Title: Delay Death Chapter 2
Author: kaigirlfriend
Main cast: Choi Sulli of f(x) and Park Chanyeol of EXO-K
Support cast: Seohyun of SNSD | Naeun of Apink | Sehun of EXO-K
Genre: romance, fantasy, sad, hurt
Length: Chaptered
Rating: PG-13
Quotes: bisakah aku menunda kematian itu?
Disclaimer: the story is pure mine. the cast not mine. i’m just borrow it.
Credit poster: invander09
Chanyeol POV
Aku begitu panik. Beberapa orang yang ada didalam restoran mulai mengerumuni kami. Tiba-tiba datang Seohyun dengan wajah paniknya “apa yang terjadi? Apa yang kau lakukan dengan yeoja itu, Chanyeol-ssi?”
“tadi ia menabrakku lalu… lalu dia langsung ping-san seperti ini” kataku tak jelas.
Seohyun nampaknya juga kebingungan tapi akhirnya ia mengusulkan “Chanyeol-ssi, lebih baik bawa saja yeoja ini ke rumah sakit dengan mobilmu. Aku akan menggunakan mobilku untuk mengikuti kalian dari belakang”
Aku mengangguk lalu aku dan Seohyun bersama-sama mengangkat yeoja ini ke dalam mobilku. Selama perjalanan menuju rumah sakit, aku begitu cemas. Takut-takut kalau yeoja ini mati mendadak dan aku bisa saja dipenjarakan karena semua bukti mengarah kepadaku walaupun sebenarnya aku tidak melakukan apa-apa ke yeoja ini, ia ambruk saja didepanku. Jika kejadiannya seperti itu, nama perusahaan bisa tercemar dan investor berkurang. Lalu perusahaan langsung bangkrut.
Aduh, memikirkannya saja sudah membuat kepalaku serasa ingin pecah apalagi jika hal itu benar-benar terjadi. Mungkin aku akan bunuh diri. Hmm… sepertinya aku berfikiran terlalu jauh. Sekarang aku hanya berharap yeoja ini tak apa-apa, hanya sekedar pingsan.
Author POV
Setibanya dirumah sakit, yeoja yang sama sekali tidak Chanyeol kenal itu diperiksa oleh tenaga medis disana. Kebetulan salah satu dokter yang menjadi tenaga medis adalah Baekhyun, teman lama Chanyeol. Ia dulu sangat akrab dengan Baekhyun dan Baekhyun merupakan salah satu murid terbaik disekolahnya. Jadi wajar saja jika sekarang Baekhyun menjadi dokter muda yang sangat berbakat.
“bagaimana keadaannya?” tanya Chanyeol setelah Baekhyun memeriksa yeoja itu (a.k.a Sulli)
Baekhyun tersenyum menggoda kearah Chanyeol “dia hanya pingsan karena lelah dan belum makan. Sebaiknya kau tidak membiarkan yeojachingu-mu itu bekerja terlalu berat dan suruh ia menjaga pola makan juga” jelas Baekhyun yang salah mengira Sulli sebagai yeojachingu Chanyeol padahal jelas-jelas ada Seohyun disamping Chanyeol.
Chanyeol menatap Seohyun yang berada disampingnya. Seohyun terdiam sejenak lalu tak berapa lama ia tersenyum kaku kearah Baekhyun.
Baekhyun yang mulai menyadari kesalahannya langsung meminta maaf “ah, mian. Kau terlihat sangat cemas dengan yeoja itu sehingga kukira yeoja itu adalah yeojachingu-mu. Lalu jika yeoja itu bukan yeojachingu-mu, dia siapamu?”
Pertanyaan Baekhyun itu sontak membuat Chanyeol dan Seohyun bingung menjawab apa. Tapi Chanyeol memutuskan untuk bercerita yang sebenarnya karena Baehyun adalah teman baiknya dan ia sudah tahu betul sifat Baekhyun “awalnya aku berencana menemui yeojachingu-ku direstoran untuk makan malam tapi tiba-tiba yeoja itu menabrakku lalu ia langsung pingsan” saat mengucapkan kata ‘yeojachingu-ku’ Chanyeol tiba-tiba merangkul pundak Seohyun. Seohyun kaget tapi bibirnya membentuk senyuman tipis yang mungkin tak disadari oleh Chanyeol maupun Baekhyun.
Melihat Chanyeol bertindak seperti itu membuat Baekhyun merasa tak enak sekaligus bersalah dengan kata-katanya bahwa Sulli adalah yeojachingu Chanyeol. Tapi Baekhyun baru teringat sesuatu “oh ya, aku masih punya pasien. Aku tinggal dulu, Chanyeol-ah, Seohyun-ssi”
Chanyeol dan Seohyun hanya mengangguk singkat dan Baekhyun langsung pergi. Sempat terjadi keheningan antara Chanyeol dan Seohyun saat Baekhyun sudah tidak ada tapi Seohyun memecah keheningan dengan berkata “kajja kita lihat keadaan yeoja itu”
Chanyeol menurut. Mereka masuk ke ruangan tempat Sulli dirawat.
“kelihatannya yeoja itu baik-baik saja, Chanyeol-ssi” kata Seohyun dengan nada bicara seperti biasanya. Ia selalu menggunakan embel-embel ssi saat menyebut nama Chanyeol padahal mereka adalah sepasang kekasih “Chanyeol-ssi, ini sudah malam. Appa dan eomma-ku dirumah akan sangat khawatir jika aku pulang terlalu malam jadi aku pamit dulu” lanjutnya.
“mian untuk malam ini, kita tidak jadi makan malam. Apa kau ingin kuantar pulang?” tawar Chanyeol.
“gwenchana Chanyeol-ssi. Aku menyetir mobil sendiri” jawab Seohyun, tersenyum kecut.
Terbesit rasa bersalah dihati Chanyeol saat melihat Seohyun dan tanpa ia sadari, ia tertidur di sofa yang ada dalam ruangan itu karena lelahnya.
Sulli POV
Aku mengerjapkan mataku beberapa kali dan mendapati diriku sedang ada disebuah ruangan dirumah sakit. Lalu aku melihat ada seorang suster sedang membetulkan posisi selang infusku “agassi sudah sadar? Sebaiknya agassi makan dulu sarapannya” suster itu menyodorkanku sepiring bubur dan segelas air hangat.
Karena aku belum makan dari kemarin, dalam waktu 1 menit aku bisa menghabiskan bubur itu. Tiba-tiba aku mendengar suara tepuk tangan “wah, kau memakan bubur itu seolah-olah kau belum makan selama seminggu”
“kau mengejekku, huh?” kataku kesal pada orang itu. Aku merasa aku pernah bertemu dengan orang itu disuatu tempat dan aku baru ingat bahwa orang itu adalah namja yang aku tabrak direstoran tadi malam dan seingatku aku pingsan didepannya. Setelah itu aku tidak tahu apa yang terjadi padaku sampai aku terbangun dikamar rumah sakit. Hmmm.. apa mungkin dia yang membawaku ke rumah sakit?
“ya, aku mengejekmu!” balasnya.
Aku mendengus kesal “apa kau yang membawa dan menungguiku dirumah sakit? Gomawo, ne” aku berterima kasih pada namja itu walau aku kesal dengannya karena dia sudah mengejekku.
Namja itu mengeluarkan smirk-nya yang membuat ia tampak lebih tampan tapi sebenarnya ia juga tampan tanpa harus mengeluarkan smirk. Tapi kemudian ia mengatakan sesuatu yang membuatku menyesal mengatakan dirinya tampan walaupun aku hanya mengucapkannya dalam hati “kukira porsi makanmu dengan berat badanmu cocok. Saat aku mengangkatmu tadi malam, badanmu terasa sangat berat dan aku berfikir berat badanmu lebih dari 60kg”
“cih, jangan-jangan saat kau mengangkatku, kau berusaha mencari kesempatan untuk mencuri sesuatu dariku!” aku menatap namja itu curiga.
Namja itu lalu menatapku dari atas sampai ke bawah “maaf tapi kau bukan tipeku”
“ya! dasar yadong!” seruku. Aku menyadari apa maksud ia menatapku dari atas sampai ke bawah. Sepertinya jika aku sedang tidak diinfus, aku tidak segan-segan memukulnya menggunakan tanganku.
Ia terkekeh pelan “siapa namamu?” tanyanya tiba-tiba.
“sebutkan dulu namamu, baru aku akan menyebutkan namaku!” jawabku.
Ia menarik nafas panjang lalu menyebutkan namanya “Park Chanyeol imnida. Siapa namamu?” ia kembali mengulangi pertanyaannya.
Aku berfikir sebentar. Rasanya aku sudah sering mendengar nama itu, Park Chanyeol. Kira-kira dimana aku sering mendengar nama itu?
Aha! Aku ingat! Kalau tidak salah, Park Chanyeol adalah anak dari pemilik Park Cooperation. Kebetulan Park Cooperation adalah salah satu rekan bisnis perusahaan appa-ku.
“ya! siapa namamu? Aku kan sudah menyebutkan namaku!” seru Chanyeol karena dari tadi aku melamun terus.
“apa kau anak dari pemilik Park Cooperation?” tanyaku mengalihkan pembicaraan.
“ne, ternyata orang dari golongan bawah sepertimu kenal aku juga ya. Sebegitu terkenalnya-kah aku?”
Kata-katanya barusan membuatku tambah kesal dengannya. Dan sebenarnya aku tidak percaya bahwa ia anak dari pemilik Park Cooperation jika melihat ia dari gaya bicaranya. Apa Tuan Park tidak mengajari anaknya sopan santun, huh? Hey! Tunggu! Dia bilan bahwa aku orang dari golongan bawah. Lihat sampai dia tahu bahwa aku Choi Sulli adalah anak dari pemilik salah satu perusahaan paling berpengaruh di Seoul, Choi Cooperation.
“oh ya, Choi Sulli imnida, aku anak dari pemilik Choi Cooperation” aku memperkenalkan diri dengan bangganya kepada Chanyeol.
Tiba-tiba Chanyeol tertawa keras, membuatku bingung “ya! apa kau tersinggung karena aku menyebutmu orang dari golongan bawah sampai-sampai kau mengaku sebagai Choi Sulli, anak dari pemilik Choi Cooperation?”
What? Jadi dia mengira aku berbohong? Belum sempat aku membantahnya, ia menyela “semua biayamu dirumah sakit akan kulunasi jadi kita impas. Jangan sampai kau melaporkanku ke polisi hanya karena kejadian ini! aku pergi, semoga setelah ini kita tidak akan bertemu lagi”
Saat dia berkata seperti itu, aku mulai berfikir bagaimana aku menjalani sisa hidupku dan aku mendapatkan ide briliant “aku akan melaporkanmu ke polisi!”
“ya! nappeun yeoja! Aku kan sudah berbaik hati membayar biaya rumah sakit padahal tadi malam kau pingsan sendiri, bukan aku yang membuatmu pingsan!” omel Chanyeol.
“tapi aku tidak akan melaprkanmu ke polisi jika kau memberiku tempat tinggal dan gaji” celetukku.
“hah? kau berusaha memanfaatkanku ya? ckck, walaupun aku orang kaya tapi tetap saja aku tidak mau memberikan tempat tinggal ke orang yang tidak berusaha sama sekali untuk itu. Lagian kenapa juga aku harus memberimu gaji padahal kau tidak bekerja sama sekali untukku? Jika kau ingin gaji, carilah pekerjaan! Kalau begini, bukan kau yang melaporkanku ke polisi tapi aku yang melaporkanmu ke polisi karena pemerasan!” Chanyeol langsung keluar dari ruangan.
Aku berusaha mencegahnya “chankaman! Bukan maksudku untuk memanfaatkan atau memerasmu tapi…yah.. aku seorang gelandangan jadi aku tidak tahu bagaimana melanjutkan hidupku setelah ini. Jwesonghamnida sudah merepotkanmu dan… membuatmu salah sangka tentang aku”
Chanyeol berhenti didaun pintu lalu dia berbalik menghadapku “apa kau tidak punya tempat tinggal?” aku mengangguk “apa kau tidak punya pekerjaan?” aku kembali mengangguk “kalau begitu, ikutlah denganku. Aku akan memberimu tempat tinggal dan pekerjaan”
Aku tercengang. Namja ini cepat sekali berubah fikiran, batinku dalam hati.
TBC
