Lucky To Have You – Chapter 1
Title : Lucky To Have You – Chapter 1
Author : arynamalia
Twitter : @arynahdi
Main Casts :
Oh Sehun as Oh Sehun
Jung Soojung as Im Soojung – Krystal
Other Cast :
Kim Jongin as Kim Jongin – Kai
Victoria Song as Kim Songhyun – Victoria
Park Chanyeol as Park Chanyeol (cameo)
Byun Baekhyun as Byun Baekhyun (cameo)
Kim Jongdae – Chen (cameo)
Etc. (Temukan sendiri)
Genre : School life, Romance, Friendship, Family, Sad
Duration/Lenght : Chaptered
Rating : Teen
Disclaimer : Semua cast adalah milik author. FF freelance milikku ini pernah dipublikasikan di blog https://ohsehunfanfict.wordpress.com.
A/N : Annyeong. Ini adalah ff pertamaku. Awalnya aku cuma reader, tapi belakangan muncul banyak imajinasi jadi aku coba buat ff. Mohon maaf sebelumnya kalau ff ini masih banyak kekurangan, diantaranya penggunaan kosakata bahasa Korea, banyak typo, atau pendalaman karakter. Kritik dan saran sangat aku tunggu, tidak menerima bashing atau flame. Don’t be a silent reader ya! Selamat membaca dan semoga terhibur. ^^
Summary : Oh Sehun adalah namja tampan dan populer di sekolah terelit di kota Seoul. Sepupu sekaligus sahabat Im Soojung (Krystal) ini hanya bersikap lembut pada Krystal dan menampilkan sikapnya yang dingin pada orang lain. Krystal, gadis yang ceria, dewasa dan paling pintar di sekolah selalu membuat Sehun tersenyum di kondisi apapun. Namun, sikap Sehun terhadap Krystal mendadak berubah ketika Sehun mengetahui jati dirinya yang sebenarnya. Di sisi lain, Krystal sudah cukup lama menjalin hubungan dengan namja bernama Kai yang juga populer di sekolah. Apakah hubungan Krystal dengan Kai dapat berjalan lancar? Apa yang akan terjadi pada Krystal saat yeoja bernama Victoria mengganggu hubungannya? Lalu bagaimana Sehun menghadapi perubahan sikapnya itu? Mampukah Sehun mengembalikan keceriaan Krystal?
Im Soojungs POV
Aku bersiap untuk berangkat sekolah. Ah, sepertinya aku kesiangan. Kutata kembali rambut panjang ikalku dan merapikan seragamku. Aku keluar kamar dan kulirik jam tanganku, ‘Astaga! Sudah pukul 7 lebih, aku tidak mau terlambat! Kenapa eomma tidak membangunkanku?’
Aku berlari menuruni tangga, “Eommaaa…! Eomma eodiyaaa?”
Hampir setiap pagi aku meneriaki ibuku sendiri dan hampir setiap hari pula ibuku pulang pagi. Aku melesat ke kamar ibuku. Astaga, kamarnya berantakan sekali. Kulihat ibuku di tempat tidur dengan pakaian yang…um, seksi. Oke, pasti semalam ibu ke club lagi. Selalu begini.
“Eommaaa…” Aku mengguncang tubuh ibuku. “Eommaaa… Ireonaaa… Kenapa eomma tidak menyiapkan sarapan? Aku tidak bisa memasak eomma.” Ibuku tetap tertidur. Sudahlah, lebih baik kubiarkan mungkin ibuku kelelahan. Walaupun aku tidak suka ibu ke club hampir setiap malam, tapi aku tetap tidak tega. Saat beranjak aku menginjak beberapa kertas di lantai. ‘Apa ini?’ Aku terkejut ketika mengambilnya dan membaca tulisan di kertas itu.
“Akta Kelahiran. Oh Minhyuk dan Oh Minji. Oh Sehun. Sehun? Mirip nama sahabatku.”
Aku memiringkan kepalaku kemudian mengambil kertas yang lain, “Kim Soohyun, Lee Donghae, Choi Kyuhyun… A-aaa, mana mungkin dia. Tentu saja, eomma kan bekerja di Lembaga Catatan Sipil.” Tapi aku menjatuhkan kertas-kertas itu begitu saja ketika kudengar ibuku mengigau. ‘Aishhh, eomma.’ Kututupi tubuhnya dengan selimut. ‘Uh, aku tidak mau terlambat. Sebaiknya bergegas.’
Aku keluar dari rumah dan langsung berlari, aku ingin secepatnya sampai ke halte bus, butuh waktu 10 menit bila berjalan kaki. Jarak dari rumahku ke sekolah cukup jauh, butuh waktu 30 menit. Mungkin akan sampai di sekolah tepat saat bel berbunyi pukul 08.00.
Tiba-tiba terdengar suara deru mobil disertai rem berhenti tepat di depanku, ckiiittt… Bruukkk… Tubuhku terjatuh mengenai mobil.
