Nae Sarang Ninja (My love Ninja)
Author: byuntaenggoo
Cast: Byun Baekhyun (EXO-K), Park Ahra (OC), Lee Sooman, dan beberapa member EXO lainnya
Genre: Romance & nantinya akan ada sedikit action
Rated: T
Disclaimer: the plot is purely mine. I i work hard for this FF. The cast belongs to god, besided my owns
A/N: FF ini pernah saya publish di blog pribadi saya J silahkan mampir ke byuntaenggoo.wordpress.com bila berminat, hehehe. Maaf jika ceritanya membingungkan atau ada di typo yang nyempil ke cerita
Summary:
Cinta itu seperti ninja.
Ninja ada di dekat kita, tapi kita tidak pernah mengetahuinya.
Cinta juga seperti itu. Ia ada, tapi entah kenapa kita merasa sulit untuk menyadarinya.
Seperti ninja yang datang dengan diam-diam ingin membunuhmu, cinta pun dengan lihainya menyelinap ke hati kita,
Dan tanpa ragu sedikit pun menarik panahnya agar menancap tepat pada sasarannya, yaitu hati. Begitu pula dengan seorang ninja. Ia pasti tidak akan segan menancapkan pedang panjangnya tepat di dada kita.
Tempat yang sangat dekat dengan hati.
Tapi… apa jadinya jika seorang ninja tidak bisa menghunuskan pedang pada targetnya…?
Akankan ninja masih bisa disamakan dengan cinta…?
Atau ninja memang tidak pernah sama dengan cinta…?
—
“Baekhyun, ada misi lagi untukmu.”
Namja dengan perawakan yang tak lebih tinggi dari 174 cm mendongak dari kegiatan membersihkan samurainya. Dilihatnya kini Sooman sajangnim tengah menyodorkannya sebuah amplop coklat yang mungkin berisi 4-5 lembar informasi, seperti biasanya.
Setelah meletakkan samurai kesayangannya pada tempat khusus, Baekhyun meraih amplop itu dan membukanya. Tampak foto seorang yeoja pada halaman pertama.
“Park Ahra…” Baekhyun berbisik. Sooman sajangnim mengangguk walaupun Baekhyun tidak mempertanyakan hal itu. “Gadis yang sangat berbahaya bagi organisasi Black Panther,” ujar Pria paruh baya itu. Baekhyun hanya melirik beliau sekilas dan kembali mempelajari file di tangannya yang menurutnya memberinya informasi lebih lengkap.
Seperti yang telah dikatakan atasannya barusan, Gadis bernama Park Ahra ini memiliki dampak yang berbahaya bagi berlangsungnya Black Panther—Sebuah organisasi gelap yang melakukan eksperimen-eksperimen yang mungkin saja tidak ingin kau ketahui.
Ia mengangkat alisnya saat menyadari sebuah keterangan di dalamnya bahwa umur yeoja itu tidak lebih dari 19 tahun.
“Apa ia tidak terlalu muda untuk dibunuh? Tidak biasanya…” Kata Baekhyu sambil bersidekap. Sooman sajangnim hanya mengangkat bahunya acuh.
“Entahlah. Itu hanya permintaan pelanggan,” jawab beliau. “Jangan memikirkan terlalu dalam. Cepat selesaikan tugasmu sebelum tenggat waktu. Kalau tidak, kau tahu sendiri akibatnya.”
Baekhyun menyeringai lebar sebagai respon. “Aku tahu. Sajangnim hanya perlu duduk tenang di kursi dan menunggu keberhasilan yang kudapat.”
—
Waktu sudah menunjukkan tengah malam, dan Baekhyun sudah bersiap di atap gedung markasnya yang menjulang tinggi.
Dengan pakaian serba hitam, masker menutupi sebagian wajahnya, serta samurai yang bertengger dengan aman di belakang punggung, Baekhyun dengan lihai melompat dari satu atap ke atap lain. Tempat tinggal gadis itu cukup dekat dari markasnya hingga ia tidak memerlukan alat transportasi untuk mengantarkannya pada gadis itu.
Bibir Baekhyun menyeringai lebar saat kakinya kini menapak tepat di balkon apartemen milik keluarga Park. Tidak ada nafas tersengal-sengal setelah kegiatan lompat-melompat tadi. Training yang dijalaninya selama bertahun-tahun membuatnya terbiasa akan hal itu.
Dan seperti yang sudah ia pelajari sebelumnya, dengan sangat lihai ia membuka pintu yang terkunci dan melangkahkan kakinya ke ruangan gelap dengan langkah seperti angin.
Keningnya merengut begitu ia menyadari bahwa targetnya tidak ada di atas ranjang. Yang ada hanyalah guling yang tertutup oleh selimut, sehingga tampak seperti seseorang yang sedang tidur.
Baekhyun menajamkan pandangannya ke seluruh ruangan. Meski ruangan itu gelap, tapi ia masih mampu melihat ke dalam kegelapan dengan bantuan sinar bulan yang masuk ke kamar. Matanya yang kecil itu mulai memperhatikan setiap sudut ruangan, tapi sosok yang ia cari tidak ada.
Tiba-tiba lampu ruangan itu menyala. Baekhyun serta merta membalikkan badannya pada seorang gadis yang kini tengah memandangnya dengan mata lebar. Terkejut dengan orang asing berpakaian serba hitam berada di dalam kamarnya.
Dengan sigap Baekhyun mengibaskan samurainya dan menyerang gadis tersebut. Bisa saja samurainya dengan sekali tebas memotong leher gadis itu. Tapi yang dilakukannya hanyalan menahan samurainya yang hanya berjarak 3 senti dari leher sang gadis dan mengapit tubuh gadis itu di antara tubuhnya dengan pintu kamarnya yang tertutup.
Diperhatikannya setiap lekuk wajah gadis itu. Wajahnya kecil dengan dihiasi mata yang lebar dan jernih, hidungnya runcing, bibirnya penuh, namun mungil. Membuat Baekhyun tergelitik untuk merasakan bibir yang terlihat manis itu.
“Kau sangat cantik.” Bisik Baekhyun sambil tersenyum kecil, walau gadis itu tidak bisa melihatnya. Namun, senyum itu segera berubah menjadi seringaian kejam. “Sayang sekali aku harus membunuhmu malam ini, Park Ahra,” lanjutnya yang kini mulai menjulurkan jarinya untuk mengelus wajah gadis itu. Tak lama, tangannya beralih untuk memainkan rambut lurus sebahu Ahra yang tergerai.
Ahra hanya terdiam. Terus memandangi Baekhyun tepat di manik matanya. “Apa ada pernyataan terakhir? Sebelum ‘sammy’ku siap menebas lehermu yang indah ini,” tanya Baekhyun. Jarinya yang semula mempermainkan rambut Ahra kini menuruni leher gadis itu dan mengelusnya lembut. Mengirimkan getar-getar aneh di sekujur tubuhnya.
Ahra mulai membuka suaranya, “Aku…”
“Hmmm…?” wajah Baekhyun mendekat ke arah Ahra, membuat jarak wajah diantara mereka semakin menipis. Lalu, seakan semuanya adalah kejutan, gadis bernama Park Ahra itu menepis samurainya dan…
“OH, YA TUHAN!! AKU TIDAK MENYANGKA BAHWA NINJA BENAR-BENAR ADA!!” Pekik Ahra dengan wajah… excited???
Baekhyun lagi-lagi mengerutkan keningnya. Terkejut dengan reaksi yang diberikan oleh gadis bermata lebar itu. Ayolah, siapa yang akan memberikan reaksi girang seperti itu jika nyawanya dalam bahaya? EXCITED?! SERIOUSLY! This girl must be crazy!
Baekhyun membiarkan mulutnya mengeluarkan geraman. Memberitahu gadis itu bahwa dirinya adalah orang berbahaya yang seharusnya ia takuti. Tapi kenyataannya berbanding terbalik. Bukannya takut, Ahra malah melingkarkan kedua tangannya di leher Baekhyun dan memeluknya erat, seakan ia adalah hadiah termenakjubkan sepanjang hidupnya.
“Kyaaa~!! Akhirnya permintaanku untuk bertemu dengan ninja terkabul! Tuhan benar-benar menyayangiku~” Ahra berkata dengan berseri-seri. “Ayo selca sebagai kenang-kenangan.”
Bingung dan kesal oleh kelakuan Ahra yang aneh, Baekhyun dengan kasar melepaskan pelukan gadis itu sebelum gadis itu sempat mengeluarkan ponselnya dan kembali mengacungkan samurainya ke leher jenjang yang baru semenit tadi diusapnya.
“Kau berurusan dengan orang yang salah, cantik.” Baekhyun tersenyum puas saat melihat mata gadis itu memancarkan—yang ia asumsikan—ketakutan.
Dan lagi-lagi pemikirannya itu harus terpatahkan. Karena kini Ahra dengan seenaknya dan dengan tiba-tiba merebut samurai milik Baekhyun, lalu memperhatikannya dengan wajah excited yang sama seperti tadi.
“Wooah~ samurai ini benar-benar asli~”
“Hei!” Baekhyun berusaha merebut kembali, tapi Ahra menghindarinya. “Kau bilang tadi namanya sammy?” tanya Ahra. Baekhyun tidak menjawab. Ia hanya memberengut kesal sambil berusaha merebut sammy-nya dari tangan gadis itu.
“Hihihi, ternyata kau memiliki sisi yang imut,” ujar Ahra yang kini bergerak mundur menghindari Baekhyun.
“Hei, bagaimana cara menggunakannya? Apa seperti ini?” Mata Baekhyun membelalak lebar saat tiba-tiba Ahra mencoba menggerakkan sammy ke-arahnya. Syukurlah ia berhasil menghindar. Kalau tidak, ia pasti sudah tewas oleh senjatanya sendiri.
“Hentikan perbuatanmu itu!! Apa kau gila?!” bentak Baekhyun dengan frustrasi dan segera merebut samurai miliknya dari genggaman Ahra saat gadis itu tertegun mendengarnya membentak. Mungkin kali ini Ahra benar-benar takut padanya.
Yakin bahwa itu waktu yang sangat tepat untuk membunuhnya, Baekhyun mulai mengangkat samurainya perlahan ketika sebuah bunyi yang menandakan bahwa pintu depan apartemen terbuka, terdengar nyaring di kedua pasang telinga mereka.
“Ahra-ya, Appa pulang~”
Mata Ahra membelalak lebar mendengar suara berat tersebut. Mata yang menunjukkan ketakutan yang belum pernah Baekhyun lihat tadi, bahkan saat ia mengacungkan samurai padanya.
“Gawat! Appaku sudah pulang! Sebaiknya kau cepat pergi sebelum dia menemukanmu. Cepat!” perintah Ahra yang kini mendorong Baekhyun menuju pintu balkon kamarnya.
“ H, Hei… apa yang kau yang lakukan—“ Baekhyun bertanya bingung, tapi segera di potong oleh Ahra.
“Sudahlah. Kalau kau ingin membunuhku, besok saja kau kembali. Sekarang bukan waktu yang tepat!”
Dengan sigap Ahra membuka pintu, mendorong Baekhyun hingga jatuh dari balkon, lalu berteriak sambil melongok ke-arah Baekhyun yang kini tengah melawan gravitasi dari lantai 14. “Byee~ Tuan Ninja. Aku akan menunggumu besok di jam yang sama!” teriak gadis itu. Dan tepat sebelum Baekhyun benar-benar terhempas ke aspal, laki-laki itu dengan cekatan meraih pagar balkon lantai 2, dan berpegangan padanya dengan erat.
“Gadis menyebalkan!” gerutunya kesal. Diarahkannya matanya untuk mencari pijakan agar bisa memanjat ke atas. Setelah memastikan ia bisa kembali ke atas dengan 5 sampai 7 kali pijakan, Baekhyun pun mulai melompat. Namun saat ia sudah berada di balkon kamar Ahra lagi, ia membatalkan niatnya dan kembali menuju markasnya.
—
SHREEEG!! BRUAK! TRANG!!
Terdengar bunyi pintu tergeser diikuti dengan benda logam yang jatuh. Chanyeol yang ada di dalam kamar mandi bergegas keluar dari shower box dan mengeringkan tubuhnya. Saat ia keluar dari kamar mandi, dilihatnya Baekhyun kini tengah berbaring di ranjangnya masih lengkap memakai baju ‘khusus’ mereka saat menjalankan misi.
“Hoy Baek, ada apa?” Chanyeol berjalan mendekati Baekhyun. Saat itulah ia sadar Baekhyun sudah melepas maskernya. Setelah di perhatikan, wajah sahabatnya itu terlihat frustrasi tidak seperti biasanya ketika ia pulang dari menjalankan misi dengan wajah puas.
Baekhyun bangkit dari tidurnya, lalu mengacak-acak rambutnya dengan kesal. “Haish! Apa kau tahu? aku bertemu gadis yang sangat menyebalkan!” cerita Baekhyun. Chanyeol menanggapinya dengan mengangkat satu alis, tapi Baekhyun tidak melihatnya karena namja yang lebih pendek darinya itu tengah sibuk mondar-mandir tidak jelas di depannya.
“Dia menggagalkan misiku! Guess what? Aku harus kembali kesana lagi besok malam dan secepatnya menyelasaikan urusanku! HAH!” lanjutnya yang kini berkacak pinggang. Chanyeol akhirnya tertawa kecil, membuat Baekhyun memandangnya dengan heran.
“Calm down. Jika saatnya tiba, aku tahu kau pasti bisa segera menyelesaikannya. Lagi pula kau termasuk ke dalam ahli pedang di organisasi kita. Jadi, saat gadis itu mengganggumu lagi, kau bisa menusukkan sammy-mu tepat di jantung gadis itu.”
Baekhyun tertegun dengan kata-kata Chanyeol. Ada satu fakta yang dilupakannya…
Lagi pula kau termasuk dalam ahli pedang di organisasi kita.
Ia semakin frustrasi dibuatnya. Kenapa ia tadi bisa bertindak bodoh seperti tadi. Tidakannya tadi benar-benar sangat tidak profesional. Bagaimana bisa salah seorang ahli pedang di organisasinya tidak bisa merebut samurainya sendiri dari gadis yang berumur 19 tahun?
Ini benar-benar memalukan dan tidak bisa dimaafkan! Saat Baekhyun datang ke apartemennya nanti, ia tidak akan segan-segan segera menebas lehernya. Baekhyun berjanji.
“Sudahlah. Cepatlah tidur. Besok suaramu akan dibutuhkan,” sahut Chanyeol menyadarkan Baekhyun dari pikirannya.
Setelah mengangguk, Baekhyun segera melepas bajunya sembarangan dan menggantinya dengan kaos longgar dan celana pendek, lalu bersiap tidur. Sebelum dirinya benar-benar tertidur, tiba-tiba ia merasa lengan kanannya perih. Dan saat ia menyibak kain bajunya, Baekhyun menggerutu sekali lagi karena tanpa ia sadari, di lenganna terdapat goresan kecil, tapi cukup membuatnya berdarah. That girl!! I swear, i’ll slice your neck!
—
“Baekhyun hyung, Sooman sajangnim menunggumu di ruangannya,” panggil Kai yang baru saja masuk ke ruang tengah. Baekhyun yang sedang menonton SNSD di acara musik salah satu channel korea, segera memberengut kesal. Padahal sudah lama ia tidak melihat gadis-gadis cantik itu muncul di televisi. Tapi meski begitu ia tetap berdiri dari tempatnya dengan menggumamkan kata-kata yang tidak jelas.
Sesampainya disana, ia melihat pintu ruangan atasannya itu sedikit terbuka. Ia mengetuk pintu dan segera masuk ke dalam setelah Sooman sajangnim menyuruhnya masuk. Dilihatnya kini sang atasan duduk di kursinya yang tengah memunggungi dirinya.
“Aku dengar anda sedang menunggu saya, sajangnim.” Baekhyun berkata dengan gugup. Ia tahu betul bahwa Sooman akan membicarakan kegagalannya perihal semalam.
Damn it that girl! Pikir Baekhyun. Seandainya gadis itu tetap terdiam ketakutan, sudah sejak awal Baekhyun sudah membunuhnya.
Sekarang, setelah gadis itu merusak semua rencana dan membuatnya gagal, ia harus berdiri di tengah ruangan Sooman yang pasti tak lama lagi akan menghukumnya karena gagal melaksanakan tugas.
Sooman memutar kursinya, dan Baekhyun segera bersiap akan konsekuensi apa pun yang akan diterimanya dari sajangnim. Entah beliau akan menembakkan peluru ke arahnya atau melemparkan pisau lipat hingga menancap tepat ke pusat jantungnya berada. Apapun itu, Baekhyun harus tetap hidup!
“Kau masih memiliki tenggat waktu, Byun Baekhyun. Tidak perlu terburu-buru untuk membunuh gadis bernama Park Ahra itu.” Baekhyun terkesiap saat mendengar perkataan Sooman sajangnim. Perkataan yang sangat tidak ia duga. Dan berkebalikan dari yang di pikirkannya.
Ada apa dengan orang-orang saat ini? Kenapa mereka bertindak berbeda dari yang dipikirkannya? Pikir Baekhyun.
“Ne, sajangnim.” Baekhyun membalas.
“Sepertinya gadis ini benar-benar tangguh. Kau yang seorang ahli pedang saja tidak bisa membunuhnya segera. Apalagi pembunuh bayaran yang amatiran, tch!” di dengarnya sajangnim tertawa kecil di sela-sela perkataannya.
Baekhyun mengerut bingung. “Maksud sajangnim?”
Sooman membuka laci mejanya, mengeluarkan sesuatu di dalamnya, lalu menyerahkannya kepada Baekhyun. “Aku baru menemukan sesuatu yang menarik tentang gadis tersebut yang tidak tertera dalam file yang kemarin kau dapat. Ternyata diam-diam selama hidupnya, ayahnya mengajarkannya tentang seni pedang. Jadi, level keahlian pedangnya setara denganmu.” Kerut Baekhyun semakin bertambah begitu mendengar penjelasan sajangnim.
Bagaimana bisa seorang gadis yang semalam menggunakan sammy-nya dengan sembrono bisa menjadi ahli pedang??? Bahkan cara memegang samurainya saja salah.
Ck! Sepertinya Park Ahra ini benar-benar menguji emosinya. Setelah bellum puas membuatnya gagal melaksanakan tugas, ternyata gadis itu juga berpura-pura polos di depannya? Pantas saja dia tidak takut saat bertemu dengannya.
Tiba-tiba perkataan Sooman sajangnim menyadarkannya dari keterkejutan. “Seandainya dia bukan target pelanggan kita, aku pasti sudah merekrutnya menjadi salah satu dari kita.” Harap Sooman. Baekhyun mencibir pelan menanggapinya.
“Omong-omong, apa yang dilakukannya padamu hingga kau mendapat luka di lenganmu?”
Untuk kali ini Baekhyun tidak merengut atau menggerutu. Yang dilakukannya hanyalan terdiam dan menelan ludah karena gugup. Tidak mungkin ia memberitahu Sooman . tidak mungkin jika yang dilakukan gadis itu padanya hanyalah tindakan bodoh. Jadi, ia hanya terdiam dan tidak menjawab pertanyaan Sooman sajangnim sampai ia keluar dari ruangan itu.
Baekhyun dengan terburu-buru memasuki dormnya. Pasalnya setelah keluar dari ruangan Sooman sajangnim, ia teringat bahwa acara comeback stage romantic fantasy girlgroup kesayangannya masih berlangsung, dan sebelum acara itu selesai, Baekhyun tidak boleh melewatkannya!
Laki-laki berkulit seputih susu itu meloloskan nafas lega setelah menyalakan televisi. Kotak berbentuk persegi itu segera dipenuhi oleh gadis-gadis impiannya, dan…
“BUAHAHAHAHA!!! PARK CHANYEOOL~!! Mukanya benar-benar terlihat bodoh!! HUAHAHAHA!! Ya Tuhan~” ujarnya dengan tawa yang sangat keras sambil memegangi perutnya dan memukul-mukuli sofa saat ia melihat Chanyeol dan teman-teman satu groupnya yang lain melakukan perform bersama sunbae mereka—yang tak lain dan tak bukan adalah SNSD.
“Kai!! D.O!! Cepat kemari! Chanyeol, Sehun, dan Suho hyung tampil di TV. Kalian harus melihat mereka, terutama Chanyeol. Wajahnya itu lho~ HAHAHA” panggilnya seraya memperbesar volume suara televisi.
“Kai!! D.O!!” panggilnya sekali lagi ketika kedua membernya tidak juga menyahut atau alih-alih menghampirinya ke ruang tengah.
Ia segera bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamar Kai dan D.O, tapi hasilnya, mereka berdua tidak ada di kamar maupun kamar mandi. Dengan menghela nafas kecil, Baekhyun melangkahkan kakinya menuju dapur.
“Kemana mereka berdua? Pergi tanpa pamit,” gerutunya. Namun segera ia mendapatkan jawabannya ketika melihat stick note yang tertenpel pada pintu kulkas yang baru saja ingin dibukanya.
Baekhyun, kami berdua mendapat misi dadakan dari Sooman-nim,
Dan harus melakukannya saat ini juga.
Kalau kau lapar, di dalam kulkas ada kimchi dan bulgogi.
Aku tidak sempat memasak. Oh ya, sisakan untuk yang lain.
Takutnya aku dan Kai pulang pagi. – Kyungsoo
Baekhyun mendengus begitu membaca pesan kecil dari D.O., salah satu membernya yang memiliki mata seperti burung hantu. “Tumben sekali mereka melakukan tugas saat jam-jam seperti ini,” gumamnya.
Saat ia membuka pintu kulkasnya, matanya menatap ke dalam kotak berukuran besar itu dengan sendu. Karena seperti yang di bilang oleh D.O., di dalam kulkas terdapat kimchi dan bulgogi, atau lebih tepatnya hanya ada kimchi dan bulgogi. Tidak ada yang lain!
Baekhyun mengusap perutnya yang baru saja meraung. “Sepertinya mau tidak mau makananmu hanya semangkuk nasi dengan kimchi dan bulgogi sebagai lauknya,” ujarnya sambil menunduk memandang perutnya.
Setelah mengisi mangkuknya dengan nasi dan mengambil beberapa lembar kimchi dan bulgogi yang baru saja ia hangatkan, Baekhyun segera duduk menyantap makanan sederhananya di ruang makan seorang diri. Rasanya sangat tidak menyenangkan jika harus makan tanpa seorang teman. Baekhyun berhenti mengunyah makanannya, menghela nafas sejenak, lalu kembali mengunyah. Tiba-tiba matanya membelalak lebar karena teringat sesuatu.
“Ya Tuhan! SNSD-ku!!” teriaknya sambil berlari dengan mangkuk yang tersisa setengah di tangannya.
—
Suho, Chanyeol, dan Sehun sudah kembali dari acara mereka. Sedangkan D.O. dan Kai masih belum juga menampakkan batang hidungnya. Padahal tak lama lagi jarum jam akan menunjukkan pukul 12 malam. Tidak biasanya mereka berdua menyelesaikan tugas dengan lamban seperti ini.
Baekhyun segera beranjak dari posisinya yang menelungkup di ranjang. Ia baru saja mempelajari kembali biografi gadis bernama Park Ahra itu. Sepanjang apa yang telah ia pelajari, hanya satu fakta yang tadi dikatakan Soomanlah yang menarik perhatiannya. Seorang ahli pedang yang lain, selain dirinya.
Senyum menyeringai muncul di wajah Baekhyun. Coba kita lihat, seahli apa gadis cantik ini mengendalikan pedang. Pikirnya yang kini tengah mengenakan seragam ‘khusus’nya.
—
Lagi. Baekhyun, ditemani oleh teman kecilnya, sammy, berdiri tegak di balkon kamar milik Park Ahra. Gadis yang kemarin malam membuatnya terlihat bodoh, dan sangat tidak profesional.
Tanpa menunggu lama lagi, namja itu menggeser pintu berkaca di depannya. Kali ini ia lebih berwaspada saat memasuki kamar gelap itu lagi. Dengan langkah seringan angin ia mendekati tempat tidur gadis itu dan mengangkat pedangnya untuk mengangkat selimut yang menutupi sesuatu yang timbul di baliknya.
Baekhyun tidak akan tertipu lagi kali ini. Dan seperti yang telah diduga olehnya, selimut itu hanya menutupi bantal dan guling membentuk figur orang tidur seperti pertama kali ia kemari. Baekhyun tersenyum kecil. Merasa lega bahwa masih ada hal yang bisa ia duga, dan begitu ia berbalik…
“SUREPRISED!!” pekik Ahra dengan nada ceria yang sama, bersamaan dengan menyalanya lampu kamar. Spontan Baekhyun mengeluarkan sammy dari sarungnya dan hampir saja menebas dada Ahra, jika saja gadis itu tidak menghindari serangannya dengan sigap. Baekhyun merengutkan kening. Gadis itu membuatnya terkejut dengan pertahanannya. Tidak banyak orang yang bisa dengan mudah lolos dari sabetan Sammy, teman kecilnya.
“Hei, Mr. Ninja, kau hampir saja membunuhku menggunakan Sammy-mu!” ujar Ahra dengan ngeri. Baekhyun menyunggingkan senyum miring. “dan betapa aku akan sangat bahagia jika aku bisa segera membunuhmu, Park Ahra.” Balas baekhyun.
Ahra menggelengkan kepalanya keras-keras. Satu jarinya kini bergerak-gerak di depan wajahnya sambil menatap Baekhyun kesal, “No, no, no, no. Tidak sebelum kita berkenalan, Mr. Ninja.”
Lagi-lagi Baekhyun tersenyum miring, walau ia sangat tahu bahwa Ahra tidak akan bisa melihatnya. Baekhyun mengambil satu langkah mendekati Ahra, tapi gadis itu tetap bergeming di tempatnya, membuat Baekhyun mengambil inisiatif untuk berjalan semakin mendekat padanya. Begitu jarak diantara mereka hanya satu langkah, Baekhyun mengangkat tangannya kirinya dan mengusap pipi kanan Ahra.
“Kau tahu jawabanku?” Baekhyun bertanya dengan berbisik. Ahra hanya terdiam, menunggu kalimat selanjutnya yang akan keluar dari bibir Baekhyun yang tertutup oleh masker hitam. Ia memejamkan mata untuk menikmati setiap sentuhan lembut yang diberikan oleh namja itu di pipinya. Matanya langsung terbuka begitu ia tidak merasakan kelembutan itu lagi.
“Jawabannya adalah…” Baekhyun mengangkat Sammy-nya tinggi-tinggi. “Tidak!”
Mata Ahra lagi-lagi membelalak lebar. Dan sebelum Baekhyun sempat menebas lehernya, gadis itu sekali lagi bisa meloloskan diri dari sabetan Sammy. “Hei, kau curang!” teriak Ahra yang hanya dibalas senyuman lebar oleh Baekhyun. Ahra bisa melihat itu meski bibir namja berpakaian serba gelap tersebut tertutup oleh masker.
“Dan membiarkanmu membuatku terlihat bodoh?” Baekhyun tertawa kecil. “Tidak lagi, Ahra-ya. Aku tidak akan tertipu lagi oleh tingkah sok polosmu itu.” Baekhyun kembali menyerang Ahra, yang lagi-lagi bisa menghindar.
“Aku memang polos!” balasnya sambil menghindari setiap serangan Baekhyun. Di dengarnya Sammy sedang menghantam meja belajarnya, membuat meja berposelen itu hampir patah menjadi dua saking tajamnya samurai milik Baekhyun. Kesal dengan perbuatan yang dilakukan Baekhyun, Ahra menghindar dari Baekhyun dengan cepat lalu menyelinap ke balik punggung Baekhyun dan mendorong namja itu ke dinding. Di lemparnya Sammy dari tangan Baekhyun, dan sebelum namja itu melakukan sesuatu, Ahra sudah mencengkeram kedua tangan Baekhyun dan mengapit tubuh namja itu dengan tubuhnya dan dinding.
Dan Baekhyun…? laki-laki itu kini sedang terkejut dengan tindakan tidak terduga Ahra. Matanya memancarkan hal itu, tapi Ahra tidak peduli dan menatap Baekhyun dengan kesal.
“Kau sudah membuat meja belajar kesayanganku rusak!” sungutnya. Baekhyun memutar matanya, “Who cares…”
“I am! So what?!” desis Ahra. “Dan lagi, kau memang curang. Kau sudah mengetahui namaku, tapi aku tidak mengetahui namamu! Itu amat sangat curang!” tegas gadis itu sambil mempererat cengkramannya. “Dan aku tidak akan membiarkanmu membunuhku sebelum aku tahu siapa namamu.”
“Seorang ninja tidak memiliki nama saat menjalankan tugasnya,” balas Baekhyun.
“Jadi kau memiliki nama saat tidak menjalan tugas?” tanya Ahra.
Baekhyun berpikir sejenak, lalu mengagguk. “Bisa di bilang begitu.”
“Nah! Kalau begitu kita bisa bertemu dan berkenalan saat kau sedang tidak bertugas,” ujar Ahra ceria. Senang karena idenya begitu cemerlang.
“Dan membiarkan kau mengetahui identitasku? Tidak Ahra-ya. Tidak! Tidan dan tidak.” Sahut Baekhyun. Ia segera menepis tangan gadis itu saat merasakan cengkraman tangan Ahra melemah, lalu bergerak menjauh dari gadis itu.
Ahra bersidekap. “Hmmph! Kau ini benar-benar susah diajak berkenalan.” Sungutnya kesal. “Ah, aku tahu!” Tiba-tiba gadis itu menepuk tangannya dengan keras. Baekhyun mengerutkan keningnya. Apa lagi sekarang? Pikirnya.
“Kau pasti memiliki wajah yang yang jelek. Karena itu kau malu untuk berkenalan denganku kan?” ujar gadis itu yang kini sedang tertawa cekikikan.
“Jelek?!” Baekhyun tidak terima dikatai jelek oleh gadis di depannya. “HAH! Yang benar saja. Asal kau tahu, Park Ahra. Aku memiliki wajah yang sangat tampan!” kata Baekhyun membanggakan dirinya.
“Eyy… jangan bohong. Aku tidak masalah kok, kalau wajahmu memang jelek. Bahkan, aku akan memujimu karena kau terlihat sangat keren!” sahut Ahra.
“Aku tidak berbohong,” balas Baekhyun.
“Gotjimal. Sini buka maskermu dan buktikan kalau memang sangat, sangat, sangat tampan.” Baekhyun membelalak. Ia segera menepis tangan Ahra yang hampir meraih maskernya. Alih-alih berhenti meraih masker Baekhyun, Ahra malah memaksakan kehendaknya dan mulai mengejar Baekhyun yang berlari menghindarinya.
“Ayolah, jangan malu-malu kucing. Aku tidak akan mengolokmu.”
“Andwae! Kau gila ya?! Sebegitu obsesinyakah kau pada seorang ninja?!” Baekhyun terus berlari mengelilingi kamar Ahra, mencari sudut-sudut kamar yang bisa mengghindarkan dirinya dari gadis itu.
“Tentu saja! Ninja di jaman modern seperti ini kan sangat jarang.” Seperti halnya Baekhyun yang berlari menghindarinya, Ahra mengejar namja itu yang berusaha lari darinya. Dan saat kaki namja itu terantuk dengan sudut ranjangnya, Ahra dengan sigap menangkap Baekhyun dan berusaha melepas masker hitam miliknya. Tapi Baekhyun tidak bodoh. Ia dengan cekatan mencengkeram kedua tangan Ahra yang kini sedang menindihnya di lantai.
“YA! HENTIKAN!!” teriak Baekhyun begitu Ahra tidak juga menyerah. “Sirheo!” balas gadis itu. Tiba-tiba Baekhyun berdiri. Ahra juga ikut berdiri, lalu sekali lagi mendorong Baekhyun ke dinding.
Breeeeek!!
Terdengar sebuah robekan yang terdengar sangat mendramatisir bagi telinga Ahra. “KYAAAA~!! POSTER JUMBO KESAYANGANKUUUU!! HUWAA~!!”
Baekhyun menolehkan kepalanya ke balik punggung, atau lebih tepatnya pada selembar poster berukuran besar yang tertempel di dinding dalam keadaan robek sangat parah.
Ahra dengan kuat mendorong Baekhyun untuk menghindar dan melepas poster itu dari dindingnya. “Huhuhu~ my precioius poster.” Isaknya menangisi kertas yang ada dalam genggamannya.
Baekhyun memutar matanya. Gadis ini benar-benar sangat mendramatisir. Hanya sebuah poster saja membuatnya menangis tersedu-sedu (walau ia yakin gadis itu tidak mengeluarkan air mata). Tapi apa pun itu, ia sangat berterima kasih dengan rusaknya sang poster, karena hal itu telah mengalihkan perhatian Ahra untuk melepas maskernya.
“Jangan berlebihan. Memangnya itu poster apa?” tanya Baekhyun begitu Ahra tidak juga menghentikan tangisannya.
Gadis itu mendongak, lalu menatap Baekhyun dengan tidak percaya. “Kau ini bodoh atau kurang informasi sih?! Ini adalah poster dari boyband yang sedang rookie saat ini.” Jawab Ahra yang kini melompat ke arahnya dengan tiba-tiba.
Baekhyun menajamkan matanya untuk memperhatikan poster tersebut, lalu tersenyum kecil. Ia bisa mengingat gambar itu meskipun sudah robek tidak karuan.
“Oh, bukankah itu EXO-K,” Ujarnya, kemudian duduk di pinggir ranjang Ahra.
Mendengar hal itu, wajah Ahra berbinar senang. “Waaah, ternyata kau juga update tentang groupband ya,” balas gadis itu sambil duduk di sebelah Baekhyun.
Baekhyun menggeleng pelan. “Tidak juga. Aku hanya sekedar tahu mereka karena orang-orang sering membicarakannya,” dustanya. Ahra mendengus. “Hmmph, kau tidak seru,” ujarnya, lalu berbalik dan menghamparkan posternya di atas ranjang.
“Siapa member favoritmu?” Baekhyun bertanya dengan penasaran. Ahra tersenyum mendengar pertanyaan itu. Dan dengan cepat segera menunjuk salah satu member yang entah kenapa membuat Baekhyun sedikit kecewa.
“Ini. Aku suka pria ini. Dia member favoritku yang ada di EXO-K. Namanya Kai,” jawab Ahra.
“Apa yang bagus darinya? Dia hitam dan selalu memamerkan absnya,” cibir Baekhyun.
“Justru karena itu aku sangat menyukainya. Dia benar-benar terlihat manly!” Ahra menyahut dengan berseri-seri, kemudian mencium wajah gambar Kai berkali-kali. Membuat Baekhyun bergidik melihatnya.
“Tapi akhir-akhir ada salah satu member yang berusaha menyingkirkan Kai sebagai biasku.” Satu alis Baekhyun terangkat begitu mendengar pernyataan itu.
“Siapa?” tanyanya.
“Ini!” Ahra menunjuk lagi salah satu member boyband tersebut yang memiliki senyum paling manis diantara semuanya serta memiliki tubuh yang lebih pendek dari Kai. Melihat itu, mau tidak mau, senyum Baekhyun berkembang.
“Namanya Baekhyun. Byun Baekhyun. Dia sangat manis kan?” Baekhyun mendongak dari poster itu dan memandang Ahra dengan geli. Seandainya gadis itu tahu kalau Baekhyun yang baru saja ditunjuknya ada di depan matanya, gadis itu pasti sekarang sudah heboh.
“Apa yang dilakukan laki-laki itu hingga ingin membuatmu menyingkirkan Kai?”
Ahra menggeleng sebagai jawaban. “Tidak ada?” tanya Baekhyun dengan satu alis terangkat.
“Mmhm. Tidak ada.” Ahra mejawab, kemudian terdiam. Berpikir sejenak, lalu memiringkan kepalanya sedikit. Sesuatu yang entah kenapa terlihat imut di mata Baekhyun.
“Dia hanya bernyanyi seperti biasa… dan entah kenapa aku seakan terhipnotis dengan suaranya.” Ujar Ahra.
Senyum baekhyun semakin lebar mendengar hal itu. “Memang lagu apa yang dinyanyikannya?” tanya Baekhyun.
“Lagu milik Journey, Open Arms. Dia menyanyikannya bersama salah satu member EXO-M, Chen, dan sunbae-subaenya yang lain saat mereka mengadakan konser di Singapore ,” jelas Ahra.
“Oh? Kau datang ke konser itu rupanya?” Ahra mengangguk lagi. “Tentu saja. Aku selalu datang ke konser setiap idola agensi itu jika ada waktu. Kali ini pun aku ingin pergi ke Filipina untuk melihat perform EXO berduabelas,” Ahra kembali excited saat mengatakannya. Namun kemudian wajahnya mulai mendung.
“Tapi sayang, sepertinya aku tidak bisa melihat mereka.” Baekhyun untuk kesekian kalinya mengerutkan kening dengan reaksi aneh Ahra. “Wae?” bisiknya. Ia bisa melihat dari wajah Ahra kalau gadis itu terlihat kecewa. Dan entah kenapa ia sendiri juga merasakan kekecewaan yang sama saat mendengar gadis itu tidak jadi menontonnya.
Ahra memukul lengan Baekhyun yang terluka dengan pelan, namun berhasil membuatnya mengernyit karena merasakan rasa sakit yang menusuk.
“Kau lupa ya? Tak lama lagi kan aku tewas karena kau akan membunuhku.”
Tubuh Baekhyun segera membeku mendengar hal itu dari mulut Ahra. Bagaimana bisa ia melupakan misinya itu dan malah asyik membicarakan boyband rookie di atas ranjang gadis yang akan dibunuhnya??!! Baekhyun memicingkan matanya ke arah Ahra. Lagi! Gadis itu lagi-lagi merusak rencananya!!
“Shit!” bisiknya diantara hembusan nafasnya.
“Apa?” Ahra bertanya tidak mengeti, kemungkinan karena ia tidak bisa menangkap apa yang digumamkan Baekhyun. Namja itu segera berdiri dari duduknya dan berjalan menuju Sammy-nya yang tergeletak di lantai, lalu membungkuk untuk mengambilnya.
Benar kata Sajangnim. Ia tidak perlu terburu-buru untuk membunuh gadis ini. Ia tidak akan membunuh gadis itu. Tidak untuk saat ini. Ia kemudian berbalik menuju pintu balkon Ahra, ketika suara gadis itu menghentikan langkahnya.
“Mr. Ninja kau mau kemana? Tidak jadi membunuhku?” tanya Ahra dengan enteng. Baekhyun harus memberinya acungan jempol padanya karena tidak merasa khawatir atau takut mendapati kenyataan nyawanya tidak lama lagi akan hilang.
“Tidak. Tidak untuk saat ini Ahra-ya,” jawab Baekhyun. Ahra memiringkan kepalanya heran. “Kenapa?” Baekhyun berpikir sejenak dengan pertanyaan itu, lalu mengangkat bahunya asal.
“Mungkin setelah kau melihat penampilan boyband kesayanganmu itu, aku bisa datang kemari lagi untuk menunaikan tugas,” jawabnya. Ia kemudian berjalan lagi, keluar dari kamar Ahra diikuti oleh gadis itu di belakangnya. Bulan saat itu benar-benar bersinar terang saat ia mendongakkan kepalanya ke langit.
“Pastikan kau melihat mereka dari dekat, agar saat waktunya kau meninggal nanti, setidaknya kau bisa mengingat hal yang menyenangkan dari mereka sebagai ingatan terindah.” Ada perasaan aneh yang mencubit hatinya saat ia mengatakan hal itu. Tapi ia tidak tahu itu apa.
Ahra yang ada di belakangnya tertawa kecil. “Tentu saja babo. Aku pasti akan berada paling dekat dengan panggungnya!”
Kita lihat, apa kau benar-benar ada disana. Pikir Baekhyun. Ia kemudian bersiap untuk melompat dari balkon saat tangan Ahra tiba-tiba menariknya turun. “Tunggu. Kau belum memberitahu namamu!” sergah Ahra.
Baekhyun tersenyum kecil, lalu menepuk puncak kepala gadis itu. “Panggil aku sesukamu, karena dalam sosok ini aku tidak memiliki nama.” Dengan itu Baekhyun pun melompat dari balkon. Menapaki beberapa tiang sebagai pijakan, menghiraukan teriakan Ahra yang memanggilnya.
Ahra menghembuskan nafas panjang dan kesal. “Dasar curang. Selalu saja pergi tanpa memberitahukan namanya,” gumamnya kemudian berbalik memasuki kamarnya dan menutup pintu balkonnya rapat-rapat. Karena ia yakin, tidak ada orang lain yang mengunjunginya tengah malam selain Mr. Ninja itu.
TBC
