Title : Ugly (Chapter 5)
Author : Annabeth
Genre : School life, Fluff, Romance, Trainee life
Length : Chaptered
Rating : PG-13
Cast : Han Ahreum (OC), Kim Jongin (EXO), and others
***
(Author POV)
“Jj-Jongin?”
Ahreum tidak salah lihat kan? Dan tepat dihadapannya, berdirilah Jongin yang juga menatapnya balik dengan ekspresi bingung.
“Kau Han Ahreum?” Tanya Jongin. Karena sudah ketahuan, Ahreum mengangguk.
“Kau… Trainee disini?” Jongin kembali bertanya.
Ahreum tidak bisa mencari alasan lain, jadi dia jujur dan mengangguk sekali lagi. Untuk apa berbohong kalau badannya sudah penuh keringat sehabis berlatih dance?
“Tapi kenapa aku tidak pernah melihatmu?”
“Yah… Trainee namja dan yeoja kan memang dipisah. Jadi kita tidak tahu satu sama lain.” Jawab Ahreum.
“Aku tidak menyangka kalau ada teman sekelasku yang menjadi trainee juga.” Ucap Jongin.
Hening.
Setelah itu tidak ada yang memulai pembicaraan. Keduanya masih sama-sama terkejut.
Kenapa Jongin disini? Ahreum bertanya-tanya dalam hati. Ahreum tahu kalau Jongin itu memang trainee di SM juga. Tapi, kenapa dia bisa menemukannya di ruangan ini? Padahal setiap pagi Ahreum berlatih, pasti tak ada yang mengetahuinya kecuali Cho ahjussi.
Dia beneran Han Ahreum? Jongin sendiri juga kaget. Masalahnya, Ahreum terlihat seperti orang lain dengan kaos merah yang agak kebesaran, celana training hitam, dan juga sepatu kets merah yang senada dengan kaos yang dipakainya. Belum lagi rambutnya yang tergerai agak berantakan -karena sehabis berlatih tadi- yang sangat berlawanan dengan rambut dikepang rapih saat ke sekolah. Dan… Ternyata Ahreum lebih cocok kalau tidak memakai kacamata!
Karena merasa tidak nyaman, Ahreum pun berjalan menuju tape lalu mengambil handphone dan botol minumnya. Ahreum memutuskan untuk keluar dan menyudahi latihannya. Sebenarnya dia masih ingin berlatih, tapi sudah ada orang lain dan itu membuatnya agak merasa tidak enak.
Melihat Ahreum yang sepertinya akan meninggalkan ruangan itu, Jongin pun berbalik dan menahan lengan Ahreum. Sesuatu hal yang tak disangka-sangka Ahreum, jadi Ahreum menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Jongin.
“Kau mau kemana?”
Dengan agak menunduk, Ahreum menjawab Jongin. “Eum… Kembali ke asrama.”
“Kenapa pergi?”
“Karna kau akan menggunakan ruangan ini. Jadi lebih baik aku pergi.”
“Jangan hiraukan aku. Aku tak bermaksud mengganggumu. Aku hanya ingin melihatmu saat berlatih saja.”
Jinjja? Batin Ahreum.
“Kau… ingin melihatku menari?” Ahreum agak tidak yakin dengan kata-kata Jongin.
“Iya. Tadi saat aku melihatmu dari luar aku kagum padamu.” Entah mengapa Jongin sangat ingin melihat Ahreum menari karena Ahreum terlihat sangat keren saat berlatih tadi.
“Tapi…”
“Tidak ada tapi-tapian. Gerakanmu bagus, kok!” Seru Jongin lalu mendorong Ahreum pelan menuju ke dekat tape.
Ahreum tidak bisa menolak lagi karena dia sudah di dorong Jongin. Perasaan Ahreum campur aduk sekarang. Ada rasa senang karena Ahreum setidaknya bisa dekat dengan Jongin. Tapi ada rasa kesal juga mengingat kata-kata Jongin waktu itu.
Waktu itu Jongin mencaci makinya. Tapi sekarang… kenapa dia terasa lebih hangat dari sebelumnya? Hah… Jongin benar-benar namja yang membingungkan!
Ahreum pun menuju tape dan menekan tombol play. Lagu Boa pun kembali terdengar. Ahreum mulai menggerakkan badannya dengan freestyle yang dikarangnya sendiri. Semakin lama Ahreum menari, semakin besar pula lah mulut Jongin terbuka. Jongin tidak menyangka bahwa Ahreum mempunyai sisi yang jauh berbeda dari biasanya yang pendiam di sekolah. Rambutnya Ahreum terkibas kesana-sini karena kepalanya bergerak. Ahreum meliuk-liukkan badannya dan terlihat eum… seksi?
Lagu bagian reff selesai, dan Ahreum pun meyudahi tariannya.
“Daebak!” Meskipun hanya satu kata yang diucapkan Jongin, Ahreum merasa tersipu. Ayolah… siapa yang tidak malu kalau dipuji oleh orang yang disukai?
“Ah, tidak. Biasa saja.” Ahreum merendahkan diri.
Ahreum pun duduk di lantai dan menyandar ke cermin. Dia sengaja duduk agak jauh dari Jongin. Tidak kenapa-napa sih… Hanya saja Ahreum merasa agak canggung kalau berdekatan dengan Jongin, apalagi mereka hanya berdua saja saat ini.
“Hei, aku tak menyangka orang sepertimu bisa sehebat ini! Kukira kau lebih senang bergumul dengan buku pelajaran.” Jongin pun menggeserkan dirinya dan mendekat ke Ahreum. Yang ada saat ini malah jantung Ahreum berdetak menjadi dua kali lebih cepat. Pertama karena habis dance tadi, dan kedua karena jarak antara dia dengan Jongin tidak lebih dari 30 cm.
“Yah, semua orang yang tidak mengenalku pasti akan berpikir demikian. Mereka hanya menilaiku dari penampilan saja.” Jawab Ahreum berusaha menutupi debaran jantungnya.
“Maaf. Aku merupakan salah satu dari mereka. Aku juga hanya menilaimu dari penampilan saja.” Ucap Jongin tampak menyesal.
“Tidak apa-apa. Aku sudah biasa diperlakukan seperti itu.”
“Tapi aku benar-benar menyesal. Terutama… untuk kejadian beberapa hari yang lalu. Waktu itu aku mengataimu culun.” Ahreum tidak menyangka kalau Jongin akan meminta maaf secara langsung padanya, tapi dia senang karena Jongin mau melakukannya.
