Here I Am (Answer From “Comeback”)
Author : ryeong12_ID
Twitter : @DeerGalaxy0620
Genre : Sad, Hurt
Cast : “Secret Cast”
Zhang Yi Xing a.k.a Lay
Kim Joon Myun a.k.a Suho
Rating : G
Length : Oneshoot
Summary : Lay telah menemukan temannya yang menghilang, namun alasan dia menghilang sungguh menyakitkan. Akan tetapi, meskipun demikian, Lay tetap bersabar dan menganggap bahwa teman tetaplah teman.
“I’ve disappear not because I hating you, but I’m just knowing how much you miss me. But today, I’d rather not to runaway from you.”
Mengapa kamu pergi meninggalkanku sendirian? Apakah ini yang dinamakan teman?
Pagi yang cerah dengan kicauan merdu nan indah burung-burung. Sinar matahari membias menembus tirai-tirai putih di sebuah ruang tidur dengan dominasi warna putih. Tidak ada seseorang di dalam. Namun, tampak seorang pria berdiri dengan menyenderkan tubuhnya di pintu teras lantai atas. Wajah manis nan tampan masih terlihat jelas, meskipun kedua matanya terlihat sayu setelah bangun dari alam mimpi. Tatapan matanya terkunci tepat lurus ke depan dengan memandang langit indah di pagi hari.
Sudah satu bulan ia menetap di rumah asing ini yang tak lain lagi adalah temannya. Akan tetapi, kemanakah dia hingga tak kunjung kembali? Pria berlesung pipi itu sangat lelah untuk menunggu. Akan tetapi, sebagai seorang teman, dia tetap menunggu temannya untuk kembali. Walaupun meninggalkannya tanpa sepatah kata dan ini terasa menyakitkan.
Zhang Yi Xing. Itulah namanya. Selalu menunggu temannya yang tak kunjung datang tanpa meninggalkan sepatah kata. Mengapa ini begitu menyakitkan?
***
“Mwo? Mengapa dia sudah meninggalkanmu?!” Pria bernama Kim Joon Myun bertanya dengan mendelikkan kedua matanya setelah Yi Xing menceritakan tentang teman mereka.
“Dia juga tidak meninggalkan sepatah kata,” dia menjawab seolah-olah dia seperti sedang patah hati dengan meraih sebuah majalah di dekatnya. Merasa gundah dengan kisahnya yang memilukan.
“aku sudah menunggu disini selama satu bulan, tetapi dia tidak kunjung datang.” Begitu juga Yi Xing yang menceritakan bagaimana rasanya menunggu teman selama satu bulan.
“Mwo? Untuk apa? Dia pasti mengabarimu.” Joon Myun tidak percaya dengan sepenggal kata Yi Xing.
“Jika dia tidak kembali…” Yi Xing menggantungkan kalimatnya karena ia berpikir apakah temannya tidak akan kembali karena sesuatu.
“Ada sesuatu yang membuatnya pergi meninggalkan rumah ini,” Mungkin yang ada di benak Joon Myun, teman Yi Xing telah terjadi sesuatu,
“atau jangan-jangan…” Joon Myun mulai berpikir sesuatu.
“dia mengalami kecelakaan?” baik Yi Xing maupun Joon Myun, mereka sama-sama berkata dengan kata-kata yang sama. Hati Yi Xing berdetak jika mereka berpikir bahwa teman mereka mengalami kecelakaan.
Akan tetapi, Yi Xing tidak percaya apakah memang benar bahwa temannya mengalami kecelakaan sehingga dia tidak kunjung kembali. Baik Yi Xing maupun Joon Myun, mereka sama-sama tidak percaya, meskipun pria berdahi indah itu berpikir seperti itu sebelumnya. Akan tetapi, setiap pemikiran ada yang berbeda, seperti Yi Xing.
“Aniya aniya,” Yi Xing mulai menggelengkan kepalanya cepat, “aku berharap dia segera kembali.” itulah harapannya. Joon Myun juga tampaknya tidak yakin jika sang teman Yi Xing mengalami kecelakaan.
“Aku juga berpikir seperti itu, tetapi dia sudah pergi meninggalkanmu. Apakah kamu dengan senang hati selalu menunggunya pulang?” memang benar apa yang dikatakan Joon Myun barusan. Akan tetapi, Yi Xing hanya bisa tersenyum kecil yang penuh kesabaran.
“Ada piano disini. Di rumahku juga ada piano. Piano adalah alat musik yang menghibur isi hatiku dengan nada yang merdu sekaligus mewakili perasaanku.” Jelas Yi Xing yang berakhir dengan keheningan Joon Myun.
“Tanpa piano,” Yi Xing berjalan menghampiri piano milik sang temannya, “hatiku hampa.” Ujarnya dengan menatap kedua manik Joon Myun.
Piano adalah alat musik yang dapat menghibur isi hatiku. Teman, cinta, dan semuanya. Akan tetapi, pikiranku dilanda kekacauan karena kerinduan teman. Mengapa dia pergi meninggalkanku tanpa sepatah kata? Apakah dia mengalami kecelakaan? Tidak mungkin. Dia masih baik-baik saja, kan? Tidak mungkin dia meninggalkanku karena kecelakaan. Apakah ada sesuatu diantara aku dan dia?
***
Malam hari yang sunyi dengan ditemani piano. Yi Xing selalu bermain piano milik temannya. Bermain dengan jari-jari lentik yang menyentuh beberapa tuts piano. Kedua matanya tertutup saat memulai bermain piano. Lagu yang ia mainkan selalu sama seperti lagu yang ia mainkan satu bulan yang lalu. Mewakili perasaan galau, sedih, kecewa, gundah campur aduk.
Dalam benaknya, kapankah temannya datang. Yi Xing selalu merasa kesepian. Tidak memiliki teman curhat. Hanya dia, dia, dan dia. Kapan dia kembali? Sudah satu bulan Yi Xing berada di rumah temannya untuk menunggu. Hanya piano yang selalu menemani hati Zhang Yi Xing.
Akan tetapi, suara langkahan kaki terdengar sangat jelas. Jari-jari lentik Yi Xing terhenti sejenak untuk mendengar suara asing itu. Kepalanya tergerak dan tatapannya terkunci kepada pintu. Dan pintu adalah benda bergerak yang akan membuatnya penasaran.
“Aku datang…” tiba-tiba, seseorang menghentikan perkataannya setelah kehadiran Yi Xing selama satu bulan.
“K… kau…” seorang pria tengah bergelagapan saat Yi Xing dengan seketika mematung. Kontak mata mereka kini telah bertemu karena Yi Xing berhasil menemukan teman curhatnya yang tercinta.
“Chingu-ya.” Satu tetes, dua tetes, bahkan berjuta-juta tetes air mata mengalir di pipi manis dan lembut Yi Xing. Suaranya terdengar parau sekaligus lirih. Senyuman mengukir dari bibir manisnya. Syukurlah dia baik-baik saja.
“Mengapa kamu…” teman Yi Xing menggantungkan perkataannya setelah kembali menatap manik-manik mata Yi Xing. Merasa tidak percaya dengan kehadiran Yi Xing.
“… ada disini?” tanyanya yang juga menitikkan air matanya.
“Mengapa kamu pergi meninggalkanku,” Yi Xing menangis, “disaat aku sedang membutuhkanmu untuk curhat. Kamu pergi meninggalkanku sendirian saat kita bermalaman disini. Dan secara tiba-tiba, kamu menghilang.” Ceritanya dengan tangisannya yang kini semakin pecah. Teman Yi Xing merasa terkejut.
“Jadi… kamu sudah ada disini sejak satu bulan yang lalu? Lalu….”
“Kamu secara tiba-tiba menghilang. Kau tahu? Betapa khawatirnya diriku. Kemanakah dirimu sebenarnya? Aku begitu merindukanmu, chingu-ya.” Kini, Yi Xing menangis sejadi-jadinya. Meskipun ia merindukan teman curhatnya, namun ia merasa sakit hati karena ditinggal tanpa meninggalkan sepatah kata apapun. Kata yang kosong hingga meninggalkannya secara tiba-tiba.
“Aku merasa khawatir jika kamu…”
“Aku akan menjawab,” teman Yi Xing memotong perkataan Yi Xing yang belum selesai. Melangkahkan kaki mendekati Yi Xing dan menangkap kedua bahu temannya, “aku akan menjawab alasan aku pergi secara tiba-tiba. Sekarang, mari kita duduk.” ajak teman Yi Xing untuk duduk di lantai. Membiarkan Yi Xing meredakan tangisannya.
Seorang pria dengan wajah manis dan tampan. Rambutnya masih menghitam. Tinggi badannya melebihi tinggi badan Yi Xing, tetapi hanya beberapa centi saja. Sebutlah si panda.
“Maafkan aku,” ucap si panda, “Lay gege.”Apa? Hanya kata maaf saja tidak cukup bagi Yi Xing. Anak itu harus menjelaskan semuanya mengapa dia pergi meninggalkannya.
“Maaf jika aku pergi meninggalkanmu secara tiba-tiba. Kamu tahu? Seharusnya saya sudah kembali ke rumah ini saat aku pergi dari pasar, tetapi suatu masalah terjadi menimpa tentang keluargaku. Ayahku meneleponku untuk kembali ke kampung halamanku karena orang tuaku bercerai. Seharusnya aku harus memberitahu ini kepadamu, tetapi ponselku tertinggal di kamarku. Jadi… aku tidak bisa menghubungimu.” Si panda mulai bercerita. Namun, ia belum menyelesaikan semua ceritanya.
“Kamu juga tahu? Dengan sikapmu yang terlalu baik kepadaku, terkadang aku merasa tidak nyaman denganmu. Mungkin kita berbeda. Kamu selalu baik kepadaku. Kamu juga tidak pernah marah kepadaku. Akan tetapi, ini baru satu kali kamu meninggalkanku sejak kita SMP. Sekarang, setelah aku meninggalkanmu karena berbagai masalah tentang keluargaku, kamu menginginkanku untuk kembali. Aku sudah menghidupkan kekuatan telepatiku.” Ini membuat hati Yi Xing kembali sakit. Apakah ia terlalu baik sehingga temannya terlalu tidak nyaman dengannya.
“Maafkan aku, Lay gege. Aku juga pergi meninggalkanmu bukan karena aku membencimu, tetapi…” tanpa sadar, tetesan air mata kembali mengalir di pipinya, “tetapi aku hanya ingin tahu seberapa banyak kamu merindukanku. Tetapi, sekarang aku tidak akan melarikan diri darimu lagi. Berjanjilah kepadaku jika aku kembali pergi, aku akan memberimu izin.” Ujarnya parau sembari mengulurkan jari kelingking kepada Yi Xing.
Semua perkataan yang terlontar dari bibir si panda sangat menyakitkan. Memang Yi Xing terlalu baik untuk si panda sehingga dia merasa tidak nyaman dengannya. Akan tetapi, Yi Xing melakukan seperti ini karena takut temannya merasa kecewa karenanya. Baik masalah kecil maupun masalah besar, Yi Xing tidak ingin membuat temannya kecewa. Ini merupakan sebuah ketakutan terbesar dalam hidupnya.
“Kini, kau dan aku saling merindukan satu sama lain. Aku baru sadar hari ini. Telepatiku selalu menemaniku dalam benakku. Aku sudah tahu semuanya tentangmu. Jadi, aku kembali.” si panda mengukir senyumnya yang begitu manis, sama manisnya seperti Yi Xing.
Secara langsung, Yi Xing menautkan jari kelingking temannya erat. Jika si panda melanggar janji untuk Yi Xing, boleh saja dia membencinya. Akan tetapi, mereka tidak akan pernah melupakan kenangan yang mereka miliki.
“Aku akan membencimu jika kamu kembali meninggalkanku.” Yi Xing sedikit mengancam.
“Beruntungnya, piano sudah menemaniku. Jika tidak ada piano, hatiku terasa hampa. Aku mengibaratkan kamu adalah piano. Selalu melantunkan nada-nada yang indah, menemaniku setiap hari di rumahku, juga mendekatkanku kepadamu. Jika saja aku membencimu, aku akan menghancurkan piano yang kupunya di rumahku.” Terdengar menyeramkan bukan? Pikir Yi Xing.
Si panda hanya bisa menghela napas gusar untuk menerima kenyataan jika ia kembali pergi meninggalkan Yi Xing tanpa sepatah kata apapun. Mungkin saja pergi terlalu jauh untuk menghapus wajah Yi Xing dari pikirannya.
“Jika kamu pergi meninggalkanku?” tiba-tiba, satu buah pertanyaan terlontar kembali dari bibir teman Yi Xing. Ini sangat sulit untuk menjawab.
“Aku akan menghukum diriku sendiri. Mungkin saja aku akan pergi meninggalkanmu lebih jauh untuk menemukan kehidupan yang lebih baik dari ini. Sebutlah aku ‘pengkhianat’, ‘musuh’, atau ‘pria bersembunyi dibalik selimut’.” Jawab Yi Xing seraya ia menatap kedua mata si panda.
Kini, mereka memiliki peraturan sendiri. Diantara Yi Xing maupun temannya, siapakah yang akan saling membenci terlebih dahulu jika mereka melanggar aturan sendiri.
“Tetapi, aku masih menganggap bahwa kamu adalah temanku,” Yi Xing merangkul temannya yang tengah duduk di sebelahnya, “kecuali jika kamu melanggar janjiku.” Ujarnya sedikit mengancam.
“Begitu juga dengan dirimu,” si panda tersenyum kecil, “aku akan membencimu jika kamu melanggar janjiku.” Pikirannya dan Yi Xing sama persis. Tidak ada yang berbeda. Saling membenci jika mereka saling melanggar janji, juga mereka akan meninggalkan satu sama lain menuju suatu tempat yang lebih baik.
“Akan tetapi,” Yi Xing kembali terpikir setelah mereka saling membenci dan meninggalkan satu sama lain. Diantara mereka, siapakah yang terlebih dahulu saling merindukan satu sama lain.
“antara kau dan aku, siapa yang terlebih dahulu saling merindukan satu sama lain?” suara backsound telah diputar orang asing. Suara gitar yang menghidupkan jiwa karakter mereka sebagai teman. Keduanya saling hening. Saling bertatapan mata dan mereka sama-sama diam dalam kesunyian di malam hari.
Memang benar sebuah pertanyaan yang terlontar dari bibir Yi Xing. Siapa yang terlebih dahulu saling merindukan jika mereka sudah saling membenci satu sama lain suatu hari nanti. Perlukah mereka harus menjawab?
“Kamu.” Mereka berdua saling menjawab dengan kompak. Bagaimana bisa mereka sama-sama menjawab ‘kamu’ kepada satu sama lain? Apakah mereka memang ditakdirkan untuk berteman? Baik Yi Xing maupun si panda, mereka memang ditakdirkan untuk berteman. Tidak mungkin mereka saling bermusuhan satu sama lain.
“Mengapa kita selalu kompak?” tanya Yi Xing menahan tawanya.
“Karena kita jodoh.” Begitu juga dengan si panda, yang menjawab pertanyaan Yi Xing dengan candanya. Mereka saling tertawa bersama.
“Baiklah, kurasa diantara kita, kita tidak perlu memberikan hukuman jika kita melanggar janji. Biar tuhan yang menghukum diantara kita yang melanggar. Aku selalu berada disini, chingu-ya.” Meninggalkan sepatah kata yang terlontar dari bibir si panda.
“Kau benar,” Yi Xing menggantungkan kalimatnya sebelum ia menyebutkan nama lengkap temannya dengan lesung pipi yang sangat jelas di pipi. Akan tetapi, belum sempat Yi Xing menyebutkan nama sang teman, tiba-tiba saja temannya memberikan sebuah friendly hug untuk Yi Xing. Pelukan yang lebih hangat daripada pelukan dari seorang pacar.
“Biarkan aku memelukku, Zhang Yi Xing gege.” ucapnya parau seakan-akan ia membutuhkan sebuah kehangatan sebagai seorang teman. Kini, Yi Xing terlarut dalam pelukan teman dari si panda.
“Sebagai seorang teman, aku akan melakukan apa saja untukmu. Aku akan menerima kekuranganmu. Asalkan kamu selalu disisiku.” Yi Xing kembali mengukir senyumannya. Membalas pelukan teman dari si panda.
“Gomawo, chingu-ya.” Bisik Yi Xing dengan mengeratkan pelukan hangat ditengah gelapnya malam. Musik backsound kini berubah menjadi suara piano sekaligus gitar yang mengisi hati mereka. Teman yang selalu menerima kekurangan. Lagu yang manis nan indah terdengar ke telinga mereka. Membiarkan mereka tidak akan melepaskan pelukan hangat ini yang akan mengusir dinginnya udara.
END
Well, FF seperti apa ini?? Dari awal sampai akhir, saya tidak pernah menyebutkan nama disini. Perlukah saya menjawab siapa teman Lay? Perlu gak???
Baiklah, saya akan menjawab siapa teman Lay pergi secara tiba-tiba sembari kalian berkomentar tentang FFku ini. FF ini merupakan sequel dari FF Comeback. Sebelumnya, sudah saya catat bahwa ada satu pemain yang merupakan teman Lay yang pergi itu, juga menjadi bayang-bayang Lay.
Mengapa Joon Myun dimasukkan ke dalam FF ini? Hanya seling-selingan saja karena aku berpikir bahwa akan sepi tanpa pemain yang lainnya selain Lay dan satu orang teman misterius. Jadi, Joon Myun hanya nyempil sedikit saja untuk membantu Lay.
Sudah dulu yaaa… ini ada satu pict lagi yang merupakan jawaban siapa temannya Lay yang pergi tanpa meninggalkan sepatah kata apapun. Hitung bersama-sama yaaa…
1
.
.
.
2
.
.
.
3
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tadaaaa!!!!
Loh, kok masih tercantum nama ‘secret cast’ sih kalau sudah ketahuan siapa temannya Lay? -___- ya sudah biarkan saja.
Sembari curcol, tidak apa-apa yaaa….
FF Comeback dan FF ini mengingatkan saat Tao pergi ke LA untuk mengobati cedera dan juga melanjutkan pendidikan sehingga menjadi sebuah pertanyaan apakah dia benar-benar pergi meninggalkan EXO atau tidak. Belum lagi, EXO sudah merilis album daur ulang yang berjudul Love Me Right. Jadi, yaaaa saya membuat FF ini deehhh….
Sudah sekian dan terima kasih yaaaa…. :D
