Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Princessqueer (Chapter 1)

$
0
0

AUTHOR : yeoshin

JUDUL : princessqueer

LENGTH : chaptered

GENRE : family, comedy

CAST : Lee Gong Ju

EXO MEMBERS

Chapter One

_____________________

Incheon International Airport, 6 Juni

Kaca kembar pintu kedatangan luar negeri itu bergeser hingga membuka celah yang cukup luas, segerombolan orang menyeruak dari dalam sementara tak jauh dari sana ada banyak orang yang berdiri di sisi pagar besi menunggu kedatangan orang – orang yang mereka tunggu.

Di antara segerombolan orang yang keluar tersebut ada seorang gadis berjalan santai di antara lalu lalang kesibukan bandara. Gadis itu menarik sebuah koper besar berwarna pink dan sebuah kaca mata hitam menghiasi wajahnya yang jelita. Dress putih yang di balut blazer cream membalut tubuhnya yang ramping. Ia melirik jam tangannya, kemudian berjalan santai melewati orang – orang tanpa menengok mencari seseorang seperti yang dilakukan passanger lain. Ia hanya menghampiri sebuah taksi kosong.

Setelah mengucapkan alamat yang di tuju, taksi itu melesat menuju jalan raya yang lengang sementara gadis yang duduk di jok belakang sibuk mengutak atik ponselnya. “aish, sebentar lagi acaranya dimulai” gumamnya gusar. Terdengar suara pencetan ponsel itu semakin cepat setara dengan lajunya taksi yang membawa gadis itu ke suatu tempat.

&&&

Suasana di ruang rapat itu hening, seketika tubuh tua itu mulai angkat bicara. “itu adalah keputusan saya, perusahan ini sepenuhnya akan saya serahkan kepada cucu saya” ucap beliau menegaskan.

“tapi cucu anda masih muda, dan dia seorang wanita” sanggah direktur Kim.

“mengapa kalau dia masih muda?  Mengapa kalau dia seorang wanita? Saya yakin dia mampu”

“tapi dia tidak memiliki pengalaman apa pun” sanggah direktur berpostur gemuk itu lagi. Beberapa ada yang mengaggukan kepala membenarkan.

“ada kah calon yang lebih pantas dari pada dia?” tanya kakek renta itu lagi. Direktur Kim bungkam, dalam hati ia membenarkan namun tak sepenuhnya setuju. Yang lainnya pun berpikiran demikian.

Setelah mengakhiri pidato yang mengurai tanda tanya, presiden perusahaan ternama itu keluar dari ruang rapat di ikuti oleh seluruh peserta rapat. Beliau berjalan berdampingan dengan sekertaris Jung. Raut wajah tua itu datar namun tersiarat kuat bahwa ia telah siap melepaskan jabatannya sebagai presiden. Keputusan yang tiba – tiba namun terencana itu menimbulkan kontroversi di antara petinggi – petinggi perusahaan. Beberapa ada yang setuju beberapa lagi tidak, jumlah mereka hampir seimbang kecuali direktur Hwang yang sepertinya tidak bisa mengambil keputusan.

Sekertaris Jung meraih ponselnya yang bergetar. Setelah memencet salah satu tombol ia tercekat, kemudian buru – buru di sampaikannya pesan mendadak itu ke Presiden Lee.

“Apa?! Anak itu benar – benar!!” Jerit beliau geram, amarahnya memuncak melebihi batas, ia memegangi dadanya yang tiba- tiba terasa sangat sakit seperti ada ribuan jarum menancap di jantungnya. Hal itu tentu saja membuat kaget semua orang. Sekertaris Jung segera memapah Presiden Lee ia berteriak kepada bawahannya untuk memanggil ambulance. Namun Presiden Lee segera melarangnya. Dengan suara parau dan menahan sakit ia meminta orang kepercayaannya itu untuk mencari seseorang yang akan di berinya pelajaran.

&&&

Acara fansign itu baru dimulai setengah jam yang lalu. Tempat ini penuh sesak dengan remaja putri. Dari seluruh gadis yang hadir di sana, Gong Ju lah yang paling mencolok mata karena dandanan dan sederet pakaian bermerek ternama melekat ditubuhnya apalagi koper pink yang di tenteng nya itu sama sekali tidak menunjukan bahwa ia pergi untuk mengikuti acara fansign.

Setelah mengantri cukup lama ia akhirnya mendapat kan kesempatan untuk meminta tanda tangan idola favoritnya. Gong Ju berteriak senang di dalam hatinya ketika melihat wajah – wajah tampan itu secara langsung. Karena selama ini ia hanya menikmati mereka dari foto, majalah, dan televisi. Tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa ia akan sedekat ini dengan mereka.

“annyeonghaseo EXO-K Baekhyun imnida” cowok manis yang duduk paling kanan ini memperkenalkan diri dengan manis tak kalah manis dengan wajahnya membuat pipi Gong Ju bersemu merah. Gong Ju menyerahkan sebuah photobook yang ia dapat dari album yang ia beli.

“kamu sangat cantik, siapa nama mu?” tanya Baekhyun lagi, pertanyaan ini benar – benar membuat wajah Gong ju jadi semakin merah lagi.

“gong ju, Lee Gong Ju” ucapnya pelan. Baekhyun tersenyum lagi, setelah menandatangani photobook itu ia menyerahkannya kembali kepada Gong ju. Gadis itu menunduk berterimakasih, kemudian ia berjalan menghampiri cowok yang tak kalah manis dari Baekhyun.

“annyeonghaseo D.O imnida” cowok bermata bulat ini memperkenalkan diri. Gong ju berkata dalam hati ‘ternyata matanya memang lebih bulat dari yang di foto’ tanpa sadar ia tersenyum geli. D.O memandanginya heran. Kemudian ia buru – buru meminta maaf dan menyerahkan photobook yang sama. D.O menanyakan hal yang sama, lagi – lagi pipi Gong Ju bersemu merah saat D.O menyerahkan photobook itu padanya dengan senyum yang sangat manis.

Kemudian Gong Ju berlaih ke Chanyeol, pertama kali kata yang terlintas di otak nya saat melihat cowok ini adalah, Chanyeol sangat suka tertawa. Gong Ju memperhatikan gerak gerik Chanyeol sejak pertama ia melihat teaser photo cowok itu di internet. Dari ke-12 member EXO Chanyeol adalah favorite nya.  Gong ju agak lama berdiri di depan cowok ini, kesempatan ini ia gunakan untuk bertanya, apa lagi kalau bukan untuk mengatahui sisi lain dari idolanya yang satu ini. Sebenarnya ia ingin bertanya lebih banyak namun antrian di belakang yang mulai bermunculan itu mengurungkan niatnya. Ia menunduk dan mengucapkan terimakasih.

Kini ia berdiri di depan Kai nama aslinya Kim Jong In, namun matanya  terus saja melirik kearah Chanyeol. Hal itu tentu saja membuat Kai risih, ia menyerahkan photobook itu sambil berkata “lihat lah yang ada di depan mu, jangan melirik ke samping terus, memangnya aku tidak menarik untuk dilihat” Gong Ju tersikap, ia segera menunduk meminta maaf beberapa kali. Ia benar – benar merasa tidak nyaman pada Kai, hanya karena Chanyeol duduk di sebelahnya. Segera ia singkirkan rasa bersalah itu. Setelah mengucapkan terimakasih, ia beralih menatap Sehun dengan senyum dimata seakan tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama.

Sehun sepertinya pribadi yang sangat pemalu, walaupun ia bersikap cool Gong Ju bisa merasakan tatapan hangat dan keceriaan di matanya. Ia tersenyum dan menunduk berterimakasih sebelum menghampiri member yang terakhir.

“annyeonghaseo exo-k leader suho imnida” suara itu membuyarkan lamunan Gong Ju tentang Sehun. Ia menunduk memberi hormat sambil menyerahkan photobook miliknya yang sudah beberapa kali berganti tangan itu. Kim Joon Myeon, cowok ini benar – benar putih dan mulus, hal itu yang pertama kali tersirat saat Gong Ju ketika melihat pria ini.

Setelah mengambil photobook miliknya dan mengucapkan terimaksih, Gong Ju berbalik dan tersenyum riang ia benar – benar sangat senang mendapatkan kesempaatan untuk meminta tanda tangan idolanya. Sungguh tidak sia – sia usahanya jauh – jauh dari Amerika pulang ke Korea untuk meminta tanda tangan mereka. Namun, senyum itu pupus setelah melihat dua orang berjas hitam tengah berjalan cepat kearahnya.

“o, ow” Gong ju langsung mengambil sikap siaga, saat melihat kedua orang itu semakin mendekat. Ia berbalik kembali ke barisan yang ia lewati tadi, namun langkahnya di cegat oleh security yang tak kalah seram dengan dua orang yang sedang mengejarnya itu.

Refleks Gong Ju mengantupkan kedua telapak tangan “saya mohon pak ijin kan saya lewat” namun security itu enggan menggeser tubuh besarnya.

“maaf nona tapi anda harus lewat sana” ujar security itu tegas dan ngeri. “tapi saya harus lewat sana pak, tolong” Gong Ju semakin nelangsa saat kedua orang itu berjarak kira – kira dua meter dibelakangnya.

Ia melepaskan heelsnya di tentengnya heels itu ditangan kanan sedangkan tangan kirinya menarik koper. Security itu tampak bingung, kemudian langsung di dorongnya security itu dengan cepat, di terobosnya gerombolan fangirl itu. Seketika itu suasana jadi sangat kacau. Ada beberapa yang kaget dan tampak bingung, ada beberapa yang marah dan berteriak ketika Gong Ju melewati mereka. Sedangkan member – member EXO pun tampak bingung melihat barisan penggemar mereka kacau balau, ada beberapa yang berteriak bahkan marah – marah.

Gong Ju berlari kesana kemari menghindari orang – orang yang mengejarnya dan kini bertambah banyak (pengawal kakeknya bercampur dengan security), mereka muncul dari segala arah membuat Gong Ju kelimpungan. Ia berlari seperti orang bingung, bahkan tidak jarang ia menabrak orang lain. “Jwesonghamnida” kata itu semakin sering terucap searah dengan langkahnya yang semakin cepat.

Sekarang acara kejar mengejar itu menjadi tontonan setiap pasang mata, mungkin sebagian dari mereka berpikir gadis malang yang tengah berlari itu pasti tengah terlilit hutang dan yang sekarang mengejarnya adalah para lintah darat. Sebagian lagi berpikiran gadis itu adalah pengedar narkoba yang diburu oleh polisi atau mereka mengira Gong Ju adalah buronan polisi yang kabur dari penjara, dan masih banyak spekulasi – spekulasi lain yang menghiasi pikiran mereka.

Gong ju berdiri tepat di tengah – tengah lingkaran, kini ia tampak seperti daging segar yang di kelilingi oleh srigala – srigala lapar yang kapan saja bisa menengkramnya dengan satu tangkapan. Gong ju berpikir keras sementara srigala – srigala itu semakin mendekat, kemudian pandangannya tertuju kearah deretan meja, di balik meja – meja itu member EXO memerhatikan kekacauan yang di buat oleh Gong Ju dengan bingung.

Ketika seorang pengawal telah berhasil meraih kopernya Gong Ju langsung meloncat kaget kemudian lari kearah salah satu meja membiarkan kopernya dilahap dan memilih menyelamatkan diri. Ia langsung menyusup ke kolong meja tak di sangka para pengejar itu mengikutinya. Sebelum mereka dapat meraihnya Gong ju memutuskan untuk keluar dari salah satu sisi meja. Namun, ternyata ia mengambil sisi yang salah.

Tubuhnya gemetar ketika melihat pandangan dingin itu menusuk kearahnya. Mata itu memincing kearahnya, menghujamnya dengan pisau – pisau tajam dan juga mematikan. Gong Ju berada di posisi yang bisa di bilang mundur ke lubang singa maju ke lubang buaya, karena di belakang sana para pengawal itu sudah hampir meraihnya sementara di depannya kini seseorang dengan posisi duduk menunduk menatap dingin kearahnya.

Jong In kaget begitu kepala gadis itu menyembul di tengah – tengah selangkang kakinya, ia tidak sempat pergi karena mata dinginnya telah terpaku pada sosok manis itu. Gong ju yang merasa kakinya di tarik langsung kaget dan mendorong Kai. Cowok itu terjungkal kebelakang untung saja kepalanya tidak langsung jatuh ke lantai karena kotak – kotak hadiah yang belum sempat dipindahkan itu menyangganya.

Gong Ju langsung bangkit kemudian menunduk namun tidak ada waktu lagi untuk menunjukan rasa bersalah. Ia langsung berlari karena pengawal – pengawal itu sudah berada di belakangnya. Namun malang memang tidak bisa di tolak untung tak dapat diraih, ia tidak sempat berlari jauh karena seseorang telah menangkap dan mengangkat tubuhnya.

“YAK!! Lepaskan aku!! Lepaskan aku!!” teriaknya. Gong Ju meronta, ia memukul – mukul pundak pengawal itu dengan keras dan berteriak. Namun sepotong lakban hitam dan seutas tali dengan cepat telah mengunci mulut dan melilit tangannya. Kini tak ada satu pun yang bisa ia perbuat selain pasrah.

###

Keadaan kembali normal namun acara fansign itu tidak bisa di lanjutkan karena EXO-K harus menghadiri acara di tempat lain. Para penggemar tampak sangat kecewa. Suho menunduk meminta maaf dan berjanji akan datang lagi. Saat hendak pergi mengikuti member lain yang terlebih dahulu beranjak, ia menunduk sekali lagi dan memberi salam perpisahan kepada fans, namun ia tidak sengaja melihat sebelah sepatu hak tinggi tergeletak tak jauh darinya. Karena penasaran, sebelum pergi ia mengambil sepatu itu. Belum sempat ia mencari pemilik sepatu, menejer sudah menariknya. Suho memutuskan membawa sepatu itu bersamanya.

###

Gong ju memutuskan untuk berhenti meronta, setelah menyadari tak ada gunanya meronta toh orang – orang ini akan tetap membawanya pulang. Mobil sedan itu memasuki sebuah gerbang yang merupakan dua buah patung helios raksasa berdiri megah di kedua sisi, membatasi jalan dengan kawasan pribadi milik salah satu konglomerat di Korea Selatan ini.

Mobil berhenti  di depan rumah yang lebih mirip istana itu. Para pengawal itu membawa Gong Ju masuk kedalam. Presiden Lee menunggu di kursinya sambil mengetuk – ngetuk jari sementara sekertaris Jung sibuk dengan jam tangannya.

Gong Ju digiring memasuki ruangan pribadi kakeknya. Disana pria tua itu telah menunggunya, suara kuku itu begitu mengerikan. Gong Ju bisa membayangkan wajahnya yang mulus ini bisa langsung lecet jika terkena kuku itu.

Lee Gong Ju adalah cucu tunggal dari pemilik Noran Group. Sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang traveling dan pengangkutan barang yang berbasis internasional. Lee Kwang Suk kakek Gong Ju adalah pemimpin sekaligus pendiri dari perusahaan ini. Keluarga Lee merupakan keluarga yang sangat unik karena keseluruhan keturunan mereka adalah anak tunggal, dan semuanya laki – laki kecuali Gong Ju, oleh karena itu lah Gong Ju diberikan nama yang artinya adalah putri, karena ia adalah putri satu – satunya di keluarga itu.

“kakek sangat kecewa padamu” ucap Presiden Lee menatap tajam kearah Gong Ju. Gong Ju menunduk dalam – dalam memendamkan wajahnya.

Tiga tahun lalu Gong Ju dikirim ke Amerika oleh Presiden Lee untuk belajar mengenai bisnis di California University. Namun, Gong Ju tidak suka dengan bisnis -atau lebih tepatnya ia melakukan itu untuk menentang kakeknya- tanpa sepengetahuan kakek ia pindah kejurusan desain. Gong Ju hanya menunduk diam mendengarkan kemarahan kakeknya.

“kau adalah pewaris tunggal Noran Group, aku mengirim mu ke California bukan tanpa tujuan. Ini semua demi masa depan mu, masa depan perusahaan kita” Presiden Lee mendekat langkahnya yang lambat dan bunyi ketukan tongkat itu membuat suasana terasa sangat mencekam. Gong Ju sudah sangat familiar dengan kalimat yang baru di lontarkan kakeknya. Sudah beribu – ribu kali ia mendengarnya.

“aku sudah menaruh harapan besar padamu, tapi kau menyia-nyiakannya dengan masuk ke jurusan yang tidak jelas seperti itu”

Perkataan pria tua itu langsung menancap ke ulu hati Gong Ju. Ia menaikan kepalanya dan memandang kakeknya dengan tatapan tak terima. Sejak kecil Gong Ju memang suka menggambar dan mendesain. Ia ingat sekali saat kelulusan SMP ia merengek pada kakeknya untuk menyekolahkannya di Sekolah Kejuruan Khusus Desaign. Namun, kakeknya menolak dengan alasan sekolah seperti itu tidak bisa memerikannya manfaat di masa depan melainkan hanya buang – buang waktu.  Mendengar ucapan kakek yang seakan – akan merendahkan impiannya itu membuatnya naik darah.

“kakek tidak mengerti, kakek tidak akan pernah mengerti aku. Kakek tidak mengerti keinginan ku. Kakek egois!!”

PLAK!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kanannya yang mulus. Namun tamparan di pipi itu justru tidak terasa sakit melainkan hati nya yang kini menjerit.

“kau berani melawan ku” ucap Presiden Lee geram. Jari – jari tua itu mengatup keras. Semua orang yang ada diruangan itu kaget. Setau mereka Presiden Lee sangat menyayangi Gong Ju. Karena Gong Ju adalah satu – satunya yang ia punya. Oleh karena itu, senakal apa pun, seberapapun masalah yang dibuat Gong Ju ia tidak pernah memukul cucunya itu. Namun, hari ini yang mereka lihat bukanlah Persiden Lee yang biasanya. Walaupun tegas beliau tidak pernah bersikap kasar apa lagi pada cucu satu – satunya. Namun, Presiden Lee yang mereka lihat sekarang ini seperti raja singa yang tengah marah karena mangsanya di rebut.

“Aku benci kakek” Gong Ju berlari keluar ruangan sambil memegangi pipi kanannya. Air mata begitu deras keluar dari sepasang mata indah miliknya. Gong Ju mengambil koper dan tas ranselnya kemudian pergi. Tak ada satu pun yang berani mencegah karena kemarahan Presiden Lee belum reda dan beliau belum menurunkan perintah untuk menahan Gong Ju.

###

Mobil van hitam itu melesat cepat di tengah – tengah rintik hujan sore itu. Manager Lee sibuk membaca sesuatu di i-pad sedangkan ke-6 member EXO-K yang lain sibuk dengan keautisan mereka masing – masing. Seperti Baekhyun yang tidak henti – hentinya bernyanyi dan Chanyeol yang semangat sekali mengikuti nyanyian baekhyun dengan kemampuan beatbox nya. Ada Kyung Soo dan Jong In yang asik mendnegarkan music bersama. Ada Sehun yang sedang memutar-mutar rubik milik Luhan. Dan Suho dengan sepatu heelsnya. Leader satu ini tidak memerhatikan kehebohan pasangan Baekyeol di sampingnya ia terus menatap heels itu dengan tatapan kosong. Ia tidak menemukan satu ide pun mengenai sepatu heels ini.

“lihat – lihat! Beritanya sudah muncul di internet!” teriak manager Lee tiba – tiba.

“berita apa hyung?” tanya Baekhyun menghentikan aktivitas menyanyinya.

“mengenai kekacauan di fansign tadi. Di sini juga di posting beberapa fotonya, lihatlah!” Manager Lee menunjukan I-pad itu kepada anak – anak asuhnya.

“waaaah daebak” komentar Chanyeol.

“omo! Ini! Jong In-na ada foto saat…. wkwkwk” Sehun tidak melanjutkan kalimatnya karena ia tidak bisa menahan tawa melihat foto kai yang terjungkal.

“sudah – sudah! Aku tidak ingin membahasnya” Kai memajukan bibirnya. Sedangkan Kyung Soo hanya geleng – geleng kepala.

“disini di katakan cewek pengacau tadi bernama Lee Gong Ju. Dia ini adalah cucu dari konglomerat Korea Selatan! Wah! Pantas saja dia begitu cantik dan pakaiannya juga sangat mahal. Ckckck.” Ujar manager Lee entah berbicara kepada siapa.

“berarti dia itu Paris Hilton nya korea selatan dong, daebak” celetuk Chanyeol.

“tapi kenapa dari tadi hyung diam terus? Itu sepatu siapa?” Baekhyun menatap bingung kearah Suho.

“eh? Apa? Oh, ini bukan apa – apa” Suho langsung menyembunyikan sepatu itu kedalam tasnya.

“eeii, jangan bilang hyung mau makai sepatu itu” kata Baekhyun lagi sambil terkekeh.

“terus pakai dress pink ketat, lipstick merah-“ chanyeol melanjutkan namun kalimatnya di potong oleh sehun.

“rambut di ikat dua, blush on tebal terus jalan – jalan di pinggir sungai han sambil ngegodain cowok – cowok, Hiiiy” semuanya bergidik membayangkan Suho dengan pakaian seperti itu sambil mengedipkan mata kearah mereka.

“kalian!”

Sepatu itu menjatuhi kepala Sehun, Baekhyun, dan Chanyeol. Mereka menjerit bersamaan kemudian mengadu kepada manager Lee.

“kalian ini seperti anak kecil saja!” bentak manager Lee. Ketiganya pun diam sambil terkekeh pelan.

“tapi kalau di cucu konglomerat kenapa sampai di kejar – kejar seperti tadi?” Baekhyun tampaknya masih belum mengerti.

“entahlah, orang kaya memang aneh” jawab manager Lee sambil menutup i-pad dan memasukannya kedalam tas.

###

Di halte itu Gong Ju duduk termenung. Kakinya yang putih tidak beralas itu kotor, pakaian dan rambutnya pun basah kuyup karena air hujan. Wajahnya pun sembab dan sangat berantakan, ia tidak tau harus pergi kemana. Air hujan menyamarkan air matanya, bunyi hujan menyamarkan suara tangisnya. Gong Ju ingin kembali tapi tidak mungkin, ia tau bagaimana kakeknya beliau pasti masih marah. Kembali pun percuma pasti akan dianggap tidak ada. Sekarang ia tidak tau harus pergi kemana, namun tiba – tiba ia teringat sesuatu. Ia segera memencet tombol handphone nya dan meletakannya di telinga.

“yeobuseo? Mina-ya! Ini aku Gong Ju”

“Gong Ju? Waaah, apa kabarmu? Kau sudah pulang dari Amerika?”

“na gwenchana, ne, beberapa jam yang lalu”

“bagaimana keadaan kakekmu?”

“kakek? Beliau… hmm… baik” jawab Gong Ju ragu.

“apa kau bertengkar dengannya?”

“hufth, begitu lah”

“mau menginap? Ada banyak sekali yang ingin ku ceritakan padamu”

“benarkah? Apa tidak merepotkan?”

“kau itu teman ku, sejak kapan kita saling merepotkan? Dimana posisi mu sekarang?”

“aku di…” Gong Ju melihat ke sekelilingnya. “aku di halte”

“langsung kerumah ku saja. Aku masih banyak pekerjaan. Kau masih ingat rumah ku kan?”

“tentu aku ingat, baik aku akan kesana”

“kau tau dimana kuncinya kan?”

“aaah, iya aku tau”

“baiklah sampai ketemu, byee”

Setelah menelpon sahabat karib nya Gong Ju segera masuk kedalam bis yang berhenti tepat setelah ia mengakhiri telpon nya.

###

Gong Ju menelusuri jalan padat penduduk itu. Rumah – rumah di area ini sangat sederhana jauh sekali dengan rumah yang biasa ia tinggali. Gong Ju berbelok kesebuah gang kemudian menaiki anak tangga. Tanpa buang – buang waktu ia langsung mencari kunci pintu yang menurut pengetahuannya di sembunyikan oleh sang pemilik di bawah sebuah pot bunga.

“ini dia!” Gong Ju segera menghampiri pintu dan membuka kuncinya. Ia menarik koper pink nya masuk kedalam rumah sederhana itu. Tidak banyak perubahan yang terlihat kecuali tirai itu, dulunya bermotif bunga – bunga sekarang tidak bermotif, polos berwarna putih. Sebelum ke Amerika ia memang sering main kerumah Mina. Dulu rumah ini tidak sesepi ini, Mina tinggal bersama ayah dan ibunya. Namun, setahun yang lalu mereka meninggal dunia karena kecelakaan. Gong Ju bisa membayangkan betapa sedihnya sahabatnya itu saat kehilangan kedua orang yang sangat berarti.

Gong Ju segera mengganti pakaiannya yang basah kuyup. Dan tak lupa ia mencuci tubuhnya yang lengket karena air hujan. Setelah mandi Gong Ju pergi ke dapur untuk melihat apa kah ada sesuatu yang bisa ia masak. Terpaksa ia menahan rasa laparnya sampai Mina tiba. Ia melirik televise yang ada di ruang tengah. Ia mengambil remote dan menyalakan benda itu sebagai penghibur seraya menunggu Mina.

“pimpinan tertinggi Noran Group tuan Lee Young Jae memutuskan untuk mengakhiri masa jabatannya dan menunjuk cucu nya Lee Gong Ju sebagai pengganti. Namun para pemegang saham tidak sepenuhnya setuju hal ini di utarakan oleh perwakilan Kim Young Min-“

Namun, bukan hiburan yang ia dapat melainkan berita memusingkan yang dapat membuatnya geger otak seketika. Gong Ju segera mematikan televisi ia merasa sangat terganggu dengan pemberitaan barusan. Kini ia benar – benar bingung, tidak tau apa yang harus ia lakukan. Tiba – tiba terdengar suara Mina dari pintu, sepertinya dia sudah pulang.

“Aku pulang!” teriak Mina dengan semangat sambil melepaskan sepatu dan segera menghampiri Gong Ju dan memeluk sahabatnya itu erat.

“bogoshipoyoo” ucap mereka berbarengan. Kemudian kedua gadis itu tertawa geli.

###

“Iya! Itu tadi penampilan dari EXO-K, selanjutnya ….”

Ke enam cowok itu meninggalkan panggung dengan nafas yang tidak beraturan, karena koreografi yang kuat yang cukup menguras banyak tenaga kini keringat bercucuran deras dari kening mereka. Manger Lee mengambilkan air mineral. Mereka menghabiskan satu botol air mineral tersebut dengan sekali teguk.

“kalian melakukannya dengan baik” ucap Manager Lee sambil menepuk – nepuk pundak ke enam member.

“setelah ini kita langsung pulang” kata Manager Lee lagi.

Jam sudah menunjukan pukul sebelas malam, mobil van itu bersama penumpangnya yang sudah hanyut ke dalam mimpi itu memasuki tempat parkir sebuah apartement mewah. Setelah mobil berhenti para penumpang tidak langsung turun. Mereka sibuk mengumpulkan nyawa masing – masing sebelum akhirnya tersadar.

Suho yang tiba lebih dulu langsung membuka pintu apartemen. Baekhyun dan Chanyeol langsung berbutan masuk ke kamar mandi sedangkan Kai langsung tertidur di sofa. D.O membantu Suho membereskan apartemen sedangkan Sehun langsung masuk ke kamar namun tak lama ia keluar lagi.

“hyung handuk ku mana?” tanyanya pada Suho. Suho mengangkat bahu seakan berkata –aku-tidak-tau-

“di kamar mandi” jawab D.O.

Sehun langsung pergi ke kamar mandi. Namun, dua anak autis (read: baekhyun dan chanyeol) masih sibuk berdebat siapa yang menggunakan kamar mandi duluan.

“ck, aku duluan” ujar Sehun ia langsung masuk ke kamar mandi di barengi dengan teriakan dari Baekhyun dan Chanyeol. “HYUNG!!” teriak mereka kompak. Suho dan D.O kompak menutup telinga mereka, bahkan Kai pun terjaga. Akhirnya mereka melewati malam itu dengan penuh kehebohan dan Kai tidak bisa tidur dengan tenang.

###

Gong Ju meletakan sumpitnya di barengi dengan sendawanya yang cukup keras. Mina melirik dengan tajam Gong Ju hanya tersenyum menanggapi lirikan itu.

“jadi kau bekerja di perusahaan hiburan?” Gong Ju memang sedikit penasaran dengan kehidupan sahabatnya itu setelah kejadian satu tahun yang lalu itu.

“ya begitulah, nyamm… nyamm” Mina mengambil sesendok penuh nasi dan memasukannya kedalam mulut.

“jadi kau tidak melanjutkan kuliah sejak lulus SMA?”

Mina menjawab dengan anggukan sementara mulutnya sibuk menyunyah nasi.

Gong Ju tertegun beberapa saat, jadi begitulah Mina menjalani hidup sebatang kara setelah orang tuanya meninggal. Ia sangat ingat dulu Mina bercita – cita menjadi dokter kecantikan ternama di Korea, oleh karena itu ia sangat pintar di sekolah dan selalu mendapatkan juara satu. Sedangkan dirinya? Hari – harinya semasa SMA disibukan dengan membuat kemarahan kakeknya. Gong Ju menyayangkan keputusan Mina untuk tidak berkuliah, namun ia menyadari bahwa keadaan dapat menuntut seseorang untuk melepaskan impiannnya.

“bagaimana dengan mu? Apa tanggapan kakek mu saat beliau tau kau pindah jurusan tanpa izin?” kini Mina yang menatapnya serius. Gong Ju menghela nafas. Dengan itu pun Mina dapat membayangkan jawaban Gong Ju.

Mina tidak habis pikir dengan sahabatnya yang satu ini. Ia sudah mengenal Gong Ju kurang lebih lima tahun. Mereka bersahabat sejak SMP, waktu yang cukup lama untuk dapat mengenal sosok putri modern di depannya ini. Kadang Mina merasa sangat iri pada Gong Ju, ia memiliki segalanya di dunia ini yang di idam – idamkan gadis lain. Wajah yang cantik bagaikan bidadari, harta yang berlimpah, segala yang ia mau dapat terwujud dengan sekejap. Bukan kah itu semua menakjubkan? Mina sendiri tidak mengerti jalan pikiran Gong Ju. Kenapa ia bersedia mengorbankan segala yang ia punya demi sebuah kebebasan.

“lalu apa yang akan kau lakukan?” tanya Mina lagi sambil memasukan sendok terakhir nasinya.

“aku,.. molla” jawab Gong Ju putus asa. Mina menatapnya iba.

“pokoknya aku tidak akan kembali kerumah itu. Titik!” ucapnya tegas. Mina terperangah.

“kau serius?”

“tentu, kau mau membantuku kan?” Gong Ju menatap Mina dengan mata berbinar, menunjukan wajah bak anak kecil yang minta di belikan lollipop. Mina malah membalasnya dengan tatapan ragu.

“ayo lah… kau kan sahabatku, please” pintanya. Mina menghela nafas. Walaupun ia menolak pasti sahabatnya itu akan pergi sendiri ke kehidupan yang ia ingin kan. Dan itu berarti masalah, Mina tidak mau membiarkan sahabatnya itu memasukkan dirinya lebih dalam kedalam jurang yang ia gali sendiri.

“baiklah, kau mau aku apa?”

Gong Ju tampak berfikir.

“carikan aku pekerjaan, please”

###

Gong Ju terpaku di depan gedung itu. Mina memandangnya dengan penuh senyum. Kemudian di tariknya sebelah tangan Gong Ju masuk kedalam gedung. Di dalam sana ada banyak sekali orang rata – rata mereka adalah pelamar untuk pekerjaan yang sama dengan Gong Ju yang mendapatkan panggilan interview hari ini. Mina meninggalkan Gong Ju di depan resepsionis karena ia juga harus bekerja. Mina bekerja sebagai staff make up artis. Sebentar lagi group yang ia rias akan turun, ia harus bersiap – siap.

“Gong Ju-ya! Fighting!” Mina menyemangati.

“o,ooh Fighting!” balas Gong Ju. Sebelum pergi Mina melambaikan tangan kemudian menghilang di antara orang – orang yang berlalulalang.

Gong Ju menunggu dengan gugup di depan ruangan bersama pelamar – pelamar lain. Tak ia disangka surat lamaran yang ia kirimkan dua hari yang lalu diterima.

“Nona Lee Gong Ju” panggil seorang staff pria. Gong Ju tersikap, ia berdiri dan membenarkan pakaiannya sebelum memasuki ruangan.

Di ruangan itu ada seorang pria berkacamata duduk di depan meja sambil memeriksa berkas milik Gong Ju. “silahkan duduk” perintahnya. Gong Ju mengikuti ia duduk di kursi yang telah di sediakan. Gong Ju membetulkan kacamatanya, sebenarnya ia merasa sangat risih menggunakan benda ini, namun demi menutupi identitas asli, mau takmau harus ia kenakan.

“Nama lengkapmu Lee Gong Ju? Agak familiar, hmm….” Pria itu bergumam sambil memperhatikan Gong Ju lekat – lekat. Keringat dingin membasahi dahi Gong Ju, otaknya penuh dengan kemungkinan – kemungkinan buruk yang timbul jika orang ini mengetahui identitas aslinya. Walaupun ia sudah memodifikasi identitasnya di surat lamaran itu dengan begitu rapi, tidak menutup kemungkinan bahwa pria di depannya ini dapat mengetahui keaslian surat lamarannya.

Pria itu melanjutkan interviewnya“kau lulusan terbaik di universitas mu, sebenarnya apa yang membuatmu tertarik untuk bekerja di perusahaan kami?” tanyanya. Dalam hati Gong Ju berteriak lega.

Gong Ju berpikir beberapa saat kemudian menjawab “ini adalah pengalaman pertama saya bekerja, namun saya akan memberikan yang terbaik bagi perusahaan ini. Karena perusahaan ini adalah salah satu perusahan terbesar di korea saya merasa sangat terhormat jika di terima di sini” jawab Gong Ju hati – hati.

“Kenapa kau ingin menjadi asisten stylist?” tanya pria itu lagi.

“sejak kecil saya sangat menyukai seni, khususnya untuk pakaian dan saya sangat suka menggambar dan mendesain. Suatu hari nanti saya ingin menjadi seorang desainer terkenal. Saya pikir bekerja di perusahaan ini adalah awal yang baik untuk membangun karir saya” jawab Gong Ju lagi.

“hmmm, baiklah kau diterima. Selamat datang di perusahaan kami” pria itu tersenyum sambil memberikan tangan kanannya. Gong Ju menyambut tangan kanan itu dengan girang.

“kamsahamnida” Gong Ju menunduk hormat beberapa kali sebelum keluar dari ruangan.

Gong Ju segera mencari ponselnya yang terpendam di dalam tas. Kemudian langsung di pencetnya nomor telpon Mina untuk memberitahuan kabar gembira ini. Namun belum sempat ia mendapat jawaban, seseorang memanggilnya.

“Lee Gong Ju-ssi silahkan menemui bagian personalia untuk mengambil tanda pengenal anda” ucap seorang wanita.

“ah, ne, kamsahamnida” Gong Ju kembali menyembunyikan ponselnya kemudian pergi mengikuti instruksi si wanita tadi.

###

Lee Kwang Suk berjalan mondar – mandir, sementara Dokter Kang sibuk membaca kertas laboratorium yang baru saja ia terima

“Sajangnim duduklah” pinta dokter itu.

“kau katakan saja, aku akan mendengarkannya” jawab Lee Kwang Suk.

“sebaiknya anda duduk dulu” Dokter itu memandang Lee Kwang Suk dengan tatapan memohon.

“baiklah” ujarnya kemudian.

“dari hasil pemeriksaan, sepertinya anda harus segera di operasi”

###

“ini tanda pengenalmu” wanita paruh baya itu memberikan Gong Ju seutas tanda pengenal.

“ah, kamsahamanida” ucap Gong Ju berterimakasih. Ia mengamati benda berbentuk segiempat dan tali di salah satu ujungnya itu dengan sangat bahagia.

“aku punya pekerjaan” gumamnya senang.

“selamat datang di perusahaan kami, kau ikuti orang itu, dia adalah atasan mu” wanita itu menunjuk seorang wanita cantik yang kira – kira umurnya 27-an berdiri tak jauh dari mereka. Wanita itu mengenakan blouse hitam dan rok span putih terlihat sangat cantik dan sexy.

Ketika Gong Ju menghampirinya ia tersenyum, dalam hati ia bersyukur mendapatkan atasan yang ramah. Gong Ju mengikutinya masuk kesebuah ruangan, disana ada banyak sekali pakaian, tas, sepatu, baju, dan sebagainya yang pastinya berasal dari perancang – perancang ternama yang menitipkan rancangannya untuk di promosikan.

“anak – anak itu akan segera berangkat, kau bawa ini kepada mereka. Mereka pasti sedang menunggu di sana” wanita bernama Han Jae Shin itu menyerahkan beberapa potong jaket kepada Gong Ju.

“anak – anak siapa maksud anda?”

“kau akan tau nanti sekarang kau bawa saja itu ke bawah mereka menunggu di resepsionis”

“ba, baik” Gong Ju segera pergi mengikuti perintah. Ia tidak mau membuat atasannya kecewa di hari pertamanya bekerja karena ini adalah pengalaman pertamanya. Tapi ia sedikit bingung juga, mengapa perusahan ini langsung mempekerjakan orang amatir sepertinya? Namun Gong Ju tidak ambil pusing, ia segera mengangkut jaket – jaket yang lumayan banyak itu.

Setelah sampai di lantai dasar, betapa terkejutnya ia ketika melihat ke-6 cowok ganteng itu berdiri menunggu jaket mereka yang sekarang di pegang oleh Gong Ju.

“aku pasti mimpi, siapapun tolong cubit aku”

“Aaaaw~!” Pekiknya saat ia merasakan pipi kanannya di tarik oleh seseorang.

“te…terima kasih” ucapnya kepada orang itu.

“your welcome” ucap orang itu yang ternyata adalah Lee Hyuk Jae, salah satu member Super Junior. Gong Ju yang takjub bertambah takjub lagi ketika melihat pemuda itu memarkan gusi merahnya yang manis.

~To Be Continue~



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles