I’ll Never Let You Go, Again (Chapter 4)
Author : K.Li’s yoeja (@zvannyaz)
Length : 4/?
Genre : Family, Sad, Love
Main Casts : Wu Yi Fan a.k.a Kris
Kim Quinn Rae
Kim Jong In a.k.a Kai
Kim Jun Myeon a.k.a Suho
Kim Taeyeon
Support casts : EXO, Super Junior, SNSD
Annyeong ^^ Wadawww.. sudah chapter 4 ya? Tak terasa ini jadi berchapter-chapter. Padahal awalnya mau two-shoot aja. Ya sudahlah, ide untuk jalan cerita FF ini kan bisa kena macet juga. Kekekeke ^^ langsung cekedot aja yaksss?
Enjoy reads~
***
Quinn, Suho, Taeyeon, dan Kai yang mendapat kabar buruk dari Baekhyun langsung menuju ke rumah sakit tempat Kris dirawat. Quinn yang saat itu benar-benar sangat merindukan kakaknya kini menjadi semakin rindu dan tentu saja sangat khawatir mengetahui bahwa kakaknya pergi dari rumah sakit tanpa sepengetahuan siapapun. Suho dan Taeyeon yang saat itu memang meninggalkan Kris sendiri tak kalah panik dari Quinn. Baekhyun, orang yang merawat dan diberi kepercayaan oleh Suho, kakaknya, juga panik dan merasa bersalah karna tak becus merawat dan menjaga Kris.
“Tuhan.. sekarang dimana Kris? Kenapa bisa dia pergi, Baekki? Apa kau tadi tidak mengeceknya?” tanya Taeyeon yang sudah menangis sambil dirangkul oleh suaminya.
“Mianhae noona. Jeongmal mianhae. Aku baru sempat memeriksanya tadi pagi sebelum kalian pulang. Hari ini jadwalku mengontrol pasien lebih padat dari sebelumnya karena Chanyeol dan Siwon hyung sedang pergi keluar kota. Jeongmal mianhae.. maafkan aku..” kata Baekhyun dengan mata berkaca-kaca yang tak jauh beda dari kakaknya.
“Bukan salahmu, Baekki..” kata Suho menepuk pundak Baekhyun dan kembali mendekap istrinya karna tangisnya semakin pecah dan ia semakin panik.
Suho hanya bisa menenangkan istrinya saat itu. karna beruntunglah saat itu juga ia membawa asistennya sehingga apa yang harus dilakukan sudah dikerahkan kepadanya. Sembari memeluk istrinya, sesekali ia melihat kearah anak gadisnya yang baru saja ditemukan, bukan ditemukan tepatnya baru saja pulang kembali ke rumah.
Walaupun tangannya masih mendekap tubuh istrinya, pikiran Suho terbagi menjadi 3. Tentang istrinya yang belum tenang juga, tentang Quinn yang sama halnya dengan Taeyeon, dan tentu saja tentang Kris yang entah sekarang ada dimana. Dilihatnya lagi anak gadisnya dengan intens. Tangisnya semakin pecah dan sedari tadi ia terus memanggil nama kakaknya. Suho sungguh jelas sekali tak tega melihat anak gadisnya seperti itu. namun beruntunglah Kai masih ada disitu jadi bisa menenangkan Quinn walau sedikit saja.
***
Ditaman kota, namja yang mengenakan pakaian rumah sakit yang tak lain dan tak bukan adalah Kris, masih duduk dibangku panjang dekat kolam kecil. Walaupun hari sudah gelap dan penerangan hanya dibantu oleh beberapa lampu taman ia tak juga beranjak dari tempatnya. Tubuhnya sudah menggigil kedinginan akibat suhu kota Seoul yang saat ini sedang tidak bersahabat. Bahkan hidungnya yang kini mengeluarkan darah ia biarkan saja. pikiran Kris masih tertuju pada Quinn yang ia tidak ketahui kalau Quinn sudah kembali.
“Quinn.. aku harus mencarimu kemana lagi?” lirihnya menunduk menatap liontin yang ia genggam.
“Aku sangat merindukanmu..” sekali lagi ia melirihkan kata-kata yang pada intinya sama.
Ia terus menggumamkan kata-kata rindu itu. Tak mempedulikan bagaimana pendapat orang yang lewat dihadapannya atau yang duduk disampingnya. Tak banyak orang-orang memandang dirinya iba. Bahkan ada yang sempat berpikir ia adalah orang gila. Namun semua hanya belaka bagi Kris. Yang ia pikirkan hanya Quinn, Quinn, dan Quinn. Sampai bahaya mengancam pun ia tak mengerti.
“Bos! Lihat! Anak itu sedari tadi duduk disana. Tak beranjak sama sekali dan terus menatap liontin mahal itu!” kata seseorang dengan suara berat dibalik pohon rindang.
“Lalu kau percaya kalau dia anak orang kaya?” tanya orang yang disebelahnya dan yang dipanggil bos tadi.
“Tentu saja! apa bos tak lihat, pakaian rumah sakit yang ia kenakan? Jelas sekali itu pakaian rumah sakit termahal dan terelit di Seoul. Bos payah!”
“Aiissss.. kurangajar kau! Okelah kalau begitu. Aku percaya padamu dia anak orang kaya. Jadi, tunggu beberapa saat lagi setelah taman benar-benar sepi baru kita menyekapnya. Arasseo?”
“Ne..ne! Ah, chakkaman. Tao, kenapa kau diam saja? kau tak mau mendapat uang, hu?”
“M..mwo? tidak. Aku tentu saja sangat mau mendapat uang banyak. Tapi, bukankah bocah itu sedang sakit? kalian tega menyekap bocah sakit seperti itu?” kata orang yang dipanggil Tao.
“Babo! Justru karna itulah kita akan mendapat uang banyak! Pokoknya, kalau taman sudah benar-benar sepi kita sekap bocah itu. ara?”
“Hhh.. baiklah…”
Percakapan dibalik pohon yang memang tidak didengar Kris, entah bagaimana bisa ia merasa sedang terancam sekarang. Seketika itu juga ia tersadar dari lamunannya tentang Quinn dan melihat sekeliling. Bahkan ia baru menyadari kalau hari sudah malam. Dan saat itu juga ia baru mengusap darah yang keluar dari hidungnya dengan sapu tangan yang memang ia bawa disaku celananya.
Sekali lagi Kris melihat sekeliling. Sepi. Tak ada siapa-siapa ditaman itu. namun perasaan takut sudah mulai menyerang dirinya. Tanpa pikir panjang, dengan tubuhnya yang memang masih sangat lemah ia beranjak dari duduknya. Dengan sekuat tenaga ia mencoba berdiri dan bermaksud kembali ke rumah sakit. ia sudah sadar kalau kepergian nekatnya hari ini akan membawa bencana bagi kedua orang tuanya dan juga pamannya yang memang selalu mengawasi dirinya.
Namun malangnya, belum jauh Kris melangkah, 3 orang yang tak ia kenal menghentikan langkahnya. 3 orang itu tak lain dan tak bukan adalah orang-orang yang bercakap-cakap dibalik pohon itu. Kris yang saat itu masih lemah dan hanya sendirian mulai takut. Bukan pecundang, tapi karna memang 3 orang yang ada didepannya ini terlihat sangar. Terlebih Kris hanya anak laki-laki berusia 18 tahun dan 3 orang laki-laki sangar didepannya ini ia yakini berusia 25-30 tahun.
“Hey, anak manis. Mau kemana kau?” tanya laki-laki yang paling pendek diantara ketiganya sambil mencolek dagu Kris.
“Si..siapa kalian?” respon Kris tergugup karna laki-laki yang paling tinggi dari ketiganya kini bernafas dilehernya.
“Ssssttt.. tak usah takut. Kami orang baik, namja tampan. Tenanglah. Kami tak akan menyakitimu..” kata laki-laki yang bernafas dileher Kris.
“Mau apa kalian?” tanya Kris kini terdengar dingin karna sesungguhnya ia tahu orang-orang ini akan mencelakainya.
“Kami…”
“Hasss.. kalian terlalu lama! Tao, cepat ikat tangannya! Xiu, bius dia! Bodoh!” bentak laki-laki yang paling sangar kepada kedua laki-laki yang sedang menggoda Kris.
“Ya! Lepaskan aku! Siapa kalian? Mau kalian apakan aku ini? Lepaskan!” Kris berteriak dan tubuhnya memberontak sekuat tenaga.
Namun apa daya, kekuatan tubuhnya saat itu lebih lemah ketimbang tiga orang namja kekar nan sangar didepannya itu. dengan sekali bius, Kris pun tak sadarkan diri dan langsung terjatuh tepat ketubuh namja yang bernama Tao. Sedang dua orang yang dikenal namanya sebagai Xiumin dan Kyuhyun, mengikat tangan serta kaki Kris dan membekap mulut Kris dengan plester hitam. Tapi belum sempat mereka menyelesaikan pekerjaan itu, seorang namja jangkung berkulit putih dan berambut ikal berteriak tak jauh dari sana. Mereka yang menyadari segera membawa Kris lari menuju mobil mereka.
“Ya! Tunggu! Mau kalian bawa kemana anak itu? hey! Aiissss… Brengsek!” teriak namja yang datang tadi menyesal karna terlambat menghentikan ketiga laki-laki sangar itu dan Kris.
“Aku yakin itu tadi Kris. Aku harus memberitahu Baekhyun hyung dan Suho hyung..” katanya lagi sambil kembali menuju mobilnya. Namun dalam perjalanan kembali, ia menemukan benda kecil yang berkilau. Entah kenapa ia memungutnya dan entah bagaimana ia bisa yakin benda itu milik Kris.
***
Ketegangan masih menyelimuti kamar rawat Kris. Taeyeon yang masih saja menangis masih bertahan dalam dekapan Suho. Sedang Quinn, ia kini tertidur karna Kai berhasil membuatnya berhenti menangis. Beda dengan Baekhyun yang sedari tadi sibuk sendiri dengan aksi mondar-mandirnya sambil menatap ponselnya.
“Baekki-ah, bisakah kau tenang. Aku sudah cukup pusing memikirkan semua ini, terlebih kau dari tadi hanya mondar-mandir didepanku!” kata Suho pelan walau dapat dipastikan ia marah dengan tingkah Baekhyun. Namun demi anak gadisnya yang terlihat sangat lelah dan yang ia tahu sangat mengkhawatirkan kakaknya, ia berusaha menahannya agar tak membuatnya bangun dan kembali lagi panik.
“Maaf, hyung. Namun aku tak bisa tenang kalau Chanyeol belum benar-benar kesini!” jawab Baekhyun yang kini bersandar diranjang tempat biasanya Kris berbaring.
“Chanyeol? Memang ada apa dengannya?” tanya Suho penasaran karna feelingnya kini mengatakan kalau Chanyeol mengetahui keberadaan Kris sekarang.
“Ia..”
BRAKK!!
Belum selesai Baekhyun mengucapkan kalimatnya, pintu kamar terbuka sedikit kasar dan membangunkan Quinn dengan tiba-tiba. Didepan pintu, tampak seorang namja tinggi berkulit putih dan berambut ikal sedang bernafas terengah-engah dengan keringat yang membasahi wajahnya yang tak lain dan tak bukan adalah Chanyeol.
“Hyung!” teriaknya tanpa melihat keadaan kamar itu.
“Yeollie! Bagaimana?” sambut Baekhyun antusias tanpa memikirkan keadaan sekitar.
“Kris.. hhh.. hhh.. dia..”
“Aisss… tenangkan dirimu dulu! Ada apa dengan Kris? Dimana dia sekarang? Kau menemukannya?”
“Tunggu! Kris? Chanyeol, kau menemukan Kris? Dimana ia sekarang?” kini giliran Suho yang beranjak dari duduknya membiarkan istrinya mendekat ke anak gadisnya.
“Hhh.. hhh.. chakkaman!” kata Chanyeol mengatur nafasnya kembali dan menelan ludahnya.
“Cepat katakan, Yeollie!” kata Baekhyun menatap Chanyeol tajam.
“Kris.. tadi, aku menemukannya di taman kota. Tapi…”
Chanyeol tidak melanjutkan kalimatnya. Dilihatnya orang-orang yang ada dikamar itu. mulai dari menatap Baekhyun, Suho, kemudian Taeyeon, Quinn dan Kai. Namun tatapannya kembali pada Quinn setelah ia menatap Kai. Bukan. Bukan Quinn yang ia tatap. Tapi liontin yang bergantung dileher Quinn.
“Yeollie! Tapi apa?” kata Baekhyun membuyarkan lamunan Chanyeol yang melihat liontin Quinn.
“Mi..mianhae hyung. Tapi aku terlambat…” kini Chanyeol menunduk. Baekhyun dan Suho yang masih berdiri didepannya belum mengerti dengan maksud Chanyeol.
“Apa maksudmu, Chanyeol?” tanya Suho.
“Aku.. aku terlambat mengejarnya. Kris…”
“Yeollie, bicaralah dengan jelas! Jangan setengah-setengah!” bentak Baekhyun pada Chanyeol karna ia memang sudah menganggap Chanyeol adik. Suho yang melihat adiknya itu juga sedikit terkejut karna bisa-bisanya adiknya galak seperti itu.
“Jadi begini hyung, tadi, saat aku kembali dari bandara, aku melewati taman kota. Tepat dilampu merah aku melihat ke arah taman dan aku melihat Kris duduk dibangku taman itu. awalnya, sungguh, aku tak yakin kalau ia Kris karna aku hanya melihatnya sekejap mata kemudian lampu sudah berganti hijau. Kemudian setelah kuingat-ingat lagi, aku benar-benar yakin kalau tadi itu Kris. Aku sudah terlanjur maju jauh dari taman kemudian aku harus putar balik. Saat aku turun aku melihatnya sudah dikepung beberapa namja dan mengikat dirinya. Aku ingin mengendap-endap tapi sialnya, aku malah berteriak hyung. Maafkan aku. Mianhae aku terlambat menyadari kalau itu Kris. Jeongmal mianhae..” jelas Chanyeol panjag lebar runtut sesuai dengan apa yang ia alami tadi.
“Jadi.. maksudmu.. Kris diculik?” tanya Suho dengan mata sudah berkaca-kaca.
Chanyeol hanya mengangguk dan masih menunduk. Baekhyun yang juga terkejut menghela nafas panjang dan mengacak rambutnya frustasi-shock. Sedang Taeyeon dan Quinn, yang sudah terbangun dari tidurnya, kembali menangis mendengar pengakuan Chanyeol tadi. Kai yang masih ada disana hanya menatap iba orang-orang didepannya.
“Tunggu! dan aku menemukan ini tadi. Apa ini milik Kris?” tanya Chanyeol sedikit menghentikan suasana terkejut tadi dengan mengeluarkan benda yang ia temukan ditaman tadi.
Semua kemudian beralih dari menatap Chanyeol ke benda yang ada ditangannya. Suho masih mengingat-ingat itu sedang Baekhyun terus-terus menatap benda itu. beda dengan Quinn yang langsung beranjak dari duduknya melepas pelukan ibunya kemudian merebut benda itu dari tangan Chanyeol.
“Ini milik Kris oppa! ini benar milik Kris oppa!” kata Quinn sedikit histeris dan tangisnya semakin pecah.
“Dad, ini milik Kris oppa! ini sama seperti milikku!” kata Quinn mengadu pada ayahnya menunjukkan liontin yang ia bawa dan liontin yang ia kenakan.
“Kris…” Suho hanya bisa menggumamkan nama anaknya itu. kemudian ia merengkuh tubuh mungil anak gadisnya dan menenangkannya sama seperti yang ia lakukan pada istrinya tadi.
Suasana dikamar itu kembali hening. semua masih terkejut dan masih tak percaya, bahkan tak menyangka Kris bisa diculik seperti ini. Benar-benar tak bisa dibayangkan kalau akhirnya akan menjadi seperti ini. Suho, yang masih mendekap erat anak gadisnya merasa semakin bersalah. Setelah kepergian Quinn yang entah kemana –sampai sekarang ia belum tahu– ia rasa adalah kesalahannya waktu itu, kini dengan diculiknya Kris pun ia juga merasa bersalah. Harusnya tadi pagi ia tak membiarkan istrinya ikut dengannya dan lagi-lagi harusnya saat itu ia tak mengusir Kris terang-terangan dan secara tega.
Baekhyun mengerti keadaan kakaknya sekarang. Ia amat teramat sangat mengerti bagaimana perasaan kakaknya itu. yang bisa ia lakukan kini hanya bekerjasama dengan Chanyeol untuk mengerahkan semua polisi atas kasus ini. namun sama halnya, polisi hanya dapat menerima informasi setelah 24 jam dan mereka pada intinya harus menunggu lama.
***
Beda dengan suasana digedung tua, rapuh, dan kumuh yang sangat gelap, sepi dan mengerikan. Hanya beberapa lampu yang cahayanya remang-remang dan suara gonggongan anjing liar serta suara angin berderu melewati pepohonan. Tampak 3 namja yang tubuhnya penuh dengan tatto dan tindik disana-sini, sedang berpesta dengan beberapa –bukan beberapa– botol wine serta seperangkat alat mabuk seperti rokok, dan beberapa snack ringan.
“Bos, sekarang, apa yang bisa kita lakukan pada anak itu?” tanya namja yang tubuhnya paling tinggi.
“Entahlah. Mungkin kalau korban kita anak gadis, kita masih bisa bermain dengannya. Namun apa daya, dia hanya anak laki-laki” dengus orang yang dipanggil Bos.
“Hey, Bos! Aisss.. bisakah aku memanggilmu Kyuhyun hyung saja?” tanya seorang yang lain.
“Ne.. ne.. baiklah. Panggil saja aku Kyu. Jangan Bos. Aku juga muak kalian panggil bos-_-“ kata Kyuhyun.
“Ok. Walaupun dia laki-laki, jangan salahkan aku karna aku berhasil mendapatkan ini!” kata namja yang tadi protes sambil menunjukkan sebuah kertas kecil disaku celana milik orang yang mereka culik yang tak lain dan tak bukan adalah Kris.
“Apa itu?” tanya laki-laki yang paling tinggi sambil mendekat kearah orang yang protes tadi bermaksud mengambil kertas yang dibawanya.
“Tao, aku dulu! Kau itu magnae disini. Jadi, Xiu, berikan kertas itu padaku!” suruh Kyu pada Xiu atau nama aslinya Xiumin.
“Baiklah…” dengus Tao kesal melipat tangannya kemudian duduk kembali.
Tak butuh waktu lama, kertas yang dimaksud Xiumin adalah sebuah kartu nama yang entah bagaimana bisa berada disaku celana Kris. Kyuhyun, yang memang orang tertua diantara mereka bertiga hanya tercengang. Kemudian terbesit bayangan masa lalunya yang entah kenapa bisa menjatuhkan kartu nama itu.
“Jadi.. anak itu.. anaknya Kim Jun Myeon?” tanya Kyuhyun pada Xiumin.
“Ne. Lalu siapa lagi? hanya itu yang kutemukan disaku celananya”
Kyuhyun hanya menatap Xiumin kemudian beranjak dari duduknya. Menuju ketempat dimana Kris disekap. Dilihatnya anak itu sekali lagi lebih jeli. Benar. Anak itu memang anak Kim Jun Myeon. Pengusaha terkenal yang kaya raya di Seoul. Sekaligus musuh terbesarnya.
SREK!!
Tanpa hati Kyuhyun melepas plester yang membungkam mulut Kris. Ditatapnya wajah Kris dalam-dalam.
“Anak manis. Matamu mirip sekali dengan ayahmu” batin Kyuhyun.
Kyuhyun terus mengamati Kris. Dari ujung kaki hingga ke ujung kepala. Bahkan dua kawannya, Xiumin dan Tao heran melihat kawan tertuanya itu memandangi anak culik mereka seperti itu.
“Jangan kembalikan dia pada orang tuanya. Bunuh dia!” kata Kyuhyun kemudian pergi meninggalkan Kris yang masih tak sadar diri dan Xiumin serta Tao yang hanya menganga.
Membunuhnya? Kenapa? Itulah yang ada dipikiran Xiumin serta Tao.
TBC
Ciyadoww… penasaran kan? sekarang jelas lah Kris diculik. Tapi dibunuh? Mwoya? Author nggak rela dongsee-_- ya stay aja yah sama FF author. Comment kritik saran masih lapang dada diterima dong annyeong ^^
