Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Maybe You the One (Chapter 3)

$
0
0

wpid-picsart_1411629977021_1

Tittle : Maybe You the One (Chapter 3)
Cast :
– Bae Suzy (Miss A)
– Park Chanyeol (EXO)
– Kim Jong In (EXO)
– Do Kyungsoo (EXO)
– Byun Baekhyun (EXO)
– Park Hyo Rin (OC)
– Etc.
Genre : romance, drama, schoollife
Length : Chapter
Author : Yuna21
Rating : PG-17
Disclaimer : karya ini murni hasil pemikiran saya. Terinspirasi oleh beberapa drama korea yang pernah sy tonton, cerita teman dan ff yang pernah saya baca. Sumber inspirasi utama saya sudah tentu EXO. Bila terjadi banyak kesalahan seperti penulisan, typo dan lain – lain, saya minta maaf. Terimakasi bagi yang sudah menghargai karya saya dan memaklumi kesalahan saya. Tolong hargai karya abal – abal ku ini dengan memberikan sebuah apresiasi :v Don’t forget to visit my blog http://yunatwentyone.wordpress.com

Author’s POV
Seakan mimpi indah yang menjadi kenyataan. Kejadian itu benar – benar masih tertempel di kepalanya.

Guru yang mengajar di depan tak dihiraukannya sedikitpun. Senyuman selalu menyertai wajahnya. Ia merasa dunia ini hanya miliknya. Ya, cinta memang bisa membuat orang menjadi gila.

“Yakk, apa kau sudah selesai ?” Pertanyaan Jong In tak di hiraukannya. Jong In menyadari ada yang tidak beres dengan teman duduknya ini. Tangannya menepuk bahu Suzy, mencoba untuk memanggilnya. “Oppa,” Spontan mulutnya mengeluarkan sebuah kata yang berada di pikirannya.

Mendengar kata – kata itu, sebuah tawa yang tertahan di wajah Jong In terlepas begitu saja. “Sejak kapan kau memanggilku oppa ?” Tanyanya masih dengan sedikit tawa.
OooO

Suzy’s POV
Kejadian semalam masih jelas teringat. Mengingatnya bisa membuat ku gila saat ini. Sebuah kata yang biasa tapi, sejak dia menyuruhku memanggilnya dengan kata – kata itu terdengar sangat istimewa.

Sebuah tepukan mengenai bahuku. Mulutku tiba – tiba mengeluarkan kata yang berada di dalam pikiranku. “Oppa,” ku sadari Jong In menatapku heran. Sebuah tawa tersembur darinya membuatku sadar akan apa yang telah ku ucapkan barusan.

“Sejak kapan kau memanggilku oppa ?” Kini rasa maluku sudah tidak bisa disembunyikan. Sebuah alasan yang masuk akal ku pikirkan baik – baik.

“Emm, ee memangnya aku bicara seperti itu barusan ?” Dia hanya mengangguk. “Dwaesseo !”

Sebisa mungkin aku harus memfokuskan pikiranku. Sepertinya aku harus merestart ulang kepalaku.
OooO

Author’s POV
JAM ISTIRAHAT
Hari ini beberapa siswa yang menjadi panitia, sibuk mempersiapkan aula untuk acara sekolah. Mereka mulai mendekor untuk acara yang tinggal menghitung hari.

“Suzy, bisa kau tolong pasang lampu ini di sebelah sana.” Suho songsaengnim memerintahkan pada Suzy. “Tapi kau tidak bisa bekerja sendiri. Jong In !” Teriaknya. “Bisa kau tolong bantu Suzy ?”

“Tapi saem, kenapa harus aku ?” Tatapan Suho tajam ke arahnya. “Baiklah.” Akhirnya Jong In menyerah.

Dia melihat ke arah Suzy. Suzy menatapnya dengan tajam. “Kerjakan saja sendiri, aku masih sibuk.” Tangan Jong In kini penuh dengan perlatan yang diberikan Suzy.

Suzy melangkah pergi. TAP! Tangannya ditarik oleh Jong In. “Tunggu dulu, kau tidak bisa seenaknya seperti itu.” Kata – kata Jong In membuat Suzy menyerah. Akhirnya mereka pun mengerjakannya bersama.

