Title : As Long As You Are With Me [Chapter 2]
Author : Yesung’s wifey
Main Casts : – Shin Ji Hyun [OC – Nam Gyu Ri]
- Oh Se hun
- Ma Hye Ri [OC – Shin Min Ah]
Support Casts : Find out by ur self ^^
Genre : Angst , hurt , sad , a bit romance (?)
Rating : PG-17
Length : Chaptered
Disclaimer : Ini FF pertama buatan author :3 semua cast belongs to God and theirself . Cerita ini terinspirasi dari drama ‘The Innocent Man’ sama ‘Cinderella’s stepsister’ author gabungin tuh keduanya tapi ya nggak semua lhoh ya author tambahin cerita arranged marriaged kesukaan author haha. Gimana ya jadinya?? Baca aja yaa :3 oh ya mianhae kalo gaje dan alurnya nggak karuan .-.a *masih dalam tahap belajar* kritik dan saran ditunggu :3 *bow*
Happy reading^^
Don’t like >> Don’t read >> No bash :3:3:3
Poster belongs to :
Keru’s poster shop >> http://www.asianfanfics.com/story/view/250598/keru-s-poster-shop-open-postershop-posterrequestshop-postershoprequest and Wildhearts >> http://www.asianfanfics.com/profile/view/118628 Thank You for the awesome poster dear <3
—————————————————————————————————————-
Author’s POV
Lutut Jihyun terluka dan mengeluarkan banyak darah segar.
“Hikkssss ….. hiksssss eomma appa… hiksss apa haaaaaaa huaaaa” seru Jihyun sambil menangis lebih keras dan memukul dadanya yang sesak memikirkan penyakitnya, keluarganya dan hubungan antara Sehun dan Hyeri.
“Cepatlah bangkit berdiri~ Pabo! Kau bisa sakit” kata seorang namja sambil memayungi Jihyun.
Jihyun menatap seseorang yang memayunginya “O-oppa…”
“Aiiisssh kau ini menyusahkanku saja!” jawab namja itu sambil membantu Jihyun bangkit berdiri.
“O-op-pa bagaimana bisa disini? Bukankah tadi kau —–”
“Shut up please! Liat lututmu terluka! Aiissh mengeluarkan banyak darah pula”
“Sehun o-oppa” seru Jihyun saat Sehun mulai menjongkokkan tubuhnya dan membelakangi Jihyun.
“Ppali~ naik ke punggungku, kau tidak bisa berjalan kan?” tawar Sehun sambil membenarkan posisi jongkoknya dan bersiap apabila Jihyun naik ke atas pungunggnya.
“Ah~ ne” jawab Jihyun ragu dan mulai naik ke punggung Sehun.
‘Aigooo yeoja ini keliatannya kurus tapi kenapa berat sekali saat kugendong’ – Sehun
‘Sehun-oppa menggendongku? Apakah ini mimpi?!? Anniya! Lututku sakit seperti ini bagaimana bisa ini disebut mimpi?’ – Jihyun
Sepanjang perjalanan ke rumah Jihyun. Mereka bungkam satu sama lain , Sehun ingin menghindari kedekatannya dengan Jihyun sedangkan Jihyun sangat gugup dengan keadaan mereka saat ini –digendong Sehun- .
“Jihyun, kita berhenti di halte bus dekat apotek itu ya.. Nampaknya darahmu tidak berhenti keluar” kata Sehun sambil menunjuk halte bus terdekat. (?)
“Ah ne~”
“Kau tunggu saja disini, aku membeli obat merah dulu” Sehun beranjak dari halte dan menyebrang. Jalanan saat itu sangat sepi , karena hujan yang tadi turun sangat deras dan disaat sudah reda seperti ini belum ada yang berani keluar rumah.
“O-oppa aku bisa sendiri” sambil menyingkirkan tangan Sehun yang berusaha mengobati luka Jihyun.
“Anni! Biar aku saja!” jawab Sehun dan ia segera berjongkok mengingat sekarang Jihyun duduk di tempat duduk di halte bus (?) dan mengobati luka Jihyun.
“Ah~ akhirnya selesai juga” Sehun bangkit dari posisinya dan duduk di sebelah Jihyun.
“Gomawo” jawab Jihyun singkat sambil tersenyum tulus.
“Ne~ Arrggghh kita tunggu taksi lewat saja ya Jihyun~ punggungku patah setelah menggendongmu!” canda Sehun sambil menyeringai.
“Aigoo~ apakah aku seberat itu?!? Baiklah! Aku lebih baik naik taksi daripada bersama dengan Sehun-ssi” rutuk Jihyun sambil memukul lengan Sehun.
“Eii? Kenapa jadi formal begitu?” tanya Sehun bingung.
“Biarkan saja” jawab Jihyun sambil menjulurkan lidahnya.
‘Sehun oppa sangat berbeda jauh saat di cafe tadi , dan apapula kau Shin Jihyun!!! Beraninya kau memukul Sehun aiiiissssh’ – Jihyun
‘Aku melakukan semua hanya demi kau’ – Sehun
“Sehun oppa…” Jihyun ingin membuka pembicaraan tapi tidak jadi saat menyadari bahwa wajah Sehun dengannya sangatlah dekat, hanya 3 cm.
Sehun dan Jihyun saling memandang cukup lama. Mengapa ia terlihat sangat cantik hari ini? Jihyun-ah kau bisa buat aku gila pikir Sehun.
Perlahan Sehun menutup matanya dan wajah Sehun mendekat ke wajah Jihyun daaaan CUP!
Sehun menempelkan bibirnya tepat di ‘pink lips’ milik Jihyun. Jihyun shock dengan semua itu ia membelalakkan mata dan tak percaya atas yang dilakukan Sehun.
“O-o-o-p-pa” tatap Jihyun tak percaya pada Sehun setelah Sehun melepaskan ciumannya.
“Wae? Jangan berlebihan seperti itu.. Kau kan calon tunanganku eiitt ANNI, calon istriku. Jadi mulailah terbiasa dengan itu .. atau …. jangan-jangan it’s ur first kiss right?” tanya Sehun sambil menahan tawanya.
“Well .. umh umh Ya!!!! Byuntae!! Beraninya kau! Lagipula jangan mengejekku seperti itu! Memangnya ini bukan first kissmu?” jawab Jihyun –yang pipinya memerah- sambil memukul dada Sehun dan menekankan kata ‘first kiss’.
Sehun menangkap (?) kedua tangan Jihyun dan menariknya kedalam pelukannya. Sehun mengelus rambut Jihyun yang panjang dan menenggelamkan wajahnya disana. Bisa tercium oleh Sehun aroma parfum khas Blueberry pada tubuh Jihyun.
Sehun melepaskan pelukannya dan menyetop taksi yang kebetulan lewat. “Ahjussi~ antarkan nona ini ke Mansion Shin di Gangnam ya! Aku titip nae yeojachingu nde? ” kata Sehun sambil tersenyum pada supir taksi itu. Supir taksi itupun hanya mengangguk dan tersenyum.
“Cepat pulang dan istirahatlah~” sambung Sehun sambil mendorong tubuh Jihyun masuk ke taksi.
“N-n-ne tapi Sehun oppa~ maksutmu yeo—yeojachingu?” tanya Jihyun tak percaya.
“Aiisssh apa perlu aku menciummu lagi?? Aku tau kau menyukainya~” seringai Sehun.
“Anni!! Anni!! Andwaeyo!!” jawab Jihyun cepat dan langsung masuk ke taksi.
Sehun’s POV
Setelah taksi yang membawa Jihyun sudah tidak terlihat lagi , aku berjalan menuju tempat mobilku terparkir yang tidak jauh dari tempat aku menemukan Jihyun duduk dengan luka di lututnya.
“Aku melakukannya hanya untuk membuatmu tersenyum dan tidak terbebani……. Hyeri-ya”
Flashback
“Eonnie!! Oppa” teriak Jihyun sehingga mau tidak mau aku dan Hyeri harus menoleh ke arahnya.
Kami berhenti serta menatap Jihyun yang ada di belakang kami dan Jihyun segera berlari kecil menghampiri kami. “O-o-oppa bisakah kau antar eonnie pulang? Aku harus mampir ke suatu tempat”
“Ah baiklah, kajja Hyerin-ah” jawabku sambil menggandeng tangan Hyeri. Aku sudah tidak tahan melihat wajahnya. Wajahnya mengingatkanku pada rencana pertunangan dan pernikahan konyol itu.
“Hati-hati di jalan” sambung Hyeri . Dan kami pun berjalan meninggalkan Jihyun.
“Sehunnie~ bisakah kau tidak sedingin itu pada Jihyun?”
“Wae?? Hanya saja aku muak melihat wajahnya, bukankah kau senang apabila aku tidak dekat dengannya?” tanyaku bingung.
“Ne~ aku senang tapi setidaknya ‘berpura-puralah menyukainya’ kalau mereka tau anak mereka diperlakukan tidak layak olehmu bisa saja mereka menarik saham dan investasi mereka pada perusahaan ayahmu” kata Hyeri perlahan dan penuh makna.
“Haa~ kau benar sekali, bagaimana aku bisa sebodoh ini? Aiisshh tapi gomawo chagi~ kau memang yeojachinguku yang cerdas”
“Pastinya… bagaimana nantinya kalo kau seceroboh ini?!? Bagaimana nasib keluarga kita! Aku tidak mau anak kita nantinya akan menderita bila mempunyai ayah sepertimu!” cibir Hyeri sambil berjalan mendahuluiku
“Yaaaa!!! Beraninya kau mengolok calon suamimu ini! Ya!! Nyonya Oh Hyeri!!” kataku sambil mengejarnya.
Dia akhirnya berhenti dan menatap mataku tajam.
“Benarkah aku akan bisa menjadi Nyonya Oh , Sehunnie??” tanyanya dengan mata yang mulai berair.
“Ne! Akan aku pastikan itu~ tidak ada yang bisa menggantikanmu disini, di hatiku” jawabku yakin sambil menunjuk dadaku.
“Jinjja?” tanyanya dengan mata yang berbinar
“Apa kau perlu bukti??” jawabku dengan suara yang kuusahakan terdengar menggoda.
Aku segera merangkul pinggangnya dan mendaratkan bibirku pada bibirnya, dan dia juga membalas ciumanku, ciuman kami semakin dalam tanpa kami sadari kami diperhatikan oleh banyak orang disini.
Aku melepaskan ciuman kami yang lumayan lama sekitar 2 menit. Nafas kami berburu mencari oksigen -–terengah-engah– .
Kuharap sekarang ia yakin padaku. Hanya kaulah , Hyeri yang selalu ada dalam hatiku.
Setelah mengantar Hyeri pulang, aku menelpon supirku untuk membawakanku mobil. Dan tak butuh berapa lama , akhirnya Lamborgini merahku sudah ada didepan mata.
Saat aku melewati Seoul International Hospital aku melihat Jihyun terduduk sambil menangis.
“It’s show time” seringaiku
Flashback end.
Aku sangat yakin Jihyun percaya saja pada aktingku hahaha dasar gadis kayaraya yang bodoh!
Kaupikir aku berubah karena aku luluh karenamu?!? Ckckck aku tidak percaya ada gadis sebodoh itu.
Tapi aku tidak bisa memungkiri bahwa Jihyun adalah gadis yang saaaangat cantik itulah kenapa aku menciumnya tadi. Tapi …. Yaaaa!!!! Aku tetap mencintai Hyeri seorang.
Shin Jihyun’s POV
Aiiiiisissshhh silau sekali!! Pasti ada yang membuka tirai jendelaku. Aku masih ingin tidur, mengingat kejadian kemarin bersama Sehun membuatku bermimpi tentangnya semalaman.
“Ahh~ Bibi Cho… sebentar lagi yaaa!! Aku masih sangat mengantuk , lagipula mumpung Appa dan Eomma tidak ada dirumah, aku ingin bermalas-malasan sekaliiiiii sajaaaaa” rengekku sambil menarik selimutku dan menggeliat mencari posisi yang pas untuk tidur lagi.
“Aku bukan bibi Cho bodoh!!” terdengar suara yang berat di telinga kananku.
“Enggghhh emmmm” aku mulai membuka mataku dan apa yang kulihat!!! Seorang malaikat eh ANNI!! Seorang Oh Sehun yang tengah berbaring di sebelahku sambil menopang tubuhnya dengan satu tangan menghadapku.
“Yaaaa!!! Bagaimana bisa kau masuk kamarku!!!! Byuntae!!! ” teriakku tepat di telinganya dan segera menendangnya dan yap!! Dia jatuh ke lantai dengan iringan suara ‘BRUUUK’ ahahaha YOU GOT IT !
“Aiissshh kau ini! Apa salahnya merasakan seranjang dengan istriku? Ha? ” jawab Sehun santai sambil mengusap punggungnya.
Ha? Apa yang dia katakan? Astaga aku bisa gila kalau seperti ini terus! Bagaimana bisa ia berubah secepat ini dan menjadi seorang BYUNTAE Aiggooooo.
“Ya!! Jelas salah! Lagipula kenapa kau kesini?” tanyaku dengan sinis
“Eommaku ingin bertemu denganmu dan menyuruhku menjemputmu, sepertinya orangtuamu belum pulang dan akhirnya kuputuskan untuk masuk ke kamarmu saja” jawabnya dengan wajah innocent.
“Apa pelayan dan penjaga di rumah ini semuanya mengijinkanmu?? Aigooo ada lebih dari 100 pelayan dan bodyguard disini dan mereka meloloskan seorang byuntae masuk ke kamarku?? Aku bisa gila” kataku sambil mulai bangkit dari ranjangku.
“Ahahaha aku kan sudah bagian dari keluarga ini” jawabnya sambil menjulurkan lidahnya
Huft ingin sekali aku tonjok wajahnya! Eh anni! Mengelus wajahnya (?)
“Baiklah! Tunggu saja dibawah, aku akan segera turun, Sehun OPPA!”
“Ahaha ne chagi.. Ppali! Jangan biarkan aku menunggu” kata Sehun sambil mengacak rambutku. Dan ia segera keluar dari kamarku.
Author’s POV
Ternyata setelah keluar dari kamar Jihyun. Sehun tidak langsung turun ke bawah. Ia menyuruh semua pelayan dan bodygurad meninggalkan lantai 2 –tempat dimana kamar Jihyun berada- . Ia berdalih bahwa ingin bersama Jihyun saja, pelayan dan bodyguard itupun hanya tertawa kecil dan memaklumi , mereka pikir Sehun sangatlah cocok dengan Jihyun.
Padahal … semuanya itu salah, setelah semua orang tidak ada di lantai 2 , hanya ada Jihyun di kamarnya dan Hyeri di kamarnya juga. Sehun masuk ke kamar Hyeri dan berduaan bersama Hyeri.
Sehun mencumbu Hyeri dengan penuh kasih sayang. Tangannya bahkan mulai dengan liar masuk ke kaos yang dikenakan Hyeri. Mereka saling merindukan satu sama lain.
Shin Jihyun’s POV
Hah segar juga setalah mandi~~ Aku segera memilih dress bercorak polkadot selutut dan memakai wedge warna putih yang aku rasa sangat senada.
Aku segera menutup pintu kamarku dan segera meluncur ke bawah.
Tapi aku tidak mendapati Sehun ada di ruang keluarga ataupun ruang makan, aku mencarinya ke seluruh penjuru rumah di lantai 1 bahkan sampai di taman , garasi dan kolam renang.
Aihh kemana oppa?? Aku menghempaskan tubuhku ke sofa yang ada di ruang keluarga. Aku sudah lelah mencarinya apalagi menggunakan wedges setinggi ini.
“Agasshi, kenapa tidak bersama tunangan anda?” seru Ji Eun, satu-satunya bodyguard peremouan di rumah kami.
“Aku tidak bisa menemukan oppa.. aiiih kemana dia? Apakah mungkin dia sudah pulang?” aku memasang wajah lelah
“Apakah kami perlu mencarinya Jihyun-ssi?”
“Anni! Kalian teruskan saja pekerjaan kalian”
“Ah nee”
Apa dia melihat-lihat lantai 2 dan lantai 3 ya? Astaga tidak terpikirkan olehku mencarinya di ruangan atas.
Aku melangkahkan kakiku ke lantai 2, aku menelusuri mulai dari kamarku, ruang musik, ruang belajar tapi tidak ada siapapun. Sampai akhirnya aku mendengar erangan Hyeri-eonnie.
Dengan langkah perlahan aku menuju kamar eonnie dan membuka perlahan knop pintunya.
“Emmmh Sehunnie~” kata Hyeri-eonnie disela-sela ciumannya
Mataku melebar seraya aku membuka sedikit pintu kamar eonnie. Aku menatap mereka tidak percaya, aku menutup mulutku dengan salah satu tanganku agar mereka tidak mengetahui keberadaanku.
Sakit! Sesak! Itulah yang aku rasakan sekarang.
Mereka akhirnya melepaskan ciuman panas mereka dan saling menatap satu sama lain. Mereka tidak menyadari kehadiranku disini.
Tatapan mereka mencurahkan kasih sayang dan emm ketulusan. Dan lebih terkejutnya lagi saat aku mendengar
“Hyeri-ya tetaplah disisiku.. aku tidak bisa mencintai gadis lain selain dirimu! Yakinlah padaku, kita sudah berpacaran lama bahkan sebelum kita hadir dalam kehidupan Jihyun” suara itu suara Sehun.
“Arraseo sehunnie, aku percaya padamu! Aku yakin hanya akulah yang ada dihatimu” seru eonnie
Dan merekapun melanjutkan ciuman panas mereka. Bahkan tangan Sehun masuk ke dalam rok eonnie.
Astagaa aku pasti sudah gila! Aku segera menjauh dari kamar eonnie agar mereka tidak mendengar isakanku yang semakin lama semakin keras.
Aku tidak percaya semua ini aku tidak percaya bahwa eonnie dan Sehun oppa saling mencintai dan berpacaran sekian lama , kedua mereka tidak menceritakan yang sejujurnya padaku , ketiga Sehun dengan tulus mengobatiku dan menciumku di halte bus apakah semua itu hanya akting? , keempat mereka pura-pura tidak saling mengenal walaupun tatapan mata mereka tidak dapat dipungkiri.
ANNI!!! ANNI!!! INI PASTI MIMPI!!!
Isakanku semakin keras saat aku mulai menuruni tangga. Aku menuruninya secar paksa dan terburu-buru.
Saat aku rasakan dadaku sebelah kiri sangat sakit dan akhirnya aku kehilangan kesadaran. Dan yang terakhir aku ingat , tidak hanya dada kiriku yang sakit , tapi juga kepalaku.
Aku meluncur ke lantai dasar dengan terguling-guling (?) *mian bahasanya gaje & mendramatisir*
Pandanganku buyar setelah aku tepat sampai di lantai dasar.
TBC
