Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Sehun, I’m Pregnant (Chapter 5)

$
0
0

Tittle: Sehun, I’m Pregnant (5)

Author: Park Sunghyo

Genre: AU-Romance-Marriage Life

Length: Chapter

Rating: PG-17+

Main Cast: Oh Sehun-Park Sungra

Terimakasih untuk admin karena mau publish ffku, makasih juga respons di chapter sebelumnya. Kalau menemukan scene yang ‘menjurus’, tenang saja ya, kan hanya ‘menjurus’ dan bukan sampai akhir. Selamat membaca/

~*~

“Park Sungra.”

Suara berat Sehun memecah kesunyian di pelukan mereka berdua.

Sungra berusaha melepas pelukannya namun Yixing menolak. Melihat itu, Sehun kembali bersuara.

“Lepaskan dia.”

Tulang-tulang Sungra terasa ngilu mendengar nada dingin yang dilontarkan Sehun pada Yixing. Sungra bernafas lega usai Yixing melonggarkan pelukan mereka.

Layaknya film animasi, mereka berdua sama-sama mengeluarkan tatapan listrik mematikan. Aura canggung sangat terasa di antara mereka bertiga.

Sungra memejamkan kedua mata sesaat. Rasa bingung bercampur malu menguasai dirinya saat ini.

Yixing menghela nafas sebentar kemudian tersenyum mengejek ke arah Sehun.

“Baru pulang, Oh Sehun-sshi?”

“Ya,” jawab Sehun tenang.

Sungra kira mereka akan beradu pukulan atau apa, tapi ternyata tidak terjadi. Bukannya Sungra berharap diperebutkan oleh mereka, hanya saja dua pria itu memang sangat berkepala dingin.

Dan Sungra menyukainya.

Beberapa detik dalam kesunyian, Yixing kembali berujar, “Baiklah. Sampai bertemu kembali.”

Senyuman dingin Yixing yang terakhir kali Sungra lihat sebelum pria itu pergi menaiki mobilnya.

Sungra memutar kepala menghadap Sehun yang tak memperlihatkan ekspresi apapun. Pria itu hanya diam lalu berbalik pergi meninggalkan Sungra sendiri.

Sungra menghela nafas pendek dan mengikuti Sehun menuju apartemen mereka. Mereka saling diam saat di lift hingga sampai di dalam apartemen.

Sungra tak repot-repot menanyakan darimana pria itu pergi, ia memilih membuka kulkas dan meraih camilan kentang sebagai objek makanannya.

Beberapa menit kemudian, Sehun keluar dari kamar dengan setelan pakaian yang lebih santai. Pria itu duduk tepat di sebelah Sungra yang tengah menonton TV.

Hanya suara TV dan kunyahan mulut Sungra yang terdengar.

Sungra cukup kagum dengan kontrol luar biasa dari pria itu. Sehun bisa saja bertanya macam-macam, tapi dia tak menyinggung hal itu sama sekali.

Tak lama, Sehun membuka percakapan terlebih dahulu.

“Besok kita ke rumah eommonim.”

Sungra menatap Sehun seolah bertanya, “Kenapa?”

Tahu dengan maksud wajah Sungra, Sehun menjawab, “Perayaan kecil sebelum berangkat ke Jepang.”

“Mengapa aku harus ikut?” tanya Sungra.

“Kau tanggung jawabku, Sungra.”

Sungra menurunkan pandangannya kemudian mengangguk setuju.

Hening beberapa saat.

“Kau nyaman tidur di sofa terus-menerus?” tanya Sungra hati-hati.

Sungra tahu Sehun tak akan tidur di kamar lain karena pria itu hanya bisa tidur di kamarnya atau lebih baik di sofa saja.

“Sofa lebih baik,” jawabnya.

“Kau bisa tidur di kamarmu.”

“Bagaimana denganmu?”

Terdapat jeda beberapa saat.

Dengan ragu, Sungra membalas, “Kita bisa tidur bersama.”

Sehun menahan senyumnya. Bukan karena ia senang bisa tidur dengan gadis itu setelah sekian lama, hanya saja melihat ekspresi gadis itu yang terlihat malu-malu membuat Sehun geli sendiri.

“Kau tak takut jika aku melakukan sesuatu padamu?”

“Han Yesoo pasti bisa membuatmu bergejolak dibanding aku. Jadi, untuk apa aku mengkhawatirkannya?”

Sehun tersenyum samar.

“Tidurlah duluan. Aku akan menyusul,” tenang Sehun sambil menatap mata Sungra.

Gadis itu hanya mengangguk ragu kemudian bergegas menuju kamar.

Sungra mungkin akan menyesali perbuatan mulutnya sebentar lagi.

~*~

“Kupikir orang gila mana yang menelfonku semalam ini. Ternyata kau.”

Suara serak Suho membuat Sehun geli. Memang kurang sopan membangunkannya, tapi ada hal yang lebih mendesak untuk ditanyakan.

“Hyung, ada yang ingin kutanyakan.”

“Eoh, tanya saja.”

Sedikit ragu untuk membuka mulut, Sehun mengusap pelan bibirnya dengan ibu jari.

“Cepat bicara atau aku akan tidur kembali,” ancam Suho dari seberang.

Sehun menghela nafas.

“Jika Choi Ahreum ber—“

“YA! Mengapa kau membawa-bawa namanya? Itu masa lalu!”

“Hyung, just an example, okay?”

Terdengar desahan sebal namun Sehun tetap melanjutkan.

“Jika kau dan Ahreum saling berbagi kode apartemen lalu suatu saat Ahreum menggantinya tanpa memberitahumu, bagaimana?”

“Aku tak akan bertanya,” balasan singkat Suho membuat Sehun mengerutkan alis.

“Kenapa?”

“Tentu Ahreum akan menghubungiku terlebih dahulu untuk memberitahukan kode barunya. Bukankah tujuan saling berbagi kode apartemen agar kami mudah mengakses satu sama lain?”

Jantung Sehun bertalu lebih cepat. Pria itu menggeleng pelan tanpa sadar.

“YA. Kenapa kau diam?”

Sehun sedikit terkejut mendengar teriakan Suho.

“Tidak apa-apa.” dinginnya.

Hening beberapa saat.

“Jika kau menemukan kemeja pria di kamar Ahreum, bagaimana responsmu?” tanya Sehun lagi.

“Rasanya aku ingin marah tapi tentu aku akan bertanya terlebih dahulu.”

“Dan dia bilang kemeja itu milik saudara kandungnya.”

“Mencoba percaya walau curiga.”

“Jawabanmu tak membantuku,” datar Sehun.

“Apa ini ada hubungannya dengan Han Yesoo?” selidik Suho.

Benar sekali.

“Memangnya kenapa?”

“Kuharap kau tak terlalu terbawa perasaanmu. Kau seorang pria bukan?”

“Meragukanku? Seorang gadis telah mengandung karena kehebatanku bodoh.”

“YA! Mengapa kau berbicara fulgar begitu?!” teriak Suho heboh.

Sehun terkikik geli dan melanjutkan bicaranya.

“‘Kuharap kau tak terlalu terbawa perasaanmu’, apa maksudnya, Hyung?”

“A—ah it—itu…tak apa-apa.”

Sehun menemukan keganjilan dalam nada suara Suho namun pria itu memilih diam.

Ia langsung memutus sambungan telfon dan ia yakin Suho memaki dirinya setengah mati sekarang.

Sehun mengusap wajahnya perlahan. Bertanya pada seseorang terkadang membuang waktu saja. Pria itu melihat jam dinding sekilas dan tertawa kecil.

Suho benar. Orang gila mana yang menelfon tengah malam begini.

~*~

Sehun memutar kenop pintu dan mendapati Sungra yang tengah tertidur pulas. Pria itu tersenyum dan mendekati Sungra dalam diam.

Sedikit canggung awalnya namun Sehun tetap memberanikan diri untuk menaiki ranjang dan tidur di sana.

Melihat gadis itu dari dekat tanpa terhalang oleh apapun. Tiba-tiba jantung Sehun berpacu lebih keras dari biasanya. Entah sikap dingin Sungra yang menghalangi paras menawannya atau Sehun yang terlalu acuh dengan gadis itu.

Dengan kaku Sehun merapikan beberapa anak rambut Sungra yang berantakan. Hati Sehun tergelitik.

Ada rasa nyaman dan tenang dalam diri Sehun tiap berdekatan dengan gadis ini. Juga keinginan untuk selalu melindunginya.

Kronologi seperti apa hingga gadis ini bisa berpelukan dengan Zhang Yixing? Sehun tak habis pikir.

Tapi….

Kenapa Sehun harus perduli? Entahlah.

Sehun menjatuhkan pandangannya pada bibir merah muda gadis itu. Selalu ada hasrat luar biasa dalam diri Sehun tiap berdekatan dengannya. Bagai kutub magnet berlawanan dan saling tarik-menarik.

Sehun membelai wajah Sungra perlahan dan mendekat tanpa sadar. Beberapa mili lagi bibir mereka bersentuhan namun Sungra terbangun dan dengan cepat membuka matanya.

Tubuh Sungra bergetar hebat dalam belaian pria itu. Sungra mematung dalam posisi tidurnya tanpa melakukan gerakan apapun. Hatinya berdenyut gila saat mata mereka saling bertemu.

Dengan tingkah yang salah, Sehun menjauhkan tangannya dari wajah mulus Sungra. Menatap Sungra tepat di kedua bola matanya, menyampaikan rasa penyesalan karena telah menyentuh gadis itu dengan sengaja.

Mata mereka saling bicara.

Entah setan dari mana, Sungra menarik kerah baju Sehun, membuat pria itu mendekat dengan kegugupan di ambang batas.

Sungra sengaja memelankan ritmenya dan menahan jarak mereka sekitar beberapa inchi. Nafas mereka sama-sama memburu dan tak terkendali.

Sungra mengecup bibir Sehun perlahan dan melepaskannya, kemudian kembali menarik pria itu mendekat dan mencium pria itu dalam.

Rasa manis dan kegilaan bercampur menjadi satu.

Tubuh Sehun terasa dipaku di tempat, tak bisa berbuat apa-apa.

Sungra terus melumat bibir pria itu dengan beberapa gigitan kecil di sela-sela bibirnya. Di detik kedua, Sehun langsung menarik pinggang Sungra dan merengkuh gadis itu dalam pelukannya, membalas kecupan demi kecupan.

Terdengar banyak bunyi kecapan lidah yang beradu dalam kamar mereka.

Mereka sama-sama dihipnotis oleh gairah. Tak ada yang ingin melepasnya, mabuk dalam beberapa waktu. Aroma mint dan mawar bercampur dan semakin membangkitkan hasrat keduanya.

Sungra melepas ciuman mereka kemudian saling menatap. Jantung mereka sudah terasa meledak dari tadi. Desiran aneh sudah keduanya rasakan dari ujung kaki hingga kepala.

Suara nafas mereka saling beradu dan terengah.

Jika gairah memang sehebat ini, mungkin inilah pertama kalinya Sehun merasakan.

Wajah manisnya, matanya yang sayu usai tidur, bibirnya yang menggoda hasrat, dan peluh mengaliri wajahnya yang sudah merona merah. Rasanya Sehun mau gila saja.

“Maaf,” ucap Sungra sambil menundukkan pandangannya.

Sehun menatap gadis itu tajam dan membelai rambutnya.

“Haruskah kita tidur?” tanya Sungra malu.

“Ya,” balas Sehun dan langsung mendekap gadis itu erat.

~*~

Lagu lawas barat berputar lewat radio dalam mobil mereka. Entah kenapa perjalanan terasa begitu lama saat ini.

Aura canggung meliputi mereka sejak mereka membuka mata pagi tadi. Hati keduanya saling mengelak tentang kejadian semalam.

Sungra menghela nafas tanpa sadar membuat Sehun menoleh sesaat padanya.

“Kenapa kita perlu perayaan kecil?”

“Keluarga kita memang tipe yang seperti itu,” jawab Sehun sambil tersenyum samar.

Sesampainya di kediaman Park, mereka berdua langsung disambut hangat oleh kedua keluarga. Terlebih para sahabat Sehun juga Lee Hyera dan kekasih Chanyeol ikut meramaikan suasana kali ini.

Baik Sehun dan Sungra sama-sama terkejut melihat mereka berkumpul dan heboh sendiri. Saat pertama kali menginjakkan kaki ke dalam rumah, Sungra dan Sehun saling bertatapan beberapa detik.

Rumah keluarga Sungra sudah disulap bagai ruang dengan berpuluh macam makanan.

Chanyeol menghampiri mereka pertama kali dan merangkul keduanya untuk masuk lebih dalam. Hyera dan Nayeon langsung merebut Sungra dari rangkulan Chanyeol. Suho dan Kai melambai ke arah Sehun sambil tersenyum lucu dengan makanan penuh di mulut mereka.

Kedua orang tua saling memeluk anak juga menantu mereka. Sungra tersenyum ganjil jika matanya tanpa sengaja bertemu pandang dengan Sehun. Rasa canggung masih kental dalam hatinya.

“Ada apa dengan perayaan gila ini?”

Pertanyaan Sungra membuat Chanyeol menyentil dahi adiknya usai kepergian kedua orang tua. Sungra mendelik tak suka ke arah kakaknya.

“Kenapa Sungra-ya? Kami merayakan kalian berdua yang akan berbulan madu!” pekik Nayeon girang.

Chanyeol menyentil dahi Nayeon dan dibalas pukulan gila dari gadis itu. Semua orang tertawa melihatnya termasuk Sungra sendiri.

Hyera menggeleng pelan dan menampilkan cengiran lebarnya.

“Ani, hanya perayaan kecil karena kalian akan pergi ke Jepang,” ucapan Suho membuat semuanya mengangguk sambil tersenyum.

“Kenapa harus aku?” tanya Sungra.

Semua menatapnya ganjil dan Kai menoyor kepala gadis itu.

“Kau istrinya, Sungra-sshi,” ucap pria itu dengan wajah jenaka. Kemudian semua orang mengomeli Sungra di tempat karena keacuhan gadis itu.

Sehun menahan senyum melihat wajah cemberut Sungra. D.O lantas mengajak semua orang untuk duduk bersama dan menikmati sederetan makanan yang ada.

“Tidakkah Sungra akan kesepian? Sehun sunbae akan terus meninggalkannya karena pekerjaan yang menumpuk di sana!”

“Mana mungkin, Hyera-ya. Sehun lebih betah memandangi istrinya dibanding tumpukan kertas membosankan itu.”

Celetukan Kai membuat Sehun tergelitik.

Sungra memilih diam dan melanjutkan acara makannya.

“Apa perempuan hamil merubah selera makan mereka?” tanya Kai pada siapapun yang ingin menjawab.

“Kurasa begitu. Lebih banyak makan dan juga sangat cerewet,” timpal Suho sambil mengunyah snacknya.

“Sungra sudah menjadi babi sekarang.”

Perkataan Chanyeol membuat Sungra melotot ke arahnya diikuti tawa yang lain.

“Hyung, kudengar perempuan hamil lebih agresif, benarkah?” tanya Kai pada Suho.

Suho berfikir sebentar, belum sempat pria itu membuka mulutnya, Sehun lebih dulu menjawab sembari menatap Sungra tajam, “Aku suka wanita agresif.”

Sontak tawa heboh memecah kesunyian sesaat dalam ruangan itu. Nayeon dan Hyera tertawa malu diikuti tawa gila dari semua sahabat Sehun. D.O dan Suho ber-high five ria.

“YA. Kalian sudah sampai sejauh mana?” celetuk Kai heboh.

Sungra berhenti memutar spaghetti dengan garpunya, wajahnya spontan memerah karena kegilaan orang-orang di sini. Gadis itu memaki Sehun dalam hati saat melihat wajah kemenangan terlukis jelas pada ekspresinya.

Sehun menahan tawa dengan berdehem sebentar. Menggoda gadis itu adalah hal terbaik.

~*~

Saat ini mereka berada di dalam mobil dalam kesunyian seperti biasa. Tiba-tiba tangan halus Sungra menyentuh leher Sehun membuat pria itu menoleh kaget.

“Ada apa?” tanya Sehun kalem.

“Aku ingin rebusan kimchi.”

Sehun tersenyum samar kemudian memutar arah mobilnya menuju salah satu restaurant di daerah Gangnam.

Sehun menatap Sungra yang tengah menghabiskan mangkuk ketiga rebusan kimchinya.

Gadis ini luar biasa.

Sangat lucu melihatnya makan dengan wajah polos seperti itu.

Anak mereka akan semanis Sungra dan keren seperti ayahnya, tapi tidak jika gen wajah datar harus diturunkan juga. Sehun tak bisa membayangkan.

Rasa hangat menjalar ke seluruh tubuh Sehun dalam sekejap. Dia akan menjadi seorang ayah sebentar lagi.

“Makan makananmu. Kenapa memandangku?” tanya Sungra heran kemudian melanjutkan makannya yang sempat tertunda.

Sehun mengangguk pelan dan tersenyum tanpa sadar.

Saat bersama gadis ini, terasa seperti tak ada hari esok. Sehun selalu berfirasat buruk jika menyangkut hal tentang Sungra, dia terlalu khawatir.

Tiba-tiba percakapan dirinya dan Suho menggema dalam kepala.

Pasti ada sesuatu yang Han Yesoo sembunyikan darinya, entah apa itu. Tidak sekali-dua kali Yesoo seperti ini, bingung sendiri Sehun dibuatnya.

Seperti dirinya sajalah yang tak mengetahui suatu rahasia. Saat di kediaman Park tadi, Sehun menyempatkan waktu untuk menelfon Han Ilwoo namun tak aktif. Membuat Sehun banyak berspekulasi tentang ini dan itu.

Apa yang salah dengan kekasihnya, Sehunpun tak tahu. Ia merasa kurang diperhatikan akhir-akhir ini.

Tidak. Mungkin Yesoo punya banyak kesibukan lain dan ia harus mengerti.

“Kapan kita akan berangkat?”

Pertanyaan Sungra memecah lamunan panjang Sehun. Sungra sering mendapati Sehun suka melamun hari ini, mungkin saja pria itu sedang banyak pikiran.

Masalah perusahaan, masalah dirinya yang menjadi beban Sehun, dan Han Yesoo.

Han Yesoo.

Nama gadis itu membuat Sungra berhenti mengunyah. Mulutnya terasa tak berselera lagi. Ia langsung teringat dengan foto gila Yesoo bersama pria lain tepat saat mereka sekeluarga berlibur ke villa Oh kala itu.

Sungra tersenyum getir.

Gadis sempurna macam Yesoo saja bisa bermain api dengan pria lain. Di lain sisi kehidupan, ada dirinya yang hamil dan tak dicintai, terlihat sangat menyedihkan.

Harusnya gadis jalang itu bersyukur setengah mati karena mampu menaklukkan Oh Sehun. Perumpaan seperti ‘pria paling panas abad ini’ dan Yesoo menyia-nyiakannya.

“Sekarang gantian kau yang melamun,” ujar Sehun pelan.

Sungra menghabiskan makanannya dengan gerakan kaku.

~*~

Sesampainya di apartemen, Sungra langsung memasuki kamar dan berganti baju menggunakan kemeja putih Sehun. Sehun yang baru saja memasuki kamar dibuat sedikit terkejut karena ulah Sungra.

“Boleh aku memakainya?”

Sehun tersenyum miring dan menjawab, “Tentu.”

Jantung Sehun berdebar-debar. Gadis itu hanya mengenakan kemeja putih kebesaran miliknya, menampilkan kaki jenjang putihnya yang mulus.

Sehun mendekat perlahan dan membelai wajah Sungra.

“Kenapa?” tanya sungra dengan wajah datarnya.

Sehun langsung melumat bibir Sungra penuh hasrat. Sudah daritadi Sehun menahan gejolak dalam dirinya, dan dia bersumpah tak akan melepaskan Sungra kali ini.

Sungra tersenyum di sela ciuman mereka.

Oh Sehun. Kau harus tahu jika gadis pendiam ternyata lebih mengerikan.

Sehun lebih dibuat kaget mengetahui respons Sungra yang langsung membalas ciumannya dan membelitkan lidah mereka berdua. Gadis itu langsung mengalungi leher Sehun dengan sedikit berjinjit mengingat ia lebih pendek dari pria itu.

Sehun melepas jas dan kemejanya, menampilkan bentuk tubuhnya yang sempurna. Sungra mengakhiri ciuman mereka sebentar dan membelai wajah Sehun perlahan. Sehun melepas satu-persatu kancing kemeja Sungra dan sepenuhnya menampilkan tubuh topless bagian atas gadis itu.

Sedikit kaget Sehun mendapati gadis itu tak memakai penghalang apapun lagi selain kemejanya. Sungra tersenyum miring dan berujar, “Kau harus tahu kebiasaanku.”

Sehun tersenyum dingin dan kembali meraup bibir Sungra. Menyalurkan gairahnya yang menggebu pada gadis itu. Tak mau kalah, Sungra membalas permainan Sehun dan bergerak sedikit demi sedikit menuju ranjang mereka.

Oke, ini akan menjadi malam yang panjang.

~*~

Sehun terbangun lebih dahulu. Menatap wajah Sungra saat tidur ternyata tak seburuk yang ia kira.

Sehun merubah posisi tidurnya menatap langit-langit kamar. Mereka hampir semalaman tak tidur karena ulah Sungra. Sehun tertawa kecil, Sungra benar-benar agresif.

Pria itu melirik sekilas ke arah kemeja putih Sungra yang ada di lantai dan memungutnya. Sehun langsung memakaikan kembali kemeja itu pada Sungra dengan perlahan kemudian menyelimutinya. Untungnya gadis ini tukang tidur, membuat ia tak mudah bangun dari mimpinya.

Ada berjuta perasaan yang meliputi hati Sehun saat ini dan sulit untuk dijelaskan. Begitu besar rasa aneh dalam dadanya saat mengingat Park Sungra.

Jadi, gadis kecil ini bisa melumpuhkan dirinya hanya dalam semalam.

Secara fisik dia bahkan terlihat seumuran dengan Sehun, tinggi dan bobot tubuhnya. Ditambah perangai gadis itu tergolong langka untuk perempuan seusia dirinya, pemikir dan juga tenang.

Sedikit rasa bersalah terbesit dalam diri Sehun karena telah menyentuh gadis ini. Namun Sehun tak bisa berbuat apa-apa, semua telah terjadi.

Usai dengan pikirannya yang melantur, pria itu langsung bergegas menuju kamar mandi dan memulai aktivitas paginya.

Sungra terbangun pukul 9 pagi. Sehun sudah tak ada, pasti berangkat bekerja dari pagi. Dia benar-benar kurang tidur akibat semalam. Gadis itu menutup separuh wajahnya dengan tangan, gerak tubuhnya saat merasakan rasa malu menjalar.

Sungra iseng mengecek ponselnya dan menemukan beberapa pesan dari Lee Hyera dan Kim Nayeon beserta Chanyeol diikuti gengnya.

“Kenapa tidak sekalian saja mereka membuat grup,” kata Sungra entah pada siapa.

Baru saja Sungra ingin menaruh ponselnya di nakas tempat tidur, tiba-tiba satu nomor tak dikenal menelfonnya. Dengan ragu Sungra mengangkat.

“Halo.”

“Gadis jalang, di mana kau?”

Suara dingin yang mengejutkan.

Sungra tersenyum miring. Jalang teriak jalang rupanya.

“Di apartemen,” tantang Sungra.

Haruskah ia kedatangan tamu pagi-pagi begini?

~*~

Sudah kesekian kali Jay dibuat terheran-heran oleh kelakuan bosnya hari ini, selalu tersenyum di tiap kesempatan. Dan hal itu jarang sekali terjadi.

“Apa ada yang salah, tuan?”

Sehun terperanjat kaget kemudian berdehem untuk mengontrol kembali dirinya.

“Tidak apa-apa,” datar Sehun.

Tak lama pintu menjeblak terbuka menampakkan wajah kurang bersahabat dari Yesoo. Jay otomatis pergi memberi ruang pada atasan dan kekasihnya untuk bicara.

Sehun tersenyum dan berdiri dari kursinya. Mendekat dan mencoba menelaah ekspresi gadis itu.

“Hey. Apa yang salah hm?”

Yesoo sedikit menunduk dan menahan mulutnya untuk tidak bicara. Melihat itu, Sehun menjadi semakin bingung dan mencoba memegang bahu gadis itu.

“Tatap aku,” titah Sehun.

“Aku baru saja bertamu di apartemenmu.”

Sehun menurunkan tangannya.

“Kenapa kau kesana Yesoo-ya?”

“Wae? Tak boleh?”

Sehun tak menjawab.

“Kau takut aku mencelakakan istrimu? Tenang saja, sayang. Istrimu terlihat seperti perempuan yang tangguh.”

Jantung Sehun berdebar tak karuan.

“Saat pertama kali aku menginjakkan kaki ke dalam apartemen kalian, sangat terasa sekali aura seks di sana.”

Sehun tak menampakkan ekspresi apapun setelahnya dan memilih diam.

“Kusarankan jangan lagi bercinta dengannya, Oh Sehun.”

“Han Yesoo. Aku tak akan meminta maaf, kau pasti akan muak mendengarnya,” ucap Sehun penuh sesal.

“Aku tak mengharapkan maafmu juga, sayang.”

“Kudengar kau akan pergi ke Jepang. Kau tak bisa melakukan itu. Mau kuberitahu sesuatu?” lanjut Yesoo tenang.

Yesoo mengeluarkan benda kecil dari tasnya membuat Sehun mengerutkan alis bingung. Yesoo menaruh benda itu ke atas telapak tangan Sehun dan dua detik setelahnya pria itu menegang di tempat.

“Ini….”

Wajah Sehun terkejut luar biasa.

“Ingin kuperjelas?” dingin Yesoo.

Sehun tak berkata apa-apa lagi dan menatap Yesoo tepat di kedua bola matanya.

“Oh Sehun. Aku hamil.”

TBC

Akhirnya kelar juga. Maaf buat menunggu lama, tugas numpuk. Ini juga begadang dan untungnya selesai. Pasti mengecewakan banget ya? Aku berkali-kali ngubah alurnya makanya agak macet juga waktu itu.

Terimakasih sudah mau membaca//



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles