Tittle : different
Author: @MaretaPutriS
Main Cast: baekhyun, je sang.
Genre: fantasy, romance
Ratting: PG13
Hai, readers. Aku baru ngeposting ff di blog ini. Ff ini juga aku post di blog ku, mampir ya maretaps.blogspot.com , maaf kalau ffku banyak typo, jelek atau apapun, maklum aku juga lagi belajar. Yaudah langsung dibaca aja ya.
Selamat membaca..
PART 1
“kriiing” Bel sekolah dibunyikan semua murid berlarian masuk kekelas.
kecuali Han je sang, dia sudah dikelas dari jam pagi tadi. Dia termasuk siswa yang rajin dan selalu rapi., dari pakaiannya, rambutnyapun selalu dia kuncir, agar tidak ada satu helaipun yang berantakan. Dia tidak mempunyai poni, poni alias rambut depannya selalu ditarik kebelakang bersama kuncirannya.
“chingudeul sonsaengnim datang..” ucap salah satu orang murid yang baru masuk kekelas.
Jesang menutup novelnya dan memperhatikan guru tersebut, dia duduk paling belakang kelas. Tujuannya sih dia ingin bisa bebas bermain ponsel, laptop, membaca novel, dan lain lainnya. Dia malas belajar. Je sang ini hanya rapi diluarnya saja. Tetapi walaupun begitu dia selalu bisa mendapatkan juara pertama dalam bidang studi apapun. Sungguh cerdas tak heran jika teman sekelasnya memilih Je sang sebagai ketua kelas.
Je sang mempunyai latar belakang yang sederhana, dia tinggal dirumah yang sederhana bersama eappa dan eommanya. Ayahnya seorang pegawai diperusahaan yang cukup maju. Dan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga, dia lebih memilih mengurus anak dirumah dan menjadikannya agar lebih baik, dan hasilnya lihat saja Han je sang.
Guru datang dan jesang langsung berdiri memimpin murid murid untuk memberi salam.
“chingudeul”
“Beri salam” ucap lantang han je sang kepada teman temannya.
“Annyonghasimnika sonsaengnim” ujar serempak siswa siswi.
Pelajaran pun dimulai.
#skip
Waktu istirahat
Setiap istirahat Je sang selalu duduk didepan kelas, dia lebih suka meminum susu kotaknya dan membaca novel. Untuk bersama teman? jawabannya Je sang tak terlalu menyukai teman, jesang tidak terbuka kepada siapapun kecuali keluarganya, dia lebih suka sendiri.
Lagi lagi bel berbunyi, tanda kembali masuk kelas lagi, dan memulai pelajarannya.
Dengan mata tertuju pada novel, Je sang melempar susu kotak ke tong sampah didepannya, jaraknya kira kira 8 langkah kaki manusia.tak perlu melihat biasanya Je sang bisa memasukkannya, entah Karena kecerdasannya atau kebiasaan atau memang hal itu terlalu mudah.Entahlah, dia malas memikirkannya.
“aisshh, apa apan ini!!”
Je sang mendongak dan mendapati seseorang namja yang berada didepannya. Namja itu terkena lemparan susu kotak yang tadi niatnya ingin dilemparkan je sang ke tong sampah.
“Mian..” ucap Je sang datar.
“Tsk.. dasar!” ucap namja itu.
“Mwo? Kau bilang apa?” Je sang tidak membentak hanya dia hanya berbicara biasa saja.
“Aku sudah mengalah untuk meminta maaf, kau juga salah sudah menghalangiku membuang sampah” Ujar Je sang, entah posisi itu ia sedang marah ataupun bagaimana dia harus bisa mengendalikan emosinya.itu yang diajarkan ibunya. Jesang sebenaranya mempunyai kadar emosi yang sangat tinggi. Tapi dulu disaat kecil ia pernah mengalami hal aneh saat dia sedang emosi karena bertengkar dengan teman SD nya. Namun, je sang sudah tak mengingat lebih detailnya, dan sejak itu pula ibunya berhenti menjadi wanita karir, dan lebih memilih menjadi ibu rumah tangga.
Namja itu masih diam dan menatap Je sang tajam.
“kau diam saja” jesang berdiri, dan bergantian menatap namja itu, sambil berjalan mendekatinya.
Tatapan jesang tidak seperti namja itu, jesang hanya menatap matanya saja.
Je sang semakin mendekat lalu namja itu berkedip, dan tatapan tajam tadi berubah menjadi sendu.
Je sang membungkuk mengambil susu kotak yang gagal dilemparkannya tadi dan berjalan melewati namja itu untuk membuang sampah, dan setelah itu ia masuk kedalam kelas.
“yak! Siapa dia?” Ucap namja itu yang baru sadar dari kebekuannya.
Namja itu tampak berpikir, dan terlihat bingung. Bingung dengan apa yang dirasakan.
“aku merasakan hal aneh, dan aku tahu tentunya hal ini bukan cinta.” Ucap namja itu berbicara sendiri.
“baekhyun…” namja itu menoleh.
“Mwo?” baekhyun
“kau tidak masuk kelas?” ucap teman baekhyun bernama chen.
“Ne.kau masuk duluan.”
didalam kelas Je sang.
“ketua kelas, maju sebentar!” ujar sonsaengnim ditengah tengah jam pelajaran.
Jesang yang merasa dirinya ketua kelas maju untuk menghadap gurunya.
“tolong panggil ketua kelas 11 2 untuk menemui saya disini!”
“Mwo? memanggil hoobae sonsaengnim?” Je sang.
“Ne!”
“baik sonsaengnim”
Jesang keluar kelas dan berjalan ke kelas 11 2 dengan malas .
Dia malas jika harus ke kelas itu, biasanya siswa siswinya sama sekali tidak menghargai sunbaenya sendiri.
“tok tok” Je sang mengetuk pintu kelas 11 2.
Whoo benar saja di kelas itu sangat berisik.
“permisi” Ucap jesang yang belum mampu mendapat perhatian para siswa.
“dimana guru mereka?” desis jesang.
“kalau begitu, baiklah jika ini mau kalian, biasanya kalau anak anak seperti ini, pastinya butuh penegasan.” Desis jesang pelan.
“eghm.. eghm..” Jesang mengatur suaranya.
“PERMISI!” je sang lumayan meninggikan suaranya dan menggedor pintu sebagai senjatanya.
Dan yups berhasil, seluruh mata siswa siswi tertuju pada Je sang.
“eghm.. dimana ketua kelas?” je sang masuk dan berjalan dengan anggunnya kedepan kelas.
“dia tidak ada.” Ucap namja dengan gaya berandalnya itu.
Je sang mengangkat alisnya tanda tak mempercayai nya.
“jeongmal?”
Namja itu hanya mengangguk untuk meyakinkan je sang.
Dengan akal yang je sang punya,ia mencari gambar struktur organisasi yang biasanya tertempel disetiap dinding kelas.
Dan je sang menemukannya, ia membacanya dengan teliti.
“o.. byun baekhyun. Mana anak itu?” Je sang.
“sudah kubilang tidak ada.” Ucap anak berandal itu lagi.
Je sang melihat kepenjuru kelas ini, dan melihat namja aneh yang tadi tak sengaja ia lempar dengan susu kotaknya. Namja itu sedang bermain ponsel.
Jesang berjalan mendekatinya, namja itu duduk dibelakang pojok kiri, dia tampak serius dengan game yang ada diponselnya, Je sang melihat papan namanya “byun baekhyun”
“kau baekhyun-ssi. Ikut aku!”
Baekhyun mendongak, dia berdiri dan mengikuti Je sang keluar.
“ini mudah..” Desis Je sang dengan senyumannya.
Baekhyun yang mendengarnya hanya tersenyum penuh arti.
“sunbae..” panggil baekhyun setelah mereka berada diluar kelas.
Jesang pun menoleh.
“apa upahku untuk ini, aku telah memudahkanmu.” baekhyun.
“memudahkanku? Ini kan urusanmu.” Je sang.
“ini memang urusanku, tapi aku bisa saja pergi dan bilang ke sonsaengnim jika tidak ada yang memanggilku.”
“a.. dia tahu kalau dia dipanggil sonsaengnim? Memang aku sudah mengatakannya?” ucap jesang berbicara sendiri.
“sunbae, bagaimana?”
“ne sebentar.”
Jesang terlihat berpikir, gurunya yang satu ini sangat luar biasa, luar biasa bawelnya. Dia tidak menerima alasan apapun.
Aku pernah mengalami hal seperti ini, dan akhirnya aku membersihkan kamar mandi.
“ne.. ne! nanti aku traktir kau di kantin” Jesang langsung mengatakan upah yang dia inginkan, takutnya namja itu minta sesuatu yang aneh aneh.
“aku bisa membelinya sendiri, aku minta….”
baekhyun menyelinginya dengan tersenyum.
“nomer ponselmu”
“ohh.. ne, nanti pulang sekolah.” Ucap Je sang masih dengan wajah biasa saja. Berbeda dengan jantungnya yang gubrak. Hehe..
“kenapa tidak sekarang?”
“aku tidak hafal nomer ponselku, dan ponselku ditas.”
baekhyun menunduk “ Ne”
mereka berdua masuk kekelas je sang. Jesang langsung kebelakang dan tidur dilantai, itu sudah menjadi kebiasaan jesang, lantai itu sudah diberi karpet, yang khusus dipasang jesang. Guru tentu tidak mengetahuinya, guru guru bila mengajar hanya duduk dikursi saja. Tapi jika ada salah satu guru yang mendekat, dia selalu tahu dan langsung duduk kekursinya semula. Dia juga bisa membedakan langkah murid dan gurunya.aneh memang, tapi jesang tidak terlalu memikirkannya.
“lihat! Apa yang dilakukannya” ucap seorang yeoja yang duduk disebelah kursinya.
Jesang yang mendengarnya hanya terus memejamkan matanya dan menaruh kedua lengannya keatas kepala untuk dijadikan bantal.
“ketua kelas” panggil sonsaengnim.
“issh.. baru saja aku memejamkan mata.” Desisi jesang pelan.
“mana ketua kelas?”
Jesang berdiri dibelakang tempat duduknya.
“sedang apa kau disitu?” sonsaengnim
“a..a aku sedang mengambil pensil.”
“o.. sini!”
Je sang menghela nafas, untung saja guru tidak menanyainya lebih lanjut. Lagian juga benar je sang mengambil pensil, kebetulan pensilnya ada disebelahnya.
“ada apa sonsaengnim?”
“antar baekhyun tanda tangan ke ruang guru!”
Baekhyun hanya tersenyum saat mendapat lirikan tidak suka dari jesang.
“ne, sonsaengnim.”
Je sang jalan keluar kelas mendahului baekhyun.
“ish.. kenapa dia selalu merepotkanku” desis jesang pelan.
“aku tidak merepotkanmu.” Baekhyun.
“dia dengar?” jesang terkejut padahal suaranya sangat pelan dan dia berada didepan baekhyun, yang jaraknya tidak dekat.
“iya aku mendengarnya.”
Jesang menoleh. “bagaimana kau?” je sang.
“aku ini tidak tuli.” Baekhyun.
“tapi..” je sang sedikit penasaran.
Baekhyun berjalan mendahului je sang.
Je sang mencoba lagi mendesis pelan, tapi baekhyun tidak menoleh.
“mungkin hanya perasaan ku saja.” Ucap jesang berbicara sendiri.
Tapi sebenarnya jesang tidak tahu kalau baekhyun sedang mengukir senyuman diwajahnya, tentunya senyuman penuh arti tersembunyi.
Je sang mengikuti baekhyun keruang guru untuk meminta tanda tangan.
Jesang menunggu diluar kantor, entah kenapa dia tidak suka masuk kedalam kantor, tapi bila terpaksa ya mau bagaimana lagi.
Tak lama kemudian baekhyun keluar dari kantor.
“jja..!” ajak je sang berjalan kekelas mendahului baekhyun.
Je sang memasuki kelas, sedangkan baekhun entahlah je sang tidak peduli.
“ketua kelas, apa baekhyun sudah masuk kelas?”tanya sonsaengnim.
“ne, sepertinya sudah.”
“mwo? Sepertinya? Aku tadi menyuruh kau mengantarnya agar dia tak kabur. Tapi kenapa…”
“kabur?” jesang.
Jesang langsung berlari menuju kelas baekhyun, dia membuka pintu, dan langsung mengintip tepat ditempat duduk baekhyun berada. Saat diketahui baekhyun ada ditempatnya, dia langsung buru buru keluar dan menutup pintu.
“jika aku pergi kekelas dan dia keluar bagaimana?”
“isshh..” desis je sang frustasi, memang susah menjadi ketua kelas.
Je sang mengambil kayu dibawah pohon dan mengganjalnya di knop pintu, agar pintunya tidak bisa terbuka.
“pasti akan ada guru yang masuk dan membukanya.” Ucap jesang berbicara sendiri.
Je sang masuk ke kelas dan melanjutkan pelajarannya.
#skip
Waktu pulang
Je sang keluar mencoba memeriksa pintu kelas baekhyun dan mendapati pintu kelas baekhyun sedang tertutup oleh kayunya tadi.
“omo.. masih tertutup? Apa tidak ada guru yang masuk?” ucap jesang lagi lagi berbicara sendiri.
Je sang langsung mengambil kayu itu, dan melemparkan ke sembarang tempat. Jesang berlari dengan sekuat tenaga, takut tentu jika dia dilabrak anak sekelas 11 2.
“bruk”
“aissh!”
*Sisi Baekhyun
Di kelas 11 2 khususnya namja dan kecuali baekhyun, sedang bersiap siap untuk mendobrak pintu bersama sama, tiba tiba pintunya tidak bisa terbuka dan bel pulang sudah dikumandangkan. Baekhyun sedang bersantai duduk ditempatnya, melihat teman temannya sedang bergotong royong membuka pintu, walaupun tidak semuanya namja dikelas tidak ikut membantu. dia bisa saja membuka pintu itu sendiri dengan sekali dobrakan. Tapi untuk sekarang dia benar benar tak peduli, biarkan para manusia yang bekerja keras untuk kali ini.
“hana! Deul! Set!” para namja mulai maju dan mendobrak pintu, tiba tiba pintunya terbuka.
”bruk” namja yang tadi ingin mendobrak pintu pun terjatuh, karena kaget dan namja yang berada di urutan depan berhenti mendadak, alhasil semua terjatuh.
“aiisshh… dasar!! Kenapa tiba tiba pintunya terbuka sendiri.”
“Aigoo.. aisshh, punggungku!”
Ucapan kesakitan pun menggema, baekhyun yang melihat pintunya terbuka langsung berjalan keluar melangkahi teman temannya yang tergeletak di lantai.
Saat baekhyun berjalan di depan pintu, ia melihat sosok yeoja, yeoja aneh yang tadi melemparnya dengan susu kotak.
“kenapa dia?” baekhyun terheran melihat je sang yang berlari dari arah kelasnya, padahal tangga kebawah dekat dengan kelasnya dan tak perlu melewati kelas baekhyun.
“issh!! Dasar!”
“baekhyun? Kau tau siapa yeoja itu? Dia melemparku dengan kayu ini.” tanya namja kepada baekhyun.
“oh? Ani! Aku tidak mengenalnya.”
“kalau begitu, ayo kita pulang!” ucap namja itu yang diketahui bernama kris, dia lebih tua dari baekhyun, beda 1 tahun. Baekhyun dan kris bersaudara.
“hyung, kau pulang duluan saja, aku ada urusan.”
“oh? Ne.” kris berjalan mendahului baekhyun.
*sisi Je sang
“huuhh…”
“ini sudah jauh dari sekolah, semoga saja tak ada yang melihatku melakukannya.”
Je sang terengah engah, badannya berkeringat dan rambunya berantakan. Dia melepas kuncirnya dan menguncir rambutnya kembali.
Dari belakang ia merasakan ada yang menarik rambutnya, je sang membalikan badannya.
*sisi normal
“omo! Kau mengagetkanku.” Je sang terkejut melihat baekhyun berada di belakangnya.
“kenapa kau menarik rambut ku ?”
“aku tak suka melihat rambutmu yang melambai itu, lihat! Rambutmu ada yang belum kau kuncir” baekhun menarik lagi rambut je sang yang berada di belakang lehernya tepatnya ditengkuk.
“aiissh! Sakit!” jesang menepis tangan baekhyun, agar menjauhkan tangan baekhyun dari rambutnya.
Je sang kembali mengucir rambutnya.
Baekhyun melirik kearah je sang yang sedang serius menguncir rambutnya, tak sengaja ia melirik kearah leher je sang, yang terbuka bebas tidak ada rambut yang menghalanginya hanya terlihat putih mulus. Baekhyun terlihat sedikit terkejut, dia meneguk ludahnya dengan susah payah, pergerakan je sang menjadi slow motion di mata baekhyun.
“Hei! Kau lihat apa?” kata je sang yang melihat baekhyun focus dengan 1 arah yang ada didirinya, karena dari tadi baekhyun melihat ke arah je sang, tapi je sang tidak tahu baekhyun melihat apa.
“a.. ani. Aku tak lihat apa apa.” Baekhyun terlihat gugup dengan arah pembicaraan ini.
“oh, aku ingin menagih janjimu, berikan nomer ponselmu!” baekhyun.
“issh.. kau masih mengingatnya?”
“ne, mana poselmu!” lanjut je sang.
Baekhyun mengambil ponsel yang berada di sakunya, dan memberikannya kepada jesang. Je sang mengetikkan nomernya, dan menamainya.
“ige!.” Je sang memberikan ponsel itu ke baekhyun.
Je sang berbalik dan pergi meninggalkan baekhyun. Baekhyun terus mengamati je sang yang sedang berjalan, di mata baekhyun ada yang berbeda dengan je sang. Baekhyun terpesona dengan perbedaan itu.
“sayap itu” desis pelan baekhyun, dengan senyuman yang terukir dibibirnya.
#skip
*sisi baekhyun.
Siulan menggema diruangan classic dan bercat gelap ini, tepatnya dikamar baekhyun, dia baru selesai mandi, dan berjalan untuk duduk di sisi kasur, dia mengeringkan rambutnya dengan handuk, baekhyun melihat ponsel yang tak jauh dari dirinya, dan mengambilnya.
Baekhyun terlihat berpikir, dan menimang nimang sesuatu, baekhyun membuka kontaknya dan berhenti tepat dinomer Je sang.
Baekhyun dengan ragu ragu menekan tanda call di ponselnya. Dan dengan mengumpulkan rasa yakinnya, ia menelfon je sang.
“tut… tut… tut…”
“yoboseyo?”
“sunbae?”
“saranghae, saranghanda, kapan kau pulang? Aku sangat merindukanmu.”
“…”
“chagi? Kenapa kau diam?”
“..”
“kau tak merindukanku?”
“…”
“berbicaralah chagi.”
“tuuut”
Baekhyun terdiam, apakah tadi benar benar je sang, suaranya sungguh sungguh berbeda, dan ucapannya. Chagi?
“pasti dia mengerjaiku, isshh.. dasar!! Bisa bisanya aku mempercainya.”
“yeoja sialan! Awas kau.” Mata baekhyun terlihat sangat kesal. Bisa bisanya ia dibohongi oleh yeoja itu, dengan status yang sebenarnya dia tak mungkin membohongi orang, seharusnya dia yang melakukan itu, bukan malah yeoja itu.
#skip
keesokannya di sekolah diwaktu istirahat.
*sisi je sang.
Seperti biasa je sang duduk didepan kelasnya, membaca novel dan memakan makanan ringannya.
“sunbae!”
Je sang mendongak dan mendapati baekhyun sedang berdiri di hadapannya.
“mwo?”
“sunbae, kau membohongiku eoh? Kau memberikanku nomer palsu.”
“ani, aku tidak melakukannya”
“tapi.. suara kemarin itu tak mungkin kau kan?”
“yang mana? Kau menelfonku?”
“a.. ani..”
“terus?”
“aiisshh.. pokoknya kau memberikanku nomer palsu!”
“ani, sekarang telfon aku!”
Baekhyun mengeluarkan poselnya, dan menelfon je sang dengan nomer yang kemarin.
Suara dering ponselpun terdengar.
“lihat!” je sang menunjukkan ponselnya ke arah baekhyun.
Baekhyun terkejut, nomernya tertera di layar ponsel je sang.
“bagaimana bisa?”
“tentu bisa. Aku masuk dulu.” Je sang melemparkan sampahnya ke tempat sampah dan berjalan memasuki kelas.
*sisi je sang.
Flashback disaat baekhyun menelfon je sang.
Jesang sedang pergi membeli beberapa makanan, dia tak sengaja melihat seorang yeoja yang sedang menangis dan jesang mendekatinya.
“permisi?”
yeoja itu masih saja menangis dan menutupi wajahnya dengan tangan.
“permisi”
yeoja itu pun sudah mulai merespon dan membuka kunkungan tangannya yang berada diwajahnya.
“omo..” je sang terkejut karena wajah yeoja itu benar benar pucat dan matanya sembab.
“apa kau! Kenapa kau mengganggu ku? Pergi sana! Jangan mendekat! Aku sedang menunggu pacarku.”
“apa dia gila?”
“kau yang gila! Pergi sana!”
“aiisshh dia benar benar gila, aigo.. aku berbicara dengan orang gila.”
Je sang pergi menjauh dari yeoja itu.
Tiba tiba ponselnya berbunyi, nomor tak dikenal. Apa ini namja aneh itu?
Sebuah pikiran gila pun terlintas dipikiran je sang.
“nona?” je sang memberanikan diri mendekati yeoja gila tadi.
Yeoja gila itu menoleh kearah jesang.
“mwo?”
“ini pacarmu nona, aku kenal dia, berbicaralah dengannya.”
Yeoja gila itu langsung merebut ponsel je sang dan berbicara.
“yoboseyo?”
“..”
“saranghae, saranghanda, kapan kau pulang? Aku sangat merindukanmu.”
“…”
“chagi? Kenapa kau diam?”
“..”
“kau tak merindukanku?”
“…”
“berbicaralah chagi.”
“tuuut”
Je sang tertawa dalam hatinya, yeoja gila itu memberikan ponselnya kembali ke je sang.
“gomawo nona, aku pergi dulu..”
Je sang pergi meninggalkan yeoja gila itu, sepanjang jalan dia hanya bisa menahan tawanya dengan senyum, kalau dia tertawa sendiri di jalan bisa bisa jesang dikira gila.
“pasti baekhyun mengira ini bukan nomerku.” Batin jesang.
Flashback end
*sisi normal
Waktu pulang sekolah.
Seperti biasa je sang berjalan sendiri menuju rumahnya, tapi jika menurut perasaannya, ada sesuatu hal yang tidak biasa. Perasaannya mengatakan ada yang mengikutinya sejak tadi ia pergi dari sekolahan. Dia mendengar derap langkah kaki, sepertinya. Kenapa sepertinya? Karena dia belum berani menoleh kebelakang.
“tap tap tap” semakin lama derap langkah kaki itu semakin cepat dan dekat. Je sang memberanikan diri untuk menoleh kebelakang.
“omo! Kau!” je sang sangat terkejut saat mendapati tubuh tegap baekhyun berdiri dibelakangnya.
Baekhyun tidak bersuara, dia hanya diam dan menatap je sang. Je sang tak tau apa arti tatapan itu.
“yak! Baekhyun-sii! Kau masih hidup kan?” je sang sedikit kesal melihat baekhyun yang masih diam dan terus menatapnya seperti itu.
Diam
Hening
Je sang membalas tatapan baekhyun, bermaksud menantang tatapan baekhyun.
10 detik , tangan baekhyun terangkat melepas kuncir je sang, tapi je sang sudah terlalu focus dengan tatapan baekhyun dan tentunya dia tak mau kalah.
20 detik , “wuzz..” angin datang dari arah baekhyun, membuat rambut je sang berterbangan melambai indah sempurna di wajah je sang.
30 detik . tiba tiba baekhyun memajukan wajahnya kearah wajah je sang, dengan reflex je sang mundur untuk menjauhi wajah baekhyun
“apa yang kau lakukan?’ je sang menatap kesal baekhyun.
Dan baekhyun hanya tersenyum dalam diam.
“ikut aku!” baekhyun berjalan mendahului je sang.
“untuk apa?” ucapan je sang membuat baekhyun menghentikan langkahnya.
“ayo!” baekhyun menarik tangan je sang untuk mengikutinya.
Je sang hanya mengikutinya, bukan karena ia tak bisa berbuat apa apa, tapi karena ia penasaran dengan tingkah laku baekhyun yang aneh.
Setiap jalan yang dilalui mereka, mereka hanya diam, mereka sama sama terbawa di alam pikiran masing masing.
Tak lama kemudian baekhyun berhenti.
Mereka berhenti tepat di penyebrangan lampu lalu lintas.
“kenapa kau berhenti disini? Kau ingin menyebrang?”
“jika kau ingin menyebrang, ayo cepat!”
Baekhyun masih saja diam, ia tak menanggapi semua pertanyaan yang dilontarkan je sang, baekhyun hanya mendongak melihat lampu lalu lintas yang menunjukkan lampu merah.
Tak lama kemudian lampu merah itu berganti menjadi hijau, semua mobil melaju, dan tentunya tidak diperbolehkan menyebrang,
Baekhyun melepaskan genggamannya dari je sang, dan maju ke zebra cross.
Je sang bingung dengan apa yang dilakukan baekhyun.
“baekhyun-ssi!” je sang terus menerus memanggil baekhyun.
Dan tepat ditengah jalan baekhyun berhenti. Je sang terus menatapnya khawatir, bingung apa yang harus dilakukannya. Kakinya seperti membeku dan susah di gerakkan. Kenapa baekhyun harus membawanya kesini dan menyaksikan hal gila seperti ini?
Je sang melihat mobil melaju dengan kencang kearah baekhyun, semaki dekat, je sang tak mampu melihatnya lagi, ia menutup matanya dan tak terasa air matanya mengalir.
Tapi lama ia tak mendengar suara tabrakan atau apapun. Je sang memberanikan diri membuka matanya, dan apa yang terjadi? Baekhyun menghilang.
“kemana dia?” mata je sang melihat kemanapun di sepanjang jalan.
“baekhyun!” je sang terkejut saat melihat baekhyun berdiri dibelakangnya.
Je sang melihat tubuh baekhyun dari atas kebawah memastikan ada luka atau tidak. Je sang tersenyum, tadinya ia takut baekhyun kenapa napa, tapi sungguh melegakan apa yang ia fikirkan tadi tidak terjadi. Karena senangnya je sang langsung memeluk baekhyun.
“kenapa kau memelukku?”
‘tadi aku benar benar takut.”
“tapi kenapa kau memelukku?”
“karena kau tepat didekatku.”
“mwo? Karna itu?”
“ne, kau menginginkan aku menjawab apa?”
“kalau begitu lepaskan pelukanmu!” baekhyun mencoba mendorong pelan je sang.
“tunggu!” je sang semakin mempererat pelukannya.
“mwo?”
“tunggu sebentar”
Tangan baekhyun terangkat membalas pelukan je sang, dan membelai lembut rambut je sang, apa dia keterlaluan membuat je sang menjadi setakut ini.
Baekhyun diam begitu juga je sang.
“baekhyun-ssi”
“sebenarnya kau ini apa?”
Baekhyun tersenyum, ini yang diinginkannya. Dia menginginkan je sang mengetahui siapa dia sebenarnya.
tbc