“Waktu itu aku menyatakan perasaanku pada Naeun, tapi aku ditolak.” Jadi Jongin menyukai Naeun? Batin Ahreum saat mendengar kata-kata itu. “Mungkin karena itu aku jadi emosian. Lalu saat itu aku langsung marah-marah padahal kau kan tidak sengaja. Kau juga tidak memberitahu kalau aku trainee di SM pada siapa pun. Kau tidak bersalah apa-apa padaku, tapi aku malah tidak bersikap baik padamu. Aku benar-benar minta maaf.” Jongin melanjutkan kata-katanya sambil agak menunduk.
Ahreum pun tersenyum kecil. Luka di hatinya hilang entah kemana.
“Aku senang kau mau meminta maaf padaku, mungkin kau orang pertama yang melakukannya. Lagi pula, aku kan juga trainee di sini dan aku tahu peraturan tentang ‘jangan beritahukan kalau kau adalah trainee SM ke sembarang orang’, karena itu aku tidak memberitahukannya pada siapa pun. Kau tak perlu menyesal, aku sudah memaafkanmu.” Jongin pun mendongak dan melihat Ahreum yang tersenyum ke arahnya.
Ini pertama kalinya Jongin melihat Ahreum tersenyum. Yah, selama di sekolah Ahreum tidak pernah tersenyum, mungkin karena efek dari perlakuan tidak baik dari siswa Kyunghan. Hanya saja… Jongin sendiri tidak tahu perasaan aneh macam apa yang menjalar di tubuhnya saat melihat senyum Ahreum yang terlihat sangat tulus itu.
“Terima kasih. Kau sangat baik. Kau sangat baik karena mau memaafkanku yang sudah menghinamu.”
“Sudah kubilang tidak apa-apa. Aku tidak bisa membencimu ataupun orang-orang yang mengejekku.”
“Jinjja? Kau tidak membenci orang-orang macam Jaekyung dan kawan-kawan? Kau tidak merasa sakit hati?” Jongin pun merasa kaget.
“Yah, kalau aku diejek pasti aku akan sakit hati. Tapi aku tak bisa membenci mereka. Kalau aku membenci Jaekyung dan kawan-kawan, yang ada malah aku akan semakin dibenci dan mungkin mereka akan mem-bullyku lebih parah lagi. Yah… lebih baik tidak disukai daripada dibenci, bukan?” Jongin pun terkesiap dengan kata-kata Ahreum. Hatinya Ahreum terbuat dari apa sih?
“Wah, kau sangat baik hati. Coba saja kalau dunia ini dipenuhi oleh orang-orang sepertimu. Hidup ini pasti akan jauh lebih indah.”
“Ah, kau bisa saja.” Ahreum pun salah tingkah.
“Eum… Bolehkah aku bertanya padamu?” Tanya Ahreum pada Jongin.
“Tentu saja. Memangnya kenapa?”
“Mengapa kau berada di sini? Ah, maksudku… Bagaimana bisa kau menemukanku disini?”
“Soal itu… Kemarin malam aku berlatih dance, lalu aku istirahat dan aku merebahkan diriku di lantai. Mungkin arena aku terlalu kelelahan, jadinya aku ketiduran. Lalu aku terbangun jam 4 tadi. Saat aku keluar, sayup-sayup aku mendengar suara. Lantas aku menemukanmu di sini. Memangnya kenapa?”
“Ooh… Tidak kenapa-napa.” Balas Ahreum.
“Kau sendiri… kenapa bisa berada di sini?” Tanya Jongin.
“Kalau itu… Aku memang selalu berlatih sendirian pada jam-jam segini.”
“Benarkah? Kenapa kau berlatih di pagi hari?” Jongin sepertinya mulai antusias dengan perkataan Ahreum.
“Biasanya aku tidur lebih awal dari trainee yang lain. Aku tidur terlebih dahulu, lalu aku memasang alarm untuk membangunkanku. Misalnya alarmku berbunyi pukul 5 pagi. Nah, saat pukul 5 itu aku bangun lalu aku pergi ke sini untuk berlatih.”
“Kenapa kau tidur dulu lalu bagun untuk berlatih? Bukankah rasanya tidak nyaman kalau tidurmu terganggu?” Tanya Jongin memotong perkataan Ahreum.
“Bayangkan saja. Kita sudah seharian di sekolah. Setelah pulang sekolah masih ada latihan dengan pelatih masing-masing. Pasti aku akan terlalu capek untuk kembali berlatih sendiri. Karena itu, aku tidur agar tidak kecapekan. Setelah istirahat sejenak dengan tidur, aku akan merasa lebih segar dan aku siap untuk berlatih. Rasanya akan lebih semangat.” Jelas Ahreum.
“Oh, begitu. Tapi… kau tidak takut berlatih sendirian saja?”
“Entah mengapa aku justru merasa kalau berlatih sendiri lebih nyaman, tapi bukan berarti aku tidak suka berlatih bersama-sama. Aku tidak merasa takut karena ada Cho ahjussi yang berjaga. Lagi pula lampu koridor menyala, jadi aku tidak perlu takut.”
“Lalu… Bagaimana dengan tugas, pr, atau ulangan?”
“Kalau tugas dan pr, aku kerjakan di sekolah dan menyelesaikannya secepat mungkin agar tugasku tidak menumpuk. Kalau ulangan, biasanya aku mencicil belajar saat istirahat di sekolah.”
“Whoa! Kau hebat sekali! Meski kau sibuk dengan kegitan trainee, tapi kau bisa meraih ranking 1 di kelas!” Jongin pun kagum pada Ahreum.
“Ah, itu bukan apa-apa. Itu hanya masalah pembagian waktu yang tepat saja. Harus ada keseimbangan antara latihan, belajar, dan istirahat. Kalau mau, kau juga bisa melakukan cara sepertiku. Tidur dulu, baru latihan. Mengerjakan pr agar tidak menumpuk, lalu mencicil pelajaran.” Ada perasaan bangga yang kini Ahreum rasakan.
“Baiklah, aku akan mencoba melakukan apa yang kau sarankan. Tunggu sebentar… katamu kau setiap pagi selalu berlatih sendirian setiap pagi.” Ahreum pun mengangguk mengiyakan kata-kata Jongin, lalu Jongin pun melanjutkan. “Berarti kau yang kulihat beberapa hari yang lalu!”
“Hah? Maksudmu?” Tanya Ahreum kebingungan.
“Iya! Beberapa hari lalu sekitar jam setengah satu atau lebih, aku mendengar ada seorang yeoja menyanyi lagu Ugly dari 2NE1. Kuikuti sumber suara itu, ternyata berasal dari ruang musik 2. Rambut yeoja itu sebahu , warnanya hitam agak kecoklatan, lalu dia bernyanyi sambil bermain gitar. Yeoja itu kau kan?”
“Kkk-kau melihatnya?” Ahreum merasa malu. Bagaimana tidak malu, kalau Jongin melihatnya menangis bagaimana?
“Geurom! Hampir saja aku mengiramu hantu! Kau mengagetkanku waktu itu! Tapi, suaramu bagus sekali! Permainan gitarmu juga keren!” Seru Jongin bersemangat.
“Eh? Gomawo.” Ahreum salah tingkah.
Sebenarnya Jongin ingin bertanya begini: ‘Kenapa waktu itu kau menangis?’. Tapi… bukankah itu terkesan tidak sopan? Sebesar apa pun rasa penasaran Jongin, tetap saja itu tidak baik. Itu masalah privasinya Ahreum, tak sepantasnya Jongin ikut campur.
“Apakah…” ‘kau melihatku menangis?’ adalah kata-kata yang Ahreum ingin tanyakan, tapi tidak jadi.
“Wae?” Jogin merasa bingung.
“Ani, lupakan.” Ahreum dengan segera menggeleng agar Jongin mau melupakan kata-katanya tadi. Oh, pasti akan sangat memalukan kalau aku bertanya seperti itu! Rutuk Ahreum dalam hati.
“Hihihi…” Jongin tertawa kecil.
“Wae?! Kenapa kau tertawa?” Seru Ahreum.
“Mukamu merah!” Dengan jari telunjuknya, Jongin menunjuk pipi Ahreum. Tindakan Jongin itu sukses membuat wajah Ahreum semakin merona. Ahreum pun menyembunyikan wajahnya dengan tangannya.
“Hei, aku tak menyangka juga kalau kau bisa berbicara panjang lebar seperti ini! Kau pendiam sekali di kelas dan kerjaanmu hanya membaca buku!” Jongin mengalihkan pembicaraan.
“Habisnya tidak ada yang mau mengajakku bicara. Kalaupun aku yang mengajak mereka bicara, pasti mereka akan cuek saja. Daripada tidak ada kerjaaan, makanya aku membaca buku.” Jawab Ahreum.
“Tapi aku lebih suka kau yang seperti ini daripada kau yang pendiam di kelas.” Setelah berucap demikian, Jongin pun tersenyum. Bisa dirasakan pipi Ahreum memanas mendengar kata-kata Jongin barusan.
Astaga! Ini bukan mimpi, kan?! Siapa yang tidak bahagia kalau bisa bersama dengan orang yang kau sukai? Semua orang pasti senang, kan? Sama halnya dengan apa yang Ahreum rasakan kini.
Begitulah, keadaan mereka sudah menjadi lebih baik, jauh lebih baik malah. Awalnya mereka merasa canggung, tapi percakapan mereka mengalir sehingga kecanggungan itu pun hilang.
“Ah! Kau sedang latihan, tapi aku mengganggu latihanmu, ya?” Jongin pun teringat akan hal itu.
“Tak apa lagipula aku juga membutuhkan istirahat.” Jawab Ahreum.
“Memangnya kau tidak lelah berlatih terus setiap pagi?” Tanya Jongin.
“Lelah sih, tapi lama-lama akan terbiasa. Lagipula hari ini aku ada evaluasi mingguan dan aku masih agak tidak yakin dengan gerakanku. Jadi hari ini latihanku agak lebih lama dari biasanya.”
“Hari ini kau ada evaluasi mingguan? Hari ini aku juga ada evaluasi mingguan.”
“Benarkah? Tumben sekali harinya berbarengan.” Gumam Ahreum merasa heran.
“Baiklah, kalau begitu lanjutkan latihanmu.” Ucap Jongin bangkit berdiri.
“Kau akan pergi?” Ahreum juga bangkit berdiri.
“Tidak, aku tidak akan pergi. Aku di sini saja, aku akan membantumu latihan.” Jongin berkata sambil meregangkan badannya.
“Eoh? Kau mau membantuku?” Ahreum sendiri tidak menyangka hal itu.
“Eum!” Jongin Pun mengangguk. “Katanya kau belum terlalu yakin dengan gerakanmu sendiri, jadi aku akan membantumu.”
“Benarkah? Wah, terimakasih.”
“Ya. kalau begitu coba ulang gerakanmu, aku ingin melihatnya.”
Ahreum berjalan menuju tape, lalu memutar lagu Eat You Up tersebut.
‘When i first saw you i knew nothing’s like it used to be
Boy, you have got to be the finest thing in history
The way i feel inside is just so hard to understand
You feed my appetite in ways i can’t explain’
Bait pertama dari lagu tersebut pun terdengar. Sejauh ini Jongin merasa gerakan Ahreum tidak ada yang salah. Gerakannya bagus, kok. Kenapa Ahreum merasa tidak yakin?
Lagu pun mulai memasuki reff.
‘I’ll eat you up your love, your love
I’ll eat you up your love, your love
Whoa oh oh, i’ll eat you up
Whoa oh oh, so yum yum
Whoa oh oh, can’t get enough
Whoa oh oh oh oh, i think i’m in love’
Pada bagian reff tersebut, ada satu gerakan Ahreum yang salah. Sekarang Jongin tahu kenapa Ahreum merasa tidak yakin dengan gerakannya.
Ahreum tahu kalau gerakannya ada yang salah. Setelah reff selesai, Ahreum mem-pause lagu itu. dia pun mengulang kembali gerakan yang membuat dia ragu.
“Satu, dua, tiga, empat…. lima, enam, tujuh, delapan… Aish!” dengan pelan Ahreum mengulangnya, tapi Ahreum salah gerakan.
“Satu, dua, tiga, empat..” Ahreum menghitung sambil menggerakan badannya.
“Bukan begitu.” Jongin pun membuka mulutnya.
Ahreum pun membalikkan badannya menatap Jongin. Mungkin karena terlalu fokus dengan gerakannya, Ahreum lupa kalau ada Jongin disitu.
Jongin pun menghampiri Ahreum. “Mungkin gerakan itu terlalu sulit untukmu. Kalau boleh menyarankan, kau cari saja gerakan yang lain.”
“Tadinya aku berpikir untuk mengubah gerakannya, tapi aku tidak menemukan gerakan yang cocok.”
“Baiklah, kita cari gerakan yang lain.” Ujar Jongin mencari jalan tengah.
“Eum… Bagaimana kalau begini.” Jongin pun memperagakan gerakan yang dirasanya pas dengan bagian reff tersebut.
“Satu, dua, tiga, empat… seperti ini?” Ahreum mengulang gerakan yang Jongin tadi peragakan.
“Bukan, bukan. Gerakan tanganmu ke sini…” Jongin meraih tangan kanan Ahreum lalu menggerakkannya ke kiri, lalu tangan kiri Ahreum diarahkan kanan. Skinship lagi. Entah kenapa jantung Ahreum berdegup kencang.
“Nah setelah itu kedua tanganmu itu kau buka seperti ini…” Jongin masih menggenggam tangan Ahreum lalu menggerakkannya. “Kemudian bahumu kau guncangkan. Yap, seperti itu!” Ahreum melaksanakan instruksi Jongin.
“Coba ulangi lagi!” Jongin kembali menekan tombol play pada tape dan mengulang bagian reff.
Ahreum pun kembali menari, tapi sekarang dengan gerakan yang Jongin katakan tadi padanya.
“Kau benar. Kurasa gerakan yang kau katakan tadi lebih cocok dari pada gerakan yang sebelumnya.” Kata Ahreum.
Ahreum memutar kembali lagu Boa untuk entah ke berapa kalinya. Dia gembali meggerakan badannya sesuai dengan koreo yang dia buat sendiri. Khusus untuk reff, dia memasukkan gerakan yang Jongin tadi buat. Benar saja, gerakannya jadi terlihat lebih bagus!
“Lututmu lebih rendah lagi.” Saat Ahreum menari, Jongin berseru.
“Kakimu dibuka lebih lebar lagi!” Komentar Jongin menilai gerakan Ahreum.
“Badanmu harus lebih tegap!” Jongin berteriak.
Meskipun kesannya Jongin terlihat lebih galak, tapi Ahreum tahu kalau niatnya Jongin baik. Apa pun komentar Jongin, pasti Ahreum lakukan. Seperti itu terus-menerus, sampai tak terasa kalau sekarang waktu telah menunjukkan pukul 05.30. Tandanya Ahreum sudah berlatih selama satu setengah jam.
“Hah… hah… hah…”
Ahreum pun lelah. Ayolah, mengulang gerakan yang sama selama berkali-kali itu juga melelahkan meskipun kita hafal gerakannya! Karena itulah Ahreum duduk. Dengan meluruskan kakinya, Ahreum meneguk isi botol minumnya.
“Bolehkah aku memakai tape nya sebentar?” Jongin bertanya sambil berjalan menuju tape.
“Tentu. Silahkan.” Jawab Ahreum setelah selesai minum.
Jongin pun berjongkok untuk menyesuaikan tingginya dengan tinggi tape. Dia pun menekan tombol next, mencari-cari lagu yang dicarinya.
Setelah lagu didapatnya, dia pun bersiap pada posisinya. Lagu SHINee – Sherlock pun menggema di seluruh ruangan.
Lagu dimulai, Jongin pun juga memulai gerakannya.
Jongin menghentakkan kakinya, dan gerakan itu terlihat sangat serasi dengan lagunya. Jongin menari dengan serius, hal itu bisa Ahreum rasakan karena aura Jongin sangat berbeda saat menari dibandingkan sebelumnya.
Setelah sekitar 1 menit menari, Jongin pun menghentikan dancenya. Dia pun hanya tersenyum saat melihat Ahreum yang memandangnya dengan ekspresi kagum.
“Kau hebat sekali!” Seru Ahreum.
“Tidak, kau juga hebat kok!” Balas Jongin.
“Ah, sekarang sudah jam setengah 6 pagi, lebih baik aku menyelesaikan latihanku.” Kata Ahreum.
“Baiklah, ini untuk yang terakhir. Ulang lagi gerakanmu. Sebenarnya gerakanmu sudah bagus, tapi kau harus lebih semangat dalam menarikannya.” Tutur Jongin.
“Ne.” Ahreum mengangguk dan mengingat perkataan Jongin.
Ahreum kembali menarikan gerakan dari lagu Boa tersebut yang kini sudah Ahreum hafal di luar kepala. Kali ini dia menarikannya lebih semangat. Bagaimanapun, dia harus semangat kalau mau mendapatkan nilai tinggi dalam evaluasi mingguan tersebut.
Dengan berakhirnya reff lagu Eat You Up itu, maka berakhir juga lah latihan Ahreum kali ini. Jongin terlihat mengangguk-ngangguk seolah berkata kalau Ahreum sudah mengalami perkembangan dari sebelumnya. Sementara Ahreum pun tersenyum pada Jongin sebagai tanda kalau dia berterima kasih atas kehadiran Jongin untuk datang ke latihan hari ini.
Mereka berdua pun keluar dari ruang dance 2, lalu mereka menuju asrama mereka masing-masing. Saat mereka berpisah di tengah jalan, Jongin melambai pada Ahreum. Ahreum pun membalas lambaian Jongin.
Setelah Jongin sudah semakin jauh, Ahreum pun melompat girang. Ayolah! Bagaimana Ahreum tidak senang? Menghabiskan waktu dengan orang yang kau sukai selama kurang lebih satu jam, bukankah itu sangat membahagiakan?
Ahreum sendiri tidak menyangka kalau dia bisa menjadi lebih dekat dengan Jongin. Sejak Jongin meminta maaf tadi, Ahreum merasa menjadi lebih nyaman berada di dekat Jongin. Karena itu, mereka tidak lagi canggung.
Di kejauhan sana, Jongin juga tengah tersenyum. Jongin sendiri tidak tahu kenapa dia tersenyum, dia hanya ingin tersenyum saja. Ada perasaan lega ketika dia meminta maaf pada Ahreum, dan dia merasa senang saat Ahreum memaafkannya.
***
Hari semakin siang, bahkan sekarang waktu telah menunjukkan pukul 3. Ahreum pun bersiap-siap untuk evaluasi mingguan. Setelah dirasa persiapannya cukup, Ahreum bercermin sebentar.
Semoga nilaiku kali ini lebih baik dari sebelumnya. Aku pasti bisa melakukannya! Fighting!
Ahreum mengepalkan tangannya sendiri untuk menyemangati dirinya. Ahreum sudah siap, dia bersama Boeun pun berjalan menuju SM Building.
Karena biasanya evaluasi mingguan biasanya dilaksanakan di ruang dance 2, Ahreum dan Boeun pun berjalan ke sana. Di dalam ruangan tersebut sudah banyak trainee yeoja lainnya berkumpul. Ada yang berlatih sendiri, ada yang mengobrol, ada pula yang sedang menghafal lirik.
Ahreum pun streching sebentar agar saat menari nanti gerakannya tidak terlihat kaku. Karena tape sedang digunakan seorang trainee bernama Seulgi, Ahreum pun berlatih gerakan tanpa musik.
Belum sempat Ahreum menyelesaikan latihannya, pelatih Lee -dance coach untuk para trainee- sudah datang. Lantas semua trainee pun duduk rapi di lantai dan mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh pelatih Lee.
“Baiklah semuanya. Seperti biasa, kita akan mengadakan evaluasi mingguan. Tapi kali ini ada yang berbeda. Sekarang kalian bangkit berdiri, kita akan pindah ruangan.” Seru pelatih Lee.
Semua trainee bingung, bahkan Ahreum sendiri juga bingung. Meski bingung, mereka semua tetap bangkit berdiri dan mengikuti pelatih Lee di depan mereka. Kira-kira kemana pelatih Lee akan membawa mereka?
***
Jongin bersama Taeyong dan Youngho berjalan ke ruang dance 1. Sepertinya sudah menjadi kebiasaan kalau setiap evaluasi mingguan pasti semua trainee namja akan ke ruang dance 1.
Karena masih ada waktu, Jongin pun berlatih gerakan dancenya. Dia meninggalkan Youngho dan Taeyong yang tengah berlatih rap.
Pintu pun terbuka dan datanglah pelatih Ryu -rap coach- dan pelatih Ahn -vocal coach-. Semua trainee yang sedari tadi sibuk sendiri, sekarang duduk rapi di lantai.
“Pelatih Lee masih di ruangan sebelah, kita tunggu sebentar lagi.” Seru pelatih Ryu lalu duduk di sebuah kursi yang ada di dekat tembok.
Sambil menunggu pelatih Lee datang, beberapa trainee ada yang mengobrol. Tumben sekali pelatih Lee belum datang?
Jawaban pun datang. Dari jendela yang ada di pintu, bisa dilihat pelatih Lee datang menuju ke ruangan itu. Tapi… kenapa ada yeoja yang mengikuti pelatih Lee di belakang?
Saat memasuki ruang dance 1, para trainee yeoja hanya bisa tercengang. Ini kenapa ada bisa trainee namja?
“Duduklah di tempat yang kosong.” Seru pelatih Ahn pada para trainee yeoja yang baru datang.
Para trainee yeoja pun duduk di tempat yang kosong. Karena belum saling mengenal, trainee yeoja duduk membentuk kelompok sendiri. Suasana canggung sangat terlihat diantara trainee yeoja dan trainee namja. Mereka tidak saling mengenal. Muka saja juga mereka saling tidak tahu!
Para trainee namja dan para trainee yeoja sama-sama bingung. Jadi evaluasi kali ini trainee namja dan trainee yeoja digabung?
Jongin juga bingung. Tapi tiba-tiba dia melihat seseorang yang sudah tak asing lagi dimatanya.
Han Ahreum?
Jongin agak tidak percaya kalau orang yang tengah duduk di pojok ruangan itu adalah Han Ahreum. Dia tampak sedang berbicara dengan sesorang trainee di sebelahnya.
Ahreum yang sekarang tampak berbeda, jauh berbeda malah. Kali ini dia memakai jaket berwarna putih yang diretsleting setengah sehingga menampakkan kaos abu-abu di dalamnya, lalu dipadukan dengan celana jeans hitam yang panjangnya selutut. Dia juga memakai sneakers abu-abu dengan kaos kaki putih semata kaki. Rambutnya dikuncir kuda dan dia juga tidak memakai kacamata.
Ahreum -yang sedang berbicara dengan Boeun- seperti merasa diperhatikan. Dia pun menoleh dan mendapati Jongin sedang memperhatikannya. Ahreum pun tersenyum singkat pada Jongin.
Jongin sendiri, dia juga bingung. Kali ini bukan bingung mengapa trainee yeoja dan trainee namja digabung, tapi dia bingung karena… Kenapa dia jadi lebih gugup begini?
Berusaha untuk menutupinya, Jongin pun tersenyum kecil untuk membalas Ahreum. Setelah itu Ahreum berbalik dan kembali berbicara dengan Boeun.
“Baiklah, kalian semua pasti bingung mengapa trainee namja dan yeoja digabung padahal biasanya kalian semua dipisah. Jadi begini, karena kalian biasanya dipisah, kalian pasti tidak mengetahui satu sama yang lain, kan? Karena itu, kali ini kalian semua digabung. Tujuannya agar kalian bisa mengenal satu sama lain.” Ucap pelatih Lee memulai pembicaraan.
“Ya, apa yang diucapkan pelatih Lee itu benar. Kami semua sebagai pelatih ingin kalian bisa mengenal satu sama lain. Lewat evaluasi mingguan ini, kalian juga bisa mengetahui kemampuan para trainee yang lain. Kalian nanti akan berpikir bahwa, ‘Oh, trainee yang ini jago nge-rap’, ‘Oh, trainee yang itu selain cantik tapi juga suaranya bagus’, ‘Dia kan yang waktu itu dance nya bagus sekali!’, dan sebagainya, dan sebagainya.” Lanjut pelatih Ryu.
“Kami berharap, kalian semua bisa berbaur. Nanti kalau bertemu di jalan, kalian jangan sombong. Tidak harus bertegur sapa, tersenyum saja juga sudah cukup. Kalian memang di pisah, tapi sepertinya mulai sekarang kalian akan sering-sering digabung mengingat jadwal kami yang padat juga. Kami semua tak bisa terus-menerus melatih kalian di jam yang berbeda.” Pelatih Ahn menimpali.
Dengan ucapan singkat dari ketiga coach tersebut, maka dimulailah evaluasi mingguan ini. Evaluasi ini terkesan santai, mungkin lebih terlihat seperti ambil nilai. Para trainee hanya perlu menampilkan kemampuannya di depan para pelatih dan trainee. Jangan lupakan juga, ada kamera yang terletak di dekat para pelatih. Tujuannya adalah untuk dokumentasi saja, siapa tahu staff SM akan meng-uploadnya ke youtube.
Para trainee dipanggil secara acak, tergantung dengan para pelatih. Tapi yang pertama trainee namja dulu, setelah itu baru trainee yeoja. Untuk orang pertama, pelatih memanggil seorang trainee bernama Park Chanyeol. Karena Chanyeol membawa gitar, banyak yang mengira bahwa Chanyeol akan menyanyi sambil bermain gitar. Padahal tidak. Justru dengan iringan gitar itu, dia melancarkan aksi rap nya. Rap sambil bermain gitar? Benar-benar unik!
Yang selanjutnya dipanggil adalah seorang trainee bernama Do Kyungsoo. Trainee tersebut mempunyai mata yang sangat besar sebagai ciri khasnya. Dia menyanyi dengan suara merdunya. Semua yeoja yang ada di sana terkesiap. Ahreum pun hanya tersenyum kecil saat melihat Boeun tampak melongo mendengar suara Kyungsoo.
Berikutnya adalah Oh Sehun. Trainee namja itu menampilkan dance dengan memakai lagu DBSK – Mirotic. Tak jarang para trainee yeoja yang berbisik seperti ‘Trainee yang itu tampan sekali!’ dan ‘Wah! Dia jago dance!’.
Setelah itu adalah namja dengan nama Kim Jongdae. Namja itu mempunyai rahang yang tegas sehingga orang-orang dapat mengenalinya dengan mudah. Suaranya juga sangat tinggi, mungkin saja suara trainee yeoja masih kalah tinggi dari suaranya Jongdae. Daebak!
Kemudian trainee bernama Huang Zi Tao lah yang tampil. Dia orang China, terlihat dari namanya. Ada yang bilang kalau dia bisa bela diri Wushu, tapi sekarang dia menampilkan rap dengan musik yang dibuatnya. Meski dia orang China, ternyata bahasa Koreanya sangat bagus!
Jongin pun dipanggil untuk maju ke depan. Jongin sendiri tidak menyangka kalau dia akan dipanggil secepat itu, tapi apa boleh buat… Pelatih sendiri yang memanggilnya.
Sementara itu, Ahreum yang dibelakang pun menunggu penampilan Jongin dengan antusias. Dia tidak sabar melihat perform nya Jongin!
Lagu Sherlock pun di mulai, maka penampilan Jongin juga dimulai. Badan Jongin yang lentur itu bergerak kesana-kemari, dan gerakannya itu sangat energik. Pandangan mata Jongin sangat berbeda ketika dia menari. Jiwanya itu seakan-akan menyatu dengan tarian. Dia benar-benar serius menari. Mungkin inilah hasil dari berlatih dance selama bertahun-tahun.
Tidak ada kesalahan atau gerakan yang miss satu pun. Seperti yang Ahreum lihat tadi pagi, gerakan Jongin sangat sempurna!
Penampilan Jongin selesai, tak lupa Jongin hormat dengan membungkuk. Saat menegakkan badannya, Jongin sengaja melihat ke Ahreum. Ahreum pun bertepuk tangan sambil tersenyum. Melihat Ahreum, Jongin pun tersenyum padanya.
Setelah penampilan Jongin, maka trainee namja yang lainnya dipanggil satu-persatu untuk maju ke depan. Semua penampilan mereka bagus-bagus. Trainee yeoja tak sedikit pun yang kagum akan bakat para trainee namja.
Trainee namja sudah maju semua, sekarang giliran trainee yeoja yang unjuk gigi. Trainee yang dipanggil adalah Seulgi. Seulgi menampilkan tariannya dengan bagus. Para namja juga banyak yang kagum padanya.
Setelah Seulgi, Wendy pun dipanggil. Dia menyanyi lagu Taylor Swift – Speak Now. Suaranya yang merdu itu menyatu dengan suara gitar yang dipetiknya.
Selanjutnya, trainee bernama Juhyeon atau biasa dipanggil Irene. Dia menyanyikan lagu SNSD – Mr Mr, lengkap dengan rapnya. Irene memang jago dalam rap!
Trainee yeoja dipanggil semuanya satu persatu. Ahreum merasa gelisah. Kenapa dia tidak dipanggil-panggil?
“Han Ahreum.” Panggil pelatih Lee.
Karena Ahreum terlarut dalam kegelisahannya sendiri, dia pun tak memperhatikan trainee yeoja yang lain yang sedang tampil. Sampai-sampai dia juga tak sadar kalau semuanya sudah tampil dan dialah yang terakhir.
Ahreum sendiri tak menyangka kalau dia akan dipangil untuk maju ke depan pada urutan terakhir. Ahreum pun maju ke depan. Saat berjalan ke depan, Ahreum merasa agak gemetaran. Masalahnya, kali ini Ahreum harus menari di depan trainee namja! Terlebih lagi Jongin juga bisa melihatnya!
Ahreum pun hormat dengan membungkuk sebelum menampilkan penampilannya. Saat badannya tegak kembali, Ahreum pun bertemu pandang dengan Jongin.
Meski Jongin sudah maju tadi, entah kenapa Jongin menjadi berdebar-debar saat Ahreum maju. Dia pun mengepalkan tangannya sambil berkata ‘fighting!’ tanpa suara pada Ahreum. Ahreum melihat hal itu, dia pun tersenyum sambil mengangguk kecil. Setelah disemangati oleh Jongin, rasanya Ahreum jadi lebih tenang.
Ahreum menghela nafas sebentar untuk menenangkan hatinya. Setelah itu, dia pun bersiap-siap pada posisinya dan lagu pun dimulai.
‘When i first saw you i knew nothing’s like it used to be
Boy, you have got to be the finest thing in history’
Melihat gerakan Ahreum, pelatih Lee tersenyum. Ahreum mengalami perkembangan dari sebelumnya. Sekarang, dia tampak lebih percaya diri meski dia harus menari di depan trainee namja sekalipun. Tidak hanya gerakan, kepercayaan diri juga termasuk dalam aspek penilaian.
Tak jarang juga Ahreum menatap kamera, hal itulah yang justru penting. Saat kau menjadi seorang bintang, kau pasti akan sering berhadapan dengan kamera. Tanpa disuruh, Ahreum sudah membiasakan diri untuk menghadap ke kamera meskipun dia masih menjadi seorang trainee. Ini merupakan nilai plus untuk Ahreum. Masih dengan tetap tersenyum, pelatih Lee menuliskan penilaiannya terhadap Ahreum pada buku yang dibawanya.
‘The way i feel inside is just so hard to understand
You feed my appetite in ways i can’t explain’
Trainee yeoja pun juga tercengang. Biasanya Ahreum tidak seperti ini, tapi sekarang… Ahreum terlihat sangat berbeda. Tak hanya trainee yeoja, trainee namja pun hampir semuanya terkesiap. Ahreum menggerakkan badannya dengan yakin tanpa ada keraguan sedikit pun. Saat ini Ahreum benar-benar terlihat seperti seorang bintang!
‘I’ll eat you up your love, your love
I’ll eat you up your love, your love
Whoa oh oh, i’ll eat you up
Whoa oh oh, so yum yum
Whoa oh oh, can’t get enough
Whoa oh oh oh oh, i think i’m in love’
Lagu sudah sampai di bagian reff, hal ini yang awalnya ditakutkan oleh Jongin. Tapi ternyata ketatutan Jongin tidak diperlukan lagi. Ahreum bisa menarikan bagian tersebut dengan mulus tanpa ada hambatan. Ahreum menarikannya dengan perfect!
Lagu telah di-stop, Ahreum pun membungkuk kembali untuk memberikan salam penutup. Setelah dia menegakkan badannya, tepuk tangan pun riuh terdengar. Tak hanya dari para trainee yeoja dan trainee namja, pelatih pun juga bertepuk tangan dan tersenyum puas pada pekerjaan yang telah Ahreum lakukan. Ahreum pun tersenyum sebagai ucapan terima kasih.
Dari depan, Ahreum bisa melihat Jongin yang tengah tersenyum sambil mengacungkan kedua jempolnya. Senyum Ahreum pun semakin mengembang dan memperlihatkan giginya yang putih dan rapi itu.
Tak perlu waktu yang lama, ketiga pelatih tersebut berdiri dan mengumumkan hasil dari penilaian mereka. Mereka berdiri di depan, dan semua trainee menunggu dengan perasaan deg-degan.
“Baiklah, kalian semua sudah tampil tadi ke depan. Penampilan kalian kali ini melebihi ekspektasi kami, dan kami sangat puas akan hal itu.” Ucap pelatih Ahn.
“Benar sekali. Kalian sudah jauh lebih maju dari sebelumnya. Kalian membuat kami bertiga merasa bangga, setidaknya apa yang kami ajarkan pada kalian itu tidak sia-sia.” Pelatih Ryu pun melanjuti.
“Nah, kalian pasti penarasan kan dengan hasilnya? Pelatih Ahn akan memberitahukannya lebih dulu.” Kata-kata pelatih Lee membuat para trainee semakin berdebar untuk mendengar hasilnya.
“Ne. Untuk masalah vocal, yang terbaik dari trainee namja adalah…. Byun Baekhyun! Kalau trainee yeoja adalah… Wendy!”
Kedua nama yang barusan disebut oleh pelatih Ahn pun agak terkejut, tapi mereka tersenyum menanggapi ucapan selamat dari para trainee yang lain.
“Selanjutnya untuk rap. Dari trainee namja yang terbaik adalah… Park Chanyeol! Dan rap terbaik dari yeoja adalah… Irene!”
Tak kalah terkejut dengan Baekhyun dan Wendy, Chanyeol dan Irene pun juga merasa kaget. Tapi mereka berdua bersyukur kalau pelatih Ryu memilih mereka berdua sebagai yang terbaik dalam rap.
“Bagian vocal sudah, bagian rap juga sudah. Kini saatnya pengumuman bagian dance! Ok, trainee namja yang terbaik hari ini adalah…. Kim Jongin!”
Jongin pun tersenyum puas saat mendengar ucapan pelatih Lee. Bukannya merasa sombong, tapi setiap evaluasi mingguan, dialah yang terbaik dalam dance. Tapi Jongin tidak cepat merasa puas, dia akan terus mempertahankan gelarnya.
“Kalau trainee yeoja adalah….. Ya, Seulgi-ah!”
Nada pelatih Lee bukan seperti mengumumkan kalau Seulgi lah yang menjadi yang terbaik, tapi pelatih Lee seakan-akan memanggil Seulgi. Seulgi pun menoleh ke pelatih Lee. “Ne?” Ucap Seulgi kebingungan.
“Kali ini bukan kau yang terbaik, Seulgi-ah. Kau punya penantang baru. Kau harus merelakan posisimu yang biasanya terbaik pada penantang ini. Dan penantang itu adalah…. Han Ahreum!”
Mendengar namanya disebut dengan keras, Ahreum pun membelalakkan matanya tak percaya. Tak percaya kalau dia menjadi yang terbaik dalam evaluasi mingguan kali ini!
“Whoa! Daebakiya, Ahreum-ah!” Seru Boeun kagum di samping Ahreum.
“Chukahae!” Bahkan Seulgi yang biasanya menjadi yang terbaik dalam dance pun juga ikut menyelamati Ahreum.
“Nah, kita semua sudah mengetahui hasilnya. Untuk yang belum menai yang terbaik, jangan berkecil hati. Mungkin di kesempatan selanjutnya kalian bisa menjadi yang terbaik. Terus berusaha dan jangan menyerah. Karena itu berikan tepuk tangan untuk Baekhyun, Wendy, Chanyeol, Irene, Jongin, dan Ahreum!”
Ucapan pelatih Ahn langsung saja ditanggapi dengan tepuk tangan yang meriah dari semua trainee yang berada di sana. Meskipun tidak menjadi yang terbaik, trainee-trainee itu memberikan selamat pada keenam trainee yang menjadi terbaik hari ini. Mereka tidak merasa kesal ataupun iri pada enam orang tersebut, malah mereka semakin terpacu agar selanjutnya mereka bisa lebih baik lagi.
“Ok. Sekarang kegiatan kita sudah selesai. Kalian boleh keluar karena habis ini free time. Sekian pertemuan kali ini, sampai bertemu lagi nanti.” Pelatih Ryu pun menutup evaluasi mingguan.
Ketiga pelatih sudah keluar, maka para trainee pun juga keluar. Semuanya bergembira, terutama untuk enam orang yang namanya telah disebutkan oleh ketiga pelatih. Semuanya saling mengucapkan selamat.
Senyum bahagia tak lepas dari wajah Ahreum. Dia merasa bahagia karena ini pertama kalinya dia bisa menjadi yang terbaik. Ucapan selamat berdatangan dari trainee yeoja ataupun namja, dan Ahreum sangat berterima kasih atas ucapan selamat yang diberikan oleh mereka semua.
Jongin juga tak kalah bahagianya dengan Ahreum. Dia pun menghampiri Ahreum dengan senyum yang mengembang di wajahnya.
“Charhanda!” Ujar Jongin sambil merangkul pundak Ahreum.
Ahreum pun sangat senang dirangkul oleh Jongin. Tapi tetap aja ada perasaan berdebar. Ayolah! Pasti kau akan berdebar kalau kau bisa skinship dengan orang yang kau sukai.
“Terima kasih. Ini semua juga berkatmu. Tanpa bantuanmu aku mungkin tidak bisa menjadi seperti sekarang. Kau tadi juga sangat luar biasa!” Balas Ahreum.
“Ah, itu biasa saja. Seonbae kita kan masih lebih bagus dariku. Anyway, kita kan sudah berusaha dan menjadi yang terbaik. Karena itu… High fife!”
Jongin dan Ahreum pun ber-tos ria untuk merayakan kebahagiaan mereka. Dengan tetap berangkulan, mereka pun berjalan menuju asrama mereka masing-masing.
Kebahagiaan yang Ahreum rasakan kali ini menjadi dua kali lipat. Pertama, karena dia bisa menjadi yang terbaik dalam evaluasi mingguan kali ini. Kedua, karena dia bisa menjadi lebih dekat dengan Jongin.
‘Tuhan, terima kasih untuk hari ini. Aku sangat bahagia! Aku sangat bahagia karena sekarang aku bisa menjadi lebih dekat dengan Jongin.’
To be continued….
***
–Author’s Note – (Yang ini dibaca ya!)
Gimana chap 5 nya? Memuaskan ga? Udah lebih panjang, kan?
Sebelumnya aku mau ngucapin MAKASIH BANGET!!!! buat kalian yang udah komen di chapter-chapter sebelumnya. Ada yang bilang gini: ‘katanya ini first ff, tapi ini udah bagus banget!’. Nah, author sama sekali ga nyangka kali ff author yang amatiran ini bisa dibilang bagus.
Terus banyak banget -hampir semuanya malah- yang bilang kalo chap 2-4 itu masih pendek. Iya, aku sendiri juga tahu kalo itu pendek. Tapi aku ga bisa ngapa-ngapain lagi soalnya chapter 2-4 itu udah kukirim duluan, padahal chapter 1 nya belom dipost.
Nah… aku juga pengen ngucapin maaf yang sebesar-besarnya. Kan kalian udah banyak tuh yang nungguin ff ini -makasih banget buat yang komen kalo nungguin ff ini-, nah author pengen minta maaf karna author ga bisa ngirim cepet-cepet ke exoff. Makanya chap ini agak lama dari sebelumnya.
Aku ga bisa ngirim ff cepet-cepet karena sekarang aku udah kelas 9 *ketahuan deh authornya masih bocah ingusan*. Karena aku masih pake kurikulum lama, makanya aku masih kedapetan UN. UN nya emang masih lama, tapi dari sekarang udah sibuk belajar karena dalam waktu sekitar 8 bulan, 1 buku itu harus udah kelar dipelajarin. Karna ngejar materi, aku banyak pr banyak tugas. Jadi ff terbengkalai. Mungkin Cuma hari jumat, sabtu atau minggu aja aku baru bisa nulis lagi.
Mungkin dalam 2 minggu chap selanjutnya baru di post, mohon maklum ya. sebenernya aku juga pengen nyelesaiin ff ini biar aku ga punya utang lagi ke readers semua, tapi apa boleh buat… salahkanlah kenapa di kalender tanggal merahnya Cuma di hari minggu doang. Kalo ada hari libur, aku pasti langsung ngebut ngetik.
Aku jadi ngerasa bersalah nih… kalian banyak yang komen ‘chap selanjutnya jangan lama-lama ya, thor!’, tapi aku lelet banget bikinnya. Nah, untuk nebus rasa bersalahku, makanya kali ini aku bikin jadi 3 kali lipat lebih panjang. biasanya paling Cuma 6 halaman doang, tapi sekarang jadi 18 halaman -19 malah kalo digabung sama author’s note nya-.
Buat yang nanya: ‘Author punya wp pribadi ga? Kan jadi lebih cepet tuh kalo langsung dipost di wp pribadi.’ Nah, jawabannya enggak. Aku ga punya wp pribadi. Emang sih, pernah kepikiran buat bikin wp pribadi, tapi aku harus mikir 2 kali dulu. Punya wp itu harus diurusin tiap hari, jangan tergantung mood aja. Nah, aku itu termasuk dalam orang yang mood nya gampang berubah. Kalo lagi ga mood, pasti wpnya aku telantarin. Makanya aku ga bikin. Jangan kecewa, ya! *emangnya ada yg kecewa?*
kalo ada yang mau ditanyain, tanya aja lewat komen. Aku bakal jawab, kok. Lagipula, aku bakal seneng banget kalo banyak yang komen, karena komen kalian itu yang bikin aku semangat buat bikin ceritanya supaya lebih baik lagi. ga percaya? Awalnya aku rada males nulis chap selanjutnya, tapi karna chap 1 udh dipost trus pas aku baca komen-komen kalian, entah kenapa aku jadi semangat nulis chap selanjutnya itu. Komen kalian itu bikin aku senyum2 sendiri pas bacanya. makanya, komen yang banyak, ya! kalo komennya banyak, siapa tau aku jadi terpacu dan lebih cepet ngetiknya.
Oh iya. Aku ngerasa poster ff ini itu jelek pake banget! Iya gak sih? Maap deh, aku ga berbakat buat ngedit. Jadi apa lebih baik ga udsah pake poster, ya?
Udahan deh, author’s note yang ini panjang banget! Saking panjangnya mungkin bisa nyaingin drabble kali, ya… Sekian author’s note, maaf kalo ada typo dan kesalahan-kesalahan lainnya. Annyeong!^^
Love,
Annabeth :3