“Bagaimana kalau kau yang menaiki tangga.” Kata Jong In.
“Enak saja. Atau kau ingin macam – macam denganku.” Suzy memperhatikan aula yang sepi. Hanya ada mereka berdua di sini.
“Baiklah, aku akan menaikinya.” Dengan terpaksa Jong In yang takut dengan ketinggian menaiki tangga.

Ide nakal muncul di kepala Suzy. Tangannya dengan sengaja menggoyang – goyangkan tangga. “Yakk ! Kau tau kan kalau aku takut ketinggian !” Teriak Jong In dengan ketakutan.

Suzy tidak menghiraukannya. Tangannya terus mencoba mengganggu Jong In. Ini adalah kesempatanya. Kapan lagi dia bisa mengganggu anak yang sering mengganggunya. “Yakk !!!” Kali ini Jong In benar – benar marah.

Sekali lagi tangannya menggoyangkan tangga. BRUK! Jong In dan tangganya jatuh. Suzy yang berada dibawah tertima oleh mereka.

DEG! Jong In merasakan detak jatungnya yang cepat. Matanya menatap Suzy beberapa saat.

Jong In menyadari. Buru – bur dia bangkit. Mereka terduduk dan berhadapan. Mereka pun memalingkan wajah agarvtidak saling menatap. Rasa canggung mulai muncul di wajah keduanya.
OooO

PULANG SEKOLAH
Kejadian tadi sepertinya membuat Jong In tidak mengganggunya di pulang sekolah ini.

Kakinya terhenti sejenak. Dilihat seorang pria yang dipikirkannya tadi pagi berada di depan sekolah lengkap dengan mobil silvernya.

Sebuah senyum muncul di wajah Suzy. Kakinya melangkah dengan cepat menghampiri pria di sana.

“Oppa !” Teriaknya dari kejauhan. Pria itu melihat ke arahnya. Sebuah senyum yang ingin dilihatnya terlukis jelas di wajah pria itu.

“Yakk,” sapa Chanyeol.
“Oppa kenapa bisa berada di sini ?”
“Aku ingin menjemput adik sepupuku. Kau sendiri ?” Suzy hanya tersenyum. “Oh kau sekolah di sini juga.”
“Pasti adikmu itu sangat baik sepertimu.”
“Apa kau hari ini ke restoran ?”
“Ani. Aku tidak bekerja hari ini.”
“Kalau begitu, bagaimana kalau aku mengantar mu ?” Sebuah tawaran dari Chanyeol membuat Suzy tergugup.
“Tidak usah repot. Lagi pula rumahku tidak jauh.” Chanyeol hanya bisa mangut – mangut.
“Bagaiman kalau nanti kita bertemu di restoran ?”
OooO

Chanyeol’s POV
Dia bilang rumah tidak jauh. Sebenarnya aku ingin sekali mengantarnya pulang. “Bagaimana kalau nanti kita bertemu di restoran ?” Tawarku. “Ne. Sepertinya aku harus pulang sekarang. Anyeong !” Aku hanya bisa tersenyum dan menatap kepergiannya.

“Hyung !” Kepalaku berputar ke asal suara. Ku dapati Jong In yang berdiri di sebelahku. “Siapa gadis itu ?” Tanyanya penasaran.

“Temanku. Apa kau mengenalnya ?” Dia hanya menggeleng. “Kajja.” Ku ajak dia masuk ke dalam mobil.

Sepanjang perjalanan Jong In hanya terdiam. Sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu. Sudah lama aku tidak mengobrol dengan adik kesayanganku.

“Jong In.”
“Ne.”
“Apa kau sudah punya pacar ?” Ku lihat wajahnya tampak ragu menjawab. “Haha… dari dulu kau selalu kalah dari ku.” Aku berusaha menggodanya.
“A-aniyo ! Tentu saja aku punya.”
“Kalau kau punya, kenapa kau tidak pernah mengenalkannya padaku.” Aku menatapnya yang sudah tidak bisa menjawab apapun lagi. “Sudahlah mengaku saja.” Paksaku.
“Yakk !! Tentu saja aku punya.” Terlihat wajahnya yang merah padam.
“Kalau begitu, kau harus membuktikannya. Ajak dia ke pernikahan Jong Dae.” Kim Jong Dae adalah kakak tertua Jong In.
“Baik aku akan membawanya.”
OooO

Pukul 3.00 KST
Aku melangkah masuk ke dalam restoran. Aku sudah berjanji padanya ingin bertemu di tempat ini.

