Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

First Love (Chapter 1)

$
0
0

First Love (Chapter 1)

a11

Author : Fan Luka
Cast      : Wu Yi Fan/Kris, Sandara Park (2NE1), Byun Baekhyun (EXO), Park Jiyeon (T’ARA), Oh Sehun (EXO).
Rating  : PG-15
Genre  : Life, Mysterious, Sad.

Kapanpun, dimanapun, kita selalu menghadapi jalan baru.
Walaupun jiwa kita saling terpisah, namun aku masih terikat padamu.
Hati kita berdetak menyerukan tempat kita sendiri.
Hingga sekali lagi kita bertemu, tolong ingatlah kita selalu bersama.
——-
‘Shhtttt.’ sebuah sayatan pisau tepat mengenai lengan seseorang.
“Argh i..ibu sakit.. A..ada apa denganmu ibu, ke..kenapa kau menusukku ?” perempuan kecil itu kini menangis sambil memegangi dan menahan rasa sakit pada bagian tangannya yang terluka akibat terkena sayatan pisau.
“Jangan pernah memanggilku ibu !. Karena kau, pria yang sangat aku cintai kini pergi meninggalkanku !” jawab seorang wanita paruh baya itu kesal.
Kini perempuan kecil yang malang itu tak sadarkan diri, hingga tiba-tiba datang seorang laki-laki kecil yang masuk ke dalam ruangan itu dengan wajah terkejut.
Wanita paruh baya yang menusuknya tadi kini mencoba membalikan keadaan, dia menangis histeris sambil menyerukan nama anak nya yang sudah tak berdaya.
“Bibi Asuko, apa yang terjadi dengan Nao-chan ?” tanya Wu Fan si laki-laki kecil yang mulai terlihat panik.
“Bi..bi tidak tahu, tiba-tiba saat bibi menuju ruangan ini Nao sudah terkapar seperti ini.” jawab nyonya Asuko gugup.
“Ta..tapi kenapa Nao-chan melakukan hal ini ?” tanya Wu Fan heran.
“Mu..mungkin Nao sudah tidak sanggup lagi menahan malu sebagai anak bibi yang hanya seorang pembantu.” jawab nyonya Asuko yang tak lupa menampilkan raut wajah penuh kesedihan.
Dengan cepat Wu Fan memanggil para pengawalnya untuk membawa Nao ke rumah sakit dengan mobil yang tadi digunakannya saat pergi menuju rumah Nao.
Wu Fan ini adalah putra tunggal dari keluarga tuan Fan salah satu konglomerat di Jepang, namun ibu Wu Fan sudah tiada sejak 8 tahun yang lalu saat melahirkan Wu Fan.
Sedangkan Nao adalah putri tunggal dari nyonya Asuko yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah tuan Fan, dan ayah Nao adalah seorang majikan nyonya Asuko sebelum bekerja dirumah tuan Fan.
Setibanya di rumah sakit, Nao segera dibawa para petugas itu ke ruang emergency.
Nyonya Asuko terus menangis menampakan raut kesedihan yang tak berarti, hingga perasaannya sekarang mulai terasa sangat gelisah karena dia sangat takut jika semua usahanya tak membuahkan hasil dan putri yang tidak diinginkannya itu masih dapat bertahan hidup.
*po’v Nao*.
Apakah sekarang aku sedang berada di surga ..?, tapi kenapa aku masih bisa merasakan rasa sakit ditanganku.
Mungkin saja aku memang masih hidup dan ku bukakan mata dengan perlahan dan pandangannya masih terlihat samar-samar, sepertinya kini ada 3 orang pria muda yang menggunakan pakaian serba berwarna putih datang menghampiriku.
*po’v end*.
“Dokter, sepertinya pasien telah sadar.” ucap salah seorang perawat yang sedari tadi memperhatikan Nao yang sedang terbaring.
“Apa kau masih merasa sangat sakit nona cantik ?” tanya seorang pria muda ber-jas putih dengan kacamata yang menggantung di matanya.
“I..iya.” ucap Nao susah payah.
“Karena sekarang kau sudah sadar, aku akan memberitahu ibumu setelah kau selesai menjalani pemeriksaan.” ucap dokter berkacamta itu.
“Ja..jangan.” sela Nao gugup.
Dokter itu terlihat kebingungan dengan apa yang diucapkan Nao tadi.
“A..aku mohon ja..jangan beritahu ibuku.” pinta Nao lirih.
“Kenapa ?” tanya dokter dengan nada lembut.
“Tangan ini terluka karena ibuku yang melakukannya, a..aku takut jika ibuku kembali melakukan hal yang sama padaku.” perempuan kecil yang malang itu mengeluarkan air mata dengan tiba-tiba.
Semua orang yang berada dalam ruangan terkejut tak percaya dan semakin kebingungan dengan situasi ini.
“Lalu apa yang harus kita lakukan untuk bisa menyelamatkan anak ini ?” tanya salah satu perawat panik.
“Baiklah, aku akan memalsukan kematian anak ini !” sela pria yang beridentitas Byun Baekhyun yang tertera pada sebuah name tag yang menggantung didada nya itu.
“Ta..tapi apa kau percaya begitu saja dengan perkataan anak ini ?” tanya perawat lain heran.
“Aku percaya !” tegas Baekhyun.
“Tapi kemungkinan resiko yang akan terjadi sangatlah besar Byun.” kedua perawat itu kini mulai panik dengan keputusan Baekhyun.
“Apa kau tega membiarkan anak ini kehilangan nyawa oleh ibu nya sendiri ?” bentak Baekhyun.
“Aku akan memberitahu ibu anak ini, bahwa dia akan langsung dikremasi (mayat yang dibakar) dan abu dari mayat adikku yang akan aku serahkan pada ibunya.” Baekhyun terlihat bersemangat meembatu perempuan kecil yang malang itu.
“Bukankah abu mayat adikmu itu sangat berharga untukmu ?” tanya perawat heran.
“Tidak apa-apa.. karena meski aku masih berstatus sebagai calon dokter, tapi aku ingin benar-benar bisa menolong nyawa seseorang seperti layaknya seorang dokter.”
Nao yang sedari tadi menangis kini berhenti dan mulai tersenyum saat mendengar para pria itu membicarakan cara untuk menolong dirinya.
“Nah nona cantik, kau tidak usah khawatir karena aku akan menolongmu. Apa kau tidak keberatan ?” tawar Baekhyun.
“Aku tidak keberatan bila kau menolongku dokter Byun Baekhyun.” raut wajah Nao kini terlihat lebih caria dari sebelumnya..
“Baiklah..Setelah ini kau akan dibawa ke ruangan yang lain untuk mendapat perawatan dan untuk saat ini kau tidak boleh keluar dari ruangan yang akan kau tempati nanti. Mengerti nona cantik ?” jelas Baekhyun sambil mengusap rambut halus perempuan kecil itu.
“Ya aku mengerti dokter tampan hehe.” angguk Nao.
Kini Baekhyun keluar dari ruangan dan segera memastikan keadaan aman dari beberapa petugas rumah sakit lain yang berjaga dan berlalu lalang.
“Tuan tampan, apakah kau ini teman dari nona cantik yang ada didalam ruangan itu ?” tanya Baekhyun sambil mengarahkan jari telunjuknya pada pintu bernomor 3.
“Ya benar. Apa anda dokter yang merawatnya ?” tanya Wu Fan balik.
“Ya..lalu dimana ibu dari temanmu itu ?”
“Ohh bibi Asuko sedang pergi entah kemana, tapi seperti nya sebentar lagi dia mungkin kembali. Lalu bagaimana keadaan Nao-chan sekarang ?”
“Ah nama temanmu itu Nao yah.. Kau akan tau keadaan dia nanti dan sebaiknya kau pulang karena ini sudah hampir malam.”
“Apa Nao-chan baik-baik saja dokter ?. Bila dia baik-baik saja, maka aku akan pulang.”
“Ya.. keadaan Nao saat ini baik-baik saja, dan sekarang kau bisa pulang karena ada dokter Byun yang akan menjaganya.”
“Baiklah. Terima kasih dokter Byun.”
“Sama-sama.”
Sesaat setelah Wu Fan kecil beserta para pengawalnya itu pergi, lalu datangah seorang wanita paruh baya yang tidak lain adalah ibu Nao yang hendak kembali menuju ruang tunggu didekat pintu ruangan itu.
Belum sempat nyonya Asuko memposisikan dirinya untuk duduk dijajaran kursi yang terletak disamping pintu ruangan, Baekhyun sudah terlebih dulu menghampirinya.
“Maaf apakah anda nyonya Asuko, Ibu dari pasien Nao ?” tanya Baekhyun tiba-tiba.
“Ya..Apakah dia masih bisa diselamatkan dok ?” tanya nyonya Asuko panik.
“Ma..maaf, putri anda tidak bisa kami selamatkan.” jawab Baekhyun gugup.
Sejenak nyonya Asuko terdiam dan menyeringai.
“Baguslah.” tanggap nyonya Asuko pelan.
“Ada apa nyonya Asuko ?” tanya Baekhyun heran.
“Ahh tidak apa-apa. Terima kasih dokter sudah banyak membantu.” ucap nyonya Asuko sambil tersenyum tipis.
“Sama-sama. Tetapi kami dari pihak rumah sakit masih harus melakukan beberapa pemeriksaan pada putri anda dan setelah diteliti kami akan langsung mengkremasi putri anda. Bagaimana ?”
“Silahkan bila hal itu baik untuk kedepannya.” tanggap nyonya Asuko yang semakin senang karena tidak usah repot-repot mengurusi mayat putrinya itu.
“Secepatnya saya akan memberikan abu putri anda.” tegas Baekhyun.
Nyonya Asuko hanya menganggukkan kepalanya pelan dan tersenyum dibalik wajahnya yang tak karuan itu.
‘Sepertinya wanita ini tidak merasa sangat kehilangan atau sedih sedikitpun, yah lihat saja ekspresi wajahnya ini terlihat tenang dan selalu memberikan senyum disela-sela perkataannya.’ batin Baekhyun.
#Fan House.
“Apa yang kau katakan bibi Asuko ?” tanya Wu Fan tak percaya.
“Maaf tuan Wu Fan, tapi Na..Nao sudah tidak bisa diselamatkan lagi.” jelas nyonya Asuko gugup.
“Tapi kemarin  dokter itu berkata bahwa keadaan Nao baik-baik saja !” tegas Wu Fan.
“Tuan Wu Fan tolong relakan kepergian Nao, karena bila tuan tidak bisa menerima ini semua maka Nao akan sedih.” nyonya Asuko berusaha meyakinkan Wu Fan yang terus saja membantah.
Kini tubuh Wu Fan melemas dan perlahan air matanya keluar dengan tiba-tiba.
‘Brugh.’ Wu Fan terjatuh dilantai dan tidak sadarkan diri.
“Tuan Wu, kau kenapa ? Bangunlah tuan !” ucap nyonya Asuko panik.
Wu Fan dibawa ke dalam kamarnya oleh beberapa pengawal pria dirumah itu, dan beberapa menit kemudian Wu Fan tersadar.
“Semuanya, tolong tinggalkan aku sendiri !” pinta Wu Fan.
Semua para pengawal juga bibi Asuko menuruti perintah Wu Fan dan segera meninggalkan kamar tuan kecil yang tampan itu.
*po’v Wu Fan*
Secepat inikah !? Apakah aku bisa melupakannya secepat dia meninggalkanku ?.
Dia selalu mengatakan bahwa aku akan pergi melihat bunga sakura bersama cinta pertamaku karena dengan begitu maka cinta mereka akan abadi.
Terkadang aku selalu berfikir bahwa keinginan Nao itu hanyalah sebuah mitos yang biasa orang dewasa katakan.
Meski tubuh dan umurku ini masih sangat muda, namun aku selalu memikirkan segala sesuatunya dengan pemikiran orang dewasa seperti dalam tokoh detective kecil Conan.
Aku masih belum bisa menerima semua yang kudengar tentang Nao saat ini, bayangannya masih selalu ada dalam pikiranku.
Nao bukanlah anak perempuan ceria seperti yang lainnya, namun dia selalu bisa membuatku bahagia.
Dia anak perempuan yang tidak ramah namun dia selalu perduli pada orang disekitarnya.
Sungguh sulit untuk bisa melupakannya begitu saja.
Hari disaat aku dan Nao pergi bersama melihat bunga sakura, mungkin itu akan menjadi hal yang akan selalu aku ingat.
Karena Nao adalah cinta pertamaku dan aku berharap Nao menganggapku juga sama seperti itu.
Dan apakah cinta ku ini bisa disebut abadi ? karena cintaku masih bertahan walaupun Nao sudah pergi jauh.
Jadi, akankah aku mempercayai mitos yang selalu dikatakan Nao ..?
*po’v end*
Keesokan hari nya, seorang pria muda mendatangi rumah tuan Fan yang besar itu untuk bertemu dengan salah satu penghuninya.
“Maaf tuan, apa benar rumah ini adalah tempat tinggal Wu Fan ?” tanya pria muda itu.
“Ya benar, ada apa mencari tuan Wu Fan ?” tanya seorang pengawal ramah.
“Maaf aku hanya ingin memberikan abu mayat temannya Nao pada Wu Fan.”
“Ohh baiklah silahkan masuk !”
“Dokter ?” tanya Wu Fan tiba-tiba.
“Hai tuan tampan.” sapa pria muda yang ternyata itu adalah Baekhyun.
“Ikuti aku !” pinta Wu Fan yang kini berjalan menuju lantai 2 dimana kamarnya berada.
Baekhyun hanya mengangguk lalu mengikuti langkah kecil Wu Fan dan beberapa detik kemudian mereka sampai dikamar berukuran besar milik tuan tampan itu.
“Apa dokter mencariku ?” tanya Wu Fan heran.
“Ya dokter mencarimu dan Nao yang memberitahu alamat tempat tinggalmu.” jawab Baekhyun sambil tersenyum kecil.
“Dokter..Sudah dua kali dokter membohongi ku sekarang.” kata Wu Fan kesal.
“Aku tidak pernah membongimu. Mungkin suatu saat nanti kau akan tau maksud perkataanku.”
“Maksud dokter apa ?” Wu Fan mulai kebingungan dengan perkataan Baekhyun barusan.
“Sudahlah..Aku kesini ingin memberikan abu milik Nao dan ini hanya kau yang memilikinya.” jelas Baekhyun sambil menyodorkan sebuah guci kecil ditangannya.
“Kenapa hanya aku saja yang memilikinya ?” Wu Fan sangat heran dan terkejut saat melihat isi dari guci kecil itu.
“Karena Ibu Nao tidak ingin memilikinya dan mungkin hanya tuan tampan lah yang mau menerima dan menjaganya.” Baekhyun tersenyum kecil dan menatap lirih Wu Fan.
“Bagaimana kalau aku tidak mau ?”
“Yah Nao akan sangat sedih.. dan tolong kau jaga dengan baik abu ini ok.”
“Tanpa dokter berkata seperti itu pun aku akan melakukannya.”
“Baguslah, aku percayakan abu ini padamu. Hingga kau akan tahu suatu saat nanti bahwa aku hanya pernah berbohong padamu satu kali saja tuan tampan.”
“Argh perkataan dokter ini terlalu sulit untuk bisa dimengerti anak umur 8 tahun sepertiku.” ucap Wu Fan kesal sambil mempoutkan bibir mmungilnya itu.
Baekhyun pun hanya tertawa melihat wajah Wu Fan yang terlihat kesal.

#10 tahun kemudian..
“Kris, apa yang akan kau lakukan nanti setelah acara kelulusanmu dari Yokohama High School selesai ?” tanya tuan Fan.
“Sepertinya aku akan melanjutkan studi di Korea.” tanggap Kris datar.
“Maksudmu kau akan belajar di universitas Seol milik Ayah ?” tanya tuan Fan heran.
“Ya tentu..!” jawab Kris datar.
“Kenapa ? Apa karena Nao hingga kau memutuskan pindah dari Jepang ?” goda tuan Fan.
“Bukan karena Nao, tapi karena aku tidak suka dengan perempuan-perempuan disini yang selalu meneriakkan namaku dan itu sangat berisik hingga membuat telingaku hampir tuli.” jelas Kris kesal.
“Kau ini pria yang aneh, banyak wanita disini yang menyukaimu tapi kau malah menghindarinya. Dan semenjak kau merubah nama panggilanmu menjadi Kris sepertinya membawa keberuntungan untukmu, yah makin banyak saja wanita yang mengejarmu karena nama itu.” tanggap tuan Fan santai.
“Terserah..yang jelas karena acara kelulusan diadakan besok hari, maka aku akan langsung pergi ke Seoul lusa.” ucap Kris datar.
“Apakah harus secepat itu Kris ?”
“Ya..Semua perlengkapan sudah diatasi nyonya Asuko.”
“Ya sudahlah..ayah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, kabari ayah jika kau sudah sampai di korea.”
“Jika ingat, aku akan kabari Ayah.” ketus Kris.
“Kau ini Kris…” ucap tuan Fan kesal.
“Hoah..aku ngantuk..Oyasumi (selamat tidur) ayah.” Kris bangkit dari sofa dan pergi menuju lantai dua tepat dimana kamar Kris berada.
‘Dasar anak itu..aku tidak suka sifat acuh nya.’ gerutu tuan Fan dalam hati.
“Meski sifatku acuh padamu, tapi setidaknya balas perkataan anakmu ini !” ucap Kris dengan suara yang cukup keras sebelum membuka pintu kamarnya.
“Ahh ya maaf anakku yang tampan, Oyasumi..” tuan Fan tersenyum garing setelah memberikan ucapan selamat tidur pada Kris.
‘Hah aku kira dia tidak butuh balasan dari perkataanku, dasar anak itu memang tidak mau diacuhkan orang lain meski dia sendiri selalu mengacuhkan orang lain.’ gerutu tuan Fan kesal.

#Seol, Korea Selatan.
*po’v Kris*
Akhirnya aku bisa menikmati ketenanganku.
Ini adalah hari pertama aku tinggal di Seol dan sekarang aku hanya tinggal berdua saja dengan nyonya Asuko tanpa ayah dan para pengawal.
Aku hanya mengetahui beberapa tempat ternama saja di Seoul, selebihnya aku tidak terlalu mengetahui lebih detail.
Dan minggu depan aku sudah mulai masuk kampus, ini artinya aku hanya mempunyai waktu selama 7 hari untuk mempersiapkan semua kebutuhan studi nanti.
*po’v end*
Keesokan harinya Kris bersiap-siap pergi menggunakan mobil kesayangannya itu untuk membeli beberapa kebutuhan studinya.
“Bibi Asuko, aku akan pergi keluar. Jika terjadi sesuatu segera hubungi aku.” pamit Kris yang sudah berada dalam kemudi mobilnya.
“Baik.. tuan Kris berhati-hatilah.” ucap nyonya Asuko sambil menatap mobil tuannya yang perlahan mulai menjauh dari tempatnya berdiri.
*po’v Kris*
Dimana..? perasaan tadi aku menaruh map itu disamping kursi mobil kemudi.
Aku telusuri lagi tempat disekitar kursi mobil yang aku duduki.
Dan ternyata map itu terinjak oleh kaki ku sendiri, Argh betapa bodohnya aku.
Aku hendak mengambilnya dengan tanganku tapi itu sangat sulit karena tanganku yang satunya sedang memegang kendali mobil.
Ahh bagaimana ini..? Sebentar lagi ada 3 jalur dan aku tidak tahu jalur mana yang harus aku ambil.
*po’v end*
Dengan cepat Kris mengambil map itu lalu ‘Brugh’.. sebuah sepeda tepat melaju di depan Kris terjatuh.
“Hei nona, bangunlah !” ucap Kris panik saat menghampiri yeoja pemilik sepeda itu.
Kris berusaha untuk terus menyadarkan yeoja itu, tapi sudah beberapa menit berlalu akhirnya Kris membawa yeoja dan sepeda lipatnya itu ke dalam mobil.
“Bagaimana keadaannya dok ?” Kris terlihat panik saat menghampiri dokter yang keluar dari ruangan yang membawa yeoja itu berada di dalamnya.
“Cukup parah dan seharusnya kau membawanya lebih cepat sebelumnya.” ucap dokter yang ber name tag kan Baekhyun lesu.
“Tapi sepertinya saya tidak melihat dia lecet dibagian luar sedikitpun dan saya rasa sudah membawanya dengan sangat cepat dok.” Kris kebingungan dengan perkataan Baekhyun, karena apa yang dikatakannya tadi berbanding terbalik dengan kejadian yang dialami Kris.
“Dia hanya bisa hidup sebelum usianya mencapai 20 tahun.” Kris makin kebingungan dengan apa yang dibicarakan dokter tampan itu.
“Apa maksud dokter, saya tidak mengerti ?” tanya Kris panik.
“Organ hatinya bermasalah.” jelas dokter.
‘Yaahhh aku kira..ternyata dia terjatuh karena penyakitnya itu.. bukan karena aku yang menabraknya haaahh.’ batin Kris.
“Lalu apa yang harus saya lakukan ?”
“Sebaiknya kau harus terus menemaninya dan jangan sampai dia melakukan aktivitas secara berlebihan.” jelas Baekhyun.
“Ba..baik.” tanpa perintah Baekhyun pun pergi dari hadapan Kris.

“Apa yang kau rasakan saat ini ?” Kris menghampiri yeoja itu penuh iba namun masih tetap memasang wajah acuhnya.
“Biasa saja dan kau ini siapa ?” ternyata yeoja itu tidak kalah acuhnya dengan Kris.
“Aku Kris yang membawamu ke rumah sakit ini.” Kini Kris membantu yeoja cantik itu untuk bangkit dari tempat berbaringnya.
“Dengarkan baik-baik Kris, aku adalah Dara, yang tidak pernah suka untuk dibawa ke rumah sakit dan aku juga tidak suka dibantu dalam hal apapun itu !” Dara terlihat sangat kesal pada Kris karena telah membawa dirinya ke rumah sakit.
“Apa kau tahu sopan santun nona Dara..? Seharusnya ucapan terima kasih lah yang kau katakan bukan caci maki seperti ini !” ucap Kris tak kalah kesal.
“Aku tak perduli dengan apa yang kau inginkan, yang jelas aku akan pergi dari tempat ini.” dilepasnya beberapa alat infus yang melekat pada Dara dan dengan lemas dia berjalan menuju pintu keluar.
“A..apa yang kau lakukan, dokter bilang kau tidak boleh pergi.” kini Kris tidak membalas rasa kesalnya dan berjalan agak cepat untuk menghentikan yeoja nekat itu.
“Aku sudah bilang kalau aku tidak suka tempat ini !” Dara tetap bersikeras untuk berjalan menuju keluar kamar perawatannya.
“Kenapa kau tidak suka tempat ini ?” kini langkah Dara terhenti saat seorang namja berjas putih berdiri tegak dihadapannya.
“Sebaiknya kau harus mulai menyukai tempat ini untuk sementara waktu ok.” Baekhyun pun tersenyum, menggenggam tangan Dara dan membawanya kembali berbaring di kamar perawatan.
“Lalu kenapa sebagai kekasih kau tidak menghalangi nya untuk pergi keluar ?” Baekhyun sedikit kesal dengan perlakuan Kris yang tidak sempat menghalangi Dara lebih dulu.
“Aku sudah hampir menghentikan langkahnya tapi ternyata dokter datang dan tiba-tiba berhenti tepat didepannya lalu menggenggam tangannya lebih dulu. Dan jangan pernah mengira bahwa aku ini kekasihnya, aku bahkan tidak kenal dengannya !” jelas Kris yang membantah ucapan dokter Baekhyun.
“Siapa namamu ?” tanya Baekhyun mengalihkan pembicaraan.
“Da..dara.” wajah Dara terlihat memerah dan perasaannya kini tidak karuan.
“Kenapa kau menundukan kepalamu seperti itu !?” Dara makin menundukan kepalanya saat Baekhyun memperhatikan dan mendekatkan wajah padanya.
“Ahh mungkin saja dia suka pada mu dokter Ba..baekhyun. Ahh nama macam apa ini, bahkan kau ini terlihat lebih cocok sebagai mahasiswa magang dibandingkan menjadi seorang dokter yang asli hahaha.” ledek Kris.
Baekhyun hanya tersenyum menanggapi perkataan Kris, namun Dara yang sedari tadi menunduk kini mulai mengadahkan kembali kepalanya dan menatap sinis pada Kris.
“Kau tahu Kris, perkataanmu tadi sangat tidak pantas diucapkan oleh orang yang memiliki sopan santun sepertimu.” tangan yeoja itu kini semakin dikepal dengan kuat dan siap untuk memukul Kris, namun dia menahannya karena Baekhyun masih berada dihadapannya.
——-
To be co…



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles