Title : Ugly (Chapter 4)
Author : Annabeth
Genre : School life, Fluff, Romance
Length : Chaptered
Rating : PG-13
Cast : Han Ahreum (OC), Kim Jongin (EXO), and others
***
(Author POV)
Pelajaran seharusnya sudah dimulai pagi ini, tapi karena seonsaengnim belum datang jadi Ahreum hanya diam tak melakukan apa-apa. Karena tempat duduknya di dekat jendela, dia memandang ke luar. Pikirannya masih mengulang kejadian kemarin.
Ahreum masih mengingat saat dia menyentak tangan Jongin. Yeoja satu sekolah bahkan bisa saling berebutan hanya untuk memegang tangan Jongin, sementara Ahreum yang mendapatkan kesempatan emas itu malah menyia-nyiakannya. Sungguh, Ahreum sendiri juga tak menyangka dia bisa melakukannya.
Sebenarnya ada perasaan senang yang Ahreum rasakan karena itu skinship pertamanya dengan Jongin. Tapi karena ada suatu emosi yang terpendam di lubuk hati Ahreum, dia pun melakukan sesuatu yang bahkan tak sempat terpikirkan olehnya.
Entahlah…. Perasaan ini sungguh membingungkan. Ahreum menyukai Jongin, bahkan mengaguminya sejak dulu. Tapi terkadang Jongin membuat Ahreum tidak menyukai dia. Di satu sisi, entah mengapa Ahreum selalu tersenyum saat melihat Jongin tertawa bahagia. Tapi di sisi yang lain, Jongin membuat Ahreum merasa sedih dan menangis.
Jongin… Namja itu selalu membolak-balikkan perasaan Ahreum. Dan Ahreum juga tidak tahu sendiri dengan perasaanya.
Karena terlalu sibuk dengan pikirannya, Ahreum tidak menyadari keadaan sekitarnya. Terutama Jongin, yang sekarang sedang memperhatikannya. Selama ini Ahreum yang selalu memperhatikan Jongin, tapi sekarang Ahreumlah yang diperhatikan oleh Jongin.
Sebenarnya Jongin hanya ingin memastikan kalau Ahreum tidak akan membocorkan rahasianya. Tapi melihat Ahreum sedang dalam keadaan yang sepertinya tidak baik itu, maka Jongin yakin kalau Ahreum benar-benar tidak akan membeberkan rahasianya pada satu sekolah.
Seonsaengnim pun masuk ke kelas, maka semua murid pun menjadi tenang dan duduk di tempat duduknya masing-masing. Jongin pun yang tadinya menghadap ke belakang karena memperhatikan Ahreum terpaksa menghadap ke depan. Ahreum yang tadi bertopang dagu menjadi menegakkan badannya.
Pelajaran dimulai, tapi Ahreum sedang tidak mood belajar. Jadi dia hanya mencatat apa yang ditulis di depan di buku tulisnya tapi tidak dtulis dalam otaknya. Sesekali seonsaengnim bertanya pada murid-murid. Tapi karena tidak begitu memperhatikan pelajaran, Ahreum hanya diam saja.
Jongin pun mau tak mau menoleh ke Ahreum yang kini tengah menatap kosong pada bukunya. Jongin memperhatikan Ahreum bukan karena dia masih khawatir kalau Ahreum akan memberitahukan rahasianya, tapi Jongin merasa ada yang janggal. Biasanya setiap guru bertanya, pasti Ahreum selalu menjawabnya. Tapi sekarang, dia malah diam saja. Menurut Jongin, sepertinya dia tidak mood belajar.
Bel istirahat telah berbunyi, lantas semua murid berhamburan ke luar kelas. Teman-teman Jongin sudah mengajaknya ke kantin, tapi entah kenapa mata Jongin masih memperhatikan Ahreum yang sedang berjalan dengan langkah pelan.
Bahkan saat sudah duduk di meja kantin pun, Jongin masih saja memperhatikan Ahreum yang sedang makan sendirian dengan lesu. Sepertinya Ahreum tak punya nafsu makan, jadinya dia hanya mengaduk-aduk bekalnya dengan sendok.
Oh, semenjak kejadian kemarin, entah kenapa Jongin menjadi selalu memperhatikan Ahreum. Bahkan sekarang sudah keempat kalinya Jongin memperhatikan Ahreum sejak dari awal di kelas.
