Tittle: 2nd Confession
Author: Lingga Rahma (@abcdefgsuho)
Cast: Park Chanyeol (EXO Chanyeol), Oh Hayoung (A Pink Hayoung)
Genre: Romance, School
Rating: PG-13
Length: Oneshot
Poster: Pinkfairy [http://wyfnexokingdom.wordpress.com/]
Allhamdulillah segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya pengerjaan Fanfic ini <3. Dan perlu anda – anda/? Semua ketahui bahwa fanfic ini murni buatan saya atas kerja keras otak kanan dan kiri saya yang sangat saya hormati dan banggakan/? ^^
Mohon maaf bila tidak adanya kecocokan yang lebih gaul disebut ‘sreg’ dengan castnya. Kalian boleh membayangkan jika itu orang lain atau diri kalian sendiri atau mungkin diriku/ga. Haha.. Yasudah ayo kita mulai…
*Author POV
Sepasang pria dan wanita yang tengah berdiri di tepi danau itu tampak sedang berbincang dengan serius. Masih menggunakan seragam sekolah lengkap dengan tas dan blazzer yang melekat pada tubuh mereka.
“Kau ingat tempat ini?” tanya seorang pria yang bertuliskan ‘Park Chanyeol’ pada name tag yang melekat erat di blazzer-nya tersebut.
“Tempat ini… kau… tempat ini, tempat saat kau menyatakan perasaanmu kepadaku-kan” jawab gadis dengan name tag ‘Oh Hayoung’ pada blazzer-nya.
Terlihat sedikit kegugupan dalam wajah gadis yang bernama Oh Hayoung tersebut dengan seorang pria yang bisa disebut ‘kekasihnya’ yang bernama Park Chanyeol. Ya, mereka adalah sepasang kekasih. Banyak yang tidak menyangka dengan hal ini karna mereka tak pernah kelihatan romantis. Bahkan jika mereka berjalan bersama, tak jarang orang menganggap mereka adik dan kakak.
Oh Hayoung, gadis itu walaupun sudah menjadi kekasih Park Chanyeol tetap tak mau mendekatkan dirinya dengan Chanyeol. Bukan bermaksud ‘jual mahal’, tapi karna ia terlalu gugup. Ia tak pernah dekat dengan pria manapun selain ayahnya. Chanyeol adalah pria pertama yang dekat dengannya. Tidak… itu bukan dekat. Tapi mendekatkan diri. Ya, Chanyeol adalah pria pertama yang berani mendekatkan diri dengan Hayoung. Padahal Hayoung jarang sekali menganggap kehadirannya.
Hayoung bisa masuk ke golongan ‘cantik’ disekolah. Kulit putih, bibir tipis, hidung mancung, rambut panjang yang indah, tubuh tinggi semapai. Cukup sempurna untuk seorang gadis. Tapi ia betul – betul tidak bisa dekat dengan seorang pria. Inilah alasan mengapa gadis secantik ia harus mengalami status ‘single’ selama hidupnya. Sebelum ia memasuki SMA dan bertemu Chanyeol tentunya.
Chanyeol tertarik dengan gadis ini sejak pertama kali melihatnya menjadi sasaran orientasi. Ya, sasaran orientasi adalah keadaan dimana satu siswa baru yang sedang menjalani masa orientasi dibawa ketengah lapangan sekolah untuk diberi hukuman individu kejam yang dapat disaksikan oleh seluruh warga sekolah. Mungkin sifat pendiam dan jarang berbicara Hayoung membuat ia dipilih menjadi sasaran orientasi.
Awalnya Chanyeol hanya ingin lebih dekat dengan gadis ini. Karna gadis ini selalu sendirian atau bisa dibilang tanpa teman jika berada di lingkungan sekolah. Ya, Chanyeol sedikit mengamati Hayoung dan ia berhasil mendapatkan beberapa informasi dari temannya yang satu kelas dengan Oh Hayoung, Byun Baekhyun.
Entahlah sejak kapan Chanyeol mulai lebih dari menyukai gadis itu dan akhirnya ia memberanikan diri untuk mendekati gadis itu mengajaknya berbicara, juga mengikuti kemanapun gadis itu pergi jika di lingkungan sekolah (tidak jika ke toilet tentunya). Chanyeol pernah mengajaknya bicara tapi gadis itu seperti berpikir suara-ku-semahal-emas. Maksudnya, Hayoung sangat hemat dalam berbicara dengan Chanyeol dan semua orang tentunya.
Hingga ia berpikir ‘mungkin jika aku menjadi kekasihnya semua akan berubah. mungkin ia akan menjadi lebih hangat denganku’. Entah apa yang ada dalam pikiran gadis bernama Oh Hayoung itu, gadis yang tak pernah menganggap kehadiran Chanyeol disisinya tersebut malah menganggukkan kepalanya saat Chanyeol menyatakan perasaannya. Padahal, sebelumnya ia tak pernah menunjukkan sikap kepeduliannya pada Chanyeol.
Lalu apa selanjutnya? Apa sikap Oh Hayoung berubah? Tidak.. Jawabannya adalah tidak. Dia tetap saja dengan sifat lamanya. Pendiam dan selalu kesepian. Tidak pernah menganggap kehadiran Chanyeol disisinya, tidak pernah jalan atau yang bisa kita sebut kencan bersama Chanyeol walau hubungan mereka sudah berjalan 3 minggu, pulang sekolah bersamapun sangat – sangat jarang. Hayoung malah menyibukkan diri dengan kegiatan OSIS-nya tersebut. Alasannya ‘aku ingin dekat dengan orang – orang yang ada disekolah ini’. Sepertinya Park Chanyeol sudah berada diambang batas kesabarannya.
“Baguslah jika kau ingat” tampak raut kegelisahan pada wajah Chanyeol.
“Hmm… ada apa?” tanya Hayoung memberanikan diri.
“Aku menyatakan perasaanku padamu di tempat ini. Dan aku juga ingin mengakhiri hubungan kita ditempat ini” jawab Chanyeol. Akhirnya pria itu berhasil mengungkapkan apa yang ia ingin ungkapkan.
“Ah, begitu ya? Baiklah jika kau ingin begitu” ucap Hayoung sambil memaksakan tersenyum.
Dijawab seperti itu, Chanyeol bukannya senang karna akan melepaskan diri dari Hayoung. Ia malah kesal. Bagaimana bisa gadis ini dengan mudah melepasnya? Apa sejak awal gadis ini tak pernah serius padanya? Apa sejak awal gadis ini menganggap Chanyeol sedang bermain – main? Apa sejak awal ia tak mencintai Park Chanyeol? Sejuta pertanyaan muncul dibenak Chanyeol.
“Apa kau tak ingin bertanya padaku terlebih dahulu?” tanya Chanyeol.
“Bertanya apa?” tanya Hayoung polos.
‘ya Tuhan, jika gadis didepanku adalah Byun Baekhyun maka aku akan mendorongnya masuk kedalam danau sekarang juga’ batin Chanyeol ikut berbicara.
“Mengapa aku mengakhiri hubungan ini. Apa kau tak penasaran?” tanya Chanyeol. Ia harus sabar sebentar untuk ini, karna sebentar lagi ia tak akan bersama gadis ini untuk seterusnya.
“Ah itu.. Aku rasa itu baik untukmu jadi kusetujui saja” ucap Hayoung masih dengan suara pelannya.
“Baiklah Chanyeol-ssi, kita sudah selesai kan? Aku akan pulang sekarang” ucap Hayoung melanjutkan.
“Apa mau kuantar pulang? Untuk yang terakhir kalinya mungkin” tawar Chanyeol kikuk.
“Tidak usah Chanyeol-ssi. Hati – hatilah dijalan. Annyeong”
Ah, apa aku lupa memberitahumu bahwa Hayoung tidak mengubah panggilannya untuk Chanyeol. Bahkan sampai mereka menjadi sepasang kekasih dan kini berakhir. Masih tetap sama ‘Chanyeol-ssi’.
*Chanyeol POV
Entah apa yang ada dalam pikiran gadis itu. Dia dapat mengatakan ‘baiklah jika kau ingin begitu’ dengan mudahnya. Padahal aku saja mati – matian mengatakan ingin berpisah darinya. Apa ia memang ingin berpisah denganku dari lama? Aku tak habis pikir. Kalau begitu untuk apa ia menerimaku dulu.
Apa aku tadi bilang bahwa aku ‘mati – matian mengatakan ingin berpisah dengannya?’. Jika iya, maka kalian tidak salah. Sungguh aku masih mencintainya. Hatiku pun masih dipenuhi oleh dirinya. Tapi aku lelah. Lelah karna ia tak pernah menganggapku ada.
Ia selalu memalingkan wajahnya jika berbicara denganku, ia tak pernah mau aku ajak untuk berkencan, ia selalu berbicara dengan singkat saat aku telephone, ia tak pernah mau jika kuajak ke kantin bersama saat jam istirahat, ia pun jarang menerima tawaranku untuk pulang bersama. Mungkin hari ini adalah yang kedua kalinya aku pulang bersamanya, dan itu harus berhenti di tengah jalan. Dan apa – apaan tadi katanya? Chanyeol-ssi? Kau pikir aku ini rekan bisnismu. Sejenak aku mengingat kembali kata – kata dari si bbabo ByunBaekhyun.
‘ia tak akan pernah serius dengan hubungannya Chanyeol-ah. jika kau tidak bisa menikmati hubungan yang tak ada kesan romantisnya sama sekali, putuskan ia sebelum kau menyesal saat dewasa dan menikah nanti. nikmati masa mudamu’
“Aku sudah memutuskannya bbabo. Kau puas?” teriakku dijalan sambil menendang kaleng softdrink yang dibuang sembarangan oleh seseorang yang entah siapa dijalan.
***
Sebuah suara terdengar nyaring di telingaku. Sangat mengganggu dan apalagi suara itu jika bukan dari alarm jam weker ku. Segera kumatikan alarm itu dalam posisi setengah sadar dan setengah tidur. Nyawaku belum pulih 100%. Benda yang ku ingat pertama kali adalah ponselku. Segera kuketikan beberapa kalimat manis untuk seseorang hingga aku sadar akan kejadian kemarin sore, sepulang sekolah.
‘kau dan dia telah berakhir Chanyeol-ah’
Hampir saja aku mengetikan pesan manis untuknya disaat kesadaranku belum pulih 100%. Sudah kebiasaanku setiap pagi untuk mengetikan pesan – pesan manis untuknya. Tapi kini, aku mulai menghapus kebiasaan itu. Aku bukan siapa – siapa lagi untuknya. Entah mengapa walau pesan itu hanya dibahas ‘iya’, ‘kau juga’, ‘baiklah’, atau tidak dibalas olehnya aku sangat senang melakukan hal itu. Dulu. Ya, itu dulu.
*Hayoung POV
Pagi ini aku sedikit ragu melangkahkan kaki menuju sekolah. Aku terlalu takut jika nanti tiba – tiba bertemu pria itu, Park Chanyeol. Sedikit menyakitkan saat dia meminta padaku untuk mengakhiri hubungan ini. Padahal aku mencintainya. Entahlah sejak kapan aku mulai menerima kehadiran pria yang awalnya kuanggap penganggu itu.
‘mungkin aku terlalu membosankan baginya’
“Kudengar Hayoung dan Chanyeol putus ya?” kudengar beberapa siswi perempuan sedang menggosipkan aku dan Chanyeol. Bagaimana mereka bisa tau?
“Jinjja? Kalau begitu itu kesempatan bagus untukmu Hyeri-ah. Kau sudah sejak lama kan menyukai Park Chanyeol?” ucap salah satu dari mereka.
Aku yang sedang mengambil beberapa peralatan tulisku dari loker siswa menutup pintunya dengan keras begitu saja. Membuat mereka terkejut akan kehadiranku yang ternyata sedari tadi mendengarkan percakapan mereka.
“Hayoung-ah” ucap salah satu dari mereka yang kuketahui bernama Hyeri tersebut.
“Dekatilah jika kau mau” ucapku lalu bergegas pergi meninggalkannya. Entah mengapa hati ini terasa sakit.
Segera kulangkahkan kakiku menuju Green House sekolah. Jam pelajaran yang kosong membuatku bebas berkeliaran dimana saja. Sepertinya aku belum bisa merelakan Chanyeol. Pria itu selalu mempunyai cara membuatku tersenyum dengan pipi yang memerah saat ia mengirimkan pesan – pesan manisnya melalui pesan singkat. Aku cek handphone-ku berharap ada pesan masuk dari pria itu. Tapi nihil, tak ada satupun pesan masuk darinya.
Bukannya aku lupa dengan status hubungan kami yang sudah berakhir, tapi karna faktanya aku memang mengharapkan pesan singkat itu. Apakah aku terlalu canggung kepadanya? Bahkan, kurasa aku bukan lagi canggung tapi sangat – sangat canggung.
***
*Chanyeol POV
Setelah putus dari Hayoung, aku selalu mendapat surat – surat tak jelas di lokerku juga di laci mejaku. Apalagi jika bukan surat cinta. Sungguh ini membuatku muak. Beberapa dari mereka bahkan mendatangiku dan memberiku beberapa barang yang bisa disebut ‘hadiah’. Apa perasaan Hayoung saat kuikuti seperti ini? Merasa terganggu.
Aku merindukan gadis itu. Entah apa yang membuatku rindu padanya. Sikapnya dingin, jarang berbicara, tidak romantis dan canggung. Apa itu tandanya aku masih mencintainya?
“Ya, kau memiliki banyak fangirl ya setelah putus dari Hayoung. Bagaimana rasanya?” sebuah suara menghentikan lamunanku tentang gadis itu.
“Apa yang kau bicarakan tuan Byun. Ini benar – benar membuatku gila” ucapku saat menyadari yang datang adalah Baekhyun.
“Kau hanya tinggal memilih salah satu dari mereka. Maka kau akan terbebas dari semua ini” ucap Baekhyun dengan santainya sambil memakan salah satu coklat pemberian dari seorang gadis untukku.
“Tidak segampang itu” ucapku.
“Jika kau mau, kau saja yang memilih salah satu dari mereka” ucapku lagi saat tau ia sedang bersiap membuka mulutnya. Pertanda akan menceramahiku.
“Lupakan Hayoung. Dia sedang dekat dengan namja lain” ucap Baekhyun mengejutkanku.
“Mwo?” teriakku dengan suara yang bass. Membuat Baekhyun dan beberapa orang yang sedang berada di kelas saat jam istirahat ini terkejut dan menatapku aneh.
“Jadi kau masih menyukainya?” tanya Baekhyun heran.
“Jangan bercanda ByunBaek. Siapa pria yang sedang dekat dengannya?” tanyaku panik berusaha tak menghiraukan pertanyaan sahabatku itu.
“Kenapa kau putus dengannya jika kau masih menyukainya?” tanya Baekhyun membuatku terdiam.
“Kau yang menyuruhku kan?” ucapku tenang.
“Menyuruhmu apa? Aku hanya berkata jika kau sudah tidak sanggup dengannya, putuskan saja ia” ucap Baekhyun.
“Aku sudah tak sanggup dengannya Baek” ucapku sedikit ragu.
“Jika kau sudah tak sanggup dengannya, tak mungkin kau akan terkejut seperti ini bila mendengarnya dekat dengan pria lain” ucap Baekhyun memberi penjelasan.
“Berarti kau masih mencintainya” lanjut Baekhyun lagi.
“Aku tak mengerti” ucapku mengacak rambutku.
Baekhyun benar. Aku masih mencintainya dan aku melepasnya. Dia begitu dingin dan tampak tidak peduli kepadaku, tapi aku merindukannya. Tak ada yang menarik darinya selain wajah cantik dan otak pintarnya, tapi aku tetap mencintainya. Aku masih mencintainya, sungguh. Ia pasti punya alasan untuk bersikap canggung dan cenderung diam jika bersamaku, seharusnya aku tak memutuskannya seorang diri. Seharusnya aku membicarakan hal ini dengannya secara baik – baik.
“Kau salah paham dengan ucapanku” ucap Baekhyun sambil menepuk pundakku.
“Dekati ia kembali sebelum Kris sunbae merebutnya”
***
Kata – kata dari Baekhyun terus berputar dalam otakku. Apa maksudnya Kris sunbae yang mendekati Hayoung? Aishh.. Jinjja.. Ini akan sangat sulit bagiku mendekati Hayoung kembali. Ah tunggu, apa hati kecilku menyuruhku untuk mendekati Hayoung kembali? Aku terlalu khawatir pada harga diriku.
“Hayoung-ah” panggilku refleks saat melihat Hayoung berada di sebrang jalan yang kulewati.
‘ah.. bbabo Chanyeol. mengapa kau memanggil gadis itu, bbabo’
“Dari mana?” tanyaku saat kuputuskan untuk menghampirinya. Tak enak jika aku hanya memanggilnya lalu kabur begitu saja padahal ia sudah menoleh kearahku.
“Dari toko buku” ucapnya menunjuk toko buku yang berada jauh di perempatan sana dengan senyum manisnya yang tak berubah.
“Beli buku apa?” tanyaku berusaha mengajaknya berbicara sambil berjalan pulang.
“Hanya mengantar Kris sunbae”
Ppyonggg…
Hatiku mencelos saat itu juga
“Oh.. Kencan?” tanyaku kikuk. Aku merutuki diriku sendiri yang terbiasa bicara seenaknya tanpa dipikir dahulu. Sungguh ini memalukan.
“Hah? Aa… Anni” ucapnya tak kalah gugup. Sudah biasa sebenarnya melihat ia berbicara dengan tampang gugupnya itu.
“Mau pulang bersama?”
‘oh tidak. lidahku bicara seenaknya lagi’
“Hah?” ucapnya sedikit bingung.
‘saat masih pacaran pun kau tak mau ku ajak pulang bersama. apalagi saat kita sudah berpisah’
“Tidak mau ya? Yasudah aku duluan ya. Hati – hati dijalan” ucapku lalu meninggalkannya dengan langkah panjangku yang kupercepat.
***
“Saranghaeyo.. Mau kah kau menjadi namjachingu-ku Park Chanyeol?” seorang gadis tengah berdiri sambil menyerahkan sebuah surat berwarna pink kepadaku.
Kang Hyeri menyatakan perasaannya kepadaku. Ini konyol. Aku melirik Baekhyun, tapi ia seakan tak peduli dan tatapan matanya mengatakan selesai-kan-masalah-mu-sendiri. Sungguh aku malu menjadi pusat perhatian saat ini.
Tadi ia menghadangku si tengah koridor dan menyatakan perasaannya kepadaku secara tiba – tiba. Sontak semua siswa yang tengah melewati koridor menjadikan kami pusat perhatian. Aku bahkan tak mengenal baik sosok Kang Hyeri ini.
“Hayoung-ah” ucap Baekhyun dengan ekspresi terkejutnya saat melihat Hayoung yang ternyata berada ditengah – tengah kerumunan sedari tadi.
“Chukkae.. Semoga kau bahagia” ucap Hayoung dengan senyum yang kurasa dipaksakan. Dan ia pun berlalu begitu saja melewati kami.
***
*Author POV
Seorang gadis yang bernama Oh Hayoung itu tampak menjauhkan diri dari orang – orang yang berusaha mendekatinya di Green House, tempat yang jarang dikunjungi di sekolah. Entah mengapa ia menyukai tempat ini. Apa mungkin karna di tempat ini Park Chanyeol mengajaknya bicara untuk pertama kali?
Oh, masih teringat jelas dalam pikiran gadis itu saat Park Chanyeol menegurnya pertama kali dan mengajaknya berbicara. Tapi gadis itu malah ketakutan dan kabur begitu saja saat Chanyeol bertanya kepadanya untuk yang ketiga kali tentang dirinya. Gadis itu betul – betul tak dekat dengan pria selain ayahnya sebelum ia mengenal Chanyeol.
“Hayoung-ah, sedang apa kau disini” suara seorang pria memanggil Hayoung yang sedang menangis tertunduk. Menangis karna Park Chanyeol.
“Kris sunbae” ucap Hayoung mendongakan wajahnya dan terkejut karna Kris tiba – tiba ada disini.
“Menangis? Karna Park Chanyeol?” tanya Kris to the point.
“A..annii” ucap Hayoung menyangkal.
“Lupakan ia” ucap Kris mengusap air mata pada wajah Hayoung.
“Aku masih sangat mencintainya” ucap Hayoung pada Kris. Baru kali ini gadis itu terbuka pada seseorang.
“Tapi aku mencintaimu Hayoung-ah” ucap Kris membuat Hayoung terkejut.
“Ah, mianhae sunbae. Aku sudah menganggap Kris sunbae seperti kakakku sendiri” ucap Hayoung menunduk. Sedangkan Kris? Ia bingung. Apa ia harus melepaskan orang yang ia cintai ini.
“Park Chanyeol tidak mencintaimu” ucap Kris mencoba menghancurkan pertahanan Hayoung untuk Chanyeol.
“Aku tau” ucap Hayoung tersenyum.
“Aku tak berharap ia membalas cintaku. Aku hanya berharap ia akan bahagia. Aku tak mau egois untuk menahan ia bersamaku sedangkan ia tak bahagia” ucap Hayoung menahan air mata yang akan keluar.
Sejenak pria bernama Kris itu berpikir ‘apa dia menyindirku?’
“Ya, kau benar. Asal kau bahagia Oh Hayoung. Aku tak apa jika tak bersamamu. Asal kau bahagia” ucap Kris sambil mengacak rambut Hayoung. Berusaha tersenyum walau dalam hatinya tak setuju ia berkata seperti itu.
“Terima kasih sudah mengerti keadaanku” ucap Hayoung tulus.
***
Malam hari yang begitu berawan sama dengan hati seorang Park Chanyeol yang kini tengah duduk di salah satu kursi yang ada pada balkon kamarnya yang luas. Tangan kanan dan kirinya tampak dengan lancar memetik sinar gitar. Sejenak ia berhenti memetik senarnya, mengingat perkataan sahabatnya, Byun Baekhyun.
‘kau lihat tadi? Oh Hayoung menatapmu sendu saat ia melihatmu bersama Hyeri. jadi kurasa ia masih mencintaimu. nyatakanlah cintamu kepadanya. sekali lagi. lakukan hal – hal manis untuknya. yakinkan ia bahwa ia akan bahagia jika kembali kepadamu’
“Byun Baekhyun, awas saja jika perkataanmu ini membuatku tersesat untuk yang kedua kalinya” ucap Chanyeol sambil tersenyum.
Ia sudah yakin kali ini akan menyatakan perasaannya kepada Hayoung untuk kedua kalinya. Dengan cara yang sedikit romantis.
Membuat lagu.
Ya, membuat lagu untuk Hayoung rasanya tepat. Tak peduli akan harga dirinya yang akan dianggap sedikit buruk oleh orang lain karna memutuskan seorang wanita dan memintanya untuk kembali. Yang penting Hayoung ada padanya. Ya, baginya sekarang yang terpenting itu Oh Hayoung.
***
“Byun Baekhyun”panggil pria tinggi bernama Chanyeol tersebut.
“Wae?” tanya Baekhyun.
“Aku sudah membuat sesuatu untuk Hayoung” ucap Chanyeol mantap.
“Mwoya?”
“Lagu. Aku sudah membuatkannya sebuah lagu”
“Bagus. Jadi kapan kau akan menyanyikan itu untuknya?” tanya Baekhyun penasaran.
“Itu yang aku bingungkan, Baek” ucap Chanyeol terlihat frustasi.
“Bagaimana cara aku menyampaikan laguku untuknya? Aku betul – betul kehabisan akal” lanjutnya.
“Bagaimana jika kau menyanyikannya ditengah lapang basket?” usul Baekhyun.
“Aku tidak mau. Terlalu mainstream” tolak Chanyeol.
“Di taman?” usul Baekhyun yang langsung direspon sebuah gelengan dari Chanyeol yang artinya ‘tidak setuju’.
“Bagaimana jika kau menyamar menjadi pekerja paruh waktu di sebuah cafe. Lalu kau menyanyikan itu untuk Hayoung saat ia tiba di cafe”
“Itu konyol ByunBaek” tolak Chanyeol.
“Jika kau menyamar menjadi pengamen jalanan?” tanya Baekhyun.
“Aku tidak ingin ditangkap petugas karna aku tak memiliki kartu tanda penduduk” ucap Chanyeol makin frustasi.
Biasanya, sahabatnya si Byun Baekhyun ini selalu menemukan solusi yang tepat untuk segala permasalahannya. Tetapi entah mengapa untuk kasusnya dan Hayoung ini, keseimbangan otak si Tuan Byun selalu mengalami masalah.
“Tak ada ide lain?” tanya Chanyeol hampir menyerah.
“Ada sihh…”
“Tapi ini sedikit gila” ucap Baekhyun lalu membisikan sesuatu ke telinga Chanyeol.
***
Gadis yang bernama Oh Hayoung itu sedang sibuk dengan tugas biologinya yang menumpuk. Keadaan rumah yang hening sunyi seakan mendukungnya untuk berkutat dengan tugas biologinya yang sangat tidak enak untuk dipandang. Gadis itu sedikit bosan karna tak ada hiburan yang datang kepadanya. Statusnya sebagai anak tunggal membuat ia selalu kesepian. Sedangkan ibu dan ayahnya entah sedang melakukan apa di Ruang Tengah.
Jrengg…
Sebuah petikan gitar terdengar dari luar membuat Hayoung terganggu akan kegiatan belajarnya. Ia memberikan sumpah serapahnya untuk siapa saja yang berani – beraninya memetik gitar dimalam sunyi seperti ini.
Onereun gwehngjang-hi jungyohan narimnida
hari ini adalah hari yang sangat penting
Han yeoja-ege dubeon chae kobae-geul haneun narikeodeunyo
ini adalah hari saat aku akan menembak seorang gadis untuk yang kedua kalinya
Tunggu…
Suara itu sepertinya Hayoung mengenalnya. Sesegera mungkin ia membuka tirai jendela juga jendelanya dari kamarnya. Ia pun bergegas lari menuju balkon kamarnya. Dan hal yang sedang ia lihat saat ini adalah….
Park Chanyeol yang sedang berdiri di depan gerbang rumahnya sambil memainkan sebuah gitar ditangannya. Apa yang akan pria itu lakukan, malam – malam seperti ini?
Keunyeoe-ge tashi chaja garyeo hamnida
aku akan menemukannya lagi
Kwahyeon geunyeo-ga je maeumeul badajul kkayo?
Akankah dia menerimaku?
Onereun waehnji neukgimi chohseumnida
aku merasa baik hari ini untuk beberapa alasan
Chanyeol mengakhiri ucapannya yang Hayoung tak mengerti maksudnya apa. Gadis ini masih tidak paham apa yang akan Chanyeol lakukan malam ini didepan rumahnya. Ia bisa melihat dari balkon rumahnya ini jika orang tua juga beberapa tetangga keluar dari rumahnya masing – masing akibat dari kebisingan yang Chanyeol timbulkan. Dan mereka mulai menyaksikan apa yang Chanyeol lakukan dari halaman rumahnya masing – masing. Bisa dibilang ini memalukan bagi Hayoung.
Hayoung bisa melihat Chanyeol yang tersenyum manis padanya sambil menyanyikan sebuah lagu yang belum pernah Hayoung dengar sama sekali.
Chajonsimdo da beorigo dubeon chae kobaek
Hago shipeun mari manhado saengryakhlke
Meotjike na byeonhalke oneulbu teo dashi maeil
Kyeonuwah jinnyeocheoreom meotjin sarangeul haebollae
Neol wihae bang anaeseo teureobakhyeo kobaek yeonseub
Neomaneul wihan serenade noraedo yeonseub
Neomeojyeodo dashi ireona keokjeong hajima yonggireul naeja
Seotunpyeonjireul sseugo keodaran giminhyeong konggeub
Uriga saranghaetdeon shigando
Keutorok kkumyeol katdeon shigando
Modu jeonbu da ijeul suga eomneunde
All day neoman saenggakae
Eojedo bameul sewonne girl
Gaseumi dapdabae jammot iruneun bam-e
Eotteon gayo keudaeun gwaechana bwayo
Haru haru keuddae chueoge jeojeo himi deuneyo
Eonjerado keudae doraondamyeon
Nunmul ttawin eoptketjyo dubeon chae naye kobaek
I want you back baby I swear it’s true
Won’t ever make you jealous I’ll make them jealous of you
Comeback to me for eternity
And take listen to my 2nd confession please
Neowa nan ije sinho hanareul gigoseo maju bwa
Eocheona simjangi teojyeo beoril keonman gata nuga
Keunyeoege nae sarangeul kyupiteuye hwansareul
Nalyeojwo nal salyeojwo eorat? Chorokburidal
Doraol su isseulkka keuttaega dashi
Nawa hamkke hal su isseulkka keudaega dashi
Karosul gil babjib nonhyeondongye achim
Dashi han beon matbogo shipeun goimokgi reseoye giseu
Yeojikkeot himkyeowotdeon shigandeul
Kalsurok huhwehppunin nanaldeul
Modu jeonbu da dwehdoligo shipeunde
All day neoman saenggakae
Eojedo bameul sewonne girl
Kkeudaenenun eotteonji doragago shipeunde
Eotteon gayo keudaeun gwaechana bwayo
Haru haru keuddae chueoge jeojeo himi deuneyo
Eonjerado keudae doraondamyeon
Nunmul ttawin eoptketjyo dubeon chae naye kobaek
Namdeulye shiseoni duryeob jin anha
Du beon chae kobaek
Keudaereul wiihan serenade du ben chae kobaek
Throwing away my pride to ask you to comeback
I’ll be your shoulder strap and you can be my backpack
Keuttaero dashi doragago shipeunde
Keudaeneun wae oh wae nae mam molla junayo
Eonjerado keudae doraondamyeon
Nunmul ttawim eoptketjyeo
Eotteon gayo keudaen gwaenchana bwayo
Haru haru keuddae chueoge jeojeo himi deuneyo
Eonjerado keudae doraondamyeon
Nunmul ttawin eoptketjyo dubeon chae naye kobaek
“Saranghaeyo Oh Hayoung” ucap Chanyeol sesaat setelah lagunya selesai.
Dapat terasa sendiri oleh Hayoung jika pipi gadis itu panas saat ini. Entah apa yang harus dia lakukan saat ini. Tubuhnya terasa panas padahal ia hanya menggunakan piyama panjang berwarna merah saja saat itu. Dapat dilihat jika orang tuanya yang berada dibawah sana berharap besar pada Hayoung. Entah apa yang mereka pikirkan tapi sang ayah hanya tersenyum saat anaknya menatapnya dari atas balkon seakan berkata apa-yang-harus-kujawab. Tetangga – tetangga Hayoung yang melihat ‘pertunjukan dadakan’ ini tampak mulai berbisik – bisik ringan. Sedangkan Chanyeol, pemuda itu memeluk gitarnya dan tampak memperlihatkan senyum riangnya.
“Ne Park Chanyeol. Nado Saranghaeyo” ucap Hayoung memberanikan diri.
***
“Lagu itu bagus” ucap Hayoung sambil membawakan segelas cokelat panas untuk Chanyeol yang sedang duduk di ayunan berwarna putih yang ada di halaman belakang rumahnya.
Hayoung tak mengerti mengapa kedua orang tuanya begitu baik pada Park Chanyeol yang baru mereka kenal malam ini dengan mengizinkan ia mampir sebentar. Padahal biasanya, kedua orang tuanya ini terlalu pilih – pilih dalam hal pertemanan untuk anak semata wayangnya. Dan bahkan ini sudah lebih dari pertemanan.
“Aku membuatkan lagu ini untukmu” ucap Chanyeol mengambil segelas cokelat panas dari tangan Hayoung.
“Oh ya? Terima kasih. Kau hebat” ucap Hayoung tersenyum.
“Ya, spesial untuk 2nd Confession-ku” ucap Chanyeol sambil meletakan gelas kosong yang isinya baru saja ia habiskan ke meja di samping ayunan.
“Apa kau masih tak mau tau alasanku mengapa aku memutuskan hubungan kita beberapa hari lalu?” tanya Chanyeol membuat Hayoung mengerutkan dahinya.
“Sedikit menyakitkan mendengarnya. Tapi, baiklah aku akan memberimu kesempatan untuk mengatakannya kali ini” ucap Hayoung tersenyum.
“Karna kau terlalu dingin kepadaku” ucap Chanyeol yang membuat Hayoung terdiam.
“Aku tidak dingin Chanyeol-ah. Aku hanya gugup. Kau laki – laki pertama yang dekat denganku” ucap Hayoung malu. Sedangkan Chanyeol hanya tersenyum simpul karna untuk pertama kali Hayoung tidak memanggilnya Chanyeol-ssi lagi.
“Aku tau kau punya alasan dibalik semua itu. Saat itu aku terlalu cepat mengambil keputusan dan aku tak mendiskusikannya denganmu. Jadi aku yang bodoh. Aku minta maaf”
“Hapuslah itu semua. Kita harus berhubungan layaknya kekasih. Kita buat semua orang di Seoul menatap kita iri karna kemesraan kita” ucap Chanyeol melanjutkan, membuat semburat merah muncul diwajah Hayoung.
“Dan satu lagi. Berhenti memanggilku Chanyeol-ssi. Panggil aku chagi, ne”
“Shirreooo” tolak Hayoung membuat Chanyeol tertawa
“Cukup 2nd Confession saja. Aku tak mau ada 3rd Confession” Chanyeol berkata sambil membawa Hayoung dalam pelukannya.
Yaa… Setidaknya rencana Byun Baekhyun berjalan lancar untuk yang satu ini ^^
*******
Wahhh… akhirnya beress hahhaa….
Entahlah aku gak tau tiba – tiba bisa kepikiran buat ff ini setelah nonton MV BTOB yang 2nd Confession (akhhh…. SUNGJAEEEE <3 )
Oh iyaaa… disarankan pas bagian si Chanyeol nyanyi itu sambil dengerin lagunya yaaa… recommended/? banget tuhhh… heheee /abaikan qaq/
Awalnya aku bingung buat nentuin couplenya Chanyeol disini, karna jujur yess aku gak dapet feel kalau buat ff yang pake OC.. hehee..
Karna aku biasin Hayoung, jadi aku pilih Hayoung. Gatau deh padahal awalnya Hayoung buat sementara aja gituuu… Tapi karna aku dapet feel-nya, jadi aku lanjutin..
Maaf ya jika ff-ku kurang memuaskannn :(( aku akan berusaha yang lebih lebih lagiii heheee :*
Tolong kritik dan sarannya yang membangun yaaa ^^
Di post juga di>> http://bawangdauncantik.blogspot.com
