Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

He Was a Writer

$
0
0

writer_hunhan_violetkecilHe Was a Writer by @violetkecil
Genre: Angst, Bromance | Rated: General| Length: Drabble
Cast : EXO-M Luhan, and EXO-K Sehun| Pairing: Hunhan
Crossposted on bubblememory here.
NO silent reader and Plagiarize please. DO NOT take ideas/plagiarize, dialogues and others from my story. Comments are very welcome.

I will rewrite it again, our story will not end… gumamnya.

Luhan membiarkan gumpalan-gumpalan kertas berhamburan di lantai. Tangannya terus bermain dengan liar di atas keyboard komputer. Kata demi kata termuntahkan tanpa jeda kecuali spasi, titik dan koma. Ia lupa menghitung waktu yang terlewatkan. Kulitnya semakin pucat dan tulang di pipi dan tengkuk semakin terlihat menonjol. Ia tidak bisa berhenti. Tidak sekarang.

Orang-orang mungkin akan mengatakan ia telah kehilangan akal sehat. Tapi pria itu tahu alasan dari semua tindakannya. Sesekali di antara penat ia memejamkan mata. Membiarkan pikirannya sejenak berjalan-jalan tanpa arah. Tangannya terjulur ingin mengambil sebuah buku di atas meja, tapi tanpa sengaja menyenggol sebuah vas bunga.

Vas bunga itu jatuh. Retak perlahan dan kemudian hancur menjadi serpihan-serpihan tajam yang siap melukai. Luhan diam membeku di tempat. Ia mengambil serpihan tajam itu dengan ujung jemari yang gemetaran. Darah segar mengalir dari ujung jarinya. Luhan tidak menyadari itu.

Entah ia sudah kehilangan semua rasa atau memang ia tidak mempedulikan itu. Ia kemudian menatap kalender. Tanggal dua terlihat dengan lingkaran merah dengan keterangan ‘operasi terakhir’. Ia tersadar. Mengambil tas dan jaket tebal, kemudian berlari keluar apartemen.

Yang menyapa Luhan pertama kali adalah sinar matahari. Matanya yang terbiasa dalam gelap seminggu belakangan ini menjadi sangat sensitive. Ia menyipitkan mata. Berdiri di pinggiran jalan sambil berusaha menghentikan taksi. Ia tidak memiliki banyak waktu.

“Oh Sehun please,” gumamnya berulang kali di kursi penumpang. Ia berlari cepat ketika sampai di depan bangunan dengan dominasi warna putih. Nafasnya memburu. Ia yakin ia belum terlambat dan ia tidak mendapat kabar buruk. Ia salah.

Untuk yang pertama kali dalam hidupnya, ia ingin berteriak, menangis, mencaci maki hidup. Ini tidak adil. Ia bertahan hidup setelah kecelakaan itu tapi orang yang bersamanya saat itu, Oh Sehun, harus melewati masa koma dan serangkaian operasi. Luhan pikir setelah operasi terakhir ini ia dapat melihat senyuman Sehun lagi. Nyatanya tidak. Sehun tidak akan pernah membuka mata. Tidak akan pernah membaca cerita yang sedang ia tulis. Sehun tidak akan bisa mengetahui perasaannya yang ia selipkan sebagai pesan dalam cerita itu. Sehun, Sehun-nya, ia tidak tahu harus melakukan apa. Ia tidak ingin menuliskan sebuah akhir dan cerita itu tidak pernah selesai.

I was a writer who lost my purpose
The end of this story, how am I supposed to write it
I love you, I love you, I love you, I love you, I keep writing these 3 words
Setting the warn out pen on the old paper stained in tears
This story can’t be happy or sad

violetkecil’s: Temukan pesan Luhan untuk Sehun dalam fanfic di atas! Clue: Arrange the first letter of first word on every paragraph into sentence, contains 3 words. It’s super duper easy. Write the answer on comment box girls~
I wrote this between my hectic work and stupid flu ruined my body, then hunhan become my strength. I just miss my boys Hunhan.



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles