IT DOESN’T MATTER PART [4_5]
Tittle: It’s doesn’t matter part 4
Cast : Park Jihye
Byun Baekhyun
Genre : Friendship, Romance, Sad
Rating : PG-13
Length : Chapter
Author: @TazkiaRoid
Author kembali lagi dengan part 4. Satu part lagi selesai hehe. Maaf agak telat. Author udah kelas 3 SMA jadi sibuk dengan TO dll. (Gak ada yang tanya). Ya sudah tak perlu cap cip cup langsung saja.
Happy Reading!
JONGIN POV
Dimana amplop itu? Seingatku kutaruh di meja ini. Aku yakin sekali. Ku cari lagi di seluruh pelosok kamar, tapi nihil. Tak ada satupun tanda bahwa amplop itu ada di kamar ini. Apa mungkin jatuh? Ah tidak, aku yakin sekali meletakkannya di meja. Berkas-berkas kasus kecelakaan samchu dan imo tidak boleh hilang. Minseok hyung dan Jihye noona tidak begitu tertarik menyelidiki kasus ini. Apa mereka benar-benar masih terpukul? Aku sangat tertarik sekali menyelidiki kasus ini, bagaimana mungkin tidak ada tanda sedikitpun tentang pelakunya eoh?
“Jongin-ah!” panggil seseorang di luar.
Aku masih mencarinya, di almari, loker, tas, nihil tapi tak ada. Dimana aku meletakkannya? Aku sangat yakin ada di meja.
“Jongin-ah!” ah, pasti Minseok hyung.
“Sebentar hyung!” jawabku dari kamar. Kudengar derap langkah kaki menuju kamarku
“Ya! Kenapa lama sekali sudah jam 10, apa kau tidak terlambat eoh? OMO! Apa yang terjadi dengan kamarmu? Kenapa seperti kapal pecah eoh?” ucapnya terkejut melihat kamarku
“Hyung! Apa kau melihat amplop besar berwarna coklat?”
“Amplop besar berwarna coklat? Aku seperti melihatnya tadi malam”ucapnya seperti menerka sesuatu
“Eoddi?” tanyaku tak sabaran
“Hmm, aku tak yakin, mungkin di kamar Jihye” tanpa kata apapun, aku langsung menuju kamarnya, untung saja dia sudah berangkat dari tadi pagi. Ku buka pintu kamarnya dan tanpa ku cari lagi, amplop itu tergeletak di atas meja. Segera ku ambil amplop itu dan kubuka isinya. Segera kumasukkan kedalam tas. Apa Jihye sudah tau? Apa dia menyelidikinya juga? Kenapa ini bisa ada dikamar Jihye, kapan dia mengambilnya? Aish! Terlalu banyak pertanyaan di pikiranku.
“Wae Joing-ah? Apa itu penting?”Tanya Minseok hyung menyusul ke kamar Jihye.
“Aniya hyung, bukan apa-apa, aku berangkat dulu hyung!” ucapku lalu mengambil kunci mobil dan kutancap gas menuju kampus. Hari ini ada pertemuan dengan semua anak jurusan art and music. Kurasa persiapan untuk showcase. Ah badanku terasa sangat berat karena latihan akhir-akhir ini. Setelah kuparkirkan mobil ini, segera kulangkahkan kakiku menuju auditorium. Kulihat semua sudah berkumpul.
“Jja! Hari ini, kita akan mengatur performance yang akan kita tampilkan dari jurusan kita untuk showcase bulan depan” ucap Nam Kyusongnim. Dia mempunyai suara yang sangat bagus.
“Akan ada kolaborasi. Dan aku memilih Changmin dengan Minah kalian akan membawakan lagu Some (Soyu ft Junggigo) karena kekuatan kalian di vocal. Sehun dengan Yoomi lagu Erase (Hyolyn ft Jooyoung) kalian bisa dance juga. Jongin dengan Hyuna lagu Now (Troble Maker) kekuatan kalian di dance, yang lain bisa memilih kolaborasi dengan mahasiswa dari jurusan lain, tapi tetap prioritaskan jurusan kita harus lebih menonjol”
MWO?! Yang benar saja? Kenapa harus dengan Hyuna? Dan lagu apa? Now? Dengan semua gerakan ‘vulgar’ itu? Yang benar saja?!
“Chogi! Kyusongnim? Apa lagunya bisa diganti dengan yang lain? Atau mungkin bertukar?” Ucap Hyuna yang tidak kalah terkejutnya.
“Kalau di ganti kurasa tidak tapi kalau bertukar kalian bisa”
“Waeyo? Apa benar-benar tidak bisa diganti dengan yang lain Kyusongnim?” aku juga menyanggahnya
“Andweyo! Tidak bisa. Ini karena kalian harus menonjol dan mencuri panggung showcase nanti”
Matilah aku -_- Apakah itu tidak akan membuat kami canggung. Hyunapun langsung menatapku tajam. Kenapa harus lagu itu! Lagi pula tubuh Hyuna juga tidak sebagus Hyuna yang sebenarnya di Trouble Maker. Aish! Aku jadi berfikir yang tidak-tidak! Ponselku bergetar. Untung ku buat silent. Ada pesan dari Hyuna ternyata.
‘Jongin-ah, apa kau benar-benar bersedia perform dengan lagu itu? Apa kau yakin?’
Hyuna juga keberatan.
‘molla, aku tidak yakin. Kenapa tidak bertukar saja? Dengan Sehun dan Yoomi mungkin?’ balasku.
‘baiklah akan ku tanyakan pada mereka’balas Hyuna.
Kyusongnim masih mengumumkan teknisinya nanti. Haahh aku masih tidak bisa focus, aku tidak yakin jika kolaborasi.
“Baiklah, kalau begitu, segera persiapkan dan latihan yang giat”
Akhirnya selesai juga. Setelah kyusongnim pergi meninggalkan aku segera meninggalkan ruangan.
“Jongin-ah!” panggil seseorang, ah, ternyata Hyuna
“Bagaimana? Mereka mau bertukar?”
“Eum, aku sudah tanyakan pada Sehun, mereka mau bertukar”
“Hmm baguslah kalau begitu. Kapan kita latihan?”
“Nanti sore bisa?”
“Hmm baiklah jam 5 sore ku tunggu di ruang dance”
“Arasseo” ucap Hyuna mengakhiri percakapan kami. Akupun pergi keluar dari auditorium. Menuju gedung jurusan Sastra Inggris, apalagi jika tidak mencari Jihye? Aku ingin membahas kasus itu. Kulihat dia tengah berbicang dengan temannya.
“Jihye noona!” panggilku. Diapun menghampiriku.
“Eoh? Wae?”
“Aku ingin membahas ini” jawabku menunjukkan amplop yang baru saja kuambil dari tasku. Dia melotot terkejut
“Jo..Jongin-ah, bagaimana kau…” aku tau dia sudah gugup. Akupun menarik tangannya dan menyeretnya menuju foodcourt. Aku tau ini sedikit kasar, tapi aku sudah muak dengan sikapnya dalam menangani hal seperti ini.
“Jongin-ah kenapa kau kasar seperti ini eoh?” ucapnya sambil berusaha melepaskan cengkraman tanganku. Kududukkan dirinya di kursi dan akupun duduk di seberangnya. Kuletakkan amplop itu di atas meja. Dia menatapku bingung
“Jihye-ah, jika kau ingin menyelidiki kasus kecelakaan imo, seriuslah kumohon! Fokuslah”
“Jongin-ah, aku tak bermaksud main main, tapi aku sudah membaca semua berkas-berkas itu dari dulu, dua tahun yang lalu. Tapi nihil, tak ada bukti yang menujukkan siapa pelakunya.”
“Apa kau tidak merasa janggal? Bagaimana dengan cctv yang ada di sekitar kejadian? Kau tidak merasa janggal eoh? Bagaimana mungkin tidak terekam padahal tempat kejadian itu tepat di depan swalayan”
“Jadi maksudmu, itu bisa terekayasa?”
“Maka dari itu, kita perlu menyelidikinya lagi. Jika pecahan dan serpihan mobil saja tidak bisa semudah itu di selidiki juga kan?”
“Bukankah, waktu itu mobil tersangka masih bisa masih bisa dihidupkan, jadi tersangka langsung melarikan diri”
“Tapi ada beberapa pecahan kaca yang tertinggal di lokasi, itu kata polisi Jihye-ah”
“Tapi juga sudah bercampur dengan pecahan kaca mobil milik appa jugakan?”
“Maka dari itu, ini masih bisa diselidiki lagi Jihye-ah. Kau bisa menemukan pelakunya”
“Hmm, gumawo Jongin-ah.”
“Aku sudah muak dengan sikapmu yang lemah, jangan seperti itu lagi eoh?”
“Hmm, mianhae jeongmal. Aku memang gadis yang lemah”
“Sudahlah, kalau begitu aku akan mencari tahu tentang cctv itu. Dan ahh, nanti aku akan pulang terlambat”
”Eoh? Jinjja?” ucapnya terlihat girang
“Jinjja, wae? Apa kau terlihat sangat senang eoh?”
“A.. aniya, ya sudah kalau begitu. Sekali lagi gumawo eoh?” ucapnya lalu beranjak dan pergi. PERGI?!
“Ya! Park Jihye! Jihye noona!” panggilku keras, tapi dia tidak menghiraukannya. Ish jinjja!
AUTHOR POV
Malampun tiba, Jihye, Yunsang, Yunso dan Minseok bersiap untuk menghadiri makan malam dengan ‘calon besan’ mereka. Yunsang dan Yunso mengenakan dress selutut yang senada. Sedangkan Jihye mengenakan dress berwarna peach tanpa lengan.
“Eonni, kau cantik malam mini” kata Yunso
“Eum, neomu yeppoda” Yunsangpun menambahkan
“Hmm, kalian juga sangat cantik. Kalian terlihat anggun”
“Gumawo eonni” ucap Yunsang dan Yunso bersamaa.
“Ah, oppa mana?”
“Wae? Aku sudah di sini. Kajja”
“Mm, chamkan oppa, siapa nama namja itu?” Tanya Jihye penasaran
“Kris Wu, ah dia anak angkat dari keluarga itu. Dia seorang Chinese”
“Mwo? Chinesse?” Justru Yunsang dan Yunso yang terkejut.
“Ah, sudahlah, biarlah. Kajja berangkat.” Sedangkan Jihye tidak peduli dengan hal itu.
Keluarga itu sudah sampai terlebih dahulu di rumah makan itu. Tapi tak lama setelah itu ‘calon besan’ mereka sudah sampai. Mereka hanya bertiga, sepasang suami istri dan seorang lelaki yang masih muda dengan postur tinggi.
“Annyeong Haseyo” sapa seorang lelaki paruh baya berpostur tinggi pada Minseok
“Ne, Annyeong Hasyo, silahkan duduk” jawab Minseok.
“Choisunghamnida, anak kami yang satunya terlambat, dia sedang di perjalanan sekarang.”
“Gwenchanayo, ah, ini adik saya Park Jihye, dan disebelahnya adik kembar kami Park Yunsang dan Park Yunso”
“Banggapseumnida” ucap Jihye, dan si kembar bersamaan.
“Ne, Banggapseumnida. Aigoo, kalian sangan cantik. Oh iya ini Kris anak kami yang pertama”
“Glad to see you Jihye-ssi” Ucap Kris memandang Jihye. Yah mungkin karena dimata Kris tokoh utama dari perjodohan ini hanya Jihye, matanyapun hanya focus pada Jihye, tidak pada Yunsang dan Yunso.
“Mee too Kris-ssi” sedangkan Jihye hanya menunduk malu. Ah, tidak sebenarnya dia belum siap akan perjodohohan ini. Bagaimana tidak jika hatinya masih meronta-ronta menyebutkan nama Byun Baekhyun.
Tak lama setelah mereka mengenalkan diri masing-masing datanglah sosok yang berpostur tinggi.
“Choisunghamnida” ucap laki-laki itu membungkuk tanpa memandang Jihye
“Park Chanyeol-ssi?” ucap Jihye terkejut setelah menyadari kehadiran Chanyeol
“Jihye-ssi?!” tak kalah dengan Jihye, Chanyeol pun juga sangat terkejut.
“Wah, oppa itu sangat keren” ucap Yunso berbisik pada Yunsang.
“Kalian sudah saling mengenal?” Tanya Minseok
“Ah, bukankah kalian satu campus?” Tanya Kris juga
“Eoh? Ne, kami satu kampus, dan Jihye membantu saya saat baru saja tiba di sini” sahut Chanyeol menjawab pertanyaan-pertanyaan dari kedua orang itu.
“Oh, begitu, ya baguslah, ternyata sudah ada pendekatan dengan saudara ipar. Hahaha” ucap lelaki paruh baya tersebut diiringi tawa istrinya juga Minseok, sedangkan Kris tertawa canggung. Jihye dan Chanyeol pun saling memandang dengan tatapan bingung.
>Jongin’side
~neol saranghangeol jiwo (jiwo) you ni jeonhwabeonho jiwo (jiwo) moreuge
Urin andwe no no wollae geuron sai yeah
Suara alunan music yang mengecil pun mengakhiri latihan dance Jongin dan Hyuna.
“Kerja bagus Hyuna-ya!”
“Eum, kau juga. Oh ya, ku kira kau ikut pertemuan malam ini”
“Eoh? Pertemuan apa?”
“Kau tidak tau? Bukankah malam ini ada pertemuan perjodohan Jihye?”
“MWORAGO?!”
“Kau benar-benar tak tau Jongin-ah?”
“Molla, jinjja! Kenapa kau tidak mencegahnya? Darimana kau tau?”
“Tadi pagi Jihye mengatakannya padaku. Wae? Bukankah itu sudah keputusan Jihye sendiri, kalau memang itu sudah menjadi keputusannya, aku tak bisa berbuat apa-apa Jongin-ah”
“Baiklah, gumawo informasinya, aku pergi dulu” ucap Jongin singkat lalu mengambil jaket dan tasnya kemudian berlalu dari studio itu.
“Ckckck, aku benar-benar iri padamu Jihye-ah. Bagaimana bisa Jongin sangat perhatian padamu?” ucap Hyuna lirih dengan tatapan sayu.
>Baekhyun’side
“Eomma, aku harus mengatakan sesuatu padamu” ucap Baekhyun berdiri di depan ruang kerja eommanya.
“Eoh wae?” sahut eommanya tanpa mengalihkan pandangannya pada Laptopnya
“Kecelakaan, dua tahun lalu, eomma serahkan dirimu” ucap Baekhyun dingin. Kata-kata Baekhyun itu menghentikan pekerjaan eommanya.
“Apa aku tidak salah dengar?” jawabnya dengan senyuman palsu
“Ani, aku serius eomma. Lebih baik eomma serahkan diri pada polisi”
“Huh? Aku? CEO dari BB Group menyerahkan diri kepada polisi? Apa kau tak salah nak?”
“Aku sama sekali tidak salah, aku akan lakukan apapun yang eomma mau, bahkan menggantikan posisi eomma di perusahaan, asalkan eomma menyerahkan diri eomma ke polisis dan mengakui semua kesalahan eomma” Baekhyunpun mengangkat kakinya dari ruangan itu. Wanita paruh baya tersebut diam dan tenggelam dengan pikirannya.
JIHYE POV
Makan malam kamipun selesai. Aku merasa sedikit nyaman dengan Kris, bahkan kita sudah punya janji besok.Apa aku terlihat membohongi diriku sendiri? Ah bagaimana dengan Yunsang dan Yunso? Kurasa Yunso sangat tertarik dengan Chanyeol. Dia memandanginya terus dari tadi.
“Ghamsahamnida Park sajangnim” ucap oppa
“Ne, lain kali kita bisa lanjutkan makan malam seperti ini lagi, oh iya, Jihye-ssi aku rasa kau sudah bisa pendekatan dengan Kris, bukankah begitu Kris?”
Pendekatan katanya? Wah, perjodohan ini memang bukan main-main.
“Ah, ye abeoji, kita sudah punya janji besok, Okay Jihye-ssi?” ucap Kris dan menatapku serius
“N.. Ne.. Ne.. tentu saja” jawabku sedikkit gugup. Yah aku belum terbiasa seperti ini.
~Skip
Kami pun sampai rumah. Dan kulihat Jongin tengah berdiri di depan pintu dan menatapku tajam.
“Hyung, mian. Aku akan meminjam Jihye noona sebentar saja” ucapnya pada oppa lalu menarikku pergi
“Jongin oppa! Eonni harus istirahat!” kudengar teriakan Yunso
“Ya! Kim Jongin! Waegeurae?!” aku berusaha melepaskan tanganku. Dia masih menarikku dan ternyata dia menyeretku ke café seberang rumah.
“Michingeot aniya?! (Apa kau sudah gila?!)” ucapnya dengan nada tinggi
“Mwo?”
“Sadarlah Park Jihye, apa kau sudah gila menerima perjodohan ini?”
Bagaimana dia tau? Oppa tidak mengatakannya pada Jongin. Ah! Pasti Hyuna!
“Dari mana kau tau? Apa Hyuna memberitahumu?”
“Apa itu penting sekarang? Apa kau serius? ”
“Eoh. Aku serius, kurasa ini satu-satunya cara agar aku bisa melupakan namja itu”
“Huh? Selama satu tahun tinggal dengan dirimu kau pikir aku tak tau dirimu? Kau membohongi dirimu sendiri Jihye-ah”
“Ani, aku berusaha untuk melupakannya dan ini caraku” aku benar-benar benci dengan situasi pembicaraan seperti ini dengan Jongin. Ini membuatku terlihat lemah. Ya, karena mataku selalu tidak bisa mengontrol semuanya. Ah bukan perasaanku juga tidak bisa.
“Jadi dia, calonmu itu hanya kau jadikan pelarian? Apa kau juga tidak memikirkan perasaan calonmu itu eoh?”
“Jongin-ah!” aish! Aku benar benar benci jika air mataku keluar lagi di depan Jongin.
“Apa aku terlalu ikut campur masalahmu? Apa aku terlalu lancang?”
“Eoh. Cukup hentikan semuanya! Dan jangan pernah campuri urusanku lagi”
Aku pun segera menghapus air mataku kasar dan pergi dari café ini. Bukannya menghibur, tapi dia justru memojokkanku. Tau apa dia, dia hanya tinggal satu tahun denganku.
Tiba-tiba kurasakan getaran di handpone ku kulihat ada pesan masuk
‘Jihye-ssi, kami baru saja menemukan keganjalan dalam rekaman cctv. Rekaman ini telah di rekayasa, besok, anda bisa datang ke kantor kami untuk mengetahui yang sebenarnya’. Ah, pesan dari tim IT polisi yang menangani kasus kecelakaan.
Segera kubalas pesannya
‘Ne, ghamsahamnida, besok akan saya usahakan untuk datang’.
Aku memang ingin menyelidiki kasus kecelakaan eomma, dan ternyata memang benar apa perkataan Jongin. Ada yang ganjal dari rekaman cctv itu. Aish, penampilanku jadi berantakan, Hufftt kuharap oppa dan kembar tak tau.
“Eonni! Ada apa dengan wajahmu” Kulihat Yunsang menungguku di depan gerbang
“Eoh? A.. aniya. Masuklah, persiapkan pelajaranmu besok. Kau masih harus sekolahkan, besok?”
“Chamkaman, eonni. Kau ada masalah dengan Jongin oppa?”
“Hm, aniya bukan apa-apa. Sudahlah masuklah. Oppa dan Yunso sudah didalamkan?”
“Ani, aku tidak percaya padamu eonni, kau menyembunyikan sesuatu kan?”
“Noona tadi baru saja kumarahi karena dia sangat bodoh!” ucap Jongin yang baru saja datang dan mengacuhkanku dengan kata-kata kasarnya. Dan dia berlalu begitu saja. Huh! Dasar menyebalkan!
“Wae? Aish! Ada apa dengan kalian eonni? Jongin oppa?!” Tanya Yunsang dengan nada tinggi
“Yunsang-ah, sudahlah tidak ada apa-apa. Ayo masuk” ucapku menariknya masuk kedalam rumah.
“Hufft, kuharap kalian segera beikan. Jaljayo eonni” ujar Yunsang lalu pergi menuju kamarnya
“Hmmm, kau juga Yunsang-ah! Jalja!” Segera langkahkan kakiku menuju kamar dan kurebahkan tubuhku di Kasur. Hari ini sangat melelahkan, ah! Benar Park Chanyeol. Apa dia benar-benar akan menjadi saudara ‘ipar’ku? Ah, jadi hyung yang dia ceritakan kemarin adalah Kris. Aish! Kenapa jadi rumit sekali. Dan apa yang harus kulakukan besok? Apa besok sudah bisa dibilang ’kencan’ dengan lelaki bernama Kris itu? Entahlah aku sangat lelah.
~Skip
AUTHOR POV
Semua orang sudah memulai aktivitas pagi mereka, sarapan pagi. Tapi berbeda debgan kedua bersaudara yang satu ini. Mereka justru bersantai setelah sarapan pagi.
“Chanyeol-ah! Apa kau punya nomor Jihye? Aku lupa memintanya tadi malam” ucap Kris
“Ada, akan kukirimkan ke nomormu.” Jawab Chanyeol datar
“Thanks my brother!”
“Hyung, what do you think about her?”
“Why? Do you like her?” Kris sudah bisa menebak apa yang akan di bicarakan Chanyeol
“What? Are you kidding? Of course not hyung!” ucap Chanyel sedikit gugup
“Don’t you think I don’t know? Hmm, I’m sorry dude, aku akan mengikuti rencana appa”
“Really! I don’t like her, but I know something about her. Dan itu ada hubungannya dengan perjodohan ini hyung”Chanyeolpun membohongi perasaannya.
“Hmm, I don’t care. Aku akan percaya dengan rencana appa”
“You’re just such as a fool hyung! Aku tau kau terpaksa, karena kau merasa tak enak pada appa kan?”
“Apakah ada perjodohan yang tidak terpaksa, oh come on Chanyeol-ah! I’ve live for 27 years with this family. Aku akan tetap pada… ”
“She is Baekhyun’s hyung!” ujar Chanyeol memotong pembicaraan Kris
“Baekhyun?! Do you mean Byun Baekhyun?” tanya Kris terkejut
“Eum, aku tau mereka sedang ada masalah. Karena itu, aku bertanya padamu bagaimana pendapatmu tentang dia. If you like her, then it’s over”
“Okay, I’ll think bout it. And i’ll try to not falling with her”
~Baekhyun’side
“Baekhyun-ah! Kau sudah mengumpulkan tugas mingguan dari Shin kyusongnim?”
“Belum, ini akan kukumpulkan masih kurapikan”
“Ah, baguslah karena kyusongnim mencarimu di ruangannya”
“Hmm, baiklah. Gumawo”
Baekhyunpun segera menemui Shin kyusongnim di ruangannya untuk mengumpulkan tugasnya, tapi waktu berkata lain, Jihye juga di sana tengah berbincang dengan Prof. Shin, Baekhyun hendak kembali ke kelasnya, tapi Prof.Shin sudah melihatnya
“Eoh, Byun Baekhyun! Come here!, ada yang ingin kubicarakan denganmu. Ah Jihye-ah, ini mahasiswa yang kumaksud”
“Ah, ne. kyusongnim” Baekhyunpun masuk ke ruangan salah satu Professor yang terkenal dengan keramahannya.
“Kyusongnim, jadi proyek ini akan di koordinasi oleh Byun Baekhyun sunbae?” Tanya Jihye langsung pada Profesor ini
“Jadi kau sudah tau dia? baguslah”
“Proyek apa Kyusongnim? Kenapa saya?”
“Hmm, kita aka ada kedatangan tamu dari duta Inggris, Mereka akan bekerjasama dengan kampus kita untuk pertukaran mahasiswa. Tentu saja dengan program yang baru lagi, karena sebeumnya hanya untuk mahasiswa semester 4. Dan untuk acara penyambutan, akan kuserahkan kepada kalian. Terutama kau Byun Baekhyun kau akan menjadi ketua koordinator”
“Ne?!” Baekhyunpun terkejut
“Chogi, Kyusongnim, apa tidak ada mahasiswa yang lain? Saya tidak begitu bisa mengorganisir kegiatan” ucap Jihye beralasan, karena tentu saja dia tidak mau berbicara dengan Baekhyun. Jika dia menyetujui proyek ini, bukankah sama saja mereka berdua harus bertemu setiap hari untuk mengordinasi kegiatan ini
“Ani, justru karena itu aku ingin kau belajar dari Byun Baekhyun dalam hal organisasi, jadi kalian harus bekerja sama, eoh?”
“Baiklah, Kyusongnim, kami akan melaksanakannya. Tinggal serahkan saja proposalnya pada kami.” Ucap Baekhyun tanpa meminta pendapat Jihye
“Baekhyun-ssi!” Jihye tidak terima
“Baiklah, ini proposalnya. Kalian bisa meminta bantuan ke BEM”
“Algaesseumnida. Ah dan ini tugas mingguan saya. Geureom” Baekhyunpun membungkuk lalu pergi dari ruangan itu. Dan di susul oleh Jihye. Baekhyun tetap melangkahkan kakinya di sepanjang koridor tanpa menunggu ataupun berbicara sepatah katapun pada Jihye.
“Baekhyun-ssi!” panggil Jihye yang juga mengekor di belakangnya. Perasaannya sangat kacau saat ini
“Baekhyun sunbae!” Baekhyun masih terus berjalan
“Byun Baekhyun!” akhirnya dia berhenti berusaha menata hatinya. Karena dia sendiri juga tidak bisa menghindar begitu saja. Karena itu juga tidak akan menyelesaikan masalah ini.
“Kau, segeralah hubungi salah satu anak BEM. Aku akan meminta kunci auditorium pada Kim Ahjussi. Auditorium tempat untuk penyambutan nanti” kata Baekhyun tanpa menatap Jihye dan tentu saja dengan nada datar
“Huh? Seenaknya saja kau menyuruhku. Bahkan kau tidak meminta pendapatku tadi? Kau anggap aku ini apa Baekhyun-ssi?”
“Aku tidak pernah menolak apapun perintah Kyusongnim.”
“Tapi ini, juga melibatkanku. Dan apa kita akan bekerja sama seperti apa yang kyusongnim bilang dengan suasana yang seperti ini? Aku tau kau seorang aktivis di organisasi, tapi kau juga harus…”
“Tinggal kerjakan saja tidak bisa?!! EOH?!” ucap Baekhyun dengan nada tinggi.
Semua orang yang ada di koridor memandang mereka berdua.
“Huh! Geurae! Arasseo!” ucap Jihye lalu pergi dan tentu saja dengan amarah. Matanya memerah panas. Tentu saja, siapa yang tidak marah jika di bentak seperti itu di tempat umum dan menjadi pusat perhatian. Dan satu lagi. Baekhun tidak pernah bersikap hangat lagi seperti yang Jihye tau sebelumnya.
~Skip
“Hyuna-ya, apa kau pikir Jihye benar-benar bisa melupakan namja itu?” Jongin dan Hyuna tengah makan siang di salah satu kantin campus
“Eoh? Entahlah aku tak yakin” jawab Hyuna
“Bukankah kau sahabatnya sedari kecil? Seharusnya kau taukan?”
“Hmmm, aku juga tidak tau sedalam apa hubungan mereka. Jihye memang tidak pernah dekat dengan siapapun sebelumnya. Karena yah, kau tau sendirikan Minseok oppa bagaimana? Dia sangat protective pada Jihye”
“Ya sudahlah, lupakan kalau begitu.”
“Ah, nanti kita latihan lagi kah?”
“Tentu saja, kita tidak boleh kalah dengan Sehun dan Yoomi. Tapi, untuk perform nanti apa kau juga hanya memakai bajumu yang juga usang seperti itu?”
“Ya! Ini tidak usang, ish! Lagi pula aku tidak akan mau memakai baju minim seperti Hyolyn”
“Kau harus memakainya. Jika tidak, kita tidak bisa menguasai panggung, kita harus totalitas eoh”
“Shireo!”
“Tenang saja tidak akan ada yang tergoda oleh tubuhmu itu. Karena kau terlalu tomboy”
“Mwo? Ya! Kim Jongin! Byuntae!” ucap Hyuna menjitak Jongin. Tentu saja Hyuna tersinggung, meskipun dia berjiwa tomboy, tapi dia tidak terima jika Jongin berkata seperti itu
“Aish! Aku bukan byuntae! Memang begitu kenyataannya. Yang penting, kau harus mencari baju yang sesuai. Apa perlu aku bantu carikan eoh?”
“Huh! Dasar! A-k-u t-i-d-a-k m-a-u. Apa aku perlu mengejanya agar kau paham?”
“Aish, kau bisa terlihat seksi seperti Hyolyn, yang sangat..” Jongin menggantungak perkataannya, dia sudah berfikiran yang tidak-tidak. Dan suasanapun menjadi canggung.
“Hyuna-ya!” Jihye yang melihat Hyuna tengah berbincang dengan Jongin memanggilnya keras. Dan tentu saja Jihye masih marah dengan Jongin. Jihyepun menghampiri Hyuna
“Aku pergi dulu” Jonginpun langsung beranjak dari duduknya.
“Ya! Kim Jogin!” panggil Hyuna
“Biarkan saja dia pergi” Jihye berkata dingin
“Ada apa dengan kalian eoh? Bertengkar?”
“Aniya lupakan, ah Hyuna-ya, Eottokhae?”
“Wae? Ada apa lagi? Bagaimana makan malamnya tadi malam?”
“Hyuna-ya, tanyalah satu-satu eoh? Kau selalu saja bertanya dengan pertanyaan bertubi-tubi. Huuft. Kau tau, salah satu Kyusongnim dari fakultas kami, menyuruhku untuk menjadi wakil koordinator penyambutan duta dari inggris”.
“Mwo? Kau koordanator kegiatan seperti itu? Apa tidak salah?”
“And, do you know who the chief is? It make me crazy!”
“Ish, jangan menggunakan Bahasa yang tak kumengerti”
“Aish, jinnja! Dan kau tau siapa yang menjadi ketuanya?”
“Tentu saja tidak. Kenapa kau justru bertanya padaku?”
“Ketuanya adalah Byun Baekhyun! Aishh!! Aku bisa gila! Hyuna-ya”
“Mwo? Byun Baekhyun katamu?”
“Eum, aku harus bagaimana Hyuna-ya? Dan dia dengan seenaknya menyuruhku kemudian membentakku. Jinjja!”
“Kurasa ini kesempatan untuk menyelesaikan masalahmu itu”
“Masalah apa lagi Hyuna-ya? Semuanya sudah selesai. Sudah berakhir”
“Ya sudah, terserah kau saja kalau begitu.”
“Aish, Hyuna-yaaaa~”
“Bersikap biasa saja, kalau memang dia dingin padamu, kau juga bersikaplah dingin padanya”
“Hmm, arasseo, oh ya bukannya kau kenal dengan Oh Sehun kan? Dia anak BEM kan? Aku minta nomornya boleh?”
“Eoh? Nomornya? Untuk apa?”
“Untuk kepanitiaan penyambutan duta Inggris itu”
“Oh, baiklah, akan kukirimkan padamu”
>>>>+215xxxxxxxx Calling
I lost my mind
Noreul choeummannasseultte
No hanappego modeungoseun Get in slow motion
“Eoh, Chamkaman, ada telfon” ucap Jihye lalu melihat layar ponselnya
“Hyuna-ya, nomor asing”
“Angkat saja”
“Yeobseyo? Nuguseyo?”
“Jihye-ssi, it’s me Kris” ucap seseorang disebrang
“Kris-ssi? Waeyo?”
“Siapa?” Tanya Hyuna lirih
“Ssstt” ucap Jihye
“Ah, kau lupa Jihye-ssi, kita punya janji. Aku sudah di depan campusmu”
“Ah, benar. I’m so sorry, I forget bout it. Okay I’ll come to you. Wait me”
“Okay!”
Bip
“Siapa Kris?”
“Dia lelaki yang akan dijodohkan denganku”
“Jadi kalian sudah berkencan?”
“Aniya! Ah Hyuna-ya aku ingat beberapa hari lalu aku pernah cerita tentang Park Chanyeol? Dia adalah adik dari Kris!”
“Mwo? Jinjja?” Hyuna sangat terkejut. Tentu saja! Bagaimana tidak, karena Hyuna sudah tau bahwa Chanyeol adalah sahabat Baekhyun. Dia akan mengatakan pada Jihye
“Eoh, ya sudah aku pergi dulu. Annyeong!” Jihye sudah beranjak dan pergi
“Chamkkan! Jihye-ah! Ada yang ingin kukatakan!” Hyuna berteriak tapi Jihye sudah tidak mendengarnya lagi.
~Skip
“Baiklah, Ghamsahamnida” ucap Chanyeol pada seseorang
Ya Chanyeol sedang mencari Jihye. Karena dia akan mengatakan sesuatu.
“Chamkkan! Jihye-ah! Ada yang ingin kukatakan!” teriakan Hyuna sampai di telingan Chanyeol diapun mengarah pada sumber suara. Dan mengejar Jihye yang sudah agak jauh dari sumber suara
“Jihye-ssi!” Panggil Chanyeol saat hampir dekat. Jihyepun menoleh dan mendapati Chanyeol tengah menghampirinya.
“Chanyeol-ssi?”
“Chamkamanyo, bisa kita bicara sebentar?”
“Aigoo eottokkaeyo? hyungmu sudah menungguku di depan gerbang Chanyeol-ssi”
“Kris hyung?”
“Ne.”
“Baiklah, aku akan mengatakankannya sekarang, di sini. Aku akan membantumu membatalkan perjodohan ini Jihye-ssi”
“Ne?! Apa maksudmu Chanyeol-ssi?”
“Apa kau akan menyerah begitu saja? Apa kau tidak memperjuangkan perasaanmu Jihye-ssi?”
“Chanyeol-ssi, aku tidak punya waktu untuk membicarakan hal itu. Maaf aku harus pergi, Kris sudah menunggu.” Jihye berlalu begitu saja dan mengacuhkan Chanyeol. Dan alhasil Chanyeol hanya menatap kepergiannya nanar.
***
“Mianhaeyo Kris-ssi, membuatmu menunggu lama” ujar Jihye saat menemui Kris di depan gerbang
“Gwenchanayo, kajja!”
“Wait, can you take me to the police office?”
“Police office? Why?”
“Aniyo, bukan apa-apa, bisakah?”
“With my pleasure” ucap Kris tersenyum.
Jihye masih teringat dengan kasus kecelakaan yang sedang di lacak rekaman cctvnya oleh tim IT polisi yang menangani kasus itu. Tentu saja Jihye datang kesana untuk melihat rekaman cctv yang sebenarnya.
“Jihye-ssi? Apa kau terlibat kasus kejahatan?” tanya Kris saat diperjalanan berpura-pura serius
“NE?! Aniyo, tentu saja tidak!” bantah Jihye
“Hahaha, I’m just kidding Jihye-ssi”
“Kau bisa bercanda juga Kris-ssi? Kukira kau orang yang dingin”
“Hey, aku orang yang ramah asal kau tahu Jihye-ssi.”
“Ne,ne. I’ll trust it”
“Nah, kita sudah sampai”
“Bisa kau tunggu di mobil saja?”
“Waeyo? Aku tidak boleh menemanimu di dalam?”
“Aniyo, biarkan aku sendiri saja Kris-ssi”
“Biarkan aku menemanimu eum?” tanya Kris dengan lembut
“Hmmm, baiklah kalau begitu”
Merekapun masuk ke kantor polisi tetapi ternyata ada seseorang yang sudah mendahului Jihye.
“Jihye-ssi, anda juga ke sini? Saya kira Jongin-ssi yang mewakili anda” ucap salah satu polisi yang menangani kasus itu
“Ye? Jongin? Kim Jongin?” tanya Jihye heran
“Ne, dia sudah berada di ruangan IT, mungkin sebentar lagi akan keluar. Hasilnya kami serahkan pada Jongin-ssi”
“Ketua Kim, ghamsahamnida, saya akan mencari pemiliknya melalui kantor pajak” ucap Jongin yang baru saja keluar dari ruang IT tanpa mengetahui bahwa Jihye juga di sana
“Ah, ini ddia sudah keluar”
“Jongin-ah, kenapa kau juga disini?”
“Dia siapa Jihye-ssi?” tanya Kris yang bingung dengan suasana itu
“Sekali lagi ghamsahamnida atas surat izin untuk pelacakan kendaraan ketua Kim. Kami pamit dulu” ucap Jongin pada Ketua Kim
“Ah, ye” jawab ketua Kim. Jongin pun menarik tangan Jihye keluar dari kantor polisi itu, Karena dia tidak mau membuat kericuhan di dalam kantor polisi. Kris yang melihat kejadian itu, melepas cengkraman tangan Jongin pada Jihye
“Nuguseyo?” tanya Kris tajam pada Jongin. Jongin pun hanya menyeringai.
“Kris-ssi, jangan salah paham dulu, ini sepupuku, yang sebenarnya tinggal satu rumah dengan keluarga kami”
“Ah, jadi ini namja yang kau jadikan pelarian?” tanya Jongin langsung pada Jihye
“Kim Jongin!” Jihye sudah tidak tahan lagi dengan sikap Jongin.
‘Ah, jadi sepupunya ini tau kalau Jihye sedang ada masalah dengan Baekhyun’ ucap Kris dalam hati
“Mianhaeyo, Kris-ssi, kita tunda acara hari ini dahulu, kau bisa pulang” ucap Jihye pada Kris.
“Aniyo, aku akan menunggumu di mobil” ucap Kris lalu pergi dan menunggu Jihye di dalam mobil
“Kau sudah keterlaluan Jongin-ah” ucap Jihye bergetar
“Huh? Kau merelakan perasaanmu hanya untuk pejodohan ini? Kau benar-benar bodoh Jihye-ah”
“Lalu aku harus bagaimana eoh?! Jika lelaki bernama Byun Baekhyun itu sudah tidak seperti dulu yang kukenal dan semuanya sudah berkahir Jongin-ah”
“Ani, semuanya belum berakhir, aku menemukan sesatu dalam rekaman cctv yang kubawa ini, dan kukira ini ada kaitannya dengan Baekhyun hyung”
“Apa maksudmu?” dahi Jihye berkerut
“Di dalam rekaman cctv ini, mobil pelaku dapat dilacak. Plat nomornya terlihat jelas di sini.”
“Lalu, kenapa kau masih ikut campur urusanku eoh?”
“Bukankah aku sudah bilang kalau aku akan menyelidiki cctv ini?”
“Lalu milik siapa mobil itu? Kenapa bisa ini ada hubungannya dengan Byun Baekhyun?”
“Aku pernah melihat mobil ini menjemput Baekhyun hyung waktu di SMA dulu”
“Tapi kau juga tidak bisa megira begitu saja, bukankah harus ada bukti?”
“Maka dari itu aku akan melacaknya di kantor pajak.”
“Ani, biar aku saja. Dan kau jangan mencampuri urusanku lagi.” Ucap Jihye lalu merebut hasil rekaman cctv yang ada ditangan Jongin lalu pergi menuju mobil Kris
“Ya! Park Jihye!” panggil Jongin. Jihye mengacuhkan Jongin. Dia belum mempercayai apa yang dikatakan Jongin. Mungkin itu hanya akalan Jongin saja untuk membatalkan perodohan ini.
“Kris-ssi, terserah kau bisa membawaku kemana saja” kata Jihye pada Kris
“Really? Are you serious?”
”Yes defenietly!”
“Okay, let’s go!” Kris melajukan mobilnya kencang. Dan akhirnya mereka menuju di suatu rumah makan sederhana tapi terlihat elegant
“Aku yakin kau belum makan kan Jihye-ssi?”
“Ah, ne benar aku belum makan siang”
“Baiklah kau bisa memesan sesuatu”. Merekapun memesan makanan dan Jihye mulai membuka keheningan saat menunggu hidangan di sajikan.
“Gumawoyo kau tidak bertanya macam-macam atas apa yang kau lihat tadi Kris-ssi”
“Aniyo, aku yakin kau juga punya privasi”
“Hmm, aku memang sedang ada banyak masalah yang rumit.” Jihye menunduk, dia menyembunyikan matanya yang mulai berair
“Ige” Kris memberikan sapu tangannya.
“Gumawoyo” ucap Jihye dengan isakan
“Apa kau mempunyai namjachingu yang kau tinggalkan karena perjodohan ini?” tanya Kris memastikan apa yang adiknya bicarakan. Tentu saja Jihye tersentak.
“A..aniyo”
“Hmm, baiklah aku tidak akan memaksamu Jihye-ssi.”
“Bagaimana denganmu?” sekarang ganti Jihye yang bertanya
“Ah, kurasa Chanyeol sudah menceritakan semuanya padamu alasanku menerima perjodohan ini”
Jihye keudian mengingat apa yang di katakana Chanyeol
“He is not my real brother. Dia hanya anak angkat, but I know him well. Dia terpaksa. Aku ingin membantunya, tapi aku tidak berani melawan Appa”
“Ah, ne.” jawab Jihye singkat
Hening.. Keduanya diam
“Ini dia pesanan anda” ucap salah satu pelayan mengantar pesanan mereka.
Mereka pun akhirnya melahap hidangan yang ada di depan mereka dengan pembicaraan yang ‘sedikit’ hangat.
Senjapun sudah menampakkan dirinya. Jihye dan Kris sudah ada di depan rumah Jihye
“Gumawoyo Kris-ssi”
“Ah, it’s just a lunch”
“Then see you later!” ucap Jihye lalu masuk ke rumahnya.
JIHYE POV
Kenapa setiap hari selalu melelahkan Huuft. Ah benar, aku akan menghubungi Sehun anak BEM. Jika tidak aku akan di bentak lagi seperti tadi oleh namja itu. Kenapa dia sebegitu kasarnya? Apa dia sudah tidak punya hati lagi? Aku sudah tidak mendapati Byun Baekhyun yang hangat seperti yang ku kenal dulu. Segra ku pencet nomor telpon yang Hyuna kirimkan tadi
“Yeobseyo?” tanya seseorang di sebrang
“yeobseyo, Sehun-ssi?” tanyaku
“Ne, itu saya. Nuguseyo?”
“Jihye imnida, saya dari Fakultas sastra Inggris, ingin meminta bantuan dari teman-teman BEM untuk acara penyambutan duta Inggris ke campus kita pada hari senin depan. Apakah bisa?”
“Ah, Jihye-ssi, ne ne, bisa. Nanti akan saya informaskan ke ketua kami.”
“Ghamsahamnida Sehun-ssi”
“Ne, nanti akan saya hubungi, jika sudah ada kepastian.”
“Ne, sekali lagi ghamsahamnida”
“Ne”
Bip
Huaah. Satu masalah sudah selesai. Aku akan mengerjakan tugasku. Hari ini lembur. Ah, besok ada janji lagi dengan Kris, apa aku harus pergi dengan Kris setiap hari? Hmm, kurasa dia lumayan baik. Ani! Ani! Apa aku terlihat seperti seorang yang gampang jatuh cinta? Aku masih kacau.
Aku membuka isi task u. dan kudapati hasil rekaman cctv itu. Ah, benar aku harus melihat rekaman ini. Kuputar ulang rekaman ini berulang-ulang, dan kulihat pengemudinya adalah seorang wanita. Apa benar yang dikatakan Jongin tadi? Mobil ini pernah menjemput Byun Baekhyun? Jadi, jika memang benar, apakah berarti orang yang menabrak mobil appa adalah orang yang kenal dengan namja itu?
Dddrrttt
Dddrrttt
Kulihat poselku bordering
‘Jihye-ssi, besok pagi kita ke too buku dulu ne? Ada yang perlu kubeli’
Ah, ternyata dari Kris. Kubalas pesannya
‘Ne, baiklah, akan ku tunjukkan toko buku favorit ku’.
“Eonni!” Pasti Yunso yang memanggilku, aku hafal dengan suaranya. Segera kubuka pintu kamar ku
“Eoh? Wae?”
”Waktunya makan malam, oppa membawakan sesuatu”
“Arasseo”. Akupun keluar kamar dan pergi ke ruang makan. Kulihat Yunsang sudah menyiapkan hidangannya di meja makan.
“Jihye-ah, ayo makan”kata oppa
“Hmm, aromanya sangat sedap sekali” ucapku
“Jongin oppa! Ayo makan!” panggil Yunso dengan teriakan. Hah! Aku masih marah pada Jongin. Aku akan tetap bersikap tak acuh padanya. Kami pun makan malam seperti biasanya, hanya saja aku tak acuh pada Jongin. Setelah selesai makan, aku mulai mengerjakan tugasku yang menumpuk.
~skip
AUTHOR POV
Seperti biasa, setiap orang mengawali aktivas masing-masing di setiap pagi. Tak beda dengan Baekhyun yang selalu menghabiskan paginya sendiri tanpa ada siapapun yang menemaninya sarapan. Setelah itu dia pergi ke toko buku. Pada pukul 9 pagi sudah mulai banyak took buku yang buka. Dan tak di sangka dia melihat Jihye ada di took buku itu. Hatinya mulai bergetar lagi. Dia tidak bisa membohongi perasaannya. Dia baru ingat bahwa took buku yang didatanginya adalah took buku favorit Jihye. Tetapi yang membuat Baekhyun tercengang ialah, seorang laki-laki yang tak asing lagi baginya.
“Baekhyun-ah!”
“Kris hyung!”
