Kids From Future
◾Momoriku’s Present.
◾Title : Kids From Future.
◾Genre : Romance, family, comedy, AU.
◾Length : Chapter [Chapter 1].
◾Rating : Teenager.
◾Cast : Krystal F(x) | Baekhyun EXO-K | Other maincast.
***
Apa kalian percaya adanya keajaiban atau suatu hal aneh yang terjadi di dunia ini? Atas kuasa Tuhan, apa bisa? Tentu saja bisa.
Mungkinkah Tuhan memang sengaja memberikan sesuatu yang “unik” terjadi pada kehidupan seorang manusia biasa seperti Jung Soo Jung dan Byun Baekhyun atau mungkin hidup mereka memang ditakdirkan akan mengalami sesutau yang diluar pemikiran manusia? Entahlah, hanya diri-Nya yang tahu.
Soo Jung, Jung Soo Jung.
Gadis bermata jernih, berambut panjang kecokelatan, berbadan ramping, serta beraroma lemon dan cologne stroberi. Tipikal gadis yang tenang dan tidak suka bersikap sok imut seperti gadis umum lainnya. Mahasiswi fakulitas seni dan sosial.
Baekhyun, Byun Baekhyun.
Pria bertubuh standar, berambut rapi namun keren, bermata kecil, bahkan kelopaknya hampir tak terlihat, dan beraroma mint. Pria itu terlihat humoris dan terkesan selalu bermain-main. Namun kenyataannya, ia pria yang selalu menepati janji dan pekerja keras, mahasiswa fakulitas seni dan sains.
Tak disangka, kedua orang itu dipertemukan di kelas tiga lantai empat gedung kuliah mereka. Dimana Soo Jung dan Baekhyun duduk berseberangan, sedang mendengarkan sang dosen yang sedang mengajar. Soo Jung duduk tenang dan mencatat apapun yang dikatakan dosen, sementara Baekhyun memainkan pena nya dengan asal. Soo Jung tidak peduli apapun yang dilakukan Baekhyun. Toh, selama Baekhyun tidak mengganggunya saat kegiatan belajar.
“Namamu?”
Soo Jung menoleh, pria itu menatapnya dengan tatapan polos. Setelah dua detik Baekhyun bertanya, detik berikutnya Soo Jung menjawab, “Jung Soo Jung.”
Baekhyun mengangguk-anggukan kepalanya seperti burung pelatuk, “Namaku Byun Baekhyun.”
“Salam kenal kalau begitu.”
“Ah, aku tahu dirimu,” kata Baekhyun. “kau kan, mantannya Choi Min-.”
“Ssh!” potong Soo Jung cepat. “jangan lanjutkan kalimatmu. Aku tidak mau mendengar nama itu lagi.”
“Oke, oke,” kekeh Baekhyun.
Soo Jung memutar bola matanya dan kembali menulis. Kini Soo Jung mulai kurang suka dengan sikap Baekhyun yang ceplas-ceplos dan sok kenal terhadap seseorang yang baru saja ia lihat.
“Soo Jung… Soo Jung….”
Soo Jung menoleh kembali, “Ada apa?”
“Tidak. Hanya memastikan kupingmu bersih dari kotoran.”
Argh! Persetan denganmu Byun Baekhyun! desis Soo Jung dalam hati.
***
Sejak saat itu. Sejak perkenalan menyebalkan itu, mereka menjadi teman, walaupun Soo Jung masih membenci sikap kekanak-kanakkan Baekhyun. Namun meskipun Baekhyun begitu, Soo Jung tetap menganggapnya sebagai teman.
***
Hari itu tanggal 28 Juli, musim panas.
Dimana Soo Jung lebih berkeringat daripada biasanya. Bukan karena musim panas, karena seorang pria yang berada beberapa meter darinya. Pria itu menenteng basket dan sesekali memantulkan basket tersebut ke lantai koridor. Meskipun Soo Jung sudah tidak ada hubungan lagi dengannya, Soo Jung masih mencintainya.
“Sudahlah, Soo Jung-a, ini sudah berakhir.”
“Tapi Minho….”
Minho menatap Soo Jung tajam, tatapan yang seharusnya ditunjukkan kepada lelaki, bukannya perempuan. “Jung Soo Jung… hubungan kita… berakhir disini. Aku tidak mencintaimu lagi.”
Soo Jung tahu Minho pandai mengerjai orang lain. Namun tatapan dan perkataannya yang penuh penekanan ini terlihat bukan main-main. Minho berjalan menjauh dari dirinya yang hanya bisa menatap sendu punggung Minho, berharap pria itu menolehkan kepala dan menatap dirinya. Namun, seiring Minho menjauh hingga ia menghilang di perbelokan…
Minho tidak menolehkan kepalanya sama sekali.
“Soo Jung!”
Soo Jung menoleh ke sekeliling. Hati kecilnya berharap Minho yang memanggilnya. Namun itu hanyalah seorang Byun Baekhyun melambai kearahnya.
“Ada apa?” tanya Soo Jung.
“Kau mau datang ke rumahku malam ini? Ada pesta kecil-kecilan di rumahku,” tawar Baekhyun.
“Siapa saja yang ikut?”
Baekhyun berpikir seraya menghitung sesuatu dengan jarinya, “Ada Chanyeol, Sehun, Sun Young, Naeun, Eunji, Jong Dae, Kyungsoo, Zitao, Yixing, dan Namjoo. Hanya mereka saja.”
Soo Jung mengangguk. Lagipula ia memang butuh kesenangan. Tugas kuliah, jadwal yang padat, dan belum masalah tekanan batin dirinya dengan Minho membuat dirinya frustasi.
Omong-omong soal Minho, dia berada belakang loker, mengamati seseorang yang berada tidak jauh darinya. Dan entah kapan tangan Minho terkepal begitu kuat.
***
Alunan lagu terdengar jelas di tape milik Baekhyun. Tawa bahagia terdengar di seluruh penjuru rumah Baekhyun. Rumah itu tidak terlalu besar, namun cukup lega. Rumah itu milik Baekhyun seorang. Orangtuanya memang sengaja membelikan rumah sendiri agar Baekhyun bisa hidup mandiri.
“Ayo! Ayo!” Zitao bertepuk tangan.
“Se…dikit… lagi,” kata Baekhyun terengah-engah. Jemarinya bergelut cepat di tombol-tombol console Playstation-nya.
“Ayolah, Byun Baekhyun! Park Chanyeol! Yang menang akan mendapatkan sebotol kola gratis!” Kyungsoo membuat suasana semakin panas.
Player 2 You Win!
“Yaaa!! Park Chanyeol menang! Kola itu untukku! Hahaha….”
Baekhyun merengut. Namun hatinya tidak berbohong. Meskipun kalah, Baekhyun tetap senang dan tertawa, merangkul bahu Chanyeol. Soo Jung dan para gadis lainnya asyik mengobrol dengan segelas soda di tangan masing-masing.
“Wow, sudah jam sembilan,” Junmyeon menatap jam tangan birunya. “hey, Baek! Aku dan Kyungsoo pulang, ya!”
“Sepertinya kami juga harus pulang,” ucap Namjoo dan Eunji.
Baekhyun hanya mengangguk untuk itu.
“Oh, iya! Chanyeol, Sehun, Zitao, Naeun, Jong Dae! Kalian sudah menyelesaikan tugas dari dosen minggu lalu?” tanya Sun Young mendadak panik.
“Ya Tuhan! Baek, kami pergi dulu, ya!” pamit Jong Dae.
“Ya.” Jawab Baekhyun.
“Ah, Soo Jung-a, kau mau ikut pulang?” tawar Jong Dae seraya menatap Soo Jung.
“Ani, gomawo. Alamatku berbeda dengan kalian. Mungkin aku akan menaiki taksi dan busway untuk kesana,” tolak Soo Jung halus.
“Memangnya kau tinggal dimana?” kini Baekhyun yang bertanya.
“Di Shim Apartemen.”
Baekhyun terkejut, “Jadi selama ini kau tinggal sendiri?”
“Ne.”
“Oh, kalau begitu. Kami pergi dulu,” pamit Jong Dae kesekian kalinya.
***
Entah berapa kalinya Soo Jung menghela napas. Pandangannya tertuju pada jendela rumah Baekhyun, menatap bulir-bulir hujan yang mendatangi lantai teras rumah Baekhyun dan berharap hujan berhenti.
“Soo Jung-a!” panggil Baekhyun.
Soo Jung menoleh, “Ada apa?”
Baekhyun berjalan mendekati Soo Jung dan duduk di sampingnya. Tangan Baekhyun memegang sebuah kaset game bergambar lelaki dan perempuan sedang berdansa berlatar lantai disko.
“Kutantang kau bermain itu,” tantang Baekhyun menyeringai.
“Tsk, lelaki lawan perempuan? Kau payah, Baekhyun.”
“Siapa yang payah? Aku atau kau yang hanya menutupi ketakutan dengan alasan?” balas Baekhyun.
“Aku bukan takut! Aku hanya malas!” elak Soo Jung.
“Kau berbohong!”
“Tidak, serius, Baekhyun!”
“Masa? Bilang saja kau tidak bisa memainkannya! Wee…” Baekhyun menjulurkan lidah.
“Aku hanya malas! Oke?”
“Benarkah?”
“Ya, sudah! Aku pergi! Au revoir, Byun Baekhyun!”
Soo Jung beranjak dari duduknya. Gadis itu memang tipe orang yang moody. Kini suasana hatinya sedang tidak baik. Saat Soo Jung akan menyentuh gagang pintu, tiba-tiba pintu di ketuk seseorang, dari luar.
“Nugu?” tanya Baekhyun.
Tok, tok, tok!
“Aish, nugu?”
Tok, tok, tok!
“Ya ampun, bisakah kau menjawab pertanyaan-.”
Perkataan Baekhyun berhenti. Raut kekesalan memudar tatkala melihat sang tamu. Bukan hanya Baekhyun, Soo Jung mengerutkan kening. Entah mengapa mereka merasa kaku.
Bagaimana tidak?
Tamu itu adalah sepasang anak kecil, lelaki dan perempuan. Mungkin yang lelaki adalah sang kakak karena ia lebih besar daripada anak perempuan. Mereka membawa koper besar seperti akan pindah rumah.
“Siapa… kalian?” tanya Baekhyun bingung.
“Ya! Appa! Masa tidak tahu Jung Jung, sih?” protes sang anak perempuan.
Heh. Jung Jung? Appa? Sejak kapan Baekhyun menikah dan mempunyai anak?
“Appa? Kau sudah menikah?” tanya Soo Jung terkejut, antara tak percaya dan perasaan geli.
“Jung Jung-i, mereka kan, belum menikah, jadi mereka belum tahu apa-apa,” jelas anak lelaki. Anak perempuan mengangguk-angguk mengerti dan mulutnya membentuk huruf O.
Mereka? Menikah?
“Tunggu… tunggu… mereka? Maksud kalian… kami?” Soo Jung menunjuk Baekhyun.
Anak lelaki mengangguk dan berkata, “Ne, Eomma.”
Eomma?
“Apa maksud kalian? Apa kalian mengira kami sudah menikah?” tanya Baekhyun. “dan sebenarnya, kalian siapa?”
“Kami adalah anak kalian!” seru mereka berbarengan.
“… kami adalah anak kalian.”
Hanya suara jangkrik yang berderik menggema di teras rumah Baekhyun. Kedua manusia itu berpandangan satu sama lain, mencerna apa yang di katakan oleh kedua anak tersebut.
“Kau salah alamat, kami bukan orang tuamu,” kata Baekhyun sengak (Baekhyun! Kau sadis!).
“Iya! Kalian orang tua kami! Appa namanya Byun Baekhyun, kalau Eomma namanya Jung Soo Jung! Kalian sudah menikah!” jelas sang anak perempuan.
Baekhyun membulatkan matanya, “Bagaimana kau bisa tahu namaku?”
“Kami anak kalian! Pastilah kami tahu,” jawab anak lelaki enteng.
“Tapi, bagaimana kalian bisa datang ke rumah ini sedangkan aku bahkan belum mengenal kalian?” tanya Soo Jung.
“Jung Jung dan Baek Soo oppa memakai mesin waktu!” jelas anak perempuan manis itu yang bernama Jung Jung.
“Hah? Mesin waktu?”
“Iya, Appa! Brr… Jung Jung kedinginan! Appa, aku masuk ke dalam, ya!”
“Hei, hei! Tunggu dulu!” seru Baekhyun mencegat Jung Jung masuk ke rumahnya, “kau jangan masuk dulu, adik! Memangnya, kalian punya bukti yang jelas kalau kalian adalah anak kami?”
“Kami punya bukti,” sahut anak lelaki mengangkat tangannya.
“Oppa mempunyai bukti! Biarkan Jung Jung masuk! Jung Jung kedinginan!”
Karena dorongan Jung Jung terlalu kuat, akhirnya Baekhyun mengalah dan membiarkan gadis kecil yang di kucir dua itu masuk. Di luar dugaan Baekhyun, Jung Jung malah berdiri di atas sofa dan melompat-lompat di atasnya.
“Ya! Ya! Keummanhae! Sofa itu belum lunas, kau tahu?!” omel Baekhyun.
“Apa peduli Jung Jung? Appa pasti melunasinya, kok,” jawab Jung Jung enteng, tetap melompat-lompat.
“Tapi hentikan!”
“Tidak mau!”
“Adik kecil hentikan!”
“Namaku Byun Jung Jung!”
Soo Jung melipat tangannya dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Tak habis pikir, namja itu memang sangat heboh dalam urusan uang, sepert ibu-ibu, Baekhyun mengingatkan Soo Jung akan tokoh Mr. Krabs dalam film Spongebob Squarepants. Soo Jung mengadahkan matanya kepada Baek Soo, anak itu berjalan menuju meja tamu Baekhyun dan membuka tas kecilnya yang ternyata berisi netbook. Perlu Soo Jung akui, netbook itu terlihat sangat futuristik ketimbang netbook sekarang.
“Itu netbook-mu?” tanya Baekhyun.
“Ya,” jawab Baek Soo singkat.
“Apa?! Kau masih kecil sudah di belikan netbook! Siapa yang membelikanmu netbook, hah? Pasti mahal!” seru Baekhyun sedikit iri, mengingat ia baru di berikan netbook saja pada umur tujuh belas tahun.
Baek Soo memutar bola matanya dan menghela napas pendek, “Ya, umurku baru tujuh tahun dan aku sudah di belikan netbook. Dan yang membelikannya adalah kau, A-P-P-A.”
Kau tahu bagaimana reaksi Baekhyun?
Tidak bisa mengatakan apa-apa.
Kau tahu bagaimana reaksi Baek Soo?
Hmm… ia biasa saja. Ia bahkan tidak melihat wajah Baekhyun, matanya memandang lurus ke layar netbook.
“Ini akteku-“
“APA?! Mengapa ada namaku?!” pekik Soo Jung.
“Ini akte Jung Jung-“
“Hell! Bagaimana bisa aku menjadi ayahnya?!” teriak Baekhyun tidak terima.
“Ini akte nikah Eomma dan-“
“MWO?!”
“HEII… BYUN BAEKHYUN! SEKALI LAGI KAU BERTERIAK DAN MEMBUAT ANAKKU MENANGIS LAGI, AKU BERSUMPAH AKAN MEMUKULMU!” oh, kini Lee Hyuk Jae, tetangga sebelahnya sekatang yang berteriak.
“Oppa, oppa! Putarkan video di pulau Nami itu!” seru Jung Jung.
Tanpa mengatakan apapun, Baek Soo menekan sebuah video di netbook. Yang jelas, video ini bisa saja membuat Baekhyun dan Soo Jung semakin gila.
Video itu menampilkan seorang wanita dewasa berambut panjanh dan melambaikan tangannya. Wanita itu mirip Soo Jung. Oh, bukan mirip. Lebih tepatnya, itu memang Soo Jung, namun wajahnya sangat dewasa dan lebih cantik.
“Hai! Soo Jung disini!” sapanya dengan riang.
Handy cam di arahkan ke seorang anak perempuan yang sedang meloncat-loncat di kasur hotel. Kunciran rambutnya bergoyang-goyang, Dari raut mukanya, gadis itu terlihat sangat bahagia.
“Jung Jungie, bilang ‘hai’!”
“Haaa…iii!” sapa Jung Jung seraya melambai-lambaikan tangan.
Kamera di sorotkan kepada Soo Jung, “Sekarang keluarga Byun berada di pulan Nami! Pemandangannya indah! Jungie, nanti sore kita bermain pasir!”
“Ne, Eomma!”
Tok, tok, tok!
“Appa!”
Tiba-tiba Jung Jung berlari menuju pintu kamar hotel dan membuka pintu tersebut. Terlihat seorang pria tampan dan seorang anak lelaki yang tak kalah tampannya berada di ambang pintu. Itu Baekhyun dan Baek Soo.
“Baekhyunnie, Baek Soo! Lama sekalI!” keluh Soo Jung.
“Tadi ada seorang paman yang menyerobot antrean!” jelas Baek Soo, raut mukanya terlihat kesal.
“Yeay! Mana pesanan Jung Jung, Appa?” tanya Jung Jung antusias.
Bakehyun tersenyum dan membuka serbuah kardus pizza yang sedari tadi ia jinjing, “Tada! Pizza keju dengan jamur dan peperonni yang banyak!”
“Sini berikan pada Jung Jung! Nyamm… sepertinya enak!”
“Jung Jung, kita makan di balkon, yuk!”
“Ayo!”
“Sayang, mana pesananku?” tanya Soo Jung.
Baekhyun memegang sekotak pizza, “Jika kau mau pizza ini, bayar aku dengan butterfly kiss di depan handy cam ini! Hahaha.”
Soo Jung menghela napas, “Hhh… baiklah, aku sudah lapar.”
Soo Jung menjauhkan handy cam tersebut agar Baekhyun terlihat, Perlahan wajahnya mendekati wajah Baekhyun hingga hidung mereka bersentuhan. Soo Jung menggerak-gerakkan wajahnya sehingga hidungnya ikut bergerak. Baekhyun pun ikut menggerakkan idungnya dan ujung hidung mereka terlihatnseperti kupu-kupu yang sedang mengepak-ngepakkan sayapnya.
“Aku mencintaimu, Soo Jung.”
Soo Jung tertawa geli, “Aku lebih mencintaimu, Byun Ba-“
“Hentikan! Hentikan!” teriak Soo Jung. Refleks, Baek Soo menghentikan video itu.
“Coba jelaskan,” Soo Jung memegang keningnya, “mengapa aku bisa berada disana? Ba-bahkan aku tidak tahu kapan itu terjadi?!”
“Karena kalian sudah menikah,” jawab Baek Soo dan Jung Jung hampir bersamaan.
“Me… nikah?” tanya Baekhyun dan Soo Jung hampir bersamaan pula.
“Ya kalian sudah menikah,” sahut Baek Soo enteng, “Appa seorang ilmuwan yag jenius dan Eomma seorang ibu rumah tangga, Entah karena apa, kalian bertengkar dan kalian bercerai.”
“Benar! Karena kalian bercerai, Jung Jung dan Oppa datang ke masa lalu dengan mesin waktu ciptaan Appa. Ketika disinim Jung Jung dan Oppa akan-“
Baek Soo segera menutup mulut Jung Jung, “Upps, maksud Jung Jung, kami ingin menghentikan perceraian yang akan datang di masa depan!”
Jung Jung mengangguk setuju.
“Hei, sebentar! Aku menjadi ilmuwan? Ta-tapi… bahkan… kuliahku bukan di bidang sains!” Baekhyun mengerutkan kening.
“Appa pasti akan tahu sebentar lagi,” jawab Jung Jung.
“Dan kenapa aku bisa menikah dengan Baekhyun?” tanya Soo Jung semakin frustasi.
Baek Soo mengedikkan bahunya, “Eomma dan Appa tidak memberi tahu kami. kata Eomma, kami terlalu kecil.”
“Oh, iya, kabar baik! Jung Jung dan Baek Soo Oppa akan tinggal bersama Eomma dan Appa! Yeay!” Jung Jung bersorak.
“Mwo?! Shirreoyo!”
“Tolong! Kami tidak akan merepotkan kalian!” pinta Baek Soo memeluk Baekhyun.
“Jung Jung hanya ingin berkumpul bersama Eomma dan Appa” pinta Jung Jung memeluk Soo Jung.
Yang di peluk oleh mereka hanya bisa berpandangan bingung. Mulut Soo Jung bergerak seakan mengatakan, ‘Baekhyun-bagaimana-ini’. Baekhyun hanya bisa menggelng-gelengkan kepalanya, tanda tidak tahu.
“Baiklah, baiklah,” jawab Soo Jung akhirnya, yang membuat kedua anak itu bersorak, “tapi aku akan pergu je apartemen-ku untuk membawa beberapa baju dan paginya, aku akan ke sini lagi.”
“Apa?! Kau meninggalkanku dengan anak-anak itu?” tanya Baekhyun kesal.
“Hanya satu malam, Baek! Hanya satu malam!” kata Soo Jung. “satu malam tidak terlalu buruk!”
Soo Jung meraih tas kecilnya dan pergi meninggalkan rumah Baekhyun.
Oh, yeah, mungkin Soo Jung benar. Memang apa yang di lakukan anak-anak seusia mereka ketika larut malam selain tidur? Baekhyun menghela napas seraya menatap kedua bocah itu.
“Ayo kalian tidur,” titah Baekhyun.
Jung Jung dan Baek Soo mengikuti Baekhyun dari belakang. Well, kamar tamu itu kecil. Namun cukup nyaman untuk mereka berdua. Baek Soo segera memakai piyama dan si kecil Jung Jung terlihat kesusahan.
“Appa,” rengek Jung Jung manja. “pakaikan Jung Jung piyama. Kancingnya susah di tutup.”
Baekhyun memutar bola matanya dan berlutut di depan Jung Jung, memasukkan kancing demi kancing tanpa berkata apa pun.
“Terima kasih, Appa!”
Pipi Baekhyun terasa di hinggapi sesuatu. Matanya melebar ketika Jung Jung mencium pipinya. Dengan cepat, Baekhyun segera menjauhkan pipinya dengan bibir jung Jung.
“Haah… sudah lama Jung Jung tidak mencium pipi Appa,” Jung Jung menghempaskan tubuhnya ke ranjang, menatap langit-langit kamar tamu, “Jung Jung kesal karena Appa jahat.”
“Mwo? Jahat? Apa maksudmu?”
“Karena Appa sering membuat Eomma menangis,” gundam Jung Jung. “Jung Jung sering mendengar Eomma menangis ketika selesai membacakan dongeng untuk Jung Jung. Eomma menngis dan menangis. Jung Jung sering mendengar Appa berteriak kencaaang… sekali kepada Eomma. Dan Eomma balas berteriak, tapi sambil menangis.”
Perkataan itu, entah mengapa membuat Baekhyun merasa terenyuh. Walaupun dirinya menganggap itu hanya omong kosong, entah mengapa itu terasa nyata dan seolah-olah itu pernah terjadi. Baekhyun berdiri dan berjalan keluar kamar.
“Kalian… tidur,” ucap Baekhyun sebelum akhirnya pintu kamar tamu tertutup.
***
Soo Jung berjalan cepay menuju apartemennya. Butuh beberapa detik lagi untuk sampai disana. Dia ingin cepat-cepat memasuki kamarnya, membanting pintu, menghempaskan diri di kasur, menelungkupkan kepalanya ke dalam bantal, dan berteriak kencang sekali, melampiaskan seluruh emosinya.
Ia sudah sampai di lobi, menghiraukan segalanya karena semua masalah yang membebaninya kini tercampur menjadi satu. Semuanya berputar dalam otak Soo Jung, mengusik pikirannya. Namun masalah itu tiba-tiba terhenti, bahkan ia merasa dunia terhenti dalam sekejap.
Choi Minho.
Choi Minho berada tak jauh dari Soo Jung. Tangan kanannya memainkan kunci apartemen yang persis sepertu miliknya, hanya gantungan kuncinya yang berbeda.
Mengapa ia ada disini?
Oh, sial,
Kini ia menatap Soo jung, Mereka saling berpandangan satu sama lain. mimpi buruk bagi Soo Jung.
…TBC…
A/N : emmm… ini fic pertamaku yang bergenre family gini. Jadi masih absurd. Haha. Chapter selanjutnya cek blog aku aja (http://momoriku.wordpress.com) makasih /bow/
