Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

True Story (Sequel)

$
0
0

IMG_4320

Judul                            : True Story (Sequel: Baekhyun & Daeun)

Author                         :  Rezita Alfira

Genre                          : Romance, sad, future, happy sweet ending.

Length                         : OneShoot

Casts                            : Baekhyun (EXO-K) Park Daeun (OC)

Other Cast                   : Suho (EXO-K) Yura (Girl’s Day)

Rating                          : PG

 

Sangat dibutuhkan komentar dan like nya hehehe, annyeong, enjoy reading!^^

“Mari menikah seperti Yura dan Suho. Mianhe, Daeun-aah.”

—True Story // Sequel—

“Jauh aku mengenalmu lebih dulu daripada dirinya, Byun Baekhyun. Benar kata orang, dimana yang selalu ada, akan kalah dengan yang spesial. Kau hancurkan rasa cintaku dengan kalimatmu di sore itu.  Sekarang kau kembali ada di hadapanku. Bagaimana kabarmu, masihkah kau bersama dirinya?”

—True Story // Sequel—

6 Years Ago…

“Baekhyun chukkanda!!!! Akhirnya kita lulus juga kekekeke, chukkae Baekhyun-aah!”

“Kau juga, Daeun-aah! Chukkanda! Kita akan masuk ke SMP yang sama kan?” Daeun mengangguk.

Berakhir dengan Baekhyun dan Daeun  berpelukan pada saat musim gugur kelulusan seluruh murid SD Yon Wuseok.

3 Years Ago…

“Dengan ini, pihak sekolah ucapkan, Selamat, kepada seluruh murid SMP Wan Byulseo dinyatakan lulus Ujian Nasional 100%, dengan nilai tertinggi, Byun Baekhyun dan Park Daeun. Chukkae!”

Baekhyun dan Daeun pun naik ke atas panggung untuk memberi ucapan terimakasih dan pidato singkat.

“Daeun-aah chukkae, aku tidak menyangka. Jinjja, daebak.” Daeun mengangguk senang.

“Kita akan masuk ke SMA yang sama lagi kan?” sekarang berganti, Baekhyun mengangguk mendengar pertanyaan Daeun.

“Chukkanda Baekhyun-aah, chukkanda.” Tangis bahagia Daeun pun dimulai di pelukan Baekhyun.

Habis kenangan itu berlalu.

Andai aku bisa merasakan kebahagiaan yang dirasakan Kim Yura, teman sebangku ku ini. Cinta nya di balas oleh namja yang disayangi nya, tidak seperti aku yang dilupakan. Lama aku mengenalmu Byun Baekhyun.

 

 

Kelas 1 SMA…

Semua murid baru berkumpul di lapangan, mencari cari teman baru mereka untuk sekedar di ajak mengobrol. Tapi berbeda dengan Baekhyun dan Hayoung yang sama sekali tidak perlu mencari teman baru. Ya, mereka kini sudah duduk di bangku SMA kelas 1. Perdana hari ini masuk ke SMA baru mereka.

“Baekhyun, kau sudah mempunyai teman sebangku? Kau tahu? teman sebangku ku yang baru, sangaaaaaaaat cantik. Jinjja, namanya Kim Yura.” Baekhyun mengangguk mengerti mendengar perkataan sahabatnya itu.

“Aku? Aku duduk sebangku bersama namja bernama Kim JoonMyeon, dia tampan tapi tidak lebih dariku, kekeke” Daeun menoyor kepala Baekhyun

“Eishh”

“Baekhyun, kau tahu, aku sama sekali tidak bosan bersahabat denganmu. Jinjja, kau memakai pelet ya? huu” Baekhyun tertawa kecil mendengar perkataan Daeun yang duduk disampingnya sekarang.

“Aku juga kadang kadang tidak percaya, kita bahkan sudah berteman sejak kelas 1 SD, dan sekarang duduk di bangku kelas 1 SMA” Daeun mengangguk setuju.

“Kajja, kita kembali ke kelas.”

“Kau mau aku antar pulang nanti? Aku ingin bermain PSP bersama JunEoh, Oppamu.”

“Keurrae, ayo main ke rumahku.”

Baekhyun dan Daeun pun pergi dari taman belakang sekolah mereka dan kembali menuju ke kelas. Baekhyun dan Daeun. Ya, mereka berdua.

 

“Ini lebih penting daripada SMS mu, hahaha. Aku sangat senang, kau juga kan? Cepatlah cari namjachingu” kau katakan itu dengan mimik wajahmu yang sangat ceria, tidak tahu kah dirimu betapa sakitnya aku yang mendengar itu.

 

Tidak ada lagi acara ‘mengantar&menjemput’. Memang aku yang menolaknya, aku takut mengganggumu. Sering kau menawariku untuk pulang bersama tapi aku selalu mengatakan “Aku sudah di jemput Eomma” atau “Aku pulang naik bis, gwenchana”

 

Kelas 2 SMA…

Masa masa rasa sakit menjelma di diri Daeun adalah di masa kelas 2 SMA. Tidak kasar, dengan cara lembut dia menyakiti Daeun. Menahan air mata untuk di keluarkan lewat mata cantiknya itu.

Baekhyun sekelas lagi dengan JoonMyeon atau bisa dipanggil Suho di kelas 2, tapi tidak dengan Daeun. Daeun tidak sekelas dengan Yura, melainkan dia sekelas dengan Baekhyun dan Suho.

Baekhyun mulai populer disaat kelas 2 SMA karena dirinya terpilih menjadi ketua klub basket, wajahnya yang tampan dan sifatnya yang ramah itu mampu membuat para yeoja di sekolahnya terpikat.

Bukan sekali duakali Daeun menjadi bahan gosip dari yeoja yeoja yang ada di sekolahnya, karena kedekatannya dengan Baekhyun, Daeun sempat dikira yeojachingu dari seorang Byun Baekhyun. Tapi tidak, hanya sebatas sahabat.

Daeun juga mulai akrab dengan Suho, karena Suho adalah teman sebangku Baekhyun. Sering mereka ber3 mengobrol dan mengerjakan tugas bersama.

“Suho, aku mau menceritakan sesuatu kepadamu.”

“Ah apa itu? cepat ceritakan” ujar Suho sambil merapihkan buku catatannya.

“Tapi jangan bilang bilang Baekhyun eoh? Ini gawat” Suho mengangguk mengiyakan perkataan Daeun yang sekarang duduk di hadapannya.

“Aku sangat suka gosipku dan Baekhyun akhir akhir ini, andaikan itu benar benar terjadi” Suho membulatkan matanya mendengar perkataan Daeun.

“K…kkk…kau? Daeun-aah, kau menyukai…Baekhyun? sejak kapan?” Suho memberhentikan aktifitasnya untuk mendengar jelas cerita dari Daeun.

“Dari kelas 5 SD, hehehehe…” Daeun tersenyum malu menceritakannya kepada Suho. Berbeda dengan Suho yang memasang wajah…aneh.

“Daeun-aah…”

“Wae?” Ujar Daeun sambil terus memakan biskuit yang dipegang nya.

“Baekhyun belum menceritakan kepadamu? hm…Baekhyun…Baekhyun…sedang masa pendekatan dengan…”

“Suho kau bercanda bukan?”

“Dengan Na Seulra…murid kelas 2-2, Daeun-aah, jeongmal mianhe, aku tidak ingin kau merasakan sakitnya belakangan…” Daeun membulatkan matanya mendengar perkataan Suho, tidak percaya. Sama sekali tidak percaya dengan apa yang dikatakan Suho. Jadi…gosip para yeoja itu?…

“Kau bohong! Kau bohong Kim JoonMyeon!” Daeun berlari keluar dari kelas.

Berlari dengan kencang menuju ruang latihan basket, mencari Baekhyun. Ingin bertanya yang sebenarnya…

Berlari dan menuruni tangga dengan air mata yang terus mengalir…

Krek…

Daeun membuka pintu ruang latihan basket secara kasar, dan ya, Baekhyun masih ada di ruang latihan basket. Hanya sendiri. Sedang duduk sambil memainkan ponselnya. Sebelum Daeun menghampirinya, Daeun menghapus sisa air matanya yang mengalir di pipinya.

“Baekhyun..” Baekhyun mendongakkan kepalanya menatap Daeun dengan tatapan ceria.

“Eh, annyeong Daeun-aah! Sini duduk di sebelahku.” Daeun menurut dan duduk pas disamping Baekhyun.

“Kau sedang apa?” tanya Daeun lirih. Baekhyun pun menunjukkan layar ponsel nya.

“Kau bisa membalas smsnya, tapi kau tidak mau membalas pesanku semalam, pabo.” Daeun memalingkan wajahnya. Benar. Baekhyun sedang berkirim pesan dengan Seulra. Jadi benar…bahwa Baekhyun menyukai dan mendekati Seulra.

“Ini lebih penting daripada SMS mu, hahaha. Aku sangat senang, kau juga kan? Cepatlah cari namjachinguBaekhyun tertawa di akhir kalimatnya. Daeun hanya bisa menahan air matanya jatuh.

“Kau ini kenapa sih? Kau sedang datang bul..”

“Aku kembali ke kelas duluan, annyeong” Daeun berdiri dan melangkahkan kakinya keluar dari ruang latihan basket. Baekhyun hanya bisa menatap punggung Daeun, tidak bisa melihat sebenarnya…Daeun lagi lagi mengeluarkan air matanya.

“Daeun!” Baekhyun menggebrak meja Daeun. Daeun hanya diam memandang lurus ke depan.

“Suho, kau tahu ada apa dengan princess ku ini? Eishh kau ini galak sekali hari ini, datang bulan ya?” Daeun berhasil menoyor kepala Baekhyun.

“Pabo, ani, aku tidak datang bulan.” Suho hanya bisa memandang lirih wajah Daeun, seandaninya Baekhyun tahu.

“Mau pulang bersamaku? Motorku sudah selesai di service hehehe, tenang aku bawa hel..”

“Aniya, eomma ku akan menjemput, kami akan pergi membeli kue sehabis pulang sekolah, pulanglah sendir..”

“Yasudah, aku mengajak Seulra pulang bersama saja hehehe, tidak apa kan? Doakan aku ya! kekekekeke, Annyeong Daeun! Suho!”

 

Aku tidak bisa bersikap jahat terhadap yeojachingu mu. Tapi aku merasakan ke tidak adilan di sini. Mengapa dengan mudahnya dia merangkul tanganmu? Maaf, aku lupa, kau sudah bersamanya, ‘Sahabatku’

 

Daeun berjalan menuju kantin, sendiri. Belakangan ini ia menghindari dari Baekhyun. Tapi Baekhyun tidak merasakan ke anehannya. Memang benar Baekhyun tidak peka terhadap Daeun.

Daeun duduk di bangku kosong yang ada di kantin, menatap nanar lurus ke depan, tatapan kosong yang tiba tiba diisi oleh kedatangan seseorang di depannya.

“Annyeong, Daeun-ssi” Na Seulra, datang di hadapan Daeun. Daeun sontak terkejut.

“Ah, ne, Sulra-ssi, hehe, wae geurrae?”

“Bolehkah kau membantuku? Besok baekhyun akan ada pertandingan basket, aku akan memasak untuknya, secara yang aku tahu, kau sahabat Baekhyun sejak SD kan? Hehe bisakah kau bantu aku?”

Tidak basa basi, Daeun langsung menjawab pertanyaan Seulra, yeojachingu sahabatnya itu.

“Baekhyun tidak suka manis, dia tidak bisa makan kulit ayam, dia tidak bisa memakan kuning telur, Baekhyun tidak suka terlalu banyak kecap manis di nasi goreng, dan bebek panggang. Baekhyun suka buah pear, jangan sekali kali kau memberinya buah jeruk, dia bisa langsung batuk, dia suka anggur. Baekhyun suka ttoboki yang panas dan pedas.” Tanpa sadar Daeun meneteskan airmatanya di akhir kalimat.

“Wae geurrae Daeun-ssi? Apa aku salah menanyakan ini?”

“Ani…aku tidak menyangka saja, Baekhyun yang dulu tidak bisa mandi dengan air panas, Baekhyun yang takut dengan badut buaya, Baekhyun yang dulu memegang sendok dengan tangan kiiri, Baekhyun yang waktu dulu seringkali terantuk di tanah, sudah tumbuh dan mempunyai yeojachingu sempurna dan baik seperti dirimu.” Seulra mengangguk tersenyum mendengar perkataan Daeun. Bukan itu yang sebenarnya. Sakit.

Sebenarnya aku sangat ingin kau ada di sampingku saat aku terbaring tanpa tenaga di kasur rumah sakit. Lebih baik begitu sepertinya. Aku ingin melindungi mu sebagaimana kau melindungiku seperti dulu.

 

Daeun satu satunya murid yang tersisa di kelas karena jadwalnya hari ini piket.

“Huuh..selesai juga..eh? ini ponsel Baekhyun bukan?” Daeun memutuskan untuk membawa ponsel Baekhyun bersamanya. Daeun menyandang tas nya dan pergi meninggalkan kelas. Sebelum keluar gerbang, Daeun sempatkan untuk mengelilingi sekolah untuk mencari Baekhyun.

“Dia sudah pulang? Hari ini bukannya dia latihan basket?” gumam Daeun

“Yasudah besok aku kembalikan saja” lanjut Daeun sambil keluar dari gerbang sekolah. Saat diluar Sekolah, ternyata Daeun melihat Baekhyun dan Seulra ingin menyebrang.

“Eoh? Baekhyun?” Daeun berlari kecil ingin menghampiri Baekhyun dan Seulra, sebenarnya ia sama sekali tidak ingin mengembalikan ponsel Baekhyun ,tapi apa daya?

Saat Daeun sudah mau menepuk pundak Baekhyun, Baekhyun dan Seulra akhirnya menyebrang di waktu yang tidak tepat. Sebuah mobil dengan ketinggian yang cepat melaju begitu saja. Daeun membulatkan matanya melihat itu dan langsung…

Mendorong Baekhyun dan Seulra.

“YYA PIKYEO!” BRUG! Baekhyun dan Seulra berhasil tersungkur karena dorongan dari Daeun. Sementara…

“YYA! PARK DAEUN!” Baekhyun teriak histeris melihat kaki dan perut Daeun yang sudah mengeluarkan darah. Seulra ikut menghampiri Baekhyun, tapi sepatu Seulra menginjak sesuatu.

“Eh? Baekhyun, ini ponselmu kan?…jadi…tadi Daeun ingin mengembalikkan ponselmu?” Baekhyun menitikkan air mata mendengar perkataan Seulra.

“Gomawo sudah memanggilkan ambulance dengan cepat untukku tadi, Baekhyun, Seulra. Hm…bisakah kalian tinggalkan aku sendiri? Hehe, eomma dan appaku akan datang sebentar lagi. Eoh? Gomawo sekali lagi, jeongmal gomawo…” Daeun memalingkan wajahnya, menitikkan air matanya lagi.

 

Semenjak hari itu di musim salju, 1 hari sebelum kenaikan ke kelas 3 SMA. Hubungan kita menjadi menjauh, tidak ada lagi yang namanya kita bertegur sapa. Terimakasih, Byun Baekhyun.

 

“Daeun ayolah pulang bersamaku. Tapi aku tidak bawa motor, Seulra juga sedang tidak masuk sekolah. Ayolah temani aku, sudah lama sekali rasanya kita tidak pulang bersama eoh?” Daeun hanya mengangguk mendengarkan ujaran dari Byun Baekhyun.

Mereka keluar dari gerbang sekolah, ya saat ini adalah musim salju. Gumpalan salju turun dari langit, hujan salju pun dimulai.

“Huuuff…” Daeun menggosok gosokkan telapak tangannya. Tidak ada topik pembicaraan diantara mereka.

Baekhyun tiba tiba mencopot mantelnya dan memakaikannya di bahu Daeun.

“Kau ini ceroboh sekali, mengapa hanya memakai mantel tipis seperti itu?” Daeun hanya menunjukkan sederet giginya.

Sudah lama sekali ia tidak merasakan hangat nya perhatian dari seorang Byun Baekhyun. Tapi terlintas di otaknya saat itu, Baekhyun sudah bersama Seulra.

“Daeun, aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu, hm?”

“Tanyakan saja.” Daeun mengangguk

“Kenapa sudah beberapa bulan belakangan ini kau seperti berusaha menjauh dariku? Aku ada salah? Hey aku rindu padamu walaupun kita sekelas.” Daeun memberhentikan langkahnya di tapakkan salju yang menutupi jalan.

“Aku juga merindukan mu Baekhyun.” Tatapan Daeun berhasil membuat Baekhyun bingung.

“Maksudmu? Ah hahaha, mengapa jadi canggung begini” Baekhyun menggaruk garuk tengkuk nya..

“begini…kalau aku dan Seulra tenggelam, siapa dulu yang kau selamatkan?”

“Tentu dirimu lah pabo”

“Wae?” Baekhyun terdiam mendengar pertanyaan Daeun…

“Karena kau adalah sahabat terbaikku.” Daeun mengacak acak rambut Daeun. Daeun melepaskan tangan Baekhyun dari kepalanya.

“Sampai kapan pun aku terus menjadi sahabatmu ya?” Baekhyun mengangguk antusias.

“Boleh aku meminta satu permintaan, aku harap sehabis ini kita sama sama seperti tidak mengenal satu sama lain ya?”

“Ya, kau boleh meminta satu permintaan.”

Daeun membalikkan tubuhnya ke hadapan Baekhyun dan…

GREP…

Daeun berhasil jatuh di pelukan Baekhyun, memeluk Baekhyun dengan sangat erat dan menangis juga di pelukan Baekhyun. Menangis tanpa henti, sampai membuat Baekhyun bingung bagaimana cara menghentikan tangisan Daeun.

Daeun melepaskan pelukannya.

“Aku mencintaimu, Saranghae, Byun Baekhyun.” Baekhyun tidak percaya apa yang baru saja Daeun katakan kepadanya.

Daeun melepaskan mantel milik Baekhyun dari tubuhny dan kembali memakaikannya kepada Baekhyun.

“Annyeong, Baekhyun-aah.” Daeun berjalan lurus meninggalkan Baekhyun. Baekhyun tidak percaya, masih tetap tidak percaya dengan apa yang dikatakan Daeun barusan.

“Mianhe…” lirih Baekhyun.

Kelas 3 SMA…

Masa masa dimana Baekhyun dan Daeun berlakon seperti orang yang tidak pernah saling kenal. Tidak pernah berbicara lagi dan tidak pernah berinteraksi lagi. Baekhyun dan Suho di dudukkan di bangku yang sama dan di kelas yang sama lagi. Daeun dan Yura kembali di pertemukan di kelas 3 dan mereka duduk di bangku yang sama lagi.

Kelas3 SMA dimana cerita Yura dan Suho dimulai. Percintaan mereka dimulai. Berbeda dengan Daeun. Sementara Baekhyun, masih lanjut bersama Seulra.

Di hati kecil Daeun, Daeun benar benar masih mencintai Baekhyun. Yura pun mengetahui cerita di balik Daeun dan Baekhyun. Malangnya hati Daeun ditutupi dengan keceriaan dan senyumannya. Park Daeun.

 

—True Story // Sequel—

 

“Daeun, kau rindu dengannya bukan?” ujar Suho yang membuat Daeun mengalihkan pandangannya ke arah Suho.

“Byun…Baekhyun?” Daeun tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Yura dan Suho tersenyum.

Benar, kini, Daeun sudah memiliki sebuah sekolah SD. Daeun lah pemiliknya. Anak dari Yura dan Suho pun bersekolah disini. Karena hari ini ada perlombaan pidato kecil dan menceritakan cerita lama, Yura dan Suho datang ke sekolah Daeun untuk melihat penampilan anak mereka, Kim Soora. Soora memenangkan juara pertama.

“Annyeong…Park Daeun.” Byun Baekhyun. Ya, benar benar Byun Baekhyun yang seperti dulu. Senyum manisnya masih terpampang di wajahnya. Masih ada ciri khas Baekhyun yang Daeun kenal. Baekhyun dan Daeun sama sama belum menikah.

“Yasudah, kalian berdua mengobrol lah, Aku, Suho dan Soora pamit pulang duluan ne? Annyeong.”

Daeun dan Baekhyun kini duduk berdua di sebuah coffee shop di depan SD milik Daeun.

“Apa kabar, Baekhyun?”

“Mengapa formal sekali?” Baekhyun tertawa di akhir katanya. Daeun juga ikut tertawa kecil.

“Kau tidak bangga padaku? Kau tahu boyband EXO kan? Mereka ada di agensi SM Entertaiment, aku lah pemilik SM Ent. Kau tidak bangga pada sahabat kecilmu ini?” Daeun membulatkan matanya.

“Jinjja?” Baekhyun mengangguk…

“Hm…Seulra eodi?” Baekhyun lagi lagi tertawa kecil.

“Dia dijodohkan dengan orang lain pilihan appa dan eomma nya, waktu itu appa dan eomma nya bilang aku bukanlah namja yang sukses, jadi aku tidak diizinkan bersanding dengannya. Kami putus sudah lama, semenjak kuliah semester 2. Lama sekali bahkan.” Daeun mengangguk mengerti

“Tapi kan sekarang kau sudah lebih dari sukses”

“Belum sukses, hehehe” Baekhyun tertawa.

“Aku tidak menyangka bahwa Yura dan Suho akan benar benar menikah sampai mempunyai anak, kau sudah mempunyai calon suami?” pertanyaan Baekhyun mampu membuat pipi Daeun merona.

“Ani, aku masih sibuk dengan sekolah ku hehehe. Hm..Baekhyun aku harus kembali ke sekolah ku, masih ada data yang harus aku rapihkan dan bereskan” Baekhyun mengangguk mengerti.

Musim salju sekarang. Datang lagi seperti beberapa tahun yang lalu.

“Daeun-aah, jamkamman…”

Baekhyun memasangkan mantelnya ke bahu Daeun, Daeun sontak terkaget melihat perlakuan Baekhyun. Dirogohnya saku celana nya. Dan Baekhyun mengeluarkan sesuatu.

“Mari menikah seperti Yura dan Suho. Mianhe, Daeun-aah.” Daeun tidak percaya apa yang Baekhyun lakukan. Melamarnya dengan cincin yang cantik, di pinggir jalan yang tertumpuk salju. Jinjja…daebak.

Daeun mengangguk. “Haruskah kita lakukan upacara pernikahannya besok?” Baekhyun memeluk erat tubuh Daeun. Tersenyum di dalam pelukan itu.

END

 

WHOAAAAA, akhirnya jadi juga kan ini ff nya, sequel tentang si Baekhyun dan Daeun. Btw, kisah cintanya Daeun dan Baekhyun pas SMA bener bener real story loh, benar benar terjadi hehehe. Tapi kalau sampe nikah dan gitu gitu mah aku kembangkan sendiri. Real story dari kisah cinta temenku. Hehehe.

Sangat aku butuhkan komentar nya hehehe, gomawo^^

 

 

 

 

 



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles