INNOCENT THINGS
Author : LDA (@tariganms17)
Main Cast : Kim Tae In (OC)
Oh Sehun (EXO’s Sehun)
Jung Soo Jung (F(x) Krystal)
Other Cast : Find by yourself
Genre : Romance, Family Life, Angst
Length : Chaptered
Rating : PG -17
DISCLAIMER
Annyeong~ ini adalah FF pertamaku yang dipublish. Aku belum pernah ngepublish FF ini di website manapun. Jadi kalau dari kalian baca cerita yang sama tapi authornya bukan “LDA”, dipastikan itu “fans” aku hahaha. Namanya juga Fiction, ini hanya fiktif belaka. Cerita ini terinspirasi dari beberapa novel dan drama yang digabungkan sedemikian rupa berdasarkan imajinasi aku sendiri. cast EXO dan F(x) adalah milik Tuhan, Orangtua, dan agensinya. Selebihnya adalah milikku. Thanks for EXOFanFiction admins and all of you^^ Perhatikan Rating sebelum membacanya, karena ada konten dewasa di beberapa bagian. Don’t be Secret Readers, Please. WARNING! Typo Everywhere~
Don’t copy this story without any permission!
HAPPY READING©©
Hari semakin larut, namun jalanan masih saja ramai oleh warganya untuk menikmati keindahan malam kota Seoul. Kafe dan bar masih tetap beroperasi meski jam menunjukkan pukul 11.30 pm. Seorang yeoja yang masih mengenakan jaket almamater Universitas Seoul terlihat sedang minum sendirian di sebuah bar kecil yang ada di sudut kota Seoul. 3 botol soju terlihat berserakan di mejanya, membuat para pengunjung keheranan sekaligus mencibirnya. “Apa dia stress sampai ia menghabiskan 3 botol soju sekaligus padahal ia masih seorang mahasiswa?” “Ia masih muda tapi seperti seorang yang ditimpa masalah bertubi-tubi,” “padahal ia mahasiswa universitas Seoul, tapi bisa-bisanya ia mencoreng almamaternya dengan beerkunjung dan minum soju sebanyak itu sendiri,” begitulah beberapa cibiran yang dilontarkan para pengunjung yang memperhatikannya. Yeoja itu mendengarkan, tapi ia tidak benar-benar memperdulikannya. Para pengunjung dibuat terbelalak karena yeoja itu berteriak pada bartender untuk membawakannya 1 botol soju. Bartender itu berusaha untuk mencegah yeoja itu untuk tidak memesan lagi, tapi yeoja itu malah meraih leher kemeja bartender itu dan mengancamnya itu dengan botol yang sebelumnya dipecahkan olehnya. Bartender itu ketakutan dan terpaksa memenuhi permintaan pelanggannya itu. yeoja itu mengambil botol yang dibawa bartender itu dan langsung diteguknya. Para pengunjung pun menjadi riuh karena membicarakan yeoja itu. jika saja yeoja itu tidak sedang memakai jaket almamater Universitas Seoul, mungkin tidak akan menarik perhatian para pengunjung yang lain.
Yeoja itu bangkit dari tempatnya dan pergi meninggalkan bar itu dengan membawa pecahan botol yang entah untuk apa. karena ia mabuk berat, sesekali ia tergolek lemas dan bangkit lagi. Bartender yang diancam olehnya tadi, berusaha membantunya untuk berjalan. Tapi ia malah berontak dan mengacungkan pecahan botol yang dipegangnya. Bartender itu menjauh dan membiarkan yeoja itu berjalan sendiri. para pengunjung yang sebelumnya ingin membantunya, berubah pikiran setelah melihat apa yang ia lakukan pada bartender yang akan membantunya. Yeoja itu terlihat sangat kusut dengan rambut yang acak-acakan, kancing kemejanya yang dibiarkan terbuka beberapa, high heels yang patah. Bahkan tangan kanannya mengeluarkan darah karena ia mencengkram pecahan botol dengan kuat.
*****
“Kita harus mencari Tae In agasshi, sangat berbahaya bila kita tidak segera menemukannya. Hey, kau! Coba kau cari tau dimana posisi agasshi dengan GPS.” Namja berbadan tegap berpakaian hitam-hitam lengkap dengan kacamata hitam dan handfree di telinganya menyuruh seorang rekannya untuk mencari keberadaan majikan, lebih tepatnya anak majikan mereka.
Akhirnya mereka menemukan lokasi keberadaan anak majikan mereka. Sinyal itu terlihat bergerak perlahan ke arah sungai Han Mereka langsung bergerak cepat menuju tempat keberadaannya dengan menggunakan 1 limosin dan 2 mobil jeep sebelum mereka kehilangan jejaknya.
“Tolong siapkan obat bius suntik. Kita akan membawanya pulang tanpa menimbulkan kegaduhan. Tae In agasshi pasti akan berontak jika tau kita akan membawanya pulang” seorang dari mereka memberikan intruski dari handfree yang mereka gunakan pada rekannya yang berada di mobil lain.
“Baik” ia mengiyakan intruski tersebut. Ia langsung membuka koper berisi obat bius yang mereka sudah persiapkan sebelumnya, mengantisipasi jika situasi seperti ini terjadi.
*****
Yeoja itu duduk termenung di bangku yang ada di pinggir sungai Han. Walaupun ia masih sempoyongan karena mabuk berat, pikirannya sudah mulai jernih dibandingkan saat ia keluar dari bar itu. air matanya tiba-tiba menggenang di pelupuk matanya, siap untuk meluncur keluar. Pandangannya tertuju lurus ke bawah pohon yang ada di sebrangnya. Pikirannya terbang ke 1 tahun yang lalu, saat ia berkumpul dengan eomma dan oppanya untuk terakhir kali.
“Eomma, Oppa, bogosshipo,” ia tertunduk lemas dan air matanya pun meluncur deras, tak bisa ditahan lagi.
*****
Flashback
“Oppa! Berhenti! Kan oppa tau kalau aku sangat membenci makanan yang dibuat dari ceri! Ya! berhenti mengejarku, Oppa!” Tae In terus berlari menghindari kejaran Oppa yang mengejarnya sambil membawa sepotong Pie Ceri buatan eommanya.
“Tae In-ya! Kau ini bagaimana? Masa pie selezat ini kau tolak?”
“makan saja sendiri jika menurut Oppa itu enak. Itu menjijikan! Membuatku mual, ingin muntah!” Tae In menghentikan larinya karena kelelahan.
“Tae In-ya! Tega sekali kau menyebut pie buatan eomma menjijikan!!” dengan kesal Jong In terus berlari mengejar yeodongsaengnya.
“Jong In-ah, sudah. Eomma tidak apa jika Tae In bilang makanan yang eomma buat menjijikan. Eomma tidak akan membuatkan makanan untuknya lagi. Sudah, habiskan saja olehmu, Jong In-ah.” Tae In yang melihat Eommanya berbicara seperti seorang yang menahan tangis langsung berlari kearahnya dan memeluknya. Ia merasa bersalah karena telah berkata yang menyakitkan pada masakan eommanya
“Eomma! Mianhada! Aku tak bermaksud mengatakan makanan yang eomma buat ini menjijikan. Makanan eomma adalah makanan terenak di dunia, kecuali makanan yang ada cerinya. Eomma kan tau, aku begitu membenci buah ceri. Kenapa tiba-tiba eomma membuat pie ceri ini, sih? Eomma jangan berbicara seperti eomma akan pergi. Eomma tidak boleh meninggalkanku!” Tae In berteriak sambil terisak. Ahjumma itu tersenyum miris sambil mengelus rambut anak gadis satu-satunya itu. ia mengeratkan pelukannya, membuat airmata yang sedari tadi ditahan pun mengalir deras. Kim Jong In yang melihatnya pun berkaca-kaca dan ikut berpelukan. Suasana yang begitu mengharukan, seolah-olah akan ada yang memisahkan mereka.
“Aku menyayangimu, anak-anakku. Kalian harus jadi anak yang membanggakan dan mandiri jika Eomma pergi suatu saat nanti,” batin Jung Nara ahjumma.
“Uljima.. sekarang, cobalah pie ini sedikit, ne. Eomma janji jika terjadi sesuatu yang buruk saat memakannya, Eomma akan menuruti semua permintaannmu. Sebaliknya, kamu harus…”
“harus menuruti semua permintaanku. Hahaaha” belum selesai ahjumma bicara, Jong In memotongnya sambil tertawa, membuat Tae In mendengus kesal.
“baiklah, aku akan mencobanya. Jika terjadi sesuatu padaku, kalian haus menepati janji. Yaksok?” Tae In mulai menggigit pie ceri itu. mata Tae In membulat, menandakan bahwa rasa pie itu mengejutkannya. Ia langsung menghabiskan pie ceri yang tersisa. Jong In dan ahjumma tertawa puas karena melihat Tae In untuk pertamakalinya menghabiskan makanan yang terbuat dari ceri yang sebelumnya sangat dibencinya. Mereka menghabiskan waktu piknik mereka di sungai Han sambil menikmati suasana matahari tenggelam.
*****
Yeoja bernama Tae In itu terus menangis, menyadari bahwa itu adalah piknik untuk terakhir kali bersama eomma dan oppa tercintanya. Ia begitu merindukan mereka. Eommanya meninggal sehari setelah piknik itu karena mobil yang eommanya kendarai tiba-tiba hilang kendali. Sedangkan oppanya, Kim Jong In, pergi entah kemana, meninggalkannya setelah diusir oleh appanya 6 bulan yang lalu karena menentang keinginan sang appa untuk menikah lagi. Tae In pun tidak tau alasan mengapa oppanya menentang keras pernikahan appanya itu. Kim Jong Hyun, appanya, adalah seorang prsiden sebuah perusahaan multinasional Korea Selatan. Perlahan, Tae In menyadari bahwa mungkin alasan oppanya menentang keinginan appa karena setelah menikah, appanya yang memang tidak pernah punya waktu untuk keluarganya, semakin tidak memperdulikan keluarga kecilnya ini. sampai saat eomma meninggal dan akan dikuburkan, appanya tidak mengiringi kepergian istrinya dengan alasan mengurusi bisnis di China.
Meski pernikahan appanya sudah berlangsung 1 tahun, ia tidak pernah sekalipun bertemu dengan ibu tirinya itu. mengetahui profilnya saja tidak. Menimbulkan kecurigaan di benaknya. Ia tinggal terpisah dengan appa dan eomma tirinya itu. setiap ia menanyakan profil eomma tirinya pada appanya saat appanya berkunjung, appanya selalu marah dan sesekali menamparnya. Itulah yang membuatnya semakin terpuruk. Tak ada yang bisa dijadikan penopang hidupnya setelah eomma dan oppanya meninggalkannya, di kekang oleh appanya, dan mendapat perlakuan kasar dari appanya sendiri. Sungguh tak pernah terbayang dalam pikirannya akan nasibnya yang seperti ini. sebelumnya, Tae In adalah pribadi yang kuat meskipun tak diperhatikan oleh appanya, tidak berperilaku menyimpang, dan anak yang patuh. Semenjak eommanya meninggal dan masalah-masalah lain bermunculan, ia menjadi pribadi yang rapuh dan terkadang tidak ingat bahwa ia adalah seorang anak Kim Jong Hyun.
*****
“Sajangnim, pernikahan kita sudah berlangsung 1 tahun. Tapi, mengapa aku tidak pernah dipertemukan dengan 2 anak tiriku, Kim Jong In dan Kim Tae In? Aku ingin sekali bertemu dengan mereka, mendengar mereka menyebutku Eomma, dan melakukan berbagai kegiatan bersama. Bisakah Sajangnim mempertemukan aku dengan mereka?” Go Hyeri menatap suaminya yang sedang menikmati kopinya di teras kamar mereka. Kim Jong Hyun yang merasa diperhatikan, meletakkan gelasnya dan menatap lurus ke depan dengan tatapan dingin.
“Hye Ri-ya. Kau kan tau aku sudah mengusir Jong In dari rumah karena ia menentang pernikahanku denganmu. Kau tau? Kau ini seumuran dengan Jong In dan hanya berbeda 2 tahun dari Tae In. Aku takut jika kau bertemu mereka, mereka akan berbuat sesuatu padamu. Belum saatnya. Jika waktunya sudah tepat, aku berjanji akan memperkenalkanmu dengan anak-anakku. Ara?”
“Ye, arraseo Sajangnim,” Hye Ri menunduk dan mengalihkan pandangannya ke depan.
Go Hye Ri adalah seorang penyanyi kafe kecil. Pertemuannya dengan Kim Jong Hyun 3 tahun lalu seketika mengubah hidupnya yang sebelumnya selalu dikejar para penagih hutang karena hutangnya yang menumpuk menjadi seorang istri Presiden perusahaan besar. Ia berhasil membuat Kim Jong Hyun bertekuk lutut karena kecantikan dan keanggunannya. Meskipun Hye Ri berasal dari keluarga miskin dan sebatang kara, namun gaya dan pesonanya seperti putri bangsawan. Itulah sebabnya Kim Jong Hyun rela melakukan apapun untuk dapat memperistri gadis pujaannya itu. Ia rela mensabotase mobil yang dikendarai istrinya hingga istri pertamanya itu tewas seketika setelah mobilnya terperosok ke jurang, agar rencananya untuk menikahi Hye Ri. Sebenarnya, Hye Ri tidak benar-benar menyukai namja ini. tapi karena ia ingin mengubah nasibnya, ia rela diperistri namja yang usianya seumuran ayahnya.
“Hye Ri, mianhae. Aku belum bisa membahagiakanmu, tapi aku akan terus berusaha untuk membuatmu bahagia bersamaku meskipun kau tak terlihat mencintaiku,” Jong Hyun berlutut di hadapan istrinya itu sambil menggenggam tangannya. Hye Ri terperangah saat mendengar kalimat ‘kau tak terlihat mencintaiku’. Apakah suamiku selama ini menyadarinya? Batinnya.
“Sajangnim, aku bukannya tak mencintaimu. Aku butuh waktu untuk beradaptasi. Hanya itu.” Hye Ri pun menyamakan posisinya dengan suaminya dan mencium bibir suaminya dengan lembut. Kim Jong Hyun terkejut. Ia pun membalasnya dengan melumat bibir istrinya. Sesekali ia menggigitnya untuk mendengar teriakan istrinya itu agar ia dengan mudah memainkan lidah istrinya dengan lidahnya. Ia pun menggendong istrinya ke kamar dan mengunci pintu rapat-rapat
*****
“Ah kepalaku rasanya sakit sekali. Ayolah, aku hanya ingin membuka mataku,” Tae In kesal sambil terus memegang kepalanya yang terasa sakit. Ia kesulitan untuk membuka matanya. Tapi ia tau, dia sedang berada di kamar ‘neraka’ rumahnya, rumah yang tak pernah ingin ia tempati lagi.
Ia mendengar seseorang membuka pintu kamarnya. Dengan hati-hati, orang itu menutup pintu kamar anak majikannya. Ia pun mendekat dan membungkukkan badannya memberi hormat.
“Permisi, agasshi. Sekarang aku akan memandikanmu karena agasshi kelihatan belum bisa mandi sendiri saat ini.” seseorang yang ternyata pelayan pribadi Tae In itu mendudukkan anak majikannya itu perlahan dan menyenderkannya di bantal yang telah ditata untuk anak majikannya bersender. Perlahan, pelayan itu melepaskan pakaian Tae In, mengusap seluruh tubuhnya dengan lap basah yang diberi wewangian, dan memakaikannya gaun berwarna jingga favoritnya. Kemudian pelayan itu menidurkannya agar merasa nyaman.
“Sudah selesai, agasshi. Jika agasshi perlu sesuatu, tekan tombol ini saja. Saya permisi,” pelayan itu memberikan tombol semacam remote pada Tae In, membungkukkan badan lalu pergi meninggalkannya. Ia tidak merespon apapun yang dikatakan pelayannya. Ia diam, tidak peduli.
*****
“Sehun-ssi, apa ini sudah cukup? Atau aku perlu memindahkannya lagi?” ujar seorang namja pada orang yang ia panggil Sehun.
“Tidak usah, Kai-ya. Ya! kau ini masih saja memanggilku dengan Sehun-ssi. Sudah ku bilang, kita ini seumuran. Kau sudah kuanggap seperti hyungku sendiri. Cukup panggil aku Sehun,” ujar Sehun dengan tatapan kesal, membuat Jong In terkekeh.
“Ah ara ara, Sehun-ssi. Eh maksudnya Sehun-ah,” Jong In tertawa. Beberapa bulan belakangan, Jong In tinggal dengan Oh Sehun, seorang mahasiswa kedokteran yang sedang menjadi ko-ass di Rumah Sakit Seoul.
“Yeoboseo? Mwo? Bagaimana itu bisa terjadi? Suruh mereka menunggu sebentar lagi….. Ah ye, arasseo. ” Sehun berbicara dengan seseorang dari ponselnya. Jong In yang sedang mencuci tangannya bingung dengan ekspresi Sehun yang kelihatannya syok.
“Sehun-ah, wae? Apa ada yang tidak beres?” Jong In yang selesai mencuci tangan langsung duduk di sebelah Sehun yang kelihatan sedang tidak baik.
“Kai-ya, pasien yang aku tangani kembali bermasalah dan kali ini lebih gawat. Aku harus segera kesana. Tolong jaga Nara selama aku di rumah sakit ya. aku khawatir aku akan ada disana semalaman. Jika dia kambuh lagi, berikan obat yang ada di lemari coklat itu. jika kau lapar, masih ada persediaan ramen di dapur. Ara?” Sehun bangkit dan langsung meraih jas putihnya, lalu ia pergi dengan menggunakan motor sport peninggalan orangtuanya dengan kecepatan tinggi.
*****
Jong In membuka pintu kamar Nara perlahan, melihat Nara yang sedang tidur dengan pulas. Jong In tersenyum sambil menyibakkan rambut Nara yang menutupi wajah orientalnya. Ia melihat Nara prihatin. Oh Nara adalah satu-satunya keluarga yang Sehun miliki saat ini. Setelah appa dan eommanya meninggal secara misterius di rumah lama mereka 6 bulan silam dengan luka tembak di kepala dan dada mereka. Sejak saat itu, Nara selalu berteriak-teriak tidak karuan. Ia menderita gangguan mental, trauma berat karena ia melihat langsung saat orangtuanya ditembaki oleh seseorang yang memakai topeng. Saat itu, Sehun sedang kuliah. Melihat keadaan orangtuanya yang sudah terbujur kaku di ruang keluarga, ia langsung mencari Nara untuk membawanya pergi, takut ia dan yeodongsaengnya pun akan dibunuh oleh orang yang membunuh orangtua mereka. Sehun menemukan Nara di bawah tangga rumahnya, sedang menangis sambil berusaha membersihkan percikan darah dari wajahnya. Sehun menggendong Nara lalu pergi mencari kontrakan untuk tempat tinggalnya bersama Nara untuk sementara waktu.
Saat pertamakali mendengar cerita itu, seketika Jong In teringat akan yeodongsaengnya, Kim Tae In. Saat dulu ia diusir oleh appanya, ia berniat untuk membawa Tae In pergi bersamanya. Tapi kamar Tae In dijaga ketat oleh pengawal pribadi appanya sehingga ia tidak bisa membawa Tae In bersamanya. Ia tidak menceritakan soal masa lalunya itu pada Sehun. Ia ingin menghapus jejak keluarga Kim Jong Hyun dari dirinya semenjak kejadian itu.
“Tae In-ya, bogosshipo. Oppa akan mencari cara untuk bisa bertemu denganmu. Semoga kau baik-baik saja disana. Kau tenang saja, aku baik sekarang, berkat kebaikan Sehun,” batin Jong In sedih. Jong In mencium kening Nara lalu meninggalkan Nara yang sedang tertidur pulas.
*****
Sehun terus memikirkan kondisi pasien yang mendadak kolaps. Ia mengendarai motornya dengan sangat cepat. Ia nyaris saja tertabrak karena konsentrasinya terpecah. Saat lampu merah menyala, Sehun tidak memperhatikannya
BRUKKK!
Tubuh Sehun terhempas ke jalan. Motornya terseret beberapa meter. Ia ditabrak mobil dari arah samping hingga terjadilah kecelakaan itu. Beruntunglah, Sehun tidak mengalami luka yang begitu serius walaupun motornya rusak cukup parah. Sehun berlari ke arah motornya berniat untuk bergegas ke rumah sakit. Tapi ia terjatuh karena nyeri di kepalanya karna terbentur. Seorang yeoja keluar dari mobil jaguar yang menabraknya dan menghampiri Sehun.
“Gwaenchana, ahjussi? Mianhada. Supirku tidak konsentrasi, makanya mobil saya menabrak motor anda. Jeongmalyo mianhada, ahjussi,” orang itu terus membungkukkan badannya berulang kali. Sehun yang masih merasakan nyeri di kepalanya berusaha melihat ke arah orang itu. “Suaranya…. Apakah itu kau? Ah tidak mungkin,” gumam Sehun saat melihat ke arah orang yang masih membungkukkan badannya, berusaha melihat sosok yang suaranya terdengar tidak asing bagi Sehun.
DEGG..
Sehun syok saat ia melihat wajah orang itu.
“Apakah ini mimpi? Jika ini mimpi, jangan bangunkan aku. Aku merindukan wajah indahnya ini. siapapun, jangan bangunkan aku!” batin Sehun berteriak, ia berdiri terpaku dan matanya yang terbelalak melihat sosok yang ada di depannya.
TO BE CONTINUED