Ku lihat kursi di dekat jendela. Seorang yeoja sedang duduk menunggu ke datanganku. “Mian, membuatmu menunggu.” Kepalanya langsung berputar ke arahku.

Sebuah senyum muncul. Aku sangat senang melihatnya. “Aniyo. Tidak apa – apa.” Entah mengapa setiap melihatnya rasanya bibirku seakan mengalami kejang otot. Aku selalu ingin tersenyum padanya.

“Kajja,” dia mengikuti ku pergi ke tempat mobilku terparkir.

Ku perhatikan dia yang duduk di kursi penumpang di sebelahku. “Hei, apa kau sedang memikirkan sesuatu.” Ku lihat dia yang sedang melamun tersadar. Kepalanya melihat ke arahku lengkap dengan senyumnya.

“Ani.” Jeda. “Oppa, kita akan kemana sekarang ?” Mendengar pertanyaannya hanya sebuah senyum yang ku berikan.

“Kau pasti akan tau.” Dia hanya bisa mengangguk sebagai respon.
OooO

Aku berjalan mengelilingi salah satu toko yang berada di COEX mall Mataku terus mencari sesuatu yang cocok untuknya. Sesekali mata ku melihat ke arah Suzy untuk memastikan dia tidak jauh dariku.

Dua buah gaun pesta yang cantik ku ambil. Memang sangat sulit untuk menentukan pilihan.

“Suzy,” panggilku.

“Ne,” dia menghampiriku.

“Kau suka yang mana ?”
OooO

Suzy’s POV
Chanyeol mengajak ke salah satu toko di COEX mall. Sambil menunggunya ku coba untuk melihat – lihat sejenak.

Harga – harga baju di sini terbilang sangat mahal. Gajiku selama tiga bulan saja tidak cukup untuk membeli salah satu gaun di sini.

“Suzy,” sebuah panggilan dari Chanyeol.
“Ne,” aku pun berjalan menghampirinya. Ku lihat dua buah gaun mewah berwarna putih dan merah berada di tangannya.

“Kau suka yang mana ?” Apa aku salah dengar ? Apa dia ingin membelikannya untukku ?

“Ne ?”

“Menurutmu kau lebih suka melihat yang mana ?” Apa dia benar – benar serius ? Ku tatap dia sejenak. Ku pikirkan baik – baik. Aku lebih suka melihat gaun yang berwarna putih, tapi gaun merah juga sama bagusnya.

“Ku rasa yang putih.” Ku perhatikan dia yang merasa puas dengan jawabanku. Dipanggilnya seorang pelayan untuk membuatkannya sebuah nota.

Ku ikuti dia ke kasir untuk membayar barang belanjaannya. Ku perhatikan gaun yang dibayarnya bukan pilihanku. Tapi gaun yang berwarna merah. Mungkin saja dia lebih suka aku memakai yang berwarna merah.

DRT! Ponselnya bergetar. Dengan segera dia mengangkatnya.

“Halo.”

“Ya, sudah.”

“Tentu saja aku sudah membelikannya untukmu.”

DEG! Jantungku terasa berhenti berdetak mendengarkan percakapannya di telepon. Ku kira gaun itu untukku. Mungkin rasa ku berlebihan. Lalu untuk siapa gaun itu ? Mungkin saja untuk adiknya.
OooO

Sepanjang perjalanan aku hanya terdiam di dalam mobil. Entah mengapa aku sedang malas untuk berbicara.

“Suzy,” Chanyeol memanggilku.

“Ne,” ditatapnya aku sejenak. Mungkin dia merasa ada yang aneh dengan sikapku. Sebaiknya aku tersenyum untuk menutupinya.

“Bagaimana kalau aku mengantarmu sampai rumah ?” Tidak, aku tidak bisa mengajaknya ke rumah. Tentu saja tidak. Jika dia ke rumah ku dia akan bertemu dengan rentenir yang mengejar – ngejarku. “Bagaimana ?”

“Em-oh, kau bisa menurunkanku di depan.” Jeda. “Aku bisa berjalan sedikit lagi.”

“Arraseo.” Perlahan kecepatan mobilnya di turunkan. Mobil ini berhenti di depan sebuah toko. Dengan segera aku turun dari mobilnya.

