Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Heartless Monster #1 『Baekhyuncupcakes』

$
0
0

heartless monster 2

Heartless

 

 

Baekhyuncupcakes

 

 

Baekhyun x OC // Hurt 

Summary:

“Once i leave, I’m not the same person you met the first time.

So at the end of the day, you don’t really even know me.

Because something inside me had changed 

 

and I realized

things would never be the same anymore”

.

.

.

.

.

.

=

Tampak di ujung lorong seorang gadis berparas cantik dengan seragam sekolah. Perempuan bermanik hazel itu berlari terengah – engah layaknya menghindari bahaya besar, kedua kaki jenjang, putih dan rampingnya sudah terlalu lelah untuk melangkah lebih jauh.

Akhirnya gadis itu menyerah dan dengan sisa kekuatan yang ia miliki, gadis itu menyeret kakinya menuju Janitor’s room terdekat. Berharap beberapa orang yang mengejarnya di belakang sudah tertinggal jauh dan kehilangan jejaknya.

Perempuan dengan name-tag Lee Ara itu mendudukkan dirinya di dalam ruangan sempit yang terpenuhi dengan peralatan pembersihan, Ara mengambil oksigen yang dapat ia tampung sebanyak – banyaknya ke dalam paru – paru, nafasnya kian memburu karena terlalu lama berlari.

Ia lelah. Ara sudah lelah dengan semua penderitaan yang ia jalani sejak pertama kali memasuki sekolah ini, ingin segera ia mengakhiri semuanya dan pindah ke sekolah lain jika saja mental dan tekad nya untuk mengembalikan keadaan tidak sekuat itu.

Nafasnya kembali tercekat saat suara pintu Janitor’s room terdengar bergeser, Ara menolehkan kepalanya lemas dan mendapati tatapan tajam menusuk dari lelaki yang menjadi alasan mengapa ia memutuskan untuk bersekolah disini dan juga alasan mengapa ia menderita di sekolah ini.

“Ba-baekhyun oppa…”

“Aku mohon tolong aku, jangan membiarkan mereka semua melakukan hal ini padaku,” Tangis Ara pecah saat itu juga, ini bukan yang pertama kali nya ia memohon pada Baekhyun

Baekhyun tidak mengatakan apapun, hanya menatap manik mata Ara.

“Byun Baekhyun yang aku kenal adalah Baekhyun yang selalu menolongku dengan sukarela, Baekhyun yang aku kenal tidak pernah membiarkanku tersakiti sejengkal pun, aku mohon jangan seperti ini, oppa,”

Seperjurus kemudian lelaki yang baru saja ia ajak bicara itu mengganti tatapan tajamnya menjadi tatapan datar, sebuah senyum dingin pun tersungging di detik selanjutnya.

“Ara, kau melupakan hal penting.” Sahutnya sembari tersenyum menyindir

Ara mendengar apa yang Baekhyun ucapkan tetapi ia tidak menghiraukan perkataannya.

“Jangan pernah sekali pun berharap padaku, Lee Ara. Kau yang paling mengetahui jika aku bukanlah lagi Byun Baekhyun yang kau kenal. Aku tidak perlu menjelaskan alasan aku berubah bukan? Baiklah akan ku ulangi, alasan aku menjadi seperti ini adalah karena kebodohanmu! Setiap detik yang terlewati aku selalu berdoa dan berharap jika kau lah yang mati, bukan dia!” Tangis Ara semakin pecah, perih di dadanya terasa sangat menusuk saat Baekhyun berucap kata demi kata dengan penuh penekanan.

“Yerin-ah, Sojin-ah, Yura! Aku menemukan gadis malang yang kalian cari,” Baekhyun berteriak, suara baritone miliknya mulai bergema di sepanjang lorong sekolah.

Jumlah murid yang berada di sekolah saat ini dapat terhitung dengan jari tangan. Bel pulang sekolah berbunyi dua jam lalu, tidak menutup kemungkinan jika sebentar lagi sekolah akan sepenuhnya tidak berpenghuni.

Hentakkan kaki bergantian menuju Janitor’s room kembali dapat Ara dengar, ada beberapa hentakkan kaki yang jelas menunjukkan bahwa tidak hanya satu orang yang menuju ke tempat dimana ia berada.

“Lihat siapa yang bersembunyi dari kesenangan. Kau seharusnya bahagia karena kami dengan senang hati bersedia untuk mencarimu, Ara-ssi,” Gadis dengan rambut lurus berwarna kecoklatan tersebut bersuara mengejek. Song Yerin. Senior Ara.

Well, siapa yang tidak mengenali Song Yerin si wakil ketua OSIS sekaligus orang yang terpilih menjadi gadis paling menawan diseluruh penjuru sekolah? Jangan lupakan perkataan dan perilakunya yang berkali – kali lipat lebih dari kata kejam.

Yerin memiliki dua teman atau lebih seperti bodyguard yang selalu mengekorinya kemanapun ia pergi, Jung Sojin dan Kang Yura. Jangan tanyakan apa perilaku mereka, jika Ara bisa mengganti kalimat pepatah Ara akan menyebutnya ‘bagai pinang di belah tiga’ tidak ada sedikitpun perbedaan dari ketiga gadis tersebut.

Semua orang, tidak peduli perempuan maupun lelaki tampak bertekuk lutut dengan jabatan dan kecantikan yang dengan sombongnya selalu Yerin banggakan itu.

Menurut Ara, tidak ada yang patut dibanggakan pada dirinya hanya karena menjadi seorang wakil ketua OSIS. Yerin bahkan tidak pernah sekali pun menghabiskan sedetik waktunya untuk berpikir maupun bekerja yang berhubungan dengan kegiatan OSIS. Kepopulerannya lah yang membuatnya terpilih.

Tanpa sepengetahuan siapapun, jauh di dalam lubuk hatinya, Ara sangat ingin bergabung dan menjadi salah satu anggota OSIS, hanya saja bergabung dengan anggota OSIS akan menambah pekerjaan sekolahnya yang bisa dibilang cukup banyak.

Ya, Ara mengaku. Ia tidak mempunyai otak se-maksimal Baekhyun yang dapat mengerjakan semua hal sulit hanya dalam kurun waktu singkat, itu sebabnya Baekhyun tidak pernah diturunkan jabatannya yang menduduki posisi sebagai ketua OSIS sekolah.

“Hey, bodoh! Selain bodoh kau sudah menjadi tuli rupanya,” suara memekik Yerin menyadarkan Ara dari bayang – bayang diri mereka semua.

“Aku rasa sudah cukup bermain – main dengan gadis manis ini, let’s get real girls,” Yerin menganggukan kepalanya kepada Sojin dan Yura, seperti memberi kode yang tidak dapat Ara ketahui apa maksudnya.

Sojin dan Yura yang baru saja mendapat suatu sign dari Yerin kembali membalas menganggukan kepalanya bersamaan. Hal yang Ara lihat selanjutnya adalah Sojin dan Yura yang menarik paksa kedua lengannya sehingga tubuh mungilnya ikut terseret melewati Baekhyun yang masih berpijak di daun pintuJanitor’s room.

“Kau memang yang terbaik, Baekhyun-ah. Aku berhutang padamu,” dengan senyum sumringah, Yerin melangkahkan kakinya keluar dari ruangan sempitJanitor’s room, meninggalkan Baekhyun dan menyusul kedua temannya. Sebelum keluar, Yerin sempat mengambil ember berisikan air.

Sementara itu, pekikan gadis di depan sana memenuhi pendengaran semua orang, tubuh Ara bergerak pasrah ketika Sojin dan Yura menarik juga menggeret paksa dirinya entah kemana.

Ara meringis nyeri ketika masing – masing pergelangan tangannya di tarik dengan sangat kasar. Langkahnya terseret – seret menaiki anak tangga sekolah, bahkan sesekali tubuhnya terbentur.

Setelah diseret tanpa perlawanan yang berarti, Ara menjadi sepenuhnya  lemah setelah kakinya berkali – kali terbentur ujung anak tangga menuju atap dan panas yang disebabkan oleh gesekan sepatunya dengan lantai sekolah.

Setelah sampai di atap Ara pun tertunduk lemah sembari menunggu apa yang akan dilakukan oleh ketiga gadis di depannya itu.

BYURR

Satu ember penuh dengan air bekas pel berhasil mengguyur tubuh ringkih Ara, akibatnya semua pakaian termasuk seragam sekolahnya basah.

“Gadis kotor sepertimu memang sangat serasi dengan air kotor ini, Ara-ya!”

Cercaan, tawaan dari Yerin dan kedua temannya mulai menyeruak, begitu pula dengan air mata Ara. Air mata yang terus berlinang

“Huh, Dasar sampah!” Ucapnya seraya menendang tubuh Hyemi

Yerin tertawa keras, kemudian menarik rambut coklat gadis itu, “Lihat wajah menyedihkan ini—” Desisnya seraya mengeluarkan tisu, “Kau butuh ini, gadis malang? Kau harus mengusap wajah menyedihkan milikmu itu” Lanjutnya lagi, kemudian melemparkan beberapa tisu tadi tepat di wajah Ara.

Tawa kembali menggema di atap tanpa penghuni itu. Ara yang tersungkur berusaha menahan gemetar amarahnya. Tangannya terkepal erat, tetapi ia tidak berani melawan. Ia tidak ingin menambah masalah.

Setelah puas menghina dan menertawakan Ara. Yerin, Sojin dan Yura segera meninggalkan gadis malang itu dengan diiringi bunyi pintu terkunci.

 

Oh tidak

Ini adalah kali pertama Ara dikunci di dalam suatu tempat, Ara sudah biasa jika harus menerima guyuran air, tepung bahkan telur sekalipun, gadis – gadis kjeam itu sudah seringkali melakukannya, tetapi untuk kali ini, dikunci adalah hal baru bagi Ara, dan Ara tidak menginginkannya sama sekali.

Ara’s POV

Dengan sekuat tenaga aku berdiri dan berlari ke arah pintu. Benar saja, pintu atap sudah terkunci sepenuhnya. Hari sudah mulai gelap dan aku tidak membawa apapun sekarang, dengan keadaan yang harus menghindari Yerin tadi, terpaksa aku meninggalkan ponselku di kelas.

“Yerin sunbae! Sojin sunbae! Yura sunbae! Aku mohon keluarkan aku! Yerin sunbae! Siapapun tolong keluarkan aku dari sini” Berkali – kali aku berteriak untuk meminta pertolongan, berharap seseorang akan mendengar teriakanku.

Lelah karena tidak kunjung mendapat respon, aku merosot didekat pintu, menutup mulutku dan terisak dalam diam.

Perasaan bercampur aduk menyerang seluruh sarafku.

Aku memeluk kedua kakiku begitu erat dan menelengkupkan kepalaku di atas lutut.

Mengapa nasib yang aku jalani harus sekelam ini? Sesulit itu kah untuk menjadi bahagia?

Author’s POV

Lee Ara yang mendengar bunyi pintu terbuka perlahan kembali membuka kelopak matanya yang sudah menjadi sembab.

Dengan hati – hati ia meraih handle pintu di atas kepalanya dan menekannya untuk memastikan apakah pintu itu terbuka atau tidak

 

BINGO

Pintu itu terbuka. Ara secepatnya keluar dari atap hanya untuk bertemu dengan sweater besar berwarna abu – abu yang tergeletak dengan rapi di depan pintu sisi lain

Ara mengenal siapa pemilik sweater abu – abu tersebut.

 

Byun Baekhyun

Tubuh menggigilnya sudah tidak dapat lagi menahan hawa dingin yang menujam kulit putih Ara. Tanpa pikir panjang, gadis bermanik hazel tersebut memakai sweater kebesaran milik Baekhyun. Aura hangat segera menyelimuti tubuh mungilnya yang mendingin.

Perempuan itu menoleh ke semua arah, tetapi ia masih belum dapat menemukan kehadiran Baekhyun yang ia yakini belum jauh dari daerah atap.

Kakinya berlari, mencari keberadaan lelaki yang ternyata masih memiliki belas kasihan pada dirinya. Belum jauh Ara mencari, ia sudah bertemu dengan punggung dingin Baekhyun.

“Baekhyun oppa!” Lelaki yang merasa namanya terpanggil itu membeku, tetapi ia tidak berniat membalikkan tubuhnya untuk sekedar bertatap muka dengan perempuan itu

“Aku tau ucapanku bukanlah sesuatu yang berarti tetapi aku mengatakannya dengan sangat tulus. Terima kasih. tidak peduli betapa besar kau membenciku, oppa tetaplah seseorang yang berarti bagiku—” matanya yang berkaca menatap sendu punggung Baekhyun

“Aku harap kau memaafkanku atas semua yang terjadi selama ini, oppa. Aku ingin kita berteman layaknya—” belum sempat Ara meneruskan kalimatnya, punggung dingin pria itu sudah menjauh seraya hujan turun, meninggalkannya sendirian di tengah hujan dan juga kegelapan.

 

Tidak! Ini bahkan jauh lebih menyakitkan di banding apa yang Yerin dan kedua temannya lakukan kepada Ara selama ini.

Haruskah Ara menyerah pada Baekhyun yang sudah membencinya setengah mati?

Sembari terisak perih pikiran Ara menerawang pada perkataan Baekhyun dua tahun lalu

 

“Apapun yang terjadi, aku ingin kita tetap melewati semua hal bersama – sama selamanya, Ara,” 

 

TBC

Whoa, otte? Baguskah ceritanya? Ini baru chapter awal dan kisah cerita mereka masih sangat blur

Aku harap kalian dengan setia nunggu ff ini ya. Beberapa dari kalian mungkin uda tau aku, aku baekhyuncupcakes author dari ‘Idiotical – Monster’,’Fated Enemies’,’Lesion’ dll

Tapi jangan salah ya, ff Heartless Monster ini bukan spin-off,sequel,prequel atau apapun yang berhubungan sama Idiotical – Monster, pokoknya sama sekali ga ada hubungannya deh ini sama ff IM.

Okelah kalau gitu



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles