What? Married with him? [chapter 7]
author : M_SEO
Last chapter
“aku sudah dapat mengingat semua memory yang kulupakan” jujurku dengan mataku yang sudah mulai berkaca-kaca. Kulihat Taehyung hanya menampilkan senyum simpulnya, yang membuat hatiku semakin sakit. Bagaimana bisa Taehyung hanya bisa menampilkan senyumnya, setelah dia tak berbicara padaku jika dulu dia menyukai nara?
Chapter 7
“kenanganmu pada masa lalu pasti sangat buruk untuk kehidupanmu yang sekarang” tebak Taehyung dengan senyum simpulnya. Aku hanya bisa menganggukan kepalaku.
Ckklek…
Seseorang membuka pintu ruang rawatku. Kulihat sosok sehun menyembul dari balik pintu. Dan kulihat matanya sekarang sangat bersinar. Dia berlari kearahku dan memelukku.
Sungguh, mungkin sekarang aku sangat mencintainya. Tapi ini tidak benar. Bagaimana bisa aku bahagia di atas penderitaan orang yang sudah kuanggap kakak perempuanku sendiri.
Buliran bening itu sudah terjatuh lagi dari tempat asalnya. Sekarang aku benar-benar tidak tahu harus melakukan apa?
Kenapa kehidupanku sekarang semakin berat. Mulai dari musim panas dan musim gugur ini. Ini seperti kesialan beruntun yang membawaku ke sebuah petaka yang sangat besar.
“kau tahu, aku sangat khawatir padamu. Bagaimana bisa kau hidup hanya karena cairan itu. setidaknya kau harus makan, tertawa, mandi, berganti baju, bermain, bekerja, dan belajar masak untukku” oceh sehun yang sudah melepaskan pelukannya padaku.
Dia sama sekali tak berubah. Dia masih saja bodoh, padahal aku sedang menangis karena masalah yang dia perbuat. Tapi dia dengan santainya mengoceh didepanku.
Aku menarik nafasku dengan panjang lalu membuangnya dengan kasar. “sehun, bisa kau pergi sekarang? Aku ada pembicaraan penting dengan Taehyung” ujarku halus pada sehun namun kesan mengusir tetap kental didalamnya.
“aku bisa tetap disini tanpa mengganggu kalian. Lagi pula aku ini calon suamimu, tak masalah jika aku mendengar apa yang menjadi permasalahan kalian. Dan lagi kau kan baru saja bangun dari komamu, kenapa kau harus berbicara dengan Taehyung? Seharusnya kau lebih banyak berbicara padaku” omel Sehun tanpa jeda, yang membuat hatiku sangat sakit. Bisakah Tuhan menghentikan waktuku cukup sampai disini. Aku tak tahu harus mengambil keputusan apa sekarang. Semua orang terluka.
“KELUAR!” tegasku dengan dingin pada Sehun yang membuat sehun mengerutkan alisnya. “kau mengusirku?” tanya Sehun dengan tidak percaya. Maafkan aku sehun, aku harus melakukan ini.
Aku tak menjawab pertanyaan sehun. Kubuang mukaku untuk tak melihatnya. Aku memilih untuk melihat pemadangan luar yang terlihat orange. Kulihat dari ujung mataku jika air wajah sehun berubah kecewa. Dapat kurasakan setiap langkah kakinya juga begitu berat.
Pintu sudah tertutup dengan rapat dan hanya aku dan Taehyung sekarang ini. Aku menatap Taehyung dengan sendu. Taehyung lah yang mengertiku sekarang.
“jangan beritahu semuanya jika aku sudah mengingat semuanya, aku harus berpikir keputusan apa yang harus kuambil” jujurku pada Taehyung, yang mendapat respon anggukan dari Taehyung.
“apa kau tak akan menceritakan masa lalumu yang tak ku ketahui?” tanya Taehyung tiba-tiba padaku. Sudah seharusnya aku menceritakan ini pada Taehyung. Taehyung harus mengetahuinya semuanya.
“kau tahu kan jika aku dulu sangat membenci Sehun sejak kelas kita tanding bersama kelas sehun. Sebenarnya, sebelum itu aku sudah membenci sehun karena sehun sudah menolak cinta wendy eonni. Padahal kau tahu kan kalau aku ingin menjodohkan wendy eonni dan Minho oppa. Kau tahu kenapa aku ingin menjodohkan Wendy eonni dan Minho Oppa?” jelasku panjang lebar pada Taehyung, dan hanya dia respon dengan gelengan.
“karena Minho oppa mengatakan jika dia menyukai Wendy eonni, jadi aku memutuskan untuk menjodohkan minho oppa dan wendy eonni. Sialnya eonni mengatakan padaku jika dia menyukai sehun, lalu dia ditolah oleh sehun. Lalu nara dengan seenaknya mengatakan padaku jika dia menyukai minho oppa dan mereka pacaran. Padahal sebelumnya aku baru saja tahu jika kau menyukai Nara. Masa lalu yang beruntun bukan” jelasku pada Taehyung dengan senyum mirisku.
“kau kan tahu, hidup didunia itu sulit. Kadang aku berpikir untuk mutasi dari planet ini ke galaxy lain” jelas Taehyung dengan senyum getir.
“Lalu Jungkook” ujarku dengan kalimat yang gantung. “kau sendiri sudah tahu hubunganku dengannyakan” ujarku pada Taehyung.
“apapun yang akan menjadi keputusanmu, aku akan selalu mendukungnya” ujar Taehyung sembari memegang kedua bahuku dengan senyumannya. Aku sangat bersyukur memiliki sahabat sepertinya.
***
Sweater biru melekat indah di tubuhku. Kulangkahkan kakiku menyusuri jalan panjang ini. Sekarang aku tengah berada di pulau bali, di sebuah pulau indah di salah satu negara Asia.
Aku bersyukur Taehyung memberiku rekomendasi pulau ini. Sejak aku sadar dari komaku, aku tak menghubungi siapapun. Aku hanya mengunci diriku didalam kamar. Berkali-kali sehun datang kerumah. Dan berkali-kali pula aku menolak untuk bertemu dengannya. Sudah terhitung 3 minggu aku tak bertemu dengan Sehun dan yang lainnya. Aku hanya tahu semua informasi dari informanku yaitu Taehyung.
Aku datang kepulau ini karena ingin mendapat ketenangan. Aku ingin mendapatkan sebuah keputusan yang tepat untuk ku ambil.
Kulihat layar ponselku yang memperlihatkan wajahku dan sehun yang sedang tersenyum gembira. Foto ini diambil saat kami baru saja berpacaran.
Rasa sakit itu mulai menjalar lagi. Sungguh, aku tak sanggup untuk menjalani hidup ini. Aku tak pernah menyangka hidupku akan seperti ini.
Hari ini adalah hari terakhirku ada di pulau ini. Aku akan selalu berharap masalah ini akan segera selesai dan aku bisa membawa seseorang untuk merasakan keindahan pulau ini.
***
Aku baru saja mendarat, dan aku langsung memutuskan untuk bertemu dengan Jungkook. Aku harus menyelesaikan ini. Aku tak bisa membuat Jungkook mempunyai masalah sepertiku.
Aku sudah terduduk disebuah kursi yang berada di sebuah caffe yang dekat dengan bandara. Sebuah kopi sudah berada dihadapanku untuk menemaniku menunggu Jungkook.
Tiba-tiba Jungkook terlihat menggunakan fashion casualnya menghampiriku dengan senyumannya. Sekarang dia sudah berada di hadapanku.
“maaf membuat noona menunggu” ujar Jungkook padaku, sedangkan aku hanya bisa menjawab dengan senyuman tipisku.
“tidak apa-apa” jawabku pada Jungkook.
Ayo minjung, kau harus melakukannya sekarang juga. Lakukan semua rencanamu dengan baik dan jangan buang-buang waktu.
“maaf aku baru bisa menemuimu sekarang sejak kecelakaan itu. saat kecelakaan apa kau baik-baik saja?” tanyaku basa basi pada Jungkook. Dan dibalasnya dengan anggukan disertai senyuman indahnya.
Sekarang aku mengerti kenapa dulu aku tak bisa menjawab pertanyaanmu. Kau terlalu sempurna untuk wanita sepertiku. Rasa sakitmu bisa kau tutupi oleh senyum lepasmu itu. kau terlalu sempurna untuk menjadi seorang manusia.
“Kau harus meneruskan hidupmu dengan baik” pesanku pada Jungkook yang membuat Jungkook mengerutkan dahinya. “Lupakan cinta pertamamu itu. dia tak mungkin bersamamu. Kau terlalu sempurna untuknya. Mungkin, sampai sekarang dia tak menjawab perasaanmu karena dia merasa tak pantas bersamanya. Namun, ada satu yang aku tahu. Seberapa sempurna dirimu, cinta tak akan pernah bisa dipaksakan” ujarku panjang lebar pada Jungkook
“Apa yang noona bicarakan?” tanya Jungkook dengan air wajah yang sudah kebingungan. Aku tersenyum melihatnya.
“Lupakan aku dan temukan cinta sejatimu” ujarku dengan senyum yang tipis. Kulihat wajah Jungkook sudah terlihat sangat Shok.
“Noona?” tanya Jungkook dengan air wajah yang sangat serius. “aku tahu noona tak akan pernah kumiliki karena aku yakin jika noona itu sangat mencintai Sehun hyung. Tapi, tak bisakah noona membiarkanku untuk tetap disisi noona sebagai obat karena aku tak bisa memiliki noona?” tanya Jungkook dengan wajah yang terus menunduk.
Kuraih wajah Jungkook agar menatap mataku. Tak kusangka jika Jungkook akan mengatakan ini padaku. Jungkook memang pria yang sangat baik. Bahkan walaupun dia mencintaiku, dia tetap merelakanku untuk bersama cintaku. Sekarang aku merasa seperti wanita yang sangat jahat membiarkan pria sebaik Jungkook.
“kau sangat baik Jungkook. Bagaimana bisa aku melarangmu untuk selalu dekat denganmu” jelasku dengan senyumanku.
“aku memang pria yang beruntung karena pernah menjadikan noona sebagai cinta pertamaku” Ujar Jungkook dengan wajahnya yang sudah basah oleh air mata.
aku sangat tidak beruntung karena membiarkan pria sebaik Jungkook. Sepertinya aku sudah benar-benar bodoh karena mencintai Sehun. Semoga keputusan yang ku ambil ini benar.
***
Pagi ini, aku memutuskan untuk lari pagi. Aku sudah memutuskan untuk mengundurkan diri dari rumah sakit.
Aku belum berbicara apapun pada Sehun, minho oppa, dan wendy eonni sejak kecelakaan itu. berulang kali aku menolak untuk bertemu ketiga orang itu. aku sedang menunggu waktu yang tepat untuk bertemu mereka.
Tiba-tiba sehun sudah berlari disebelahku. Untuk pertama kalinya aku bertemu lagi dengan Sehun. Sakit. Aku tak bisa bertemu dengan sehun.
Akhirnya aku menepi dan duduk disalah satu bangku taman. Yang diikuti senyum kecut dari sehun.
“sebenarnya apa yang terjadi?” tanya sehun dengan wajah dinginnya. Aku sakit. Sangat sakit melihatnya memperlakukanku seperti ini. Harus ku akui jika aku lah yang salah. Mataku mulai memanas.
Tangan sehun mulai meraih wajahku. Matanya terlihat sangat lelah. Dia pasti tak mengatur aktivitasnya sampai kelelahan seperti ini.
Tiba-tiba saja sehun mengecup bibirku. Menyalurkan semua perasaannya padaku yang membuatku tak mempunyai kekuatan untuk menahan buliran bening ini.
Sehun melepaskan kecupannya. Kenapa? Kenapa kau melepaskannya? Aku masih merindukanmu dalam diam. Aku salah karena membiarkanmu di rumah dan tak menemuiku. Aku juga salah karena tak memberitahu jika aku mengundurkan diri.
“bisakah kita mengakhiri hubungan ini? Bisakah kita putus saja?” tanyaku pada sehun dalam isakanku, yang membuat sehun mengerutkan alisnya.
“apa maksudmu?” tanya Sehun yang sepertinya masih tidak mengerti dengan apa yang kukatakan pada sehun. “kita akhiri semua hubungan ini. Aku akan mengatakan pada eomma dan appa jika kita memang tak bisa untuk bersatu” ujarku yang terus menangis.
Ini terlalu menyakitkan untuk kukatakan sekarang. Aku masih tak sanggup untuk mengatakan ini pada sehun. Aku sangat mencintainya.
“tapi kenapa?” tanya sehun yang masih tak terima dengan apa yang kukatakan. “hubungan kita itu salah sejak awal sehun. Aku tak bisa melanjutkan hubungan yang salah ini. Karena hubungan kita, banyak orang yang tersakiti. Lebih baik kita cukup sampai disini” teriakku pada sehun sembari terus menangis.
Sesak. Semua kata yang kukatakan pada sehun membuat dadaku tercekat. Aku sudah membohongi diriku. Tapi ini demi Wendy eonni.
“tersakiti katamu? Orang tua kita bahkan menjodohkan kita. Jika kita mengakhiri hubungan kita sampai disini justru itu akan membuat orang tua kita kecewa. Dan aku. Apa kau tak pernah memikirkan perasaanku” teriak Sehun yang kulihat matanya juga sudah berkaca-kaca.
“kau tahu, selama kau koma dan menolak untukku menemuimu saja sudah membuatku gila. Dan sekarang, kau meminta untung mengakhiri hubungan ini?” tanya sehun dengan teriakannya. “kau memintaku untuk mati huh?” teriak sehun padaku yang semakin membuat hatiku sakit.
Hati kecilku berteriak untuk mengatakan jika aku juga gila jika tak bersamamu. Sekarang aku tengah merasa bunuh diri karena mengatakan ini. Apa kau tahu itu. aku sangat mencintaimu. Aku sangat ingin berteriak jika aku mencintaimu. Tapi aku tak bisa, ini semua karena memory masa laluku.
“sehun!” panggilku dengan nada yang mulai melemah. “aku mencintaimu, tapi rasa cintaku tak seharusnya ada. Hubungan kita tak seharusnya ada” jelasku pada sehun. Mataku sepertinya sudah sangat bengkak.
“AKU SANGAT MENCINTAIMU!!” teriakku meluapkan semua emosiku, dan setelah itu aku berlari menjauhi sehun.
Hatiku serasa hancur sekarang. Aku tak tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Apa aku akan hidup dengan benar setelah ini. Setelah aku membuang orang yang kucintai.
Aku adalah wanita terbodoh yang pernah berpijak di dunia ini. Meninggalkan 2 pria yang benar-benar mencintainya. Ini memang sudah menjadi jalan yang terbaik untukku.
***
Mentari lolos memasuki kamarku melalui celah celah jendela kamarku yang bergaya tradisional bali modern.
Sejak kejadian itu, aku sudah memutuskan untuk pindah ke pulau bali. Sudah hampir dua tahun aku menetap di pulau Bali.
Dan sepertinya nanti malam aku harus terbang ke negaraku karena akhirnya Minho oppa dan wendy eonni menikah. Lalu taehyung akhirnya ditolak oleh nara. Ternyata perkataan Taehyung dulu ada benarnya juga. Dan Jungkook, kudengar dari Taehyung Jungkooklah yang menjadi pengganti posisi minho oppa di hidup nara. Ah, sudah kukatakan sejak dulu jika hidup itu memang sulit. Lalu aku? Sepertinya aku masih mencintai Sehun. Tapi sehun? Aku tak yakin dia masih mencintaiku. Banyak sekali wanita cantik disekelilingnya. Bahkan beberapa kali aku mendengar rumor jika sehun memiliki pacar.
Memang sangat menyesakan jika mendengar rumor seperti itu. jangankan mendengar rumor, untuk melihat gambarnya saja dadaku secara tiba-tiba tercekat. Sepertinya aku benar-benar mencintai sehun. Tapi mau bagaimana lagi, ibarat nasi sudah menjadi bubur. Tak akan ada yang bisa dirubah. Bubur tetaplah bubur.
Dring…
Huh, ponselku sudah berbunyi. Kulihat layar ponselku. Ternyata itu Mark. Adik yang selalu membuatku repot jika dia berlibur kesini.
“ada apa?” tanyaku dengan malas pada Mark. “ada apa bagaimana? Kapan kau sampai huh? Minho hyung sudah mengamuk karena kau masih belum sampai!!” teriak Mark mengomel di ujung sana. Sedangkan aku hanya bisa pasrah mendengarkan omelannya.
“nanti malam aku berangkat” jawabku dengan santai pada Mark. “terserah, yang pasti segeralah sampai” omel Mark padaku yang membuatku terkekeh sendiri mendengar adik lelakiku yang sudah seperti anak gadis yang sedang halangan.
Tut… tut… tut…
Sambungan telephon tertutup. Sepertinya Mark lupa mengisi pulsanya. Ah, anak itu selalu saja seperti itu. tapi baguslah jika dia kehabisan pulsa, maka dia tidak akan menghubungiku lagi. Lagi pula aku sangat malas jika Mark menghubungiku di saat aku akan pulang. dia pasti memintaku untuk membelikanya banyak oleh-oleh. Seperti saat terakhir kali aku pergi bersama Taehyung ke pulau Jawa dan kesebuah Kota Besar yang sering disebut kota parahiyangan. Dan Mark ngotot untuk dibelikan oleh-oleh. Akhirnya aku dan Taehyung setuju untuk membelikan Mark aklung. Aku dan Taehyung saja tak tahu cara bermainnya bagaimana. Terserah.
***
Aku sudah menginjakan kakiku di tanah kelahiranku. Selama dua tahun aku meninggalkan negaraku ini hanya karena sebuah cinta.
Tapi memang harus ku akui jika cinta itu membuat seseorang gila dan lupa daratan. Contohnya aku, karena cinta aku kabur ke bali.
“AKU PULANG!!!” teriakku sesampainya dirumah. Sepi. Tak ada jawaban dari orang rumah. Apa ini tandanya aku sudah tak diterima dirumah ini?
Aku berjalan menyusuri seluruh rumah. Tidak banyak yang berubah di rumah ini. Aku menghampiri kulkas, dan aku menemukan note kecil. Ku ambil note itu.
Noona, jika kau sudah sampai kau langsung temui aku di mall tempat dulu kita bermain. Oh ya, eomma dan appa sedang pergi ke rumah paman karena paman sakit.
Mark
Cih, anak ini membuatku repot. Apa maksudnya memintaku untuk bertemu di mall itu. dan lagi pula kita bermain bersama itu sudah sangat lama sekali. Anak ini benar-benar.
Aku berjalan melangkahkan kaki menuju mall yang diminta Mark. Cuaca lumayan cerah hari ini, namun udara tetap saja dingin. Musim semi memang indah. Kesan yang terpancar dari musim yang satu ini memang selalu membuatku bahagia. Mungkin karena bunga yang bermekaran.
Kulihat mall itu penuh seperti sedang ada sebuah acara fans meeting. Kulihat Mark sedang melambaikan tangannya padaku. Aku segera menghampiri Mark.
“Ya bocah, kau ini seenaknya sekali memerintah noona mu huh?!” desisku sebel sembari menedang bokongnya. Sepertinya sekarang aku akan lebih sering menendang bokongnya daripada memukul puncak kepalanya. Tinggi mark bertambah yang membuat Mark lebih tinggi dari pada aku. Dia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat.
“noona, itu memalukan” desis Mark dengan manja padaku. Anak ini padahal sudah punya pacar, tapi dia tidak malu-malu untuk mengeluarkan kemanjaannya. Anak yang aneh.
“jadi kenapa kau meminta noona yang baru saja pulang untuk kesini?” tanyaku to the point pada Mark. “Noona bantu aku untuk membuat ini berharga” ujar Mark yang memberikanku banyak selembaran gambar.
TBC
Maaf banget kalau cerita makin aneh dan nggak nyambung, pasti kalian ngertilah kalau anak dengan golongan darah AB itu aneh. Jadi ini cerita pasti aneh banget. Dan buat kalian yang nunggu lama, maaf banget nih soalnya aku lanjut nulis kalau aku lagi mood, dan minggu ini mood aku lagi buruk banget *curhat. Dan buat TYPO EVERYWHERE nya maaf yah. Maklum lah, keyboard laptop mulai eror jadi gitu deh *alibi padahal otaknya yang lagi eror. Dan buat yang mau bisa komunikasi bisa nih lewat line aku megasakti. Makasih….
