Title : Journey [Chapter 2] | Author : Huangdrey
Main Cast : Kim Jongin| Jung Jacqueline [OC]
Support Cast : Find by yourself
Genre : Romance, Angst, Sad
Rating : G | Length : Chaptered
Poster by byunchoco- kingdomart
Kai belum sadar sepenuhnya setelah insiden ciuman singkat tadi ketika ia mendengar sesuatu dari arah luar. Seperti bunyi gedebuk sontak membuat Kai membangunkan Jacq yang baru saja terlelap. Jacq terbangun mengusap matanya pelan setelah bunyi gedebuk yang membuat Kai penasaran seperempat mati.
“ Ada apa? Bukannya aku barusan tertidur?” Jacq mengucapkanny begitu pelan dengan suara seraknya, tubuhnya menegang ketika giliran dia yang mendengar gedebuk.
“ Kita harus keluar dari sini Jacq, bantu aku ayolah” Kai menggapai tangan Jacq, menariknya hingga ke pintu perpustakaan. Menarik kenopnya, menendang, atau apapun caranya untuk merusak kenop tersebut. Jacq melepaskan tautan tangannya dengan Kai ketika Jacq melihat sebuah tabung berwarna merah. Mengangkat tabung itu lalu dengan brutal menghempaskanny pada kenop pintu. Butuh tiga sampai empat kali hantaman untuk merusak pintu coklat tersebut. Jacq akan sangat yakin harus membayar ganti ruginya.
“ Geez, kau selalu bertindak seperti itu Jacq” Kai mengutarakan kalimatnya pada Jacq, mereka berdua berlari menyusuri lorong kampus yang tampak gelap hitam pekat. Tidak mempunyai penerangan apapun dan keduanya ingin segera tiba di ujung lorong lalu berbelok dan keluar dari kampus. Well, meskipun mereka harus memanjat pagar nantinya.
Tangan mereka bersentuhan sesekali dan membuat Jacq ingin meraih tangan Kai lalu mengamitnya kalau Jacq sudah kehilangan kewarasan tentunya. Hingga mereka hampir berada di tepi lorong dan seketika saja suara gedebuk muai bermunculan bahkan lebih keras. Jacq begitu yakin penyebabny berada di ruang tengah ataupun lorong seberangnya.
Jacq dan Kai sama-sama terdiam hingga mereka berada di depan gerbang kampus. Mereka melirik satu sama lain dan menggangukkan kepalanya seakan mengerti apa yang mereka harus lakukan. Keduanya mulai memanjat dan dengan cepat telah sampai di tiang kedua ketika kaki mereka dipegang oleh sesuatu, ehem seseorang lebih tepatnya. Mendadak jantung mereka berdegup dengan cepat. Jacq menoleh kebawah dan menebak-nebak sebelumnya siapa mereka. Jacq akan lebih senang jika itu setan atau apapun namanya.
Masalahnya ini adalah seorang petugas tergalak yang berada di kampusnya. Mati jika bapak petugas yang lebih mirip dengan babi beruban ini mengenali wajah-wajah manis mereka berdua. Sesegera mungkin Jacq menarik paksa kakinya dan terus memanjat. Kai tiba lebih dulu tiba di depan gerbang dan Jacq baru saja akan melompat ketika pintu gerbang tiba-tiba terbuka dan justu membuat Jacq kehilangan keseimbangannya. Jacq mencoba lebih fokus lalu melompat dan mendarat dengan sukses.
Ya sukses mendarat kepelukan Kai maksudnya. Sadar akan situasi canggung tersebut cepat-cepat mereka melarikan diri lalu berlari. Kai sempat berpikir mengenai jaguar putihnya bahwa mereka akan menaiki kendaraan berkelas tersebut. Namun sekarang sudah tidak ada waktu lagi. Rasanya lucu berusaha meloloskan diri setelah terkunci di perpustakaan lalu dihadapkan oleh penjaga sekolah yang paling galak seolah mereka berdua baru saja melakukan hal yang tidak tidak. Err, memikirkannya saja sudah membuat Kai mual.
Mereka berhenti setelah setidaknya beberapa meter berlari. Keduanya mulai kehabisan napas dan berusaha mengatur napas mereka. Jacq membungkuk menaruh telapak tangannya diatas lutut-lutut Jacq.
“ Oh astaga Kai, aku tidak pernah berpikiran bahwa ada babi beruban itu. Sungguh ini menguji adrenalin kau tahu? Seharusnya tadi kita melompat saja dari jendela. Benar tidak Kai?” Bahkan Kai Nampak lebih lelah dari Jacq, baru berlari sebentar keringat sudah membanjiri seluruh tubuhnya. Sebenarnya Kai itu kenapa? Jangan bilang ia belum pernah berlari sekalipun.
“ Ya terserah kau saja Jacq, aku tidak peduli “ Dan kalau saja Kai boleh jujur, ia begitu malas menanggapi Jacq dengan keadaannya yang sekarang. Apalagi begitu Kai mengingat perbuatannya di perpustakaan tadi. Sungguh ia merasa begitu bersalah pada Carol seolah-olah perbuatanny menggambarkan bahwa Kai telah berselingkuh dengan Carol. Sempat sebesit ide muncul di pikirannya,ia akan berkencan dengan Carol besok. Apapun yang terjadi, ya apapun yang terjadi.
Kai mulai mengatur napasnya yang begitu memburu. Jacq juga sedari tadi tetap memandangi Kai menunggu saat yang tepat untuk meluncurkan pertanyaan berikutnya. Jacq mulai berpikir yang tidak-tidak ketika ia merasa Kai telah memakan banyak waktu untuk disia-siakan. Bagaimana jika babi beruban mengejar mereka lalu memergoki mereka lalu melaporkan mereka untuk dikeluarkan dari kampus. Lebih buruk lagi jika mereka diadukan kepada orang tua masing-masing. Itu sama sekali tidak keren.
“ Kai..” Jacq mencoba memanggil Kai, takut-takut lelaki itu akan memasang wajah jeleknya lalu mengamuk sembarangan hingga ia tercebur lagi ke selokan karena maju dengan langkah yang miring. Hal itu tidak akan pernah terjadi lagi jika ia bisa mengharapkannya.
“ Apa Jacqueline? “ Kai mengucapkan kalimatnya dengan penuh penekanan. Sudah cukupkan bahwa ia sedang tidak ingin diajak bicara mengapa Jacq begitu menyebalkan.
“ Kau tidak ingin pulang? Aku ingin pulang. “ Kata-kata Jacq begitu tenang membuat Kai ingin marah dan membuat Kai jadi berpikiran bahwa Jacq bersikap layaknya tidak ada apa-apa. Wajahnya sudah merah padam ketika ia mulai mencerna perkataan Jacq yang barusan. Ow shit ia harus segera pulang, Kai teringat tugas bisnis yang belum ia kelarkan.
Tanpa berbalik sedikitpun Kai tiba-tiba berlari begitu saja, pikirannya begitu kalut sehingga tidak memikirkan siapapun disekitarnya. Jacqueline terhenyak begitu mendapati dirinya seorang diri sekarang, Kai meninggalkannya. Padahal sebelumnya Jacq tidak benar-benar ingin meninggalkannya. Jacq tidak akan tahu pukul berapa sekarang mengingat ia tidak memakai arloji belum lagi baterai handphone nya yang sekarat, yang jelas mungkin saja ini sudah terlalu larut lalu tidak ada taksi atau kendaraan yang lewat.
Jacq mendesah pelan, melanjutkan jalannya setapak demi setapak yang begitu pelan. Sesekali ia membetulkan letak rambut panjangnya yang tertiup terkena angin lalu menghalangi pandangannya. Jacq bersikap setenang mungkin dan sesekali bergidik ngeri ketika mendengar lolongan serigala misalnya atau derap langkah kaki yang seolah-olah mengikutinya. Hanya itu saja. Jacq sebenarnya tidak begitu mempermasalahkan Kai yang meninggalkannya sendiri walau hal itu membuat hati Jacq sedikit nyeri. Namun Kai yang bersikap manis lalu tiba-tiba berubah menjadi jutek terhadapnya membuat Jacq penasaran setengah mati. Jacq mengerti mungkin Kai kehilangan moodnya atau khawatir ia tidak menyelesaikan tugasnya.
Jacq hanya takut kalau-kalau saja Kai kehilangan moodnya karena Jacqueline. Dari dulu dirinya yang selalu memaksa Kai untuk menjadi sahabatnya dan berpura-pura bahwa tidak ada yang terjadi sebelumnya. Dari dulu juga Jacq yang terlalu sayang pada Kai hingga ia mendekati Kai yang merupakan sunbaenya, rasanya seperti orang idiot belum lagi sunbae-sunbae yang lain memandang Jacq dengan sinis lalu menempelkan cap tidak baik pada Jacq.
Hingga akhirnya atau entah bagaimana mereka berdua jadian dan Kai yang menyatakan bahwa ia mencintai Jacq dan hubungan yang telah dipertahankan selama 2 tahun itu kandas hanya karena jarak. Jacq begitu mengingat kondisinya saat itu. Ia begitu kacau hingga ibunya pun menyerah untuk menghibur Jacq. Hingga hobi memotret Jacq lalu ia bangkit dan ingin memulai semuanya dari awal lagi.
Jacq menghetikan lamunan berisinya ketika ia kembali merasakan seseorang yang mengikutinya dari belakang. Jacq mempercepat langkahnya lalu meningkatkan kewaspadaan. Hingga entah detik keberapakah Jacq tengah berlari lagi sekuat tenaga berharap menemukan kendaraan umum agar ia dapat cepat kembali ke rumah. Berlari pun juga tidak masalah,sih ujarnya dalam hati.
Sesekali Jacq menengok kebelakang. Dan alhasil ia tidak menemukan seseorang pun yang terlihat mengikuti dirinya. Jacq sadar bahwa ia berlari tidak dari apapun. Jacq memperlambat lariannya lalu tidak memikirkan apapun hingga akhirnya ia tiba dirumah.
Jacq sudah sampai dirumah dan beruntungnya ia tidak melewati ocehan dari orangtuanya. Justru mereka menghawatirkan kondisi Jacq. Ia melihat jam yang tergantung di dinding dan ternyata telah menunjukkan pukul setengah 2 pagi. Ia memikirkan perasaan orangtuanya ketika menunggu Jacq pulang. Jacq begitu menyayangi mereka dan tidak memaafkan apapun yang telah membuat orangtuanya kalang kabut seperti ini. Apalagi melihat eommanya menangis cemas kalau saja Jacq diculik, begitu alasannya. Dan kalau saja orangtuanya bersamanya kini.
Jacq mengatupkan kelopak matanya setelah membersihkan dirinya dengan air hangat. Jacq berusaha tidak memikirkan apapun dan berharap ia cepat tertidur lalu begitu ia membuka matanya hari sudah pagi. Nyatanya Jacq malah tidak dapat tidur dan ketika ia tertidur Jacq malah bermimpi buruk. Ya tidak buruk-buruk sekali sih.
…
Kai sudah bersiap dan meraih kunci mobil diatas meja belajarnya. Ia meraih tasnya lalu menuruni dari tangga ketika ia tiba di garasi rumahnya memencet tombol open pada remote mobilnya. Kai sekejap merasakan hal aneh. Ia tidak mendengar mobilnya berbunyi klik. Dan ketika ia melihat kembali jaguar putihnya telah lenyap dicuri seseorang, no! ia tidak merasa seseorang mencurinya, Kai mengingat-ingat kembali dan seketika mengetahui bahwa mobilnya masih terparkir rapih di kampus. Well, satu kata shit keluar dari bibir tebalnya. Ia benar-benar tidak bisa memercayai dirinya sendiri bahwa Kai hampir telat dan harus menaiki angkutan umum. Hell no, you’re death Kai ujarnya pada diri sendiri dan bergegas melangkahkan kakinya lagi.
Berdesak-desakan didalam angkutan umum sama sekali bukan style seorang Kai. Apalagi harus berdiri,dan sesekali bertubrukan dengan orang yang tak dikenalnya. Yah sebenarnya dirinya sering sekali menaiki angkutan umum tapi itu sudah sangat lama sekali dan saat ia berpacaran dengan Jacq tentu saja. Carol tidak akan mau diajak menaiki angkutan seperti ini. Jacq entah perempuan bodoh atau apapun lebih memilih angkutan umum seperti bus,kereta apapun itu. Alasannya ia lebih suka keramaian.
Entahlah,berpikir tentang Jacqueline mengingatkannya dengan kejadian semalam. Bagaimana Kai merasakan kembali bibir manis Jacq, lalu merengkuhnya kedalam pelukan Kai. Kai tersenyum mengingat kejadian itu. Lalu sekejap saja raut muka Kai berubah menjadi aneh. Ia teringat kalau tidak salah saat Jacq menawakanny untuk pulang ia malah berlari menjauh. Oh astaga ia sangat berharap pikirannya salah kali ini.
To Be Continue..
Haahh akhirnya selesai juga chapter ini. Aku sengaja buat chapter kali ini lebih panjang karena mumpung aku lagi banyak ide dan sekaligus buat nebus yang kemaren” /? Btw out of topic dan sekedar curhat aku lagi ngefans bgt sma yng namanya Ki Hong Lee yang jadi Minho disitu, aku juga sukaThomas Brodie Sangster yang jdi Newt . Aktor the maze runner mereka ituloh sumpah ganteng bgt /? Saking penasaranny sama tu cerita aku udh selesai baca bukunya ampe yang ke 3 masa yang the death cure. Ternyata genre ny ada romance sma sad juga sumpah aku pikir Cuma kek mystery trus adventure gtulah. Dan yang paling sedihitu di chapter 3 pokonya kalian harus baca banyak banget kejadian tak terduga disitu :’) dari yang mati jdi idup lagi trus slh satu bias aku di film ama novel itu ada yang mati :’) ini ceritanya aku spoiler ga sih? :’) Kalian udh nonton the maze runner? Yang belom nonton harus nonton deh pokonya recommended banget film paling bagus lalalalal /? Btw lagi happy birthday bwt Ki Hong Lee yng ke 28 tahun pas 30 september kmaren. Udah ah cukup fangirlingnya muehehe, oya komentar kalian aku baca ko semuanya tapi mungkin untuk chapter kemarin ada kendala jdi aku gabisa bales tapi beneran deh aku baca Satu”. Dan disini aku juga berharap comment”nya yang lain ya soalnya itu aku jadiin buat semangat nulis cerita ini,,
Thankyou <3
- Ki Hong Lee 2nd Btw Ki Hong Lee udh punya pacar namanya Hayoung Choi,cantik ko.
