Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Unpredictable Love (Chapter 1)

$
0
0

unpredictable-love

Title                   : Unpredictable Love (Chapter 1)

Author              : DevilFlowers

Main Cast        : Lee Bi Na (OC)

                              Kim Jong In/Kai

                              Oh Sehun

Other Cast      : Lee Soo Hyun (OC)

                  Park Ji Won (OC)

                  Park Chanyeol

                  Byun Baekhyun

                  Huang Zi Tao

Length              : Chaptered

Genre               : Romance, Drama, Angst, School Life

Rating               : PG 17

Design              : Blossom Girl @ YooRa Art Design

Blog                   : http://devilflowers.wordpress.com/

DevilFlowers

Pov Author

New York

Suasana malam itu membuat gadis bernama Lee Bi Na selalu merasakan hal-hal yang ia dapatkan tiap harinya. Kesunyian, kesendirian, dan terasa hampa untuk seseorang yang masih bernafas. Bi Na hanya bisa terdiam memandangi bulan dari lantai balkon kamarnya. Bi Na tidak pernah menyangka kalau ia akan hidup seperti ini. Ia masih menginginkan kehidupan bahagianya di masa lalu. Tertawa bahagia bersama ibu, ayah, dan oppa-nya. Lee Soo Hyun. Tapi itu tidak mungkin terjadi lagi, karena semenjak kejadian 10 tahun lalu yang mengharuskan ibu dan ayahnya meninggalkan ia bersama oppa-nya berdua di dunia ini. Bi Na menyesal karena ia tidak pernah tau apa penyebab dari kematian ibu dan ayahnya. Ia selalu menyakan hal itu kepada oppa-nya tapi jawaban yang ia dapatkan hanyalah kekosongan dari seorang Lee Soo Hyun. 

Semenjak kematian kedua orang tuanya, Bi Na berubah menjadi seorang penyendiri. Saat ini bersosialisasi adalah salah satu hal yang sulit untuk ia lakukan. Bi Na hanya akan berbicara sangat banyak hanya pada oppa-nya. Bahkan disekolahnya sekarang ini ia terkenal dengan si cantik yang penyendiri. Sangat jarang gadis-gadis ataupun laki-laki seusianya mengajak berkomunikasi. Mereka hanya menganggap Bi Na si penyendiri yang cukup untuk di kagumi saja.

“Hey, apa yang adik manisku lakukan malam-malam begini?” Suara itu menghentikan lamunan Bi Na. Perlahan derap langkah yang menghampirinya membuatnya terbangun dari lantai dingin balkon kamarnya.

“Memandang bulan. Apa yang oppa lakukan disini? Bukankah kau bilang ada beberapa pekerjaan yang harus kau kerjakan?”

Aigooo…Apa kau tidak senang aku berada disini, huh? Apa kau tidak merasa rindu padaku? Apa kau mulai melupakanku?”

Bi Na hanya bisa mendesah pasrah melihat tingkah oppa-nya seperti ini. Merajuk manja adalah keahlian dari Lee Soo Hyun kepada Lee Bi Na untuk membuat adiknya tidak merasa sendiri dan merasa terhibur.

“Haaah…Tentu saja aku merindukanmu oppa. Bayangkan saja kau meninggalkanku sendiri di negara ini dan kau sendiri pergi ke negara kelahiranku. Sebenarnya, apa yang kau lakukan selama 5 hari di Seoul? Apa kau tidak tau kalau aku merasa bosan disini? Seharusnya kau bisa lebih cepat mengurus pekerjaanmu disana. Apa kau tidak tau disekolah aku mendapat musuh baru! Huh! Dia kira aku sudi menjadi temannya. Never!”  Soo Hyun hanya tersenyum melihat adiknya berbicara sepanjang ini, ia tau bahwa adiknya ini susah sekali untuk diajak berkomunikasi ataupun sekedar berteman dengan orang lain.

Mianhae…Sudah meninggalkanmu sangat lama dan sudah membuatmu merasa bosan.” Pelukan dari Soo Hyun membuat Bi Na merasa hangat dan nyaman. Sampai saat ini belum ada yang bisa menggantikan pelukan dari seorang Lee Soo Hyun semenjak ibu dan ayahnya meninggalkannya.

Gwaenchana…Aku sudah tidak merasa bosan lagi saat ini, karena oppa selalu ada untukku bukan?” Senyuman manis itu terpampang disela wajah Bi Na. Manis. Soo hyun sangat menyukai senyuman itu. Ia sangat bersyukur memiliki adik secantik Bi Na. Mata besar yang indah, hidung yang mancung, bentuk wajah V line, bibir merah muda yang mungil dan tipis, bulu mata yang lentik, alis yang tegas, semua itu menandakan bahwa Lee Bi Na adalah seorang gadis cantik bak seorang dewi.

Oppa, kenapa kau diam? Apa ada masalah? Kaubisa menceritakannya padaku.”

“Tidak ada. Kau tenang saja. Apa kau tau aku baru saja melamunkan adikku yang cantik ini.”

“Haaah…Sudahlah oppa, kenapa kau terus saja memanggilku seperti itu. Apa kau tidak lelah mengucapkannya? Aku saja sangat lelah untuk mendengarnya dari suara mu itu.” Soo hyun tersenyum kecil mendapatkan adik cantiknya berkata seperti itu.

“Tidak sama sekali. Kau tetap yang tercantik bagi oppa. Oya ada sesuatu yang harus oppa sampaikan padamu.”

“Apa itu?”

“Jawab dengan jujur, apa kau merindukan Seoul?” Soo Hyun mencoba untuk tidak tegang mendengar jawaban dari Bi Na.

“Aku tidak tahu. Biar kutebak, hmmm…Apa kita akan pindah ke Seoul?” Tebakan yang pintar. Seharusnya Soo Hyun sudah tau kalau adiknya ini sangat pintar menebak segala hal. Dia tidak hanya memiliki adik yang cantik tapi juga adik yang sangat pintar.

“Ya kau benar. Cih..Kau benar-benar pintar menebak.”

Mianhae, jeongmal mianhae…Pekerjaan oppa mengharuskan kita untuk pindah ke Seoul. Aku harap kau tidak kecewa padaku Bi Na-ya.” Soo hyun mengelus rambut hitam panjang adiknya itu menandakan ia sangat menyanyangi Bi Na. Soo Hyun masih mengerti akan trauma adiknya itu akan Seoul semenjak kematian kedua orang tua mereka.

“Aku tidak apa-apa. Sungguh. Aku akan baik-baik saja selama aku selalu bersamamu Lee Soo Hyun.” Bi Na mengeratkan pelukannya kepada Soo Hyun. Sedangkan Soo Hyun mendengus mendengar adiknya memanggilnya tidak dengan sebutan oppa.

“Lee Soo Hyun? Yaaa! Aku ini lebih tua 5 tahun darimu, Lee Bi Na.” Bi Na tersenyum tipis mendengar perkataan itu. Jitakan kecil yang ia dapatkan tidak membuat ia marah kepada kakaknya. Ia sangat bangga mempunya seorang kakak yang mengerti dirinya.

Lee Soo Hyun adalah seorang kakak yang bertanggung jawab. Selama ini, biaya kehidupan mereka ditanggung oleh Soo Hyun. Soo Hyun terpaksa bekerja di perusahaan mendiang ayahnya yang saat itu mengalami kebangkrutan. Di usianya yang masih duduk disekolah menengah atas, ia sudah harus dihadapkan dengan dokumen-dokumen, rapat-rapat bersama kolega-kolega penting, dan sekedar mencari beberapa rekan-rekan bisnis untuk ikut bergabung dalam perusahaan mendiang ayahnya. Soo Hyun beruntung mempunyai otak yang cerdas. Ia juga beruntung saat mendiang ayahnya mengajarinya cara berbisnis saat ia masih duduk di sekolah menengah pertama. Ia harus rela membuang kehidupan masa remajanya hanya untuk adiknya, Lee Bi Na dan untuk sebuah dendam yang harus ia balaskan.

Aku harus membalas mereka demi ayah dan ibu, Bi Na-ya…

Pov Lee Bi Na

“ Bi Na-ya ireona. Kau harus bersiap-siap. Jangan sampai kita terlambat pagi ini.” Suara itu. Aku mendengar derap langkah kaki Soo Hyun oppa yang berjalan kearahku. Jujur saja, aku tidak rela mataku harus terbuka saat ini. Aku benar-benar mengantuk. Tapi tunggu, apa yang oppa maksud untuk bersiap-siap? Kita? Pergi sekolahkah? Atau pergi ke..? Kubangunkan diriku secepat mungkin dan menanyakan apa yang baru saja kudengar.

Oppa, apa yang baru saja kau katakan? Bukankah oppa masih mengambil kuliah privat dengan Prof.Sam?” Tanyaku bingung.

Aigooo…Lihatlah dirimu, wajahmu sangat memalukan. Ckckck..Aku sudah salah menilai dirimu sebagai seorang dewi.” Kulihat wajah Soo Hyun oppa mengejek diriku dengan tajam. Oh ayolah mana ada seseorang yang habis bangun tidur terlihat sangat cantik atau tampan, terkecuali mereka memakai make up kurasa. Terkadang aku ingin sekali menendang oppa ku ini.

Yaaa…Kenapa kau malah mengataiku huh? Apa kau tidak berpenampilan seperti ini saat kau bangun tidur? Sudah cepat jawab pertanyaanku.” Kurasakan kasurku mendadak ditimpa (?) sesuatu. Soo Hyun oppa duduk di samping kananku dan mencoba untuk merapikan rambutku yang sangat berantakan.

“Hari ini kita akan pindah ke Seoul. Bukankah oppa sudah memberitahumu semalam? Oppa juga sudah mengurus semuanya disana selama oppa pergi selama 5 hari. Tempat kita tinggal, sekolahmu. Dan satu lagi, kita akan tinggal dirumah kita dulu. Apa kau sanggup? Kalau kau tidak bisa, oppa bisa mencarikan rumah baru atau appartement untuk kita tinggali.” Terkejut! Hanya bentuk mimik wajah ini yang bisa kuperlihatkan pada Soo Hyun oppa. Bagaimana mungkin dia baru saja mengatakan kalau aku dan dia harus pindah ke Seoul tadi malam dan pagi ini adalah waktu yang sangat singkat untukku harus membereskan semua barang-barangku. Bahkan aku belum sempat bertemu mengucap say goodbye kepada Jane, teman terdekat selama aku berada di New York. Oh Tuhan, kenapa aku harus mempunyai oppa yang seperti ini.

Oppa, kau sedang tidak bercanda bukan? Pagi ini? Aku bahkan belum membereskan barangku satupun untuk kukemas.” Aku mencoba bersabar untuk tidak melampiaskan kekesalanku pagi ini kepada manusia aneh dihadapanku.

“Kau tidak perlu melakukannya. Tadi, selama kau tertidur aku menyuruh Ms. Jessi membereskan semua pakaianmu. Yang perlu kau lakukan sekarang hanyalah mandi dan sarapan, sehabis itu kita pergi ke bandara. Oppa tunggu kau dibawah oke?” Setelah mengusap lembut kepalaku, Soo Hyun oppa berjalan keluar dari kamarku. Sedangkan aku yang ditinggalkan hanya bisa menganga (?) mendengar ucapan Soo Hyun oppa.

DevilFlowers

Pov Author

Seoul

At The Bar

Seorang lelaki dengan wajah tampannya terlihat sedang asik bercumbu dengan salah satu pengunjung wanita bar itu. Kedua tangan Kim Jongin ini tidak pernah lepas menggerayangi tubuh si pemiliknya. Bibir tebalnya sibuk menelusuri lekuk jenjang leher wanita tersebut. Sedangkan wanita itu sibuk mendesah kan nama lelaki itu, ia mencoba menggoda seorang Kim Jongin untuk berbuat lebih kepadanya.

Siapa yang tidak mengenal seorang Kim Jongin. Kim Jongin adalah lelaki tampan yang mampu membuat para gadis-gadis tunduk dengan hanya tatapan matanya yang dingin dan tajam. Kim Jongin adalah anak kedua dari seorang pengusaha besar yang berdiri di bidang industri persenjataan dan nuklir di Korea Selatan. Di sekolah nya tidak ada yang berani dengannya karena kedua orang tua Jongin adalah donator terbesar di sekolah tersebut. Jongin hidup layaknya seorang pangeran yang semua keinginannya dapat ia dapatkan. Ia memiliki seorang kakak lelaki yang sama tampannya dengan dirinya. Kim Myungsoo adalah kakak Jongin yang lebih tua 5 tahun dari dirinya.

“Jongin-ah,  apa kau melihat baekhyun?” Jongin hanya bisa menulikan kupingnya saat Chanyeol bertanya kepadanya. Park Chanyeol adalah salah satu dari teman Jongin. Chanyeol berasal dari salah satu keluarga  terkaya di Korea Selatan. Ayahnya mempunyai perusahaan dibidang property dan furniture, sedangkan ibunya adalah seorang designer pakaian yang terkenal.

Ya! Aku bertanya padamu. Hentikan dulu kegiatan mu itu, ckckck…”

“Kau pergilah.” Jongin menghempaskan tubuh sang pemilik untuk menjauhkannya dari tubuhnya. Son Naeun, si pemilik tubuh indah itu pun melenggang pergi menjauh sambil menatap tajam Park Chanyeol.

 “Aigoo…Kenapa gadis itu menatapku tajam? Aneh. Ckckck…Apa kau menggoda Son Naeun?  Kau tidak tau kalau Tao sangat menyukai gadis itu.”

Hyung, sejak kapan seorang Kim Jongin menggoda gadis-gadis? Salahkan mereka sendiri yang menggodaku untuk memberikan tubuh mereka padaku.” Chanyeol hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah Jongin.

“Berhentilah mempermainkan perempuan Jongin-ah. Bahkan wanita yang kau sentuh tidak bisa ku hitung dengan jari lagi. Kau tau sebentar lagi kau akan mendapatkan karma dari tingkahmu ini.” Chanyeol berpindah posisi duduk disebelah Jongin dan mengambil bungkus rokok yang berada di meja.

“Apa kau sedang mencemarahiku? Sadarlah diri sedikit hyung, bukankah kau juga sering bepergian dengan banyak gadis. Lagipula, bukankah wanita diciptakan untuk dinikmati.”

“Hahaha kau benar. Aku memang sering bermain dengan wanita, tapi aku tidak seperti dirimu yang tiap harinya bermain dengan wanita yang berbeda.“ Ia memperlihatkan deretan gigi putihnya pada Jongin. Sedangkan Jongin hanya mendengus pelan melihat tingkah hyungnya itu.

Mereka berdua menikmati suasana bar yang cukup ramai pada siang itu. Musik yang menggema keras. Banyak lelaki dan wanita yang sibuk menggoyangkan tubuh mereka mengikuti dentuman musik disco. Asap rokok yang mengepul berhamburan memenuhi ruangan bar tersebut. Bar itu memanglah tempat yang sering dikunjungi oleh Kim Jongin karena bar tersebut milik salah satu sahabatnya, Byun Baekhyun.

DevilFlowers

Pov Lee Bi Na 

New York

At Airport

Perlahan mobil yang kutumpangi berhenti tepat di pintu gerbang bandara. Soo Hyun oppa membukakan pintu mobil untukku. Sebenarnya aku sangat merindukan negara kelahiranku itu. Tapi, entah mengapa sangat sulit buatku melupakan kematian kedua orang tua ku di negara ginseng itu.

Soo Hyun oppa memberikan tangannya untuk ku genggam saat diriku hendak turun dari mobil. Oppa memang sangat mengerti diriku yang tidak terlalu siap akan kepindahan ini. Bibirnya mengulas senyuman yang menenangkanku. Kulangkahkan kakiku menuju tempat pengecekkan tiket pesawat. Banyak orang yang menyibukkan diri mereka dengan bercanda tawa, ada juga yang lebih memilih memfokuskan diri mereka pada layar handphone, sedangkan aku? Aku hanya berdiam diri melihat Soo Hyun oppa sibuk berbicara dengan salah satu penjaga pengecekan tiket itu.

Ruang tunggu ini tidaklah ramai. Aku mencoba meghibur diriku dengan headphone yang sudah memenuhi kepalaku dengan dentuman musik-musik yang kusukai. Selang beberapa saat kemudian mereka mengumumkan bahwa pesawat yang akan kutumpangi sudah siap untuk ditumpangi.

“Bi Na-ya, apa kau siap?” Lamunanku terhenti saat kudengar suara Soo Hyun oppa terdengar ditelingaku.

“Eum, aku siap oppa.” Kuusahakan senyuman terpasang dibibir kecilku untuk menandakan diriku setenang mungkin.

Selama perjalanan dipesawat, aku hanya disibukkan dengan mendengarkan musik dan tertidur. Sedangkan oppa, ia sibuk dengan laptopnya menyelesaikan beberapa pekerjaan. Beberapa jam kemudian dipesawat kuhabiskan waktuku untuk tertidur dan saat kurasakan pesawat yang kutumpangi mulai take off, ku mulai regangkan seluruh tubuhku yang kaku sehabis tertidur berjam-jam. Kutolehkan kepalaku kesamping jendela.

Welcome at Seoul Lee Bi Na…

Oppa, sebenarnya apa yang kita tunggu sedari tadi? Aku sangat lelah. Tidak bisakah kita menghentikan satu taksi untuk kita tumpangi?” Wajahku sedikit kutaburkan beberapa aegyo agar oppa mempercepat tindakannya untuk pergi dari airport ini. Sungguh kakiku tidak kuat untuk menopang seluruh tubuhku lagi.

“Sabarlah sedikit Bi Na-ya. Kita harus menunggu  Park ahjussi menjemput kita.” Lagi dan lagi hanya senyuman itu yang oppa perlihatkan padaku. Hah tidak bisakah sehari saja ia tidak tersenyum seperti itu padaku? Menjengkelkan.

“Park ahjussi??? Jinjjayo?? Wah, sudah lama sekali aku tidak bertemu dengannya. Ah ya, bagaimana dengan kabar anaknya dulu yang sering bermain denganku? Euum…Park Ji Won! Wah, Aku merindukannya. Dia adalah teman pertamaku yang bisa kupercaya.” Seulas senyuman kupatrikan diwajah kecilku. Kulihat Soo Hyun oppa sama denganku ia mengelus rambutku dengan lembut.

 Aku benar-benar merindukkan sesosok Park Ji Won. Saat aku masih berumur  8 tahun, pertama kalinya aku bertemu dengannya. Saat itu Park ahjussi membawa anaknya kerumahku untuk dijadikan teman rumah untukku. Tiap hari kami selalu menghabiskan waktu bermain bersama, terkadang kami juga suka menjahili Soo Hyun oppa hanya untuk bersenang-senang. Ji Won-ah, mianhae aku sempat melupakanmu. Bogoshipeoyo, Ji Won-ah.

“Maafkan saya tuan muda, karena telah membuat anda menunggu begitu lama.” Kuedarkan pandanganku pada sesosok pria tua yang berusia 50 tahunan. Park ahjussi. Senyuman itu, aku mengenalinya.

“Park ahjussiiiiii, neomu bogoshipeoyo.” Perlahan kurentangkan kedua tanganku untuk memeluk Park ahjussi yang sudah lebih dulu memberikan senyuman hangatnya kepadaku.

Nado, nona muda. Bagaimana kabar anda selama berada disana?” Kurasakan beberapa helaian rambutku dielus pelan oleh Park ahjussi. Sedangkan, aku hanya berdiam diri dipelukan Park ahjussi. Park ahjussi memang sudah kuanggap sebagai orang yang penting dalamhidupku.

“Kau tau Mr. Park? Aku baru melihat dia berdekatan dengan seseorang selain diriku begitu dekatnya. Cih lihat saja kelakuannya, bahkan sekarang dia berusaha memelukmu. Ini benar benar keajaiban.” Soo hyun oppa memang pintar sekali membuat ku jengkel akan dirinya. Kulepaskan pelukanku pada park ahjusii dan ku  hentakan kaki milikku pada kaki Soo Hyun oppa.

Apppoooo!! Ya!  Lee Bi Na. Beginikah rasa hormatmu pada kakak tertampanmu ini hah?” Kulihat Soo Hyun oppa mencoba untuk memegang kakinya yang baru saja kuinjak.

Mwo? Apa kau mau lagi huh?” Mataku menatap tajam dirinya dengan kedua tanganku yang berada dipinggang.

“Sudahlah, kalian bisa melanjutkan pertengkaran kalian didalam mobil nanti. Lebih baik sekarang kita segera pulang. “ Park ahjussi mencoba untuk menengahi pertengkaran ini atau tidak?.

Hanya tinggal menaiki mobil itu, aku akan segera melihat sesuatu yang mengharuskan diriku mengingat masa lalu yang menyakitkan.

Pandanganku terpaku kepada rumah megah benuansa klasik itu. Kakiku kulangkahkan untuk menelusuri rumah ini. Rumah itu masih terlihat sama semenjak terakhir kulihat. Rumah bertingkat, halaman depan yang luas penuh ditaburi bunga, taman belakang rumah yang sudah di atur seindah mungkin membuat rumah ini masih begitu nyaman untuk ditinggali. Memang, setelah aku dan Soo Hyun oppa pindah ke New York tidak ada satupun orang yang tinggal disini. Park ahjussi lebih memilih tinggal dirumah pribadinya, tapi ia tetap merawat rumah ini dengan baik sampai disaat aku dan Soo Hyun oppa kembali kerumah ini.

“Bi Na-ya, segeralah istirahat. Mulai besok kau akan pergi kesekolah barumu. Kau akan masuk ke sekolah yang sama dengan Ji Won. Oppa juga sudah menyiapkan supir baru untuk mengantarmu bersekolah.”

 “Gomawo oppa.” Kucium singkat pipi kanan Soo Hyun oppa dan berjalan menaiki tangga untuk menuju kekamarku. Kamar bernuansa minimalis yang dipenuhi cat berwarna pink soft kesukaanku. Banyak yang berubah dari kamarku terkecuali cat warna dindingnya, tempat tidur berukuran besar dan lemari bukuku. Selebihnya, sudah banyak barang yang tertata rapi seperti meja rias, bingkai bingkai foto keluarga dan diriku waktu kecil dan beberapa fotoku berusia 15 tahun. Aku rasa Park ahjussi menyiapkan ini untukku ataukah Ji Won? Entahlah.

Kurebahkan diriku di kasur empuk ini, aku tidak peduli dengan pakaian kasual yang ku pakai saat ini. Yang aku butuhkan hanyalah tidur dan bersiap untuk kehidupan esok hariku.

DevilFlowers

Pov Kim Jongin

At Kim Jongin Room

Aku tidak tau ada berapa banyak wine yang sudah kuminum habis semalam. Kepala dan seluruh tubuhku sudah begitu lelah untukku bisa pergi kesekolah. Kupandangi seorang gadis yang sedang tertidur di sampingku dengan kedua lengannya yang begitu erat memeluk pinggangku dan seluruh tubug yang terlihat naked dengan balutan selimut tebal. Semalam, aku sudah mencoba menyentuh setiap inci tubuh gadis ini. Hanya dengan menggunakan jari tanganku, cukup untuk membuat gadis ini meracau terangsang untuk memohon memasukkan diriku kedalam dirinya, tapi aku tidak akan pernah melepaskan kejantananku hanya untuk gadis bodoh sepertinya

Cih, gadis ini sama saja dengan gadis lainnya yang hanya menginginkan tubuhku.

Kuhempaskan kedua tangan gadis itu dan kulangkahkan kakiku menuju kamar mandi untuk bersiap-siap pergi ke sekolah.

Sesaat setelah kumandikan tubuhku dan keluar dari kamar mandi. Aku merasakan seseorang yang tengah menggodaku menelusupkan kedua tangannya di dada bidangku.  Son Naeun, salah satu gadis yang terkenal dan sering menggodaku. Ia mencoba menghirup aroma mint yang melekat ditubuhku dengan sangat pelan. Ia mulai menciumi leherku dengan bibirnya dengan lembut. Ia mulai mencoba merangsang diriku. Tapi, maaf saja aku tidak akan terangsang sedikitpun oleh gadis menjijikan sepertinya.

“Bisakah kau jauhkan dirimu dari tubuhku.” Kutatap tajam dirinya menandakan diriku yang tidak suka akan dirinya. Gadis ini sama saja dengan gadis-gadis yang sudah kutiduri sebelumnya. Menjiijikan.

“Wae? Bukankah kau menyukainya Jongin-ah? Kau tau? Semalam kau membuatku benar-benar tersiksa. Mengapa kau tidak benar-benar bercinta denganku, heum?” Wajah itu. Walaupun kau menaruh beberapa aegyo di wajahmu itu tidak akan membuatku sedikit menyukaimu, Son Naeun.

“Pergilah. Kalau kau ingin uang sebutkan berapa yang kau inginkan. Aku akan memberikannya. Untuk kejadian semalam, jangan pernah kau ungkit lagi. Kau tau diriku, bukan?” Kujauhkan diriku dari tubuhnya adalah hal yang terbaik saat ini. Sungguh, aku muak dengan dirinya yang begitu gampangnya jatuh kedalam pesonaku.

Yaaaa! Kim Jongin. Apa yang sudah kau katakan hah! Apa kau menganggapku hanyalah barang yang sudah kau coba huh! Aku mencintaimu, Kim Jongin.” Sungguh, aku membenci teriakan gadis sialan ini. Cinta? Lupakan, Aku tidak percaya hal itu. Kupojokkan dirinya ke salah sudut lemariku dengan sangat kasar.

“Kau! Berani sekali kau berteriak padaku. Apa kau tau aku sangat tidak suka dibentak oleh gadis sepertimu. Cepat pergi selagi aku masih berbaik hati padamu. Jangan sampai sesuatu yang berada didalam diriku keluar untuk membunuhmu.”

Kutarik paksa dirinya keluar dari kamarku dengan tubuhnya yang hanya dibalut selimut. Kulihat gadis itu menangis. Sungguh, aku tidak perduli. Kupanggil beberapa assisten rumah ini untuk membereskan gadis ini untuk segera pergi dari rumahku.

Aku memang tidak tinggal bersama ayah dan kakakku. Alasannya? Aku tidak suka di atur oleh mereka. Rumah ini kubeli dengan uang hasil pekerjaanku. Rumah yang sangat nyaman untuk kutinggali seorang diri tanpa gangguan dari ayah ataupun kakak ku.

Pov Author

Setelah kejadian itu, Jongin mulai bersiap untuk pergi kesekolah. Ia memasuki dirinya ke dalam mobil sport hitam buggatti veyronnya. Mobil itu melesat dengan kecepatan diatas rata-rata. Jongin memang sudah terlatih dengan kemampuannya dalam menyetir. Bahkan saat dirinya berada di usia 10 tahun, ia sudah dilatih dengan kemampuan bela diri taekwondo dan sampai saat ini, ia sudah memegang sabuk hitam pada kegiatan bela diri itu.

Saat di usianya yang menginjak 13 tahun, ia sudah diajarkan untuk cara bertahan diri dari serangan apapun. Jongin sangat handal dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh sang ayah.

Membunuh adalah salah satu yang diajarkan oleh ayahnya untuk bertahan hidup dan usaha untuk menyelamatkan perusahaan mereka. Keluarganya adalah keluarga mafia yang mempunyai perusahaan terbesar dalam mengindustrikan senjata senjata perang ataupun segala macam nuklir. Maka dari itu, Pemerintahan Korea Selatan pun tidak bisa menghancurkan keluarga Jongin, karena Pemerintahan Korea Selatan masih dapat pemasokan senjata dari keluarganya.

Kim Jongin mempunyai nama samara saat ia sedang dalam status bertugas. Kai adalah nama samaran yang ia dapatkan karena dirinya yang tidak segan-segan membunuh orang. Pembunuh berdarah dingin. Itulah julukannya. Nama itu hanya dipakai saat ia sedang bertugas, selebihnya ia tetap memakai nama aslinya.

DevilFlowers

Pov Author

At Kyunghee Senior High School

Mobil itu berhenti tepat didepan pintu gerbang sekolah itu.

“Terima kasih, Cho ahjussi.

“Sama-sama, nona muda.”

Apa ini sekolahnya? Aku baru tau kalau di korea ada sekolah semegah ini.

“Nona muda, annyeonghaseyo.”

Park Ji won sudah lebih dulu tiba disekolah dan menunggu kedatangan nona muda kesayanagannya. Ji Won memberikan senyuman kedatangan termanisnya kepada Bi Na, nona muda dan teman masa kecil yang selama ini ia rindukkan.

“Kau? Ji won-ssi?”

Cantik. Nona muda tidak berubah. Ia tetap cantik dan lucu seperti dulu.

“Eum! Naega Park Ji Won imnida.”

“Ji Won-aaaah, bogoshipeoyo. Jinjja. Kau tumbuh dengan cantik sekali Ji Won-ah.”

Anieyo. Nona muda lebih cantik daripada diriku. Mari kuantarkan nona muda keruang kepala sekolah.”

“Ji Won-ah, panggil saja aku dengan namaku seperti dulu. Aku tidak suka dengan kau yang memanggilku dengan embel-embel nona muda.”

“Baiklah.”

Sifat lembut nona muda tidak berubah.

Waktu sebelum bel berbunyi, mereka habiskan untuk saling tukar tanya dan jawab. Bi Na dan Ji Won menikmati waktu yang sudah lama sekali hilang. Beberapa pasang mata disekitarnya, melihat takjub akan sosok Lee Bi Na yang terlihat asing dimata. Beberapa siswa ada yang kagum akan rupa wajah dari Bi Na. Sangat anggun dan cantik namun sulit untuk didekati. Itulah kesan pertama seorang Lee Bi Na dimata mereka.

At Class

Suasana kelas 11-A itu sangat ramai. Ada beberapa siswa yang sedang bergosip ria, ada yang lebih membuka buku pelajarannya, ada juga yang bercanda, dan ada juga yang lebih memilih mengistirahatkan diri mereka sebelum guru datang mengajar dikelas mereka. Sedangkan seorang gadis bernama Park Ji Won menunggu senang sahabat sekaligus majikannya untuk masuk kekelas ini. Ya, Park Ji Won sudah mengetahui kalau tuan muda Lee Soo Hyun sudah mengatur untuk nona mudanya bisa sekelas dengan dirinya.

“Selamat pagi, haksaeng-deul.”

Ahn seonsaengnim adalah salah satu guru yang mengajar di Kyunghee Senior High School sekaligus ia adalah wali kelas dari kelas 11-A.

Annyeonghaseyo seonsaengnim.”

“Oya sebelum kita memulai pelajaran hari ini, saya akan mengenalkan siswa baru dikelas ini. Kau masuklah.”

Bi Na melenggangkan kakinya memasuki kelas itu. Raut wajah terkesan dingin dan tajam. Sedangkan beberapa siswa yang berda dikelas tersebut menatap kagum akan dirinya.

“Perkenalkan dirimu.”

annyeonghaseyo. Joneun Lee Bi Na imnida. Aku adalah siswa pindahan dari New York. Gamsahamnida.”

Ada apa dengan wajah nona muda, kenapa terlihat sangat dingin?

“Baiklah. Kalian sudah mengenal namanya. Dan untuk pertanyaan lainnya, kalian bisa menanyakan hal itu setelah jam pelajaran usai. Untukmu, silahkan tempati tempat dudukmu disebelah Park Ji Won.”

Ne, gamsahamnida seonsaengnim.”

Tidak ada senyuman lagi untuk orang lain selain orang-orang yang sudah ia anggap dekat dengan dirinya. Selama ia tidak berada di rumah, Lee Bi Na hanya menjadi seseorang yang dingin, pendiam, dan penyendiri.

Pov Kim Jongin

Apa kau sudah melihat junior baru kita?

Tentu saja sudah, sekolah ini terlalu ramai membicarakan dirinya

Yang ku dengar dia bernama Lee Bi Na. Gossip yang beredar dia adalah adik dari seorang pengusaha. dia juga merupakan siswa pindahan dari luar negeri .

Kau tau? Dia benar-benar  cantik dan anggun.  Jarang sekali orang asli Korea mempunyai wajah seperti dia. Pasti dia akan menjadi salah satu dari bagian gadis-gadis terkenal disekolah ini.

Aku rasa tidak. Dia terlihat berbeda. Dia saja berteman dengan Park Ji Won, salah satu anak yang mendapat beasiswa disekolah ini. yang kudengar dia tidak suka bergaul. Dingin, pendiam dan penyendiri. Itu julukan yang ku tau saat in tentangnya.

 “Kim Jongin. Yeogi.”

Suara ini, Baekhyun hyung. Gara-gara dirinya mencengkoki diriku wine tadi malam, aku hampir tidak bisa mengontrol diriku akan gadis menjijikan itu.

“Kau mau pesan apa? Biar kupesankan.”

Senyuman bodoh yang selalu terpampang di wajahnya. Apa dia tidak melihat mood burukku pagi ini.

“Oh ayolah, kenapa kau selalu memasang mata tajammu padaku. Harusnya kau senang kalau kau sudah pernah mencoba tubuh gadis itu semalam. Aku saja susah sekali menggoda seorang Son Naeun. Tapi kau, hanya dengan sikapmu itu dia sudah merelakan tubuhnya untukmu.”

Hyung, sudahlah kau akan mati saat ini juga kalau kau tidak menjaga mulut besarmu itu.” Kulihat Tao datang dengan berbagai makanan dan minuman yang berada di kedua tangannya. Dia adalah salah satu orang yang sangat kupercaya.

Keunde…Bukankah kau menyukai Son Naeun, Tao-ya?”

Manusia tinggi ini. Chanyeol hyung datang mempersempit ruang disebelahku. Apa dia tidak bisa duduk disebelah manusia bermulut besar itu saja.

Naega? Wae? Aku tidak pernah menyukai gadis seperti itu.”

Tenang. Itulah yang kutau dari seorang Huang Zi Tao. Salah seorang kepercayaanku. Tao saat ini bekerja dengan ayahku. Tetapi dia tidak memihak ayahku. Dia sangat setia dengan diriku.

“Cih…Pintar sekali kau menyembunyikan rasa patah hatimu.”

Ya ya ya…Apa kalian sudah mendengar ada junior baru disekolah ini. Kata temanku dia sangat cantik melebihi gadis-gadis cantik lainnya disekolah ini. Kalau tidak salah namanya Lee Bi Na. Aku sangat penasaran, seperti apa rupa wajahnya. Kalau benar apa yang temanku katakan, ia akan kujadikkan milikku.”

Sungguh, wajah Baekhyun hyung membuatku ingin meninju wajahnya. Lebih baik aku pergi dari sini.

 “Jongin-ah, neo eoddiga? “

“Aku ingin mengambil beberapa berkas dirumah, seperti biasa tugas sudah menunggu Tao.”

“Aku ikut denganmu.”

Pov Author

Bisikan-bisikan kekaguman mengiringi seorang Kim Jongin pergi dari kantin sekolah. Kedua lengannya dimasukkan kedalam saku celananya. Ia teringat akan pesan ayahnya dua hari lalu yang mengharuskan ia menjadi seorang Kim Kai. Sungguh pekerjaan yang memuakkan.

Sebelum diri Jongin benar-benar lenyap dari kantin sekolah itu, ia mendapati seorang gadis berjalan yang menatap lurus matanya. Dingin seperti es namun teduh seperti hujan. Lee Bi Na, gadis itu menatap diri Jongin acuh seakan hanya ada patung didepannya. Berbeda dengan gadis-gadis lain yang melihat seorang Kim Jongin dengan tatapan memuja.

Mata itu? Mata yang mengingatkanku akan seseorang. Siapa dia?

Setelah gadis itu berjalan melewati dirinya dengan reflex, Jongin membalikkan badannya. Tangan kanannya meraih tangan kiri gadis itu. Sedangkan tangan kirinya memeluk pinggang kecil gadis itu. Lee Bi Na, gadis yang mendapat perlakuan itu terkejut ingin. Ia memberontak ingin melepas tubuhnya dari lelaki dihadapannya ini. Tetapi, setelah itu ia hanya bisa terdiam kala tatapan menusuk itu mentapnya tajam. Lebih tajam dari tatapan mata dirinya.

Ada apa dengan tubuhku? Mata itu? Sebenarnya siapa dia?

Beberapa siswa yang melihat pemandangan itu menatap lurus akan dua objek didepan mereka. Tidak, empat objek. Tao dan Ji Won yang berada disamping Jongin dan Bi Na hanya terkejut akan reaksi yang diberikan Kim Jongin kepada Bi Na. Pasalnya, apabila ada seseorang yang berurusan dengan Kim Jongin. Orang itu tidak akan pernah lepas dari baying-bayang gangguannya. Ji Won menatap takut Bi Na yang berada dipelukan Kim Jongin. Ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk melepaskan nona mudanya.

“Lepaskan aku.” Bi Na memberanikan diri untuk berbicara pada orang yang sudah membuatnya tidak berkutik hanya dengan mata milik lelaki dihadapannya.

“Kau? Siapa kau? Siapa namamu?”

Apa pria ini sudah gila? Dia memperlakukanku seperti tadi dan hanya pertanyaan ini yang keluar dari bibir tebal, sexy? Ah tidak tidak.cih menggangu saja.

“Jawab pertanyaanku. “

“Aku bisa menjawab pertanyaanmu, setelah kau melepaskanku dari tangan menjijikanmu ini.” Bi Na sebisa mungkin mengontrol mimik wajahnya sedingin mungkin.

“Mwo? Apa kau baru saja memerintahku? Tangan menjijikan?”

“Aaah…Sepertinya kau adalah siswa pindahan itu bukan? Kuberitahu kau sesuatu. Aku tidak suka apabila aku bertanya lalu orang itu tidak menjawabnya. Tangan menjijikan? Mungkin kau benar. Aku bisa saja membunuhmu saat ini juga dengan tanganku, nona.”

Apa dia mencoba untuk menakutiku? Jangan harap aku akan takut dengan gertakan itu. Bodoh.

Jongin mempersempit jaraknya dengan Bi Na. Wajahnya ia dekatkan kesamping wajah gadis itu. Mencoba untuk mencium aroma white rose yang keluar dari tubuh gadis itu. Memabukkan dan mencandukkan bagi dirinya. Ini pertama kali dirinya disuguhi gadis seperti ini. Berbeda. Menarik.

“Rupanya kau suka tantangan nona. Baiklah kuberi kau sesuatu dari milikku.” Bisikan Jongin membuat tubuh Bi Na menggeliat kecil dipelukannya.

Kantin sekolah itu mendadak berubah menjadi sepi tatkala seorang Kim Jongin menarik seorang gadis. Ini adalah hal pertama yang Kim Jongin lakukan. Baekhyun dan Chanyeol serta siswa lainnya lebih memilih diam menyaksikan perlakuan apa lagi yang akan Jongin lakukan terhadap siswa baru itu. Lee Bi Na. Sedangkan Tao masih saja terkejut akan diri Jongin yang melakukan hal itu pada seorang gadis. Jongin tidak pernah memilih gadis untuknya sendiri. Tao sangat tau hal itu. Kemungkinan yang ia dapat dari situasi ini adalah seorang Kim Jongin tertarik dengan gadis yang berada dipelukannya.

“Lepaskan tubuhmu dari gadisku, Kim Jongin.”

To Be Continued…

Note Devilflowers:

Akhirnya selesai juga chapter 1 nyaaaaa >o<

Jujur aku tau kalau ff ini hancur banget, tapi aku sangat berharap kalian bakalan suka sama ff ini.

Aku harap kalian bisa kasih kritik dan saran untuk ff ini.

Biar aku juga bisa memperbaiki letak kesalahan aku pada saat nulis ff ini.

Gamsahamnida Readers~~^^

 

 

 

                                                                                                                                                       `



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles