Just You
Author: gabytarbantin
Title : Just Love
Genre : Family, Friendship, Romance
Length : Chaptered
Rating : PG 15+
Cast: Choi in young (OC)
Kim Jong In
Suzy as LeeAh Ri
Oh Sehun
T.O.P
“Sebelumnya menemukanmu tanpa sengaja adalah hal yang mudah, tetapi sekarang bayanganmu saja aku tidak dapat melihatnya, dimana orang gila itu?”
Choi In Young
8 MARET 2012
Aku menatap pantulan diriku yang ada di cermin. Aku melihat wajahku, lalu mataku tertuju kepada pakaian yang aku kenakan. Aku memakai seragam yang berbeda sekarang, seragam sekolah tingkat atas, yang menandakan aku telah memasuki sekolah tingkat atas hari ini. Hari ini, merupakan hari pertama aku masuk sekolah, sekolah yang berbeda dari sebelumnya.
Jaeguk International School, sekolah dimana aku akan menjalani hari-hariku kedepannya. Sebelumnya aku tidak terlalu menginginkan untuk bersekolah di tempat seperti itu. Ya, aku menyebutnya tempat seperti itu, tempat dimana anak- anak dari kalangan “berada” di Seoul, berkumpul. Aku mengakui bahwa aku salah satu diantaranya, hanya aku tidak suka. Aku tidak mau memposisikan diriku di tempat itu, tempat dimana banyak kebohongan, keterpaksaan, mereka tersenyum, tertawa, seolah mereka adalah orang paling bahagia di dunia, tapi jauh dari itu semua, mereka menyimpan luka.
Aku menemukan perbedaan dalam diri ah ri, ia sama sepertiku, mungkin itu yang membuat kami bersahabat sejauh ini. Aku masuk ke jaeguk school, karena umma dan juga unnie. Umma menginginkan masa depan yang bagus untukku, aku tidak dapat menolaknya bahwa lulusan jaeguk school, mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan Korea, dan Unnieku juga lulusan dari Jaeguk school. Walaupun aku sendiri tidak menginginkannya tetapi banyak alasan yang membuatku ingin dan harus bersekolah di jaeguk school.
Salah satu alasannya adalah karena, aku satu sekolah lagi dengan ah ri sahabatku dan juga sehun sunbaenim. Kedua orang yang dekat denganku, aku akan melihat mereka lagi dan lagi, membuat hatiku sedikit tenang.
Aku pun menyimpulkan senyum tipis di mulutku.
“Ya!! Choi in young, tegakkan kepalamu! buka matamu lebar-lebar! tersenyumlah apapun yang terjadi! fighting!!”, aku mencoba menghibur diriku sendiri, dan membiarkan senyumku mengembang.
Jarak rumahku dengan Jaeguk school cukup jauh, berbeda dengan sekolahku yang sebelumnya. Sebelumnya aku hanya menggunakan busuntuk pergi ke sekolah, tetapi sekarang ajhussi yang mengantarku. Sebelum keluar rumah umma memberiku semangat, lalu umma mengantarku sampai gerbang, ia tersenyum sangat lembut, memberikan semangat yang lebih bagiku. Aku memasuki mobilku, lalu umma melambaikan tangannya ke arahku, aku pun membalas lambaiannya, dan tersenyum seperti umma tersenyum kepadaku.
Ajhussi menghentikan mobil di depan sebuah bangunan besar, aku pun membuka jendela mobilku dan melihat ke arah bangunan besar itu, bangunan dimana aku akan menjalani hari-hariku. Ajhussi membuka pintu mobilku, “Agashi silakan keluar”, ucapnya. “Ajushi kau bertingkah seperti ini lagi, aku tidak ingin menyusahkanmu”, ucapku kepada ajhusi dengan senyum menyimpul di wajahku. Dia selalu bertingkah seperti itu dan setiap ia mengantarku aku selalu menolak untuk diperlakukan seperti itu, dia membalas ucapanku dengan senyum di wajahnya.
Aku pun menginjakkan kakiku di jaeguk school, aku memasuki lingkungan sekolah itu. Mataku memandang anak-anak yang tertawa, bercanda dan banyak juga diantara mereka yang sibuk dengan gadget mereka, berbagai macam orang, berbagai macam sifat yang akan kutemui di tempat ini.
Sentuhan tangan seseorang terasa mengenai pundakku, aku pun segera berbalik ke arah tangan itu.
“Young-ah!!,” ucap ah ri dengan wajahnya yang sangat manis, ia tersenyum sangat tulus, dan ia sangat senang bisa melihatku ada dihadapannya, begitu juga dengan aku.
“Young-ah aku senang bisa bersamamu lagi.”
“Begitu juga aku”
“Kau tahu, aku sangat gugup tetapi semua itu hilang saat aku melihatmu,”
“Benarkah? ahahaha, ah ri kau tampak berbeda,” ucapku sambil melirikkan mataku dari bawah hingga ujung kepalanya.
“Ah itu, bagaimana? apakah terlihat aneh?”
“Kau selalu menguncir rambutmu, sekarang kau membiarkannya tergerai, ada apa denganmu?” ucapku dengan tatapan nakal
“Aku hanya ingin merubah styleku”
“Ck anak ini, tapi kau sangat cantik ah ri-ah,” ucapku dengan senyum terpancar di wajahku.
“Benarkah? aku sangat senang karena sahabatku sendiri yang mengatakannya, tapi young-ah kau juga sangatlah cantik, kau tahu aku sangat mengagumi matamu.”
“Mata? ya kau apa yang kau katakan, kau membuat pipiku merah”,
“Aku tidak bercanda, aku benar-benar mengaguminya, bahkah dia juga menyukai matamu”
“Dia?”
“Ahhh… tidak.. bukan siapa-siapa.. lupakan, ayo kita harus segera masuk kelas,” ucap ah ri membuatku heran dengan perkataanya, dia segera menarik lenganku dengan wajahku yang masih keheranan. Ini bukan pertama kalinya ah ri berkata dengan kata-kata yang aku tidak mengerti dan selalu membuatku bertanya-tanya, tapi aku tidak mau mementingkannya, itu bukanlah hal yang penting dan mengganggu, jika memang itu penting ia akan mengatakannya dengan jelas padaku.
Kami pun memasuki kelas pertama kami dan menjalani satu hari pertama kami di jaeguk school. Saat bel pulang sekolah berbunyi, ah ri langsung pamit dan berlalu dengan mobilnya. Ia mengatakan, sunbaenya di kelas piano sedang menunggunya, aku pun membiarkannya pergi dan menyimpulkan senyumku ke arahnya.
Aku berjalan ditengah hall, lalu memasang handsfree pada telingaku dan berjalan menuju parkiran, dimana ajhusi menungguku. Aku menundukan kepalaku, menatap layar handphoneku yang kupegang dengan tangan kananku, seketika aku melihat sepasang kaki yang berdiri di depanku, sepasang kaki yang menghalangi langkahku.
Aku pun melirik dari sepatu yang ia kenakan, hingga wajahnya yang tidak asing lagi bagiku, aku melepas handsfreeku dan tersenyum melihatnya berada di hadapanku.
“Sunbaenim!”ucapku dengan senyumku
“In-ah, senang melihatmu di sini”
“Ah aku akan menjadi adik kelasmu lagi,” ucapku dengan wajah seolah-olah lelah, aku mencoba mempermainkannya dengan candaanku.
“Ya! anak nakal ini,” ucapnya mengacak-acak rambutku. Mataku menangkap suatu hal ganjil, saat aku dan sehun sunbae tertawa bersama. Gadis-gadis yang berkumpul di sekitar hall, melihat ke arahku dengan tatapan ingin tahu, sebagian lagi kecewa dan kebanyakan dari antara mereka menatap tajam ke arahku.
“Ck, sunbae kau harus berada satu meter dariku, jika tidak fans-fansmu akan membunuhku,
“Benarkah?” ucapnya sambil memandang ke arah sekelilingnya.
Setelah beberapa saat, ia kembali menatapku nakal dan merangkulkan sebelah tangannya ke pundakku.
“Ya, sunbae kau ingin mati?,” ucapku menajamkan kedua mataku kearahnya.
“Ya!! lihat tatapanmu serasa ingin membunuhku, ayo! aku ingin kau melihat satu tempat yang sangat indah,” ucapnya dengan senyum yang mengembang, aku tidak bisa berbuat apa-apa, aku hanya menundukan kepalaku, menghindari mata-mata yang menatapku tajam.
Sunbae membawaku ke suatu tempat yang asing bagiku, aku berulang kali bertanya, kemana ia akan membawaku tapi dia hanya membalas dengan senyum misteriusnya.
“Tadaaaa… ,” ucapnya sambil membuka sebuah pintu yang ada di depan mataku.
“Wahh, daebak!!” ucapku melihat taman yang sangat indah , lalu sunbae menarik tanganku dan kami duduk di salah satu bangku di taman itu. Sebuah taman yang berada di dalam sebuah ruangan, taman yang sangat rimbun, bunga-bunga bermekaran sangat indah, dengan warna-warna terang.
“Kau menyukainya?”
“Hm, ini sangat indah”, ucapku dengan mata yang terpana melihat barisan bunga bermekaran begitu indah.
“Ini adalah salah satu tempat favoritku di sekolah ini, aku selalu menantikan saat-saat dimana aku bisa menunjukannya padamu dan sekarang adalah saatnya,” ucapnya membuatku tersenyum.
“Aku senang bisa melihatmu tersenyum”
“Kau tidak senang melihatku meneriakimu terus, makanya kau berkata seperti itu,”
“Ya, aku serius,”
“Aku juga serius!”
“Aishh anak ini,” ucapnya sambil mengacak-acak rambutku. Aku menatap kesal kearahnya dan merapikan rambutku yang berantakan.
“Tapi sunbae, sampai sekarang aku masih bingung, kenapa gadis-gadis itu menyukaimu”
“Ya?! kau bertanya atau ingin merendahkanku”
“Kau..”, aku menghentikan ucapanku dan meniliknya dari kakinya hingga ujung kepalanya.
“Kau cukup tampan, tapi kau berada di level paling rendah bila dibandingkan dengan wonbin, dan juga sifatmu itu, kau terlalu jahat bagi wanita-wanita itu”
“Ya!! setidaknya kau memujiku dengan kata tampan dan juga aku tidak jahat!”
“Sunbaenim, kau bahkan tidak memperdulikan satupun gadis yang dengan gugup mengungkapkan perasaannya kepadamu, apakah itu tidak jahat?.”
“Aku hanya ingin jujur”
“Jujur? apa yang kau katakan,”
“Awalnya aku terkejut dengan perlakuan mereka kepadaku, aku terganggu dengan tatapan mereka, sikap mereka dan ungkapan mereka kepadaku, itu membuatku sangat tidak nyaman, jadi aku akan jujur kepada mereka, dengan mengabaikan mereka.”
Aku terdiam mendengar perkataannya
“Sampai aku bertemu denganmu yang memperlakukanku berbeda dengan yang lain,”
“Aku?”
“Ya, siapa lagi?! aku masih ingat wajahmu yang menyeramkan itu menatapku tajam”
“Kau masih mengingatnya?”
“Tentu saja, karena itu pertama kalinya kita bertemu.”
“Benarkah? aku kira kau melupakannya.”
“Aku masih mengingatnya,”
“Dan sunbae, dulu kau mengetahui namaku lebih dulu, darimana kau mengetahuinya?”
“Itu… hmm.. aku pernah melihatmu dengan ah ri dan dia menyebut namamu.”
“Benarkah? Kau bahkan mengingat wajahku dan namaku, sunbae otakmu seperti otak gajah.”
“Ya! kau menyamakanku dengan gajah?!”
“Aahhaah, kau mempunyai ingatan yang baik, buat apa kau mengingatku jika otakmu tidak mempunyai daya ingat seperti itu.”
“Aku selalu mengingatmu, karena.. karena….
Pandanganku terhenti menatap wajah sunbae yang semakin serius dan wajahnya sepertinya memerah, entah apa yang membuatnya seperti itu. Suara telepon mengalihkan pembicaraan kami, aku segera merogoh saku rokku dan melihat panggilan masuk seseorang. Nama oppa tertera di layar handphoneku, aku pun terkejut, lalu aku meminta ijin kepada sehun sunbae untuk keluar, agar bisa mengangkat telepon dari oppa.
“Youngie-ah”
“YA OPPA!! WAE???”, aku menyadari suaraku yang melengking dan segera melihat kesekeliling arahku.
“Young, aku ada di depan sekolahmu, tadi aku bertemu dengan ajhussi, aku menyuruhnya pulang, dan sekarang aku berada di sini menantimu.”
“OPPA! APA YANG KAU LAKUKAN?”
“Aku hanya ingin melihatmu di hari pertamamu, aku tidak akan keluar dari mobil, aku memakai masker dan topi, sebaiknya kau cepat datang kesini!”
“Ah kau ini, baiklah aku akan kesana, pastikan tidak ada yang melihatmu,”
“Ara! “
Aku menutup panggilan oppa, dengan panik aku masuk ke dalam taman untuk mengambil tasku.
“Sunbae”
“Hmm, ada apa? apa ada masalah?’
“Aniya, aku harus pergi sekarang, hmm itu o.. unnie.. unnieku sedang menungguku.”, aku menjawabnya dengan gugup dan juga dengan berbohong kepada sunbae.
“Ah benarkah? baiklah aku akan mengantarmu, dan aku ingin menyapa unniemu.”
“Ahh tidak usah,”
“Ya, anak ini, ayo!”, ia menggenggam pergelangan tanganku dan menarik tanganku untuk mengikutinya. Aku mengatakan tidak perlu, ia tidak perlu mengantarku, tapi ia beralasan, ia takut jika aku diganggu oleh fansnya dan ia ingin menyapa unnieku, unnie!!. Itu membuat tubuhku membeku sesaat, aku kehilangan akal untuk mencegahnya, aku gugup dan takut jika semua rahasia yang kusimpan selama ini terungkap. Aku bahkan tidak takut bila fansnya menggangguku, aku hanya takut dia bertemu dangan oppa, yang ia kira adalah unnieku.
“Sunbae, tunggu,” aku menahan tangannya yang menarikku,
“Kenapa?”
“Disini saja, lihat mobilku ada di sana, aku bisa berjalan sendiri, dan juga unnie… dia tidak begitu ramah dengan orang asing, maksudku….dia sangat pendiam,” ucapku mencari segala alasan untuk menghindarinya bertemu dengan oppa.
“Ah benarkah?, baiklah sepertinya kau juga buru-buru, pergilah dan sampai jumpa besok.”
“Ne, annyeong sunbae,”ucapku dengan senyum tipis yang memaksa di wajahku, aku pun berbalik dan segera melangkahkan kakiku cepat menuju mobil putih milik oppa.
Aku membuka pintu mobil dan melihat oppaku, tidak menggunakan masker atau apapun untuk menutupi wajahnya, aku segera masuk dan menutup pintu mobil.
“Young,” ucapnya dengan tenang, sambil perlahan menjalankan mobilnya
“WAE??? KAU MEMBUATKU PANIK, ARA?!!!! DAN KAU TIDAK MENGENAKAN MASKER ATAU APAPUN ITU UNTUK MENUTUPI WAJAHMU!!”
“Siapa dia?,” tanyanya seakan tidak peduli dengan apa yang telah aku lakukan untuk menutupi identitasnya.
“Kau mengalihkan pembicaraanku??!! YA, OPPA!!”
“Ah anak ini, tidak ada yang melihatnya, aku bisa jamin dan cepat jawab siapa anak itu, yang bersamamu tadi? apakah dia pacarmu? Ya! anak ini sudah berani pacaran dibelakangku!!”
“Ya!! dia bukan pacarku!!! “
“Kau berani berbohong denganku? choi in young cepat katakan kepada oppa, siapa dia?”
“Dia hanya seorang sunbae, dan teman bagiku, kenapa kau aneh sekali,. Apakah aneh jika aku berteman dengan seorang pria?”
“Teman? benarkah hanya teman? sebelumnnya dengan pria yang waktu itu mengantarmu itu kau juga berkata hanya teman. Aishh apakah kau player?”
“Ya!! kau pikir aku sepertimu!”
“Aku lelaki sejati mana mungkinaku melakukan itu, aku hanya sedikit takut jika kau berteman dengan pria sembarangan.” ucapnya dengan wajah serius dan mata yang menatap lurus ke arah jalan.
“Kau mencoba untuk protektif kepadaku?,” aku menatapnya dengan senyum nakal.
“Bagaimanapun juga aku oppamu, wajar jika aku merasa seperti itu.”
“Kau terlalu berlebihan oppa”
“Kau ini, sudah berapa lama kau mengenalnya?.”
“Dia sunbaeku semenjak aku berada di sekolah menengah, dan sekarang ia sunbaeku juga”
“Apakah dia baik?”
“Awalnya ia menyebalkan, tetapi ia baik dan menyenangkan.”
“Benarkah? apakah kau menyukainya?”
“YA!!!! Apa yang kau katakan! Tidak!! Dia sunbaeku”
“Kalau begitu, dia yang menyukaimu, apakah dia menyatakannya kepadamu?”
“OPPA!!! KENAPA KAU BERBICARA YANG TIDAK-TIDAK.”
“Ya!! kau ini, aku laki-laki, mana mungkin jika kalian sudah mengenal lama, tapi dia tidak merasakan apa-apa, dan juga, ekspresi wajahnya! setelah kau berbalik tadi, aku melihat wajahnya yang tersenyum ke arahmu.”
Aku terdiam untuk beberapa saat, tapi itu tidak mungkin. Aku tidak pernah memikirkan hal ini sebelumnya, aku rasa prediksi oppaku salah.
Kami pun sampai dirumah, unnie menyambut kedatangan kami.
“Young-ah, apakah menyenangkan di hari pertama”
“Ne, unnie”, ucapku dengan senyum.
“Ah sangat senang melihatmu tersenyum, dan kau hyun-ah aku melihat performancemu kemarin, rambutmu menggangu mataku,” ucap unnie dan aku membenarkan ucapannya, terutama dibagian terakhir ucapannya.
“Nuna, mengapa kau tidak memujiku, aku adalah adikmu yang paling tampan,” ucap oppa nakal
“Ah aku tahu, karena kau terlalu tampan kau menyusahkanku,” ucap unnie dengan senyum candanya.
“Nuna, maafkan aku.” ucap oppa dengan gaya aegyo, yang membuatku geli.
“Ya! oppa, aegyomu merusak mataku. Unnie aku akan naik ke kamar.”
“Kau tidak ingin minum teh dulu”, ucap unnie
“Ani, aku hanya sedikit lelah”
“Young-ah kau tidak apa-apa?,” tanya unnie dengan wajahnya yang khawatir
“Aku baik-baik saja unnie,” aku meninggalkan unnie dan oppa di ruang tamu
“Nuna, anak itu sedang memikirkan seorang pria,” bisik oppa kepada unnie saat aku berbalik menaiki tangga dan tentunya telingaku mendengarnya.
“YA!!! OPPA!!!,” Aku berbalik dengan menatap oppa tajam.
“Pria?”
“Oppa, Unnie, hentikan kalian membuatku tambah lelah.”
Aku meninggalkan mereka, yang terus membicarakan sehun sunbae yang mereka sebut seorang pria. Aku membuka pintu kamarku dan merebahkan diriku di atas tempat tidur, yang lembut.
“Ahhhhh,” aku menghela nafasku, dengan mataku yang menatap langit-langit kamarku.
Aku mengangkat kedua tanganku untuk meregangkan otot-ototku. Seketika mataku tertuju ke gelang yang aku kenakan. Gelang pemberian jong in masih terpasang manis di tanganku. Ini sudah lewat dari beberapa minggu setelah ujian, tetapi aku tidak bisa menemuinya.
FLASHBACK
Hari itu, sehari setelah ujian berlangsung, aku bangun sepagi mungkin dan mengendarai sepedaku menuju sungai han. Aku tersenyum selama perjalanan, entah apa yang membuatku seperti ini, tetapi aku sangat menikmatinya. Aku melangkahkan kakiku di sungai han, mataku mencari sesosok yang membuatku mendatangi tempat ini . Aku mendengar suara tepuk tangan orang-orang, aku langsung menyimpulkan senyumku mendengar suara itu. Aku berharap ia ada di situ, tetapi nihil, pria yang menari di depan orang banyak, bukan dia, bukan jong in, orang yang kucari.
Aku pun melangkahkan kakiku menuju cafee, tempatku bertemu dengannya beberapa waktu yang lalu di sungai han. Aku terus menunggu, tetapi sama seperti sebelumnya ia tidak muncul.
Aku bahkan pergi ke rumah, dimana aku bertemu dengan jong in terakhir kali. Berkali-kali aku menuju tempat itu dan berkali-kali juga aku tidak menemukannya. Kemana dia pergi? orang ini! mengapa membuatku khawatir.
Aku terus menatap gelang itu, entah apa yang ada di pikiranku sekarang, tetapi aku merasakan sesuatu seperti rasa ingin tahu, dimana orang itu berada? dimana kim jong in berada? apakah dia menghindariku? sebelumnya aku lelah karena aku selalu bertemu dengannya, tetapi sekarang di saat aku mengaharapkan untuk melihat wajahnya, mengapa ia tidak muncul?
