Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

It’s Hard To Get You’re Heart (Chapter 2)

$
0
0

It’s Hard To Get You’re Heart (Chapter 2)

by chikarusite

-Romance, Friendship and commedy (lil a bit)-

Rating                   : PG 17

Main Cast           : Kris Wu (EXO)

Park Luna (OC)

Oh Sehun (EXO)

Kim Sera (OC)

Disclaimer           : Ceritanya milik author #udahitudoank

Author’s Note   : Author suka baca fanfic yang tokohnya ada si abang ganteng ini. Tapi sayang.. masih dikit banget yang make si abang jadi tokoh utamanya dan di situ kadang author merasa sedih. Padahal abang aku ini kharisma yang terpancar dari wajahnya sangat luar biasa #mimisan

Itulah sebabnya yang membuat author jadi memiliki fantasi liar untuk buat fanfic ini dan image bang Kris Wu aku buat jadi anak labil sesuai dengan wajahnya #plakk

Chapter keduanya author buat sedikit lebih panjang. Mohon maaf ya, untuk setiap kata kasar dan fulgar yang tertulis di sini. Semoga tidak GARING MEMBOSANKAN.

Please NO PLAGIAT.

Happy reading ^^

.

.

 

SECOND

 

Setelah mata kuliah pertama berakhir, gadis itu terlihat mengemasi barangnya lalu pergi menuju tempat langgananya. Perpustakaan. Beginilah caranya ia memanfaatkan waktu luang yang ada sambil menunggu jam kedua mata kuliahnya. Tempat yang didominasi oleh warna putih itu terlihat cukup sepi. Hanya ada segelintir orang di dalamnya yang kebanyakan memang sedang sibuk membaca buku. Gadis itu melangkah masuk, lalu berjalan menyusuri deretan rak buku yang tertata rapi guna mencari sebuah buku untuk dibaca. Ketika sedang sibuk mencari, ia harus dikagetkan karena tiba – tiba ada sesuatu yang memeluk erat lehernya dari belakang. Dari aroma parfumnya Luna dapat dengan segera bisa menebak

“Eonni! kau mengagetkan saja!”

Pekik Luna sambil berusaha melepaskan pelukan erat chingunya itu

“Sudah ku duga kau di sini, dasar kutu buku”

Yeoja itu menatap Luna sambil menggeleng – gelangkan kepalanya. Sementara, gadis itu hanya balas mengerucutkan bibirnya. Tetapi seketika, ia menyipitkan kedua matanya sambil menatap penuh selidik pada yoeja itu. Ada suatu hal ganjil yang di tangkap oleh kedua hazelnya

“Eonni kenapa lehermu?”

Tanya Luna penasaran. Sedetik kemudian wajah Sera langsung bersemu merah entah apa penyebabnya

“I-ini.. digigit nyamuk!”

jawab Sera terbata sambil menarik kerah bajunya menutupi bekas merah tersebut

‘digigit nyamuk? nyamuk jenis apa yang menggigit sampai sebesar itu?’ batin Luna kebingungan

“A-ah kemari, aku ada berita bagus untukmu”

Sera segera menarik sebelah tangan Luna menuju ke sebuah meja kosong yang ada di dekat jendela

“Kau masih berniat untuk mencari pekerjaan baru?” Tanyanya.

Luna hanya memberikan sebuah anggukan kepala sambil menatap yeoja tersebut

 

“Oppa memberi tau ku kemaren bahwa pihak SM sedang mencari seorang dokter untuk bidang kesehatan di sana. Kau tau!? Gajihnya sangat besar dan pekerjaanya juga cukup santai”

“Oppa wae? SM?” Tanya Luna dengan raut wajah tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan yeoja itu

“A-anu maksudku Sehun.. dan SM itu nama entertainmentnya Luna! ah, pokoknya kau harus menerima pekerjaan ini!! Aku sudah cerita padanya kalau ada seorang temanku yang sedang mencari pekerjaan dan dia bilang kau bisa datang langsung ke kantor entertaimentnya untuk interview dengan direkturnya sore ini”

“APA!? Sore ini?!” pekik Luna dengan nada suara naik 1 oktaf

“Wae? Kurasa kau cukup siap” jawabnya santai

“Yaa eonni!! Aku belum mempersiapkan apa – apa. Bagaimana aku bisa siap!?”

“Aish oppa bilang itu hanya interview biasa. Kenapa kau setakut itu. Ini syarat dan formulir yang harus kau isi”

yeoja itu meletakan beberapa buah lembaran kertas di atas meja tepat di hadapan Luna yang masih menatapnya dengan tatapan tidak percaya

.

.

Gadis itu benar – benar harus tercengang memandangi gedung kaca bertingkat yang bertuliskan logo SM Entertaiment di atasnya tersebut. Bangunan itu sangat besar dan menjulang tinggi. Padahal ia baru melihat dari bagian luarnya saja dan ini juga sekaligus semakin menciutkan nyali Luna. Apa lagi ketika mendapati di parkiran saat ini penuh dengan beragam merek dan jenis mobil mewah. Tentu saja orang – orang yang berada di dalam tempat tersebut bukanlah orang yang sembarangan bukan?

“Luna bagaimana penampilan ku? Make up ku bagaimana?”

Tanya Sera sambil sibuk menata rok hitam di atas lututnya dan merapikan make up di wajahnya itu

“Bagus” jawab Luna sekenanya.

Sangat berbanding terbalik dengan penampilanya. Baju hem lengan panjang bermotif kotak – kotak berwarna abu, celana jins hitam, sepatu kets kesayangannya, ransel ungu dan ditambah rambut panjangnya yang diikat asal. Sempurna. Ia benar – benar merasa tidak layak untuk masuk ke sana. Apalagi untuk menghadap seorang direktur. Bodoh. Setidaknya ia tadi berpikir menggunakan otaknya supaya berganti baju dulu sebelum ke mari. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Ia tidak punya cukup waktu untuk kembali pulang ke rumah hanya sekedar untuk berganti pakaian sekarang dan Luna sudah membulatkan tekatnya untuk segera masuk ke dalam gedung mewah tersebut diiringi omelan Sera yang berjalan sedikit kewalahan karena mengejar langkah kakinya.

‘Ya, persetan dengan penampilan!’ pikir Luna.

Ketika ia menginjakan kakinya masuk ke dalam lobi, langkahnya refleks membawa menuju ke sebuah meja resepsionis dan Luna disambut dengan ramah oleh seorang wanita muda dengan rambut tersanggul rapi

“Maaf bisa saya bertemu dengan direktur Kim? Saya ada janji interview dengan beliau” jelas Luna.

Sejenak terlihat wanita itu memperhatikan Luna lalu menimbang sejenak

“Sebelumnya bisa saya lihat berkas anda sebentar?”

wanita itu meneliti berkas yang baru saja di serahkan oleh Luna dan tidak sampai satu menit resepsionis itu kembali menyerahkan berkas tersebut

“Mari saya antarkan dan maaf sebelumnya, teman anda boleh menunggu di sini kerena hanya yang berkepentingan saja yang bisa menemui sajangnim”

Sera langsung melemparkan tatapan kesal pada resepsionis tersebut yang membuat Luna hampir ingin tertawa. Tentu saja ia tau alasanya menggapa Sera begitu bersemangat untuk menemaninya kemari. Resepsionis cantik itu membawanya naik menuju lantai paling atas, yaitu lantai 20. Selama di perjalanan Luna banyak sekali berpapasan dan bahkan berada dalam satu lift dengan orang – orang berpenampilan sedikit mencolok dan entah menggapa wajah – wajah mereka juga terlihat familiar bagi Luna. Tapi, nampaknya gadis yang terlihat gugup itu tidak terlalu memperdulikan kehadiran mereka sama sekali. Setelah pintu lift terbuka, wanita itu mengiringnya menuju ke sebuah pintu besar berbahan dasar kayu yang terdapat sebuah ukiran megah di permukaanya

“Ini ruanganya. Sajangnim ada di dalam. Saya permisi dulu”

sebagai ucapan terimakasihnya Luna hanya mampu tersenyum kikuk lalu membungkuk singkat. Sepeninggalan resepsionis cantik itu, barulah Luna merasakan ketegangan yang amat luar biasa. Tangannya berkeringat dingin dan jantungnya berdetak tidak beraturan. Ini adalah kali pertama baginya melamar pekerjaan di tempat sebesar ini. Bagaimana jika ia ditolak? Atau ternyata ada orang lain yang sudah mendahuluinya? Dan gilanya, ia baru membaca persyaratan kerja adalah usia 20 tahun ke atas saat sedang dalam perjalanan tadi. Tentu saja Luna langsung merengek untuk minta diantarkan pulang oleh Sera. Tetapi yeoja itu juga tidak kalah keras untuk tetap memaksanya. Hingga di sinilah ia sekarang. Bukankah itu terlalu nekat?! Gadis itu menggeleng kuat kepalanya guna mengenyahkan pemikiran negatif dari dalam otaknya tersebut. Jika belum dicoba mana tau hasilnya bukan?! Luna membulatkan tekatnya seraya mengumpulkan keberanian. Tangan kirinyanya yang memegang dengan sangat erat berkasnya tersebut bersiap untuk mengetuk pintu. Tetapi.. di luar dugaan pintu itu malah terbuka dengan sendirinya dari dalam dan langsung menampilkan sosok seorang pria jangkung lengkap dengan raut wajah dinginnya. Luna sampai harus mendongkakan kepalanya ke atas agar bisa menatap jelas pada sosok pria itu. Saat mata keduanya bertemu pria itu langsung terlebih dulu membuka suara

