Saranghaeyo Ahjussi ^^
Chapter 5
Author: Dreamcreampiggy(@DebDebyanca)
Length: Chaptered
Genre: Romance, Family, School Life, AU
Rating: Teenager
Cast:-Lee Youra (Fiction)
-Wu Yi Fan/Kris (EXO-M)
-Park Chanyeol (EXO-K)
-Im Yoon Ah/Yoona (SNSD)
-Kim Jae Joong (JYJ)
-Lee Yourin (Fiction)
-Song Qian/Victoria (F(X))
-Kim Jae In (Fiction)
Disclaimer:Cast adalah milik mereka sendiri, Tuhan, dan Orang Tua mereka. Tapi ‘Fiction’ adalah fiksi. Cerita milik Author. Tidak ada plagiat apapun karena cerita ini murni 100% ‘Imajinasi’ Author. Maaf sekali jika ada kesamaan nama ataupun latar belakang cerita. Nama sekolah maupun perusahaan disini adalah fiksi.
~Happy Reading~
Hal bodoh yang pernah Youra lakukan adalah di saat ia mengecewakan sahabatnya karena seorang Namja yang baru ia cintai. Bahkan Youra sempat berharap liburannya tak akan pernah berakhir. Karena ia tak tahu harus bagaimana. Namun, waktu terus berjalan dan ia akhirnya sampai pada saat ini.
“Aku berangkat Appa, Eomma, Eonni.”, kata Youra sambil mencium kedua pipi orang tuanya dan melambai pada Eonni-nya. Hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah pada awal semester yang baru.
“Hati-hati ne? Salam untuk Chanyeol.”, kata Tuan Lee sambil tersenyum. Ia mengira Youra akan berangkat dengan Chanyeol hari itu. Begitu juga dengan Nyonya Lee dan Yourin. Youra hanya mengangguk dan tersenyum seadanya lalu berjalan keluar. Youra menutup rapat gerbang rumahnya dan menghembuskan napas lega.
“Annyeong.”, kata Kris yang terlihat berdiri tepat di samping Youra. Ia mengepalkan tangannya dan menaruh tangan itu di depan mulutnya dan berdeham pelan. Youra memalingkan wajah ke samping dan merasakan jantungnya berdebar karena melihat Kris yang kelihatan sangat tampan dengan setelan jas hitamnya yang di padukan dengan kemeja putih dan dasi hitam.
“A-a-annyeong.”, kata Youra gugup. Kris tersenyum kecil lalu menggerakkan kedua tangannya ke arah mobil seperti seorang Pangeran yang mempersilahkan Tuan Putri-nya menaiki kereta. Youra tertawa kecil lalu berjalan menuju mobilnya.
Yah.. Hubungan mereka kian dekat hingga kini. Kris sudah bisa bersikap non-formal kepada Youra dan tidak tertutup lagi walaupun Yoona masih sangat sering mengganggunya. Dan Youra? Ia juga sudah bisa bersikap apa adanya pada Kris walau ia masih suka berdebar-debar di dekatnya. Terkadang banyak orang yang berasumsi mereka ini adalah kakak dan adik, ada juga yang berasumsi mereka ini adalah pasangan kekasih tapi ada juga yang berasumsi mereka ini adalah Ahjussi dan keponakannya.
“Waeyo?”, tanya Kris pada Youra yang terduduk diam di kursi penumpang di sebelahnya. Terlihat jelas ada guratan kebingungan di wajahnya.
“Kantor Oppa searah dengan sekolahku?”, tanya Youra.
“Aniyo. Berlawanan.”, kata Kris sambil sesekali menatap Youra dan kembali berfokus pada jalanan di depannya.
“Mianhae kalau aku merepotkan Oppa.”, kata Youra panik.
“Gwenchana. Aku sudah terbiasa bangun pagi, jadi daripada aku datang terlalu pagi ke kantor lebih baik aku mengantarmu dulu kan?”, kata Kris sambil tersenyum kecil.
“Tapi memangnya Oppa tidak mengantarkan dongsaeng Oppa juga?”
“Untuk apa? Ia sudah di antar oleh supir keluargaku. Setiap hari kau pergi dengan Bus?”, tanya Kris. Ia tersenyum saat mengingat pertemuannya dengan Youra pertama kali.
“Aniyo. Aku sebenarnya di antar temanku setiap hari.”, kata Youra.
“Waktu kau menolongku dari pencopet itu kau pergi menggunakan Bus?”, tanya Kris bingung.
“Saat itu motornya sedang rusak. Jadi aku pergi dengan Bus..”, kata Youra sambil tersenyum kecil.
Mereka masih terus berbicara satu sama lain dalam perjalanan walau Youra mengkhawatirkan Chanyeol. Ia sengaja tak memberi tahu apapun pada Chanyeol jika ia pergi dengan Kris. Karena ia takut masalah ini akan semakin panjang.
Youra sudah merasakan ponselnya bergetar terus menerus. Tapi ia memutuskan tak melihatnya. Ia sudah tahu itu pasti dari Chanyeol. Youra memalingkan wajahnya ke samping dan mengamati jalanan lewat jendela, tak berapa lama ia merasakan mobil yang berhenti karena lampu merah. Dan saat itu juga ia melihat sebuah motor Sport Merah berhenti di sampingnya.
ANDWAE! ITU CHANYEOL!
Youra dengan panik segera membungkukan tubuhnya secepat mungkin hingga kepalanya membentur Dashboard mobil. Kris yang mendengar suara benturan itu segera melihat Youra dengan aneh.
“Wae?”, tanyanya sambil menunduk pada Youra.
“Aniyo.”, kata Youra sambil meletakan jari telunjuknya di depan mulutnya.
Dari luar mobil itu, Chanyeol sedang berdiri sambil menjaga keseimbangan motornya yang besar. Ia sampai harus melaju sangat kencang agar tak terlambat ke sekolah. Ia sangat kecewa begitu tahu Youra sudah berangkat. Dan anehnya Orang tua Youra mengira Youra berangkat dengannya. Chanyeol menoleh ke arah samping dan mendapati mobil Sport Hitam yang mewah. Chanyeol tersenyum kagum melihatnya. Jarang sekali ia melihat mobil semewah itu di Seoul.
“Tunggu! Itu kan Ahjussi Youra!”, kata Chanyeol dalam hati ketika ia sengaja memperhatikan jendela untuk melihat orang di dalamnya. Dengan jelas ia melihat Kris sedang menunduk sambil berkata sesuatu kepada.. Kursi kosong di sampingnya?
“Omo. Kasihan sekali Ahjussi itu. Dia gila?”, kata Chanyeol sambil bergidik. Lampu berubah hijau dan ia segera menjalankan motornya cepat.
~**^^**~
“Hari ini kau pulang jam berapa?”, tanya Kris. Ia sudah kembali menjalankan mobilnya ketika lampu berubah hijau. Sebelum menjawab pertanyaan Kris, Youra sempat mengintip ke arah jendela mobil di sampingnya dan melihat motor Chanyeol yang sudah berjalan menjauh.
“Aigoo..”, kata Youra yang kemudian segera kembali duduk di kursinya. Kris sengaja tak menanyakan ‘Kenapa’ dan ‘Ada apa’ pada Youra. Ia sudah tahu kenapa Youra sampai harus bersembunyi di bawah Dashboard mobil. Kris tadi sudah terlanjur melihat seorang Namja berpakaian seragam yang sama mengendarai motor berhenti di sisi samping mobilnya. Tepat di samping Youra.
“Kau takut temanmu yang kemarin, mengetahui kau pergi ke sekolah denganku kan?”, tanya Kris langsung. Youra yang baru bisa bernapas lega lagi-lagi tercekat mendengar kata-kata Kris. Apa yang harus ia katakan?
“Ah iya. Aku pulang Pukul 2 nanti.”, kata Youra mengalihkan pembicaraan. Kris hanya menghembuskan napas lelah lalu kembali berfokus pada jalanan. Youra yang melihat tingkah Kris sebenarnya sedikit merasa bersalah. Tapi ia tidak bisa memberitahukan hal yang sebenarnya pada Kris.
Gerbang sekolahnya yang besar dan tinggi sudah terlihat. Mobil Sport Hitam Kris memasuki gerbang itu dengan pelan. Youra sedikit meneguk ludahnya begitu melihat para siswa yang tadinya sedang asyik berjalan memasuki sekolah sambil berbicara dengan meriah menjadi hening seketika begitu melihat mobil Kris.
“Oppa. Apa ini tidak berlebihan? Aku turun disini saja.”, kata Youra.
“Ani. Aku tak mungkin membiarkanmu turun disini.”, kata Kris yang kemudian mengarahkan mobilnya kedepan pintu lobby sekolah. Youra merasakan mobil Kris sudah berhenti bergerak, ia melepas sabuk pengamannya dan bersiap turun ketika Kris segera membuka pintu kemudinya lalu menutup pintu itu lagi. Youra menyipitkan matanya ketika melihat Kris berjalan menuju sisi-nya melewati bagian depan mobil. Youra masih mengikuti arah jalan Kris ketika ia menyadari namja itu segera membuka pintu Youra.
Jujur, rasanya Youra sangat senang, tapi apa ini tidak berlebihan? Youra tersenyum kecil dan segera mengambil tasnya. Ia keluar dari mobil dan menyadari hampir seluruh murid sekolahnya menatap dirinya. Tapi bagi murid laki-laki, tentu saja mereka memandang mobil Kris takjub dan bagi murid perempuan, mereka memandang Kris kagum seperti seorang Fans yang memandang idolanya. Dan jujur saja, Youra tidak suka jika Kris dipandangi seperti itu. Sangat tidak suka.
“Kelasmu dimana?”, tanya Kris.
“Ah, kelasku ada di lantai dua Oppa.” Jawab Youra. Kris mengangguk dan menutup pintu mobilnya yang masih terbuka.
“Aku akan menjemputmu pukul dua tepat. Bagaimana?”, tanyanya. Youra membelalakan matanya tak percaya. Benarkah seorang Wu Yi Fan mau menjemputnya? Maksud Youra, Kris bukanlah kekasihnya tapi namja ini mau-mau saja mengantar dan mejemputnya.
“Tidak usah. Terlalu merepotkan. Aku bisa pulang sendiri.”, kata Youra menggerakan kedua telapak tangannya ke kanan dan ke kiri menolak.
“Aku tak merasa begitu.”, kata Kris sambil tertawa. Dan saat melihat tawanya itu Youra merasa Kris sangat tampan.
Youra masih terdiam memandangi Kris yang juga memandangi Youra. Murid-murid di sekitar sekolah pun masih saja memperhatikan mereka walaupun ada beberapa yang segera berlarian masuk kedalam sekolah karena menyadari bel yang akan berbunyi sebentar lagi.
“LEE YOURAAAAAAA!”, sebuah teriakan yang keras namun bersuara sangat dalam dan berat mengejutkan seisi sekolah yang sudah tidak asing lagi dengan suara itu. Youra mengerjap dan menyadari seseorang meneriakan namanya sangat kencang. Tak berbeda dengan Youra, Kris juga mencari-cari arah suara yang memanggil Youra tadi.
Dan Kris menemukan arah suara itu lebih cepat. Matanya menyipit begitu melihat Chanyeol. Dari pertama kali bertemu, ia memang sudah tak menyukai anak itu.
“Yeol.”, kata Youra pelan. Ia kini sudah bisa melihat Chanyeol yang berjalan menghampirinya dengan senyum khas yang memamerkan gigi-gigi besar namun putih bersih itu. Youra merasa sangat bersalah pada Chanyeol, ia sudah meninggalkan Chanyeol namun Chanyeol masih bisa memberikan senyuman setulus itu padanya.
“Kau kemana saja! Tadi aku kerumahmu tapi kau tak ada! Dan kau berangkat dengan siapa ke sini? Aku tadi melihat mobil Ahjussi-mu namun aku lihat ia pergi sendiri.”, kata Chanyeol terus menerus pada Youra. Youra merasa sedikit terganggu saat Chanyeol mengatakan ‘Ahjussi-mu’ padanya. Kris pasti merasa tersinggung.
“Maaf. Tadi ia pergi denganku kesini.”, kata Kris. Chanyeol sontak mengalihakan pandangannya ke arah Kris dan menatap namja itu sangsi.
“Ah.. Tapi tadi, Anda pergi sendiri.. Tadi aku tak mungkin salah saat melihat di lampu merah.”, kata Chanyeol pada Kris yang disambung dengan berbicara pada dirinya sendiri sambil menggaruk-garuk rambutnya yang tidak gatal.
“Aku memang melihatmu saat lampu merah tadi, kebetulan ponsel Youra terjatuh dan ia mengambilnya di bawah Dashboard mobil.”, kata Kris yang segera mencari alasan dengan cepat. Youra masih saja diam tak berbicara.
“Ah begitu.. Tak apa. Aku memang tak mungkin melarang Ahjussi mengantar keponakannya kan?”, kata Chanyeol sambil tersenyum bersalah. Kris mengerutkan dahinya karena lagi-lagi ia mendengar Chanyeol memanggilnya dengan kata-kata yang menyinggungnya itu.
“Yeol. Dia bukan Ahjussi ku.”, kata Youra yang akhirnya angkat bicara. Ia sudah muak mendengar Chanyeol yang selalu saja memanggil Kris Ahjussi seharusnya memang Kris yang merasa marah, tapi entah kenapa Youra juga merasa marah.
“Bukan Ahjussi? Lalu? Sepupu?”, tanya Chanyeol lagi.
Youra terdiam sejenak dan menundukan wajahnya. Ia bingung akan mengatakan apa. Ia tak bisa berpikir lagi. Jika ia bilang Kris hanya tetangga mungkin benar, tapi ia rasa hubungannya sudah lebih jauh dari itu. Tapi jika kekasih? Mereka juga belum sampai tahap itu. Mereka hanya ‘Dekat’
“Dia, namja yang pergi bersamaku ke Namsan Tower tempo hari.”, kata Youra. Ia tak bisa berpikir lagi karena ia yakin Chanyeol hanya mengingat kejadian itu. Walau firasatnya tidak begitu baik dan Youra tak bisa menebak apa yang akan terjadi berikutnya.
“Bahkan ketika aku tahu aku mulai menyukai orang itu. Aku harus melihatnya dengan orang lain.”
Kata-kata Youra saat menangis terdengar jelas ditelingaChanyeol saat ini ketika ia mengingat dan mendengar Namsan Tower. Kata-kata itu tak bisa ia lupakan. Ia baru pertama kali mendengar Youra menyukai seorang pria. Dan ia merasa sangat marah saat itu juga.
“Dia namja itu?”, tanya Chanyeol sambil menunjuk wajah Kris. Wajah Chanyeol sudah berubah 180̊ derajat dari pertama saat mereka melihatnya baru datang. Wajah Chanyeol menahan marah. Ia selalu menebak-nebak seperti apa namja yang Youra sukai dan ia sangat tidak menyetujui Youra dengan Kris. Walau Chanyeol akui, jika dilihat dari kemapanan tentu saja ia kalah sangat jauh. Ia masih pelajar dan ia harus di sandingkan dengan seseorang yang Chanyeol yakini mungkin berusia di atas 25 tahun ini. Tapi untuk fisik Chanyeol yakin antaranya dan Kris, mereka memiliki kelebihan sendiri.
“Maksudmu?”, tanya Kris tak suka. Ia tak suka jika ada seseorang menunjuk dirinya. Apalagi jika orang itu hanya seorang anak sekolah menengah atas.
“Kau yang membuat Youra menangis kan!”, kata Chanyeol sedikit berteriak. Mendengar teriakan itu, anak-anak yang tadinya sudah mulai kembali menjalani aktivitas mereka segera menoleh ke arah Chanyeol.
“Yeol!”, kata Youra. Youra segera memegang lengan Chanyeol secepat mungkin dan mendorongnya pelan kebelakang. Karena Youra tak ingin sesuatu terjadi pada Kris. Ia mengetahui Chanyeol orang yak tak bisa dikendalikan jika sudah marah. Dan Youra melihat dengan jelas Chanyeol sudah bergerak maju tadi.
Kris mencerna kata-kata Chanyeol cukup lama. Ia rasanya ingin memukul wajah Chanyeol saat ini juga. Seandainya Chanyeol berada di posisinya. Mungkin ia akan mengerti. Apa yang seharusnya seorang namja lakukan ketika melihat yeoja yang masih ia sukai menangis di depannya? Pasti menenangkannya kan? Dan ia tak tahu saat itu Youra sudah pergi. Dan semua masalah berubah jadi sangat rumit seperti saat ini.
Tapi bukan hanya itu yang membuat Kris tak suka. Ia lebih sangat tak suka ketika melihat Youra memegang lengan Chanyeol.
“Oppa. Aku minta maaf.”, kata Youra pada Kris yang masih memandang Chanyeol dengan datar namun menakutkan. Chanyeol hanya bisa memandang balik Kris dengan tatapan ingin menghabisinya.
Youra menatap Kris dan mobilnya bergantian. Memberikan sebuah bahasa isyarat yang meminta Kris untuk segera pergi. Kris menghembuskan napasnya dan mengangguk.
“Aku akan menjemputmu pukul dua nanti.”, kata Kris yang sudah berjalan menuju sisi pengemudi. Kris masih berdiri sambil memegang pintu mobil. Walaupun berada di seberang, Kris masih terlihat sangat jelas karena tubuhnya yang tinggi.
“Tak usah menjemput Youra! Ia tak butuh dijemput olehmu!”, kata Chanyeol kesal ia menatap Kris sangat tajam dan suaranya sedikit mengeras.
“Apa urusanmu?”, tanya Kris tak mau kalah. Kris tersenyum senang kali ini. Ia tak mungkin kalah jika dibandingkan dengan anak sekolah seperti Chanyeol.
“Aku sahabatnya! Aku bisa menentukan juga apa yang baik dan tidak bagi Youra! Kau tidak baik untuknya! Dan kau juga bukan siapa-siapa!”, kata Chanyeol dengan berapi-api.
“Siapa bilang? Sebentar lagi aku mungkin akan lebih dari sahabat baginya.”, kata Kris. Hatinya sendiri merutuki kata-katanya barusan. Bagaimana mungkin kata-kata itu bisa terlontar dari mulutnya? Namun apapun yang terjadi hati kecil Kris memang menginginkan hal itu. Youra yang mendengarnya pun sedikit kaget dan tak bisa berkata apapun. Ia masih menggenggam lengan Chanyeol kuat. Chanyeol terdiam.
“Aku tak akan membiarkanmu!”, kata Chanyeol.
“Kita lihat nanti.”, kata Kris yang segera masuk kedalam mobil dan mengendarai mobilnya cepat meninggalkan area sekolah. Youra melepaskan genggamannya pada Chanyeol dan segera berjalan memasuki sekolah.
“Youra! Kau harus menceritakan semuanya dari awal! Namja itu siapa sebenarnya!”
~**^^**~
Yourin berdiri di depan rak-rak baju pada Butiknya yang terlihat di penuhi banyak orang sambil mengawasi karyawan-karyawannya yang sedang sibuk bekerja.
“Permisi.”, kata sebuah suara Namja yang terdengar lembut dan tak asing lagi di telinganya. Yourin segera menoleh kebelakang dan sedikit terkejut ketika melihat namja yang berdiri di hadapannya itu.
“Neo..”, kata seorang namja yang tak lain dan tak bukan adalah Jae Joong.
“A,,aaa bagaimana bisa?”, kata Yourin sambil tersenyum kecil. Ia tertawa ketika melihat Jae Joong membawa sebuah dress biru muda di tangannya. Jae Joong yang menyadari hal itu segera menyembunyukan dress itu di belakangnya dan menggaruk kepalanya yang tak gatal.
“Ini bukan dress untukku. Ini untuk adikku.”, kata Jae Joong dengan wajah panik. Ia takut Yourin menyangkanya tak normal.
“Arraseo.”, kata Yourin sambil tertawa kecil.
“Ada yang bisa kubantu?”, tanyanya pada Jae Joong lagi.
“Ah.. Bantu?”, tanya Jae Joong. Ia melihat Name Tag Yourin dan melihat jabatan yeoja itu.
“Iya. Kau mencari sesuatu kan?”, tanya Yourin.
“Sebenarnya iya. Aku mencari dress untuk adikku. Tapi aku tak tahu apa yang cocok.”, kata Jae Joong. Ia berjalan di samping Yourin yang sibuk memikirkan dress yang cocok untuk Jae In.
“Dress yang kau pilihkan tadi juga lumayan cocok. Hanya mungkin lebih baik jika tanpa lengan. Kau perhatian ya dengan adikmu.”, kata Yourin tersenyum senang.
“Tidak. Aku mencarikannya dress karena ia memintaku. Oh iya, aku boleh meminta nomor ponselmu?”, kata Jae Joong.
“Boleh.”, kata Yourin tersenyum dan kemudian mengeluarkan ponselnya.
“Tak apakan jika aku memanggilmu dengan Yourin saja?”, tanya Jae Joong setelah ia sudah mendapatkan nomor ponsel Yourin.
“Ne.”, kata Yourin mengangguk.
“Geundae, kau bekerja disini?”, tanya Jae Joong.
“Ya. Ini juga butik milik Eomma-ku.”, kata Yourin yang di sambut dengan senyum dan anggukan dari Jae Joong.
“Bagaiamana kalau dress yang ini?”, kata Yourin sambil sedikit menarik lengan jas hitam Jae Joong. Jae Joong sontak menoleh dan melihat Yourin menunjuk sebuah dress biru yang sesuai dengan keinginan Jae In kemarin.
“Ini dia yang Jae In mau.”, kata Jae Joong sambil tersenyum lebar. Yourin juga tersenyum ketika menyadari pilihannya sesuai dengan apa yang Jae Joong inginkan. Ia hendak mengambil dress itu ketika Jae Joong juga menarik gantungan dress itu keluar.
Wajah Yourin berubah merah dan jantungnya berdebar ketika melihat tangan Jae Joong tepat berada di atas tangannya pada pegangan gantungan. Jae Joong menatap Yourin dan merasakan hal yang tak jauh berbeda dengan yang dirasakan oleh Yourin.
Sepertinya akan ada cerita lain yang terjadi…
~**^^**~
“Aku tetap tak setuju. Kau tahu bahwa dia masih menyukai mantan pacarnya. Lalu kenapa kau mau saja dekat dengannya? Apalagi ia lebih tua darimu Youra.”, kata Chanyeol sambil berbisik pada Youra. Seharian ini Youra menyempatkan dirinya untuk bercerita banyak pada Chanyeol. Tapi Youra tak pernah berkomentar apapun ketika Chanyeol mengungkapkan ketidak setujuannya itu padanya.
KRIIIING
Pelajaran hari itu berakhir ketika suara bel berbunyi. Youra dan Chanyeol berdiri bersama lalu menundukan tubuhnya memberi hormat pada guru mereka yang berjalan meninggalkan kelas. Youra kembali duduk lalu merapihkan isi tasnya dan berdiri hendak meninggalkan kelas dan pulang.
“Aku akan mengantarmu.”, kata Chanyeol sambil menarik tangan Youra.
“Tidak perlu. Aku pulang dengan Kris Oppa.”, kata Youra pada Chanyeol dengan ketus walaupun sebenarnya Youra tak merasa marah pada Chanyeol. Tapi entah kenapa ia selalu merasa kesal jika Chanyeol mengungkapkan perasaan tak sukanya pada Kris.
“Cih, orang itu lagi? Ia ini siapa sebenarnya? Sampai harus mengantarmu terus menerus.”, kata Chanyeol sambil berdiri lalu mengambil tas punggungnya dan berjalan meninggalkan kelas. Youra menatap namja tinggi itu yang menghilang ketika ia berbelok.
~**^^**~
Youra berjalan menuju gerbang sekolah untuk menunggu Kris. Ia sengaja meminta Kris menjemputnya di depan gerbang sekolah agar namja itu tak perlu bersusah payah memasuki area sekolahnya yang ramai sekali dengan anak-anak. Youra berhenti di depan gerbang dan melihat dimana Kris. Ia mengira namja itu belum datang dan baru akan memasuki area sekolah lagi ketika tanpa sengaja ia mendengar pekikan yeoja yang tak asing di telinganya.
“YAK GEGE!”
Youra mencari arah suara itu dan dengan jelas melihat seorang yeoja berseragam sama dengannya yang ia pastikan adalah Jae In, memukul bahu Kris dengan sangat kencang hingga Kris meringis dan membelalakan matanya kepada yeoja itu.
“Kau kenapa? Aku memang bukan datang untuk menjemputmu. Kau telpon Jae Joong Hyung saja sana!”, kata Kris kesal. Ia mengalihkan pandangannya dari Jae In dan melihat Youra yang sedang berdiri di depan gerbang sekolah dan melihat ke arahnya. Kris tersenyum lalu melambaikan tangannya ke arah yeoja itu dan tersenyum kecil.
Jae In menatap Kris kesal lalu melihat Kris melambaikan tangannya. Jae In tahu kalau Oppa-nya ini mengenal Lee Youra, orang yang tak begitu Jae In sukai karena kedekatannya dengan Chanyeol. Jae In berdecak kesal lalu berjalan kembali ke arah sekolah untuk menunggu. Jae In sempat bertatapan dengan Youra dan segera mengalihkan pandangannya ke arah lain.
~**^^**~
“Ada seseorang yang menunggumu.”, kata Victoria yang segera berdiri tegak membiarkan pekerjaannya terhenti sebentar ketika melihat Kris yang sudah kembali selepas mengantarkan Youra pulang.
“Seseorang? Dimana?”, tanya Kris pada Victoria. Victoria hanya menghembuskan napasnya sebentar lalu menoleh ke arah ruangan Kris. Kris mengerutkan keningnya ketika melihat ekspresi wajah Victoria.
“Yoona? Aku akan menyelesaikan masalah ini.”, kata Kris mengangguk. Ia tersenyum kecil pada Victoria dan berjalan mendekati pintu ruangannya dan menggerakan kenop pintu itu ke bawah.
“Benarkah akan selesai?”, tanya Victoria. Kris menoleh kebelakang dan mengangguk.
“Ya.”
Kris mendorong pintu itu ke dalam dan menatap seorang wanita yang duduk terdiam pada sofa hitam yang terletak di sudut ruangannya. Yoona melihat ke arahnya dengan wajah bersalah, namun Kris dengan wajah datarnya melangkah mendekat kemejanya dan terduduk. Tak berapa lama ia sudah tenggelam dalam pekerjaannya.
“Aku tak punya banyak waktu.”, kata Kris ketika merasakan Yoona melangkah mendekat.
“Aku mohon.”, kata Yoona sambil menggenggam lengan Kris. Kris tertawa kecil lalu melepaskan genggaman itu kasar.
“Tidak.”
“Pasti karena anak kecil itu bukan? Kris. Ia tak pantas untukmu.”, kata Yoona. Wajah Kris memerah ketika mendengar kata-kata Yoona barusan, entah mengapa tapi ia tak ingin Youra dihina oleh Yoona. Dan dengan keras Kris melempar tumpukan kertas yang tadinya ia baca itu ke meja dan berdiri.
“Kau tahu kenapa aku tak bisa menerimamu kembali?”, tanya Kris, wajahnya mungkin sudah terlihat marah, namun ia masih bisa mengendalikan suaranya agar tetap terdengar datar.
“Wae?”
“Karena aku menyesal mengenalmu. Mungkin kau berjasa dalam hidupku, tapi kau juga satu-satunya manusia di dunia ini yang tak ingin aku lihat semenjak kau meninggalkanku 5 tahun yang lalu. Kau bilang aku akan bahagia bila kau tak ada. Dan ketika aku bahagia, kau datang. Kau mengatakan Youra hanya anak kecil tapi sikapmu lebih kekanakan Im Yoon Ah!”
Yoona terdiam. Ia masih menatap mata Kris dalam-dalam. Dan tanpa ia sadari matanya mulai mengabur dan air mata mulai mengalir membasahi pipinya ketika mendengar apa yang Kris katakan padanya. Mungkin ia memang bodoh, ia tak menyadari bahwa pilihannya untuk meninggalkan Kris adalah kesalahan besar. Dan saat ia ingin memulai segalanya dari awal, itu semua sudah terlambat.
“Mianhae.”, kata Yoona yang segera menundukan kepalanya dan mengusap air matanya.
Sebenarnya Kris tak ingin berbicara sekasar itu pada Yoona. Jika ada seseorang yang menanyakan apakah ia masih mencintai Yoona, ia akan menjawab iya. Karena melupakan seorang wanita yang sudah bersama-sama selama 11 tahun sejak ia kecil adalah hal yang sangat sulit. Karena wanita di depannya ini yang mengajarkannya untuk tersenyum dan tertawa lagi, mengajarkannya bahwa masih banyak hal yang bisa ia lakukan di dunia ini. Tapi, wanita ini juga yang membuatnya merasakan kesedihan kembali menghinggapi hidupnya.
Kris memejamkan matanya cukup lama dan berbalik menuju kursinya secepat mungkin. Ia hanya bisa melihat Yoona berjalan meninggalkan ruangannya sambil terisak. Apa yang harus ia lakukan? Jika ia ingin benar-benar melupakan wanita itu, ia harus bisa melihat wanita itu menangis tanpa menenangkannya, dan senang tanpa berada disisinya.
Kris mengalihkan pandangannya kembali pada pekerjaannya. Ia hanya bisa fokus dan menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat walaupun ia harus lembur malam ini. Setidaknya ia lebih baik bekerja lembur setiap hari daripada ia harus terbaring di tempat tidurnya tanpa bisa terlelap dan hanya bisa merenung hingga pagi menjelang.
~**^^**~
Lee Youra hanya bisa mendesah kesal dan mengacak-acak rambutnya hingga benar-benar berantakan untuk melampiaskan kemarahannya. Karena tak mungkin ia memukul namja di sebelahnya ini. Ia tak tega melihat Chanyeol. Sejak kemarin namja itu selalu saja mengungkit masalahnya dengan Kris. Tapi jika dilihat dari sisi Chanyeol, ia tak salah. Harusnya Youra bisa lebih tegas. Bagaimanapun Chanyeol adalah sahabatnya. Bahkan mereka sudah menjadi sahabat dari taman kanak-kanak.
“Yeol. Dengar. Aku bahkan belum berpacaran. Jadi tenanglah! Kau ini kenapa mendadak jadi cerewet begitu sih?”, kata Youra berbisik sambil menunjuk Chanyeol dengan pensil yang ia gunakan untuk menulis.
“Iya! Aku jadi cerewet karena kau Lee Youra! Kau! Kau ini gila? Dia itu AHJUSSI! AWWWWW!”
Chanyeol meringis kesakitan, ia mengusap-usap kepalanya yang terkena lemparan penghapus papan tulis oleh guru mereka. Youra hanya menggelengkan kepalanya heran. Mengapa Chanyeol tak bisa menjaga ucapannya.
“Park Chanyeol. Kita sedang mengadakan ulangan. Jika kau masih saja banyak bicara. Kau bisa keluar sekarang.”, kata guru mereka dengan suara tegas. Chanyeol hanya bisa tersenyum khas dan meminta maaf lalu segera mengerjakan ulangannya dengan cepat. Youra tersenyum melihat Chanyeol mengerjakan ulangan dengan lancar. Tidak biasanya ia begini. Youra tadinya ingin kembali mengerjakan ulangannya sebelum ia tersadar Chanyeol sedang tertawa kecil sambil menyalin jawaban ke kertas ulangan. Yak! Anak ini benar-benar. Ia mencontek dengan meletakan kertas pemberian Baekhyun di rak mejanya dan dengan santainya mengerjakan ulangan?
“Pulang nanti! Aku akan berhadapan dengan Ahjussi-mu!”, bisik Chanyeol yang kemudian di balas dengan cubitan keras dari Youra.
“AWWWWW LEE YOURA SAKIT!”
“YAK PARK CHANYEOL! KAU KELUAR DARI KELASKU!”
~**^^**~
Youra dan Chanyeol berjalan keluar dari sekolah bersama sambil bergurau. Youra terlihat tertawa lepas bersama Chanyeol. Dan dari kejauhan, Kris bisa melihatnya. Perasaan cemburu sedikit menghinggapinya. Apalagi, ia jarang sekali melihat Youra tertawa karena dirinya. Dengan cepat Kris berjalan mendekati mereka berdua.
“Jadi bagaimana? Kita sudah lama tidak pergi bersama Youra.”, kata Chanyeol sambil tersenyum khas.
“Bo..”
“Tidak bisa. Youra pergi denganku.”, kata Kris, ia mendengar bahwa Chanyeol ingin mengajak Youra pergi akhir pekan ini. Dan tanpa Kris sadari, ia sudah mengucapkan kata-kata yang ia sendiri tak tahu berasal dari mana. Yang jelas, ia segera memotong kata-kata Youra yang ingin menyetujui ajakan Chanyeol.
“Ani! Tadi Youra sudah menjawab Boleh. Tapi kau tiba-tiba datang Ahjussi!”, kata Chanyeol yang segera menjawab kata-kata Kris ketus begitu melihatnya.
“Tidak, kami sudah membuat janji ini sebelum sekolah Youra dimulai.”, kata Kris lebih ketus.
Youra menundukan kepalanya. Kenapa mereka harus saling beradu mulut di area sekolah? Tak sadarkah mereka bahwa hal itu membuat Youra sangat malu? Belakangan ini ia selalu menjadi pusat perhatian banyak orang karena masalah ini.
“Sudah. Lebih adil jika aku tak pergi kemana-mana akhir pekan ini.”, kata Youra sambil tersenyum kecil sedikit bingung.
“Aniyo!”, kata Kris dan Chanyeol bersamaan. Youra mengerutkan dahinya dan merasakan kepalanya ingin pecah. Ia harus terjebak pada hal yang aneh. Pertama, sahabatnya sendiri berubah aneh dan mendadak jadi terlalu memperdulikannya, dan yang kedua, orang yang baru ia sukai tiba-tiba saja jadi memperhatikannya juga bahkan kelihatan cemburu ketika Chanyeol mengajaknya pergi. Namun dengan cepat Youra mengenyahkan pikirannya yang terakhir. Tak mungkin Kris cemburu. Youra sadar jika hanya dirinya yang menyukai namja itu.
“Lalu bagaimana?”, tanya Youra bingung.
“Pagi hari kau pergi dengan Ahjussi ini dan sore hari denganku.”, kata Chanyeol sambil tersenyum puas.
“Tidak. Kau pasti menggunakan motormu. Dan angin malam tak baik untuk Youra.”, kata Kris ketus.
“Baiklah kita tukar. Aku pagi dan kau, Ahjussi! Kau malam hari!”, kata Chanyeol tak sabar.
“Tidak bisa juga.”, kata Kris.
“Wae?”, tanya Chanyeol mulai kesal. Wajahnya terlihat marah dan matanya melotot tak suka.
“Pertama, pagi hari itu panas, Youra bisa hitam jika naik motor. Jika malam hari, angin malam tak baik untuknya. Jadi kesimpulan yang baik. Ia kan pergi denganku seharian. Aku pergi dengan mobil jadi Youra pasti nyaman bersamaku.”, kata Kris mengakhiri kata-katanya sambil tersenyum puas.
“Yak! Kau curang Ahjussi!”, kata Chanyeol kesal.
“GEGE!”, lagi-lagi teriakan itu membuat Kris menoleh dan mendapati Jae In berlari kecil ke arahnya sambil tersenyum.
“Wae?”, tanya Kris ketika Jae In sudah berdiri di sampinya.
“Aniyo.”, kata Jae In menggelengkan kepalanya kecil.
“Jae In. Kau kenal Ahjussi ini?”, tanya Chanyeol tak percaya.
“Ahjussi? Ini Oppa-ku.”, kata Jae In sambil memegang tangan Kris erat. Kris melihat Jae In datar lalu mengalihkan pandangan pada Youra yang kelihatan sedang berpikir.
“Oppa? Astaga! Aku tak percaya!”, kata Chanyeol sambil menggelengkan kepalanya.
“Kenapa?”, tanya Kris ketus. Nada bicaranya memang selalu ketus jika berhadapan dengan Chanyeol. Rasanya Kris ingin sekali memukul wajah bocah di depannya ini. Tapi tak mungkin karena Youra ada di dekatnya.
“Kalian kenapa berkumpul disini?”, tanya Jae In.
“Oppa-mu ini tiba-tiba saja datang dan mengacaukan rencana jalan-jalanku dengan Youra.”, kata Chanyeol.
“Aku memang menjemput Youra. Dan aku tak mengacaukan apapun!”, kata Kris membela dirinya. Karena menurutnya ia tak salah sama sekali.
“Rencana jalan-jalan?”, tanya Jae In. Youra hanya bisa terdiam dan memikirkan sendiri jalan keluar dari masalah ini.
“Iya. Aku ingin pergi jalan-jalan dengan Youra. Tapi Ahjussi ini mengacaukannya! Ia ingin Youra pergi dengannya saja!”, kata Chanyeol.
“Nah! Kalau begitu kita pergi ber-empat saja!”, kata Jae In. Ia tersenyum senang dan memuji dirinya sendiri yang bisa memikirkan hal secepat itu.
“Ber-empat? Maksudmu Double date?”, tanya Kris pada Jae In. Jae In tersenyum lalu mengangguk. Kris mengerutkahn dahinya dan tak lama kemudian tersenyum juga.
“Aku setuju!”, kata Youra mengangguk.
“Lebih baik kita pergi bersama-sama saja!”, kata Youra tersenyum lebar. Ia menggoyang-goyangkan lengan Chanyeol agar namja yang sedang menunjukan mimik wajah kaget itu bisa menjawab.
“Apa? Double date?”, tanya Chanyeol.
“Iya! Jika setuju aku akan tentukan tempatnya!!”, kata Jae In antusias.
“ANDWAEEEEE!!”, kata Chanyeol sambil mengacak-acak rambutnya frustasi.
Dan, persaingan antara Kris dan Chanyeol. Resmi dimulai…
~To Be Continued~
Author Note: Akhirnya selesai juga Chapter ini. Author sempet nge-stuck lagi. Dan bener-bener gak bisa bilang apa-apa lagi sekarang. Author Cuma berharap Readersdeul gak kecewa dengan Chapter ini. Karena Author bingung banget dan Author juga berharap Readersdeul bisa comment, dan kalo baik sekalian like, karena… Kalo gak ada comment, Author gak ada inspirasi, dan Chapter selanjutnya FF ini akan sangat lamaaaaa.. Jadi RCL ya hehehe^^ Maaf juga kalau ada Typo, karena Author kalo boleh curhat dikit, Author nyelesain FF ini jam setengah 4 pagi loh -_-“ bener-bener begadang. Hahahaha.. Terima kasih juga atas Comment dan Like yang Readersdeul berikan di Chapter 4. Terakhir, karena Author masih sekolah, jadi gak bisa cepet-cepet nyelesain Chapter berikutnya.. Hehehe.. Kalau ada kritik dan saran bisa langsung di sampaikan ke: @DebDebyanca dan Visit blog Author dan temen Author ya! Detanalia.wordpress.com Gomawo! Tunggu terus Chapter 6 ya! RCL! RCL! ^^