“Tunggu,” aku terhenti sejenak. Sebuah tas belanja diberikannya untukku. “Ini untukmu.” Aku merasa sedikit gelagapan. Apa aku tidak salah melihat ?

“Gomawo.” Setelah mengucapkannya ku tatap kepergian mobilnya. Lalu pandanganku terfokus pada jalan.

Tidak, pabbo-ya! Kenapa aku menyuruhnya menurunkanku di sini ? Jelas – jelas ini sangat jauh dari rumahku. Aku harus berjalan lagi sekitar satu kilo meter.

Ku rasakan sesuatu menutup mulutku. Kedua tanganku berusaha melepaskannya. Tapi itu hanya sia – sia. Seseorang menarikku masuk ke dalam sebuah mobil.
OooO

Author’s POV
Chanyeol tiba di depan kantor Hyo Rin. Sebuah senyum dari Hyo Rin sangat ditunggunya.

“Chagia !” Seru Hyo Rin dari kejauhan. Chanyeol menyambutnya dengan senyum manisnya. “Maaf membuatmu menunggu. Apa kau sudah membawanya ?”

“Tentu saja.” Sebuah tas belanja di berikannya. Hyo Rin melihat isi di dalamnya. Sebuah gaun berwarna merah di berikannya untuk Hyo Rin.

“Sesuai seleraku. Gomawo.”

“Aku akan menjemputmu jam tujuh malam.” Hyo Rin hanya mengangguk setuju.
OooO

Suzy’s POV
Aku tersadar dari pingsan. Ku lihat tempat yang tak asing lagi bagiku. Seorang rentenir tersenyum lebar di hadapanku.

“Kau sudah bangun rupanya.” Sebuah tatapan tajam ku arahkan pada rentenir keji yang bernama Luhan.

“Kau mau apa ?! Bukankah aku sudah membayar hutang ayahku !” Nadaku sedikit tinggi padanya.

“Apa kau lupa ? Hutang ayahmu masih ada sekitar lima puluh juta.” Sebuah senyum menjijikan di berikannya. “Aku sudah memberimu waktu. Jika kau tidak membayarnya sekarang, kau tau kan apa akibatnya ?”

“Dari mana aku mendapat uang sebanyak itu sekarang ?”

“Aku tidak mau tau. Kalau tidak kau harus melayaniku seumur hidupmu.”

PAR! Sebuah tamparan mendarat dengan mulus di pipinya. “Penjaga !! Bawa gadis ini !!” Dua orang pria datang menarik – narikku. Dengan kerasnya aku melawan mereka.

“Lepaskan !” Seruku. Tangan mereka yang kuat tak bisa ku lepaskan. Mereka menarikku dengan paksa.

“TUNGGU !!” Sebuah seruan berasal dari pintu. Ruangan dengan cahaya yang sedikit membuatku sulit melihat wajah pria yang datang. “Lepaskan dia !” Perintahnya.

“Siapa kau ? Berani – beraninya menyuruhku.” Tanya rentenir jahat ini.

“Aku yang bertanggung jawab atas semua ini. Jadi lepaskan dia.”
OooO

Kini aku berada di dalam mobil bersama Jong In. Entah apa yang membuatnya mau membayar semua hutang – hutangku. Kami hanya bisa terdiam untuk beberapa saat.

Mulutku terbuka untuk mengatakan sesuatu. “Apa yang menyebabkanmu melakukan semua ini ?”

“Sepertinya aku harus memberitaumu tujuanku sebenarnya.” Katanya. Kini wajahnya menatapku dengan serius. “Pertama aku melakukan ini tidak gratis. Kedua kau harus menyetujui perjanjian, jika tidak dengan terpaksa aku akan mengembalikanmu pada rentenir keji itu.”

Aku berpikir sejenak. Sudah ku duga, pasti ada sesuatu yang diinginkannya. “Aku akan membayar semunya, dengan gajiku.”

“Aku tidak perlu uang.” Aku tidak mengerti maksudnya. Kalau bukan uang lalu dia ingin apa ?

“Kalau bukan uang, aku harus membayar dengan apa ?”

“Mudah saja. Kau hanya perlu menjadi pacar kontrakku.” Mataku langsing menatapnya dengan tajam.

“Mwo ?!”

TBC



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles