengar tawa ledekan dari mulut-mulut siswa yang biasa suka mengerjaiku.
“Mianhamnida sonsaengnim.” Ucapku lalu menunduk.
***
Bisakah ku katakan jika hari ini adalah hari keberuntunganku?
Siang ini, sepulang sekolah seperti biasa aku selalu pergi ke perpustakaan sekolahku dan ketika aku sedang serius membaca buku kesukaanku, suara seseorang yang paling ku kenal masuk ke indra pendengaranku.
“Hey, kau tahu dimana letak buku-buku yang menyimpan tentang biologi?”
Aku tahu itu suaranya, tapi tidak mungkin aku beranggapan bahwa ia berbicara padaku kan?
“Hey.”
Aku mulai gelisah. Benarkah ia berbicara padaku?
“Park Chanyeol, aku sedang berbicara padamu.”
DEG!
Mataku membelalak. Apa yang dia katakan tadi? Ia memanggil namaku dan berkata bahwa ia sedang berbicara padaku?
“N..ne Baekhyun-ssi?”
Ia mengibaskan tangannya. “Ck, aku tidak suka embel-embel itu. Ah, dimana letak buku-buku biologi? Aku perlu mengerjakan tugas sebanyak ini dari Shin sonsaengnim.” Ucapnya.
Yeah beginilah sifatnya. Sungguh ramah, dan sama sekali tidak mencelaku seperti yang lainnya. Betapa kasihannya ia harus mengerjakan tugas setumpuk dari Shin sonsaengnim karena murid kesayangannya adalah Baekhyun.
“Kenapa kau bertanya padaku?”
Ia memutar bola matanya. “Bukankah kau menghabiskan hampir seluruh waktumu di sini? Ku pikir kau pasti tau dimana letak buku-buku itu.” Jawabnya.
Aku terkekeh. “Pemikiran yang cerdas.”
“Kau meledekku eoh? Aku ini jelas lebih pintar darimu.” Ucapnya dengan bibir pout. Hey, tak tahukah ia itu hampir membuatku menggigitnya!
“Aku tahu itu. Buku tentang biologi dua rak dari rak ini.” Ucapku lalu melanjutkan bacaanku.
Ia menghentakan kakinya lalu berjalan pergi, sementara aku? Aku hanya tersenyum-senyum tidak jelas karena interaksiku dengannya. Pandangan mataku tertuju pada tasnya yang tidak sepenuhnya terkunci. Ah, aku belum memberikan suratku.
Tak lama ia kembali dan langsung duduk DISEBELAHKU, bisa ku pastikan detakan jantungku yang melompat-lompat seakan minta keluar. Ia mengerjakan tugas dengan seriusnya sambil sesekali membuat ekspresi lucu yang membuatku sangat gemas.
“Sampai kapan kau mau memperhatikanku terus?”
Aku berkedip kaget, ketahuan basah terlalu lama menatapnya.
“Anio.”
Ia terkekeh. “Ah sudah dulu, Kris sudah menungguku di depan, sampai nanti Chanyeol, dan ah hampir lupa. Hwaiting, jangan dengarkan omongan mereka okay dan jangan hiraukan perlakuan mereka terhadapmu. Bye.” Ucapnya lalu pergi meninggalkanku. Bukankah itu manis?
Kepergiannya masih terus ku tatap sampai ia menutup pintu dan menggandeng kekasihnya -Kris- yang ternyata sudah berada di depan. Kris sedang latihan basket tadi, jadi jangan tanyakan ia darimana.
Aku pulang ke rumah besarku. Bertemu eomma dan appa . Eommaku pelacur? Benar, tapi itu dulu sebelum ia bertemu dengan appa ku dan sekarang kami hidup bahagia. Bukankah aku harus menuruti kata Baekhyun’ku’? Jangan dengarkan omongan mereka yang mencelaku. Terima kasih malaikatku.
Author POV
“Kau kenapa?” Tanya Kris pada Baekhyun yang terlihat senyum-senyum sendiri.
“Aku? ada apa denganku memangnya?” Tanya Baekhyun kembali.
“Kau tersenyum sedari tadi chagi, dan itu membuatku takut.”
Baekhyun tersenyum lagi. “Tak apa, aku hanya bertemu dengan Chanyeol di perpustakaan tadi.”
“Chanyeol? Nugu?” Tanya Kris heran.
Baekhyun berdecak. “Ck, itu Chanyeol, teman sekelas kita, yang duduk di pojok dan berkaca mata.” Jelas Baekhyun.
“Oh, si culun itu?”
Baekhyun mengangguk.
“Jangan terlalu dekat dengannya Baekhyunnie, aku tidak suka.”
“Ya! Kau cemburu eoh?” Tanya Baekhyun jahil.
“Tentu saja aku cemburu, aku kekasihmu, kau itu milikku, dan kau itu-”
“Ne ne ne, aku tau tuan muda Wu, kau sudah mengatakan hal itu ribuan kali.” Jawab Baekhyun malas.
“Lalu kapan kita menikah?”
PLETAK!
“Nanti pabo.” Ucap Baekhyun lalu melenggang pergi.
Kris tertawa senang karena berhasil mengerjai Baekhyun. Siapa yang tidak suka mengerjai kekasih yang imut seperti Baekhyun?
“Ya nyonya Wu, kau harus bertanggung jawab dengan kepalaku.”
“Urusi saja sendiri, bweee.”
Baekhyun POV
Surat lagi…
Ini sudah surat yang entah keberapa kalinya. Tanpa alamat, tanpa nama pengirim, yang ada hanya 1 huruf besar-besar pada tiap amplop yang tidak ku mengerti apa artinya.
Isinya hampir sama dan selalu membuatku tersanjung. Berupa kalimat pujian dan sebuah lagu yang di tujukan untukku. Siapakah? Aku tidak tahu.
Kris? Ku yakin bukan. Namja yang ku cintai itu lebih suka mengatakannya secara langsung padaku, tanpa melewati surat-surat seperti ini, jadi tidak mungkin dia.
Sehun? Namja kelas sebelah yang mendekatiku secara terang-terangan di depan Kris dan berakhir dengan mendapatkan beberapa pukulan di wajahnya. Masih beranikah ia?
Kyungsoo? Adik kelas yang sama imutnya denganku. Tapi bukankah kelas kami tercipta jarak 1 lantai? Dan selama istirahat aku dan Kris pun hanya sibuk bercanda di dalam kelas.
Ah sudahlah, memikirkannya saja sudah membuatku pusing. Ku yakin suatu saat nanti akan terungkap dengan sendirinya siapa pengirim surat ini.
Dddrrtt…ddrrtttt..
Aku memperhatikan ponsel di atas nakas lalu mengambilnya dan mengangkatnya.
“Yeobseyo?”
“Ini aku.”
Aku langsung tersenyum ketika mendengar suara sexy pangeranku di telepon.
“Aku tahu.”
“Aku mencintaimu.”
Lagi-lagi aku tersenyum. “Aku tahu, dan aku juga mencintaimu Kris.”
Ia terkekeh.
“Ada apa? Tidak biasanya.”
“Entahlah, aku teringat padamu lalu langsung ingin menelepon kekasihku dan berkata padanya betapa aku sungguh mencintainya.”
Aku tersenyum haru. Betul bukan kataku? Kris lebih suka mengatakannya secara gamblang padaku.
“Kau tahu Baekhyunnie? Bahkan pelangi pun akan tunduk jika kau ada di sebelahnya, karena ia malu ternyata ada yang lebih indah dari pada dirinya.” Gombal Kris. Entah di dapat dari mana kalimat itu. Aku suka.
“Kau dengan tiang listrik di depan rumahku pun masih tetap tampan dirimu Kris, hahaha.”
“Ck, tidak lucu. Kau cantik dan manis, aku tampan. Bukankah memang kita di takdirkan untuk bersama?”
“Tentu saja.” Ucapku.
“Kau tahu sekarang tanggal berapa?”
“15 September.” Jawabku.
“Bukankah berarti besok tanggal 16 September?” Tanyanya bodoh.
“Ya! Tentu saja besok tanggal 16 Sep-”
Tunggu! 16 September? Bukankah itu……
“Sudah ku duga kau pasti lupa, maka dari itu ku ingatkan sekarang, hehe.”
“Aigoo Kris, aku betul-betul lupa. Aku akan menyiapkan sesuatu untuk besok. Sudah dulu, saranghae.”
KLIK!
Aku langsung menutup teleponku. Ada apa dengan 16 September? Tentu saja itu adalah hari jadi ke dua tahun antara aku dan Kris. Bukankah itu patut di rayakan? Dan aku sungguh bodoh jika melupakannya. Lalu ….. Ada 1 hal yang ku tahu dan kini semakin terlihat jelas, bahwa Kris, benar-benar mencintaiku.
Author POV
Baekhyun terkekeh ketika tangannya menenteng 2 pasang jaket yang baru saja di bordir dengan paksaan Baekhyun pada tukang jahitnya. Oh ayolah, ia harus memberikan kado yang berkesan bukan?
Ketika tepat pukul 00.00 , ponsel Baekhyun berbunyi dan siapa lagi selain dari Kris? Dengan semangat, diangkatnya telepon itu.
“Happy anniversary chagiya, terima kasih telah bersama 2 tahun denganku. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu.” Ucap Kris langsung.
“Nado Kris, aku juga sangat mencintaimu tiang listrik pabo.” Balas Baekhyun.
“Panggilan sayang mu manis sekali baby.” Sindir Kris bercanda.
“Kekeke. Aku sudah mempersiapkan kado spesial untukmu.”
“Jinjja? Aku juga. Hmm, bukankah sudah malam? Lebih baik kita tidur. Saranghae nae Baekhyunnie.”
“Nado saranghae Kris.”
Klik..
Sambungan telepon terputus dan Baekhyun tersenyum senyum sendiri. Sudah 2 tahun ia bersama Kris, dan cintanya tidak berkurang sedikitpun, bahkan menambah.
Chanyeol POV
“Lihat itu si anak pelacur.”
“Hey culun, kau tidak pantas di sini.”
“Berapa upah eomma mu sekali bekerja ha?”
Teriakan-teriakan seperti itu sudah biasa ku dengar dan meski selalu berusaha untuk tidak ku masukan ke hati, tetapi rasanya berbeda. Aku mau marah, tapi aku tidak bisa marah. Aku hanya bisa menunduk ketika melewati mereka yang menatap tajam ke arahku. Eomma ku bukan pelacur lagi!
Aku masuk ke kelas dan pemandangan yang paling buruk langsung menyapa ku. Di sana, di tempat duduk mereka. Baekhyun sedang asiknya duduk di pangkuan Kris dan saling berhadapan.
Aku cemburu. Tapi apa hak ku? Aku hanya pengagum rahasianya.
“Omo KrisBaek! Kyaa! Happy anniv.” Ucap seorang namja yang setahuku bernama Luhan.
Apa? Happy anniv? Jadi Baekhyun dan Kris sedang merayakan hari jadi mereka? Dan oh, itu bisa terlihat dari bungkusan-bungkusan cantik beserta kue yang ada di meja mereka. Manis sekali.
Aku di tempatku, di kursi paling belakang pojok hanya bisa menepuk nepuk dadaku dan berkata “poor Chanyeol” pada diriku sendiri. Aku memang malangkan? Dari awal memang salahku kenapa bisa terpesona pada Baekhyun.
“Aku memberikan ini pada mu Kris, jaket couple, semoga kau menyukainya.” Ucap Baekhyun manis lalu menyerahkan sekantong plastik lucu.
Bisa ku lihat Kris membuka kantong itu dan mengambil isinya. Sebuah jaket dengan tulisan “KrisBaek” di belakangnya. Bukankah itu sangat keren? Andai saja kata itu berubah menjadi “ChanBaek”
“Aku juga punya, tentu saja ukurannya lebih kecil.” Jawab Baekhyun lalu di sertai tawa Kris.
“Ya! Jangan tertawa! Tubuhku normal, kau saja yang terlalu raksasa.” Oceh Baekhyun. Bukankah ia terlihat sangat imut?
“Ne ne ne.”
“Lalu mana kadoku?” Tagih Baekhyun pada Kris.
Ku lihat Kris merogoh saku celananya lalu mengeluarkan sebuah kotak. “Ini untukmu.”
Baekhyun menerimanya dengan raut wajah senang lalu di bukanya. Bisa ku lihat ia mengeluarkan sebuah kalung panjang dan, hmm.. Aku sedikit memincingkan mataku untuk melihatnya, tapi tidak bisa, jarakku terlalu jauh.
“Kris ini.” Ucapnya.
Kris mengusap tengkuknya. “Aku membeli cincin pernikahan ini untuk kita 5 tahun yang akan datang.”
Cincin?
Pernikahan?!
“Tapi kenapa?” Tanya Baekhyun tidak mengerti, aku pun juga.
“Aku hanya mau kita memakai cincin itu sekarang, meski janji suci belum mengikat kita tapi aku tetap mau cincin ini berada di tangan kita. Maka dari itu ku buat dalam bentuk kalung agar tidak mudah hilang. Punyamu bertuliskan ‘Kris’ sedang punyaku bertuliskan ‘Baekhyun’.” Jelas Kris.
Baiklah, aku bisa menilai bahwa Kris adalah sosok yang romantis bukan?
“Kris.” Ucap Baekhyun lalu langsung memeluk Kris. Di ikuti oleh siut-siutan ‘para penonton’, baiklah, siapa yang tidak terharu?
Akhirnya muak dengan semua ini, ku benamkan kepalaku di tanganku dan tidur sambil menunggu kedatangan sonsaengnim yang akan mengajar. Entah kenapa ia terlambat hampir setengah jam. Aku tidak perduli.
Baekhyun POV
Bukankah Kris sangat romantis? Dan aku sungguh terkejut ketika ia mengatakan ‘cincin pernikahan’ tadi. Siapa yang bisa menebak jalan pikiran kekasih tampan ku ini?
Hari ini adalah hari terindah dalam hidupku. Bersama Kris seharian dan bahkan ia berkata bahwa ia ingin menginap di rumahku. Bukankah itu sangat menyenangkan?
Appa eommaku dan appa eommanya Kris memang sudah bersahabat sejak dulu. Mereka adalah teman satu sekolahan dan bahkan mereka berniat menjodohkan ku dengan Kris saat kami di dalam kandungan tapi akhirnya aku malah bertemu sendiri dengan Kris lalu berpacaran. Takdir itu indah kan?
Hari ini tasku dan tas Kris sungguh penuh karena kado-kado yang di berikan pada kami. Lihatlah, bahkan penggemar Kris dan penggemarku pun menyetujui hubungan kami dan sama sekali tidak pernah mencela satu sama lain.
Kris adalah kapten tim basket dan ketua OSIS, jadi jangan tanyakan bagaimana kepopulerannya karena ia sungguh populer di sekolah dan lagi … Ia sungguh tampan.
Aku? Aku menjabat sebagai ketua klub music dan ketua klub hapkido. Bukan bermaksud menyombongkan diri, ku rasa aku pun juga populer karena setiap kali aku bernyanyi, bermain piano, atau mengeluarkan jurus hapkido ku, aku bisa mendengar teriakan-teriakan histeris yeoja-yeoja dan tatapan kagum para namja.
Aku pulang bersama Kris dengan ia merangkulku, itu sudah biasa. Kami tertawa sepanjang perjalanan keluar sekolah dan tidak mempedulikan tatapan kagum dan teriakan-teriakan di sekeliling kami sampai akhirnya mataku tertuju pada gudang tua yang sudah lama tidak di pakai dan karena memang gudang itu dekat dengan tempat Kris memarkir mobilnya.
Tunggu..
Bukan kah itu…..
Chanyeol?
Sedang apa dia di sana? Duduk meringkuk seperti pertama kali aku bertemu dengannya.
“Ada apa Baekkie? Kenapa diam?” Tanya Kris padaku karena memang aku hanya diam di sebelah pintu mobil.
“Ah gwenchana Kris, kajja masuk.” Ucapku lalu masuk ke mobil sport Kris.
***
[SKIP TIME]
“Haahhh lelah sekali.” Ucap Kris ketika kami memasuki kamarku. Bukankah sudah ku bilang bahwa Kris akan menginap hari ini?
Sehabis sepulang sekolah tadi, kami mengganti baju di mobil Kris lalu langsung pergi bersama.
Kami mengunjungi berbagai stan di kotaSeoul dan melakukan photo box dengan berbagai gaya aneh dan ehem … Romantis tentunya.
Acara kami di akhiri dengan candle light dinner yang sudah di persiapkan Kris jauh-jauh hari dan aku sungguh tersentuh ketika melihat tempat dinner kami.
Berada di sebuah gedung tinggi di lantai paling atas dengan sebuah gazebo di tengah-tengah kolam renang yang di penuhi lilin beraroma terapi dan jalanan setapak yang di penuhi kelopak bunga mawar dan alunan lagu yang begitu merdu.
“Ini semua ku siapkan untuk belahan jiwaku dengan sepenuh hatiku.”
Itu adalah ucapan Kris yang sampai sekarang masih terngiang-ngiang di otakku dan membuatku melting tadi.
Kegiatan dinner kami hanya sebatas makan dan mengobrol biasa dan ketika Kris menggenggam tanganku dan mencium lembut bibirku, rasanya sungguh … Menyenangkan.
“Tidurlah tiang listrik.” Jujur aku juga tidak tega melihatnya, sungguh terlihat lelah sekali.
“Aku akan tidur jika dapat ciuman selamat tidur darimu.” Ucap Kris sambil mengedipkan matanya.
Bruk..
Ku lempar ia dengan bantal. “Pervert!”
“Hahaha.”
Sial. Jelas ia senang sekali mengerjaiku. Dia pikir hanya dia yang bisa? Aku juga.
“Kau yakin ingin dapat ciuman selamat tidur dariku Mr. Wu?” Tanyaku sambil mengerling nakal ke arahnya dan berjalan mendekat menuju tempat tidur.
“B..Baekhyun-ah?”
Hap! Dengan sekali lompatan, aku langsung duduk di paha Kris lalu mengelus pipinya, berniat menggoda.
“Wanna kiss me?” Tanyaku padanya dan bisa ku lihat ia menelan ludahnya gugup. Sungguh lucu.
Beberapa saat keterpakuannya dan kepuasanku karena berhasil mengerjainya tiba-tiba ia tersenyum licik dan membuat perasaanku tidak enak.
“Kau yang meminta baby, jadi jangan salahkan aku kalau kau kehabisan nafas nanti.”
Mataku membelalak dan sedetik kemudian dengan mudahnya ia membalikan tubuhku dan menindihku lalu melumat bibirku.
Kris menggigit-gigit bibirku lalu dengan jengkel aku menggigit lidahnya lumayan keras tapi alhasil ia malah semakin kuat menghisap bibirku dan lidahnya menjelajahi seluruh rongga mulutku.
“Eummhh.” Ucapku lalu memukul dada Kris, tanda aku sudah kehabisan nafas.
“Hahhh, haahhh, haahhh.” Aku terengah-engah sementara dia hanya tertawa. Sial.
“Yak! Kau mau membunuhku eoh? Aku hampir mati.” Protesku.
“Mian-mian, tapi kali ini cukup lama juga. Pertahankan, aku suka.” Ucapnya lalu berbaring dan menepuk dadanya. “Tidur di sini.” Perintahnya.
Mau tidak mau aku menuruti perintahnya dan tidur di dada bidangnya sambil memeluknya. Sungguh wangi khas Kris, nyaman dan damai.
“Saranghae.”
“Nado.”
Chanyeol POV
“Manusia sampah sepertimu tidak pantas di sini.”
“Kasihan ya. Sudah eommanya pelacur, anaknya culun seperti ini.”
“Hey Chanyeol, kau beli dimana kacamata tebalmu itu?”
Byur..
“Kau belum mandi kan? Berterima kasihlah padaku karena aku sudah berniat untuk membantumu.”
Aku hanya bisa diam sambil menatap bajuku yang penuh tetesan air berwarna coklat pekat dan sudah pasti bau dan kotor. Entah mereka dapat darimana air itu.
Aku bisa apa? Melawanpun aku tidak punya keberanian sedikitpun.
Greb..
Seseorang mencengkram lenganku. Apa lagi ini? Apa aku akan di kerjai lebih parah dari ini?
“Chanyeol.”
Tunggu…
Suara itu…
“Kenapa kau di sini? Pergilah.” Usirku pada Baekhyun. Kenapa ia kesini? Memegang lenganku yang kotor. Bukankah aku ini mengenaskan? Dan ini sudah kedua kalinya Baekhyun melihatku dalam keadaan kotor seperti ini.
“Kenapa kau hanya diam? Seharusnya kau membalas mereka.” Tidak menghiraukan ucapanku, ia malah membalasnya dengan demikian.
Membalas mereka?
Aku hanya menatap Baekhyun dan menggeleng pelan.
Kulihat Baekhyun mendengus kesal dan menatap segerombolan siswa yang mengerjaiku tadi.
“Ya! Apa yang kalian lakukan? Apa kalian tidak punya hati? Kalian fikir kalian siapa sampai bisa menindas sesama kalian seperti ini ha? Kalau eommanya pelacur apa itu urusan kalian? Lagipula eommanya bukan pelacur lagi. Itu bahkan pekerjaannya sebelum Chanyeol lahir. Apa kalian fikir itu salahnya?!” Ucap Baekhyun dengan suara melengkingnya.
Aku hanya bisa diam dan menunduk. Tidakkah ini menyedihkan? Fisikku jelas lebih tinggi dan besar, sedangkan Baekhyun? Ia lebih pendek dan mungil. Si pendek menyelamatkan si tinggi. Sungguh mengenaskan.
Baekhyun membelaku?
Mungkin iya dan aku sungguh berterima kasih akan itu. Aku masih bisa merasakan bagaimana halusnya permukaan kulit telapak tangan Baekhyun yang memegang lenganku.
“Dan kenapa penampilannya juga menjadi masalah untuk kalian? Tidakkah kalian terlalu mencampuri urusan orang lain? Jika kalian mengatakannya sampah, kurasa kalianpun tidak lebih dari sampah.” Ucap Baekhyun lagi.
Gerombolan itu menatap Baekhyun terkejut. Siapa yang tidak kenal Baekhyun? Kini Baekhyun sang idola sekolah, terlihat membelaku seorang namja lemah yang bahkan tidak bisa berbuat apa-apa untuk membela diriku sendiri.
Tak lama setelah ia mengucapkan kalimat itu. Ia langsung menarikku ke ruang olahraga.
“Bersihkan dirimu.” Ucapnya sambil melempar sebuah handuk beserta dengan seragam lengkap ke arahku.
“Tenang saja. Seragam itu pasti muat di tubuhmu karena itu punya Kris.”
DEG!
Nama itu, entah kenapa membuat dadaku tiba-tiba sakit.
Kris….
Ya benar, aku melupakan nama itu sekilas. Melupakan bahwa namja itu adalah namja yang paling di cintai Baekhyun dan itu bukan aku.
“Dia sedang bertanding basket di luar sekolah, jadi untuk hari ini kau bisa memakai seragamnya sampai puas. Sabun dan shampoo sudah ada di dalam kamar mandi.” Ucapnya lagi.
Dengan lesu aku masuk ke kamar mandi dan mulai membasuh diriku. Membersihkan diriku dari air kotor tadi. Aku mengusap wajahku lalu mengeram tertahan.
Aku…
Menyukai..
Ah ani, tapi mencintai…
… Baekhyun.
Tapi aku bisa apa? Di bela dengannya tadi saja serasa beruntung sekali.
Aku mengelap tubuhku yang kini telah bersih. Ku buka pintu kamar mandi dan kudapati Baekhyun masih di sana.
Menungguku?
Entahlah.
Kupikir ia akan pergi setelah aku masuk ke kamar mandi.
“Sudah selesai?”
“Ne. Gomawo Baekhyun.” Ucapku berterima kasih padanya.
Ia mengangguk lalu menatapku. “Sekarang aku akan bertanya.”
“Tanya apa?” Tanyaku heran.
“Kenapa setiap mereka mencelamu kau hanya diam? Tidak bertindak apa-apa dan tidak berkata apa-apa?”
Aku harus jawab apa?
“Karena aku tidak ingin.”
“Sebenarnya kau punya batas kesabaran sebesar apa eoh? Aku yang baru melihat live tadi saja sudah sangat geram.” Ucapnya kesal.
Ia mengerucutkan bibirnya. Tahukah ia itu membuatku semakin gemas padanya?
“Molla. Aku tidak mau mencari keributan.”
“Mereka yang jelas-jelas mencari keributan Chanyeol dan kau tenang-tenang saja. Aku tahu kau pasti kesal dengan mereka, tapi aku tidak pernah melihatmu melakukan suatu tindakan atas bentuk kekesalanmu itu.”
“…”
“Kenapa kau berpenampilan culun?”
“Eh?”
“Kenapa kau tidak berpenampilan biasa saja? Kenapa kau harus menambahkan aksesori yang membuatmu terlihat culun?”
Baekhyun bangkit dari duduknya lalu berjalan ke arahku. Ia melepas kacamataku lalu mengacak-ngacak rambutku, membuka satu kancing seragamku -seragam Kris sebenarnya- yang paling atas dan melonggarkan ikatan dasiku yang mencapai leher.
Baekhyun tersenyum.
“Sudah ku duga kalau kau ini sebenarnya tampan. Tetapi dengan bodohnya kau menutupi itu.”
DEG!
Kurasakan wajahku memanas. Dia bilang apa tadi? Aku tampan? Dia adalah orang pertama yang mengatakan hal itu padaku.
“Tetap seperti ini, aku lebih menyukai penampilanmu yang sekarang. Lepas kacamata tebalmu dan gantikan dengan softlens, jangan kancingkan seragammu yang paling atas dan gunakan gel untuk rambutmu dan ku jamin kau akan sebanding dengan Kris.”
Sebanding…
Dengan Kris?
Apa artinya jika aku sebanding dengan Kris tapi aku tetap Chanyeol yang tidak bisa memiliki cintamu Baekhyun?
“Lihatlah dirimu di cermin Chanyeol, tampan dan modis.”
Aku menatap bayanganku di cermin. Benarkah itu aku? Gilakah aku karena aku juga merasa bahwa diriku tampan?
“Ah aku lupa, aku punya gel di lokerku. Punya Kris sebenarnya. Namja itu suka sekali menaruh barangnya di lokerku. Ckck.” Ucap Baekhyun.
Ia mengeluarkan gelnya lalu memakaikannya di rambutku lalu tersenyum.
“Kau makin tampan Chanyeol.”
Blush~
Aigoo, wajahku sudah seperti kepiting rebus sekarang. Baekhyun mengatakannya persis di depan wajahku. Saat dimana wajah kami hanya berjarak 3cm karena ia begitu melihatku dari dekat.
“Kajja kita keluar dan lihat bagaimana reaksi orang-orang terhadapmu.”
Aku menatapnya ragu. Haruskah?
Aku berjalan dengan Baekhyun menuju kelas kami dan aku sungguh kaget ketika ia berkata “hari ini duduklah denganku, aku bisa mati kebosanan karena duduk sendiri.” Dan aku hanya bisa mengangguk sebagai jawaban.
Bisa kurasakan tatapan kaget dan kagum dari semua siswa yang ada di kelasku. Kami berdua memang masuk di jam pelajaran kedua dan aku bisa mendengar bisik-bisik tidak jelas di seluruh kelasku.
“Mereka membicarakanmu.” Ucap Baekhyun di sebelahku. “Sudah ku bilang kan bahwa kau itu tampan dengan penampilanmu yang sekarang.”
Aku mengalihkan wajahku karena aku tidak mau ia melihat wajahku yang lagi-lagi memerah.
Author POV
Sudah sebulan berlalu sejak Chanyeol merubah penampilannya atas bantuan Baekhyun dan selanjutnya sudah bisa di tebak. Chanyeol bahkan sudah di idolakan selayaknya Baekhyun dan Kris. Jangan heran jika Chanyeol lewat di koridor atau dimanapun pasti akan terdengar jeritan seperti…
“KyaaPark Chanyeol!!”
“Chanyeol-ah, jadilah kekasihku.”
“Park Chanyeol sungguh tampan!”
“SaranghaePark Chanyeol.”
Dan Chanyeol hanya menganggapinya dengan senyuman.
Katakan Chanyeol bodoh karena ia terus menutup hatinya untuk orang lain dan terus membukanya lebar-lebar hanya untuk Baekhyun yang notabenenya sudah mempunyai Kris.
Katakan Chanyeol bodoh karena ia masih terus berharap dari sikap Baekhyun yang bersahabat dengannya.
Katakan Chanyeol bodoh karena ia mau melihat kemesraan Kris dan Baekhyun yang jelas-jelas akan membuatnya patah hati.
Ini semua ia lakukan hanya karena … Cinta.
Dan ia masih terus mengirimi Baekhyun surat atau bahkan memberikan bunga atau kado.
Penggemar rahasia yang benar-benar rahasia.
Ia bahkan pernah mendengar cerita nya sendiri dari Baekhyun bahwa ada seseorang entah siapa yang terus mengiriminya surat, kado, atau bunga dan Chanyeol hanya bisa tersenyum.
“Lalu, kau kemanakan semua barang-barang itu?”
“Ku simpan di kotak khusus. Meskipun aku tidak tahu itu dari siapa, tapi aku harus tetap menghargai pemberiannya bukan?”
Dan lagi, Baekhyun pernah mengajaknya untuk bersahabatan, dan sanggkupkah Chanyeol menolak meski hatinya meminta lebih dari sekedar sahabat? Tidak.
“Mari menjadi sahabat, kau mau kan Chanyeol?”
“Ne aku mau Baekhyun.”
Sudahlah. Menjadi sahabat tidaklah buruk dan Chanyeol harus benar-benar mematikan hati saat KrisBaek bersama dan berpura-pura senang ketika Baekhyun memperkenalkannya dengan Kyungsoo.
Park Chanyeol akan mencintai Baekhyun dalam kediamannya.
***
[SKIP TIME - Hari kelulusan]
Kris menatap bangga Baekhyun saat nama kekasihnya di umumkan menjadi peraih nilai tertinggi di angkatan kelas 3.
“Kau hebat Baekhyunnie, kekasihku sungguh membanggakan.” Ucap Kris pada Baekhyun yang berisiap-siap untuk berjalan menerima penghargaan.
“Gomawo nae namjachingu.” Ucap Baekhyun lalu berjalan menuju podium dan menaiki papan yang bertuliskan anggka 1 di depannya, posisi yang paling tinggi.
Baekhyun tersenyum di kala nama sahabat baiknya, Park Chanyeol di umumkan sebagai peraih nilai tertinggi nomer 2. Chanyeol cerdas, dan Baekhyun tahu itu. Mereka bahkan sering terlibat suatu perdebatan tentang pelajaran yang membuat Kris pusing untuk melerainya.
Baekhyun menatap Chanyeol yang berdiri di sebelahnya dan menempati nomer 2.
“Baekhyun-ah, selamat. Aku memang tidak bisa mengalahkanmu rupanya.” Ucap Chanyeol bercanda.
“Jangan bermimpi untuk mengalahkanku, haha.”
Mereka berdua -Chanyeol dan Baekhyun- serta Suho -peraih peringkat 3- mendapatkan mendali serta bunga sebagai ucapan selamat lalu mereka turun dan melakukan acara masing-masing.
Chanyeol POV
“Kau akan kuliah dimana?” Tanyaku pada Baekhyun saat kami duduk di balkon atap. Tempat favoritku dan Baekhyun untuk bercerita.
Kris?
Ia sedang bersama teman-temannya dan mengijinkan kami pergi berdua.
“Aku … Akan kuliah di Canada.”
DEG!
Mataku membelalak. Kuliah di Canada? Apa artinya aku tidak bisa melihat Baekhyun lagi? Dan betapa bodohnya aku karena aku melewati waktu 1 tahun yang sia-sia untuk mencintai ‘sahabatku’ sendiri.
“Ka..kapan?”
“Besok aku akan pergi.”
Aku menunduk. Benarkah perpisahan ini sebegitu cepatnya? Kupikir Baekhyun akan tetap kuliah di Seoul sehingga aku bisa mengikutinya masuk ke Universitas yang sama.
“Kenapa cepat sekali?”
Tunggu.. Kenapa suaraku serak dan rasanya mataku memanas dan pandanganku mengabur. Tidak Park Chanyeol, kau tidak boleh lemah seperti ini.
“Eomma Kris tiga hari lagi ulang tahun. Jadi ku pikir lebih baik lebih cepat ke sana untuk merayakannya bersama sekaligus berlibur.”
“Jadi kita tidak bisa bertemu lagi?” Tanyaku penuh harap.
Ia tersenyum masam. “Pabo. Tentu saja kita akan bertemu lagi. Tapi aku tidak tahu kapan. Karena selama 3 atau 4 tahun aku akan menetap di Canada bersama Kris.”
Aku ingin mengatakannya. Sangat ingin mengatakan padanya betapa aku sungguh teramat sangat mencintainya. Tapi apa daya? Lidahku kelu tidak bisa berbicara.
“Aku menyayangimu Chanyeol, sahabatku.”
DEG!
Krak..
Seakan bisa mendengar retakan hatiku yang begitu parah.
“Aku juga menyayangimu Baekhyun-ah.” Aku mencintaimu, aku mencintaimu, sangat mencintaimu.
“Aku pasti akan merindukanmu kawan.”
Aku hanya mengangguk-ngangguk sambil menundukan kepalaku.
“Baekhyunnie.”
Aku langsung memalingkan kepalaku untuk melihat siapa yang datang. Kris.
“Kajja kita pulang dan bersiap-siap untuk pergi besok.” Ajak Kris pada Baekhyun.
“Ne, tunggu aku sebentar.” Ucap Baekhyun dan ku lihat Kris mengangguk lalu tersenyum ke arahku dan ku balas dengan senyumku.
“Chanyeol-ah, sampai jumpa. Aku harus pulang.” Pamitnya padaku. Kenapa perpisahan ini sungguh menyakitkan?
“Bisakah aku mengantarmu kebandara besok?”
Ia tersenyum lalu menggeleng. “Aku pergi pagi-pagi sekali dan aku tidak mau merepotkanmu.”
Bahkan untuk tidak tidurpun aku rela…
Greb..
Bahkan pelukan ini sungguh hangat… Dan andai aku bisa memohon, aku mau selamanya seperti ini. Tapi siapakah aku bisa meminta demikian?
Aku membalas pelukannya dan berharap ia mengerti bahwa aku sungguh mencintainya.
“Bye Chanyeol, Kris sudah terlalu lama menungguku.” Pamitnya.
Aku mengangguk. “Hati-hati.”
Munafikkah aku? Karena pada kenyataannya aku tidak menginginkan dia pergi.
Jangan pergi…
Kumohon…
Tetaplah di sini…
Bersamaku…
Sampai akhir…
Aku mencintaimu, dan cintaku terlalu besar untukmu…
Jangan salahkan aku, jika sampai aku mati sekalipun, namamu masih akan jelas terukir di hatiku…
Selamanya…
EPILOG
5 Tahun Kemudian …
Author POV
“Chanyeol-ah, ada undangan nak.” Ucapan eomma Chanyeol membuat namja yang berperawakan tinggi itu langsung turun dari kamarnya.
“Dari siapa eomma?”
“Eomma tidak tahu, eomma hanya melihat namamu tertera di depannya.”
“Ah begitu. Gomawo.” Ucap Chanyeol lalu kembali menuju kamarnya.
Ia memperhatikan undangan itu. Undangan pernikahan. Siapa?
Happy Wedding
Kris Wu & Byun Baekhyun
14 Febuari 2014
DEG!
Chanyeol membelalakan matanya. Pada akhirnya Baekhyun menikah dengan Kris.
Chanyeol tersenyum miris dan tanpa di sadarinya setetes air mata sudah jatuh di atas undangan tersebut.
“Bukankah kau pernah mengatakan padaku bahwa kau hanya pergi 3 atau 4 tahun? Kau tahu Baekhyun-ah? Sudah 5 tahun terlewati sejak kepergianmu ke Canada dan sampai sekarang pun perasaanku masih sama terhadapmu. Tahukah kau jika aku merutuki kebodohanku sendiri karena selama 5 tahun kehilanganmu, rasa ini masih kokoh berdiri di hatiku.” Ucap Chanyeol serak.
“Meski aku berulang kali merutuki kebodohanku tapi aku sungguh bersyukur kepada Tuhan karena telah di beri anugrah yang sebesar ini, yaitu mencintaimu.”
Aku mencintaimu…
Sampai rambut ini sudah memutih…
Sampai nafas ini sudah terputus…
Sampai jantung ini sudah tidak berdetak…
Sampai dunia berakhir…
Aku.. Akan selalu mencintaimu.
***
Baekhyun menatap rindu kamarnya yang sudah 5 tahun tidak ia tempati. Matanya memandang sekeliling sampai akhirnya matanya tertuju pada kotak besar yang berada di bawah tempat tidurnya.
Di bukanya kotak itu dan terlihat banyak surat serta benda-benda dan bunga-bunga yang sudah sangat mengering di dalam sana.
Misteri si pemberi ini semua bahkan belum terungkap.
Baekhyun mengambil ke 12 surat yang ada dan memandang bingung pada setiap huruf yang tertera di amplopnya. Setiap amplop mempunyai 1 huruf besar-besar di depannya.
Baekhyun ingat, di salah satu amplop ada berisikan beberapa bait lagu yang mungkin saja di ciptakan oleh si pemberi dan Baekhyun pernah mencoba memainkan nadanya lewat piano. Sungguh indah.
Mungkinkah huruf-huruf ini akan di bentuk menjadi sebuah kata? Atau bahkan nama pengirim ini semua?
Baekhyun langsung mengatur-ngatur semua huruf yang ada. Ada 12. Ada K-C-N-R-Y-L-P-H-O-A-E-A
Jidat Baekhyun berkerut, hingga akhirnya dengan susah payah dan pada percobaannya entah yang ke berapa kali, sebuah nama muncul dan membuat jantungnya bekerja tidak normal.
P-A-R-K-C-H-A-N-Y-E-O-L !!!
“Chanyeol?” Tanya Baekhyun tidak percaya sambil menutup mulutnya.
Jadi selama ini, pengirim surat, kado, dan bunga adalah Chanyeol? Kata-kata indah, rayuan, lagu, itu semua adalah karya Chanyeol? Dan bukankah itu semua menjurus pada satu kata dan satu makna?
Cinta…
Jadi Chanyeol selama ini mencintainya?
“Chanyeol mencintaiku? Chan..yeol.”
END
Author note : halooo, ketemu lagi sama aku *smirk.. sebelumnya aku mau minta maaf karena belum ngelanjutin FF Who is the best for me dan malah ngeluarin FF baru ini.. haha..
Ini FF selingan aja kok karena aku liat di komen kalian rata2 pada minta KrisBaek ya, meski selingan tapi juga harus RCL dong.. yang engga RCL, kapan tobatnya? Kkk..
Dan terima kasih buat tanggapan positifnya di WITBFM ya, doakan agar aku lancar menulisnya..
Maaf ya Chanyeol stan kalo di sini Chanyeol itu kasian dan ngenes banget TT dan tolong jangan timpuk saya kalo kurang puas sama FF ini, hehe.. ini FF ada sequel nya kok, di tunggu ya ^^ mungkin akan di post kalau WITBFM sudah kelar.
Udah ah, buat yang mau ngobrol selalu bisa kok, mention aja J
Bye^^
