Title : Kiss For Baby
Author : AngevilBoo
Main Cast :
Oh Se Hoon (EXO)
Kim HyunRa (OC)
Other Cast : None
Length : Little bit Long OneShoot~
Genre : Romance & Marriage Life
Rating : PG17 or Mature
Disclaimer : I dont own anything beside Story and OC. This is pure My Imagination. If there are similarities, it’s not intentional and I apologize. The other cast belongs to God and their parents. Thank You~
Don’t be Plagiator Without Permission(?) ^v^
Author’s Note : Anyeong^^ Saya datang dengan sequel dari FF Romantic Prenant Girl~ Adakah yang menunggu? #hening._. Hihi.. Oke, ini kayaknya cukup panjang._. Kayaknya ya~ Jadi dimohon untuk tidak tepar(?), okehh? ;)
Poster Credit : Big Thanks To InHan99 ^v^
Personal WP : http://kyohaerinhoonra.wordpress.com
___*__*___
Sehun duduk terdiam di kursi kerjanya. Pria itu memainkan pulpen hitam mengkilapnya diatas meja. Matanya mengarah tepat pada layar laptop dihadapannya, tetapi begitu kosong dan pikirannya melayang entah kemana.
Hari masih menunjukkan pukul 3 Sore, dan Pria itu tentu saja masih berada di ruang kerja kantornya. Sehun teringat akan peristiwa yang terjadi beberapa hari yang lalu, begitu sulit dilupakan, tetapi sedikit menyakitkan untuk diingat.
Rasa bersalah dan khawatir selalu menghampirinya. Walau rasa senang juga hadir, tetapi itu tertutup dengan perasaan tak tenang.
Saat-saat dimana Dokter Kim menyatakan bahwa Istrinya itu positif hamil. Itu tidak akan pernah dilupakannya.
Hamil. Sebuah kata yang entah bagaimana sedikit menakutinya. Sehun tak menyangka bahwa apa yang diucapkannya beberapa minggu yang lalu benar-benar menjadi kenyataan. Niat awalnya yang tadinya hanya ingin membuat Istrinya itu mendapatkan berat badan benar-benar terwujud. Meskipun belum sepenuhnya.
Bukannya ia tak suka atau tidak senang, hanya saja ia merasa bersalah pada Hyunra. Seharusnya pria itu berpikir lebih matang terlebih dahulu, sebelum menyerang(?) gadis itu. Pria itu memang sudah beberapa kali berhubungan intim dengan Istrinya itu, tapi baru kali ini membuahkan hasil(?)-_- Dan sekarang justru perasaan tak nyaman dan khawatir yang menghampirinya.
Hyunra itu masih lugu. Ia masih 19 tahun. Ia masih terlalu muda untuk hamil. Apalagi melihat kondisi fisik Gadis itu. Bahkan Dokter sendiri juga mengatakannya. Dan sialnya, Kenapa Sehun baru menyadari hal itu sekarang!
Sehun tak mau ambil resiko jika sesuatu terjadi pada Istrinya itu. Tidak. Tapi tidak mungkin ia menggagalkan kehamilan Istrinya. Mana mungkin Sehun membatalkannya. Tentu saja tidak bisa, ini sudah terlanjur. Dan sekarang apa yang harus ia lakukan?
Sebenarnya bukan itu saja yang ia khawatirkan dan takuti. Sebelumnya Dokter Kim memang sudah mengingatkan mengenai Kehamilan Hyunra yang begitu rentan dan juga bisa dikatakan lemah. Selain mengingati Hyunra, Dokter Kim juga sempat mengingati dirinya.
Sehun harus menahan nafas mengingat hal itu. Dokter Kim mengingatinya untuk mengurangi berhubungan intim dengan Hyunra. Dokter itu bahkan mengatakan bahwa sebaiknya untuk tidak sama sekali. Karena resiko yang cukup besar. Dan sekarang Sehun harus menurutinya, jika tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada Istrinya itu.
Tentu saja dengan berat hati. Ayolah, sehari saja tidak bersentuhan dengan Hyunra dapat membuat Pria itu frustasi. Dan sekarang selama masa kehamilannya, itu berarti ia harus menahan hasratnya kurang lebih selama 9 bulan?
9 bulan.
Sehun bahkan tak berani membayangkan apa yang akan terjadi padanya. Ini sungguh cobaan yang sangat berat. Dan sialnya, cobaan itu datang karena ulahnya sendiri. Kini Sehun seakan terkena karma dari omongannya sendiri. Dan itu menyakitkan.
Pria itu memijat pelipisnya pelan. Lalu dengan gusar mengacak rambutnya sendiri. Sehun kembali melirik jam. Kenapa waktu lama sekali berjalan? Sehun ingin segera pulang. Ia ingin segera bertemu dengan Hyunra, dan memastikan keadaannya. Gadis itu kini tengah sendirian di rumah bersama Seulki Ahjumma. Pelayan rumah tangga yang sangat ia percayai untuk menjaga Hyunra.
Seperti biasa, Sehun memang tidak pernah mengizinkan Gadis itu untuk keluar rumah atau pergi kemanapun. Entah apa alasannya, yang jelas ia hanya tak ingin orang lain bertemu dengan Hyunra atau Hyunra bertemu dengan orang lain. Memang terdengar sadis, tapi begitulah Sehun. Begitu posessif atas sesuatu yang berlabelkan ‘Miliknya‘.
—*–*—
Sehun memarkirkan mobil Ferrarinya di garasi dengan tidak sabaran. Setelah itu ia segera turun dari sana dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah mewah miliknya. Terlihat sepi. Ya, tentu saja. Karena yang berada di rumah itu hanya Seulki Ahjumma dan Hyunra.
Pria itu berjalan dengan sedikit tergesa-gesa. Hingga ia melihat Seulki Ahjumma yang tengah membersihkan ruang tamu tersenyum dan menundukkan kepalanya hormat padanya.
“Selamat datang, Tuan muda.”
“Hm, mana dia?” tanya Sehun to the point pada pelayannya itu.
“Nona Hyunra sedang berada di kamarnya, Tuan.”
“Apa dia baik-baik saja? Apa terjadi sesuatu?”
Seulki Ahjumma pun tersenyum lembut, melihat raut kecemasan Tuan Muda nya itu. Kemudian menggeleng, “Tidak ada, Tuan. Tidak terjadi apa-apa! Nona baik-baik saja seharian ini.”
Sehun mengangguk pelan, “Baiklah, pekerjaanmu sudah selesai untuk hari ini. Kau boleh kembali ke kamarmu.”
“Terima kasih, Tuan. Saya permisi.”
Seulki Ahjumma pun berlalu dari pandangan Sehun setelah sebelumnya membungkuk sopan. Sehun pun kini terlihat mulai melepaskan lilitan dasi pada kerah kemejanya, sambil berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
Saat membuka pintu, Sehun mengernyitkan alisnya melihat ruangan itu yang kosong. Tidak ada siapapun. Tidak ada Hyunra disana. Dimana dia?
Hingga ia melihat pintu balkon kamarnya yang terbuka, angin bertiup masuk kedalam kamar. Tanpa pikir panjang, Pria tampan itupun berjalan kearah sana, kemudian menghela nafas lega saat menemukan sosok yang dicarinya.
Hyunra tengah berdiri diam, kepalanya mengadah kearah langit dan memandang fokus kesana. Gadis itu terlihat tidak perduli dengan terpaan angin yang begitu dingin dan dapat membuatnya masuk angin. Rambut panjangnya berantakan. Bibir mungilnya terbuka kecil, seakan menghitung jumlah bintang di atas langit. Ia masih sibuk kesana, sebelum tersentak saat merasakan sebuah lengan kekar melingkar di pinggang kecilnya.
Sehun tersenyum kecil melihat reaksi terkejut Hyunra, ia semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang ramping Istrinya itu.
“Apa yang kau lakukan disini?”
Hyunra menggelengkan kepalanya pelan. Entah mengapa hari ini ia lebih banyak terdiam dan menung sendiri. Seolah bibirnya enggan untuk mengucapkan sesuatu.
Hari sudah menunjukkan pukul sembilan lewat, dan udara semakin terasa dingin. Sehun bahkan dapat merasakan tubuh mungil istrinya itu yang mulai bergetar kedinginan. Dan itu cukup mengkhawatirkannya.
“Hyunra, ayo kita masuk!”
Tak ada respon dari Istrinya itu, membuat Sehun mengerutkan dahinya. Tidak biasanya Gadis itu diam. Biasanya Hyunra pasti menceritakan apa saja yang ia lakukan hari ini pada Sehun. Tapi sekarang, Gadis itu bahkan tidak menunjukkan senyumannya sedikit pun. Ia hanya terdiam memandang kedepan, dan terkadang tatapannya kosong. Dan itu sungguh membuat Sehun merasa tak nyaman.
“Udara disini dingin. Kau bisa masuk angin, Sayang!” lanjut Sehun lagi, dan kembali Hyunra hanya diam memandang kedepan.
“Hyunra? Kau baik-baik saja?” Hyunra akhirnya merespon ucapan suaminya itu. Gadis itu menganggukkan kepalanya pelan, membuat rasa khawatir Sehun sedikit berkurang.
“Ayo kita masuk! Kau bisa terbang dibawa angin nanti!”
Sehun pun mengambil inisiatif untuk mengangkat tubuh ringan istrinya itu. Tentu saja belum ada perubahan. Pria itu menggendong Hyunra yang hanya terlihat pasrah saja, bahkan saat Sehun mengecup bibirnya sekilas, Istrinya itu hanya menatapnya polos dan tetap diam. Dan entah bagaimana, itu terlihat sangat menggemaskan. Membuat pikiran Sehun mulai meliar, dan menghela nafas berat saat mengingat kembali ucapan Dokter Kim.
Pria itu mendudukkan tubuh Hyunra diatas tempat tidur King Size mereka. Hyunra hanya menundukkan kepalanya dan bersikap pasrah saja. Perasaannya sedang tak begitu baik saat ini. Hingga Sehun pun bangkit, dan beranjak pelan untuk keluar kamar.
“Aku ke dapur sebentar, setelah itu akan kutemani kau tidur!”
Hyunra segera mendongakkan kepalanya, “Tidak boleh!“
Sehun baru saja hendak menyentuh knop pintu, sebelum sebuah suara lembut yang begitu ia rindukan memasuki pendengarannya. Tapi kini suara itu terdengar sedikit tidak bersahabat. Pria tampan itu refleks berbalik, dan mendapati Istri cantiknya itu yang kini tengah menatapnya dengan.. Kesal? Sehun menaikkan sebelah alisnya bingung.
“Seenaknya saja! Sudah menghamiliku(?), meninggalkanku seharian, mengurungku di rumah ini! Dan sekarang kau seenaknya saja bilang ingin tidur disini? Tidur di kamarmu sana!” ujar Hyunra dengan nada kesal dan aksen polosnya seperti biasa. Entah mengapa emosi gadis itu memuncak tiba-tiba.
Sehun sendiri sedikit terkejut mendengarnya. Hyunra tidak pernah sebelumnya berbicara kesal seperti itu padanya. Sudah lama sekali. Dan sekarang Gadis itu terlihat marah dengan alasan yang aneh. Dan ini sungguh membuat Sehun bingung. Ada apa dengannya?
“Mwo? Tapi.. Ini juga kamarku, Hyunra!”
Deg.
Mendadak Gadis itu tertegun. Dia benar! Sebelum akhirnya ia kembali menundukkan kepalanya, merasa bersalah.
“Kau benar!” ujarnya pelan, lalu menghela nafasnya sebentar.
“Baiklah, kau boleh tidur disini!” lanjutnya lemah dan lembut. Hyunra pun mulai membaringkan tubuhnya di tempat tidur dan menarik selimut.
Sehun yang melihat itupun tertegun. Ia semakin keheranan melihat tingkah aneh Istrinya itu hari ini. Beberapa menit yang lalu ia terlihat marah dan berbicara dengan kesal, dan kini dalam sekejap Gadis itu sudah berubah merasa bersalah lalu kembali terdiam.
Sehun berpikir, otaknya pun menangkap salah satu ucapan dari puluhan peringatan yang diucapkan Dokter Kim padanya. Bahwa Ibu Hamil itu tak berbeda jauh dari seorang remaja labil. Mood nya begitu cepat berubah, dan tak pandang situasi. Ia bisa marah tiba-tiba, lalu tertawa senang tanpa sebab. Sungguh menakutkan.
Dan Sehun yang kini masih terdiam memandang Hyunra yang tengah berbaring membelakanginya, menatap punggung mungil Istrinya itu. Tanpa sadar bibirnya tertarik membentuk senyuman. Pria itu melangkah pelan menuju Gadisnya itu yang ternyata sudah terlelap. Lalu mengecup kening putih milik Hyunra lembut. Dan berbisik pelan,
“Aku mencintaimu.”
—*–*—
Beberapa minggu setelah kejadian itu, Sehun sepertinya harus lebih bersabar dan tabah menghadapi perubahan mood dan sikap aneh Hyunra. Terkadang Gadis itu dapat berubah menjadi begitu pemarah dan kesal tanpa sebab. Menangis tiba-tiba. Lalu setelah itu berubah menjadi manja dan begitu lembut padanya.
Dan jujur, itu sedikit menyenangkan saat Hyunra bersikap halus dan manja padanya. Tetapi selain dari itu sungguh menyiksanya. Ditambah lagi dengan permintaan aneh dan macam-macam gadis itu. Ngidam. Sehun tahu bahwa itu wajar, untuk orang hamil meminta dan menginginkan sesuatu yang terkadang ajaib dan tidak masuk akal. Yang benar saja.
Hyunra meminta Sehun untuk membelikannya Ddukbokki jam 3 pagi. Berkeliling kota Seoul untuk mencari makanan terkutuk itu. Lalu setelah menemukannya, Gadis itu bahkan tidak berminat untuk sekedar melihatnya.
Meminta Sehun menemaninya menonton TV sambil membaca novel.
Meminta Sehun untuk ngerapp sebelum ia tertidur. Dan masih banyak lagi.
Dan anehnya, Sehun tidak dapat menolaknya sama sekali. Seberapa keras ia mencoba untuk mengatakan ‘Tidak‘ , tetap saja kepalanya bergerak mengangguk melihat wajah polos itu yang memohon padanya.
Dan sebenarnya yang lebih menyiksa lagi ialah, ia sama sekali tidak bersentuhan dengan Istrinya itu. Hanya sekedar pegangan tangan, berpelukan, dan mencium keningnya saja. Tidak bisa lebih, jika tidak ingin hilang kendali. Dan itu merupakan penderitaan batin bagi Pria tampan itu.
Ayolah, Sehun tidur bersama dengannya setiap hari. Tapi sayang sekali, status Gadis itu kini sedang ‘Terlarang‘ untuk disentuh. Dan itu sungguh membuatnya frustasi. Padahal usia kandungan Hyunra baru 3 bulan. Dan Sehun sudah merasa tersiksa seperti ini. Menyedihkan.
Dan disinilah Sehun sekarang, sedang berkutat dengan laptop dan berkas kantornya. Pria tampan dengan rambut acak-acakan itu kini tengah berada di ruang kerja di rumahnya. Ia tengah mengenakan kaus polos hitam dan celana panjang biasa.
Hari sudah menunjukkan pukul 10 malam. Alisnya terus bertaut, membaca setiap deret tulisan di map yang tengah di pegangnya. Hingga suara pintu terbuka terdengar, Pria tampan itupun segera mengalihkan pandangannya. Kemudian terpaku.
Hyunra sendiri yang baru masuk ke dalam ruang kerja Sehun sehabis bangun tidur, ikut menghentikan langkahnya. Melihat Sehun yang tengah terkejut lalu termenung memandangnya.
Sehun meneguk ludahnya dengan susah payah melihat pemandangan dihadapannya kini. Yang benar saja, Hyunra kini tengah memakai sehelai Kemeja putih miliknya yang terlihat begitu kebesaran dan menutupi tubuhnya hampir selutut. Begitu tipis, hingga Sehun sendiri bahkan dapat melihat pakaian dalam gadis itu dan hotpants hitamnya. Memperlihatkan tubuh rampingnya yang masih kurus. Ditambah dengan wajah kusut khas bangun tidur dan rambutnya yang berantakan. Apa-apaan ini?
Tanpa sadar, Pria tampan itu menggeram pelan. Hingga sebuah suara lembut menyadarkannya.
“Ada apa?” tanya Hyunra pelan yang kini ikut menatap tubuhnya sendiri.
“Ahh.. Mian, aku pinjam bajumu ya,” lanjut Gadis itu sambil menggaruk tengkuknya gugup. Takut jika Sehun marah karna ia memakai kemejanya.
Sehun menghela nafas berat, sebelum akhirnya beralih menatap wajah pucat Istrinya itu. “Hm,” jawab Pria itu singkat dan segera mengalihkan pandangannya kearah lain. Kemana saja asal tidak kearah Gadis itu. Sebelum Iblisnya bangkit, dan bergerak mengendalikannya untuk menyerang Hyunra tiba-tiba.
Hyunra pun kembali bergerak melangkah kearah Suaminya itu. Membuat Sehun semakin gugup dan gusar. Hingga akhirnya Gadis itu kini tepat berada disebelah kursi kerja yang tengah Sehun duduki. Oh Tuhan, Tolong aku.
Sehun kembali berusaha fokus pada laptop dihadapannya. Membiarkan Hyunra yang tengah berdiri diam, menatap kertas-kertas dimeja kerjanya yang berserakan.
“Kau sedang apa?” tanya Gadis itu penasaran tanpa mengalihkan matanya dari tumpukkan kertas itu.
“Bekerja,” jawab Sehun singkat dan datar. Kini ia sedikit menoleh kearah Hyunra.
“Kau sendiri sedang apa?”
Hyunra yang mendengar pertanyaan tiba-tiba dari Sehun itupun sedikit tersentak, “Hah?”
“Kenapa kau belum tidur? Kenapa malah menghampiriku?” tanya Sehun dengan tatapan tajamnya seperti biasa yang entah mengapa membuat Hyunra menjadi gugup dan sedikit panik. Ia mendadak lupa dan takut dengan tujuan pertamanya menemui Pria itu. Gadis itu memilin kecil ujung kemejanya.
“Ahh.. I-itu.. Aku…”
Sehun menaikkan alisnya, melihat wajah Hyunra yang memucat dan sedikit panik. Ia menatap Istrinya itu, “Apa?”
Hyunra bingung bagaimana mengatakannya. Biasanya kemarin-kemarin saat ia menginginkan sesuatu, ia langsung memintanya pada Sehun. Tapi kali ini berbeda, Kenapa hari ini Sehun terlihat begitu menakutkan?
“I-itu.. Hmm.. Aku ingin.. Bubble tea,” jawab Gadis itu pelan, nyaris berbisik. Tapi Sehun masih dapat mendengarnya dengan jelas, Pria itupun mengernyitkan alisnya.
“Bubble Tea?” tanya Sehun memastikan, yang disambut dengan anggukan pelan dari Istrinya itu. Pria itupun kembali menghela nafasnya.
“Baiklah.”
Baru saja Pria itu hendak bangkit dari duduknya, sebuah tangan mungil lebih dulu menahannya. Membuat Sehun kembali menatap kearahnya.
“Hmm.. Ramyun juga!”
Sehun untuk kesekian kalinya mengernyit heran memandang Istrinya itu. Bukankah sekarang Hyunra dilarang untuk mengkonsumsi makanan pedas?
“Ramyun? Kau makan Ramyun? Bukankah itu kurang sehat untukmu sekarang?”
Hyunra hanya balas menatap Suaminya itu polos, “Tapi aku ingin makan ramyun.”
Sehun menggelengkan kepalanya tidak setuju. “Itu tidak baik untukmu, Hyunra!”
Mendengar itu, membuat perasaan Gadis itu bergejolak tiba-tiba. Mendadak ia merasa sedih dan menatap Sehun iba dan memohon, “Sehun~”
Sehun berusaha mempertahankan dirinya dari tatapan mematikan milik Gadis itu. Tidak. Ia tidak boleh tergoda dan menuruti permintaan Istrinya itu begitu saja. Ramyun memang sedang tidak baik untuk dikonsumsi oleh Hyunra sekarang. Tapi sialnya, kenapa ia menjadi tidak tega begini. Terlihat mata jernih istrinya itu yang mulai berkaca-kaca.
Hingga akhirnya pertahanan Pria itu runtuh total, dan dengan helaan nafas berat. “Arraseo,” ujar Pris itu pasrah. Berbeda dengan Hyunra yang kini terlihat berbinar mendengarnya.
“Tapi hanya sekali ini saja! Tunggu sebentar, aku akan membelinya!”
Baru saja Sehun kembali hendak beranjak untuk pergi, lagi-lagi sesuatu menahannya.
“Tidak!”
Pria itu kembali menoleh menatap wajah pucat Istrinya itu, “Apa lagi?” tanyanya tak sabaran.
Hyunra menggeleng pelan, “Aku tidak ingin kau membelinya!”
“Lalu?”
“Aku ingin.. Kau yang membuatnya!” ujar Gadis itu tanpa dosa, membuat Sehun membelalak kaget tidak terima.
“Mwo? Tapi aku tidak bisa memasak, Hyunra!”
“Tapi aku ingin makan Ramyun buatanmu!”
“….”
“Sehun..” panggil Hyunra lembut sambil menatap wajah tampan Suaminya itu yang kini tengah menampakkan raut frustasinya.
“Buatkan aku Ramyun ya! Jebal~”
Sehun lagi dan lagi hanya bisa pasrah memandang wajah memohon milik Istrinya itu. Sungguh menggemaskan. Dan entah bagaimana tersirat akan raut tersiksa disana . Demi apapun, Siapa yang tidak iba melihatnya. Rasanya Ia lebih baik terjun payung saja, daripada melihat wajah memohon seperti itu.
Tuhan, Kenapa kau menciptakan Makhluk penggoda seperti ini!
.
OOO
.
- Pukul 11.45 PM -
Hyunra menggerakkan tubuhnya pelan, menggeliat kecil hingga perlahan kedua mata bulat itupun terbuka sempurna. Ia menatap sekelilingnya. Kening putihnya berkerut. Otaknya berputar balik menayangkan kembali kejadian yang terjadi beberapa saat yang lalu.
Saat Sehun yang memasakkannya Ramyun, menemaninya makan, hingga yang terakhir ia yang jatuh pingsan tiba-tiba. Dan disinilah ia sekarang. Gadis mungil itu melirik jam sebentar. Ini sudah begitu malam, tapi kenapa ia malah terbangun. Matanya kini sudah terbuka sempurna dan dipastikan sulit untuk terpejam lagi.
Hyunra melirik kesebelahnya. Kosong. Sehun sepertinya belum selesai mengerjakan tugas kantornya, hingga selarut ini. Mendadak jantung gadis itu berdetak cepat. Perasaan aneh menghampirinya. Apa ini?
Hyunra merasakan dadanya sesak, seperti dihimpit. Perasaannya menjadi gelisah. Pikirannya entah bagaimana kini dipenuhi oleh Suaminya itu. Oh Sehun. Hingga tanpa sadar, tangannya bergerak mengelus bantal disebelahnya. Bantal yang selalu digunakan oleh Sehun saat tidur. Ada apa ini?
Hyunra terus berpikir keras. Apa yang sebenarnya ia inginkan? Kenapa jadi seperti ini. Bayangan wajah tampan suaminya itu terus menghantuinya saat ini. Gadis itu terus mengerjapkan matanya untuk mengontrol pikirannya sendiri. Hingga sebuah bayangan yang dulu begitu ia takuti melintas dipikirannya. Gadis itu terbelalak. Kenapa justru bayangan Sehun yang sedang menciumnya yang muncul?
Hyunra segera menggeleng-gelengkan kepalanya. Berusaha membuang jauh-jauh pikirannya itu. Tapi semakin ia mencobanya, rasanya semakin menyesakkan. Kepalanya justru semakin dipenuhi dengan bayangan-bayangan suamianya itu. Gadis itu mengerucutkan bibirnya. Ia segera mengelus perutnya yang masih rata dan menatap sedih kesana.
“Apa yang kau inginkan?” tanyanya pada dirinya sendiri. Dan otaknya pun semakin dipenuhi dengan pikiran-pikiran yang bahkan sebelumnya belum pernah ia pikirkan. Dan itu membuatnya semakin gelisah. Hyunra mengerang kecil. Aku… Ingin! Arrghh…
Gadis itupun memilih bangkit dari tempat tidur. Ia berjalan bolak balik. Apa yang harus kulakukan? Bagaimana kalau nanti ia marah? Ada apa denganku?
Hyunra mengacak rambutnya frustasi. Wajah gadis itu berubah pucat. Nafasnya terengah-engah. Ayolah, ia terlalu malu untuk meminta hal itu pada Sehun. Tapi.. Ia menginginkannya. Dan ini sungguh menyesakkan.
Gadis cantik itu masih terus mondar mandir sambil menggigit bibirnya kuat. Terkadang ia menggigit kuku jarinya sendiri. Dan tidak ada pilihan lain. Baiklah, hanya sekilas. Sekilas saja, Kim Hyunra! Kau pasti bisa! Hwaiting!
Perlahan namun pasti, Hyunra pun menarik nafas dalam-dalam. Berusaha menenangkan dirinya. Hingga akhirnya kaki jenjang gadis itupun mulai beranjak kearah pintu kamar dan menuju ruang kerja milik Sehun. Ia sudah berjanji pada dirinya,
Ini untuk yang pertama dan terakhir kalinya, ia meminta hal itu pada Sehun!
—*–*—
Sehun beberapa kali menguap dan mengucek matanya. Rasa kantuk sungguh menggodanya. Sedikit lagi. Pria itupun meregangkan tubuhnya sejenak. Perlahan ia mulai merapikan lembaran-lembaran kertas dan tumpukkan map yang sudah ia teliti di meja kerjanya. Hingga kini yang tersisa hanya laptop nya yang masih menyala. Sempat terlintas rasa khawatir dibenaknya. Mengingat kejadian tadi, saat Hyunra pingsan tiba-tiba setelah memakan Ramyun buatannya. Pria tampan itu merasa bersalah. Apa aku meracuninya?
Karena memang dari dulu, Sehun belum pernah berurusan dengan segala hal yang berhubungan dengan dapur. Palingan jika Sehun ke dapur, hanya untuk sekedar mengambil air minum. Tidak lebih. Ia sangat jarang bersentuhan dengan benda berapi(?) yang disebut dengan Kompor itu. Dari dulu, Sehun hanya menggunakan benda itu untuk memasak air. Itu keahliannya-_- Sisanya ia serahkan pada puluhan pelayan di Rumah nya.
Dan tadi adalah pengalaman pertamanya. Menggunakan kompor dengan seharusnya. Memasak Ramyun. Jadi jangan salahkan ia jika hasilnya mengecewakan. Tapi masalahnya sekarang, Istri mungilnya itu yang harus menerima dampaknya. Dan tentu saja itu membuatnya merasa bersalah. Tapi mau bagaimana lagi? Hyunra sendiri yang memaksanya, dan Sehun tidak akan bisa menolaknya.
Sehun masih terus larut dengan lamunannya hingga suara ketukan pelan menyadarkannya. Pria itu mendongak, dan mengerutkan alisnya mendapati Hyunra yang kini berdiri sambil menundukkan kepalanya di depan pintu kerjanya.
“Ada apa?”
Hyunra mengangkat kepalanya ragu-ragu. Ia meremas kecil ujung kemeja yang dikenakannya.
“Hmm.. Ti-tidak ada. Aku hanya ingin melihatmu, tidak boleh ya?” tanyanya takut-takut. Keringat dingin mulai keluar perlahan dari pelipisnya.
Sehun menggeram pelan. Baru saja ia berhasil menenangkan pikirannya, kini harus kembali dikacaukan melihat Istrinya itu yang kini masih berpenampilan menggoda seperti itu. Pria itupun menghela nafasnya pelan.
“Kenapa kau bangun?”
Hyunra menatap suaminya itu polos, “Karena aku tidak tidur.”
Sehun mengernyitkan alisnya, “Lalu kenapa kau tidak tidur?”
“Karena aku terbangun.”
Sehun menatap lurus kearah Istrinya itu. Wajahnya masih pucat. Selalu pucat. Dan tanpa Pria itu sadari, bahwa Hyunra kini semakin merinding mengingat tujuan awalnya menghampiri Pria itu, lagi.
“Hm. Kemarilah!” perintah Sehun lembut sambil menggerakkan jari telunjuknya. Dan Hyunra pun mematuhi perintahnya. Ia berjalan dengan perlahan kearah Sehun. Membuat Pria itu menampil seringaian kecilnya. Hingga Hyunra kini sudah tepat kembali berdiri disebelahnya.
Sehun tersenyum lembut, ia menarik tangan mungil Gadis itu menuntunnya hingga kini Hyunra sudah duduk dipangkuannya. Hyunra sendiri yang tersentak, hanya diam dan pasrah saja. Hingga tangan kanan Sehun melingkar sempurna pada pinggang mungil Istrinya itu.
“Se-Sehun..”
“Bukankah ini yang kau inginkan. Dengan begini kau bisa melihatku sepuasmu!” potong Sehun sambil tersenyum miting melihat wajah Istrinya itu yang kini sedikit merona. Setidaknya tidak sepucat tadi. Pria itupun kembali mengalihkan matanya menuju laptop di hadapannya, masih dengan Hyunra di pangkuannya.
Berbeda dengan Hyunra yang kini semakin meremas ujung kemejanya. Matanya masih menatap fokus pada ukiran sempurna dihadapannya. Tangan gadis itu bergetar pelan dan mulai mengeluarkan keringat dingin. Ini sungguh berbahaya. Hasrat nya semakin menjadi-jadi.
Hyunra berusaha mengontrol detak jantungnya yang tidak normal. Seperti berpacu. Gadis itu takut setengah mati untuk mengatakannya, hingga ia hanya bisa menggigit bibirnya kuat.
Sehun yang menyadari perubahan aneh dari Istrinya itu. Tubuhnya yang bergetar pelan. Dan dari sudut matanya, ia dapat melihat raut wajah Hyunra yang resah, seperti tersiksa. Dan itu membuat Sehun khawatir. Pria itupun menoleh, membuat pandangan keduanya bertemu.
“Ada apa?”
“…”
“Kau sakit?”
Hyunra masih terus diam menatapnya. Raut wajahnya berubah, seperti memohon. Membuat Sehun semakin keheranan.
“Se-Sehun..”
“Apa?”
Gadis itu menundukkan kepalanya malu. Sungguh ia takut. Ini sama seperti saat Hyunra mengetahui tentang kehamilannya waktu itu.
“Kau.. Mengidam lagi?” tanya Pria dihadapannya itu hati-hati, yang dibalas dengan anggukan pelan dari Hyunra. Sehun yang melihat itupun menghela nafas beratnya sejenak.
“Baiklah. Apa lagi yang kau inginkan?”
Hyunra mendongakkan kepalanya, melihat Sehun yang kini menatapnya pasrah.
“I-itu. Hm.. Jangan marah ya!”
Sehun menaikkan sebelah alisnya, sebelum akhirnya mengangguk pelan. Hyunra menghela nafasnya pelan sejenak, hingga perlahan gadis itu mulai memajukan wajahnya kearah Sehun. Sementara Sehun yang masih diam saja, hingga terbelalak saat merasakan sentuhan lembut di bibirnya. Ini untuk pertama kalinya dalam seumur hidup, Hyunra menciumnya duluan.
Sehun masih membuka matanya. Pria itu mati-matian untuk menahan hasratnya selama 3 bulan ini. Melihat Hyunra yang memejamkan matanya begitu rapat. Bibir mereka hanya bersentuhan. Tidak lebih.
Hingga tanpa sadar Sehun kembali menggeram kecil, lalu tiba-tiba mengangkat tubuh mungil Istrinya itu dan memnududukkannya keatas meja. Membuat Hyunra refleks terkejut, dan menjauhkan wajahnya.
Kini sepasang suami istri itu saling berhadapan. Hyunra segera menundukkan wajahnya takut, mendapati Sehun yang tengah menatapnya begitu tajam.
“Kau menyuruhku untuk tidak marah! Seharusnya kau memperingatiku dulu untuk tidak hilang kendali, Kim Hyunra!”
Hyunra mendongak terkejut, “M-Mwo? Kau marah? Kau tidak suka ya?”
Sehun terus menatap tajam pada Istrinya itu. Membuat Hyunra semakin merasa bersalah.
“Mi-Mian, aku tidak bermaksud! Aku tidak tahu, tiba-tiba saja aku ingin menciummu! Aku sudah menahannya, tapi dadaku sesak!” aku Gadis itu pelan sambil kembali menundukkan kepalanya.
“Maaf, kalau kau tidak suka! Ak-Aku akan kembali ke kamar!”
Baru saja Hyunra hendak turun dari meja kerja Sehun, tapi sebuah lengan kekar sudah lebih dulu menahannya. Sehun menatap Istri polosnya itu, perasaannya bergejolak.
Kenapa kau tidak mengidamkan ini saja dari kemarin, Nyonya Oh!
Hyunra kembali menoleh melihat Sehun yang menahannya. Pria itu masih menatapnya tajam.
“Baik. Aku akan memperbolehkanmu menciumku!”
Mata jernih gadis itupun langsung melebar senang. “Jeongmal?” Sehun mengangguk pelan, masih dengan wajah dinginnya. Sementara di dalam Hati, Pria itu tengah tertawa Iblis dengan bahagianya.
Perlahan, Sehun mendekatkan wajahnya kearah gadis itu. Sebelum sebuah suara nyaring menghentikannya.
“Tidak!”
“Heh? Bukankah ini yang kau idamkan?”
Hyunra menggeleng keras, “Aku ingin aku yang menciummu, bukan kau yang menciumku!”
Sehun memutar bola matanya malas, “Aku menciummu atau Kau yang menciumku, apa bedanya? Kita sama-sama berciuman!”
Gadis itu tetap menggeleng kuat, membuat Sehun semakin mengernyitkan alisnya bingung. “Pokoknya aku mau aku yang menciummu!”
Sehun kembali menghela nafasnya untuk kesekian kalinya, “Huhh, baiklah!”
Hyunra tersenyum manis sebentar, sebelum akhirnya mendekatkan wajahnya kearah suaminya itu. Dan bibir mungilnya menyentuh bibir milik Sehun. Sementara Sehun yang hanya diam, berusaha keras untuk tidak menarik tengkuk gadis itu dan melumat bibirnya. Hyunra hanya menempelkan bibirnya pada bibir Sehun. Tidak lebih. Hingga beberapa detik kemudian, Gadis itupun menjauhkan wajahnya, kembali dengan senyuman polos bertengger di bibirnya.
Sehun menatapnya heran. Cepat sekali.
“Sudah puas?”
Hyunra mengangguk mantap, “Sudah.”
“Tidak mau lagi?”
Dan kini ia menggeleng lugu, “Tidak.”
“Baiklah, kalau begitu sekarang giliranku!”
Sebelum protes dari mulut Gadis itu keluar, Sehun sudah lebih dulu menguncinya dengan bibirnya. Membuat Hyunra refleks terbelalak kaget. Pria itu berdiri dari duduknya hingga kini wajahnya lebih sejajar dengan wajah gadis itu. Ia menahan tengkuk Hyunra kuat saat merasakan penolakan dari Gadis itu yang kini berusaha mendorong dan memukul dadanya.
“Hmpptt…..”
Sehun menumpahkan kerinduannya akan gadis itu. Melumat bibir mungil itu penuh hasrat. Tidak terkendali. Tangannya yang lain menangkap tangan mungil Hyunra. Ciuman itu masih terus berlangsung dan semakin dalam yang membuat Hyunra kewalahan. Sehun selalu seperti ini. Tidak membiarkannya bernafas jika berciuman. Hingga salah satu tangan gadis itu yang bebas, beranjak menuju rambut halus Pria itu. Hyunra menjambaknya pelan, berusaha untuk menarik wajah Suaminya itu menjauh.
Dan Sehun yang merasakannya pun dengan sedikit tidak rela, melepaskan ciumannya dan menjauhkan wajahnya perlahan. Hyunra segera menarik nafas sebanyak-banyaknya, Gadis itu membuka matanya perlahan yang langsung disambut dengan smirk khas Suaminya itu.
“Ke-kenapa kau menciumku?”
“Memangnya salah jika aku mencium Istriku sendiri?!”
Hyunra langsung terdiam. Memang tidak ada salahnyakan jika seorang suami mencium Istri nya sendiri. Tapi karena mereka sudah lama tidak melakukannya, Gadis itu sedikit merasa aneh. Sehun yang melihat itupun semakin tersenyum. Pria itu kemudian melingkarkan kedya tangannya pada pinggang Istrinya itu, kemudian memeluknya erat yang membuat Gadis polos itu tersentak. Sehun menenggelamkan wajahnya pada dada Gadis itu, selagi Hyunra yang masih terduduk diatas meja. Tidak tahu harus berbuat apa.
“Aku merindukanmu, Hyunra!”
Pria itu menghirup aroma tubuh Gadis itu dalam-dalam. Begitu memabukkan. Satu tangannya bergerak menuju perut Istrinya itu yang masih rata. Ia mengelusnya lembut, kemudian wajahnya pun ikut bergerak turun. Membuat Hyunra semakin terdiam kaku.
Sehun mengecup kecil perut Gadis itu, menumpahkan kasih sayangnya. Yang lambat laun membuat pertahanan Hyunra runtuh. Gadis cantik itu tersenyum lembut, ia mengelus rambut berantakan Suami nya itu halus. Membuat Sehun merasa nyaman, dan semakin mengeratkan pelukannya. Pria itu menempelkan bibirnya pada perut milik Hyunra dan mulai berbisik pelan,
“Cepatlah keluar, Sayang. Jangan terlalu lama di dalam sana. Agar aku bisa segera membuat Adik baru untukmu!“
___*__*___
~ Few Months Later ~
“Hyunra, Kumohon buka pintunya!” teriak Sehun lembut sambil terus mengetuk pelan pintu kamar mandi. Sudah hampir sejam ia melakukan ini.
“Pergi Kamu!” balas teriakan dari dalam, yang tak lain adalah teriakan milik Hyunra. Terdengar suaranya yang bergetar dan isakan yang menggema dari kamar mandi. Gadis itu memilih mengurung diri disana untuk menangis sejadi-jadinya.
“Hyunra, Kumohon! Dengarkan penjelasanku dulu!” Suara Sehun semakin terdengar frustasi. Penampilan Pria itupun kini sudah acak-acakan. Tak ada balasan, yang terdengar hanyalah suara isak tangis yang begitu jelas.
Sehun yang semakin frustasi pun mulai kehabisan akal, ia berpikir untuk mendobrak pintu itu saja.
“Hyunra, buka pintunya atau aku akan mendobraknya, sekarang! Aku serius!” ujar Sehun keras dan sedikit marah. Dan ternyata cukup membuahkan hasil. Kini pintu itu terbuka, dan menampilkan sosok Gadis dengan rambut yang sedikit berantakan dan mata yang membengkak. Hyunra segera membuang mukanya.
“Hyunra, dengarkan aku….”
“Kau jahat! Aku membencimu!” potong Gadis itu sambil menangis.
“Tidak, bukan begitu….”
“Menemaniku Mandi Bola saja kau tidak mau! Hikss… Kau Jahat!”
Sehun mengerang frustasi, “Hyunra, kumohon…”
“Kau sudah tidak perduli lagi padaku! Hikss….” Gadis itu masih terus menundukkan kepalanya, bahu mungilnya bergetar hebat. Sehun berusaha untuk menenangkannya tapi Hyunra selalu menepisnya.
“Tidak, bukan begitu Sayang! Aku.. Aku… Masalahnya jika kau yang bermain, tidak apa-apa. Tapi kau menyuruhku, Hyunra! Apa yang akan dikatakan orang-orang nanti?!” ujar Sehun penuh dengan nada frustasi. Sementara Hyunra yang mendengar itupun semakin mengeraskan tangisannya.
“Lihatkan, hikss… Sudahlah, jika kau tidak mau menemaniku!” balas Hyunra sambil mengusap air matanya kasar. Gadis itupun berjalan melewati Sehun perlahan, selagi Pria itu yang masih terlihat depresi.
“Kau mau kemana?” tanya Sehun lemah.
“Aku mau menelpon Luhan Oppa saja! Dia pasti mau menemaniku! ” jawab Hyunra polos masih sambil terisak-isak, dan Siapa sangka itu langsung membuat mata Sehun membulat sempurna.
Belum sempat tangan putih Gadis itu menyentuh ganggang telepon, sebuah tangan kekar sudah lebih dulu menahannya. Membuat Hyunra refleks menoleh, dan menatap Suaminya itu polos. Selagi Pria itu yang kini terlihat kesal, raut frustasinya hilang sudah. Berganti dengan raut menahan amarah dari wajah tampannya.
“Ayo kita main Mandi Bola!“
Sehun sendiri tidak tahu, bagaimana bisa kalimat itu keluar begitu saja dari mulutnya. Yang jelas, ia tidak rela Istri nya pergi bersama Namja lain. Berbanding dengan Hyunra yang kini membulatkan matanya bahagia.
“Jeongmal? Kau serius? Tidak bohong?!”
Sehun menatap wajah cantik itu yang kini berbinar, lalu mengangguk pasrah. Membuat Hyunra yang senang dan tiba-tiba memeluk lehernya.
“Terima Kasih, Aku Mencintaimu!” bisik Hyunra lembut lalu mengecup pipi Sehun cepat. Dan Pria itu yang sedikit shock hanya bisa terdiam. Perlahan pertahanannya pun mulai runtuh.
Dan sialnya, Aku jauh lebih Mencintaimu, Nyonya Oh!
.
- END -
.
Kyaa~ Mian! Karena kepanjangan, pasti pada tepar(?) ya~^^ hihi… Dan Maaf kalau Sequel nya mengecewakan dan tidak sesuai harapan! Saya udh berusaha keras mikir._. Sekali Mian ya Yeoreobeunn~ ^v^
Oke, Maaf Sehun nya tidak begitu menderita disini-_- Saya nggak tega :D hihi.. Dan soal MPD, tolong jangan tagih saya itu dulu~ xD nanti klo dipost saya kabari kok._. Saya sedang deg-degan nunggu hasil UN, jadi nggak terlalu fokus kesana~~ hihi… :)
Dan saya juga saya mau bilang, saya ada Project FF baru loh~ yeheeee-__- Adakah yang mau ‘My Pervert Devil’ School Version?~ maksudnya FF ini Chaptered, tenang jalan ceritanya beda kok sama MPD._. Cuman Cast nya tetap HunRa dengan karakter mereka seperti biasa. Tapi ini yang versi Anak sekolahannya~ hihi… Tapi klo nggak ada yang mau nggak papa kok :D Saya nggak maksa, Baby(?)-____-V
Hihi… Oke, segitu aja._. Koment nya selalu saya tunggu~ tapi klo nggak bisa ya nggak papa juga ^v^ Ohya, saya juga udh memutuskan, klo FF saya akan saya tunggu post di EXOFF dulu, baru di WP saya~ karena nggak enak sama readers lain yg nggak tahu WP saya._. Nanti kesannya pilih kasih(?)-___- V hihi.. Jadi mohon bersabar ya~^^
Ato klo mau nanti saya kabari lewat Twitter klo ada FF baru yg saya publish._. @Angevil_Lee
Okee, Gamsahamnidaa~ :D
Tertanda,
Luhan beserta Istri