“Kau menghalangi jalan”

ucap pria berwajah dingin itu dengan ketus dan entah menggapa otak Luna begitu lamban untuk mencerna setiap perkataan tersebut. Bukannya menyingkir untuk memberi jalan. Gadis itu masih saja terlihat menatap pria tersebut sambil mematung di posisinya dan itu semua terjadi karena ia sedang sibuk berkonsentrasi untuk mengingat sesuatu

“Apa kau tuli!?”

Kali ini nada bicara pria tersebut terdengar sinis dan marah. Tanpa menunggu respon Luna lebih lanjut, pria itu berjalan melewatinya begitu saja, hingga membuat sisi tubuh Luna sedikit limbung akibat senggolan kasar dari tubuh pria tersebut. Luna menyipitkan kedua matanya ketika pria yang melewatinya barusan berlalu dan memasang kacamata hitamnya sebelum memasuki lift dan.. BINGO! Tidak salah lagi. Pria itu yang pernah menginjak kakinya beberapa tempo hari yang lalu saat di swalayan. Tinggi badan, gaya rambutnya, apalagi dengan kacamata itu Luna benar – benar dapat mengingatnya sangat jelas

‘Apa yang dilakukan pria itu? Apa ia berkerja di sini?’ batin Luna

 

 

EKHMMM

Gadis itu sedikit terpanjat kaget ketika mendengar suara dehaman khas pria dari dalam ruangan yang ternyata tanpa Luna sadari, pintu itu masih dalam kondisi terbuka lebar. Dengan sedikit salah tingkah Luna segera melangkah masuk kedalam ruangan minimalis berdekorasi mewah tersebut

“S-selamat sore tuan Kim, saya yang menelpon bapak tadi siang untuk interview sore ini” ucap Luna sedikit gugup.

Pria paruh baya dengan kantung mata tebal dan rambut hitam yang memutih sebagian itu memiliki wajah ramah. Setidaknya itu hal yang bagus bagi Luna

“Silahkan duduk”

ucap pria itu dengan senyum yang tak kalah ramahnya

“Bisa saya lihat berkasnya?”

“I-ini sanjangnim”

Luna menyerahkan map coklat yang terlihat kucel itu dengan tangan yang sedikit bergetar

“Ini hanya interview biasa. Jadi, santai saja” Pria paruh baya itu tertawa renyah melihat tingkah laku Luna

“Jadi, Luna ssi..”

Terlihat samar – samar sebuah kerutan di wajahnya saat mulai meneliti berkas Luna, membuat si empunya semakin gelisah dalam hati

“Kau masih 16 tahun?”

Tanyanya dengan nada tidak percaya

“N-ne sajangnim lebih tepatnya 3 bulan lagi saya berusia 17 tahun ditahun ini. A-apakah saya.. d-ditolak?” Tanya Luna gugup

“Anio, Aku hanya kaget. Bagaimana bisa ada seseorang yang sedang kuliah S2 berusia semuda itu. Kau cerdas sekali”

pujinya dengan wajah terkagum

“Gamsahamnida sajangnim”

“Ah, tapi kau sepertinya lupa mengisi kolom nama ayah dan ibumu Luna ssi”

ucap pria itu sambil menunjuk bagian formulir yang terlihat kosong dengan ujung pulpennya. Luna memang mengosongkanya. Dulu ia selalu menggunakan nama paman dan ibu pengasuhnya di panti untuk di tuliskan diformulir. Tapi sekarang berbeda, ia merasa karena sudah tidak tinggal di sana, ia tidak punya hak apapun untuk menggunakan nama paman ataupun ibu pengasuhnya lagi

“Itu..orang tua saya.. memang tidak ada sanjangnim” jelas Luna sedikit kebingungan.

Pria paruh baya itu terlihat sedikit kaget mendengar pengakuan gadis itu

“Saya minta maaf Luna ssi jika perkataan saya menyinggung anda”

wajah tuanya terlihat sangat menyesal dan malah mambuat Luna menjadi merasa bersalah sekarang

“A-anio.. seharusnya saya yang meminta maaf pada sanjangnim karena tidak memberitahu terlebih dulu” ucap Luna tidak kalah menyesal.

Pria itu kembali terlihat memunculkan senyum ramahnya.

“Kalau begitu.. baiklah, minggu depan anda mulai bisa berkerja Luna ssi”

sebelah tanganya terulur untuk memberikan ucapan selamat dan disambut kaku oleh Luna. Gadis itu hanya bisa diam dengan mulut setengah menganga

‘Apa!? Apa baru saja aku diterima?!’ batin Luna tidak percaya

“S-saya diterima sajangnim!? t-tapi.. bukankah persyaratannya harus berusia 20 tahun ke atas!?” Tanyanya tidak percaya

“Itu hanya persyaratan di atas kertas Luna ssi dan bukan sebuah patokkan. Saya percaya walaupun anda masih muda, anda seorang yang ulet dan saya yakin anda pasti bisa bekerja dengan sangat baik. Kecuali.. anda berniat untuk menolak tawaran ini?”

“Waeyo? andwe!! Mana mungkin saya menolaknya!”

Tegas Luna dengan suara lantang. Pria itu hanya dapat tertawa menampilkan lekuk keriput di wajahnya. Gadis ini, tingkah lakunya mirip sekali dengan anak perempuannya

“Baguslah kalau begitu. Nah, segala macam prosedur dan peraturan bisa kau baca di sini”

Ia meletakkan sebuah buku setebal 2 centi di atas meja tepat di hadapan luna. Kali ini Luna tidak dapat menyembunyikan lagi senyuman kegembiraan di wajahnya

“Ne, terimakasih sanjangnim. Saya berjanji akan berkerja sebaik mungkin”

“Senang mendengar semangatmu Luna ssi. Tapi, saya ingin bertanya satu hal. Apa kau.. orang Korea asli?”

Luna mengernyit bingung. Sebenarnya ini bukan kali pertama seseorang menanyakan hal ini padanya. Bahkan dulu, Sera pun menanyakan hal yang sama saat pertama kali bertemu dengannya dan kalau sudah begitu ia tidak tau harus menjawab apa. Ia sendiri bingung, apa sebegitu kentaranya kah perbedaannya? karena memang yang paling mencolok dari semuanya adalah warna matanya yang menurut Luna sangat tidak lazim.

“Um, sepertinya begitu sajangnim” jawab Luna

“Menurutku kau memiliki semacam darah campuran. Apa kau memiliki waktu Luna ssi? Aku ingin kita berbincang sebentar”

 

Keduanya benar – benar berbicang panjang lebar saat itu. Luna menceritakan seluruh kisah hidupnya. Bagaimana ketika saat bayi ia ditemukan dengan kondisi terlantar di stasiun kereta api. Hingga bagaimana ia bisa sampai di panti asuhan dan cara ia bertahan hidup selama ini. Pria tua itu terharu sampai – sampai hendak menitikan air matanya dan satu kesimpulan yang dapat ia tarik saat itu adalah Luna gadis yang luar biasa. Begitu pula dengan Luna, gadis itu sangat mengagumi pria paruh baya tersebut. Bagaimana kerja kerasnya untuk membangun sebuah manajemen sampai dengan membesarkan manajemen tersebut, bukanlah perkara yang mudah pastinya. Itu juga sedikit membuatnya iri karena beruntunglah seorang anak yang memiliki sosok ayah hebat seperti ini. Sebenarnya Luna masih belum puas untuk becerita, masih begitu banyak hal yang ia ingin utarakan. Tetapi, ia teringat akan Sera yang masih menunggunya di lobi. Aish, pasti yoeja itu akan mengomelinya habis – habisan nanti. Setelah membungkuk untuk berpamitan pergi Luna hanya dapat terus tersenyum di sepanjang jalan karena hatinya benar – benar sedang meluap oleh perasaan senang. Sepertinya ia harus merayakannya untuk hari ini dan ia sibuk sedang menimbang – nimbang dalam hati apakah lebih baik merayakanya di luar atau di rumah saja..

 

 

BRAAKKK

Suara nyaring seperti suara meja yang sedang ditendang itu sejenak menyita perhatian Luna. Hazelnya sibuk mencari dari mana sumber suara itu berasal. Setelah ia menemukannya, Luna terfokus mematung memperhatikan kejadian tegang di bilik ruang kerja tersebut

“BODOH!!! Sudah ku katakan berulang kali! Ketatkan penjagaan!! Jangan biarkan wartawan tolol itu meliput atau mengambil gambar sesuka hati mereka!! Kau benar – benar tidak berguna!!” Ucap pria itu penuh emosi

Tunggu.. sepertinya sosok pria tinggi yang sedang marah seperti orang kesurupan itu sangat tidak asing bagi Luna. Ah, ya tentu saja. Bukankah orang itu pria arogan dan menyebalkan yang tidak sengaja ia temui di depan ruang direktur beberapa saat yang lalu.

“S-saya sudah mengetatkan penjagaan dan kalau sampai hal tersebut bocor a-anda lah yang kurang berhati – hati”

“BRENGSEK!! KAU MENYALAHKAN KU?!!”

Hampir saja pria itu melayangkan bogem mentahnya pada pria di hadapannya tersebut jika saja tidak ada yang melerainya. Luna hanya dapat geleng – geleng kepala menyaksikan itu semua. Sebenarnya ia sangat ingin menolong pria malang itu. Tapi.. ia harus berpikir 2X. Ikut campur permasalahan orang lain sepertinya bukanlah ide yang bagus

‘Apa orang itu tidak pernah diajarkan sopan santun!? sekalipun mungkin pria itu yang salah. Tetap saja ia tidak berhak berkata sekasar itu’ Batin Luna ikut kesal.

Cukup lama luna mematung menyaksikan kejadian tersebut. Sampai pada akhirnya, tanpa disengaja kedua hazelnya bertabrakan langsung dengan pemilik manik hitam yang masih terlihat emosi itu. Nyaris saja jantungnya terjun bebas ke lantai. Walaupun jaraknya terlampau cukup jauh, Luna dapat dengan jelas melihat bawa pria itu sedang menatap tajam ke arahnya membuat Luna sedikit bergindik ngeri dan dengan cepat ia segera memutuskan kontak mata tersebut, lalu segera beranjak pergi meninggalkan tempat kejadian perkara seolah – olah tidak melihat apapun.

.

.

Sesampainya gadis itu di lobi, ia tidak mendapati adanya tanda – tanda keberada Sera. Dengan wajah kebingungan Luna mulai beranjak keluar dari dalam gedung

‘Mungkin di mobil’ batinnya.

Benar saja. Saat sesampainya Luna di parkiran dan mengintip melalui kaca mobil, yoeja itu sedang tertidur pulas dengan sebuah majalah fashion menutupi wajahnya

“Yaa eonni buka pintunya”

ucap Luna sambil mengetuk kaca mobil sedikit keras. Yoeja itu sedikit tersentak kaget dari tidurnya sambil mengusap kedua matanya. Setelah membuka tombol unlock, ia langsung di suguhkan dengan wajah senang dari gadis tersebut

“Kau diterima!?”

Tebak Sera penasaran dan Luna jawab dengan mengangguk mantap kepalanya

“Aishh.. selamat dokter kecill. Tidak sia – sia aku menunggumu sampai tertidur di sini”

Ucap Sera sambil memeluk senang chingunya tersebut

“Kita harus merayakannya!! Aku yang traktir!”

“Waeyo? Aku pikir itu terbalik. Seharusnya aku yang mentraktir eonni!” Tegas Luna

“Andwe!! Aku yang traktir!! Jam 8 nanti malam”

“Tapi-”

“dan tidak ada tapi” Tegas Sera tidak ingin kalah

Baiklah, Luna harus mengakui. Ia tidak pernah menang jika sudah beradu argumen dengan yoeja yang satu ini. Begitu keras kepala dan harus dipatuhi. Luna hanya bisa menghela nafas pasrah ketika mobil yang dilajukan Sera bergerak mulus meninggalkan area parkiran tersebut.

.

.

“Hyung.. kau masih sadar kah?”

Tanya seorang pria beranama Tao sambil mengibaskan sebelah telapak tangannya di hadapan wajah pria rupawan itu. Seketika pria itu langsung mendelik tajam ke arahnya

“Dia tidak akan mabuk hanya karena 2 botol vodka”

Ucap salah satu pria tampan yang sedang duduk santai di hadapan keduanya. Sambil melipat kedua tangannya di depan dada, ia mulai menatap namja tersebut

“Tapi setelah mendengar penjelasan mu tadi. Aku pikir perkataan hyung memang ada benarnya Kris” lanjut pria itu santai

“Berarti otak mu sama rusaknya dengan pria tua itu” jawabnya dingin

“Aish bocah ini!! Kau lupa masalah itu timbul karena ulah mu sendiri!? Pria tua yang kau maksud itu hanya ingin menolong mu pabo!” geramnya

“Dia hanya tidak ingin rugi itu saja” jawab Kris ketus

“Ya!! kau ini! Itu karena kau kurang berhati – hati saat.. saat argh!!” Gerutu Luhan kesal karena tidak mampu melanjutkan perkataanya sendiri

“Wanita itu yang ‘menyerang’ ku diluan, aku hanya meladeninya saja” timpal Kris meluruskan topik pembicaraan

“Setidaknya tahanlah sedikit nafsumu itu sampai menemukan tempat yang layak!! Kau gila sudah melakukanya di parkiran!? Wartawan itu tentu saja dengan sangat mudah mengambil gambar mu!!” Cerca Luhan

“Luhan hyung, kau jangan terlalu keras pada hyung ku”

terlihat salah seorang pria tampan lainnya masuk ke dalam ruangan itu dan langsung menghempaskan tubuhnya di sofa tepat di sebelah Kris

“Kalian berdua sama saja” timpal Luhan

“Yah, itu aku setuju. Tapi setidaknya aku lebih pintar menahan nafsu untuk tidak ‘melakukannya’ disembarang tempat. Kau harus banyak belajar dari ku Kris hyung ha.. ha..” ucapnya sambil menepuk – nepuk bahu namja yang terlihat masa bodoh itu

Sementara Luhan hanya dapat mengerang frustasi meperhatikan keduanya. Kris dan Sehun sama – sama digilai para wanita dan juga memiliki sebuah ‘hobby’ yang sama. One stand night dengan yoeja yang berbeda hampir disetiap harinya. Jangan tanya dari mana para yoeja itu datang dan menyerahkan dirinya dengan suka rela. Kedua orang ini dapat dikatakan paling memukau di antara member EXO yang lain. Kris dengan wajah tampan sedingin esnya dan Sehun dengan senyum memikat yang mampu membuat wanita bertekuk lutut di hadapannya. Tapi, mengingat apa yang baru saja dikatakan oleh Sehun memang ada benarnya. Setidaknya dengan ‘hobinya’ yang seperti itu ia lebih pintar menjaga diri ketimbang Kris. Kris.. pria itu banyak sekali terjerat skandal dan di antaranya seperti tertangkap basah paparazi karena membawa seorang yeoja masuk ke hotel, tertangkap basah sedang berciuman di sebuah club malam dan yang kali ini yang terbilang cukup, er.. parah. Ia tertangkap basah sedang melakukan hubungan seks di dalam mobil yang berada di parkiran umum. Parahnya lagi, semua skandal itu terjadi 2 bulan berturut – turut dan itu semua masih belum termasuk skandal yang lainnya

“Ya Kris hyung, ngomong – ngomong yoeja yang ku ceritakan kemarin mengajakku makan malam hari ini. Kudengar ia membawa seorang yoeja chingunya. Kau tertarik?” Tawar Sehun serius

“Tck double date? Kau saja”

“Um.. Kau akan menyesal hyung, yoeja itu sangat cantik. Apalagi dengan yoeja chingunya kupikir” bujuknya

“Aish bocah! kalian mulai lagi” timpal Luhan geram

Pria itu nampak malas menanggapi lebih lanjut bahan pembicaraan Sehun dan hanya sibuk dengan gelas vodkanya saja. Entah apa yang ada di dalam pikirannya saat ini.

.

.

Luna memandang bingung ke sekelilingnya. Apa ia tidak salah alamat? Tapi jelas – selas pesan singkat yang di kirim yoeja itu tertuju di sini. Sebuah restoran yang Luna tau ini bukanlah restoran sembarangan, dari dekorasi serta penampilan pengunjung yang datang kemari dan lagi – lagi ia harus sedikit menanggung malu karena penampilanya. Ia hanya menggunakan kaos merah maroon berlengan panjang, celana jins berwarna gelap, sepatu kets dan rambut panjang dark coklatnya hanya dibiarkannya terurai. Ia tidak datang bersama Sera kemari karena yoeja itu berkata sedang ada keperluan sehingga Luna harus pergi sendiri menggunakan bus. Tetapi yoeja itu sudah berjanji padanya akan segera menyusul kemari. Luna kembali menatap jam tanganya dengan resah. Baru 5 menit ia menunggu, tetapi rasanya seperti sudah berjam – jam dan ia ingin pulang saja karena tempat ini membuatnya benar – benar merasa tidak nyaman. Ia mengira Sera akan membawanya ke cafe atau restoran biasa. Tetapi ia dapat bernafas lega setelahnya. Ketika mendapati yoeja yang sedang ditunggu kehadirannya itu mulai nampakan batang hidungnya. Sera terlihat menggunakan dress hitam pas badan membuat lekuk tubuhnya yang sexy terlihat sangat mengagumkan dan dressnya yang terbilang cukup pendek itu juga turut mengekspos secara sempurna kedua kaki jenjangnya. Tapi.. sepertinya yoeja itu tidak sendirian karena Luna baru menyadari ada seorang namja bersetelan jas lengkap berjalan mengikutinya dari belakang

“Apa kau sudah lama menunggu?” Tanya Sera saat ia sudah terduduk rapi disalah satu kursi

“Ani, aku baru sampai”

jawab Luna dengan arah mata yang tertuju pada sosok pria yang sedang sibuk mengatur posisi duduknya tersebut. Sadar dengan isyarat mata Luna yang seolah -olah meminta penjelasan. Yoeja itu segera bertindak cepat

“Ekhm, oppa ini Luna, Luna ini Sehun” terang Sera.

Sehun nampak memperhatikan gadis yang terduduk di hadapannya itu sejenak. Sebelum kemudian ia mengulurkan sebelah tangannya sambil menunjukan senyum maut andalannya

“Oh sehun”

“Park Luna”

Gadis itu balas menjabat tangan pria di hadapannya tersebut tanpa ekspresi yang berarti

“Kau imut sekali. Hampir saja aku memelukmu. Jika tidak mengingat Sera ada di sini” guraunya.

Entah Luna harus tertawa atau tidak ketika mendengar gurauan pria tersebut. Tetapi gadis itu hanya mampu tersenyum kaku

“Sera sudah menceritakan semuanya padaku dan katanya kau diterima, chukhae” ucapnya dengan senyum yang sedari tadi tidak menghilang juga dari wajah tampannya

“terimakasih.. tapi-”

“Oppa! apa kau bisa melepas tangannya!?” Potong Sera dengan wajah cemberut

“Ohh, mianhe ha ha.. kalian mau wine?” Tawar Sehun.

Sera dengan segera menyodorkan slokinya ke arah pria itu sambil tersenyum semanis mungkin

“Luna ssi kau tidak mau?”

“Dia masih di bawah umur oppa. Tapi aku yakin, dia tidak akan mau menyentuh minuman ini sampai kapanpun”

Jawaban yang sangat bagus dan itu sangat tepat bagi Luna. Sehingga tidak perlu membuatnya repot untuk bersuara. Ia kurang atau lebih tepatnya membenci bau alkohol dari minuman dan satu lagi. Jujur saja, luna merasa aneh dengan pria ini. Entah mengapa perasaanya mengatakan pria ini tukang tebar pesona dan seperti memiliki niat terselubung. Beberapa menit kemudian berlalu dan Luna jadi merasa canggung. Bagaimana tidak? Sekarang ia benar – benar menjadi obat nyamuk berada di antara kedua orang yang sedang sibuk bermesraan ini. Ia hanya menjadi pedengar saja tanpa tau harus bicara apa. Ia bukannya tidak suka dengan kehadiran pria ini. Luna menyadari jika tanpa adanya informasi dari pria bernama Oh Sehun itu mungkin sekarang ia masih berada di toko roti untuk berkerja. Jadi, ia tetap menghargai kehadiran pria tersebut walaupun Luna sedikit risih dibuatnya karena pria itu entah sudah beberapa kali tertangkap basah oleh Luna diam – diam sedang menatapnya. Apakah ada yang aneh dengan dirinya? Entahlah ia tidak terlalu mempedulikannya. Ketika Luna selesai menyantap makan malamnya ia berencana akan pulang lebih dulu karena waktu sudah menujukkan pukul 9 lewat 20 menit

“Eonni sepertinya aku harus pulang sekarang”

“Mwo? Kau berani pulang sendiri? Halte bus sudah sepi jam segini” ucap Sera dengan nada khawatir

“Lebih baik kau ikut kami” interupsi Sehun.

Sontak keduanya langsung memandang ke arah pria tersebut dengan tatapan yang sulit diartikan

“Kebetulan aku sudah kenyang. Ayo kita pulang sekarang”

Belum sempat Luna ingin menyanggah perkataanya. Sehun terlihat langsung bangkit berdiri meninggalkan meja makan tersebut.

.

Di luar dugaan pria itu malah mengantar Sera terlebih dulu pulang ke rumah. Padahal jarak rumah Sera terbilang jauh dari pada rumahnya yang hanya satu arah dengan restoran. Selama di perjalanan Luna tidak bergeming sama sekali dan hanya terus menatap ke arah luar jendela. Suasana canggung ini sangat mengganggu baginya. Tetapi ia juga terlalu malas atau lebih tepatnya tidak mau memulai topik pembicaraan apapun dengan pria itu. Sampai pria tersebut mulai membuka suaranya terlebih dulu

“Luna ssi aku lihat wajahmu terlihat sangat muda. Berapa usia mu?” Tanya Sehun penasaran

“16” jawab Luna sekenanya. Tanpa menatap wajah si penannya sambil tetap sibuk menatap ke arah luar jendela mobil

“Mwo??? Pantas saja wajahmu masih imut begitu. Tapi bagaimana kau bisa kuliah dengan usia semuda itu?!”

‘Aish bisa kah pria ini berhenti bertanya’ batin Luna sedikit kesal

“Aku akselerasi”

“Woah! kau sangat pintar berarti?!”

“Tidak juga”

Sudut bibir Sehun tertarik miring mendengar jawaban singkat gadis tersebut. Apakah gadis ini tidak tau siapa Oh Sehun sebenarnya? Selama ini tidak ada seorang perempuan manapun yang pernah mengacuhkanya dan jujur saja ia jadi sedikit penasaran dengan gadis ini

“Luna ssi.. um, apa kau sudah memiliki seorang kekasih?” Lanjutnya tidak ingin menyerah.

Kali ini ia sukses menarik perhatian gadis itu hingga kedua mata hazelnya yang indah menatap langsung ke arahnya

“Aku tidak punya waktu untuk hal semacam itu. Sekarang giliran ku bertannya. Apa kau sungguh – sungguh menyukai sera? ku rasa kau hanya mengiginkan sesuatu darinya Sehun ssi”

Pria itu sejenak mengalihkan fokus menyetirnya untuk menatap wajah Luna. Sebelum kemudian ia tersenyum penuh arti. Senyum yang selama ini dapat membuat para yoeja hilang kendali. Tapi tidak dengan Luna. Gadis itu nampak balas menatapnya dengan ekspresi yang biasa saja

“Sera.. dia perempuan yang cantik, tubuhnya sangat indah dan dia juga.. ahli di ranjang” ungkap Sehun dengan senyum nakalnya.

Luna sedikit bingung ketika otaknya mencerna beberapa kalimat aneh dari pria itu. Bahkan seingatnya, di kamus kedokteran yang selalu ia bacapun tak ada. Kalimat yang.. jujur baru sekarang ia mendengarnya

“Ahli di ranjang?” Tanyanya tidak paham

‘Apa itu seperti sebuah kiasan? Atau Sera memang bekerja menjadi pembantu pribadi untuk pria ini? Ani! Mana mungkin’ batinnya ikut berspekulasi

Terhitung kedua kalinya. Pria itu sampai harus kembali mengalihkan fokus menyetirnya hanya untuk menatap wajah Luna. Wajah tampannya memperhatikan Luna penuh selidik mencoba mencari secercah kebohongan di sana. Nihil. Sehun hanya mendapati wajah cantik yang ia bahkan berani bersumpah berkali – kali lipat lebih cantik dari perempuan manapun yang pernah ia temui bahkan Sera itu benar – benar bingung dan menatapnya polos yang malah membuat Sehun ingin ‘menerkamnya’ sekarang juga

 

“Nanti kau akan mengerti sendiri. Atau.. kau ingin aku ajarkan?” Tanya Sehun yang kali ini menampakkan seringai berbahaya.

Luna mengernyit bingung sambil menggaruk belakang kepalanya yang sebenarnya tidaklah gatal. Tetapi segera, ia dengan cepat menyimpulkan arti kalimat dari pria tersebut dengan pemikirannya sendiri

“Ani, aku biasanya membersihkan ranjang ku sendiri dengan cukup rapi. Jadi, kau tidak perlu repot – repot mengajariku” jawab Luna

Sehun benar – benar tidak bisa menahan tawanya kali ini. Wajahnya sampai memerah dan perutnya sedikit keram akibat tertawa. Luna benar – benar menatap aneh pada pria yang sedang tertawa lepas itu karena ia sendiri tidak mengerti sama sekali di mana letak kelucuan dari kalimatnya tadi. Sial. Awalnya Sehun bersungguh – sungguh ingin menggoda gadis ini. Tetapi ia tidak menyangka bahwa Luna akan menyanggahnya dengan kalimat yang polos dan konyol seperti itu

“Ah, berhenti di sini saja” sergah Luna.

Pria itu sedikit tersentak, lalu menatapnya bingung

“Waeyo? Aku bisa mengantarmu sampai ke rumah”

“Dari sini masuk ke gang, mobil mu tidak akan muat” jawab Luna acuh seraya keluar dari dalam mobil sport mewah tersebut

“Terimakasih sudah mengantar ku pulang” lanjutnya dengan sopan sambil membungkuk singkat

“Hei.. Luna ssi. Bisa kita bertemu lagi?” Tanya Sehun dengan ekspresi yang sulit di artikan kali ini

“Waeyo?”

“Sepertinya aku lebih.. tertarik denganmu” jawabnya dengan senyuman polos yang malah terlihat mengerikan di mata Luna.

Gadis itu hanya menghela nafas singkat dan tanpa menjawab pertanyaan omong kosong tersebut ia beranjak pergi mengacuhkan pria yang tetap tersenyum penuh arti menatap kepergiannya tersebut ‘Park luna’ gumam Sehun

 

***

Arghhh pasaran banget ceritanya #garuktembok

Dipersilahkan bagi para kritikus dan sarankus(?) yang bersedia untuk menulis komentar



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles