Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

I’m Sorry

$
0
0

CR9hIWZU8AEQ9WY
Title : I’m Sorry // Author : ayslv // Cast : Chanyeol and You // Genre : Fluff — Romance // Rating : PG // Lenght : Ficlet

Let’s visit my personal wp
>> https://slvpark.wordpress.com/ <<

***

“Hayoung-a!”

“. . .”

“Shin Hayoung!”

Gadis itu menghentikan langkah lantas berbalik dan mendapati kekasihnya —Park Chanyeol, tengah berlari kearahnya. Setibanya ia di hadapan Hayoung, Chanyeol mengatur nafasnya sejenak sebelum kembali mendongak lalu tersenyum lembut. Sementara Hayoung hanya menatapnya kesal.Tangannya terulur hendak mengacak puncak kepala Hayoung, namun dengan cepat gadis itu menepisnya. Alis Chanyeol bertaut, detik selanjutnya ia mengangguk dalam diam. Rupanya gadis-nya ini marah. Chanyeol tahu dengan benar, apa yang harus dirinya lakukan.

“Hayoung-a, aku—“

“Aku apa, huh?! Kau tahu ini jam berapa?!”

Chanyeol menunduk, melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya lalu kembali menatap Hayoung.

“Jam 10..”

“Dan kau tahu aku menunggumu dari jam berapa?!”

Pria itu mengangguk. Hayoung menutup mata sejenak. Menghirup oksigen tamak dan membuangnya kasar. Melihat Chanyeol yang terus menatapnya datar tanpa ada raut penyesalan di wajahnya membuat Hayoung muak. Ia kemudian diam, memikirkan umpatan apa yang kiranya berhak pria itu terima atas perbuatannya membiarkan dirinya kedinginan selama tiga jam lamanya.

“Chanyeol-a, kau tidak sedang dalam keadaan amnesia ‘kan?” Suaranya terdengar lebih tenang namun penuh penekanan di setiap katanya.

Chanyeol menggeleng lalu tersenyum lembut.

Hayoung menghembuskan nafas sekali lagi.

“Baiklah.”

Hayoung rasa semuanya sudah jelas. Chanyeol sama sekali tidak merasa bersalah. Dan tidak ada gunanya ia berbicara lagi dengan pria menyebalkan ini. Ia mengambil ancang-ancang untuk pergi meninggalkannya saat tiba-tiba Chanyeol menahan pergelangan tangannya. Memaksa gadis itu agar kembali menghadapnya. Dengan enggan Hayoung berbalik, menemukan fakta bahwa dirinya kembali di hadapkan dengan wajah super menyebalkan milik Chanyeol.

“Sekarang apa lagi? Aku rasa urusan kita sudah selesai!” Sepertinya Hayoung benar-benar tengah menahan emosinya. Terlihat dari wajahnya yang memerah. Chanyeol melihatnya hanya tersenyum kecil membuat alis mata Hayoung bertaut setelahnya.

“Aku hanya ingin—“

“Jangan meminta maaf! Karena aku tidak akan memaafkanmu!” Lagi. Hayoung memotong kalimatnya. Bahkan sedari tadi gadis itu tidak memberikan kesempatan pada Chanyeol.

“Hei.. Dengarkan aku!” Chanyeol menangkup ke dua sisi wajah Hayoung. Menatap tepat di matanya. Setelah di rasa gadis-nya itu tenang, barulah dirinya menarik tangannya kembali lalu mengambil sesuatu di dalam saku baju hangat yang ia kenakan.

“Ini..” Chanyeol menyodorkan secarik kertas berukuran kecil berwarna soft brown yang sengaja ia lipat. Hayoung menatapnya semakin bingung. Park Chanyeol! kau sudah bosan hidup, huh?! Batinnya meraung. “Seseorang menitipkannya padamu. Hayoung-a, ambil lah!”

Melihat Hayoung yang terus bergeming, Chanyeol semakin menyodorkan kertas itu ke arahnya. Gadis itu menatap Chanyeol sejenak sebelum mengambil alih kertas dalam genggaman Chanyeol dengan gestur kasar —tentu saja. Dalam keadaan seperti ini, ia masih bisa bermain-main? Cih!

Chanyeol menggesekkan ke dua telapak tangannya santai —musim dingin memang selalu dingin. Senyumnya semakin mengembang kala Hayoung mulai membuka lipatannya. Dalam sekejap raut wajahnya berubah dari kesal menjadi… bingung? Ya. Hayoung benar-benar tidak mengerti, mendapati sebuah tulisan tangan di sana. Memangnya siapa yang menitipkan ini padanya?

“I-L-o-v-e-Y-o-u.” Hayoung mengejanya pelan. Lebih terdengar seperti bisikan.

“I Love You Too!” Jawab Chanyeol lantang. Dan gadis itu mendongak.

Cup~

Tidak ada reaksi apa pun.

Lagi.

Cup~

Gadis itu mengerjap.

Lagi.

Cup~

Tangannya terjuntai ke sisi tubuh.

Kali ini Chanyeol sedikit melumatnya. Menyesap bibir atas serta bibir bawahnya. Begitu lembut seolah dirinya takut melukai strawberry-nya. Ya. Chanyeol rasa, bibir Hayoung seperti strawberry, manis. Membuatnya ingin merasakannya lagi, lagi dan lagi. Chanyeol menutup mata, menikmatinya. Begitupun Hayoung, meski pada awalanya ia terbelakak.

Tangannya yang semula menangkup sisi wajah Hayoung, beralih pada pinggang rampingnya —semakin menariknya agar lebih mendempet ke arahnya. Sementara yang lainnya ia gunakan untuk menahan tengkuk gadis itu bersamaan dengan lumatannya yang semakin dalam.

Hingga beberapa detik Chanyeol memisahkan bibirnya dari bibir Hayoung. Di lihatnya pipi Hayoung yang memerah, kali ini bukan karena ia tengah menahan emosi. Chanyeol menempelkan keningnya pada kening Hayoung, mengusappipi merahnya dengan ibu jarinya lembut. Merasakan nafas mereka yang terus beradu di tengah-tengah dinginnya angin malam. Bibirnya masih sedikit terbuka saat Hayoung membuka kelopak matanya perlahan.

“Maaf..” Gumam Chanyeol tulus. Ia mengecup sekilas ujung hidung Hayoung. Tersenyum sebelum menegakkan tubuhnya kembali.

Untuk sepersekian detik Hayoung lupa bagaimana cara bernafas. Gadis itu terus bungkam dengan raut tak terbaca. Jantungnya masih berontak di dalam sana, meski Chanyeol sudah mengambil jarak. Pria ini selalu bisa membuatnya kehabisan kata-kata. Hayoung mengumpat dalam hati, lidahnya benar-benar kelu. Bagaimana material basah itu bergerak di permukaan bibirnya, ia masih bisa merasakannya dengan jelas. Hayoung menggeleng.

Matanya bergerak gusar, mencari objek apa saja untuk mengalihkan rasa gugup yang tanpa permisi menghinggapinya. Menelan ludah, membasahi kerongkongannya yang terasa kering. Setelah berdehem beberapi kali, gadis itu akhirnya bersuara. “Hmm..” Meski hanya sebuah gumaman. Lebih dari cukup membuat pria di hadapannya menyunggingkan senyum.

“Ayo! Aku akan mengantarmu pulang.” Chanyeol meletakkan ke dua tangannya pada pundak Hayoung, memutar tubuh gadis itu hingga ia membelakanginya. Dahinya berkerut samar, bingung dengan apa yang Chanyeol lakukan. Detik berikutnya ia merasakan sesuatu bertumpu pada puncak kepalanya. Chanyeol memeluknya dari belakang. Dada bidangnya menempel sempurna pada punggung Hayoung, membuat rasa hangat langsung menjalar ke seluruh tubuhnya.

“Berjalan seperti ini bukan ide buruk ‘kan?” Chanyeol mengecup pipinya sekilas yang langsung di balas dengan sebuah tepukan halus pada punggung tangan Chanyeol yang melingkar sempurna di perutnya. Ke duanya mulai melangkahkan kaki mereka meskipun sedikit kesusahan mengingat tinggi tubuh Hayoung yang bisa di bilang minim. Dan Chanyeol harus mengimbanginya —tentu saja. Apa pun, akan ia lakukan demi gadis yang ia cintai.

Sepertinya malam ini Hayoung akan bermimpi indah.

Ya. Seharusnya memang seperti itu.

.

.

.

“Chanyeol!”

“Pipimu terus merengek, meminta aku untuk menciumnya.”

“. . .”

.

.

.

“Chanyeol, hentikan!”

“Sudah ku bilang. Salahkan saja pipimu itu.”

“. . .”

.

.

.

“YA! PARK CHANYEOL!!”

“Oh? Aku tidak sengaja. Hehe.”

“. . .”

“Diam berarti aku boleh menyentuhnya lagi.”

“Kau ingin mati, huh?!”

.

.

.

.

.

-FIN-

Haloo~
Sorry for bad-fic and typo(s)
I hope you enjoy with Chan-Young [series] stories.
Don’t forget give me your feedback gengs^^
Thanks,
.ayslv.



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles