Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828
↧

Early marriage (Chapter 1)

$
0
0

Early marriage  (Chapter 1)

Tittle: early marriage

Author: BPI

Length: part

Rating: PG-13

Genre: romance, brothership, sad (maybe),

Main cast: Ah unje, Oh sehun, oh luhan, and other


NOTE :

Ini benar benar dari pemikiran saya, ini ff pertama yang saya publikasikan hehe
 gak PD sama tulisan sendiri. Happy read, and comment please

Brakk

Suara koper di lempar ke dinding oleh seorang wanita dengan tampang geram. Wanita itu membuka koper, dan mengeluarkan seluruh isi koper yang sudah rapi lalu melemparkan nya kemana saja. Setelah isi koper itu habis wanita itu lalu membanting tubuh mungil nya ke kasur empuk yang sebentar lagi akan di tinggalkan itu.

“Oh my god!!! unje what are you doing? ”

Choisang terkejut melihat kamar adik bungsu nya itu bagaikan tempat sampah. Semuanya berantakan bahkan ada sesuatu yang mengambang di aquarium yang ada di pojok kamar yang lumayan luas ini.

Choisang mengambil benda yang mengambang yang ternyata celana dalam berenda pink milik adiknya. Ia lalu melemparkan nya ke arah adik nya itu yang sedang memejamkan mata, menahan emosi.

“Kau mengeluarkan isi kopermu? Lagi?” Choisang menghampiri adiknya itu, dan duduk di tepi ranjang.

“Aku capek oppa” Unje masih saja memejamkan matanya.

“Yak! Pabo! Yang capek itu bibi lili kau membuat pekerjaan ia makin bertambah saja” Choisang memukul kaki adik nya itu gemas.

“Appo!” Unje lalu bangun dan menendang kaki oppa keduanya itu hingga ia jatuh ke lantai

“Oppa, aku sudah bilang aku tak mau pergi ke korea. I dont want !“ Unje mengehentakkan kakinya, lalu membanting tubuhnya lagi, kini dengan posisi tengkurap.

Unje berteriak kencang mengeluarkan seluruh emosinya. Choisang mengusap bokong nya yang terasa sakit lalu duduk kembali di tepi ranjang Unje.

“Unje ah~ kita sudah membicarakan ini berpuluh –puluh kali, bahkan beratus kali. Ini adalah wasiat, dan wasiat itu harus di jalankan. Kau tak mau kan kalau kita mendapatkan karma bila melaksanakan nya”

“Aishh..” unje bangun mengacak rambut pendeknya frustasi “Fikiran mu itu sangat kuno oppa, di zaman modern ini mana ada hal seperti itu”

“Dan ini juga permintaan terakhir mommy and daddy. Kau ingatkan? Kau tak mau membuat mereka kecewa kan?”

Unje terdiam, Choisang tahu apa kelemahan Unje. Yaitu orang tuanya.

Orang tua mereka sudah meninggal 3 tahun yang lalu akibat kecelakaan pesawat. Keluarga Ah dan keluarga Oh sudah membuat perjanjian, perjanjian untuk menikahkan anak bungsu mereka kelak. Akan tetapi keluarga Oh meminta untuk menikahkan mereka tahun ini juga, karena ny.Oh yang membuat perjanjian ini sudah sangat tua, dan sering keluar masuk rumah sakit. Menjadikan dia ingin mempercepat perjanjian pernikahan yang sudah di buat 50 tahun lalu.

Suasana sarapan di meja keluarga Ah sangat hening. Lian anak tertua yang kini menjadi kepala keluarga sekaligus kakak tertua makan dengan tenang. Berbeda dengan Unje yang makan dengan berisik, ia sengaja menghentakan garpu dengan sendok nya dengan kecang saat mengambil lauk dan memakan dengan suara kunyahan yang mengganggu.

“Unje makan dengan tenang!” Choisang bersungut melihat tingkah Unje

“Memangnya kenapa huh?” Unje balik menatap Choisang garang

“Kau ini, begaimana nanti bila makan bersama keluarga Oh, hm?”

Unje yang kesal melempar garpu di tangan nya. Choisang tersenyum mengejek, Lian hanya geleng geleng kepala.

“I told You, I dont want to go Korea”

Kini suara Unje tak seperti kemarin malam, kini suara nya melemah. Ia sudah tak bisa menahan air matanya. Ia memang harus berpisah dengan kedua orang keluarga nya. Mereka berdua Lian dan Choisang satu satunya keluarga yang ia punya. Kini ia menangis kencang, menutup wajahnya dengan telapak tangan nya, bahkan punggung nya terisak. Choisang hanya menatap kosong adiknya itu, Lian bangkit dan memeluk adik bungsunya.

“Aku.. aku tak mau pergi oppa
 aku tidak mau..bukan karena perjanjian itu, ta.. tapi
 aku tak mau pisah dari oppadeul.. hanya
 hanya.. kalian yang aku pu.. punya..”

Unje bahkan tak bisa meneruskan perkataan nya. Perasaan yang telah ia pendam berbulan bulan kini keluar. Choisang lalu menangis melihat adik nya.

“I
 I.. I’m very.. very.. love you oppa deul”

“Unje ah~ mianhe, mianhe oppa tak bisa membantumu .. Bila bisa oppa yang akan menggantikan mu, tapi oppa tidak bisa. I’m so sorry..” Lian pun menatap adik nya sedih, lalu mengenggam lengan Choisang yang sudah terisak.

Choisang menatap wajah Lian, lalu menggigit bibirnya. Menahan isakan yang akan keluar.

“Bagaimana kalau aku ikut Unje ke korea?”

Lian dan Unje terkejut, bahkan Unje berhenti menangis. Ia sangat tahu bahwa Lian sangat trauma dengan pesawat, setelah kematian orang tua mereka. Lian tak mau naik pesawat, ia lebih memilih menaiki kapal, sejauh manapun itu. Tapi ini korea, Washington dengan korea, tak akan bisa menaiki kapal layar.

“Choisang..” Lian mencoba menenangkan adik nya itu

“Ani hyung, aku sudah bertekad. Aku akan pergi ke korea dengan Unje, kau tahu unje bahkan belum  pernah ke korea sekalipun” Choisang menatap mata Lian dengan tatapan memohon

“Oppa, anio! Kau bahkan tak bisa naik pesawat” Unje kini bahkan membujuk Choisang.

Unje benar, Choisang lalu diam. Dia memang takut, tapi ia lebih takut bila membiarkan adiknya sendiri di korea.

“Tenang lah Choisang, Unje akan tinggal di rumah keluarga Oh. Mereka pasti akan menjaga Unje disana. Kau juga tahu bahwa bahasa korea Unje pun sangat baik”

“aku sudah bertekad hyung, aku akan pergi” Choisang bangkit dari duduk nya lalu pergi meninggal Lian dan Unje yang masih menatap punggungnya.

“Mianhe oppa, aku seharusnya tak begini”

“Unje ah~ Choisang sangat menyayangimu”

Choisang menggenggam erat celana nya hingga kusut, keringat bercucur dari dahinya. Bahkan matanya tak bisa fokus, mulutnya masih membuka menutup, ia berdoa. Unje menghela nafas melihat keadaan oppa nya itu, lalu menggenggam lengan oppa nya. Choisang terkejut.

“Tenanglah oppa, kita bahkan belum ada di pesawat”

Mereka memang belum di pesawat, bahkan di bandara pun belum. Lian hanya tertawa di kursi penumpang.

“Yak hyung, apakah ada yang lucu?”

Choisang melempar bantal yang ada di jok mobil ke arah Lian. Unje tertawa melihat tingkah kedua nya itu. Setibanya di bandara, Lian membawakan 2 koper Unje,Choisang hanya membawa satu koper berukuran besar.

“Choisang, aku sudah meminta Oh Ahjusshi untuk mendaftarkan mu di Yonsei university. Kampus itu cukup dekat dengan sekolahnya Unje nanti”

“Thanks bro” Lian menepuk pundak Hyung nya itu. Mereka lalu berpelukan.

Choisang menahan air matanya untuk tidak turun, ia takut bila di ejek oleh kedua saudara nya itu.

“Tenanglah di pesawat” Pesan Lian ke Choisang, langsung mendapat pukulan di pundaknya.

Unje pun langsung memeluk kedua oppanya yang sedang berpelukan, ia pun menahan air mata agar tak turun.

“Kalian berhati-hatilah, Beri kabar aku sehari sekali. Kalau bisa setiap jam ok?”

“Biaya sms dan telefon ke luar negeri itu kan mahal oppa”

Unje mendapat satu jitakan dari Lian. Unje hanya bisa mengusap usap pucuk kepalanya.

“Penerbangan menuju korea dengan pesawat xxx akan segera berangkat”

Lian menatap kedua adiknya itu, lalu memeluk mereka satu persatu.

