Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

My Hyper Girl (Chapter 2 – END)

$
0
0

Title : My Hyper Girl

Author : NadyKJI

Web : http://cynicalace.wordpress.com/

Genre : Comedy (a little?!), romance, friendship, School Life

Length : Two Shoot

Rating : G

Maincast:

  •          Oh Sehun
  •          Lee Ria (OC)

Other : Luhan, Nichkhun, Find it, just around Clumsy Me ^^

Disclaimer : FF ini murni ide-ide khayalan author yang kelewat tinggi, dilarang meniru dengan segala cara apapun, jika tidak ff ini tidak akan dilanjutkan lagi. Terima Kasih.

Author’s Note :

Annyeonghaseyo,

Ff ini akhirnya menjadi tamat genap dengan 2 chapter gmn kesan dan pesannya? Ehehehe, di tunggu ya commentnya kkkk. Sebelumnya author mau terima kasih dulu sama admin yang udah post ff ini dan readers yang udah baca juga comment dan yang pasti menantikan lanjutannya kkkk.

Dadah! Selamat ketemu di ff author yang lainnya xixixi

Comment yaaa!

Happy reading ya ^^

My Hyper Girl 1

___

 

-:Ria:-

Pagi hari yang cerah, membuat semangat bertambah.

Ann – woah!!”

Belum sempat aku menyapa – Naraya sudah menarikku keluar kelas.

Sekarang kami berdiri di luar, Naraya melipat tangannya di dada. Ada apa? Aku tidak melakukan kesalahan apapun padanya? Sepanjang yang kuingat tidak.

“Ria…”

Mwo?”

“Kusarankan jangan terlalu dekat dengan Nichkhun. Dia masih menyukaimu…”

YA! Bagaimana kau tahu?”

Mian, saat ia menyatakan cintanya padamu di airport aku tidak sengaja melihatnya… aku berbohong bahwa aku baru datang waktu itu.”

Wae?”

“Aku tidak tahu… Mungkin dulu aku terlalu shock dan kupikir kau belum tentu ingin mendiskusikannya denganku.”

Sebagian diriku marah padanya – bagaimana dia bisa berbohong. Walaupun ada benarnya, aku pasti tidak ingin membicarakannya. Tapi tetap saja…

Tanpa berbicara lagi aku pergi meninggalkan Naraya. Ia tidak berusaha menyusulku – membuatku lega.

_

Sore itu aku berada di taman depan kompleks, aku duduk di kursi taman sendirian. Memandangi ponselku. Tiba-tiba kurasakan seseorang mendekat.

Gwaenchana?”

“Ah, Nichkhun…”

“Kenapa?”

“Naraya…”

“Kalian bertengkar?”

Eoh.”

“Hm, bagaimana kalau kita pergi saja. Jangan murung begitu.”

Setelah beberapa menit hening yang canggung, Nichkhun berbicara.

‘Kusarankan jangan terlalu dekat dengan Nichkhun. Dia masih menyukaimu…’

Perkataan Naraya tadi pagi terngiang-ngiang di telingaku.

Apakah benar?

An – ayo…”

Aku harus memastikannya.

-:Sehun:-

Aku melihat dengan lemas kejadian barusan.

Ria pergi bersama Nichkhun.

Padahal aku baru saja mau menyapanya – aku tahu ia sedang  bertengkar dengan Naraya.Tapi namja itu malah menghampirinya duluan – yang membuatku tidak terima, kenapa Ria mau pergi bersamanya.

Begitu mereka berdua menghilang dari taman aku menuju bangku yang tadi mereka tempati. Aku duduk di sana mengacak-acak rambutku frustasi. Bagaimana ini? Aku percaya pada Ria, aku harus.

_

To : NaeHyperGirl

Ria, kau sedang apa?

Aku mengirim pesan itu. Bagaimanapun aku ingin memastikan. Semua ini membuatku gila – aku harus bertanya pada Ria.

-:Author PoV:-

Tringg…

Ria yang sedang menyeruput kopinya melirik ke arah ponselnya yang berdering.

Sekarang Ria sedang bersama Nichkhun di sebuah cafe. Nichkhun cukup berusaha agar dapat membuat yeoja di hadapannya agar tersenyum.

Begitu melihat nama pengirimnya langsung saja Ria mengambil ponselnya tangkas – sebelum Nichkhun menyadarinya dan merampas ponselnya seperti tempo hari. Kali ini ia tidak boleh membuat Sehun-oppa-nya khawatir.

Sehun-Oppa :

Ria, kau sedang apa?

Ria tersenyum membaca pesan itu. Sehun mengkhawatirkannya.

To: Sehun-Oppa

Oppa! Aku sedang pergi bersama Nichkhun. Tadi kami bertemu di taman. Bagaimana denganmu Oppa?

Ria menjawab pesan Sehun apa adanya, lagi pula ia sudah berjanji bukan? Ia tidak ingin kehilangan Sehun. Namja itu berbeda dari namja-namja yang pernah di sukainya, entah kenapa perasaan Ria berkata Sehun benar-benar spesial.

“Ria?”

“Ah, apa?”

“Apa yang sedang kau lakukan?”

“Mengirim pesan pada Naraya…”

Sayang sekali jawaban yang ragu-ragu dari Ria tidak mempan. Namun Nichkhun tetap diam saja, ia tahu itu pasti Sehun – melihat raut wajah Ria yang tiba-tiba berubah cerah. Ia kecewa, mengapa bukan dia… Padahal dia sudah berusaha membuat yeoja di depannya ini tertawa tapi hanya satu pesan dari Sehun bisa membuat suasana hati gadis itu berubah.

Tringg…

Suara ponsel kembali terdengar. Ria yang masih memegang ponselnya membuka pesan yang baru masuk itu.

Sehun-Oppa :

Hmm, kapan kau kira-kira selesai?

Aku ingin bertemu denganmu…

Dengan cekatan jari-jari mungil Ria mengetikkan balasan, yang tanpa ia sadari di perhatikan oleh Nichkhun.

To: Sehun-Oppa

Sekarang juga sudah…

Aku akan datang ke rumahmu, ne?

Aku tidak menerima penolakan! Sampai ketemu!

SREK

Dengan cepat Ria bangkit.

“Mau kemana?”

Tangan Nichkhun menahan tangannya, cukup keras sehingga membuat Ria sedikit meringis.

“Pergi, aku ada urusan.”

“Aku akan mengantar…”

“Tidak perlu.. Aku pergi sendiri saja. Annyeong!”

Ria segera keluar dari cafe. Setelah bersama Nichkhun di cafe tadi ia akhirnya menyadari, benar kata Naraya. Namja itu masih menyukainya dan itu cukup menganggunya.

Sementara di dalam cafeNichkhun terduduk diam.

Kali ini ia tidak boleh tinggal diam.

-:Sehun:-

Bibirku mengulaskan sebuah senyum. Setelah membaca pesan dari Ria hatiku terasa hangat. Cepat-cepat aku keluar kamar. Aku akan menunggu kedatangan Ria.

_

Oppa!”

Suara itu membuatku mendongak, kulihat Ria berlari kecil menghampiriku.

“Hei!”

Aku mengusap puncak kepala Ria – mengusap puncak kepala gadis ini sudah menjadi kebiasaan baruku.

“Ada apa?”

Aku langsung memasang wajah seriusku. Aku harus bertanya apapun resikonya. Aku sangat menyayangi Ria, dan aku tidak ingin kecurigaanku yang tidak jelas menghancurkan hubunganku.

“Aku hanya bertanya.. Aku tidak ingin kecurigaanku mengacaukan semuanya.”

Ria menunggu kelanjutan kalimatku.

“Aku ingin tahu apa hubunganmu dengan Nichkhun…”

“Sudah kubilang, ia sudah seperti kakak bagiku. Tidak lebih… Hanya kau yang terpenting bagiku.”

Ria gadis itu menjawab. Aku tahu itu, tapi namja itu tidak beranggapan seperti Ria. Jujur saja aku cemburu melihatnya bersama Ria. Walaupun Ria tidak menyukainya tapi namja itu menyukainya – sangat mengangguku.

“Ehm, mungkin aku sedikit egois. Tapi aku ingin kau tidak terlalu dekat dengannya…”

“Kau tidak percaya padaku?”

“Aku percaya… Hanya saja Nichkhun – aku merasakan, aku tahu, karena aku juga mengalaminya… Tatapan matanya adalah tatapan cinta…”

Akhirnya kalimat itu keluar juga dari mulutku.

“Antarkan aku pulang.”

-:Ria:-

“Antarkan aku pulang.”

Pikiranku kosong, melayang… Sehun tahu kalau Nichkhun menyukaiku.

Setelahnya Sehun menuruti permintaanku, tidak bertanya lebih. Namun keadaan di antara kami menjadi sangat kaku.

_

“Apa yang akan kau lakukan dekat-dekat ini?” Kai bertanya pada Sehun.

Kami berempat sedang makan siang di kantin, aku hanya duduk di sebelah Naraya. Aku dan Naraya sudah berbaikan setelah kejadian cafe.

Sebagi gantinya aku jadi tidak berani berbicara banyak dengan Sehun gara-gara insiden di hari yang sama itu. Jadi sekarang aku lebih memilih diam dan menjadi pendengar saja.

“Uhm, sepertinya tidak ada. Hanya mengantar Luhan-hyung ke bandara Sabtu ini.”

“Kau tidak memberitahuku kalau Luhan datang?”

“Bukankah aku pernah memberitahu ya, kalau aku bertemun Nichkhun saat pergi dengan Sehun dan sepupunya ke Lotte?” aku memutar bola mataku gemas. Aku menyela, berbuat senormal mungkin, sayangnya nyaliku untuk berbicara lagi segera sirnah – Sehun terlihat tidak suka aku mengungkit Nichkhun.

Mwo? Aku tidak memperhatikan. Kalau begitu aku ke rumahmu hari ini. Aku sudah lama tidak bertemu Luhan. Aku ingin tanding dance dengan hyung-mu itu.”

“Ya, selalu saja…” Sehun memutarkan bola matanya.

“EH? Memang Luhan-ssi itu masih muda ya?” Naraya tiba-tiba berkata.

Ne, dia baru 24 tahun, kau kira bagaimana?”

Ani… aku kira ia sudah tua. Makanya aku bingung saat berkata kau ingin menantangnya dance.”

“Ahaha!”

Naraya yang di tertawakan oleh Kai langsung saja cemberut, mencoba mencubit namja di sebelahnya itu. Tapi Kai sudah terlebih dahulu menahan tangan Naraya, membuat sahabatku ini kesal karena kalah telak.

Kulirik Sehun di sela-sela tawa tertahanku melihat kelakuan NaKai itu, Sehun sedang melamun. Wajahnya menerawang jauh – aku menatapnya sendu.

Sudah seminggu aku dan Sehun menjadi canggung…

Itu membuatku sedih.

Di sisi lain aku tidak tahu bagaimana cara memperbaiknya – hatiku menolak segala cara yang muncul di otakku.

KRING

Bel istirahat berakhir, kami berempat langsung beranjak seperti murid lainnya. Sehun dan Kai berjalan di depan – menyusun rencana mereka sendiri.

“Ria? Gwaenchana?”

Naraya yang sedang berjalan di sebelahku bertanya khawatir.

Andwae…”

Sesudah itu Naraya diam saja. Sepertinya ia tahu kalau aku tidak dalam mood untuk membicarakannya.

Pikiranku sudah berputar dalam lingkaran yang sama… Membuatku pusing sendiri.

Tring…

Aku merasakan getaran dari kantong rompiku. Aku mengambilnya malas, membaca isinya.

Nichkhun:

Ria…

Sabtu ini temanilah aku ke Namsan Tower.

Sabtu ini?

Otakku berpikir cepat, hari itu Sehun akan mengantar Luhan-ssi, hari yang bagus… Aku mengingat percakapan beberapa menit lalu yang masih segar dalam ingatanku.

Aku memang harus menemuinya. Menyelesaikan semuanya.

:Nichkhun:-

Aku tersenyum melihat balasan dari Ria.

Ria:

Eoh

Gadis itu menyetujuinya.

Rencanaku tidak boleh gagal, bagaimanapun aku harus melakukannya. Aku tidak bisa tinggal diam melihat Ria bersama namja itu begitu saja. Aku tidak akan menyerahkannya semudah itu.

_

Sabtu. Pukul 5 aku menjemput Ria.

Tin… Tin…

Kulihat Ria keluar dari rumahnya, terburu-buru membanting pintu saking terburu-burunya.

Annyeong! Kajja.”

Ria langsung masuk ke pintu penumpang. Aneh sekali, seperti terburu-buru saja. Ada apa?

Aku tidak terlalu peduli, masih banyak yang harus aku lakukan.

_

Sesampainya di namsan tower Ria pergi ke toilet, meninggalkan tasnya berada bersamaku. Aku duduk di kursi. Mataku yang melihat tas Ria di sebelahku memberikanku ide. Kuambil ponsel gadis itu. Mencari nomor seseorang.

To : 08122xxxxxx

Datanglah ke Namsan Tower jam 20.00 di RoofTerraceNPlazaP2.

“Nichkhun, gwaenchana?”

Gwaechana. Ayo kita makan dulu. Aku tahu restoran yang enak.”

Aku mendongak dari ponselku.

Kajja. Aku lapar ehehehe.”

Aku membawa Ria makan di NGrill, restoran ini cukup enak.

“Hmm, boleh aku tanya sesuatu?”

Ne?”

Ria menghentikan aktifitas makannya, menunggu pertanyaanku.

“Apa yang kau sukai dari seorang Oh Sehun?”

“Kenapa kau menanyakannya?”

“Aku hanya penasaran…”

“Semuanya, aku suka semua yang ada pada dirinya. Tapi aku tidak bisa menjelaskannya semudah itu…”

Kurasakan kepedihan merayap masuk.

“Tidak adakah yang bisa menggantikannya? Bagaimana jika dia mengecewakanmu?”

Ria, wajah gadis itu sedikit memucat. Aku kira ia tidak pernah memikirkannya. Sehingga saat aku menanyakannya sekarang ia terlihat tidak siap. Aku sedikit menyesal menanyakannya.

“Aku tidak tahu. Tapi mungkin aku akan tetap mencintainya, sesakit apapun yang akan aku hadapi. Sejak pertama aku melihatnya, dia berbeda di mataku.”

Jawaban gadis itu membuat rasa sakit yang merayap masuk itu mulai menyebar.

Apa benar tidak ada tempat untukku?

Aku mengehela nafasku.

Melambaikan tanganku aku meminta bil, kulirik jam tanganku, 15 menit lagi…

“Ayo, kita melihat pemandangan yang ada… Langit malam jika di lihat dari sini sangat indah.”

Kajja!”

Gadis di depanku berdiri.

_

Sekarang aku dan gadis itu berada di Roof Terrace N PlazaP2.

Biarlah aku hanya ingin menyatakannya sekali lagi. Sebelum aku benar-benar, yah, merelakannya pergi.

“Ria, saranghae. Jeongmalsaranghae. Selalu, dari dulu hingga sekarang… Bisakah aku sedikit berharap?”

Aku dan Ria sama-sama menghadap ke arah pemandangan. Tidak berani saling menatap.

Mianhae… Kau adalah orang yang berarti bagiku, namun aku hanya menganggapmu sebagai kakak, tidak lebih… Aku sebenarnya tidak ingin mengatakannya. Namun kaulah yang membuatku mengatakannya…”

Kudengar suara Ria yang bergetar.

Gwaenchana. Aku sebenarnya sudah tahu kemungkinannya. Tapi aku hanya ingin mengatakannya. Mian jika itu menekanmu…”

Tanpa aba-aba aku memeluknya, untuk yang terakhir kali.

Detik berikutnya Ria sudah tidak ada dalam pelukanku. Seseorang telah menariknya menjauh dariku. Kedua orang itu berjalan menjauh dariku. Meninggalkan rasa perih yang amat sangat.

Jeongmal… Saranghae…

-:Sehun:-

Begitu mendapat pesan dari Nichkun, ponselku langsung terjatuh dari tanganku. Apa yang di rencanakan oleh namja itu. Kulirik jam tanganku – 19.00.

Aku langsung bergegas, tidak peduli bahwa pada kenyataanya aku baru pulang dari mengantar Luhan-hyung. Apakah ini hanya suatu kebetulan? Dari mana namja itu mendapatkan nomorku?

Segera aku masuk ke mobilku, menginjak pedal rem tanpa berpikir – membuat mesin mobil meraung.

_

Aku datang tepat waktunya.

Aku berlari memacu kakiku. Aku sudah tidak peduli dengan bahuku yang menubruk orang lain…

Aku sudah sampai di tempat yang di sebutkan, melihat semua orang yang berlalu lalang. Mencari sosok yang aku kenal.Lalu mataku melihat sosok gadis itu – Ria, ia sedang bersama dengan Nichkun. Aku mengepalkan tanganku – jadi ini yang terjadi.Aku berlari mendekati kedua sosok itu. Jantungku hampir mencelos melihat Nichkun yang tiba-tiba memeluk Ria.

Begitu sudah dekat kutarik Ria dari pelukannya, kugandeng Ria tanpa peduli hal lain. Aku sudah tidak peduli sudah berapa lama aku berlari, aku hanya ingin menjauhkan Ria dari namja itu.

Oppa! Berhenti!”

Tangan Ria yang berada dalam genggaman tanganku menyentak, terlepas.

Aku berbalik menghadapnya.

Kami berdua berhenti di tengah-tengah lalu lalang para pengunjung.

“Kenapa kau bisa ada di sini?”

Ria kaget – jelas sekali terlihat di wajahnya.

“Nichkun yang mengirim aku pesan untuk kesini. Tolong jelaskan apa yang terjadi?”

“Uhmm, aku kesini karena ingin menuntaskannya. Aku tidak ingin kau salah paham. Barusan Nichkun menyatakan cintanya padaku lagi…”

Aku terdiam mematung… Apa yang menjadi jawabnnya?

“Aku menolaknya. Kali ini dengan sangat tegas. Hanya kau Sehun, Oppa-ku yang kupilih. Aku tahu kau berbeda, kau adalah separuh hatiku yang selama ini hilang.”

Tubuhku melemas…

Setelah beberapa minggu uring-uringan karena gadis di depanku ini, akhirnya aku menyadarinya.

Kupeluk Ria, menundukan kepalaku tepat di bahunya.

Saranghae…”

Oppa.. Nadosaranghae.”

DUAR … DUAR..

Oppa! Kembang api!”

Aku mendongak. Ria melihat kembang api dengan matanya yang bening itu.

“Hmm, ada apa ya?”

“Hehehe, kejutan untuk kita mungkin?”

“Eh – ”

Sebelum Ria kembali berbicara, aku menaruh telunjukku di bibirnya. Ku tundukkan wajahku mendekati wajahnya.

Kucium bibir Ria lembut..

Mengabaikan sebagian orang yang sudah berhenti – melihat kami dengan berbagai gumaman.

Fin…

 



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles