Tittle : Sehun, I’m Pregnant (6)
Author : Park Sunghyo
Genre : AU – Romance – Marriage Life
Length : Chapter
Rating : PG-17+
Main Cast : Oh Sehun – Park Sungra
Selamat membaca/
~*~
Sehun menjatuhkan testpack itu tanpa sadar. Menatap lama, mencoba menelusuri pikiran Yesoo hingga ke sela-selanya.
Yesoo masih menutup rapat mulutnya dan memandang Sehun, menunggu jawaban dari bibir pria itu.
Cukup lama Sehun terdiam hingga pria itu membuka suara.
“Bagaimana bisa, Yesoo-ya? Aku selalu mengeluarkannya di luar, kau tahu hal itu dengan baik.”
Yesoo diam sesaat kemudian tersenyum hambar.
“Maksudmu aku berbohong?”
“Bukan seperti itu, sayang. Maaf, aku tak bermaksud menyinggung perasaanmu,” lirih Sehun.
“Bohong,” dingin Yesoo.
Dada Sehun terasa dipukul dengan keras.
“Kau pikir aku mengandung anak siapa kalau bukan mengandung anakmu? Kau kira aku selingkuh dan mencoba bermain-main?!”
“Apa aku mengatakan sesuatu?” tanya Sehun dingin.
Yesoo langsung bungkam melihat wajah Sehun yang mengeras.
Sehun mengusap wajahnya perlahan dan mendesah frustasi. Dia tak bisa berpikir jernih untuk saat ini. Semua terasa cepat dan sangat mendadak.
Yesoo mengepalkan tangannya erat dengan mata yang sudah memerah. Baru kali ini dalam sejarah hubungan mereka Sehun seolah mengabaikannya.
Yesoo menaruh tatapan pada kedua bola mata Sehun.
“Kau berubah.”
“Kenapa kau selalu egois Yesoo-ya? Aku mengerti. Kapan aku tak memahami perasaanmu?”
“Tapi kau meragukanku!”
Sehun menjatuhkan tatapannya. Bingung dan ragu bercampur menjadi satu dalam hatinya.
“Lupakan. Kau memang sudah berubah semenjak menikah dan terikat dengan gadis itu.”
Yesoo berpaling dan mencoba berjalan pergi namun Sehun dengan cepat menahan dan memeluk gadis itu dari belakang.
Beberapa menit mereka saling terdiam sebelum Sehun membuka suara kembali.
“Aku percaya.”
~*~
Terdengar derap langkah menandakan seseorang baru memasuki ruangan. Sungra tak repot-repot mengalihkan pandangannya dari layar kaca, ia sudah tahu siapa dan lebih memilih diam.
“Sudah larut malam. Tidurlah, Sungra.”
Sehun berjalan melewati Sungra dan pergi menuju pantry untuk mengambil air. Sungra menangkap dengan jelas wajah kusut Sehun, pria itu terlihat banyak pikiran dan sangat tertekan.
Apa karena dirinya lagi?
Sungra mendecak kesal. Sebal sendiri ia dengan pribadinya yang suka berpikiran buruk, selalu melihat masalah dari sudut pandang yang paling menderita. Dan itu membuat Sungra selalu tersiksa dengan spekulasinya sendiri.
Sungra duduk diam dan menggigit bibir bawahnya tanda ragu.
Gadis itu mendekati Sehun, memeluk pria itu dari belakang. Sehun menegang di tempat ia berdiri. Ada hasrat luar biasa yang Sungra rasakan saat ini.
Perlahan Sehun berbalik dan menatap teduh tepat di kedua bola mata Sungra.
Tanpa berkata apapun, Sungra langsung berjinjit dan meraup bibir pria itu, menyalurkan hasrat menggebu yang ada dalam dirinya. Sehun langsung menangkup wajah Sungra dan membalas ciuman gadis itu.
Tak lama Sungra melepas tautan bibir mereka dan menatap Sehun dengan wajah merahnya.
“Kebiasaan baru ‘eoh?”
Sungra hanya diam dan memeluk pria itu erat. Semenjak usia kehamilannya makin berumur, tampaknya berefek juga pada gairah dalam tubuhnya. Seperti sudah hilang saja rasa malu dalam dirinya dan bebas untuk melakukan apapun.
Lama mereka berpelukan sebelum Sehun berdehem usai berpikir.
“Sungra.”
“Katakan.”
Sungra tahu jika Sehun sudah memanggil namanya berarti ada sesuatu yang ingin pria itu katakan.
Sehun diam beberapa detik.
“Aku sudah mencintai seseorang dari dulu. Kau tahu itu.”
….
“Aku tahu,” balas Sungra tenang masih dalam pelukan Sehun.
Sehun tersenyum di balik tubuh kecil Sungra kemudian membelai rambut gadis itu.
“Terimakasih.”
“Tentu.”
Baguslah mereka masih dalam keadaan berpelukan, membuat Sungra tak payah menyembunyikan raut kecewanya pada diri sendiri.
“Aku selalu ada jika kau ingin bermain-main. Tapi, jika kau serius, maka berhentilah.”
Sehun melonggarkan pelukan mereka dan tersenyum dingin ke arah Sungra. Dipakunya tatapan Sungra hingga ke pikiran gadis itu. Menelisik arti wajah Sungra saat ini.
Sungra tersenyum di luar namun menahan rasa perih dalam hatinya. Ada perasaan sakit yang muncul kala ia mengingat bahwa dirinya tengah menahan air mata sekarang.
Sungra menatap punggung lebar Sehun yang berjalan menjauh dan memasuki kamar.
~*~
Sungra menatap ratusan tetes hujan di balik jendela besar kamarnya. Dia tak bisa melakukan apapun pagi ini. Moodnya benar-benar buruk. Hanya ada ia sendiri dan kenyataan Sehun yang selalu meninggalkannya di pagi hari.
Semalam Sehun memutuskan untuk tidur berpisah dengannya. Mungkin memang berada dalam satu kamar, hanya saja Sehun memilih tidur di atas sofa.
Gadis itu mengusap wajahnya perlahan. Kenapa harus dirinya yang merasakan seluruh kesedihan dan ketidaknyamanan ini?
Apa Tuhan sedang menghukumnya?
Rasanya Sungra ingin menyumpahi seluruh manusia yang berada dalam lingkup hidupnya.
Apakah Sehun tahu jika kemarin kekasihnya datang ke apartemen mereka?
Gadis itu datang dengan wajah cemas dan beberapa kali berserapah mengatakan Sungra gadis jalang.
Tapi entah kenapa Sungra begitu mengerti perasaan Yesoo. Bagaimana mungkin ia rela membiarkan pria yang begitu dicintainya berada satu atap dengan gadis lain?
Tunggu.
Seketika Sungra teringat dengan foto Yesoo berciuman dengan pria lain.
Haruskah?
Secepat kilat Sungra meraih ponselnya, mencari kontak Sehun dengan terburu.
Sungra menggigit bibir bawahnya ragu. Tak lama gadis itu menggeleng pelan dan melempar ponselnya ke sembarang arah.
“Aku tak sejahat itu,” lirihnya.
Kembali Sungra menghempaskan diri ke atas ranjang dan mendesah keras.
Kenapa Sehun bisa dengan mudah membolak-balikkan hatinya?
Menerbangkannya dalam semalam kemudian menjatuhkan ke dasar hanya dalam beberapa jam.
Sungra seperti gadis tak tahu malu yang datang dan merusak kehidupan Sehun begitu saja. Hatinya begitu sakit jika mengingat penegasan Sehun semalam tentang status hubungan mereka. Seolah Sungra hanya sebagai tempat pelariannya saja jika Yesoo sedang tak ada.
Dan hal itu benar-benar melukainya.
Ia rindu dengan kehidupan sekolahnya, tak lupa dengan guyonan Lee Hyera tiap waktu pelajaran. Sungra tersenyum samar mengingat banyaknya waktu berharga yang sudah ia lalui.
Waktu berharga bersama kedua orang tuanya, Chanyeol, Nayeon, Hyera, dan Yixing.
Memori-memori masa lalu bersama pria itu kembali merembes dalam hatinya. Dia rindu namun logikanya menolak. Rasa butuh dan terlalu bergantung masih merayapi hatinya jika mengingat Zhang Yixing.
Pria masa lalunya, pria yang sampai saat ini masih menguasai separuh hatinya. Sekeras apapun Sungra mengelak, namun sudut hatinya tak bisa berbohong.
~*~
Sungra menatap ragu ke arah pintu apartemen mewah itu. Entah setan macam apa yang mampu membawanya kesini. Tapi jauh dalam dirinya, Sungra memang merasa sangat kesepian.
Benarkah keputusan yang ia ambil untuk berdiri dan akan memasuki apartemen Yixing?
Sungra menghubungi Chanyeol dan bertanya apakah Yixing masih berada di Korea atau telah kembali ke Roma. Dengan senang Chanyeol menjawab bahwa pria itu masih menetap di Korea dan di apartemen yang sama.
Sungra bisa saja langsung mencoba mengetik kode apartemen Yixing. Tapi, ia ragu. Mungkin saja kodenya telah diganti bukan?
Perlahan Sungra memencet bel apartemen Yixing dan tak lama pintu pun terbuka menampakkan wajah terkejut Yixing.
“Park Sungra,” gumamnya.
Sungra menatap lantai tanpa mau memandang Yixing sama sekali. Pikirannya sudah kacau balau dengan seluruh masalah yang ada.
Dia benar-benar kesepian. Dan yang ingin dilakukannya sekarang hanya mencari tempat bersandar.
“Kau bisa langsung masuk kalau kau mau. Kodenya masih sama,” ujar Yixing dengan senyum tenangnya.
Sungra sampai speechless dalam hati. Yixing bahkan tak mengganti kode apartemennya sama sekali. Kode Yixing adalah ulang tahun kelahiran Sungra. Bukannya Sungra bangga atau apa, hanya saja…itu artinya Yixing masih mengingatnya ‘kan?
“Aku ingin masuk. Keberatan?”
Yixing tersenyum sambil menggeleng. Pria itu bergeser dari tempatnya berdiri dan mempersilahkan Sungra masuk.
Sungra mengamati gerakan Yixing yang tengah membuat teh untuknya dan juga Yixing sendiri. Sungra memilih diam dan menghela nafas tanpa sadar.
Yixing sesekali mencuri pandang pada gadis itu. Sungra terlihat pucat dan tubuhnya terlihat sangat lemas. Sebenarnya apa yang dilakukan Sehun sampai tak becus menjaga istrinya sendiri?
“Diminum dulu.”
Sungra mengangguk lemah dan menyesap teh hangatnya perlahan.
“Apa yang membawamu kemari, nona Park?”
“Haruskah kau tahu?”
“Tak boleh?”
Sungra diam tak menjawab. Jika bukan terikat pernikahan gila bersama Oh Sehun, mungkin ia bisa dengan bebas berhubungan dengan pria di depannya sekarang.
Dari masalah Yesoo hingga Sehun sendiri, membuat kepala Sungra hampir pecah rasanya.
“Jangan dipikirkan,” ucap Yixing seolah tahu isi pikiran Sungra.
Sungra mendesah perlahan, menyalurkan kelelahan hatinya saat ini.
“Aku bercinta dengannya kemarin malam dan dia langsung berubah.”
Refleks Yixing mengalihkan pandangannya pada Sungra dan menunggu ucapan selanjutnya dari gadis itu.
“Dia bilang, jika ingin bermain-main, aku bisa datang padanya. Tapi, jika aku serius, maka aku harus berhenti,” lanjut Sungra.
Yixing menangkap dengan jelas kepedihan di mata gadis itu, seketika amarah timbul dalam hatinya. Tega sekali Sehun berkata seperti itu pada wanita yang tengah mengandung anaknya. Keterlaluan.
Yixing tak berkata apapun dan langsung memeluk Sungra. Menyalurkan rasa kasih sayangnya yang tak pernah pudar pada gadis itu.
Tubuh Sungra bergetar dalam pelukan Yixing.
“Menangislah sepuas hatimu, Sungra.”
~*~
“Jarang sekali bos besar membolos kerja seperti ini,” ejek Kai sambil memainkan botol soda yang sudah kosong.
“Diam kau.”
Kai terkikik mendengar jawaban dingin Sehun.
Suho keluar dari dapur sambil membawa beberapa makanan ringan.
“Matamu bisa keluar jika bermain game terus-menerus.”
D.O mencebik mendengar omelan Suho namun tetap melanjutkan aktivitasnya.
“Chanyeol-sshi, kapan kau akan melamar Kim Nayeon? Kalau kau terus menundanya maka mungkin saja dia akan disambar pria lain!” teriak Kai menggoda Chanyeol yang tengah mengunyah makanannya.
“Justru aku khawatir denganmu yang mungkin saja merebut gadisku!” balas Chanyeol ketus.
Kai tertawa lebar mendengarnya.
“Sudah lama kita tidak berkumpul bersama seperti ini,” ucap D.O yang masih serius dengan gamenya.
“Jangan bermimpi untuk mengacak apartemenku! Kalian dengar semua?!” teriak Suho.
“Arraseo eomma!” teriak mereka semua bersamaan.
Suho berdecak kesal kemudian mengganti channel TV dengan malas.
Chanyeol menepuk dahinya pelan seolah teringat sesuatu.
“Oh Sehun, bagaimana kabar istrimu?” tanya Chanyeol.
Tubuh Sehun kaku beberapa saat mendengar Sungra disebut-sebut.
Semua orang di ruangan itu menghentikan kegiatannya dan beralih menatap Sehun menunggu jawaban.
Keadaan menjadi sedikit sensitif usai pertanyaan Chanyeol beberapa detik yang lalu.
“Kenapa memandangku? Tentu dia baik-baik saja.”
Chanyeol tersenyum penuh arti.
“Kau yakin? Dia gadis yang mudah stress jika dikurung terus menerus.”
Sehun diam sebentar.
“Dia akan menghubungiku jika ingin pergi ke suatu tempat.”
“Oh ya? Sekarang dia bersama Zhang Yixing. Apa dia sudah menghubungimu?” tanya Chanyeol menusuk.
Mendengar itu, amarah Sehun langsung naik dan berjalan cepat menarik kerah baju Chanyeol. Semua langsung menahan pergerakan Sehun dan Suho mencoba melerai mereka.
Chanyeol tetap tenang dan tertawa hambar.
“Suami macam apa yang membiarkan istrinya bersama pria lain?” ejek Chanyeol.
Kakak mana yang tidak kesal dengan perlakuan sahabat yang telah menyakiti adik kandungnya sendiri?
Sehun makin lepas kendali dan mencoba memukul Chanyeol namun segera ditahan kuat oleh Kai.
“Bisakah kalian berhenti?!” marah Suho.
“Bagaimana kau tahu Sungra sedang bersama pria brengsek itu? Kalian saling berkomunikasi tanpa aku dan Sungra tahu?” tanya Sehun dingin.
“Akan lebih baik jika Yixing yang bertanggungjawab dengan kehamilan yang sudah kau perbuat bersama adikku. Kau hanya bisa menyakitinya. Apa kau kira aku tidak tahu kegiatanmu bersama kekasihmu itu? Berhentilah selagi masih bisa,” balas Chanyeol tak kalah dingin.
Sehun perlahan melepas cengkraman tangannya dari kerah Chanyeol.
“Memangnya apa salah Yesoo? Kami bertiga mempunyai peran masing-masing dalam masalah ini,” datar Sehun.
Semua orang saling bertatapan membuat Sehun mengerutkan alis.
“Sebenarnya apa yang kalian sembunyikan dariku tentang Yesoo? Katakan,” tegas Sehun.
“Tanya pada istrimu sendiri,” lirih Suho.
Sehun terkejut dalam hati.
“Sungra tahu?”
“Ya,” jawab D.O pelan.
Sehun langsung pergi dari ruangan itu dengan membanting keras pintu.
~*~
Sudah lama Yixing tak menatap Sungra dari jarak sedekat ini. Saat ini gadis itu tengah tertidur pulas di ranjangnya tanpa terusik oleh apapun. Yixing masih tak mengerti pola pikir Sungra yang tak pernah berubah.
Dari dua tahun lalu hingga sekarang, Sungra selalu semaunya sendiri jika berdekatan dengan Yixing. Datang ke apartemen Yixing dan selalu nyaman tidur di atas ranjangnya tanpa berpikiran buruk.
Untungnya Yixing bukan pria brengsek macam Oh Sehun yang tak mampu menahan hasrat sebagai pria. Yixing masih tahu benar batasan-batasan saat berdekatan dengan Sungra.
Mereka mungkin sudah ribuan kali berciuman terhitung dari awal mereka dekat dua tahun lalu, namun tak sekalipun mereka berujung dalam kegiatan bernama seks.
Banyak gadis mengincarnya saat di Roma dulu, tapi tak sekalipun Yixing menggubrisnya. Hati dan pikirannya hanya milik Sungra seorang.
Cinta masalah menjaga dan kepercayaan. Bukannya merusak dan menjerumuskan.
Bagaimana Yixing bisa merelakan Sungra dengan pria macam Oh Sehun? Tak akan. Sampai kapanpun Yixing tak akan sudi melepas gadisnya untuk pria sinting itu.
Rasanya sudah puluhan kali ponsel Sungra berdering namun tak diindahkan oleh Yixing. Semua panggilan itu dari Sehun dan tentu Yixing tak mau repot untuk mengangkatnya.
Bahkan kedua orang tua Yixing dan Sungra saling setuju dengan hubungan mereka kala itu. Harusnya Yixing tak pergi begitu saja mengejar kesuksesannya seorang diri.
“Akan lebih baik jika aku menikahimu saat itu,” sesal Yixing pada dirinya sendiri.
Yixing langsung terdiam dan buru-buru keluar kamar saat melihat Sungra mulai menggeliat dalam tidurnya.
Gadis itu mengucek matanya perlahan. Usai makan besar masakan Yixing tadi, ia langsung tertidur lelap di ranjang pria itu. Sungra merenggangkan tubuhnya yang kaku dan langsung mengecek ponselnya, ia ingat jika keluar apartemen tanpa menghubungi Sehun terlebih dahulu.
45 missed calls. 20 massages.
Dan semuanya dari Oh Sehun.
Untuk apa Sehun menghubunginya sebanyak ini? Apa masalahnya jika Sungra keluar tanpa izin darinya? Apakah ia khawatir? Mana mungkin.
Sungra menekan layar ponsel saat benda kotak itu kembali berdering.
“Park Sungra kau di mana?”
“Di tempat Yixing.”
Terdapat jeda beberapa saat.
“Di mana alamatnya?”
“Aku akan pulang sendiri.”
“Park Sungra.”
Sungra langsung memutus sambungan telfon dan menonaktifkan ponselnya.
Gadis itu langsung bergegas bangun dan mendapati Yixing yang tengah mengaduk minuman dalam salah satu cangkir.
“Sudah bangun?”
Sungra hanya mengangguk kemudian duduk tepat di sebelah Yixing. Persetan dengan statusnya sebagai istri orang lain atau bukan. Toh Sehun tak pernah menganggapnya ada. Jadi untuk apa Sungra terlalu menjaga perasaan pria itu?
“Kau bisa tinggal di sini untuk sementara waktu.”
“Apa aku sudah gila?”
Yixing tertawa mendengar penuturan Sungra.
“Kau ingin ke rumah suamimu atau orang tuamu? Biar kuantar.”
“Tidak perlu.”
“Kau hamil.”
“Lalu?”
Yixing tersenyum samar melihat betapa keras kepalanya gadis ini.
“Kudengar kau akan berangkat ke Jepang.”
“Awalnya. Tapi sepertinya tidak jadi.”
Hening beberapa saat.
Rasa hangat menjalar dalam tubuh keduanya. Sudah lama mereka tak bertegur sapa dan baru sekarang mereka bisa melakukan percakapan.
“Mungkin Sehun masih ada urusan lain, hanya ditunda,” balas Yixing mencoba menenangkan Sungra.
“Aku tak mengharapkannya,” balas Sungra sambil tersenyum samar.
Hati Yixing berdebar-debar melihat senyuman gadis itu, gadis yang sangat dicintainya.
“Kapanpun kau butuh, aku selalu ada,” ujar Yixing tenang.
Lagi-lagi Sungra merasakan keperihan dalam hatinya, mengingat kembali ucapan Sehun kala itu. Berbanding terbalik dengan ketulusan Yixing saat ini.
Perasaan Yixing menjadi tak menentu. Wajar bila Sungra menaruh sedikit perasaan pada Sehun mengingat kejadian yang telah mereka lalui. Dan hal itu makin membuat Yixing terperosok dalam rasa bersalah.
“Han Yesoo. Kekasih Sehun, dia bermain dengan pria lain,” ucap Sungra tiba-tiba.
Mata gadis itu terlihat menerawang, menyampaikan betapa tersiksanya ia tanpa satu orang pun di sisinya selama ini untuk berbagi rahasia.
Yixing diam dan terus menatap Sungra, menunggu gadis itu kembali berbicara.
“Seluruh ‘oppaku’ menyuruhku untuk jujur pada Sehun tentang Yesoo namun aku menolak.”
Yixing tersenyum dingin menangkap maksud Sungra.
“Kau memikirkan perasaannya?”
Sungra diam beberapa saat sebelum matanya beralih menatap Yixing.
“Harusnya kau tak pergi saat itu.”
Hati Yixing seperti tergores akibat ucapan Sungra barusan. Menambah beban berat dalam dirinya.
Entah kenapa Sungra ingin mengeluarkan seluruh perasaan yang ada di benaknya selama ini. Terlepas dari Yixing pernah menyakitinya atau tidak, Sungra tak bisa pergi begitu saja darinya, cinta pertamanya.
“Aku bahkan selalu menyebut namamu di tiap tangisanku.”
Wajah Yixing penuh dengan gurat kesedihan mendengar nada pilu gadis di hadapannya. Dia benci dengan kehebatan Sungra yang bisa mengoyak-ngoyak hati orang lain.
“Sungra….”
“Harusnya aku ikut bersamamu dan kita memulai hidup baru. Aku bisa sekolah di Negara yang sama tempat kau membangun perusahaan barumu. Aku tak akan bertemu Sehun dan hamil anaknya, merasa tersakiti karena kepergianmu dan harga diriku yang terluka karena Han Yesoo.”
Yixing bangun dari kursinya dan memeluk Sungra yang duduk dengan tatapan kosong.
“Mianhae,” ucap Yixing dengan suara serak.
~*~
“Kau mengagetkanku.”
Kris tersenyum miring melihat wajah kekasihnya yang terkejut.
“Kapan kau datang, Kris?”
“Dua jam yang lalu,” jawabnya tenang.
Kris termenung sebentar.
“Oh Sehun. Bagaimana?”
Yesoo tersenyum samar.
“Dia baik.”
Kris mengangguk kaku melihat wajah cerah Yesoo saat nama Sehun disebut. Hatinya mungkin lelah untuk menggapai Yesoo, tapi ia tak bisa berhenti.
“Harus sampai kapan aku menunggu?”
“Kau tak perlu menunggu.”
Kris menghela nafas gusar namun mencoba untuk tetap tersenyum.
“I miss you,” ungkap Yesoo sambil memeluk pria tinggi itu.
Kris membalas pelukan Yesoo sama eratnya.
“Haruskah kita mempunyai malam yang panjang hari ini?”
“Ya,” balas Kris.
Yesoo melepaskan pelukannya sejenak mendengar ponselnya berdering nyaring.
“Halo.”
“Yesoo, kau di mana?”
“Aku menginap di rumah Yuri malam ini.”
“Begitu. Baiklah, jaga dirimu.”
“Tentu.”
Kris menarik ponsel Yesoo dan melemparnya ke sembarang arah.
“Berbohong lagi?”
“Semacam itu,” jawab Yesoo setengah tersenyum.
~*~
Sehun berjalan bolak-balik di ruang tamu. Sudah setengah jam lebih pria itu seperti setrika bergerak.
Matanya tak henti berpaling dari ponselnya dan sesekali menatap putus asa ke arah pintu apartemen.
Gadis ini benar-benar. Risau Sehun dalam hati.
Tak lama pintu terbuka menampakkan wajah letih Sungra. Sehun bergegas berjalan ke arahnya dan menahan tubuh gadis itu yang hampir limbung.
Sungra segera menepis kedua tangan Sehun yang ingin memapahnya. Ia tak sudi bahkan hanya untuk bersentuhan dengan pria ini.
Pria gila yang hanya membutuhkannya saat ia ingin.
Sehun menyembunyikan raut khawatirnya dan menghela nafas sebentar. Wajah Sungra terlihat begitu pucat. Sebenarnya Sehun ingin mengomeli Sungra habis-habisan karena kecerobohannya yang datang ke apartemen Yixing namun segera ia tahan.
“Mandilah, aku sudah menyiapkan air hangat.”
“Kau saja.”
“Istirahatlah kalau begitu,” tawar Sehun tenang.
“Aku akan tidur di kamar lain, tak usah khawatir,” balas Sungra dingin.
Sehun terkejut dalam hati. Begitu cepatkah perubahan hati seorang Park Sungra?
“Kau tidak akan nyaman. Tidurlah di kamarku.”
“Ya.”
Sungra segera pergi menuju kamar dan menutup pintu sedikit keras.
Sehun mendesah pelan dan mengacak rambutnya. Pria itu terduduk lemas di sofa.
Hari ini terasa berat baginya.
Kehamilan Yesoo, Sungra yang mulai kembali dekat dengan masa lalunya, dan masalah lain dengan Chanyeol.
Emosinya mulai tak menentu akhir-akhir ini. Sehun selalu dilanda kebimbangan. Satu sisi ia sangat mencintai Yesoo namun di lain sisi ia harus bertanggungjawab dengan kehamilan Sungra.
Lalu bagaimana keadaan keluarga juga reaksi seluruh sahabatnya jika mengetahui Yesoo tengah mengandung anaknya? Belum lagi jika Sungra mengetahui hal ini.
Rasanya otak Sehun seperti diperas habis oleh masalah.
“Sebenarnya apa yang kalian sembunyikan dariku tentang Yesoo? Katakan,” tegas Sehun.
“Tanya pada istrimu sendiri,” lirih Suho.
“Sungra tahu?”
“Ya,” jawab D.O pelan.
Tiba-tiba terlintas ingatan beberapa jam yang lalu. Sehun terpekur lama merenungi tiap kata yang melintas di otaknya.
Sehun melirik ke arah tas kecil Sungra yang terjatuh. Mengambil ponsel gadis itu dan iseng mengecek isinya.
Bahkan gadis itu tak memberikan kode pengaman pada ponselnya, membuat siapapun bisa mengakses dengan mudah.
Sehun mendapati beberapa foto yang ia kenal dan juga foto mereka saat menikah.
Sehun terkejut melihat Sungra yang tiba-tiba membuka pintu sangat cepat dan menatap ponselnya yang tengah berada di genggaman Sehun.
Segera Sungra merampas ponselnya dan ingin berbalik pergi, namun suara dingin Sehun membuatnya berhenti di tempat.
“Aku sudah melihatnya. Foto Han Yesoo, aku sudah melihatnya.”
TBC
Jelek banget pasti. Ini nulisnya gak pake otak langsung tulis yang terlintas aja. Maaf banget baru update, tugas sama remedi numpuk udah kayak cucian laundry. Diusahakan chapter selanjutnya cuma berselang dua minggu aja. Thnks for reading//
