Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Unpredict [Chapter 1]

$
0
0

New Picture

Unpredict [Chapter 1]

Author: reindeer and girls1face

Tittle:   Unpredict

Main Cast:       Oh Se Hun

                         Park Jee Na

Other Cast:      Find it by yourself ;)

Genre:  Romance

Length: Chaptered

Rated: PG-15

Poster: adinarima|cafeposter  www.cafeposterart.wordpress.com

Author’s Note:  Author ini tergolong baru di dunia per-ff an. Baca sering nulis jarang, jadi ampunilah kisah ini. Kisah ini terinspirasi dari ICRD  di Roleplayer World di Facebook. Oke. Typo dan gerombolannya bakal nongol di sini. Alurnya maju mundur kedepan belakang kiri kanan. Rencanaya author mau nambahani tokohnya kalau udah part 2. Sekian bacotan author commentnya ditunggu ya^^ | Ojo dadi readers sing mek maca tok gak koment *wks*| 2WQBacksoundnya apa aja dah serah lo yang penting cocok sama genre dan main cast ye. Ga ngerecommend apa-apa soalnya saya ga dibayar buat promosiin lagu artis manapun, oke, chu~

Normal’s POV

“Lepaskan aku, Oh!”teriak seorang yeoja.

“Tidak sebelum aku membalas semua perkataanmu di ruang latihan tadi, Park!” balas namja itu.

“Cih, rendahan sekali kau menyekapku di sebuah gudang, lalu hendak memukuliku! Pengecut!” balas gadis itu.

“Jadi begitu?” ujar sang lelaki.

“Selalu begitu, Oh-Se-Hun!” bentak gadis itu.

“Jadi, kau tidak mau meminta maaf , Park?” ulang pria yang diketahui bernama Oh Se Hun itu.

“Tidak. Karena aku berkata fakta tentangmu ,Oh!” teriak gadis berambut panjang itu.

“Kau bahkan tidak memanggilku ‘oppa’, Park Jeena!” bentak Sehun.

“Oppa?”  kata gadis yang kita ketahui ternyata bernama Jeena itu. “Jangan harap aku akan memanggilmu Oppa, Sehun, aku hanya akan memanggilmu gadis pemerah susu!”

“Aku sudah membuatnya mudah bagimu, cukup meminta maaf kepadaku, tetapi kau membuatnya rumit, baiklah, kalau engkau mau mencoba memakai caraku yang satu ini,” ucap Sehun.

“Sehun!! Jangan nekat! Aku bisa—“ ucapan Jeena terinterupsi oleh suatu benda ralat bagian tubuh orang lain  yang baru di bibir Jeena.

“Kau bisa apa?” cemooh Sehun setelah melepaskan ciuman yang tadi ia daratkan di bibir Jeena.

Plakk

“Beraninya kau!” bentak Jeena.Ciumian pertamanya telah diambil oleh lelaki yang tak pernah sekalipun mampir menjadi salah satu daftar dari temannya. Ia menampar keras-keras pipi kanan Sehun.

Sehun tersenyum iseng. Sebuah saputangan tiba-tiba tertempel di bibir mungil milik Jeena, seketika ia jatuh tertidur dalam pengaruh obat bius pemberian Sehun.  *hayoo yang udh yadong siapa hayoo? :v*

***OfCourse***

Jeena’s POV

Brukkk. Aku membentur  sesuatu;. Kubuka mataku yang sangat terasa berat. Kuperhatikan seklilingku, aku berada di sebuah hotel besar. Salah satu hotel terbesar di Gangnam District. Aku berhasil mengetahui itu dari sebuah kalender di dekat kasur yang sedang kutiduri. Aku masih berseragam lengkap. Yang kuingat tadi si monyet udik, itu menciumku tanpa izin. Tunggu kenapa aku bisa sampai di hotel ini. Belum lagi suara orang mandi di kamar mandi kamar ini  Kemudian keluarlah si Kunyuk udik  itu dengan hanya membalutkan handuk di bagian bawah tubuhnya.

“Hai, sudah sadar dari tidur panjangmu nona?” tanya Sehun.

Jeena hanya bisa menundukkan kepalanya dalam-dalam. Ia ketakutan dan bingung melihat Sehun dalam kondisi seperti itu.

“Ada apa?” tanya Sehun lalu tersenyum mengancam ke arah Jeena. “Setelah ini, kau akan membayar seluruh perktaanmu kepadaku siang tadi, Jeena!”

#Flashback#

Sehun berlari tergesa menuju ruang latihan tari. Ini juga kesalahnnya mengambil 2 kelas sekaligus, musik dan tari. Ia mengetuk pintu dan berharap mentor untuk levelnya Lee Hyukjae tidak mengurnya, karena ia sudah terlambat untuk kelima kalinya dalam kurun waktu kurang dari 15 hari.

“Hey, Oh Sehun, kau terlambat untuk yang keberapa kalinya bulan ini?” tegur Eunhyuk.

“Mianhae, Hyung, aku ada latihan musik juga, Jeongmal Mianhae,” jawab Sehun sembari membungkukan tubuhnya.

“Baiklah, Proyek bulan ini adalah dansa waltz, aku sudah menentukan pasangannya, silahkan melihat sendir-diri, aku dan Jieun sepakat bahwa pasangan itu berdasarkan bakat kalian oke, selamat melihat dan berlatih!”

Seluruh tim tari segera menuju ke papan pengumuman ada kejutan besar.

Waltz:

[*NOSUGEN* *NOEXOSHIDAE*]

Kim Hyoyeon x Lee Hyuk Jae     Kwon Yuri x Lee Dong Hae           Park Jeena x Oh Se Hun

Balet:

Kim Jong In x Song Hye Ra     Zhan Yi Xing x Kim Rye Na

Solo:

Park Jeena

Im Yoon Ah

“Hey, Hyo, kau beruntung kau bisa berduet dengan Eunhyuk sendiri!” seru seorang namja yang diketahui bernama Lay itu.

“Jinjjayo?” pekik gadis bernama Hyoyeon itu.

“Ne!” seru Lay.

“Sehun! Kau bersama seorang gadis yang bernama Park Jeena, ia adik chanyeol,” ujar Kai.

“Ia gadis dancing machine itu. Ia sudah diterima oleh America’s School Performing Arts di New York!” tambah Hyoyeon. “Sekolah Julliard itu!!”

“Ia seorang kritikus tari termuda dan tercedas, ia bisa mengoreksi tarian setiap orang. Berhati-hatilah Sehun!” kata Yoona.

“Ia pernah berduet dengan si Donghae dalam event Internasional,” ujar Yixing. “Ia bahkan mengalahi bakat tari kedua kakanya. Sehun kau beruntung bisa berpasangan dengan gadis itu.”

“Semuanya, Ayo berlatih! Yuri cek kehadiran semua peserta!” perintah Jieun  

Terdengar ketukan di pintu seorang gadis setinggi 172 cm masuk sambil membawa peralatan untuk menari waltz. Ia melambaikan tangan kepada Jieun dan Eunhyuk. Keduanya hanya memandangnya dengan pandangan penuh arti.

“Jee, untukk kali ini, kau akan berpasangan dengan namja itu, Oh Se Hun!” seru Eunhyuk.

“Bagaimana prestasi tarinya, oppa Hyukkie?” tanya Jeena.

“Kau bisa bertanya sendiri kepada Sehun,” jawab Eunhyuk.

Gadis bermata cokelat itu menatap intens Sehun dan ia menantangnya untuk menarikan beberapa tarian. Sehun dengan senang hati menerima ajakan aneh itu. baru semenit, Jeena sudah mempermalukan Sehun dengan jalan memarahi Sehun dan membeberkan seluruh kesalahanya pada seantero kelas Tari. Ia juga mengata-ngatai Sehun jika menari seperti seorang gadis pemerah susu. Tidak puas ia juga meminta menari solo. Kemudian Jeena menari balet solo selama 5 menit dan ia melakukan itu tanpa cacat cela kemudian ia pergi ke kelas Musik bersama Yoona. Seluruh kelas mendadak sepi dan kaku. Sehun berjanji ia akan membuat gadis itu tak bisa lagi lari dari dirinya itu. Sudah lama Sehun memendam dendam  aneh kepada Jeena. Ia merasakannya saat pertama kali pergi menemui sobatnya, Park Chanyeol, kakak dari Jeena.Ia dipermalukan di hadapan Yooara dan Chanyeol hanya karena tidak mengenakan sabk di celan ayang agak, emm, kedodoran. Ia pikir sekaranglah waktu eksekusi tertepat.

#FlashbackEnd#

“Jaga jarakmu Oh Sehun!!” bentak Jeena ketakutan.

“Tidak akan,” jawabnya santai.

Sehun mempersempit jarak dianatara mereka. Ia menikmati bagian atas gadis yang menghinanya siang tadi. Sekuat apapun Jeena berusaha meronta atau berteriak Sehun berhasil mengahalau suara dan gerakannya. Ruangan yang bersuhu 160C itu seolah berbuah menjadi 520C. Suara yang dihasilkan Jeena dan Sehun seolah-olah menggema hingga keluar dari kamar besar nan megah itu. Hanya daam waktu kurang dari 15 menit  keduanya sudah tidak berlapis sehelai benang pun.

*******

Normal’s Pov

Jeena terbangun lebih pagi ketimbang Sehun. Ia menagisi kejadian semalam yang ia alami. Ia ketakutan.  Ia berharap tak terjadi apa-apa setelah ini.ya, sebuah harapan kecil. Ia membereskan seluruh barangnya dan meninggalkan sebuah kertas kecil untuk Sehun. Ia juga meninggalkan segelas kopi pemberian pelayan ruangan kepadanya.

Sehun, terimakasih sudah menghancurkan hidupku. Aku takkan meminta pertanggungjawabanmu. Jangan hubungiku lagi.

PJN

*******

Jeena’s Pov

Aku memandang hotel terkutuk ini untuk terakhir kalinya. Untuk menghilangakan stres, aku  sengaja mengunjungi sebuah Kafe yang baru buka di distrik gangnam. Kurasakan perih dan nyeri  saat aku hendak berjalan atau berjongkok. Setengah menangis aku memasuki kafe berukuran sedang itu. Arts & Caffee.  Hangat. Tenang.itulahdeskripsi paling tepat untuk menggambarkan Arts & Caffee Namun aku sungguh terkejut saat menyadari bahwa yang menjadi bartender adalah Sunbaeku, lalu, ada Ara dan Suho! Aku segera menghampiri kedua sahabat sejatiku itu.

“Ara..Suho…..,” ujarku pelan.

“Jeena!!” seru keduanya. Ara segera merangkulku.

“Ya ampun kau kenapa menangis seperti itu?!!,” tanya Suho.

Aku menangis makin kencang. Aku bimbang sejenak. Keduanya sudah banyak sekali membantu aku. Tak baik rasanya jika meminta tolong sekali lagi. Tetapi wajah keduanyanya seolah terbuka. Terbuka untukku.

“Jeena?” ujar Ara.

“Arrrraa.. eonnie,” seruku lalu merangkulnya erat-erat.

“Jeena, kau kenapa?” tanya Ara lembut.

Aku ragu untuk menceritakan kejadian semalam namu aku tak kuasa jika harus kupendam sendiri, kupputuskan untuk memberitahu mereka karena mereka sahabatku sejak kecil, ralat sahabat kakakku, Park Chanyeol.

“Sehun, ia ‘mengotoriku!” bisikku.

“Tunggu , Sehun yang mana?” tanya Suho

“Oh Sehun,” ujarku susah payah.

“Apa yang kau maksdukan apakah Sehun membuatmu terjatuh lalu kotor?” tanya Ara.

“Bukan,’ mengotori’ dalam hal yang lain,” ujar Jeena. “Ia bercinta denganku semalam, ia begitu murka akibat perkataanku saat latihan tari balet.”

“Kau bercanda!” seru Suho.

“Aku tidak bercanda Oppa, kumohon percayalah,” ujar Jeena putus asa

“Suho, kurasa ia benar,” ujar Ara lalu merangkul Jeena.

“Entahlah, aku kenal, siapa Oh Sehun,” ujar Suho.

“Eonnie, Oppa, tolong aku! Percayalah kepadaku Ara Eonnie, Suho Oppa,” pinta Jeena.

“Baiklah, apakah keluargamu ada yang tau?” tanya Ara.

“Tidak! Eonnie jangan beritahu Eommaku atas peristiwa ini, Oppa Juga!” pintaku lagi.

“Baiklah,” jawab Ara.

“Aku berjanji,” ucap Suho.

“Terimakasih,” ujarku.

“Permisi, Apakah kalian mengorder capuccino dan espresso?” ucap seorang namja bername tag Kim Jong Dae. Ya iyalah sunbaeku.

“Ya,” jawab Suho. “Jee, kau pesan apa? Aku yang bayar.”

“Cappucino saja,” ucapku pelan.

“Capuccino satu dan snack nya yang tadi saya pesan, ya!” perintah Suho.

“Baik , Tuan,” ujar Jongdae lalu berlalu.

Sembari menunggu baik Ara maupun Suho mengintrogasiku secara wartawanitis. Entah kenapa aku tak bisa lagi mengikuti kelas tariku selama masih ada si Sehun.

Suho’s Pov

/Suho’s Mind/

Jeena, maafkan aku. Aku sesungguhnya tahu segalanya tentang peristiwa yang menimpamu kemarin, tetapi aku tidak bisa memberitahumu. Aku sungguh memohon maaf aku memang bersalah..

/Suho’s Mind & Pov End/

“Oppa!” seru Arra.

“N-ne?” ujar Suho terkejut. Ia tengah melamunkan nasib Jeena. Juga Sehun.

“Ini, ayo kita minum bersama-sama!!” ajak Ara

“Ayo, Jee kau yang , cappucino, ya,” ujar Suho

“Oh..,” ujarku. “Baiklah.”

“Kenapa?” tanya Ara.

“Tidak apa ,” jawabku pendek.

“Aku masih ingat,” ujar Ara.

“Ingat apa? ” tanyaku.

“Tentang pena dan sebuah ruang serbaguna” ujar Ara berteka-teki.

Hening sejenak ketiganya menikmati rasa kopi nikmat yang diracik oleh Jongdae. Hingga Jeena memecah keheningan itu.

“Apakah kalian berpacaran?” ujar Jeena sambil menundukan kepalanya.

“Tidak!!” seru Ara dan Suho bersamaan. Keduanya segera saling membuang muka , dengan memasang wajah jeena-sudah-gila.

“Aku belum gila mau menikah dengan gadis cerewet macam Ara ini,” ujar Suho.

“Kau pikir aku juga mau menikah dengan pria pendek macam ia,” ujar Ara ketus.

“Pendek?” ujar Suho. “Setidaknya, aku tak segemuk dirimu Ara!”

“APA KAU BILANG KIM JOONMYEON? GEMUK?!” bentak Ara.

“Iya , gemuk dan berpaha besar!!” ujar Suho mencomooh Ara .

“Kyaa! Kau Joonmyeon!” teriak Ara. teriakannya membuat sebagian besar pengungjung kafe menonton pertunjukan gratis itu.

Pengunjung mulai berbisik-bisik, dan mengatakan kalau, Jeena adalah anak mereka dan sepertinya, Ara dan Suho seperti orang yang ingin bercerai.

“Tetapi kalian cocok,” ucap Jeena. “Suho pendiam dan Ara cerewet, itu cocok.”

*******

Sehun’s Pov

Aku terbangun. Aku melihat seklilingku, kulirik handphoneku sudah pukul 09.45 kst. Gadis  itu juga hilang.Entahlah gadis itu takkan pergi terlalu jauh. Ah. Entahlah. Skenario untuk meniduri gadis itu sudah kusepakati. Sesungguhnya aku tak melakukannya atas dasar akting. Aku tulus menyukai dan menyayangi si kecil itu. Park Jee Na. Terdengar 100000x lebih baik ketimbang biasanya. Kenangan akan aktifitas semalam kembali membuatku melayangkan sebuah fantasi yang terlalu jauh. Baru kusadari jika ia kabur setelah kubaca sebuah kertas yang diganjal dengan kopi yang sudah dingin sekali.

Kertas itu berisi:

Sehun, terimakasih sudah menghancurkan hidupku. Aku takkan meminta pertanggungjawabanmu. Jangan hubungiku lagi.

PJN

Ia gila?! Kemana perginya bocah itu? Bagaimana kalau ia bercerita pada kawan-kawannya? Bagaimana jika ia bunuh diri akibat depresi mendadak? Bagaimana jika ia nanti hamil anakku? Bagaimana? Seribu pertanyaan berkelebat hingga tiba-tiba handphoneku berbunyi. Telepon dari Suho Hyung.

“Yeobohaseyo?” sapaku.

“……”

“APA?! Baiklah Hyung aku akan segera ke sana!!”

“……..”

“Biarkan saja ia bersama si Ara sahabatnya itu,”

“…………….”

“Baiklah Hyung, Annyeong,”

Aku menggosok gigiku mencuci wajahku, segera mnegndarai ferrari hitam baruku ke sebuah alamat.

***OfCouurse***

Normal’s Pov

Sehun memacu mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata untuk mencapai sebuah rumah di kawasan Seoul. Ia segera memelankan laju mobilnya ketika ia tiba di suatu komplek perumahan real estate tengah kota Seoul. Sehun  memakirkan mobilnya di belakang salah satu rumah di komplek real estate itu. Ia  setengah berlari menuju area kebun rumah itu. Nafasnya terengah-engah akibat berlari. Setengah terkejut ia  melihat sesosok orang menunggu di kebun belakang itu.
“Halo, Sehun,” ujar suara itu. “Lama tak berjumpa. Bukankah sudah kusuruh engkau untuk awasi Jeena?”

“Aku-“ ucap Sehun.

-tobecontinued-

Wuhuu , mian tulisan nae gaje sedikit, alur yang nae pakai  pasaran #naeneonajis , tapi endingnya ga pasaran/? Rcl nya aku tunggu yaa? Inspirasinya dari banyak orang sama temen yang minta aku bikin ff Sehun sama OC. Kritik saran boleh. Salam, girls1face.



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles