You’re Not My Father! Chapter 6
Author : @Littlezwingly06 (follow me~) / Arin imnida (add saya yah #plak)
Genre : Family, Angst
Main Cast :
- Oh Chaerin (OC) as Oh Family 1st Daughter
- Wu Yifan/Kris
- Oh Hyuna (OC) as Oh Family 2nd Daughter
- Xi Luhan
Side Cast (Cameo) :
- Oh Sehun
- Jessica Jung
- Park Jungkyu (OC)
- Exo Member
Warning : Typo bertebaran, Genderswitch! Bagi yang tidak suka harap menyingkir. Don’t Like Don’t read also Don’t Bash
Pair : Broken HunHan! KrisHan
Tambahan : italic means mereka bicara dalam hati (batin) atau saat sedang bertelepon
A wedding is a most auspicious occasion. That two people have found each other and are willing to commit to spend their lives together is nothing short of a miracle. This event is a time of unparalleled joy. There are many different styles of weddings based on the traditions of the families involved. Of all occasions, weddings and funerals are probably the occasions where traditions are most observed. These are time when we mark our relationship to life. At a wedding we celebrate the beginning of the forming of a new family
.
.
Thursday, 3rd February – 11.00 A.M – Luhan’s office, Seoul
Luhan membereskan barang barang yang berserakan di meja kerjanya, fiuh~ bahkan ruangan ini juga tampak berantakan
KLING! Luhan menoleh kearah sumber suara
“Astaga cincinku!” Luhan buru buru memungut benda yang menurutnya sangat berharga. Ya.. cincin pernikahannya dengan Sehun
“Untunglah tidak rusak” gumam Luhan. Ia sengaja melepaskan cincinnya saat membereskan ruangannya, takut kalau cincin itu kotor
Luhan memandanginya sejenak, dielusnya permukaan cincin yang terbuat dari perak dan bertahtakan berlian putih itu
“Aku jadi merindukanmu hunnie, bagaimana kabarmu disana?” Luhan mengenakan cincin itu kembali di jari manisnya
Neoui sesangeuro~ Eorin barameul tago~
Ponsel di meja Luhan tiba tiba bergetar, ia segera mengambilnya
“Kris?” Luhan menggumamkan nama si penelpon
“Yeoboseyo?”
“Apa pekerjaanmu sudah selesai?”
“Hm tinggal sedikit lagi, waeyo?”
“Aku ingin kita bertemu di café seperti biasa”
“Baiklah, tunggu sebentar, aku akan kesana 10 menit lagi”
“Okay, kutunggu. See you Lu” Kris memutuskan sambungan telepon
Luhan kembali merapikan ruangannya, “Huft akhirnya selesai juga”
Dengan cepat Luhan meraih jaket dan kunci mobilnya meninggalkan ruangannya
.
.
11.26 A.M – School of Performing Art, Seoul
“Twinnie ayo kita ke cafetaria~” Hyuna menghampiri Chaerin yang asik dengan game di Ipadnya
“Malas, aku tidak lapar” seru Chaerin tanpa mengalihkan pandangannya dari game yang sedang ia mainkan
“Ish! Pokoknya temani aku!” Hyuna merebut Ipad Chaerin
“Kembalikan! Aku malas Hyun”
“No, temani aku” Hyuna menjulurkan lidahnya
“Oke fine, kajja” Chaerin menarik tangan twinnya keluar kelas
-At Cafetaria-
“Sudah puas?” Chaerin melirik Hyuna yang sudah menghabiskan sepiring kimchi
“Ne ne, ahahaha akhirnya kenyang juga~”
“Cepat sana bayar dan kembalikan Ipadku!”
“Kau tidak asik Chae, santai disini dulu kenapa sih? Game saja yang kau pikirkan”
Chaerin menghela nafas, jujur pikirannya sedang tidak tenang akhir akhir ini. Hanya game saja yang bisa menenangkannya
“Woi, jangan melamun, habiskan milkshakemu, sebentar lagi istirahat berakhir. Kita harus cepat kembali ke kelas” seru Hyuna
“Iya iya, kau ini cerewet sekali sih” Chaerin segera menghabiskan milkshakenya sambil mendengus sebal kearah Hyuna yang sedang membayarkan makanan
.
.
01.00 P.M – Seoul Café
Luhan membuka pintu kafe langganannya, mencari sesosok namja tinggi berambut blonde
“Mencariku Lu?” seseorang menepuk pundak Luhan pelan
“Hwaa! Kau membuatku kaget Kris”
“Haha, im sorry, duduklah disini” tunjuk Kris pada kursi disampingnya. Kris juga sudah memesankan Cappuccino favorit Luhan
“Ada apa kau memintaku kemari?” tanya Luhan sambil meminum Cappuccinonya
“Tentu saja untuk membicarakan pernikahan kita” Kris tersenyum simpul
Luhan tersedak, “Uhuk, per-pernikahan kita?”
“Pelan pelan Lu, hm yah seperti yang kau tau, mommy terus saja bertanya kapan kita akan menikah dan dia juga ingin secepatnya melangsungkan pernikahan kita”
Luhan mengetukkan jarinya di meja, tanda bahwa ia sedang berpikir, “Kalau aku terserah kau saja Kris. Tapi bagaimana kalau bulan depan?”
Kris menautkan alisnya, “Bukankah terlalu lama? 2 minggu kedepan bagaimana? Aku akan mempersiapkan semuanya dengan cepat”
“Ta-tapi-“
“Mom and dad juga akan membantu, kau tenang saja” Kris menggemgam tangan Luhan, mengelusnya perlahan
“Ba-baiklah, aku akan bilang pada anak anak” ucap Luhan
Kris tersenyum mendengar jawaban Luhan, “Thanks Lu, Wo Ai Ni”
“Wo Ai Ni Kris” Luhan tersenyum menatap calon suaminya
Tiba tiba ponsel Luhan berdering menandakan ada pesan masuk
“Pesan dari siapa Lu?”
“Hyuna, aku harus menjemput anak anak” Luhan menaruh kembali ponselnya di meja setelah membalas pesan Hyuna. Ia segera memakai jaketnya
“Akan kujemput mereka, kau pulang dan menyipakan makan siang” Kris berdiri dari kursinya
“Ani, tidak usah repot repot Kris”
“Aku ingin bertemu anak anakmu Lu, anggap saja sebagai calon appa yang baik. Aku senang memiliki anak seperti mereka, ya walaupun Chaerin bersikap begitu padaku” ujar Kris
“Ahahaha, baiklah kalau begitu, terima kasih Kris, aku yakin anak anak pasti juga senang” ucap Luhan sambil tertawa ringan
.
02.00 P.M – School of Performing Art, Seoul
“Sekolah ini tidak berubah sejak dulu” Kris memandang gedung School of Performing Art Seoul dengan seksama. Matanya terus mengamati bangunan yang merupakan sekolahnya dulu saat ajang transfer student sambil menunggu calon anaknya (read: Chaerin dan Hyuna) pulang
“Kyaaa tampannya”
“Apa dia guru baru disini?”
“Heish jangan bergurau, tak ada penerimaan guru baru disini!”
Kris menghiraukan teriakan teriakan dari siswi maupun guru yang lewat di sampingnya, “Aish tetap saja seperti ini, aku harus cepat pergi dari sini, kenapa Chaerin dan Hyuna lama sekali?”
Jangan salah walupun sudah bertambah umur, kadar ketampanan Kris tidak berkurang sama sekali, bahkan bertambah tampan sama seperti Luhan yang tetap memiliki wajah baby-facenya. Sejak dulu ia tetap jadi rebutan para yeoja. Ckckck dasar orang tampan ‘–
“Kyaaa oppa is so cool”
“Oppa!!”
“Oppa come to me please aaaa!!”
“Oppa! berfotolah bersamaku!”
Dalam hitungan detik, para yeoja yang tadinya sedikit mulai bertambah banyak mengerubungi Kris. Sedangkan yang dikerungi berusaha melepaskan dirinya
“Chae, Hyun cepatlah datang, aish merepotkan” Kris mencoba melepaskan diri dari para yeoja yang mengelilinginya tapi hasilnya nihil, mereka berjumlah banyak
“Hum? Kenapa disana ramai sekali?” gumam Hyuna sambil berjalan keluar area sekolah
“Entahlah, memangnya aku peduli” sahut Chaerin sambil mengutak atik Ipad dan memasang headsetnya
Kris yang masih dikerubuti para fansgirlnya tak sengaja melihat Chaerin dan Hyuna yang berjalan keluar, reflek ia berteriak, “CHAERIN! HYUNA! Disini disini!”
Hyuna tampak kebingungan, “Aku seperti mendengar suara Kris jussi, Chae kau mendengarnya?”
“Tidak” balas Chaerin cuek
“Iyalah kau tidak dengar!” Hyuna melepas headset Chaerin
“Hei apa apaan sih?” Chaerin menengok sebal kearah Hyuna
Hyuna mengedarkan pandangannya sampai ia melihat seseorang dalam keadaan mengenaskan
“Omo!! Itukan Kris jussi, Chae cepat tolong dia!!” seru Hyuna histeris tatkala melihat Kris yang sepertinya mulai kehabisan nafas
“Hah?” Chaerin hanya menatap cengo Hyuna
“Ih! Kau ini!” Hyuna segera menyeret Chaerin kearah kerumunan tersebut
“AHJUSSI!!” Hyuna berteriak sambil berusaha menerobos kerumunan tersebut, sedangkan Chaerin kembali memasang headsetnya
Hyuna berusaha menggapai Kris, “Ahujussi kenapa bisa disini?”
“Luhan sedang menyiapkan makan siang, jadi aku yang menggantikannya menjemput kalian” jawab Kris tersenggal senggal
Sungguh kondisi yang sangat mengenaskan……..
“Tunggu sebentar ahjussi, CHAERIN!!! BANTUIN WOI!!” Hyuna menyeret Chaerin kembali
“Aih, ini merepotkan, memangnya aku bisa bantu apa he?”
“Usir nih ahjumma dan unnie unnie genit”
“Bukan urusanku”
Emosi Hyuna sudah berada di puncak, “KALAU KAU TIDAK MAU BANTU, KITA TAK BISA PULANG!! PABBOYA!!”
“Baik baik! Tidak usah berteriak di telingaku!” Chaerin melepas headsetnya dan menerobos kerumunan dengan paksa namun tetap saja tidak bisa
“Maaf, unnideul, minggir sedikit, aku mau lewat” ucap Chaerin, Hyuna menepuk jidatnya, “Babo…”
“Minggir oi minggir!!” Chaerin mendorong tubuh para yeoja itu, yah bagaimanapun tetap saja tak berhasil
Habis sudah kesabaran Chaerin, “MINGGIR SEMUA!! KUTENDANG KALIAN!!”
Sreeet! Serentak para yeoja yang mengerubungi Kris tadi langsung memberi jalan pada Chaerin untuk lewat. tak menunggu lama, Chaerin langsung menarik Hyuna dan Kris menuju mobil kris yang tak jauh dari tempat tadi
Mereka langsung masuk kedalam mobil dan Kris segera menjalankan mobilnya
“Para yeoja itu tetap saja mengerikan” ujar Kris, matanya tetap focus pada jalanan
“Kau saja yang tak becus menanganinya” sahut Chaerin
“Ssstt Chaerin” Hyuna menyikut lengan Chaerin
“Apa sih?”
“Haha tak apa apa, maklumlah jumlah mereka banyak, thanks Chae” Kris tertawa ringan mendengar ucapan Chaerin
“Mian ahjussi, Chaerin memang tak bisa berkata sopan” dan Hyuna sukses mendapatkan jitakan di kepalanya dari Chaerin akibat perkataannya barusan
.
.
“Ahjussi tidak mampir dulu?” ujar Hyuna pada Kris di dalam mobil
“Tidak, aku masih ada keperluan di kantor” balas Kris
“Oh begitu, gomawo ahjussi” Hyuna membungkukkan badannya
“Sama sama Hyun, tidak masalah, aku senang bisa bertemu kalian hari ini” Kris mengacak rambut Hyuna pelan
“Hehehe begitukah ^^” Hyuna tertawa ringan saat Kris mengacak rambutnya
“Chaerin? Kau tak ingin mengatakan sesuatu padaku?” Kris beralih menatap Chaerin yang kini menguyah permen karetnya
“Thanks” hanya sepatah kata ‘—
“Hm aku juga berterima kasih padamu Chae, baiklah aku pergi dulu. Salam untuk umma kalian” Kris kembali masuk ke dalam mobilnya
“Ne ahjussi, kamsahamnida~” Hyuna melambaikan tangannya pada mobil Kris yang mulai menjauh
.
“Umma~ kami pulang~” teriak Hyuna, ia langsung melepas sepatunya ke sembarang arah
“Selamat datang Hyuna-ssi, Chaerin-ssi” Jessica menyambut mereka berdua
“Umma dimana eonnie?”
“Ada di ruang makan Chaerin-ssi” ujar Jessica sambil merapikan sepatu Hyuna dan Chaerin di rak
“Hm gomawo eon”
Luhan yang mendengar suara anak anaknya segera menghampiri mereka, “Anak umma sudah pulang rupanya, ayo makan siang. Setelah ini ada yang harus umma sampaikan”
Chaerin dan Hyuna hanya menggangguk, mereka bertiga menuju ruang makan untuk makan siang
.
.
-SKIP TIME-
“Apa yang ingin umma sampaikan?” tanya Hyuna
“Jadi begini, umma akan menikah deng-“
“Intinya saja umma, aku sudah tau kau akan menikah dengan ahjussi bertampang angry bird itu” sela Chaerin sambil meminum jusnya
“Umma akan menikah 2 minggu kedepan”
BRUSH! Reflek Chaerin menyemburkan jusnya, “APA? 2 minggu lagi? Ini gila!! Bagaimana mungkin secepat ini!”
“Bukankah ini terlalu cepat umma?” ujar Hyuna
“Kalian benar, tapi Kris sudah menyiapkan semuanya dan lagi ibunya terus mendesak Kris agar segera menikah” Luhan juga sepndapat dengan anak anaknya, tapi mau bagaimana lagi?
“Nenek nenek sialan, dasar pemaksa” Chaerin menggebrak meja makan hingga gelasnyapun ikut bergetar
“Tenanglah Chae….aku juga berpikiran sama denganmu”
“Bagaimana aku bisa tenang? 2 minggu waktu yang singkat Hyun!” balas Chaerin sengit
“Aku mengerti, tapi sudahlah anak anak, aku yakin Kris bisa membuat kita bahagia” Luhan meyakinkan anak anaknya
“Cih” Chaerin berdiri dari kursinya dan berlari menuju kamarnya
“Sudah kuduga akan seperti ini lagi” Luhan mengacak rambutnya, matanya berkaca kaca
Hyuna menggser posisi duduknya, memeluk Luhan
“Kenapa selalu begini sayang? Kenapa Chaerin tidak pernah bisa menerima Kris? Bukankah dia namja yang baik” Luhan balas memeluk putri keduanya, ia terisak pelan
Hyuna hanya bisa diam sambil menepukkan tangannya ke punggung ummanya
“Aku mengerti perasaanmu twin..”
.
.
Thursday, 4th February – 07.30 A.M
Hari ini tidak seperti biasanya, Chaerin menjadi semakin pendiam. Ia bahkan tak berbicara sepatah katapun pada ummanya pagi ini
“Kami berangkat dulu umma, annyeong~” Hyuna melambaikan tangannya dari dalam mobil
“Ya sayang” Luhan tersenyum balas melambaikan tangannya menatap kedua putrinya
“Semoga Chaerin kembali seperti biasa….” Gumam Luhan dalam hati
.
01.40 P.M – School of Performing Art, Seoul
“Oh Chaerin, tak biasanya kau tidak bisa mengerjakan soal seperti ini” tegur Han songsaenim, guru matematika mata pelajaran terakhir di kelas
“Mianhe, saya kurang paham soal ini songsaenim” jawab Chaerin
“Ya sudah kembalilah duduk” Chaerin melangkahkan kakinya menuju bangku tempat duduknya
Hyuna tahu mengapa saudaranya sampai tidak bisa mengerjakan soal matematika yang bagi Chaerin ini sangat mudah. Hyuna melirik twinnya, tampak Chaerin yang sedari pagi ia amati tak memperhatikan pelajaran sama sekali, sibuk dengan pikirannya sendiri
KRIINGGG!! Bel yang paling dinanti nantikan akhirnya bordering juga. Ya kau benar, bel pulang
“Pelajaran hari ini cukup, selamat siang” Han songsaenim berjalan keluar kelas diikuti siswa yang lain
Hyuna bergegas menghampiri Chaerin di bangkunya, “Chae, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat”
“Kemana?”
Hyuna tersenyum tipis, “Ke makam appa”
.
.
02.00 P.M – School of Performing Art, Seoul
“Bagaimana? Kau sudah memberitahu umma?” tanya Chaerin setelah menghubungi Park ahjussi, supir mereka
“Ne, aku mengatakan kalau kita akan menjenguk Yookyung dan umma membolehkannya” jawab Hyuna sambil menutup ponselnya
“Baguslah, aku juga sudah menuyuruh Park ahjussi membelikan karangan bunga Lily putih kesukaan appa”
Hyuna menatap Chaerin yang kini sedang menengadahkan kepalanya ke atas, memandang langit. Hyuna tahu Chaerin pasti memikirkan masalah pernikahan ummanya dan Kris ahjussi, dan pilihannya ke makam Sehun dirasanya tepat. Terbukti dengan Chaerin yang terlihat sudah mulai kembali berekspresi
“Hei jangan menatapku seperti itu, naksir? Ih aku masih normal” ujar Chaerin mengibaskan tangannya di seragamnya
“Siapa yang naksir? Aku masih normal juga kali Chae -___- namja keren masih bnayak” Hyuna sweatdrop mendengar ucapan Chaerin barusan
TIN TIN!
“Ah itu Park ahjussi, kajja” Hyuna menarik tangan Chaerin menuju mobil mereka
Mr. Park membukakan pintu bagi majikan mereka, “Tumben kalian ingin mengunjungi makam tuan Sehun”
“Hehe, sudah lama kami tidak kesana, aku merindukan appa” ujar Hyuna
“Ya, jussi sudah beli bunganya kan?” tanya Chaerin
“Tentu saja sudah Chaerin-ssi, baiklah kita berangkat” Mr. Park meninjak gas dan melajukan mobilnya menuju pemakaman Seoul
.
.
-At Seoul Funeral-
“Annyeong appa, sudah lama aku, umma dan Chaerin menjengukmu disini” ujar Hyuna meletakkan lily putih di makam Sehun, appanya
“Bagaimana keadaan appa di surga sana? Aku merindukanmu, apa kau juga merindukan kami?” Chaerin memandang figura foto Sehun yang terpasang di nisannya
“Aku sangat sangat ingin bertemu denganmu kembali appa, a-aku..” Chaerin mengusap matanya
Hyuna meletakkan tangannya di pundak Chaerin, matanyapun sudah basah oleh air mata “Katakan saja Chae, aku tau kau ingin berkata banyak hal pada appa”
Chaerin terisak pelan, “Kau tahu appa? Sekarang umma akan menikah dengan namja menyebalkan bernama Kris, kau pasti mengenalnya”
“2 minggu lagi appa… bukankah itu waktu yang sangat cepat? Dan itu berarti posisi kepala keluarga akan tergantikan oleh namja sialan itu….”
“Kalau appa ada disini, appa pasti mencegahnya kan? Appa pasti akan tidak akan mau umma direbut kan? Iya kan appa?”
“Kau mendengar suaraku kan appa? Jawab aku..” tangisan Chaerin makin menjadi
“Kumohon kembalilah, kembalilah appa…… kami semua membutuhkanmu” Hyuna yang mendengar perkataan Chaerin menjadi semakin terisak
“Chaerin….”
Tiba tiba saja hujan deras mengguyur disertai langit yang mendung
“Kembalikan appaku, kembalikan dia ya tuhan… apapun akan kulakukan…” Chaerin meremas ujung jas seragamnya yang basah karena hujan
“Chaerin sudah-“
“AKU MOHON PADAMU KEMBALIKAN OH SEHUN, KEMBALIKAN APPAKU YA TUHAN!!” Chaerin menatap langit yang turut menangis bersamanya, menumpahkan segala emosi yang ia pendam. Ia memeluk pusara appanya
“Tuhan… jika kau memberiku permintaan, aku hanya akan meminta appaku kembali dan memutar waktu saat kami tertawa senang dulu”
.
.
Te Be Ceh~
