A Storyline Present by @diantrf
Vow of The Pureblood: Two Souls (Teaser)
(Seonsaengnim’s Reveal of Story)
Main Cast:
Xiao Luhan, Park Chanyeol, Kim Junmyeon/Suho (EXO) | Park Cheonsa (OC)
Other Cast:
Oh Sehun, Kim Jongdae/Chen, Kim Minseok/Xiumin, Zhang Yixing/Lay, Wu Yifan/Kris (EXO) | Kim Myungsoo/L (Infinite) | Jung Jinyoung (B1A4) | Lee Gikwang (Beast) | Kang Jihyun/Soyou (Sistar)
Genre: Fantasy, Romance, Mystery, School-life | Rating: PG-17 | Length: Chaptered
Prev:
Part-1 | Part-2 | Part-3 | Part-4 | Part-5 | Part-6 | Part-7 | Part-8 | Part-9 | The Princess of Darkness (Teaser) | Intro Charas | The Princess of Darkness (1) | The Princess of Darkness (2) | Part-10 | Part-11 | Part-12
0o0
Rasa lelah benar-benar memakanku dari dalam, sangat sakit dan membuatku mungkin terlihat sebagai orang penyakitan. Seperti biasa, membuka mata pun rasanya sangat sulit, menyebalkan.
Harum tubuh maskulin milik Chanyeol menyapaku, membuatku sadar bahwa mungkin aku langsung tertidur setelah kembali dari mimpi buruk itu, dengan Chanyeol yang berbaring di sampingku. Tangannya melingkari tubuhku, membuat tanganku tidak bisa bergerak ke mana-mana.
“Sulit membuka mata lagi?”
Oh Chanyeol, terkadang aku merasa bersyukur bahwa kau bisa membaca pikiran orang lain. Tentunya jangan lupakan satu fakta penting. Vampir tidak tidur, namun aku sendiri bingung kenapa aku selalu pingsan dan tertidur. Vampir yang aneh.
“Iya. Chan, bantu aku…”
Aku merengek dalam pikiranku, tapi malah suara kekehan yang kudengar keluar dari mulut Chanyeol. Huh, ia senang sekali tertawa di atas penderitaanku. Namun tak lama suara tawa itu terhenti, dan aku merasakan sesuatu menyentuh kedua kelopak mataku.
Jari Chanyeol menyentuhnya, membuat kelopak mataku merasa lebih ringan untuk dibuka. Tak lama, aku mampu membuka mata, mendapati Chanyeol yang tersenyum menatapku dengan mata biru berkilaunya. Tuhan, mengapa ada makhluk setampan ini di dunia?
“Karena sudah takdirnya seperti ini, sayang.” Sial, memang hanya terkadang saja aku merasa bersyukur bahwa Chanyeol dapat membaca pikiran orang lain.
Belum puas mengejekku, kini ia mencubit pipiku dengan terlalu bersemangat, yang langsung kubalas dengan teriakan dan beberapa sesi pemukulan yang hampir saja mendekati klimaksnya jika saja hal itu tidak menarik perhatianku.
“Chan, lehermu?”
Tepat di leher sebelah kirinya, seperti sebuah luka robek yang cukup serius. Ada bekas kehitaman melingkar dengan abstrak, namun aku seperti melihat bahwa ada bekas taring menancap di sana. Tuhan, apa yang terjadi selama aku tak ada?
“Eh? Semalam kau menerkamku dengan penuh nafsu, kau lupa?”
“Ya! Chanyeol, Cheonsa serius!”
Tidak lucu. Chanyeol tak dapat membohongiku dengan wajah konyolnya itu. Pasti ada sesuatu yang terjadi selama aku menghilang. Sesuatu yang besar, mengingat seharusnya Chanyeol tidak bisa terluka. Kalaupun terluka, pasti luka itu dapat hilang dengan mudah.
Wajah cerianya kini pudar, dan aku lagi-lagi mengutuki diriku yang tidak—atau belum?—memiliki kekuatan apa pun sejauh ini. Aku juga ingin bisa membaca pikiran orang lain, terutama orang-orang mencurigakan semacam Chanyeol dan Luhan.
Chanyeol terdiam, membuatku semakin penasaran dengan luka itu. Apakah itu bekas gigitan seseorang? Tapi siapa? Aku mencoba menyentuhnya, namun tanganku kalah cepat dari Chanyeol.
Dan ia mengunci pergerakanku, menciumku dengan sesuatu yang kurasa mengganjal dalam dirinya. Sesuatu yang aneh. Ada yang ia sembunyikan dariku.
Wajahnya turun ke leherku, bermain di sana. Ayolah, Chan, ini masih pagi! Dasar sinting.
“Akh!”
Tiba-tiba taring tajam Chanyeol menancap dalam leherku, mengisap darah yang keluar dari sana. Cukup banyak, mungkin berpotensi membuatku pingsan jika saja aku tak cukup kuat untuk menahannya.
Tok… tok…
“Chanyeol, maaf mengganggu sarapamu, tapi…”
Gikwang Oppa? Dan apa tadi ia bilang? Sarapan? Dasar vampir gila.
“Sehun mulai sadar. Kurasa kau dan Cheonsa harus menemuinya segera.” Suaranya menghilang di balik pintu, kembali meninggalkan keheningan yang aneh.
A-apa? Sehun sadar? Maksudku, benar-benar Sehun? Ia telah kembali ke tubuhnya atau bagaimana? Sebenarnya hal apa saja yang telah terjadi selama aku tidak ada?
“Chanyeol…” aku mendorong tubuhnya menjauh. Kini hanya ada bayangan Sehun dalam benakku. Bagaimana keadaannya, apakah ia sehat. Sungguh, aku ingin segera menemui Sehun.
Chanyeol akhirnya menjauh dariku. Kulihat matanya berkilau sesaat, lalu dengan segera ia bangkit dari ranjang, mengambil kemeja yang tergantung dekat nakas dan memakainya.
Lalu menghilang.
“Ya, Chanyeol!”
It seems like I am the real slut here. Aku lelah bertanya terus dalam benakku sendiri, namun mau bagaimana lagi? Ada apa lagi sebenarnya ini? Beberapa saat lalu Chanyeol masih bersikap manis padaku, namun sekarang apa? Ia meninggalkanku begitu saja setelah apa yang ia lakukan.
“Akh… I’m dying now.”
Aku memegang leherku, entah hal konyol apa yang sedang kulakukan, aku hanya ingin mencoba menyembuhkan luka gigitan ini.
Dan ajaibnya, berhasil! It’s like a miracle was happen to me! Cheonsa is comeback now as a real vampire!
Langsung saja aku segera bangkit dan mengambil jubah tidur yang tersampir di tempat yang sama dengan kemeja Chanyeol, karena saat ini aku hanya memakai gaun malam yang sepertinya cukup menerawang.
Baiklah, Cheonsa, ayo lakukan satu percobaan lagi. Teleportasi.
“Teleportasi adalah tentang kekuatan pikiranmu yang mengambil alih ragamu, bersama jiwamu di dalamnya.”
Aku ingat ucapan Junmyeon Oppa, yang walaupun bagian kapan tepatnya ia mengatakan itu kulupakan. Oke, saatnya berpusat pada satu titik di mana segalanya akan bermula hari ini.
Kamar Sehun.
Rasanya menyenangkan melihat pintu cokelat ini berdiri kokoh di hadapanku. Tunggu sampai Chanyeol dan yang lainnya tahu bahwa aku telah mendapatkan kekuatanku kembali setelah mati bertahun-tahun lamanya.
“Sehun harus bertemu ibunya, Chanyeol. Mengapa kau selalu menghalangi mereka?” Kutebak itu suara Minseok Seonsaeng. Sepertinya semua orang sedang berkumpul di sini.
Aku? Mengapa diriku disebut-sebut dalam kamar itu? Dan apa maksud dari Chanyeol yang selalu menghalangiku bertemu dengan Sehun?
“Tidak! Jika yang ia butuhkan adalah darah maka ada aku di sini. I’m his father, remember?”
Aku semakin tak mengerti. Mengapa di setiap situasi saat aku bertemu dengan Sehun selalu saja tentang hal aneh yang berhubungan dengan darah? Memangnya mengapa Sehun selalu membutuhkan darah? Bahkan Junmyeon Oppa dan Chanyeol tak sesering itu haus akan darah.
“Tapi keadaanmu sedang lemah, Chan. Biarkan Cheonsa yang—“
“Kalian tidak mengerti. Kalian tak tahu apa yang sebenarnya terjadi dan siapa dia sebenarnya!”
Deg!
Siapa… Sehun… sebenarnya?
“Ma-maksudmu?”
“Drake telah mati sejak lama. Saat itu înger hampir sekarat saat melahirkannya.” Ada jeda sebentar dalam kalimat itu, membuatku memiliki waktu beberapa detik untuk syok, dan rasanya tubuh ini akan ambruk sebentar lagi.
“Kalian ingat kejadian di mana Trina datang dalam proses înger melahirkan? Saat ia mengatakan bahwa kematian akan segera datang? Ya, Drake mati karena kondisi înger yang saat itu lemah dan stres pasca melarikan diri dari kejaran Sheol, dan vampir sialan itu dengan seenaknya memanfaatkan kesempatan dengan menghidupkannya kembali, menjadi monster haus darah yang hampir saja membunuh ibunya sendiri.”
Tuhan, katakan jika ini salah. Pasti itu semua hanya sebuah dongeng dalam salah satu mimpi burukku dan…
“Ia tak ada bedanya dengan vampir gila itu. Dan alasan mengapa aku masih mau berusaha menerimanya sampai detik ini adalah karena înger. Jika anak itu berdekatan dengan înger, ia bisa menerkam habis ibunya sendiri seperti saat pertama înger datang kemari. Ini membuatku gila! Apakah salah jika aku berusaha melindungi istriku sendiri?” Suara Chanyeol melemah. Ia lelah, aku tahu itu.
Chanyeol… seharusnya tidak seperti ini…
Seharusnya hanya ada kebahagiaan setelah ini. Seharusnya semuanya berangsur membaik setelah aku kembali. Seharusnya…
Mungkin seharusnya aku tak pernah dilahirkan kembali jika hanya untuk membuat orang lain menderita.
“Chan… hiks… maafkan aku…”
0o0
“Apakah anak kita laki-laki?”
“Iya, sayang. Anak kita laki-laki.”
“Pasti tampan sepertimu, kan?”
“Tentu. Tentu saja.”
“Mungkin nama Alexander akan cocok dengannya. Atau mungkin Drake? Kau selalu ingin menamainya Drake jika ia laki-laki sejak dulu.”
“Ya, Alexander Drake Vandersmith.”
“Hihi, kurasa nama Athertons jauh lebih baik.”
“Istirahatlah, înger. Keadaanmu masih belum pulih benar.”
“Baiklah. Night, baby.”
TBC
As usual, yang keluar teaser-nya dulu dengan pov Cheonsa. Apakah wajah kalian udah begini -_- atau begini o.o atau yang lain? Kkk, udah bisa nebak nanti full part-nya dari sudut pandang siapa?