Teman-temannya Jongin yang sedang tertawa pun merasa aneh karena salah satu dari mereka tak tertawa. Mereka lantas berhenti tertawa dan ikut melihat apa yang dilihat Jongin. Mereka pun kaget dan saling bertukar pandangan yang dapat diartikan ‘Jongin??? Ngeliatin Ahreum???’.
“Ada apa?”
“Kenapa kau melihatnya sampai segitunya?”
“Jongin-ah, kau suka padanya?”
Mendengar perkataan teman-temannya, Jongin pun tersadar dari lamunannya.
“Ah, tidak… Hanya merasa aneh saja. Dia kok hari ini diam terus.”
“Bukankah dia memang pendiam?” Tanya salah satu temannya.
“Iya sih… Tapi bukan itu maksudku. Biasanya dia selalu menjawab kalau seonsaengnim bertanya. Tapi hari ini… dia seperti tak punya niat ke sekolah.”
“Ada benarnya juga perkataanmu. Kemarin juga saat dia tidak memakai kacamata dia juga tidak begitu konsen belajar.”
“Mungkin ini ada hubungannya dengan perkataanmu waktu itu, Jongin!” Celetukkan temannya yang lain pun membuat Jongin bingung.
“Maksudnya? Memangnya aku berkata apa?”
“Ish, kau lupa? Sekitar 2 hari yang lalu Ahreum pernah tak sengaja menumpahkan tehnya dan teh itu mengenaimu. Kau pun langsung marah dan mengatainya ‘CULUN!’.”
“Matta! Mungkin saja dia sakit hati karena kau mengejeknya di depan banyak orang, bahkan hampir satu kantin menyaksikan kejadian itu.”
Jongin pun baru tersadar. Apa karena waktu itu dia ditolak Naeun, dia jadi melampiaskan rasa kesalnya pada Ahreum -yang tidak ada sangkut pautnya pada masalahnya itu-? Oh, sekarang Jongin merasa menjadi orang terjahat di dunia.
Merasa bersalah, Jongin pun berniat untuk meminta maaf pada Ahreum. Tapi, dia tidak tahu kapan saat yang tepat untuk meminta maaf pada Ahreum. Saat pulang sekolah? Tidak buruk. Jongin pun memutuskan untuk meminta maaf pada Ahreum saat pulang sekolah nanti.
Bel pulang telah berbunyi, lantas Ahreum langsung membawa tasnya untuk pulang karena tak merasa punya sesuatu yang penting setelah pulang sekolah. Jongin pun berusaha menyusulnya, tapi tidak bisa karena Ahreum sudah hilang entah kemana. Jongin pun tidak jadi meminta maaf, karena yah… bagaimana kita ingin meminta maaf kalau orangnya tidak ada?
Baiklah! Besok Jongin akan meminta maaf pada Ahreum. Salah, coret yang barusan. Besok libur karena besok adalah hari Sabtu. Jadi Jongin harus menunggu dulu sampai hari Senin.
***
Di antara banyaknya ruangan yang ada, hanya ruangan dance 1 lah yang masih menyala. Di sana, Jongin tetap serius berlatih meskipun dia sendirian sekarang. Dia harus serius berlatih untuk besok. Yah, besok adalah hari Sabtu dan setiap hari Sabtu selalu diadakan ‘evaluasi mingguan’.
Evaluasi mingguan adalah evaluasi bagi para trainee untuk menunjukkan apa yang telah dipelajarinya selama seminggu. Para trainee menunjukkan kebolehannya -entah menyanyi, menari, rap, atau bermain musik- di depan para pelatih dan semua trainee yang lain. Satu persatu trainee akan dinilai kemampuannya oleh para pelatih. Evaluasi mingguan ini dilakukan agar para pelatih dapat melihat perkembangan dari sang tarinee.
Jongin sering mendapat nilai yang tertinggi dalam evaluasi mingguan dan dia ingin mempertahankan nilainya agar tidak jatuh. Karena itulah dia berlatih dengan serius agar mendapat nilai yang paling baik diantara semua trainee yang lain.
Karena gerakan dance nya sudah rampung, Jongin pun menghentikan gerakannya dan duduk meluruskan kakinya sambil meminum airnya. Nafasnya terengah-engah sehabis berlatih dance. Tangannya yang bebas pun meraih handphonenya yang terletak tidak jauh dari tempatnya duduk. Handphonenya menunjukkan pukul 21.30, tandanya dia berlatih kurang lebih satu setengah jam.
Karena merasa lelah, Jongin merebahkan badannya di lantai. Sambil tiduran, Jongin membuka handphonenya untuk mengecek apakah ada sms atau telepon. Karena tidak ada, Jongin pun meletakkan handphonenya di sampingnya.
Masih dengan posisi rebahan di lantai, mata Jongin terasa berat dan tanpa Jongin sadari, dia sudah tertidur di lantai ruang dance. Mungkin dia terlalu lelah karena sehabis sekolah dilanjutkan dengan latihan.
***
TININIT… TININIT…. TININIT…
Alarm Ahreum berbunyi saat waktu menunjukkan pukul 4.00 pagi. Meski bunyinya pelan, Ahreum dapat mendengarnya. Karena itu, dia langsung bangun dari tempat tidurnya. Dengan gerakan pelan agar Boeun tidak terbangun, Ahreum mengganti pakaian dan memakai sepatunya. Setelah siap, Ahreum pun pergi ke luar dan menutup pintu dengan sepelan mungkin.
Ahreum berjalan menuju ke SM Building tepatnya dia ingin pergi ke ruang dance 2. Yah, dia memang akan berlatih dance disana. Jangan kaget, Ahreum memang selalu latihan sendiri disaat semua orang tengah tertidur. Latihan sendiri menurutnya lebih nyaman.
Karena ruang dance 2 lebih dekat kalau melewati tangga belakang, Ahreum pun berjalan menuju ke tangga belakang. Meski SM Building sepi, tapi Ahreum tidak takut sama sekali. Menurutnya, untuk apa takut kalau lampu koridor menyala terang benderang?
Ahreum masuk dan langsung menyalakan lampu. Dia meletakkan handphone dan botol minum yang dibawanya di dekat radio tape. Kemudian dia melakukan streching sejenak agar badannya tidak terlalu kaku saat dance nanti. Setelah dirasa cukup strechingnya, Ahreum pun menuju ke tape dan memilih lagu yang akan dipakainya untuknya berlatih.
Lagu F(X) – Rum Pum Pum Pum pun menjadi lagu pembuka bagi Ahreum untuk berlatih dance. Sebenarnya pelatihnya sudah mengajarkan gerakan untuk lagu itu yang harus dihafal oleh semua trainee, tapi Ahreum mengulang gerakannya agar tidak lupa karena gerakannya itu agak lebih rumit dibanding gerakan aslinya yang dipopulerkan oleh F(X).
Satu lagu telah selesai, kini Ahreum mengganti lagu. Pilihannya pun terletak pada lagu Trick dari SNSD. Kalau lagu itu, Ahreum menambahkan free style yang menurutnya cocok dengan lagu itu. Dia memperhatikan gerakannya di depan cermin. Kalau latihan sendiri rasanya lebih bebas. Tidak ada yang memperhatikan Ahreum entah itu gerakannya benar atau salah.
Sekarang Ahreum beralih pada lagu dari Boa – Eat You Up. Lagu itu adalah lagu yang dipakainya untuk evaluasi mingguan. Dia menggerakkan badannya sesuai dengan beat lagu itu. Kalau sekarang, semua gerakannya dia yang membuatnya sendiri. Tapi dia membuat garakan freestyle nya itu dari awal hingga reff saja, karena setiap performance untuk evaluasi mingguan itu hanya diberi waktu sekitar 2 menit mengingat banyaknya jumlah trainee.
Berkali-kali dia mengulang lagu itu dari awal hingga reff, lalu balik lagi ke awal. Dia ingin mengingat gerakannya agar mendapat nilai yang baik. Yah, selama ini nilai terbaik Ahreum hanya 90 dan dia ingin mencoba lebih.
***
Jongin menggeliat sebentar dari tidurnya. Karena dirasa agak tidak nyaman, Jongin pun duduk dan membuka matanya. Dia pun sadar bahwa dia tidak tidur dikamarnya.
“Aish, aku ketiduran disini. Pantas saja terasa keras.” Ucapnya lalu mengecek handphonenya. “Jam setengah lima pagi.” Gumamnya singkat.
Jongin pun bangkit dari duduknya lalu streching sebentar. Setelah itu dia mematikan lampu ruang dance dan dia melangkah ke luar untuk kembali ke kamar asramanya.
Samar-samar Jongin mendengar suara yang terdengar familiar ditelinganya.
“Eoh? Bukankah ini lagu Boa seonbaenim?” Ucapnya ragu.
Jongin pun mendekati sumber suara tersebut. Suara lagu Boa itu semakin terdengar jelas di ruang dance 2. Di antara banyaknya ruangan di lantai 3, hanya ruangan itulah yang lampunya masih menyala.
Jongin pun melongok ke dalam dan dia melihat ada seorang yeoja di sana. Ini sudah kedua kalinya dia melihat seorang yeoja sedang berlatih di malam hari -atau pagi lebih tepatnya- .
Yeoja itu sedang menari mengikuti irama lagu. Rambut hitam kecoklatan sebahunya pun ikut bergoyang disaat dia menggerakan badannya. Setelah reff sudah habis, dia mengulang lagi di bagian awal. Sesekali, dia menekan tombol pause pada tape, lalu dia mengulang gerakannya lagi tanpa lagu.
Dia pasti juga trainee disini. Kalau dilihat-lihat, badannya lentur. Gerakannya juga bagus. Sepertinya dia sudah berlatih dance cukup lama. Pikir Jongin.
Melihat rambut yeoja itu yang berwarna hitam kecoklatan dan panjangnya sebahu, Jongin jadi ingat dengan yeoja yang ditemuinya beberapa hari lalu yang sedang bermain gitar. Apa jangan-jangan… yeoja ini adalah yeoja yang waktu itu?
Yeoja itu membelakangi cermin -sepertinya gerakannya sengaja membelakangi para penonton-, dan saat itu juga Jongin melihat jelas wajahnya. Bukankah itu Han Ahreum??! Batinya sambil membelalakkan matanya.
Yeoja yang telah Jongin ketahui sebagai Ahreum itu kembali membalikkan badannya menghadap cermin. Karena terlalu fokus dengan gerakannya, sepertinya Ahreum tidak melihat Jongin di jendela pintu.
Jongin tentunya sangat kaget. Tapi dia masih ingin memastikan kalau yeoja di dalam itu Ahreum atau bukan. Lantas saja Jongin membuka pintu ruang dance dengan cepat.
Ahreum yang sedang serius berlatih dance dikejutkan dengan suara pintu yang terbuka kencang. Dia pun menuju ke tape dan mem-pause nya. Ahreum pun berbalik dan hampir saja bola matanya keluar dari tempatnya. Meskipun Ahreum tidak memakai kacamata, tapi Ahreum tahu siapa yang datang.
“JJ-Jongin?!”
To be continued….
***
–Author’s Note – (terserah sih mau dibaca apa ga)
Gimana chap 4 nya? Author mohon maaf kalau mengecewakan yah…
Oh iya, mungkin masih ada yg bingung sama ruangan-ruangan di SM Building. Nah, sepertinya lantai 3 bakalan sering muncul karena lumayan banyak ruangan latihan ada di lantai 3. Jadi gini susunan ruangan di lantai tiga dari kiri ke kanan:
Tangga depan – gudang peralatan olahraga – ruang musik 1 – ruang musik 2 – ruang dance 1 – toilet – ruang dance 2 – tangga belakang.
Ya, kaya gitu. Tapi ini Cuma ngarang aja lo… Karna Ahreum lewat tangga belakang, dia ga liat kalo ruang dance 1 itu lampunya nyala dan ada Jongin di sana. Tapi Jonginnya ngeh kalo ada orang di ruang dance 2.
Udah kujelasin, tapi kalo ada yang mau ditanyain, tanya aja lewat komen. Aku bakal seneng banget kalo banyak yang komen, karena komen kalian itu yang bikin aku semangat buat bikin ceritanya supaya lebih baik lagi. makanya, komen yang banyak, ya!
Sekian author’s note, maaf kalo ada typo dan kesalahan-kesalahan lainnya. Annyeong!^^
Love,
Annabeth :3