“Aw, appo… Beraninya kau…” Aku terhenti dan kulihat seseorang keluar dari pintu kemudi. Seorang namja yang kukenal, wajahnya tirus tapi sangat tampan, hidungnya mancung, rambut coklatnya yang indah tertata rapi, badannya tinggi, kulitnya putih, dan bibirnya tipis berwarna peach. Dia…
“Yaa! Oh Sehun! Apa yang kau lakukan?! Kau ingin membunuhku?! Apa kau tidak lihat tadi aku sedang berlari?” Aku memukul lengannya.
“Mianhae Krys… Kajja! Masuk ke mobil, aku tidak ingin kita terlambat.” Dia menggandeng tanganku dan mendorongku semena-mena ke dalam mobil. Dengan secepat kilat Sehun memakaikan seat beltku dan dia, menyalakan mobil…
“Sehuuun…! Omo! Apa-apaan kau? Jangan ngebut begini, aku takut!” Aku memejamkan mataku.
“Diamlah Krys, aku akan fokus menyetir.” Dia tetap melajukan mobilnya dengan cepat.
Baiklah. Hari ini memang akan menjadi hari yang sangat menakutkan kalau sampai terlambat. Hari Senin ini Yunho seonsaengnim mengajar pelajaran pertama matematika terutama 2A, kelasku dan Sehun. Dia sangat kejam dalam menghukum siswanya yang terlambat atau melakukan kesalahan kecil lainnya. ‘Oh, I hate Monday!’
“Kita sampai. Ayo turun.” Dia turun dari mobil, aku mengikutinya. “Sebaiknya kita berlari ke kelas Krys, kajja!” Dia menarik tanganku dan berlari. Untung saja aku tidak terlalu pendek untuk seorang gadis, jadi langkahnya yang panjang bisa kususul dengan cepat.
Hosh… Hosh… Hosh… “Syukurlah kita sampai.” Sehun membenarkan seragamnya dan kami menuju bangku masing-masing.
“Kau gila Sehun. Aku tidak percaya bisa berlari sepagi ini dari parkiran sampai kelas kita.” Tentu saja dia gila, kelas kami di lantai 3, kami menaiki tangga untuk mencapainya. Dan parkiran terletak di belakang di kelilingi taman yang luas. “Huahh… Gerah sekali…”
“Tapi kita tidak terlambat. Aku tidak ingin kau dihukum seperti waktu itu. Apa kau tidak tau rasanya jadi aku saat melihatmu pingsan setelah memutari lapangan 10 kali?” Sehun mengambil sapu tangannya, menarikku berdiri, dan mengelap keringatku di dahi.
“Mianhae… Kau sampai berkeringat banyak.” katanya sambil membenarkan seragamku. Perlakuannya selalu berhasil membuat pipiku merona, tapi aku hanya bisa menurut saja.
“Aku pingsan karena belum sarapan saat itu. Hmmm… Gomawo Sehunnie…” Aku menyentil hidungnya kemudian menyentuh kedua pipinya. Itu adalah kebiasaanku. Aku suka sekali melakukannya. Karena saat kulakukan itu Sehun selalu tersenyum manis.
Oh Sehuns POV
Akhirnya sampai kelas juga. “Syukurlah kita sampai.” Aku membenarkan seragamku dan meletakkan tas di bangkuku.
“Kau gila Sehun. Aku tidak percaya bisa berlari sepagi ini dari parkiran sampai kelas kita.” kata Krystal, dia tampak kelelahan. “Huahh… Gerah sekali…”
“Tapi kita tidak terlambat. Aku tidak ingin kau dihukum seperti waktu itu. Apa kau tidak tau rasanya jadi aku saat melihatmu pingsan setelah memutari lapangan 10 kali?” Aku melihat keringatnya bercucuran, kuambil sapu tanganku dan mengelap keringatnya. “Mianhae… Kau sampai berkeringat banyak.” katanya sambil membenarkan seragamku.
“Aku pingsan karena belum sarapan saat itu. Hmm… Gomawo Sehunnie…” Krystal menyentil hidungku dan menyentuh kedua pipiku. Mataku terarah langsung ke matanya. Ah, indah sekali matanya itu. “Aku akan selalu mengantarmu tiap pagi, aku tidak menerima penolakan.” Dia mengangguk. Dia selalu melakukan kebiasaannya sejak dulu, sejak pertama kali aku bertemu dengannya kelas 4 SD. Dan setiap kali hal itu dilakukan, aku merasakan desiran halus di dadaku.
Aku adalah sepupu sekaligus sahabat satu-satunya Im Soojung. Aku lebih suka memanggilnya Krystal, nama Amerika yang kuberikan padanya. Aku lahir di Amerika sampai saat memasuki SD aku ikut ayahku pindah tugas ke Incheon. Krystal adalah anak dari bibiku, Im Meari yang menikah dengan paman Im Taesan. Ibuku, Oh Hani adalah adik satu-satunya ibu Krystal dan ayahku bernama Oh Seojo. Kedua orangtuaku hanya memiliki anak satu yaitu aku, sama halnya seperti Krystal. Itu sebabnya kami selalu berdua kemanapun kami pergi, karena kami tidak memiliki saudara lain.
Aku bertemu dengannya pertama kali saat aku pindah dari Incheon ke Seoul kemudian menjadi tetangganya.
“Sehun-ah, dia Im Soojung sepupumu, kau dan dia seumuran, nanti kalian akan satu sekolah. Dia sangat cantik bukan? Kau baik-baik dengannya, ne?” kata ibuku waktu itu.
“Ne, eomma.”
Saat itu kami mengunjungi rumahnya. Aku menjalani hari-hariku dengannya. Dia selalu membuatku tersenyum, walaupun awalnya aku selalu diam mendengar dia bercerita. Namun sikapnya yang hangat, selalu penuh tawa, ceria dan tidak pernah membuatku sedih itulah yang mencairkan sifatku yang seperti es ini. Hanya dengannya aku menunjukkan sifatku itu. Aku masih bersikap dingin dengan siapapun bahkan dengan orang tuaku dan guru-guru di sekolah. Aku tidak peduli, aku lebih suka kehidupanku tidak diusik orang lain. Hanya ketika bersama Krystal sifatku ini berubah.
Namun entah kenapa akhir-akhir ini Krystal tidak ceria seperti biasanya. Dia lebih mudah sedih dan murung. Kadang seperti ingin menangis. Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi. Ketika aku bertanya masalahnya, dia selalu mengalihkan pembicaraan sampai pernah suatu hari Krystal mendiamkanku seharian karena aku memaksanya bercerita. Hingga akhirnya aku takut mengganggu persahabatanku dengannya, aku memutuskan untuk diam.
Authors POV
Seoul Senior High School tampak lengang dan hanya terdengar suara guru-guru yang sedang mengajar. Sekolah menengah paling elit dan paling megah se-Korea Selatan ini adalah sekolah yang paling diinginkan dan menjadi kebanggaan orang tua manapun. Sekolah ini dikelola oleh yayasan milik pengusaha ternama, Kim Junmyeon. Tentu tidak hanya gedungnya yang megah, para siswanya pun terkenal pintar dan cerdas. Salah satunya adalah Krystal, gadis cantik ini selalu mendapat peringkat pertama. Oh Sehun menduduki peringkat kedua. Hanya saja Krystal harus mempertahankan reputasinya agar beasiswanya tidak dicabut.
Krystal pernah hidup menjadi gadis kaya, sampai suatu hari perusahaan ayahnya bangkrut dan akhirnya meninggal karena sakit. Walaupun ibunya masih bekerja, tapi kehidupan glamour ibunya membuat Krystal mengalami kesulitan ekonomi. Tidak seperti Oh Sehun yang kaya karena orang tuanya memiliki banyak perusahaan yang bergerak di bidang ekspor impor, pendidikan dan sosial. Ibu Krystal menolak diberikan saham oleh adiknya, dengan alasan dirinya tidak ingin menjadi pengemis dan tidak ingin memiliki tanggung jawab besar bila mendapat kedudukan tinggi di salah satu perusahaannya.
Oh Sehun menjadi namja yang paling populer di sekolah karena ketampanannya dan kepintarannya. Nama lain yaitu Kim Jongin atau Kai berwajah sangat manly serta pandai dalam olahraga dan menari. Jika mereka muncul di manapun di sekolah, para yeoja akan berteriak histeris, bertingkah layaknya bertemu artis idola. Sikap dingin Sehun membuat para yeoja penasaran dan berusaha mendekatinya agar bisa berkenalan. Berkebalikan dengan sikap Kai yang akan membuat para yeoja melayang dengan sikap ramahnya.
Semua siswa tahu seperti Sehun yang bersahabat dengan Krystal, Kai memiliki sahabat yang setia kemanapun dia pergi. Dia adalah Kim Songhyun atau Victoria, gadis bertubuh seksi dan cantik menjadi gadis idaman para namja di sekolahnya. Victoria adalah putri tunggal dari Kim Junmyeon. Sikapnya anggun layaknya putri, penuh sopan santun, dan memperhatikan tata krama. Kedekatan mereka hanya menimbulkan iri di kalangan siswa.
Bel berbunyi tanda istirahat. Kelas yang tadinya diam mendadak ramai, ramai karena murid-murid terbebas dari materi yang menjenuhkan dan ramai karena perut bersuara minta diisi. Kantin sudah penuh oleh murid yang mengantri makanan.
Terlihat seorang laki-laki tengah kelelahan, tampak duduk dan mengelap keringatnya. Datang seorang gadis menghampirinya.
“Kai-ya… Ini pake sapu tanganku, jangan pakai tanganmu. Kau sungguh berani sekali melawan Yunho seonsaengnim. Bagaimana kalau kau diskors?” kata si gadis mengulurkan sapu tangan, namun dia berinisiatif mengelap sendiri keringat Kai.
“Gomawo Vic… Hah, hah, hah.. Tapi aku tahu aku benar. Aku benci hari Jumat, pasti aku harus bersiap-siap dihukum. Ah, aku lapar.” Kai lalu berdiri dan menghampiri stand makanan untuk mengantri.
Gadis yang bernama Victoria itu mengikutinya. “Tapi aku tidak ingin kau kena hukuman. Kau jadi kelelahan seperti ini, pelajaran masih banyak dan kita sampai sore.” Dia tampak terlihat sedih, satu detik kemudian dia berlari menuju stand minuman dan memesan sesuatu.
Dari kejauhan tampak seorang gadis mengamati kedua orang itu, Im Soojung. Dia mengerucutkan bibir dan menyilangkan tangannya ke dada, tampak kesal.
“Krys, kenapa kau berlari?” teriak Sehun mengejarnya, sampai Krystal berhenti tiba-tiba. “Kenapa berhenti? A-aaa… Kai lagi?” kata Sehun ketika arah pandangannya mengikuti tatapan Krystal.
“Kenapa mereka harus sedekat itu? Apa sahabat harus seperti itu? Bahkan aku tidak tahu kalau Kai sedang dihukum.” Krystal menghentak-hentakan kakinya, Sehun tersenyum. ‘Ah, pasti cemburu lagi.’
“Hei, apa kau tidak sadar kita juga dekat?”
“Sehun babo! Kita saudara, jelas saja kita dekat. Tidak ada batasan kedekatannya seperti apa, harusnya mereka sadar mereka hanya sebatas sahabat. Kau tidak lihat apa yang dia lakukan pada Kai…bla bla bla” Krystal mengomel tidak jelas, tapi matanya menunjukkan kesedihan. Sehun menampakkan wajah tidak sukanya. Tentu saja, Kai adalah namjachingu Krystal. Sudah satu tahun mereka menjalin hubungan.
‘Aku kan saudaranya, aku ada ikatan darah dengannya. Seharusnya dia lebih memperhatikanku dibanding pacarnya itu. Banyak yeoja di sekolah ini yang tergila-gila denganku.’ Menurut Sehun, Krystal lebih sayang pada namjachingunya dibanding sepupunya itu. Kecemburuan Krystal menjadi alasan Sehun iri dengan Kai. Alasan macam apa itu Sehun? Mana mungkin Krystal cemburu dengan sepupunya sendiri?
Sehun dan Kai bertemu pandang. “Sudahlah Krys… Kau jangan sedih, ne?” Sehun menghadap Krystal kemudian mengelus pipinya. “Kau pasti belum sarapan. Hmmm, lihat Kai melambai padamu. Kajja!” ajak Sehun menarik tangannya. Masih dengan muka cemberut, Krystal menuruti Sehun menghampiri stand yang didatangi Kai.
“Hai chagi… Apa kabarmu hari ini? Seharusnya kau senang melihatku kenapa cemberut seperti ini? Kau jelek sekali kalau sedang kesal.” Kai mengacak rambut Krystal, seketika rona merah tampak di pipi Krystal. Sehun hanya diam tanpa ekspresi.
“Itu karena kau chagi, kenapa aku selalu kalah langkah dengan Vic? Apa karena satu kelas denganmu dia jadi tau segalanya tentangmu. Aku tidak tahu kau dihukum. Gwaenchanayo?” Krystal mengamati badan Kai dan merapikan dasi serta seragamnya.
“Gwaenchana chagi… Dia kan sahabatku dan kebetulan aku satu kelas dengannya sekarang. Sudah, ayo, aku sudah memesankanmu makanan untuk kita bertiga. Kau pasti lapar.” kata Kai, dia lalu berkata pada Sehun, “Ah, mianhae Sehun-ssi, karena aku tidak tahu apa makanan kesukaanmu, kau tidak apa memesan sendiri?” Sehun mengangguk masih dengan ekspresi datarnya. Dia kembali ke wujud aslinya bila sudah berhadapan dengan orang lain. Krystal hendak berkata tapi tangannya ditarik Kai menuju tempat duduk.
Mereka memilih tempat duduk yang kosong. Krystal akan duduk di sebelah Kai, ketika Victoria datang menghampiri. “Hai Soojung! Tunggu, ah Kai ini minumanmu, lime squash kesukaanmu.” Victoria duduk begitu saja di sebelah Kai. ‘Hei, kenapa dia begitu?’ Krystal cukup emosi tapi dia tidak mau mencari masalah, dia duduk di depan Kai. Sehun mengamati tingkahnya dan hanya menggelengkan kepala.
“Gomawo… Apa kau memesankan untuk Soojung juga?”
“Aaa.. Aku lupa.” jawab Victoria cuek dan mengambil makanan di depan meja kemudian memakannya. ‘Apa-apaan dia ini?’
“Kau ini. Setiap hari kan kita makan bersama, masa kau lupa. Sebentar chagi, aku pesankan bubble tea untukmu.” Kai bangkit.
“Tidak usah Kai-ssi. Ini sudah kubawa.” Sehun sudah membawa makanan yang sama dengan Krystal dan 2 buah bubble tea.
Entah sengaja atau bukan, makanan dan minuman favorit mereka berdua sama. Sehun lalu duduk di sebelah Krystal. Krystal tampak diam menahan emosi. Dia sadar sikap Victoria padanya menandakan peringatan akan sesuatu, ekspresinya berubah sedih. Namun Kai tidak memperhatikan perubahan ekspresinya. Krystal lantas mengambil makanannya dan mulai makan. Dia makan dengan lahap sampai belepotan dan minum dengan kondisi mulutnya penuh. Makan dengan emosi rupanya.
“Pelan-pelan Krys… Nanti perutmu sakit.” Sehun tersenyum sambil membersihkan sisa makanan di mulut Krys.
“A-huu la-vaarr, Hunnieee…” elak Krystal tetap melanjutkan makannya.
Kai memandang tidak percaya melihat cara makan kekasihnya, sedangkan Victoria seperti meremehkan. “Chagiya! Jangan makan seperti itu, membuat selera makanku hilang! Sudah kubilang berapa kali, kau itu wanita, makanlah yang benar!” Krystal terkejut karena Kai berteriak, tapi dia melanjutkan makannya tanpa mempedulikan Kai. Kai menarik makanan Krystal dan membuangnya ke tempat sampah. Sekarang beberapa anak di sekitarnya sudah mulai berbisik-bisik.
“Kai-ssi, apa-apan kau? Dia belum selesai makan.” Sehun tidak terima. “Ini makan punyaku Krys.” Krystal tidak percaya dengan sikap Kai, dia tidak pernah seperti itu sebelumnya.
“Sudahlah Sehun! Aku tidak suka dia makan seperti itu, sudah kuperingatkan berkali-kali, tetap saja.” Tapi Sehun tetap memaksa, sehingga dia mengambil inisiatif untuk menyuapi Krystal.
“…”
“Kau tidak mau?”
Krystal menggelengkan kepala. Dia tampak seperti akan menangis namun ditahan. Wajahnya sudah memerah. “Ani, aku tiba-tiba kenyang, Sehun-ah.”
“Kau harusnya menuruti kata-kata Kai, Soojung. Ckck…” Victoria memandang Krystal dengan tatapan merendahkan. “Sudahlah Kai, kau tidak perlu marah hanya karena cara makan Soojung. Hei, coba ceritakan kenapa kau sampai dihukum Yunho seonsaengim. Kau gila tadi, tapi kau sangat keren membela teman kita. Aku salut padamu.” Victoria merangkul Kai sesaat dan mencubit hidungnya.
“Hahaha… Kau tahu aku memang keren dari dulu. Hmmm… Memang seharusnya dia sadar, apakah pantas seorang guru membiarkan muridnya yang pingsan lantas tidak membawanya ke UKS? Hanya karena dia murid yang paling bandel di sekolah? Chanyeol juga murid biasa. Aku tahu seminggu belakangan ini dia kerja part time untuk eommanya yang sakit, tapi karena memaksakan diri untuk sekolah hasilnya bisa kita lihat tadi.”
“Dan apa Chanyeol sudah baikan sekarang? Apa kau tidak ingin menjenguknya, dia kan teman sebangkumu?”
“Ah ya, sebaiknya kita menjenguknya sebelum bel masuk.” Kai menengok ke arah Krystal, “Chagi, aku dan Vic akan menjenguk Chanyeol di UKS, kau tahu kan orangnya? Aku tidak enak kalau tidak ke sana, dia sering membantuku di kelas. Tidak apa-apa ya aku tinggal?” Kai bangkit lalu menarik tangan Victoria. “Sehun-ssi, tolong pastikan Krys makan dengan baik ya. Aku pergi dulu chagi. Kajja, Vic!”
Krystal diam terpaku.
Im Soojungs POV
Aku sadar aku telah membuat masalah semakin rumit, sikapku penuh emosi dan aku kehilangan kendali. Tapi Kai yang kukenal sangat jarang melakukan hal-hal spontanitas seperti tadi. Dia akan menuntunku dan bersikap lembut padaku kalau aku bersikap buruk. Yah, walaupun aku bersikap seperti itu kalau aku sedang kesal saja.
Sejak masuk kelas 2 SMA dan sejak aku tidak sekelas dengannya, sikapnya mulai berubah. Aku tahu siapa yang membuatnya seperti itu. Aku ingin berteriak rasanya. Tapi bahkan kata-katapun tak sanggup keluar. Sikap Kai membuatku ingin menangis. Dan tingkah Victoria menjadi begitu menyebalkan. Sebenarnya apa yang Victoria inginkan? Apa dia betul-betul ingin merebut Kai dariku?
-Flashback-
Aku melihat Victoria melambai dan berlari ke arahku sepulang sekolah. Aku berada di taman menunggu Kai. Sehun sedang latihan basket. Setiap hari aku pulang dengan Sehun karena kami bertetangga, tapi terkadang bertiga dengan Kai.
“Hai… Bisakah kita bicara, Soojung-ah?”
“Hmmm? Bicara apa Vic? Ah, Kai eodiya? Dia bilang dia akan mengantarku pulang.”
“Kai… Akan pulang denganku.”
“Mwo? Apa kau sudah membuat janji dengannya? Kalau begitu aku akan menelponnya dulu untuk…”
“Aku menyukai Kai.” katanya tiba-tiba.
“Mworago??” Aku membelalakan mataku terkejut. Aku menjatuhkan ponselku begitu saja.
“Im Soojung, aku menyukai sahabatku, Kai. Mianhae…”
“…”
“Soojung, aku tahu kau akan marah. Dengarkan penjelasanku. Aku menyukainya, ani, mencintainya, sudah sejak lama. Awalnya aku tidak percaya dengan perasaan ini, aku selalu menepisnya ketika perasaan ini muncul. Tapi semakin aku menolak perasaan ini, aku semakin jatuh ke dalamnya, aku menjadi sangat mencintainya. Aku hanya ingin mengatakan ini padamu. Aku tidak akan mengatakan perasaanku pada Kai sampai saatnya tiba. Itu artinya, aku akan berjuang untuk perasaanku. Jika Kai tetap memilihmu, aku akan menyerahkannya. Tapi jika Kai menyukaiku dan memilihku, aku harap kau bisa melepasnya. Ayo berjuang bersama-sama Soojung.”
Victoria tersenyum menatapku yang membeku mendengar kata-katanya. “Aku akan mengalahkanmu Soojung. Kau harus hati-hati.”
“M-mwoo? K-kauu??” Air mataku perlahan mulai keluar. “A-aku akan menceritakan ini pada Kai.”
“Geurae… Hajiman…aku akan mencabut beasiswamu dari sekolah ini. Aku sudah cukup bersabar denganmu, tapi keinginanku untuk mendapatkan Kai lebih besar. Kau tidak ingin kan melihat ibumu menangis karena kau keluar dari sekolah ini?” lanjutnya, wajahnya menyeringai. Tak sadar tanganku mengepal, amarahku betul-betul naik. Ingin sekali aku menampar wajahnya. Tapi sampai dia berlalu dari hadapanku, aku hanya bisa menangis. Nappeun yeoja!
Drrrttt… Drrrttt… Drrrttt…
Kuambil handphoneku yang terjatuh tadi. Sms masuk : Kim Jongin
From : Kim Jongin
Chagi, aku akan ke rumah Victoria menjenguk ibunya yang sakit. Victoria bilang ingin mengajariku materi untuk ulangan matematika besok. Jadi sekalian saja. Mianhe tidak bisa mengantarmu pulang.
Aku memandang sms itu tidak percaya. Victoria sangat licik.
-Flashback end-
Masih kuingat kata-kata Victoria saat itu. Tanpa terasa air mataku mengalir. Aku lupa kalau sekarang aku masih di kantin. Aku memeluk Sehun tanpa memedulikan tatapan yeoja-yeoja yang melihatku sinis. Menangis sejadi-jadinya, sekarang semua murid di kantin menolehku.
Oh Sehuns POV
Aku sadar ini sudah lebih buruk. Aku terkejut ketika Krystal menangis bahkan di hadapan murid-murid yang lain. Dia tidak pernah menangis di depan banyak orang. Kubawa Krystal menjauh dari kantin menuju taman sekolah. Aku sungguh tidak tega melihatnya menangis. Dia sangat periang dan tidak mudah menangis untuk hal-hal yang mengganggu hatinya. Terakhir dia menangis di depanku karena aku terkilir saat bermain basket saat kelas 1 SMA. Aku harus menggunakan gips saat itu. Entah kenapa hatiku seperti tersayat setiap melihatnya menangis. Mungkin karena aku terbiasa dengan sikap cerianya, saat dia bersedih aku ikut merasakannya.
Aku mengajaknya duduk di salah satu bangku taman yang agak jauh dari gedung. Krystal seperti tersadar, wajahnya lucu menengok kesana kemari.
“Kenapa kau mengajakku ke sini?” Krystal menatapku. Matanya merah dan sendu menyiratkan kesedihan.
Aigo… Bahkan wajahnya masih cantik saat dia menangis. Kuraih wajahnya dan kuusap air matanya lembut. “Apa kau mau menceritakan mengapa kau menangis, hmm?”
Krystal menunduk. Aku tahu dia kembali menangis. Aku meraih wajahnya kembali.
“Lihat aku Krys. Apa kau tidak percaya padaku? Sudah saatnya kau menceritakan padaku keadaanmu.”
“…”
Tidak ada jawaban. Aku pun meraih tubuhnya dan memeluknya.
“Krystal, waeyo? Neo gwaenchanha?”
“…”
“Arraseo. Aku menyerah lagi kali ini. Kau tahu? Justru kau yang membuatku jantungan kalau bersikap seperti ini. Kau berubah Krys.” Krystal menangis sesenggukan di dalam pelukanku.
“Kau ingin membolos sampai pulang?” Krystal mengangguk pelan. “Aku tahu. Aku akan di sini denganmu. Uljima, sshhh…”
Authors POV
Hari-hari berlanjut seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Krystal sudah kembali tertawa. Ah, itu karena Sehun berusaha melakukan apapun agar Krystal tidak kembali dalam kesedihannya. Krystal pun tahu bahwa Sehun berusaha menghiburnya. Krystal merasa dirinya beruntung memiliki sepupu sekaligus sahabatnya ini. Kalau tidak ada Sehun, mungkin keadaannya bertambah buruk.
Hubungan Krystal dan Kai semakin merenggang. Mereka hanya bertemu saat masuk dan pulang sekolah, walaupun komunikasi tidak terputus karena ada handphone pastinya.
“Annyeong chagi… Senang bertemu denganmu.”
“Annyeong…”
“Ayo masuk.”
Percakapan yang sama setiap pagi menjelang masuk. Dan hampir setiap pulang sekolah Kai selalu pulang dengan Victoria.
“Chagiya, bagaimana pelajaranmu?”
“Baik-baik saja. Kau bagaimana chagi?”
“Tak ada masalah. Oh ya chagi, aku akan pulang dengan Vic lagi. Kau tak apa kan kalau dengan Sehun? Sehun-ssi aku titip dia padamu.”
Sudah satu bulan semenjak kejadian Krystal menangis, Kai jarang sekali bersamanya. Rupanya usaha Victoria cukup berhasil. Dia mencegah Kai agar tidak bertemu Krystal dalam waktu yang lama, tentu dengan membuat Kai sibuk bersama dirinya.
Ini tidak adil bagi Krystal. Dia berusaha menentramkan emosinya, namun ia tahu ini tidak akan berlangsung lama. Krystal sangat rindu pada Kai. Rindu perhatiannya, rindu mengobrol dengannya, rindu akan tawanya, rindu sentuhannya dan rindu saat-saat berkencan.
Ah, kapan terakhir kali aku berkencan dengannya? Satu bulan? Ani, itu sudah 3 bulan yang lalu! Bahkan selama satu bulan ini Victoria selalu bersamanya, pasti dia sering pergi keluar dengan Kai. Eotteokhae…? Aishhh… Krystal mengacak rambutnya frustasi. Dia sedang duduk di bangku taman sendirian. Dia bangkit dan melangkah gontai menuju kelas.
Krystal seperti orang bodoh ketika memikirkan hubungannya dengan Kai. Dia tidak menemukan titik terang. Dia merasa hubungannya akan kandas begitu saja.
Ingat Krys. Cinta harus diperjuangkan, seperti ancaman Victoria. Dia bahkan mencari cara licik untuk itu. Aku harus bisa mendapatkan perhatian Kai kembali. pikir Krystal suatu hari.
Bel berbunyi nyaring, Krystal langsung bangkit dan meninggalkan Sehun di kelas. Sehun kaget, dia ikut bangkit menyusulnya. Tapi melihat Krystal berlari dia menghentikan langkahnya, dia tahu Krystal akan kemana. Krystal berhenti kemudian berjalan mantap ke ujung koridor, di depannya kelas 2F, kelas Kai.
“Annyeong, Chanyeol-ssi. Apa Kai ada?” Krystal bertemu Park Chanyeol di depan pintu kelas, teman yang juga dekat dengan Kai.
“Oh, hai Soojung-ssi. Tumben kau kemari. Ne, isseoyo, di sana.” Chanyeol kembali masuk dan menunjuk Kai. “Kai-ya! Kekasihmu datang!”
Krystal melihat Kai sedang mengobrol asik dengan Victoria sampai tertawa-tawa. Kai menengok dan sedikit terkejut melihatnya. Dia bergegas menghampiri Krystal.
“Hai, chagi…” Kai mengelus pipinya sekilas. “Wae? Ada sesuatu yang penting? Ayo, katakan.”
“Aniya… Apa hanya kalau penting saja aku boleh kemari? Aku ingin bertemu denganmu, apa tidak boleh?”
“Tentu saja boleh. Ah, bagaimana kalau kita ke kantin?” ajak Kai. Krystal tersenyum senang. “Kajja!” Mereka bergegas ke kantin.
Wohooo… Ada yang menahan emosi di sini. Victoria bangkit dengan tatapan marah.
“Hei, Vic!” tanya Chanyeol menepuk bahu Victoria.
“Chanyeol-ah. Apa kau tidak lihat aku ditinggal begitu saja? Apa-apaan Soojung?”
“Ya, mereka kan pacaran, untuk apa kau marah?”
“Awas kau Soojung, kau berani menggangguku!” gumam Victoria tapi masih terdengar oleh Chanyeol.
“Mworagooo?? Jangan bilang kau cemburu padanya?” Chanyeol terkejut sekaligus membelalakan matanya. Dia memegang kedua pundak Victoria dan mengguncangnya pelan.
Victoria tersenyum. “Chanyeol-ah, kau sungguh, lepaskan tanganmu, ekspresimu berlebihan.” Chanyeol salah tingkah. Dia memang jarang berkontak badan dengan Victoria walaupun mereka dan Kai sudah dekat.
“Victoria, jeongmalyo? Kau menyukai Kai?”
“Kuharap kau menyembunyikan hal ini dari Kai. Kau tahu, cinta harus diperjuangkan sampai kau lelah untuk mendapatkannya.”
“Neo michida! Kai sangat mencintai Soojung. Aku tahu bagaimana dia berusaha mendapatkannya dulu.”
“Kata siapa?” Victoria menyeringai.
“Kau! Pantas saja aku jarang melihat Kai bersama Soojung. Dan apa yang dikatakan anak-anak itu benar rupanya. Kau berubah Vic dan kau mengubahnya.” Chanyeol tampak menahan amarahnya.
“Kita lihat saja nanti. Aku sudah mengatur segalanya. Dan kau tidak bisa berbuat apa-apa Chanyeol. Kau tahu maksudku.” Chanyeol memandangnya tidak percaya, kemudian meninggalkan gadis itu.
Kim Jongins POV
Im Soojung, gadisku yang sangat cantik, rambutnya indah, bibirnya tipis, kulitnya putih mulus, selalu ceria dan pintar pastinya. Banyak sekali namja di sekolah ini yang menyukainya. Dan tidak ada satupun namja yang berani menembaknya karena dia bersikap overprotektif terhadap namja. Kecuali Oh Sehun, itu karena dia sepupunya, dan mereka sudah bersahabat sejak dulu.
Namun, aku jatuh cinta sejak pandangan pertama saat penerimaan siswa baru SMA. Aku dan Victoria yang sudah bersahabat sejak TK kebetulan satu kelas dengannya. Soojung menerima cintaku saat aku menembaknya untuk ketiga kalinya. Memalukan memang, tapi aku menerima alasannya yang cukup masuk akal ketika dia menolakku.
“Mianhae Kai-ya. Aku belum pernah berpacaran, aku tidak mempunyai bayangan berpacaran itu seperti apa. Aku takut melukaimu.” Itu katanya. Aku tertawa mendengar alasan itu, tapi dia tiba-tiba meninggalkanku. Aku tahu dia menyukaiku hanya saja dia sulit untuk mengungkapkannya.
Dia sempat menghindariku selama beberapa hari. Sampai akhirnya dia datang sendiri padaku dan berkata “Aku menyukaimu, jeongmal joahaeyo.” Lalu aku mengatakan aku ingin menjadi pacarnya.
Ya, sampai sekarang aku memanggilnya Soojung, aku dilarang untuk memanggilnya Krystal. Menurutnya itu panggilan sejak kecil dari keluarganya, walaupun aku tahu hanya Sehun saja yang memanggilnya Krystal. Padahal nama Krystal kan keren. Sudah lah, aku tidak begitu mempedulikan nama panggilan, yang penting aku sudah bersama Soojungku.
Entah kenapa aku merasa ada yang aneh pada sikap Soojung. Soojung tampak tidak bergairah dan tidak ceria seperti biasanya. Aku juga tidak tahu kenapa. Beberapa hari belakangan aku berpikir mungkin karena sikap ibunya yang membuatnya seperti ini. Berhubungan satu tahun dengannya, membuatku hampir mengenal bagaimana kehidupan pribadinya dan keluarganya.
Meari eommonim sangat baik kepadaku, tentu karena aku pacarnya. Menurut cerita Soojung, ibunya itu selalu pulang pagi karena selalu menemui klien hingga larut malam. Ibunya selalu bergaya hidup mewah, hal ini membuat Soojung kesulitan ekonomi. Untung saja Soojung mendapatkan beasiswa dari sekolah milik sahabatku ini.
“Astaga, Victoria eodi? Aku melupakannya.” Kutepuk jidatnya saat hendak makan.
“Chagiya… Jangan menepuk jidatmu. Dia kan bisa ke sini sendiri. Sehun saja tidak apa-apa sering aku tinggal.”
“Hmmm… Arra. Ayo makan, dan ingat, makanlah yang benar. Dan kau tidak boleh bersendawa.” Aku menepuk pipinya dengan jari.
“Ne, ne.” Soojung tersenyum dan mengangguk riang. Dia makan pelan-pelan, sesekali aku menyeka sisa makanan di mulutnya.
Salah satu sifatku yang lain adalah perfeksionis, hampir sama seperti Victoria, tidak menginginkan satu halpun mengalami kesalahan. Aku dan Victoria diajarkan tata krama dan sopan santun sejak kecil. Mungkin karena kami terlahir dari keluarga yang terpandang.
Aku tidak suka dengan sikap Soojung yang terkadang kurang sopan. Aku lebih suka style Victoria yang tampak elegan seperti princess. Karena itu aku selalu membenarkan sikap Soojung, mengajaknya berdandan sebelum kencan, dan lain sebagainya. Aku sangat menyukai yeojaku, karena itu aku ingin dia tampil sempurna saat bersamaku.
“Chagi, kau tidak menghabiskan makananmu?” Soojung berkata sambil menguyah makanannya.
“Aku sudah kenyang. Kau juga sebaiknya sudahi saja chagi.”
“Wae? Tapi kan sayang kalau tidak habis.”
“Chagiyaa…”
“Ok, ok. Aku selesai. Kau senang?”
“Kau sudah cukup cantik tanpa harus makan banyak.” Soojung bersemu merah. Aku mencubit pipinya.
“Chagi, bagaimana kalau kita kencan saat libur besok lusa? Aku ingin pergi ke taman rekreasi. Kau mau yaaa…Kai-ya?” Soojungku imut sekali saat menunjukkan aegyonya.
“Aigo, kyeopta… Geurae, sudah lama sekali kita tidak pergi bersama. Aku akan menjemputmu pukul 10 pagi.”
TBC.
