Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Why Should I? (Chapter 1)

$
0
0

Tittle : “Why Should I?”

Author : @Nralfinawr

Genre : Love, Romance, Sad, Friendship, Family, School-life

Main cast :

- Byun Yo Rim (Oc)

- Kim Jong In (Kai EXO-K)

Support cast :

- Xi Lu Han (Luhan EXO-M)

- Park Cha Rin (Oc)

- Other cast ^_^

Lenght : Twoshot

Rating : G

img1372426998559

Author note : “Annyeong.. ini ff pertama yang aku kirim kesini. Huff! Udah banyak sih ff yang aku buat dan aku coba buat lagi dan coba juga ngirim ff yang ini -_-“. Ini ff asli dari pemikiran, imijanis, kreafitas, otak dan jari aku yang negtik(?). Oke! Pliss.. exo member milik Tuhan YME dan ortu mereka, dan isi ff juga Oc milik ane.. jadi, ditunggu kritiknya..^^

 

~Enjoy it and Happy Reading~

 

*Author POV*

 

Seorang yeoja tengah duduk manis didepan meja belajar seraya memainkan jarinya di keyboard laptop miliknya. Sudah 2 jam ia duduk disana tanpa merubah posisinya ataupun beristirahat. Bahkan ia tidak menyadari seorang namja berkulit putih agak tinggi berdiri disampingnya seperti hantu. Namja itu menghembuskan nafasnya pelan ke leher putih nan polos yeoja itu, yeoja itu menggeliat dan berteriak ketika namja itu adalah oppanya.

“Oppa? Apa yang kau lakukan disini?huff~ kalau aku jantungan bagaimana?” protes yeoja itu, sedangkan oppanya hanya menahan tawa melihat tingkah yeodongsaengnya.

“Apa pantatmu itu tidak protes karena terus duduk disana tanpa bernafas?” canda oppanya membuat yeoja itu menendang kaki oppanya yang sudah memikik kesakitan.

“Sebaiknya oppa keluar sebelum aku melakukan hal yang lebih keji selain ini!” yeoja itu mencoba mendorong oppanya keluar namun apa daya? Oppanya menahan diri dipintu kamarnya dan appanya menyernitkan alis ketika lewat didepan kamarnya.

“Apa yang sedang kalian lakukan disini?” tanya appanya.

“Appa! Aku sedang mengerjakan tugas dan diganggu oleh si bacon ini!” jawab yeoja itu dengan nada kesal tanpa menghentikan tugasnya untuk mengeluarkan oppanya dari istananya.

“Ya! Siapa menyuruhmu memanggilku Bacon,ha? Aku mempunyai nama yang bagus. BYUN BAEK HYUN! Ingat itu!” pekik baekhyun lalu pergi mengikuti appanya menuruni tangga kelantai satu.

Byun Yo Rim. Yeoja itu hanya mendengus kesal karena pekerjaannya mengerjakan tugas belum selesai, sebenarnya bukan tugas. Tetapi sesuatu yang penting yang harus secepatnya ia selesaikan.

Drrt..Drrt..

Ia mendengar ponselnya bergetar diatas meja belajarnya. Hanya sebuah pesan dari sahabatnya Park Cha Rin.

From : Park Charin

To : Byun Yorim

“Yorim~ah.. bagaimana tugasmu apakah sudah selesai? Aku masih ingat perkataanmu tadi siang kalau tugasmu itu belum selesai. Aku khawatir besok ‘cerita’mu tidak ikut kompetisi”

Yorim langsung menepuk jidatnya dan memukul-mukul kepalanya tak jelas.

“Ya~ baboya, Byun Yorim! Bagaimana kau bisa lupa kalau besok adalah hari kompetisi? Aishh~ jinjayoo?!” gelisah Yorim, tanpa ambil pusing, yorim dengan cepat mengetik balasan untuk Charin dan kembali mengetik ‘cerita’nya.

To : Park Charin

From : Byun Yorim

“Ahg! Untung kau mengingatkanku.. ini gara-gara Bacon itu! Gomawo~ ne, naneun chinguya~”

@@@

Pagi itu, Yorim cepat-cepat mencetak ceritannya dan dimasukkan keamplop coklat besar. Dengan tergesa-gesa, Yorim hanya meminum teh appanya dan berlari keluar dengan skeatboardnya. Ya. Yorim terkesan tomboy jika pergi kesekolah atau jalan-jalan kemana-mana dengan skeatboard, walaupun begitu ia tetaplah yeoja yang lembut hati dan periang. Bermain skeatboard hanyalah sekedar hobi dan tidak membuat jiwanya terlalu terpengaruh dengan gaya.

“Yorim! Ppaliyoo!” Charin menyuruh Yorim untuk memasuki ruang guru yang sudah banyak siswa-siswi mengantri untuk menyerahkan ceritanya untuk dijadikan salah satu drama musikal disekolahan mereka dan bagi pemenangnya. Cerita mereka akan dibukukan. Bukankah itu sebuah kesempatan? Ya, kesempatan untuk Yorim yang suka membuat cerita. Memang impiannya adalah menjadi novelis atau penulis naskah drama. Ini adalah salah satu jalan untuk masa depannya.

*Author POV END*

@@@

*Kai POV*

“kenapa kelas begitu sepi? Biasanya ribut seperti konser –konser! Sekarang? Sepi seperti kuburan?heh?” batinku.

Sekarang apa yang kulakukan didalam kelas yang tak ada gurunya. Ya! Biarpun setiap jam pelajaran aku jarang memperhatikan tapi aku masih ada niat untuk belajar. Seseorang tiba-tiba menepuk pundakku dari belakang. Spontan aku menoleh.

“Wae?” tanyaku kepada namja berwajah tirus itu.

“Ke kantin,yuk!?” ajaknya. Sejenak aku terdiam ingin menjawab.

“Ini masih jam pelajaran, sehunnie”

“Hari ini kita tidak belajar. Bukankah hari ini ada kompetisi membuat cerita untuk naskah drama musikal yang akan diadakan ketika ulang tahun sekolah nanti?!” terangnya. Ahh! Iya, aku baru ingat. Pantas saja sepi. Aku langsung mengikutinya kekantin dan bertemu dengan teman-temanku yang lain.

*Kai POV END*

@@@

*Author POV*

 

“Sehun?” panggil salah seorang namja bermata sipit nan tinggi.

“Mwo?” balas namja bernama Oh Sehun itu.

“Kudengar kau baru putus dengan Raeun,ne?” ujar namja itu membuat sehun mendengus.

“Sudah kubilang kapan aku berpacaran dengan anak lebay itu?” kesal sehun.

“Waktu kau latihan drama musikal tahun lalu!” jawab namja itu polos.

“Gosh! Menyebalkan!” sehun hanya menghela nafas dan mengelus dada setiap kali namja bernama Huang Zi Tao atau lebih dikenal Tao itu mengejeknya dengan yeoja bernama Kang Ra Eun itu. Ya, walau raeun memang yeoja yang cantik, baik, dan pintar tapi sehun tetap tidak menyukai yeoja itu karena sikapnya yang terlalu fanatic.

Ditempat lain Kai hanya diam sambil memainkan ponselnya, lalu Kyungsoo salah satu sahabat dekatnya menghampirinya.

“Kau kenapa lesu seperti itu?” tanya Kyungsoo memulai.

“Lesu? Apakah aku sangat lesu? Heh! Naneun mollayo~..” jawab Kai dengan kelesuannya itu membuat Kyungsoo menjadi heran.

“Waeyo? Apakah hari ini yeoja itu tidak mengganggumu dan membuatmu frustasi karena tidak ada yang bisa kau jahili selain yeoja itu?!” celetuk Kyungsoo. Kai langsung membulatkan matanya.

“Ya! Do Kyungsoo! Untuk apa aku frustasi karena yeoja gila itu?!” teriak Kai membuat semua orang yang dikantin menoleh padanya, dan langsung saja Kai membuang muka dan menginjak kaki Kyungsoo dari bawah meja, alhasil Kyungsoo merintih kesakitan namun ia tak berhenti tertawa.

“Kau kenapa,Kai?” tanya temannya yang senang menggunakan nama chinanya, Chen.

“Ani..”

“Dia itu sedang frustasi karena tidak bisa membuat masalah dengan Yorim sekarang” terang Kyungsoo membuat Kai menginjak kakinya lagi.

“Itu ti-..”

“Siapa tadi yang ingin membuat masalah denganku, eum?” tiba-tiba Yorim datang dengan Charin yang membuat Kai terkejut, sedangkan Kyungsoo dan yang lainnya hanya menyengir.

“Siapa bilang?” tanya Kai pura-pura tidak tahu.

“Kau! Diantara kalian hanya kau yang selalu membuat masalah denganku” jawab Yorim dengan kesal.

‘Yorim-ah. Geumanhae, jebalyo’ bisik Charin memohon pada Yorim untuk tidak membuat masalah lagi dengan namja didepannya ini, namja yang sering membuatnya mengalihkan dunia dan hidupnya. Ya. Yorim belum tahu kalau sahabatnya ini menyukai Kai.

“Ya~, kenapa kau harus memohon padaku? Yang membuat masalah duluan itu dia! Bukan aku?! Kulihat kau selalu membelanya daripada sahabatmu ini” ketus Yorim langsung pergi. Charin dan 5 namja didepannya terkejut melihat Yorim yang pertama kali mengatakan hal seperti itu.

*Author POV END*

@@@

*Yorim POV*

Setelah pulang sekolah ini, aku terus terdiam dan tak mau buka mulut dimanapun aku berada, aku hanya butuh menunggu hasil seleksi. Namun aku berhenti didepan gerbang tepatnya ditengah-tengah.

‘kalau aku belok kekiri aku akan pulang kerumah dan kalau aku belok kekanan aku akan ketaman kota! Karena hari ini aku sedang bad-mood, jadi, ketaman saja,deh’ pikirku lalu mulai meluncur dengan skeatboardku. Setelah tiba ditengah-tengah taman kota aku berhenti dan menghirup udara segar, sangat pas sedang musim semi, udaranya begitu sejuk dan damai.

Akupun duduk disalah satu bangku taman dan mengeluarkan headphoneku lalu memasangnya kedaun telingaku, tak lupa aku menyalakan lagu favoriteku diponsel, SHINee, JoJo.

Sambil berjalan dengan skeatboardku, aku tak sengaja menabrak seseorang ketika aku memilih lagu dari list ponselku.

“Aaah.. choisanghaeyo.. gwenchana?” aku langsung menolong namja itu. Wajahnya terlihat sedih ketika memandangi kotak yang sudah peyok itu karena tertindih skeatboardku.

“Choisanghaeyo.. aku benar-benar tidak sengaja menabrakmu dan merusak rubikmu. Aku akan menggantinya” ucapku meminta maaf namun setelah itu namja berwajah imut itu tersenyum dan dengan gampang membuang rubiknya ketempat sampah yang ada diseberangnya.

“Gwenchana. Hanya benda bekas dan aku memang berniat membuangnya, kamsahaeyo telah membantu” ucap namja itu, aku langsung menyernitkan alis.

“tapi, kulihat tatapanmu sangat jelas kalau kau sangat sedih ketika rubikmu rusak” tukasku.

“heh! Untuk apa aku terlihat sedih didepan rubik yang sudah membuatku menderita” cetusnya. Aku makin bingung dengan ucapannya ini dan bukan bermaksud aku ingin tahu urusan pribadinya itu tapi aku penasaran.

“Choisanghaeyo.. apa kau punya masalah sampai-sampai kau terlihat kesal begitu?” tanyaku pelan-pelan. Terlihat ia menghela nafas lalu duduk dikrusi taman, akupun mengikutinya, aku berpikir ia akan menceritakan masalahnya.

“Ne, masalah itu karena sahabatku”

Deg.!

Ucapannya membuatku teringat kepada Charin yang masih membuatku kesal. Aku kembali menatapnya yang sudah menatap lurus kedepan, tatapannya sangatlah kosong seperti otakku sekarang yang benar-benar kosong.

“Ternyata kita senasib” ujarku, membuatnya menoleh kearahku.

“Jinjja? Waa.. ternyata kita ditakdirkan untuk bertemu dan saling terbuka, bukankah begitu?” balas namja itu. Akupun mengangguk seraya membalas senyumannya, aku merasa bebanku mulai hilang dan otakku kembali terisi. Memang mungkin ini takdir tuhan kepadaku untuk dipertemukan dengan seseorang yang akan berbagi cerita denganku.

*Yorim POV END*

@@@

*Author POV*

Namja itu dan Yorim semakin dekat padahal mereka baru bertemu karena sesama nasib. Keceriaan diwajah keduanya terlihat jelas ketika mereka tertawa karena kekonyolan yang mereka perbuatan sendiri.

“Ohya, kita belum berkenalan. Namaku Xi Lu Han. Panggil Luhan saja, otte?” ucap namja itu.

“Ne, namaku Byun Yo Rim. Panggil saja Yorim” balas Yorim.

Karena hari mulai sore, Luhan mengantar Yorim pulang. Yorim yang membawa skeatboard mengurungkan niatnya untuk berjalan menggunakan itu karena melihat Luhan yang hendak mengantarnya pulang dengan kedua kaki saja tanpa kendaraan.

“Aku baru sadar ternyata kau dari sekolah yang sama dengan sahabatku itu” celetuk Luhan ketika mereka berjalan.

“Jinjja? Waa, kalau aku tahu namja itu. Aku akan memotongnya menjadi beberapa irisan seperti daun bawang dan kerebus dengan sup daging buatan eommaku”

“Hahaha, tidak usah seperti itu. Dia hanya terlalu kekanakan maka dari itu aku memakluminya” ungkap Luhan lalu berhenti ketika Yorim berhenti didepan rumahnya.

“Waa.. ternyata rumahmu besar juga,ne? Pasti kau-..”

“Jangan mengatakan hal itu. Aku tidak suka” potong Yorim, Yorim langsung masuk rumahnya ketika berpamitan dengan Luhan.

Saat hendak masuk kamar, eommanya langsung menghampirinya dengan gelisah.

“Waeyo, eommanim?” tanya Yorim.

“Kau dari mana saja? Eomma sangat khawatir karena Charin tadi kesini ingin menemuimu!” jawab eomma. Yorim langsung mendengus dan masuk kamar ketika mengatakan sesuatu pada eommanya.

“Aku sekarang bad-mood karenanya. Jadi, eomma jangan menyebutkan namanya sekarang”

@@@

“Kalian jangan terlalu memanjakan Yorim seperti itu” ucap seseorang paruh baya diruang istirahatnya yang tertutup rapat. Dengan eomma dan appa Yorim yang ikut bercengkrama disana.

“Waeyo, eommanim? Kami takut-..”

“Kalian pasti selalu seperti itu. Dia tidak akan mungkin tahu hal itu” potong halmoni.

“Eomma. Didunia ini tidak ada yang tidak mungkin eomma” balas Byun Jo Hyo, appa Yorim.

Johyo dan istrinya lalu pergi keluar karena akan sia-sia jika berdebat dengan orang tua mereka. Johyo dan istrinya kaget ketika melihat Yorim dan Baekhyun tiba-tiba muncul dihadapan mereka.

“Ka-kalian sedang apa disini?” tanya Johyo terbata.

“Appa, waeyo? Kau terlihat pucat?” khawatir Baekhyun.

“Aniyo. Appa sehat saja. Yeobo? Apakah aku terlihat pucat?” tanya Johyo pada istrinya yang berada tepat disampingnya.

“Aniyo. Kau terlalu khawatir pada appamu, Baekhyun-ah” ucap Jang Ji Ran, istri Johyo.

“Eum, begitu. Ohya, eomma dan appa harus mendukung dan menyemangati Yorim” tukas Baekhyun, Yorim langsung menukikan satu alisnya karena tumben oppanya normal seperti ini.

“Untuk apa?” tanya Johyo.

“Yorim mengirimkan ceritanya untuk dijadikan kisah dari drama musikal yang akan di adakan saat ulangtahun sekolahannya nanti. Besok adalah terakhir seleksi. Jika cerita Yorim dipilih. Ceritanya akan dibukukan dan dipasarkan” jawab Baekhyun dengan sangat rinci. Yorim merasa terharu atas dukungan oppanya yang super gila itu.

“Appa dan Eomma pasti mendukung apa yang diimpikan anaknya”

@@@

*Kai’s Mom Restaurant

“Jadi kau kenal Byun Yorim?” Luhan begitu kaget ketika ia sudah berbaikan dengan sahabatnya itu. Ya. Kai adalah sahabat yang dimaksud Luhan kepada Yorim. Namun, Yorim belum mengetahui hal itu.

“Wae? Kami teman sekelas dan ia sering membuat masalah denganku” tekuk Kai.

“Kai senang sekali membuat masalah dengan Yorim. Karena, dia.. menyukai Yorim” celetuk Kyungsoo. Kai langsung menyemburkan jusnya kewajah Tao.

“Ya! Kim Jong In!” pekik Tao sambil membersihkan wajahnya dengan tisu dibantu oleh Sehun.

“Kau menyukainya? Apa kau sekarang mau merebut cinta pertamaku setelah kau merebut posisiku menjadi main dancer ditempat latihan,ha?” ketus Luhan.

“Kyungsoo salah bicara” ucap Kai pelan. Ia merasa berat ketika mengucapkan hal itu. Seperti sebuah batu besar berukurn 5 ton yang menindihi lidahnya.

‘Kenapa aku seperti ini? Apa aku.. menyukainya? Ah~ tidak mungkin’ batin Kai.

“Lihat kau diam? Berarti kau menyukainya, bukan?” desak Luhan kesal.

“…” tidak ada jawaban dari Kai.

“Bagaimana kita taruhan untuk mendapatkan Yorim? Siapa yang berhasil akan menjadi main dancer dan menjadi ketua dari grup tempat latihan untuk mewakili kompetisi dancer antar korea selatan nanti, eotte?” ujar Luhan membuat Tao, Kyungsoo, Sehun, Chen, 2 teman lainnya yaitu Xiumin dan Lay melongo tak percaya.

Kai hanya menelan ludahnya. Dan keringatnya bercucuran. Ini terasa berat baginya, tidak mungkin aku bermain dengan namanya ‘cinta’ (lagi). Sudah berapa yeoja yang aku khianati dan aku sudah bertobat. Kenapa sifat itu kembali dengan cara seperti , batin kai.

“Kau diam kuanggap kau setuju. Aku pergi” ucap Luhan tak ambil pusing tanpa memikirkan perasaan Kai. Kai hanya menghela nafas panjang.

“Kai, mianhae~” mohon Kyungsoo.

“Tidak perlu” balas Kai yang langsung pergi juga.

“Gara-gara kau mereka berkelahi lagi, bukan?!” tuduh Xiumin.

“Mianhae~” Kyungsoo hanya dapat tertunduk sedangkan Lay yang disampingnya menangkannya.

“Sudahlah. Ini bukan salah siapa-siapa. Mungkin tuhan sudah merencanakannya dan menguji persahabat mereka” ucap Lay bijak diikuti anggukan dari Sehun dan Tao.

*Author POV END*

@@@

*Kai POV*

Kenapa malam ini begitu dingin? Masa angin musim semi sudah berakhir? Ah! Masih sempatnya aku memikirkan kekuatan bocah cadel itu#LoL#Abaikan Readers -_-“. Akupun duduk dibangku dekat taman kecil disekitar restaurant eommaku. Aku benar-benar tidak menyangka jika Luhan mencoba memainkan ‘cinta’ seperti ini lagi.

Tiba-tiba aku menangkap seorang yeoja bermain skeatboard dipinggir jalan, aku merasa tak asing dengan yeoja itu. Ya! Dia Yorim, kemudian mataku beralih kepada orang-orang disekitar yang berteriak.

‘ada apa?’

Mataku langsung terbebelak kita ada mobil ferari yang tak terkendali hendak menabrak Yorim. Langsung saja aku berlari dan menarik Yorim sehingga Mobil itu menabrak tiang lampu.

“Gwenchana?” tanyaku khawatir ketika melihat wajahnya pucat. Langsung saja orang-orang disana mengerubuni mobil itu dan aku juga Yorim. Aku langsung merangkul bahu Yorim tiba-tiba dan memapahnya menuju kursi taman yang keduduki tadi. Aku membeli sebuah kopi hangat direstaurant eommaku lalu kembali ketaman menemui Yorim yang masih shock.

“Gwenchanayo?” tanyaku sekali lagi lalu memberikan gelas kopi hangat itu. Ia meminumnya dengan pelan namun dengan sekali teguk. Menurut penglihatanku -_-.

“K-kai? A-aku ta-takut” ucapnya bergetar. Tanpa terkontrol, aku langsung memeluknya.

‘Kai?!! Wae Geure?’

Tapi, aku merasa sekarang tubuhnya tak bergetar, sepertinya ia sudah nyaman.

*Kai POV END*

@@@

*Yorim POV*

Tubuhku masih saja bergetar ketika sampai dirumah. Eomma, appa, halmoni, dan oppa sangat khawatir ketika Kai membawaku pulang dengan keadaanku seperti ini dan menjelaskan ke mereka semua. Aku tak tahu kenapa? Ketika Kai melakukan itu padaku. Aku merasa hangat, nyaman, tenang, dan damai.

“Kau sudah enakkan?” tanya eomma ketika masuk dengan membawa segelas teh hangat diatas nampan. Aku hanya bisa mengangguk pelan walau sejujurnya aku masih shock.

“Bagaimana bisa kau? Ah, eomma tak mengerti. Eomma sudah bilang, jangan terlalu sering bermain dengan skeatboardmu” jelas eomma. Aku langsung memeluk eomma erat.

“Eomma? Aku masih takut” ucapku lemah.

“Tidak perlu ada yang ditakutkan. Disini ada eomma, appa, halmoni dan oppamu yang akan selalu menjadi perisai bagimu”

Ucapan eomma membuatku merasa tenang dan aman. Entah kenapa, kata-kata eomma pasti berhasil membuatku terhanyut dan melupakan kejadian sebelumnya.

*Yorim POV END*

~TBC~

 

“Gimana readers? Jelek ya? Ya, begitulah. -_-“. Sebenarnya aku mau jadiin oneshot tapi kagak jadi karena aku pikir nih ff bakal panjang.. jdi aku bikin twoshot.. fufufufu.. ngetik ini sampe tengah malam melawan mata beratku, yaya.. untung dibantu eyelinernya baekhyun *apa-apaan nih? Auhtor sarap. Ya! Saya mengaku kalau saya sedikit sarap ketika mengenai idola saya. Jadi dimaklumi. Oh, iya! Ditunggu ya kelanjutannya?!”

 

 



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles