Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Destiny – ps : I Love You (Chapter 1)

$
0
0

FF “Destiny – ps : I Love You” (part 1 / ?)

 

author : yooaebi

title : Destiny – ps : I Love You (part 1 / ?)

main cast : Xi Luhan , Kim Heechul , OC

Genre                                                 : Romance , Comfort

Rating                                                 : PG+13

Length                                                : Chaptered

Acc Facebook                                                :http://www.facebook.com/asviolitasaputri

Acc Twitter                                        : http://www.twitter.com/phiophiooo /

Blog                                                    :

Recommended Song                         :

  • Like a Poem – Yiruma
  • Don’t Go – EXO

Disclaimer                                          : don’t be silent readers and plagiator ! buat KAMU ! iya KAMU ! makasih udah mau baca ^^

 

Let’s Begin The Story ~

Bismillah ^^

Destiny - ps-

Happy reading

Caffe itu tampak begitu ramai dengan beberapa orang didalamnya. Kebanyakan dari mereka adalah orang orang yang mengenakan setelan jas hitam rapih dan juga dress formal yang kebanyakan dipakai oleh kebanyakan karyawan wanita. Luhan menyesap hati hati kopi di cangkirnya. Matanya tampak sibuk melihat foto foto gadis gadis yang bahkan tidak dikenalnya sama sekali.

“eomma, kau—“

“ayolah Luhan-a, eomma sudah memilihkan gadis gadis terbaik untukmu. Bagaimana apa ada yang menarik perhatianmu ?” wanita paruh baya itu hanya tersenyum dan menyesap kopinya santai.

“aku tidak suka” Luhan melempar foto foto itu diatas meja. “sudah berapa kali kukatakan pada eomma kalau aku tidak mau dijodohkan !”

“kalau begitu cepatlah mencari kekasih atau pendamping”

“Eomma~”

“tidak ada penolakan kali ini Xi Luhan. Kau tidak lihat berapa umurku sekarang, aku sudah ingin segera melihatmu bahagia membentuk sebuah keluarga kecil dan juga aku ingin segera menimang cucu”

“eomma, tidak sadarkah kau kalau umurku bahkan baru menginjak 23 tahun. Bagaimana bisa aku menikah di usia semuda ini ?” seru Luhan tampak jengah menghadapi sang ibu.

“usia bukan masalah, yang jadi masalah untukku adalah aku ingin segera melihat pendampingmu dan menimang cucu hanya itu”

“Eomma” Luhan sedikit meninggikan suara dan langsung mendapat tatapan tajam dari sang ibu. Luhan menunduk takut, walau begitu ia tidak berani membantah apa kata nyonya besar di rumahnya. Bisa gawat kalau berani membantah sedikit saja. Ibunya benar benar mengerikan dan sulit untuk dilawan.

“aku tidak mau tahu, pilihlah gadis mana yang kau suka lalu katakan padaku. Aku akan menghubungi mereka dan mengatur jadwal pertemuan kalian” ucapnya.

Xi Ya –Ibu Luhan- pun akhirnya bangkit dari tempat duduknya, pergi meninggalkan Luhan sendiri. Tapi sebelum itu ia menepuk bahu Luhan sambil tersenyum penuh arti.

Selang beberapa menit Luhan mulai menggaruk kepalanya frustasi. Bagaimana bisa sang ibu memintanya untuk memilih gadis mana yang akan ia jadikan sebagai pendamping seumur hidupnya kelak nanti. Hei. Memilih pendamping itu tidak semudah membalik telapak tangan, mungkin mudah bagi ibunya tapi ini hidupnya bukan hidup ibunya.

Luhan selalu bercita cita agar mempunyai seorang pendamping yang mencintainya dan juga menerima segala kekurangan darinya. Mencintainya setulus hati dan juga tentu Luhan harus mencintainya. Gadis itu harus memiliki nama dengan huruf awalan ‘Y’ entah kenapa Luhan sangat mengidamkan hal itu. selain itu juga ia harus lahir ditahun 1991-1995. mungkin kedengarannya seperti dia terlalu pemilih, tapi mau bagaimana lagi. ia ingin tipe gadis seperti itu.

“aku tidak yakin mereka lahir di tahun yang kuinginkan” gumam Luhan menatap nanar kearah foto foto yang ada dimejanya saat ini. Semua foto itu adalah gadis gadis yang dipilih oleh ibunya sendiri untuk dijadikan istrinya. Tapi, baru melihatnya saja Luhan sudah  malas. Tidak ada yang menarik perhatiannya sama sekali.

“kau sedang apa disini , tidak kuliah ?”

Luhan menoleh kearah sumber suara lalu tersenyum singkat. Seorang pria dengan kemeja santai itu tampak tersenyum samar dan mengambil tempat untuk duduk didepannya.

“sedang apa kau disini hyung, jangan jangan kau menguntitku !” selidik Luhan Kyu Hyun tertawa mendengar gerutuan Luhan.

“Ya ! mana mungkin. Hei, aku melihatnya”

“apa ? apa yang kau lihat ?”

“sepertinya kau akan dijodohkan bukan ?” Kyu Hyun mengangkat satu sudut bibirnya membentuk smirk.

“mengakulah~” tambah Kyu Hyun karena Luhan hanya diam tak menjawab tapi dari ekspresi wajahnya saat ini pria itu tampak frustasi, membuat Kyu Hyun tergoda untuk menjahilinya..

“Ya ! jangan menggodaku hyung, lalu kenapa kalau aku dijodohkan hah? Aku akan menolaknya mentah mentah”

“meskipun ibumu yang memintanya ?”

“bagaimana kau— ah, selain menguntit ternyata kau menguping semuanya. Hebat” dengus Luhan sebal.

“hei jangan salahkan aku kalau mengetahui semuanya. Kau disini dan berbicara cukup keras dengan ibumu barusan, di caffeku. Tentu saja aku tahu itu Luhan sayang~”

“Oh” Luhan menjawab singkat sembari mencibir. berdebat dengan Cho Kyu Hyun sama saja mencari masalah. Tidak, dia sedang malas berdebat dengan makhluk Tuhan yang satu itu.

Kyu Hyun hanya tersenyum melihat reaksi Luhan. Menjahili seorang Xi Luhan merupakan sebuah kegiatan yang mengasyikkan dan  mempunyai kepuasan sendiri baginya. Dia tidak akan berani melawan karena Kyu Hyun adalah ‘hyung’nya. Sekalipun ingin melawan Kyu Hyun, pria itu akan dengan mudah melawannya lagi. begitu seterusnya sampai akhirnya Luhan yang tidak sanggup melawan Kyu, akhirnya memilih menyerah.

“yang ini cantik” Kyu Hyun mengambil satu foto dan memperhatikannya baik baik.

“sama sekali tidak ada yang cantik hyung”

“hei, kau sudah melihat semua foto foto ini hah ?”

“sudah dan tidak ada yang menarik perhatianku” acuh Luhan kembali menyesap kopinya.

“coba lihat dulu yang ini, namanya –“

“hyung !” teriak Luhan. Ia benar benar mulai kesal dengan Kyu Hyun. moodnya hari ini benar benar hancur karena sang ibu yang terus merengek agar ia segera menikah dan pada akhirnya memutuskan untuk melakukan sbeuah perjodohan ditambah Kyu Hyun yang saat ini terus menggodanya dan itu benatr benar membuatnya kesal setengah mati.

“hei kau kenapa ? sakit ?” tanya Kyu Hyun dengan wajah super polos sementara wajah Luhan sudah memerah padam karena sejak tadi menahan emosi. Ia pun bangkit dari tempat duduknya dan segera pergi meninggalkan Kyu Hyun. pria itu langsung memasuki mobil Ferrari hitamnya yang terparkir didepan caffe dan memacunya dengan kecepatan tinggi.

Sementara Kyu Hyun hanya terdiam tak bergeming sekaligus masih heran dengan sikap Luhan yang terlihat begitu uring uringan itu. matanya masih menatap keluar jendela berharap kalau Luhan kembali dan membawa foto foto yang kini tersebar dimejanya. Ia hanya menghela nafas berat dan kembali memperhatikan sebuah foto yang memuat gambar seorang gadis.

            “padahal menurutku yang ini sesuai dengan tipenya. Lumayan”

* * * *

            Gadis berambut panjang yang sengaja dikuncir biasa itu baru saja menurunkan kakinya dari mobil yang membawanya tepat di sebuah gedung megah yang kelak akan menjadi tempatnya menuntut ilmu. KyungheeUniversity dipilihnya menjadi tempatnya kuliah selama ia berada di Korea. Yap, gadis itu bukan asli Korea melainkan gadis keturunan Jepang – Korea yang kebetulan harus menuntut ilmunya dinegara tetangga karena perjalanan bisnis ayahnya.

Ia tampak sedikit linglung saat memasuki lobby utama KHS. Pasalnya ia baru saja kembali ke Korea dan baru saja mneginjakkan kakinya di kampus yang asing baginya. Ia melihat banyak orang orang berlalu lalang disana tapi ia terlalu takut atau bahkan malu untuk sekedar menanyakan dimana ruangan kepala sekolah berada. Aish, harusnya ia tidak menyuruh ayahnya pulang terlebih dulu kalau tahu akan begini jadinya. Tersesat di sekolah baru ? pengalaman pertama yang begitu miris.

“kau anak baru ?”

Gadis itu membalikkan tubuhnya kebelakang dan terlonjak kaget begitu tahu siapa yang baru saja bertanya padanya. Seorang pria tampan atau bahkan bisa dibilang memiliki wajah super imut tengah berdiri berhadapan dengannya dengan wajah super polos.

Jika dia boneka, aku ingin membawanya pulang. Batin Ji Yong. Ia tidak akan menyangka akan bertemu pria yang menurutnya lebih imut atau bahkan cantik dari dirinya. Ji Young mengangguk ragu.

“i-iya”

“kau tersesat ?” tanya pria itu dengan wajah super polos lagi. Ingin sekali rasanya Ji Yong mencubit pipi pria itu, tapi dia tidak cukup gila untuk melakukannya.

“hmm, mungkin sedikit”

“kalau begitu aku bisa membantumu”

“a-apa ?”

“membantumu. Karena kau anak baru jadi hal yang wajar kalau tersesat. KHS bukan kampus yang kecil. aku pasti akan membantumu” ucap Luhan terkekeh pelan melihat reaksi gadis yang baru saja ditegurnya.

Ji Yong tidak menjawab. Ia masih bingung sekaligus heran kepada pria ini. Kenapa bisa ada pria yang bahkan bisa dengan mudah menawarkan sebuah bantuan kepada dirinya yang jelas jelas tidak dikenalnya, dan lagi kenapa dia bisa tahu kalau Ji Yong memang tersesat ? apa sangat kentara sekali ?

“bagaimana ? kau mau ?” Luhan kembali bertanya.

“baiklah, kalau tidak merepotkanmu-mungkin” ujar Ji Yong tersenyum. Ia mengatasi debaran jantungnya yang mulai berdetak tidak karuan. Astaga, kenapa ia mennjadi segugup ini didepan seorang pria.

“kemana tujuanmu ?”

“ruang kepala sekolah, apa kau bisa mengantarku kesana ?”

“kau meragukanku ?” Luhan bertanya balik dengan ekspresi polosnya—lagi dan itu sukses membuat Ji Young terkekeh mendengarnya sambil mengibas ngibaskan tangan didepan wajahnya.

“aniyo”

“kalau begitu ayo. Percayalah, aku tidak akan membuatmu tersesat” ujar Luhan lagi memberi instruksi.

Ji Young mengangguk dan mulai mengikuti Luhan dari belakang. Ia terus memperhatikan Luhan dari belakang. Pria itu lumayan tinggi, mungkin tingginya sekitar 175 atau 178, entahlah tapi yang jelas pria itu lebih tinggi daripadanya. Rambutnya berwarna coklat keemasan. Tidak, pria ini bukan bule atau orang barat, pasti ia mewarnai rambutnya. Ada sebuah headphone yang tersampir indah di lehernya yang lumayan jenjang dan itu meyakinkan Ji Young kalau pria ini pastilah sangat menyukai musik. Pikiran pikiran Ji Young penuh dengan berbagai macam pertanyaan akan siapa sebenarnya sosok pria itu hingga dia semakin sadar kalau jarak keduanya menjadi jauh karena langkah kaki pria itu begitu panjang, membuatnya tertinggal.

“Y-ya, hei. Tunggu” Ji Young berusaha berteriak namun pria itu sepertinya tidak terlalu dengar. Wajar saja, ia baru saja melewati kerumunan orang berbadan tegap. Entah siapa mereka tapi yang jelas kerumunan yang kebanyakan pria itu mulai memperhatikannya dengan tatapan … nakal.

“permisi, maaf permisi” Ji Young menunduk nundukkan kepalanya beberapa kali saat berusaha melewati kerumunan pria itu. tapi langkahnya terhenti saat ada salah satu pria dengan tubuh tidak terlalu besar menghadangnya begitu saja.

“anak baru yang cantik ternyata” Kim Heechul memperhatikan gadis ini dari atas kebawah. Ji Young mundur beberapa langkah saat sadar kalau orang yang berdiri dihadapannya menatapnya dengan pandangan mata yang mengerikan, terlihat seperti ingin memakannya mungkin.

Ji Young tidak menjawab. Tatapan Heechul benar benar membuatnya takut saat ini. Ditambah teman temannya –yang sama menakutkan sepertinya- mulai berdiri dibelakangnya sambil menyeringai. Ia terkepung dan semakin takut dalam kondisi seperti ini.

“siapa namamu cantik ?” tanya Heechul seraya semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Ji Young. Gadis itu ingin sekali menampar wajah pria yang menurutnya sekarang ini sangat tidak sopan padanya tapi kenapa rasanya berat sekali untuk melakukan hal itu.

“kau semakin cantik bila diam seperti ini” bisik Heechul. Pria itu semakin mendekatkan wajahnya kewajah Ji Young. Dekat sekali hingga ia hampir berhasil menyentuh hidung Ji Young yang hanya berjarak beberapa cm darinya. Tangan Heechul menyentuh lembut pipi Ji Young dan semakin sukses membuat gadis itu berkeringat dingin.

Tapi, belum sempat Heechul menyentuh ujung hidung Ji Young seseorang menghempaskan tubuhnya kesamping sehingga membentur tembok dan menarik tangan Ji Young, menyembunyikannya tepat dibelakang tubuhnya.

“jangan macam macam dengannya Kim Heechul-ssi” desis Luhan tajam. Heechul tersenyum miring sembari menepis tangan beberapa temannya yang langsung menghampiri Heechul.

“pahlawan kesiangan” desisnya.

“siapa dia ? kekasihmu ?” pertanyaan Heechul membuat Ji Young kembali menundukkan kepalanya. Wajah orang yang bernama Kim Heechul ini menurutnya sangatlah menakutkan. Cantik, tapi mengerikan.

Luhan tidak menjawab. Yang ada hanya wajahnya yang terlihat sangat marah. Ada apa dengannya ? gadis itu bukan kekasihnya tapi bagaimana bisa ia berani melawan seorang Kim Heechul yang terkenal dengan sikapnya yang sadis dan merupakan pemberontak yang bahkan membuat dosen dosen malas menghadapinya. Menghadapi seorang Kim Heecul memerlukan nyali yang besar dan Luhan adalah satu satunya orang yang punya nyali itu.

“kau berani menantangku rusa cilik ?”

“aku tidak punya waktu untuk meladenimu, putri cantik

“ahh~ kau takut kalau tadi aku akan mencium kekasihmu itu ? hmm walau sebenarnya aku memang ingin melakukannya.” Ujar Heechul tenang. Tanpa sadar Luhan mengepalkan satu tangannya yang tidak menggenggam tangan Ji Young. Rasa itu tanpa ia sadari muncul. Rasa kesal yang membuat wajahnya sedikit memerah dan membuatnya tampak terlihat begitu menakutkan untuk saat ini.

“kau tahu kenapa aku ingin ?” Heechul mendekatkan wajahnya ke wajah Luhan.

“karena dia sangat cantik dan begitu … menggoda” desah Heechul dengan nada yang dibuat seksi lalu terkekeh, tertawa terbahak bahak seperti setan yang baru saja berhasil keluar dari neraka. Ia berhasil membuat wajah seorang Xi Luhan yang terkenal pendiam dan jarang menunjukkan ekspresi merah padam.

“minggir” ucap Luhan tenang. Ia berusaha tetap tenang. Sekalipun emosinya sempat naik tadi. Ia pun mendorong tubuh Heechul kesamping lagi walau tidak membuatnya terbentur tembok seperti yang ia lakukan tadi. Pergi meninggalkan Heechul adalah jalan yang terbaik. Setidaknya ia tidak ingin membuat gadis yang tengah digandengnya saat ini terganggu di hari pertamanya datang.

“mianhae”

Luhan menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya, menatap gadis itu. gadis yang kini menundukkan wajahnya.

“untuk apa ?”

“karena aku, kau hampir bertengkar dengan temanmu” sesal Ji Young.

“kenapa harus minta maaf. Lagipula ini semua bukan salahmu”

“tapi tetap saja aku sudah membuat kau hampir berkelahi tadi”

“tidak. Ini bukan salahmu sama sekali” ujar Luhan meyakinkan.

“tapi—“

“Kim Heechul memang suka berbuat masalah di sini. Jadi, ini semua murni bukan salahmu okay” ujar Luhan meyakinkan. Gadis itu mengangkat wajahnya, sekedar ingin tahu bagaimana rupa pria yang sudah menyelamarkannya tadi.

Gosh

Pria itu sangat sangatlah tampan dengan senyuman simpul yang membingkai wajahnya. Matanya sedikit menyipit karena tersenyum dan satu hal yang membuat Ji Young hampir lupa bernafas adalah saat tangan pria itu terangkat keatas dan mengacak pelan rambutnya.

“kita lanjutkan perjalanan ne ?” ucapnya masih tetap tersenyum sementara Ji Young bahkan hampir lupa menjawab dengan kata ataupun dengan gerakan. Prilaku pria itu membuat otak sarafnya berhenti sesaat hingga ia tidak sadar Luhan kembali menggeretnya kearah ruang kepala sekolah.

“ini ruangannya”

“eh ?”

“ini ruangan kepala sekolah. Ruangan yang sedang kau cari. Kau tidak sedang melamun kan daritadi ?” ucap Luhan bingung.

Ji Young menggeleng cepat. Akhirnya kesadaran kembali juga setelah beberapa saat hilang entah kemana. Efek berdekatan dengan pria itu benar benar membuatnya … seperti terhipnotis.

“cepatlah masuk” ucap Luhan masih dengan senyuman yang sama. Tangan pria itu terangkat keatas untuk mengetuk pintu. Ia mendengar sahutan dari dalam dan lagi lagi tersenyum, menoleh kearah Ji Young disampingnya. Ji Young mengangguk dan melangkah masuk begitu Luhan sendiri yang membukakan pintunya. Ia masih terdiam dan masih memperhatikan pintu yang perlahan mulai tertutup itu, tidak ada lagi sosok Luhan disana tapi … kenapa ia merasa sedih ?

* * * *

            “kau masih disini ?” tanya Ji young tak percaya sekaligus terkejut ketika melihat Luhan berada disamping pintu ruang kepala sekolah. Sepintas ia melihat pria itu kemudian menoleh kearahnya begitu ia berteriak seperti tadi. Pria itu hanya tersenyum tapi tangannya masih sibuk memainkan sebuah benda kotak yang ia tahu itu adalah  rubik.

“bagaimana sudah selesai ?” tanya Luhan.

“begitulah. Kau, apa yang kau lakukan disini ?”

“menunggumu, apalagi” jawaban enteng Luhan sukses membuat Ji Young terdiam dan semburat rona kemerahan muncul di wajahnya.

“me-menungguku ?”

“iya, aku menunggumu. Bagaimana, apa yang dikatakan kepala sekolah ? apa kau sudah mendapat jadwalmu hari ini ?” cecar Luhan. Tangan pria itu bahkan masih sibuk bermain dengan rubik dan sudah berapa kali juga Ji Young melihat pria itu menyelesaikan rubiknya dan kemudian membuatnya hancur lagi lalu kembali menyelesaikannya. Sudah hampir 5 kali dia melakukan itu.

“huaaa kau hebat sekali” seru Ji Young tanpa menjawab pertanyaan Luhan sama sekali. Ia sangat tertarik dan tidak bisa menyembunyikan kekagumannya saat melihat sudah ke enam kalinya Luhan menyelesaikan rubiknya.

“eh ? kau tertarik dengan rubik ?”

“a-aniyo. Aku sama sekali tidak bisa memainkan rubik. Aku payah sekali dalam hal itu”

“kalau begitu akan kuajari. Kau mau kan ?”

“tapi—“ Ji Young menggantung kalimatnya. Ia bingung, sebenarnya sangat bingung karena bukannya tidak mau tapi, ia baru saja mengenal pria itu beberapa jam yang lalu dan sekarang apakah ia harus menyanggupi permintaan pria yang bahkan tidak ia ketahui namanya. Ji Young hendak membuka suara, mungkin menolak lebih baik tapi semua itu tidak jadi ia lakukan saat pria itu –Luhan menatapnya dengan pandangan mata nan teduh berupa puppy eyes. Astaga, dia tidak bisa menolaknya.

“baiklah, aku mau tapi kalau tidak merepotkanmu” ujar Ji Young lagi dengan senyuman dan Luhan ikut tersenyum mendengar keputusan Ji Young. Entah kenapa ia begitu tertarik dengan gadis ini. Gadis itu cantik, rambutnya panjang dikuncir kebelakang biasa, wajahnya juga bisa dibilang cukup imut menurut Luhan sendiri, dengan mata bulat yang akan menyipit jika tersenyum semua yang ada digadis ini cukup membuat Luhan penasaran. Gadis ini menurutnya sedikit pendiam atau bahkan sedikit bicara. Terbukti beberapa kali pertanyaan Luhan tidak dijawab olehnya.

“tidak. Sama sekali tidak merepotkan hmm nona—siapa namamu ?”

“namaku ?”

“iya namamu, apa kau tidak punya nama ?” goda Luhan yang lagi lagi membuat Ji Young tidak bisa menahan tawanya. Sekaligus rona merah diwajah pastinya.

“Ji Young. Yoo Ji Young” ujar Ji Young mengulurkan sebelah tangannya yang disambut hangat oleh Luhan.

“Luhan, Xi Luhan senang berkenalan denganmu”

“senang bertemu denganmu, Luhan-ssi”

* * * *

            Ji Young tersenyum lembut kearah siapapun yang menyapanya pagi itu. berkat Luhan ia dapat dengan mudah dan cepat beradaptasi dengan lingkungan barunya. Tak butuh waktu lama ia sudah hampir –setidaknya mengenal beberapa murid. Padahal waktu masih di Jepang teman saja ia tidak punya. Hanya satu orang yang saat itu mau menjadi temannya dan sekarang ia bahkan tidak tahu keberadaan temannya itu.

Ji Young meraih ponsel androidnya dan melihat layar itu. seulas senyum ia tunjukkan saat membaca sebuah pesan singkat yang selalu ia terima saat pagi hari. Seperti ini.

From : Luhan

            Pagi ^^ kau ada kelas pagi bukan ? semangat !

Dengan cepat Ji Young langsung mengetikkan balasan untuk pesan itu dengan jari jarinya yang lincah. Sambil terus tersenyum pastinya.

To : Luhan

            Pagi juga ^^ ya, aku dapat kelas pagi. Kau bagaimana ? semangat !

Setelah menekan tombol send. Ji Young kembali tersenyum. Entah kenapa ia mudah sekali tersenyum jika seperti ini. Sudah beberapa hari berteman dengan Luhan menciptakan perasaan berbeda setiap harinya. Ada rasa tenang, nyaman dan hangat ketika bersamanya dan itu selalu membuatnya betah.

Ponsel Ji Young kembali bergetar menandakan ada pesan masuk.

From : Luhan

            Ne. mian, aku masuk kelas siang L

Pesan singkat yang diterimanya langsung membuat senyum Ji Young menguap sudah. Yang ada hanya wajah yang mulai tertekuk. Ji Young sedikit kecewa karena Luhan masuk kelas siang. Itu artinya dia hanya akan bertemu Luhan jika sudah siang dan itu artinya pagi ini dia akan sendiri dikelas. Karena biasanya yang selalu menemaninya adalah Luhan.

From : Luhan

            Kita akan bertemu nanti siang.

            From : Luhan

            Jangan khawatir. Aku akan langsung menemuimu setelah mata kuliah pagimu selesai. Sampai bertemu nanti Youngi~

            Ji Young tak dapat menahan tawanya saat serentetan pesan singkat ia terima dari Luhan. Gadis itu pun hanya tersenyum dan kemudian mulai mengetikkan beberapa kalimat untuk membalas pesan pesan dari Luhan. Senyuman tak henti hentinya pudar dari wajahnya. Sambil terus berjalan ia mengetik pesan itu sampai tak sadar kalau …

BUK

“ah, mian—maaf aku tak—“ mata Ji Young langsung membulat tatkala sadar kalau yang ia tabrak bukanlah sembarang orang. Kim Heechul menatapnya dengan sadis seperti hendak memakannya ketika Ji Young tidak sengaja menabraknya.

“ma-maafkan aku Heechul-ssi” Ji Young membungkukkan tubuh beberapa kali, meminta maaf pada Heechul tapi justru Heechul hanya menatapnya dingin.

“kau pikir minta maaf saja cukup” desis Heechul tajam. Ji Young mendongak dan kaget saat melihat wajah Heechul yang begitu menakutkan. Ia mempertajam matanya. Mengintimidasi Ji Young yang langsung gemetar karenanya.

“mi-mian Heechul-ssi, aku aku benar benar—minta maaf” Ji Young memundurkan langkahnya sambil terus meminta maaf. Heechul yang melihat itu sedikit mengangkat sebelah alisnya dan mendekati Ji Young.

Satu langkah.

“kau harus minta maaf nona Yoo Ji Young” gadis itu mundur selangkah saat Heechul ikut memajukan langkahnya.

“maaf- aku—“

Dua langkah

“kau pikir semudah itu hah ?”

Tiga langkah

“aww” Ji Young meringgis pelan saat tahu dirinya menabrak tembok. Astaga, kesialan apa lagi yang kini terjadi padanya. belum habis rasa keterkejutannya bertambah saat tiba tiba saja ia melihat kedua tangan kekar mengurungnya. Itu tangan Heechul, yang sekarang menghimpitnya di sebuah tembok sudut kampus.

Ji Young menunduk, takut dengan tatapan mata Heechul yang begitu tajam dan begitu menusuk. Suasana menjadi hening seketika. Orang orang yang semula berlalu lalang terlihat menghilang entah kemana. Sekarang hanya ada mereka berdua.

“cantik” Heechul mendesis. Matanya tampak menelusuri gadis itu dari atas hingga bawah. Tangannya yang satu terangkat dan menarik dagu Ji Young sehingga membuat gadis itu mengangkat kepalanya. Pandangan Mata mereka bertemu diudara. Heechul mengeluarkan smirknya sementara Ji Young semakin gemetar karenanya.

Ji Young cantik. Setidaknya itulah yang Heechul tangkap saat pertama kali bertemu dengan gadis itu. menurutnya gadis itu tidak biasa. Cantik, sosoknya sedikit pendiam dan selalu mengikuti Luhan. Ah, pria itu selalu membuatnya kesal dengan menghalang halanginya untuk mendekati Ji Young.

Salah satu sudut bibir Heechul terangkat keatas membentuk smirk yang menawan. Ia tergoda untuk mencoba sesuatu yang memang sejak awal ingin ia lakukan. Mencium Ji Young, merasakan bibir plum gadis itu yang begitu manis.

Ji Young melebarkan matanya saat Heechul semakin mendekati wajahnya ke wajahnya. Ia terdiam, tidak tahu harus berbuat apa. Semua syaraf tubuhnya seakan berhenti dan otaknya seakan tidak bisa mengirimkan sinyal ke anggota tubuhnya untuk bergerak.

Ji Young menutup matanya, tangannya meremas ujung bajunya dengan kuat, ia berharap akan ada keajaiban menghampirinya saat ini. Mungkin saja ada seseorang yang akan membantunya menghempaskan pria ini dari hadapannya. Mungkin ! ia berharap hal itu.

BUK

Ji Young membuka matanya yang terkatup rapat dan melebarkan matanya saat mendapati Heechul sudah tersungkur dilantai dengan darah disudut bibirnya. Ia menoleh ke samping kanan dan mendapati seseorang tengah berdiri disana sambil mengepalkan tangannya.

“Luhan-ssi”

Ji Young menutup mulutnya yang terbuka dengan satu tangan. Bagaimana bisa ada Luhan disini ? ini masih pagi dan jadwal masuk kuliah Luhan bukankah saat siang nanti ?

Luhan mendekati Heechul dan menarik kerah baju pria itu. menatapnya tajam dan sadis.

“jangan dekati dia lagi!” desis Luhan tajam.

“cih, memang kau siapanya ? kekasihnya ? bukan kan” sinis Heechul. Luhan kembali merdang dan memberikan pukulan manis di wajah Heechul. Wajahnya yang tampan kini sedikit lebam karena ulah Luhan. Tapi bukannya meringis kesakitan, Heechul malah tertawa terbahak bahak.

“apa yang lucu ?!” geram Luhan aneh.

“kau itu tidak punya hak atas dirinya. Dia itu bukan milikmu dan begitu sebaliknya. Jadi apa urusanmu kalau aku menciumnya tadi ? hash, kau menghancurkan moment romantis—“

BUK

Sekali lagi Luhan melayangkan pukulan ke wajah Heechul. Wajah Luhan yang biasanya tenang dan  tidak peduli itu mendadak berubah menjadi merah padam. Emosinya benar benar tersulut karena ucapan Heechul barusan. Ia terus memukul Heechul tanpa ampun. Bahkan ia melakukannya sambil duduk menindih Heechul.

Ji Young yang melihat Heechul sudah babak belur merasa sedikit tidak tega. Ia pun akhirnya memberanikan diri untuk maju setelah beberapa menit yang lalu hanya berdiam diri. Ia menarik tangan Luhan untuk menjauh dari Heechul. Luhan menoleh kearah Ji Young –masih dengan wajah marah-

“sudahlah Luhan-ssi, lebih baik kita pergi saja yah”

“apa katamu !? kau sadar apa yang baru saja ia lakukan padamu hah !?” suara Luhan masih meninggi. Ji Young hanya membalasnya dengan senyuman dan kembali menarik tangan Luhan.

“kumohon” pinta Ji Young memelas. Luhan menatapnya tidak mengerti.

Awalnya pria itu tidak mau begitu saja meninggalkan Heechul. Walau sudah membuat wajah pria itu babak belur tapi entah kenapa ada yang masih ganjal dihatinya saat ini. Dengan enggan Luhan berdiri setelah Ji Young kembali menariknya tangannya. Ia masih memandang Heecbul yang saat ini masih tertawa seperti orang gila. Mereka berdua tidak tahu kalau dibalik tawa mengerikan Heechul, tersimpan sebuah rencana brilian.

Rencana brilian dari seorang Kim Heechul.

 

TO BE CONTINUED !~

 

annyeoung~ aebi’s here ! hahaha~

ini FF aku buat untuk pipi, seorang sahabat. yeahh she’s my best pal’s ever ^^ and curious with Luhan, hmm or she’s fanatic fans Xi Luhan. yeah ~ because she always screaming when see Luhan -.- like crazy ahh~ and Kim Heechul tsk.

okeh. makasih udah mau baca~ tapi lebih bagus lagi kalo comment sih hehehe ^^

silahkan kalo ada yang minat (?) mampir ke sini yahh >> my blog *promosi

http://kyubittersweet.wordpress.com

gomawoyo~



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles