Qualia
“My weakness won’t shatter my spirit. My way is overlapping with yours…”
Aya Hirano – Gods Know
Cast : Chen EXO M
Chi Hyewon ( OC )
Author : Khoiri Nugraheni / Choi_Rin49 / choirin49
Disclamir : Ficlet ini terinspirasi dari MV UverWORLD – Qualia, Maaya Sakamoto – More than word, Teen Top – Crazy dan Boyfriend – Janus. Ficlet ini lebih tepatnya lanjutan dari FF 600 karakter yang pernah author buat, The Feeling That Doesn’t Reach. Dan thanks banget yang sudah mau baca FF author yang Memories dan Blossom, buat kritik sama sarannya. Author agak gila dalam timeline, jadi coba untuk mengerti ya! Habis, dari semua kommen, author bermasalah di timeline sih! Hehehehehe, itulah ciri khas tulisan author, suka ngejelimet. author butuh kommen dan saran untuk karangan yang lebih baik, Arigatou !
Author POV – Hyewon’s Side – 1 Januari 2011
Hyewon memandang langit, ia mengangkat tangannya dan berusaha menggapainya. Namun, hanya angan yang ada di hatinya. Ia tersenyum kemudian tertunduk meratapi nasibnya. Badannya kini tersandar pada dinding, tangannya menggigil berusaha menahan dingin hembusan angin Desember.
3 jam, ya sudah 3 jam ia terdiam di sini. Di sebuah menara di mana semuanya terasa menyakitkan baginya. Di mana ia tahu, apa yang harus dilakukannya ? Menghilang, itulah alasannya datang kemari.
Chen POV –
Aku tahu ? Akhirnya aku tahu dirimu yang sebenarnya. Kau, sebuah labirin bagiku. Menjebakku di sebuah tempat yang asing bagiku. Kau, awan kabut yang mengaburkan semua panca indraku.
Dan aku selalu bertanya, apa arti diriku bagimu ? Teman, sahabat atau pacar ? Kau dan aku tak pernah terikat. Kau dan aku, apakah memang ini takdir kita ? Tak pernah bisa disatukan, tak bisa bersama. Aku hanya bisa mengelus dadaku, menahan rasa sakit ini.
Kau, kau hidup untuk masa depan. Selalu berkata ‘esok’ dan itu hal terindah yang pernah ku dengar. Kau menyakini sebuah hari esok. Aku ? Apa kau tak pernah menganggapku sebagai masa depan ? Hari esokmu ?
Saat ini, aku berusaha memahami hal yang absurd bagiku. Kau, Chi Hyewon !
Author POV – Chen’s Side – 1 Januari 2011
Chen memandangi layar ponselnya yang kosong. Ia bingung, tersesat. Ia tak punya navigasi, GPS ataupun Peta untuk menemukan gadis itu. Sejak 12 jam yang lalu, ia menghilang. Hilang, bagaikan daun yang terbawa angin dan tertelan bumi. Ponselnya tak aktif sejak kehilangannya. Chen menyandarkan tubuhnya, menghela nafas. Bahkan di tujuh stasiun ia tidak menemukan perawakan gadis itu. Padahal, tingginya hanya 165 cm.
Ia memang lelaki bodoh. Mencintainya adalah hal teraneh yang dilakukannya. Mencintai gadis yang tak pernah di pandang special dan selalu di remehkan. Ia tahu, rasa iba dan cinta ini terasa lekat di hatinya. Itu adalah kesalahan terbodoh yang dilakukannya. Setidaknya, ia bukan seorang PENGECUT. Dan itu cukup baginya.
Hyewon POV ~ 13 Agustus 2005 ~
Gemetar, gigiku terus bergeletuk. Menahan dingin dan shock di hadapanku. Aku, aku diam menatapi seonggok tubuh tak bernyawa. Air mataku mengalir begitu saja, diam dan tenang. Aku berusaha menahan rasa bersalah ini. Apakah Tuhan masih memberiku pengampunan ? Aku diam seribu bahasa. Ya, hanya Tuhan yang tahu semua ini.
Author POV – Hyewon’s Side – 1 Januari 2011
Saat ini langit Seoul terlihat indah. Hyewon memandang kagum sebuah seni yang tersuguh di hadapannya. Ia berdecak, mencoba menenangkan dirinya. Chi Hyewon memang memalukan, ia selalu bertingkah aneh ketika ia senang. Kado terindah dari Tuhan terlihat indah baginya.
Ia menahan nafasnya, berusaha menghembuskannya melalui hidung. Terus menerus hingga akhirnya ia berteriak dan membuatnya menjadi pusat perhatian. “ Hari esok selalu indah bagiku, tapi aku tahu hari esok tak pernah ada untukku.” Ujarnya pelan.
Author POV – 4 April 2010
“ Perkenalkan, nama saya Chi Hyewon “ ujarnya pelan. Chen memandang gadis itu, tinggi 165, pendek, cuek, rambutnya gelombang biasa. Hasil C- bukan gadis idamannya. Sepertinya hanya YoonA So Nae Si Dae yang pantas menjadi gadis idamannya. Chen sibuk memainkan pulpennya, membolak – balikkan buku pelajarannya yang usang.
Gadis baru, Chi Hyewon. Pindahan dari Mokpo. Mokpo, untuk apa jauh – jauh datang ke Munsan. Mau jual ikan apa, endusnya. Ia menyobek buku tulisnya, melipat – lipat kertasnya hingga terbentuk sebuah pesawat terbang yang siap landas. “ Heh! “ bisik teman sebangkunya. “ Gimana klo kita ngerjain anak baru itu ?” tawarnya pelan. Chen mengangguk, kini dibidiknya sasarannya dan WUISH pesawat terbang telah lepas landas dan menabrak gadis itu.
“ KAU!!!!!!!!!!! “ Suara guru mengema total di kelas. Pastinya, ya dia yang ditunjuk. Chen segera berdiri dan keluar, sepertinya untuk ke – 4 kalinya ia harus keluar dari pelajaran Kimia. Yah, memang itulah peraturan yang berlaku, sekali guru memanggil namamu dengan keras bahkan menggema, itu tandanya kau di keluarkan dari kelas. Peraturan bodoh yang membuatnya tersandung di beberapa mata pelajaran. Kini, ia hanya mengintip pelajaran dari jendela. Tak sengaja ia bertemu pandang dengan gadis itu, matanya benar – benar meneduhkan. Chen hanya termenung.
Hyewon POV – 1 Januari 2011 –
Hari terakhir bagiku. Aku menghitung di mana Tuhan akan berbaik hati padaku. Memeluknya dalam kasih-Nya. Ya, di saat aku siap untuk menghadapinya. Senyuman dan air mata menjadi sebuah hal yang terindah dariku. Aku siap, siap untuk kesakitan yang akanku jalani.
Chen POV – 1 Januari 2011 –
Aku berpikir bahwa aku selalu dekat denganmu, mencoba untuk menghapus air matamu. Tapi aku tak pernah mengetahui kau menggigil dan kesakitan. Bisakah kau membagi kesedihanmu itu bersamaku? Bisakah kau menganggap aku orang yang pantas membahagiakanmu?
Hyewon POV – 1 Januari 2011 –
Aku menangis untuk meredam semua rasa bersalah. Tetap saja aku tidak akan bisa mengubah semua kesalahanku. Aku tidak khawatir jika kau memang benar, tapi aku selalu keras kepala dengan keputusanku.
Kau tahu aku terlalu monoton, menganggap semua itu kesalahanku. Aku, aku berusaha menyimpan dan mengunci semuanya di dalam hatiku hingga aku tak tahu lagi bagaimana bahagia itu. Aku hanya memainkan topengku, senyum yang terpatri di wajahku hanyalah sandiwara. Karena sejak lama aku menyerah, menyerah dan berdiam diri di kehampaan. Dan kau tiba – tiba datang di hadapanku.
Aku tidak pernah berpikir bahwa cinta bisa menyelamatkan siapapun. Ya, sesuatu itu ada pada senyumanmu. Bagaimana senyumanmu menyembuhkan hatiku ? Aku tahu maaf dariku tak bernilai apapun dan seratus katapun tak akan mampu untuk mengartikan kata “Terima Kasih” untukmu.
Chen POV – 5 Agustus 2010 –
Aku membuka mataku, menatap awan dari atap sekolah. Hyewon hanya diam, memeluk lututnya dan bersandar pada tembok. “ Aku ingin sekali melihat kota Seoul “ ujarnya pelan. “ Seoul. Apa kau belum pernah ke sana ?” tanyaku. Ia menoleh ke arahku dan diam. “ Aku pernah ke sana, tapi tak bisa memandangi kota Seoul. “ alasannya. Kasihan gadis ini ! “ Bagaimana jika besok kita ke Namsan Tower ? kau bisa puas melihat Seoul “ Ia mengangguk, “ Kau sudah berjanji padaku “ ucapnya pelan sembari tersenyum.
Author POV
Persahabatan mereka bukanlah hal yang aneh. Semenjak Chen memandang matanya, ia tertarik. Ia tertarik dengan apa yang akan di lakukan Hyewon. Hyewon adalah pertanyaan tersulit yang pernah ia temukan. Rumus matematika, fisika, relativitas, bahkan hukum gravitas Newton tak ada yang sanggup menjawabnya. Hyewon membawanya ke dunia yang bertolak belakang dengan dunianya. Mengajaknya melakukan hal – hal diluar kemampuannya. Chen tidak pernah mengakui bahwa Hyewon lebih unggul daripada dia. Membawanya ke dalam dunia di mana semua hukum gravitasi, kekekalan, dan teori – teori mutlak tak berlaku. Hyewon adalah seseorang yang menjungkir balikkan 360 derajat dunianya. Dan kini, ia tunduk pada senyuman gadis itu.
Author POV – 15 November 2010 –
“ Mengapa kau di panggil Chen ? “ tanyanya ragu. Aku mengangguk, menganalisa pertanyaan itu. Hanya dia yang kuperbolehkan memanggilku dengan nama itu, ‘Chen’. “ Kau mau tahu aja atau ingin tahu ?” godaku. “ Ya sudah, aku tak paksa sih. Tapi aku penasaran, nama panggilanmu ini tak sesuai dengan nama aslimu tahu. bagai Matahari dan Pluto.”
Chen menghela nafas, “ Itu nama kecilku ketika aku di Cina. Orang tuaku juga memanggilku Chen, puas ? “ Ia tersenyum, “ Nama aneh itu terlalu melekat banget ya! “ ejeknya. “Terus, gimana orang – orang bisa manggil kamu Absurd ?”
“ Hanya kamu yang manggil aku Absurd, eh Queen of ABSURD “ Mereka berdua puas tertawa – tawa mengejek diri mereka sendiri.
Author POV – 1 Januari 2011 –
Chen mengingat semua, ia bodoh. Ia ingat janji itu, Seoul. Apa yang ia pikirkan ? Menghilang dan membuat semua orang khawatir mencarinya. Ia menggerutu tak jelas, berusaha memastikan intuisinya. Ia yakin, Namsan Tower. Karena hanya itu janji yang pernah dibuatnya bersama Hyewon. Bagaimana bisa ia bertindak ceroboh seperti ini ? Kabur dari rumah sakit hanya untuk itu, pikir Chen . Ia memaki dirinya sendiri dengan kata ‘Bodoh’. Apa gunanya punya IQ tinggi tapi tak pernah tahu apa yang bisa di pikirkannya ?
Chen POV – 1 Januari 2011 –
Aku, aku telat. Ia telah terkapar lemas di hadapanku. Ia benar – benar menjadi pusat perhatian semua orang. Ya, terkapar di Namsan Tower sendirian. Tanganku berusaha menggapainya, hingga aku bisa menemukan gadis yang kucintai.
Aku menggendong badannya yang ringan, berlari menerjang salju yang menghadang. Ia tersenyum, tersenyumlah, hiduplah. Aku hanya memintamu untuk hidup, Hyewon. Bisakah kau mengerti itu ? Aku lebih bahagia mati untukmu, aku tak mau mati begitu saja.
“ Chen, bisakah kita berhenti di sini ?” ujarnya parau. Aku menggelengkan kepalaku, aku tak mau kehilangan dia, tak mau. “ Kau harus ke rumah sakit, SEKARANG !” kataku. Aku tak sadar air mataku mulai mengalir dari pelupuk mata. “ Aku sudah tak kuat lagi, Chen. Biarkan aku beristirahat ?” pintanya.
“ Tidak, kau harus ke rumah sakit. Detak nadimu pelan sekali” kataku keras. Ia diam, berusaha membaca ekspresi wajahku. “ Kau manis saat marah, Chen “ katanya pelan. Ia merangkul leherku, aku berusaha menahan berat badanku. Wajah Hyewon terlihat pucat, “ bisakah kau diam untuk 5 detik, please ! “ ucapnya parau. Aku mengikuti nasihatnya, mematung untukknya.
Ia mendekatkan wajahku ke wajahnya menekan bibirku, ia menciumku. Apa ia benar – benar melakukannya ? Tapi, tapi, tapi ? Aku ragu melihat wajahnya saat ini. Aku membalas ciumannya, merasakan kering dari bibir kecilnya. Dan ia tersenyum manis padaku, “ Happy Birthday, Chen! My first and last kiss “ bisiknya pelan. Aku menatap wajahnya. Ia sudah menutup matanya, tertidur pulas di dalam keheningan malam.
~ FIN ~
Catatan Tambahan :
Bingung sama ceritanya ? Maaf, agak terburu – buru jadinya cuma jadi 7 halaman. Hehehehe… Untuk yang bingung, author ceritaan synopsis dari ficlet yang gak jelas ini. Berkisah tentang cerita seorang gadis bernama Chi Hyewon yang bersekolah di tempat Chen, Munsan. Sejak Chen mengusilinya, ia tertarik pada Hyewon karena aura yang ia rasakannya berbeda. Saat itu, mereka menjadi seorang sahabat, teman di saat melakukan hal – hal gila yang sudah mereka rencanakan. Di balik senyum dan tawa bahagia Hyewon, Hyewon ini mengidap Talasemia. Talasemia adalah penyakit genetik di mana penderita mengalami kekurangan oksigen pada darah. Vonis hukuman itu adalah mati dan Hyewon tak pernah menceritakan hal ini ke Chen. Namun, Chen tanpa sengaja tahu kalau Hyewon ini sakit ( Author gak nulis cerita ini di ficlet ) dan mereka berdua berjanji suatu hari mereka bisa datang ke Seoul untuk melihat pemandangan Seoul. Akhirnya, Hyewon memutuskan untuk melakukannya sendiri dengan bermodal nekat dan dengan susah payah Chen mencarinya hingga dia menemukan Hyewon dalam keadaan terkapar di Namsan Tower. Dan adegan kiss tadi, gomen ne, author gak bisa menjelaskan secara bagus. But at all, you know the end of this story, dan amanat dari Ficlet ini adalah jangan pernah menyia – nyiakan hidup itu aja. Hehehehe… berasa anime Zetsuen no Tempest deh. So, gak bingung lagi kan ? Dan kenapa Chen yang dipilih dari 12 member ? author baru tahu senyuman Chen itu manis, makanya author milih Chen. Jangan kaget ya klo author ngebuat Ficlet Angst mulu.
