[Presented for Baekhyun] Yume
Author; L.JOO (@beki_yuyun) [] Title; Yume [] Genre; Fangirl-life, Hurt [] Length; Oneshot. 3.556 words. [] Rating; PG [] Cast; You as Fangirl, EXO-K’s Baekhyun [] Recommended Song; Jin - Gone
Happy Reading~
~~~
I’m a Fangirl and my dream is regarded by you.
~~~
Kata seseorang, jika aku sedang bermimpi dan aku ingin membuatnya menjadi kenyataan, aku harus rutin menuliskan mimpi yang kualami. Saat itu aku sedang bodoh-bodohnya, jadi aku rutin menuliskannya. Tapi tak ada hasil. Saat umurku 15 tahun, aku berhenti menuliskannya dan saat umurku 17 tahun aku kembali memulainya.
Dan kupikir seiring umurku bertambah aku bertambah bodoh juga.
Semua orang bilang, ‘kau bodoh’, ‘dasar gila’, ‘kau suka bermimpi’, atau apalah itu yang menyakitkan. Tapi mungkin omongan orang-orang itu ada benarnya. Terkadang aku memang seperti itu― bodoh, gila dan suka bermimpi.
Aku menjadi seperti itu saat kedua bola mataku terpaku pada seseorang. Seolah mataku buta, semuanya gelap dan dialah satu-satunya cahaya yang kulihat. Aku bermimpi menjadi kekasihnya, bertemu dengannya, menikah dengannya, atau apapun itu yang sering fangirl impikan. Aku sering berkicau di twitter tentangnya dan banyak mendapat retweet. Kadang aku juga lebih suka berpikir dia berpacaran sesama member daripada dengan wanita diluar sana.
Seringkali juga merasa tersakiti karena sebuah hal kecil. Sering sekali malah. Seperti skinship dengan member girlband lain, sudah merasa sedikit envy. Namun fangirl yang masih normalmemang begitu, kan?
Hari ini aku juga seperti itu. Tersakiti.
Itu semua karena dia― Byun Baekhyun, kau benar-benar keterlaluan.
~~~
baekacid Baekhyun, berusahalah untuk musikalmu.
parksy3265 Kapan hari ke-100 kalian
hss3051 Baekhyun yang kuat
gmlie_7 Aku pikir aku tidak akan bisa…berkata semoga bahagia…
galaxy577style Baekhyun, sampai jumpa di Choongching
Sedari tadi aku mondar-mandir di akun Instagram milik Baekhyun, masih bingung akan kebenaran beritanya. Menempelkan comment disana-sini, reply comment akun orang lain, memberi emoticon T-T dimana-mana, dan membaca habis comment orang-orang yang mem- bash couple yang baru confirmed itu. Aku memang bukan tipikal orang yang suka main bash. Untuk apa melakukannya jika tak ada untungnya bagiku? Yang ada, mereka akan semakin mempererat jalinan agar kuat menghadapi banyaknya orang yang tak setuju.
“Hei!!”
“Oh!”
“Lihat-lihat dong kalau jalan!! Mentang-mentang ya, handphone baru dimainkan terus!”
“Maaf!”
Buruk. Menabrak teman seangkatan yang tampan itu tidak keren. Aku langsung kabur sambil cengesengan kearah sahabatku yang duduk di bawah pohon.
“Kau mau membuatku iri, ya?” semprot sahabat gendutku yang sedang mengepang rambutnya.
“Maksudmu?”
“Kau menabrak Hyungseok,”
“Hah? Memang kenapa?” tanyaku, “aku tidak tau aku ‘menabrak’ atau ‘ditabrak’,”
“Dasar Jelek,”
“Hah, sudahlah. Kau bawa sandwich tuna, ya? Aku lapar. Minta dong, hehe,”
“Jangan!!” tangannya yang besar itu memukul tanganku yang beranjak mengambil makanannya.
“Akhir-akhir ini kau jahat, ya, padaku,” tuduhku.
“Eh, ini memang bukan untukmu. Ini untuk Hyungseok. Tapi aku malu memberikannya. Lagian, aku lapar, jadi kumakan saja, hehe. Kau jangan minta, ya,” ucapnya enteng.
“Yah, mana mungkin kau punya keberanian untuk memberikannya ke Hyungseok. Eye contact saja tidak berani,”
Dia mengelak, “aku ingin seperti gadis di K-Drama. Dia menyukai teman seangkatannya dan memutuskan untuk memberi bekal kepadanya. Lalu temannya itu berbalik menyukainya karena mereka sering bertemu,” kepalanya menoleh kearahku dan dia tersenyum, “kan bisa, Hyungseok dan aku seperti itu,”
Memang ada K-Drama seperti itu? Dia pasti mengarang. Senyumnya saja bisa ditebak.
“Kau itu jangan bermimpi, ya, Sayangku yang Bulat. Mana ada K-Drama seperti itu,” aku mengeluarkan handphone-ku dan memasang earphone di telinga.
Dia mendengus panjang, “kau saja yang suka bermimpi menjadi kekasih Byun… Byun siapa itu? Padahal kata adikku yang lihat di Allkpop kemarin, Byun-Byun itu sudah confirmed punya kekasih. Jadi kau mau merebut, begitu? Masih baik Hyungseok tidak punya kekasih,”
Kata-katanya yang satu ini benar-benar membuat hatiku ditimpa oleh tas camping. Sesak dan berat. Tanganku ingin melempar badannya yang seperti buntalan kentut ke kubangan babi. Tapi, mana mungkin lenganku kuat. Jadi, ya, aku mengeraskan volume laguku agar tak mendengar ocehannya.
“Nal bwabwa nal bwabwa nal bwabwa
Na ajikdo neol neukkyeo neol neukkyeo neol neukkyeo
Gyeou darmeun maltu gyeou darmeun miso
Gyeou darmeun neonde”
“Ku mohon, tatap aku, tatap aku, tatap aku
Aku merasakanmu, aku merasakanmu, aku merasakanmu seperti ini
Aku berusaha keras mengingat caramu bicara, senyummu
Aku berusaha keras mengingatmu”
“…”
“…”
“Kau menangis?”
“Apa?”
“Sudut matamu―”
Aku buru-buru mengusapnya.
“Kenapa?”
Dengan mata yang mulai memburam lagi, kutolehkan kepalaku kearah papan reklame Nature Republic di depan sekolah. Mataku berkaca-kaca. Cantik. Dia lebih pantas bersanding dengan Baekhyun daripadaku yang merupakan anak sekolah ini. Dia lebih dewasa.
“Ung, itu…”
~~~
Dulu saat aku duduk di kelas sepuluh, sedang marak-maraknya opera sabun barat dan aku dipaksa menonton oleh sahabatku. Aku yang anti dalam menonton opera sabun picisan ini tentu saja menolak. Atas paksaan yang berlebihan, entah mengapa, aku menontonnya dan aku ketagihan.
Dikisahkan bahwa jika kau ingin mengetaui isi hati seseorang tentangmu, kau bisa menggunakan lilin. Jika lilin tidak padam sampai pagi tiba, berarti seseorang-yang-ingin-kau-ketaui-isi-hatinya itu menyayangimu. Tapi, jika lilin padam sebelum pagi tiba, berarti seseorang-yang-ingin-kau-ketaui-isi-hatinya itu tidak menganggapmu.
Aneh, ya?
Aku malah lebih aneh lagi.
Malam ini aku sedang tidak ada kerjaan. Malas. PR menumpuk diatas meja belajar, tapi, toh, aku akan mentraktir sahabatku besok agar aku bisa menconteknya. Dengan lampu dimatikan, lilin di depan mata, serta pigora foto Baekhyun di hadapaku.
Sebenarnya aku ini mau apa, batinku sedikit bingung mengenai apa yang kupikirkan.
Aku takut gelap karena setiap detik aku selalu mengingat tokoh film The Ring dan adegan Paranormal Activity episode empat. Apalagi, kemarin adik sahabatku menunjukkan foto bloody mary di komputernya.
“Yah, apa boleh buat,” ucapku tak peduli.
Aku menunggui lilin itu selama kira-kira satu jam. Tapi saat kulihat jam tanganku, ternyata baru lima menit. Berdiam diri itu ternyata susah juga, ya. Akhirnya kuajak foto Baekhyun bicara karena aku sudah kelewat bosan.
“Ungg.. halo, Byun Baekhyun. Hmm.. aku mau tanya sebentar nih. Bagaimana rasanya berpacaran dengan idola? Enak ya impian bisa jadi kenyataan, hehe. Dulu kau bilang tipikal perempuan idealmu adalah fangirl-mu, aku meleleh saat kau bilang itu, seperti hanya ditujukan padaku saja. Tapi, betul kata Ibuku. Kata-kata lelaki itu terkadang murahan. Cheesy. Maka dari itu aku selalu menolak lelaki manapun yang menyukaiku. Dan entah mengapa aku tergila-gila sekali padamu. Aku tidak pernah merasa seperti itu pada laki-laki di sekolahku.,”
Aku menumpah-ruahkan apa saja yang dari kemarin tercekat di tenggorokanku pada foto yang berupa benda mati. Sinting.
“Dengan cara seperti itu, kau itu sebenarnya berbohong atau hanya ingin menghibur fans-mu? Aku sih, mendukung saja mengenai kau dan Taeyeon berpacaran. Yah, hanya saja, aku merasa dibodohi. Eeeehh… aku ini tidak bodoh-bodoh amat kok, buktinya, saat final exam aku masuk sepuluh besar. Tapi… kupikir kau tak usah mengatakan semua itu jika pada akhirnya semua orang tersakiti. Aku hanya fangirl, aku tau itu. Impianku hanya ingin dianggap olehmu saja. Semuanya pasti berpikiran begitu,”
Tahan airmatamu, dasar bodoh! Aku tak mau menangis.
“Karena aku mencintaimu… aku akan menunggu kebenaran lilin ini sampai―”
―WHUUSS!! BRAKK!
Tubuhku merinding seketika mendengar suara bantingan seiring matinya lilinku. Menyesal. Tapi rasa takutku lebih besar lagi dari rasa menyesalku. Aku berjingkat mendekati sumber yang masih bersuara itu. Was-was jika sesuatu menyerangku.
“Kau mau mencuri?! Maniak atau pencuri?! Jangan berani-benari karena aku punya tongkat wushu! Ciaaattt!!” teriakku dengan suara sedikit gemetar. Memang benar aku punya tongkat wushu tapi aku tidak bisa menggunakannya.
BRAAKK!!
“Aww…!”
Aku meraba apa yang ada di depanku. Ini membuatku terbentur dan ada di sebelah tempat ritual lilinku. Apa mungkin rak, ya? Aku lupa.
Kenapa aku suka lupa, sih? Keluhku dalam hati.
Angin berhembus didepan wajah seperti hantu lewat. Memang kukira benar hantu sampai aku ingin berteriak, namun pikiran di otakku bercabang bahwa itu angin dari jendela. Oh iya, aku baru ingat ada jendela. Hehe.
“Pantas saja lilinnya mati kena angin. Huh,” gerutuku.
Aku ingin mengulang ritualku. Tapi rasa kantuk yang hebat menyerang tiba-tiba sehingga memaksaku untuk tidur. Karena aku malas berjalan dan lupa dimana letak saklar lampu, akhirnya aku tidur di karpet lantai.
~~~
Setelah bangun aku merasa ingin muntah. Masuk angin, kata Ibuku, lebih baik tidak masuk. Tapi aku ingin mencari jaringan wifi di sekolah untuk main Twitter. Buruknya, akun Twitter-ku terkena limit dan sekarang aku sedang menjelajah Instagram dan membuka Allkpop di tab satunya.
Oh ya, hari ini si buntalan kentut yang gendut itu tidak masuk. Uhmm, apa aku harus berhenti memanggilnya dengan panggilan buntalan kentut? Itu cocok untuknya karena dua hal. Satu, karena dia sepuluh kali lipat lebih besar dari Xiumin. Dua, karena dia suka membuang gas sembarangan setiap menit. Lagipula, dia tak keberatan untuk kupanggil seperti itu.
Back to the topic. Tadi pagi aku membuat kesepakatan bermain basket dengan genk anak popular. Inilah kesempatan yang datang tiap seribu tahun sekali, maka aku tak boleh mensia-siakannya. Tapi hari ini aku sedang malas, tak peduli akan paksaan mereka agar aku bangkit dari dudukku. Perutku tidak enak, itu alasanku setiap kali dipaksa.
“Kau yakin tidak mau main basket?!” teriak Hyungseok yang termasuk dalam genk itu.
“Uh, kubilang perutku tidak enak,”
“Tapi permainanmu bagus! Kurasa kau bisa mengalahkan Jihyun!!”
“Perutku tidak enak, kau tuli ya?” semprotku. Aku tidak tau kenapa aku bicara seperti itu dengan anak popular. Tapi kelihatannya Hyungseok tak peduli dan mereka lanjut bermain. Aku pun tak peduli.
Aku menggigit hotteok-ku yang masih tersisa satu. Mataku masih tertuju pada fanart yaoi Baekyeol di akun Instagram salah satu followers-ku. Kapan ya, Baekyeol akan seperti ini? hatiku berkata begitu. Kemudian pikiranku melayang kemana-mana.
Setelah puas berpikiran aneh, aku membuka tab kedua yang connect ke Allkpop. Baru saja ku- scroll down satu kali, mataku disuguhi sebuah artikel yang mengejutkan. Ditulis dengan huruf besar yang menusuk-nusuk mataku.
“Baekhyun and Taeyeon Getting Married ?”
~~~
Ini ratusan kali lipat lebih menyakitkan dari berita saat Baekhyun mempunyai pacar. Aku yang sudah merasa tidak dianggap lagi hanya terdiam berguling di kasur. Menekan mulutku agar isakan yang keluar tidak semakin keras. Kukira hanya sebatas itu saja dan aku sudah merasa lebih baik. Ketika aku tenang malah dia yang mempersulitku. Byun Baekhyun, maumu itu apa?
Kuraba handphone yang berada di bawah bantal. Kutekan tombol power dan yang pertama muncul adalah foto lelaki itu. Lelaki yang telah membuat perutku seperti digelitiki kupu-kupu jika melihat senyumnya, lelaki yang memaksakan manik mataku untuk menatap kepadanya, lelaki yang… yang telah menyakiti hati banyak orang secara diam-diam.
“Aku kecewa tau, aku kecewa!!!”
PRAAAKKK!!!
Kulempar handphone-ku kearah poster Baekhyun di dinding kamar. Tak peduli apa yang terjadi pada handphone kesayanganku itu, aku terus menangis. Aku kecewa karena dia membohongi semua orang. Kupikir, jangan bilang kalau kami tipikal idealmu bila di sisi lain kau sudah memiliki seseorang. Biarlah orang bilang aku sensitif. Apa aku harus mengucapkan ‘congratulation’ kepada mereka, namun di dalam rasanya sakit tak terhingga? Munafik sekali.
“Kenapa aku yang selalu mengalah, sih?!?” teriakku sambil melempar guling, “jahat ya manis di jilat sepah dibuang!!”
Aku capek karena teriak-teriak tidak jelas selama kurang lebih satu jam. Kutenggak habis air mineral di meja belajarku, kemudian membuka stoples cookies coklat yang kucuri dari dapur. Aku melahapnya satu dan mendekati handphone- ku yang tutup bagian belakangnya lepas. Setelah kucoba ternyata masih bisa digunakan. Aku merasa lega sekali karena kini dialah satu-satunya yang kumiliki.
“Huwaaaahh… handphone-ku sayaaangg… maafkan aku yang telah berlaku jahat padamu!”
Kuambil stoples cookies,lalu tidur tengkurap di ranjang sambil memainkan handphone- ku. Aku berdo’a sebelum membuka akun resmi SM, semoga itu hanya rumor. Tapi… sepertinya aku tak punya jalan langsung kepada Tuhan. Kenapa? Karena do’a-ku tidak dikabulkan. Berita itu telah di-confirm sejak tiga perempat jam yang lalu. Bahuku langsung melorot. Merasa tidak ada jalan lagi bagiku.
“…”
Aku hanya diam sambil menatap kosong. Apakah hanya aku yang tidak setuju? Aku ragu. Menentang orang yang bahagia itu tidak baik, kata Ibuku.
“Yaahhh… kalau begini aku jadi bingung!!!” teriakku lagi. Kemudian kembali terdiam.
Lima menit…
Sepuluh menit…
Dua puluh menit…
Setengah jam lebih lima menit…
Bahkan aku tidak menyangka aku bisa terdiam selama itu.
“……….ah. Oke, oke, oke,” aku berdiri dan melompat dari ranjang.
Kudekati poster Baekhyun yang tadi kulempar handphone. Aku menatap bola matanya yang juga menatap ke arahku. Biasanya ini yang kulakukan sebelum tidur agar tidak bermimpi buruk. Aku mengelus keningnya yang tidak tertutupi oleh poni.
“Sakitkah? Maaf ya, tadi aku marah sekali,”
Aku di balas oleh senyuman yang terukir di bibirnya. Kuanggap itu sebagai jawaban, ‘tidak apa-apa’.
“Aku… mendukungmu,”
…..
“Aku mendukungmu dengan Taeyeon! Pernikahan kalian, diundang atau tidak, aku akan berdo’a untuk kebahagiaan kalian,” aku tersenyum, “berikan semua cintamu padanya. Jangan menghibur fans-mu lagi, kau tak pandai untuk hal itu. Hahah. Nantinya malah jatuh dalam kesakitan lagi,” bahkan aku tidak tau aku ngomong apa.
…..
“Oke? Berusahalah untuk kehidupanmu! Byun Baekhyun, hwaiting!! Jangan menyerah akan apapun yang ada di depan matamu!!” aku mengepalkan tanganku ke atas dan air mataku turun kembali.
Tidak apa-apa tersakiti, yang penting orang yang kucintai bahagia. Cuma sesederhana itu, impian seorang fangirl.
~~~
‘Byun Baekhyun EXO’s Departure After Tomorrow Still a Secret’
“Humm… keberangkatan, ya,” aku mengetuk-ngetuk pensil ke meja belajar, “mungkin mau beli cincin pernikahan di Jeju. Soalnya kata Ibu, ada pengrajin batu mulia yang bagus disana,”
Sebenarnya itu berita bocor saja. Yah, beruntunglah bagi sasaeng yang mau mengikuti Baekhyun, memohon-mohon kepadanya agar tidak jadi menikah. Semalam aku melihat foto tangan sasaeng yang berlumur darah tersebar di Instagram. Mereka tidak bisa berpikir jernih, makanya melakukan hal seperti itu. Aku ditanya oleh teman sesama Baekhyunstans yang menyilet tangannya, “kenapa tidak menyilet tanganmu?”. Aku hanya bergidik dan tidak membalasnya. Memotong sosis saja aku tidak berani. Apalagi memotong tangan sendiri. Ya, walaupun ‘menyilet’ dan ‘memotong’ itu beda.
Aku berpikir sebentar mengenai keberangkatan Baekhyun yang tiba-tiba itu. Biasanya, kalau dilihat-lihat dari fantaken milik fansite noona, seringnya EXO menggunakan Incheon Airport atau Gimpo Airport. Tapi di judul Allkpop tadi masih ‘―Still a Secret’, berarti tidak mungkin di Incheon atau Gimpo karena bandara itu terlalu ramai dan Baekhyun pasti ketauan.
Kalau orang sudah mikir kesana, pasti tujuan mereka adalah bandara terpencil di Korea. Tapi aku tidak. Mungkin saja, di bandara yang tidak terlalu ramai dan tidak terlalu sepi. Ungg, aku ragu sih dengan pemikiranku. Soalnya, aku tidak pintar untuk memecahkan teka-teki begini.
Tapi, bisa saja aku benar.
Bandara apa, ya?
“Hmm.. apa mungkin Yeosu?”
~~~
“Ungg… kau benar yakin?”
“Iya. Kau bilang saja kalau di telpon Ibuku, aku ada dirumahmu,” sahutku.
“Bagaimana kalau Ibumu ingin berbicara denganmu?” sahabatku bertanya di ujung telepon.
“Terserah padamu mau bilang apa, mau bilang aku mandi, tidur, makan, main dengan adikmu, membenarkan kabel… terserah sajalah!”
“Tapi―”
“Sudah, ya, keretanya datang! Nanti saja dilanjutkan. Dah!”
KLIK!!
Aku mengeratkan tali ranselku dan melangkah masuk kereta. Aku tau berbohong itu tidak baik. Tapi entah mengapa otakku berpikir begitu aneh sehingga membuatku begini. Belum tentu juga aku bertemu dengan Baekhyun.
“Hah, fangirl itu butuh perjuangan!” gumamku menyemangati diri.
Aku duduk di tempat yang telah disediakan. Kereta pun mulai berjalan perlahan. Aku memandang keluar― langit sore yang indah. Kalau aku berangkat dari sini pukul 5 sore, berarti aku sampai di tujuan…. jam 2 pagi? Jadwal keberangkatan di Yeosu kapan, ya?
“Kalau kelewatan perjalanannya sia-sia, dong! Huh, kenapa tidak cari tau dari rumah saja, sih? Bodoh!” rutukku pada diri sendiri.
Aku merogoh ransel dan membuka bungkus Chocopie. Kemudian melahapnya sedikit-sedikit sambil menerawangkan mata keluar jendela.
“Yasudahlah, googling disini saja,” ucapku pelan, “tapi biasanya tidak ada wifi-nya, ya. ah, untung saja aku sudah mengisi pulsa,”
Aku pun googling jadwal keberangkatan bandara Yeosu. Keberangkatan luar negeri di mulai pukul tiga pagi, dan keberangkatan domestik dimulai pukul sembilan pagi. Dari stasiun tempat aku datang, ke bandara Yeosu kira-kira setengah jam. Berarti aku ada di bandara pukul setengah tiga pagi.
“Mau apa kesana? Takut ah, nanti ada hantunya,”
Sempat takut dan kuurungkan niatku untuk ke Yeosu, dan berpura-pura menjadi penumpang yang salah tujuan agar dipulangkan kembali. Tapi… mengingat setelah ini Baekhyun tidak memberikan cintanya sedikit pun, pada para fangirl, aku akan maju.
“Oke. Yeosu, aku datang!”
~~~
Angin malam menembus baju hangatku hingga ke relung tulang terdalam. Dingin sekali. Tiba-tiba aku merasa seperti Spongebob di episode ‘salah-naik-bis’ atau apalah itu. Aku tidak pernah memperhatikan judulnya, hehe.
“Huh, percuma datang sekarang. Menyeramkan begini suasananya,” gerutuku. Pikiran tentang orang-orang yang berubah menjadi zombie kembali berseliweran di otakku, “haish! Jangan pikir aneh-aneh! Takut tau!” kupukul kepalaku sendiri.
Tiba-tiba, aku merasa lapar.
“Café itu tidak ada yang buka 24 jam, ya? Payah,” aku mulai menyampah. Mataku berkeliling melihati orang-orang. Ada yang tergesa-gesa, ada yang masih mengantuk, ada yang berdandan di bandara. Sepertinya hanya aku yang keadaannya seperti anak kucing hilang arah. Duduk, lalu tolah-toleh sambil memeluk badan yang kedinginan.
Angin meniup-niup mataku yang sekarang sudah 5 watt. Aku mengantuk. Aku tidak boleh tidur disini, kalau ada pencuri bagaimana? Hilang sudah handphone kesayanganku. Lagipula, kalau aku tidur, bisa kebablasan hingga siang dan aku dikira gelandangan.
Tapi…
~~~
“Nona…”
“Ungg…”
“Nona… Anda tujuan mana? Pesawatnya berangkat sebentar lagi!”
Aku terbangun karena guncangan lebut di bahuku itu semakin keras. Kuucek mataku dan seorang lelaki berdiri di hadapanku. Rambutnya yang hitam jatuh menutupi kening. Dia tersenyum kepadaku.
Uh, dia…
“…”
Bukan Baekhyun.
“Kau tersesat, ya? Rumahmu dimana?” pertanyaan ini mirip sekali seperti pertanyaan security di mal. Saat aku kehilangan Ibuku diantara kerumunan penggemar diskon.
“Ungg… tidak. Aku datang jam setengah tiga. Rumahku di luar kota ini. Aku―” bodoh, jangan sok akrab pada orang asing! “aku ketiduran karena mengantuk,”
“Lain kali kau harus berhati-hati. Jangan tidur disini karena tempat ini rawan pencurian,” pesannya. Seperti Ibuku saja.
“Terimakasih!” kubungkukkan badanku sambil tersenyum hormat. Dia membungkukkan badannya juga dan berbalik pergi. Aku pun harus bergegas. Kurogoh saku dan kuambil handphone-ku, jam delapan lebih 45 menit.
Kepalaku celingukan kesana kemari. Berharap menemukan sosok lelaki mungil bernama Byun Baekhyun itu. Walaupun sedikit kemungkinannya bahwa dia ada disini, karena sebenarnya ada banyak bandara di Korea yang belum pernah kujamah.
“Byun Baekhyun… Byun Baekhyun… kau jangan mempersulitku lagi, ya,” gumamku.
Aku menyelinap diantara orang-orang yang semakin bertambahnya waktu juga semakin ramai. Untung saja badanku tidak seperti sahabatku, kalau iya… astaga, bisa mati terhimpit.
“Kalau begini caranya enak di rumah. Aku pengin minum susu coklatku. Aku rindu kasurku,” ucapku menyesal.
Namun mataku masih jeli memperhatikan orang-orang satu demi satu. Kucari seseorang berambut hitam dari sekian banyaknya orang yang berambut hitam. Tapi, syukurlah, aku masih bisa mengenali bagian belakang tubuh Baekhyun.
Tiba-tiba saja mataku mendelik ketika pupilku menangkap seseorang.
Uh, dia…
“Baekhyun!!”
Yang dipanggil hanya menoleh sedikit― dan benar itu Baekhyun. Jantungku berdegup miliaran kali lebih cepat. Aku tidak pernah melihat ia secara langsung sebelumnya. Dia memakai snapback supreme yang kembaran dengan Chanyeol, dan aku mengenalinya.
Kulangkahkan kakiku mendekat, “B-Baek…”
Tapi dia berlari sambil menurunkan snapback-nya sehingga menutupi muka. Ketakutan, atau hanya ingin menghindar?
“Baekhyun!!”
Aku memang bukan cheetah yang larinya begitu cepat. Apalagi, saat tes lari aku masuk urutan sepuluh terbawah. Namun kupaksakan kakiku yang tidak terlalu panjang ini untuk memacu langkah lebih cepat. Itu semua untuknya, Byun Baekhyun, karena aku ingin bertemu dengannya.
“Baekhyun!! Baekhyun!!!”
Entah keringat atau air mata, tiba-tiba pipiku terasa basah begitu saja. Bibirku bergetar dan kakiku tidak kuat lagi, namun kupaksakan untuk terus berlari untuknya. Pipiku terasa semakin basah saja dan mataku menghangat. Aku tidak mau menangis.
“Baekhyun!!”
Sedikit lagi, aku akan menyentuh punggungnya. Sedikit lagi.
“B-Baekhyun…”
Aku sudah satu meter di belakangnya. Tanganku yang terulur kedepan bergetar hebat. Aku ingin memeluknya dari belakang. Tapi, apa daya, dia milik seseorang dan tanganku terlarang untuk menyentuhnya.
“Baekhyun…”
Dia mulai melangkah pelan-pelan. Namun tidak menggubrisku sedikipun. Menoleh saja tidak. Memang benar, seorang fangirl tidak akan terlihat lagi di mata idolanya. Invisible.
“Baek…”
Air mataku turun semakin deras. Pasti sekarang wajahku buruk sekali, maka kuseka air mataku secara paksa. Kupercepat langkahku karena Baekhyun semakin menjauh. Tanganku terulur kearah mantelnya. Apa aku terlalu berani? Jemariku yang kaku menggenggam ujung mantelnya perlahan. Aku menahannya untuk pergi.
“Baekhyun… jangan pergi…” desisku.
Langkahnya terhenti.
“Tolong, cintai aku sekali saja…”
Airmataku turun lagi. Kacau. Baekhyun menoleh dan kini dia pasti melihat wajahku. Aku tidak mau terlihat buruk di depannya.
“Ssshh… jangan bicara begitu,”
Damn. Katakanaku salah dengar. Katakan telingaku agak rusak. Tidak mungkin itu tadi suara Baekhyun yang berbicara padaku. Mustahil.
“Para fangirl, aku akan mencintai kalian selalu dan kapanpun. Jangan menangis, jangan menangis untukku. Tetaplah semangat,” dia tersenyum tipis sekali.
Aku serasa ingin mati saja. Aku mengangkat daguku dan air mataku jatuh lagi, kutatap wajahnya yang tampan sempurna itu. Degup jantungku memacu lebih cepat dari yang sebelumnya. Aku ingin ibu jarinya yang lentik itu menghapus air mataku sekarang juga.
“Aku harus pergi,”
Tanganku bergerak untuk memeluknya. Namun tubuhku dihadang oleh dua security yang menyeretku ke tempat yang lebih jauh. Kutatap sendu punggung Baekhyun yang semakin menjauh. Dia tak berbalik atau melihatku sekalipun. Hatiku rasanya disayat diam-diam olehnya. Sakit sekali.
“Baekhyun!!”
Namun dua security itu melemparkan tubuhku sehingga aku jatuh dengan posisi duduk yang tidak enak.
“Baekhyun!! Baekhyun!!!”
Aku duduk meringkuk dan melipat tubuhku. Tidak peduli akan apa yang orang bicarakan tentangku.
“Baekhyun…”
Suaraku melemah dan mataku sudah bengkak. Percuma memanggilnya, kalau dia tidak akan datang untukku.
~~~
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Saat itu
Aku meneriaki namamu ratusan kali
Hatiku berdegup kencang layaknya lagu hardrock milik kakak sepupuku
Sudut bibirku terangkat, mata kita bertemu
Kulangkah kaki mendekati dirimu
Tanganku terulur
Namun tak dapat menggapai dirimu
Bibirku bergetar dan rasa sakit muncul di hatiku
Bahwa kaulah yang menciptakan dinding diantara kita
Di saat yang sama
Kau berlari menghindariku
Kau tak sekalipun berbalik untukku
Langkahmu yang semakin jauh membuat hatiku pilu
Kau berusaha sekeras mungkin untuk tidak kusentuh
Kau tidak ingin di sentuh
Karena
Kau sudah dimiliki dan memiliki
Airmata jatuh, hatiku disayat
Mengapa aku yang selalu mengalah?
Selemah itukah diriku?
Kumohon…
Pandanglah aku
Cintailah aku
Sekali saja. Hanya sekali
Karenamu
Aku merasa gila, Byun Baekhyun.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
[PresentedForBaekhyun]_Yume_END
Duh rela aja deh Bekyun diambil orang. Kan sudah haknya idola kalo pengen pacaran ya pacaran aja T____T YA TAPI SAKITNYA ITU DISINI BAEK DISINI HUHU.
Sori ya tulisan yg di italic paling bawah, yg kayak puisi ((emangnya puisi #plak)) itu buruk banget. Sebenernya itu buat tugas puisi B.Ind yang temanya ‘Idolaku’. Tapi aku malah ngaco kayak gitu XD maaf ya akhir2 ini ngga post ff L
I need RCL! ({})