“Oppa jangan lupa istirahat, makanya jangan telat
” Unje tak bisa menahan tangis nya, ia lalu memeluk Lian “I love You”

“I know my baby
 beri aku kabar sesering mungkin ne?”

Unje memberikan ke dua jempol nya pada Lian

“Jagalah adikmu!”

“Jagalah dirimu, hyung!”

Choisang dan Unje lalu menyeret kopernya, sesekali menengok kebelakang ke arah Lian yang melambaikan tangan dengan senyuman.

Incheon Airport

“Oppa are you okay?” Unje mengetuk ngetuk pintu dimana Choisang sedang mengeluarkan isi perutnya.

Mereka baru saja mendarat di Korea, akan tetapi Choisang langsung menyeret Unje ke kamar mandi pria. Choisang sudah menahan gejolak di perutnya selama 8 jam perjalanan yang sangat menakutkan baginya.

Choisang keluar dengan tampang yang sangat lesu, unje langsung memerikasa kenig Choisang. Wajahnya pucat sekali, tubuhnya juga dingin.

“Oppa, apa kita kerumah sakit saja?”

“Ani.. aku baik baik saja, aku hanya terlalu stress” Ucap Choisang lemah

Mereka lalu menyeret koper menuju keluar, dimana akan ada keluarga Oh yang akan menjemput mereka. Mereka mengedarkan pandangan nya menuju ke orang orang yang yang menunggu dengan membawa papan nama orang yang mereka tunggu.

“Unje, Can you read hangul?”

“Yes, why?”

“Please, search my name!”

“What? “

“Lian hyung bilang, kalau mereka akan menuliskan nama ku di papan itu”

Choisang menunjuk papan yang di bawa salah satu pria berwajah imut, yang terlihat sangat ceria dengan rambut coklat terang yang agak berantakan itu.

Unje melihat tulisan itu dan langsung menarik Choisang yang masih mencari cari namanya. Padahal ia tak terlalu bisa membaca hangul.

“Hi.. this is Choisang Ah”

Unje menunjuk papan nama yang di pegang pria berambut coklat itu, seketika wajahnya yang tadi ceria diam seribu kata. Ia melirik kanan- kirinya mencari seseorang.

“Mianhae, apakah kamu menunggu Choisang Ah” Kini Choisang yang berbicara.

Pria itu hanya mengangguk, senyum nya mengembang.

“Choisang hyung?” Ucapnya bersemangat

“Nde, kau benar” Mereka lalu berpelukan

Unje hanya bingung menatapnya.

“Kau siapa? Oh Sehun apa Oh luhan?” Tanya Choisang antusias

“Ani, aku bukan dari keluarga Oh, kau masih ingat aku Baekhyun, Byun baekhyun imnida” Baekhyun membungkuk hormat ke Choisang. Choisang pun membalas, dan menyuruh Unje juga membalasnya.

Unje hanya diam, ia tahu bahwa membungkuk adalah hal yang sangat wajib di korea. Tapi dia belum terbiasa, dengan kikuk ia membungkuk mengikuti Choisang.

“Kau anak dari aunt Oh Sena?”

“Nde”

“Aishh.. kau sudah besar nde”

Melihat kearaban oppa nya dengan baekhyun, Unje berdehem cukup keras membuat Choisang dan Baekhyun menatapnya.

“Ah ini pasti Ah Unje”

“No! no ah unje, but Unje ah”

Baekhyun terlihat bingung dengan ucapan Unje.

“Unje kau harus berbahasa korea di sini” Bisik Choisang

“Unje imnida” Unje mengulurkan tangan nya untuk berkenalan, Baekhyun dengan kikuk menerima uluran tangan Unje.

Choisang hanya menghela nafas melihat adiknya itu.

“Kau sendirian?”

“Ani hyung, tadi bersama Sehun. Tapi aku tak tahu kemana dia?” Baekhyun pun berjingjit mencari Sehun

“Mungkin dia di mobil” Ucap Unje asal, tapi dapat membuat baekhyun tersenyum ceria

“Nde, kau benar. Kalau begitu ayo kita ke mobil. Sini biar ku bantu”

Baekhyun menyeret koper besar milik Choisang, sedangkan Choisang menyeret 2 koper milik Unje.

Mereka berhenti di sebuah mobil sport berwarna silver berkaca gelap. Baekhyun lalu mengetuk kaca mobil itu. Dan terlihat lah seorang namja berwajah tampan yang membuat jantung Unje berhenti berdetak . Unje menatap pria itu kagum. Kagum akan tatapan dingin nya dan raut wajah datarnya, akan tetapi ia terlihat sangat tampan.

“Yak Sehun, kenapa meninggalkan aku”

“Mianhahe hyung, aku mengantuk..” Sehun pun menggeliat membuat jantung Unje berdegup lebih kecang.

Setelah membantu menaruh barang barang di garasi. Sehun, Baekhyun dan Choisang duduk di bangku mereka masing masing.

“Sehun ah~ ternyata kau sudah besar sekarang, kau bahkan lebih tinggi dari pada aku” Lian membuka suasana yang sedari tadi hening.

“Ne hyung, kau juga terlihat lebih keren sekarang” Sehun tersenyum dan memandang choisang dari kaca spion belakangnya.

Deg


Jantung Unje tak henti hentinya berdegup dengan kencang pada saat mata nya dengan sehun bertemu.

‘Apa ini? Kenapa aku jadi begini? Apa aku jatuh cinta? Aku jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Sehun? Oh Sehun?’ Batin Unje. Ia bahkan memegang dadanya, dan merasakan detakan jantungnya berlomba lomba.

Mobil sport itu pun berhenti di rumah mewah yang di dominasikan putih itu. Kilauan lampu membuat rumah itu semakin indah di pandang. Beberapa pelayan langsung menghampiri mereka, dan membawa koper yang di keluarkan baekhyun, sehun dan lian masuk ke dalam.

“Sehun, tolong titipkan salam ku kepada halmoni. Aku harus berlatih untuk acara sekolah nanti, chen hyung pasti sudah menungguku”

Setelah membungkuk kearah Choisang, baekhyun lalu masuk ke mobil biru shappire yang ada di depan mobil sport milik Sehun.

“Ayo kita masuk hyung”

Sehun lalu berjalan mendahului Unje dan Choisang.unje menarik ujung baju Choisang, mengisyaratkan oppanya itu untuk menunduk.

“Oppa, apakah dia yang akan menikah dengan ku?”

“eh? Wae? Kau menyukainya?”

Wajah Unje seketika memerah, dia langsung memalingkan wajahnya.

Choisang tertawa tertahan, takut tiba –tiba Sehun menoleh ke mereka.

“Sebenarnya aku tak tahu siapa yang menikah dengan mu, Sehun atau Luhan. Yang terpenting, kau menyukai salah satu dari mereka” Choisang tersenyum mengejek kepada Unje, Unje hanya membalasnya dengan bibir bersungut.

“Anneyeong”

Seorang pria manis berambut blonde menyambut Unje dan Choisang dengan senyumah indah nya.  Ia membungkuk.

“Luhan imnida” Ucap nya, senyuman itu belum pudar dari bibirnya

“Eh? Choisang imnida, dan ini yeojadongsaeng ku Unje”

Choisang menyuruh unje untuk membungkuk tapi unje tak mau. Ia sudah letih membungkuk hari ini. Melihat sikap unje, luhan tetap saja memberikan senyum nya.

“Duduklah hyung, kita makan malam bersama” Sehun tersenyum simpul ke arah Choisang, Sehun bahkan tak melirik sedikit pun ke arah Unje yang menatapnya.

Mereka pun makan dalam keadaan diam. Choisang dan Unje makan menggunakan sendok, karena mereka tak biasa makan dengan sumpit.

“Bagaimana dengan washington, aku berencana ingin kuliah di sana?’ Luhan memulai pembicaraan dengan senyuman yang manis.

“Hmm.. cuaca di sana cukup ekstrim, kau ingin berkuliah di sana?”

“Nde hyung, aku ingin kuliah ke luar negeri. Tapi appa dan amma tak membolehkan nya, begitu juga Sehun”

Sehun melirik Luhan tajam, seperti ada sesuatu hal yang salah yang di ucapkan Luhan.

“Eoh? Maksudku Sehun hyung.. hahha mianhae, aku memang suka berbicara informal denganya”

“Oh? Jadi Sehun hyung mu”

Choisang melirik ke Unje, Unje hanya memberikan tatapan bingung, tak mengerti maksud oppanya itu.

“Nde hyung, bukankah di lihat dari wajah imutan aku?” Kini Luhan membuat seisi ruangan tertawa, kecuali Sehun yang memandang Luhan kesal.

“Dimana ahjusshi dan ahjumma?” Unje memandang Sehun, sehun hanya menatap nya sesaat.

“Amma dan appa pergi ke jerman, mencari dokter untuk halmoni”

Unje menatap kesal ke arah Sehun, dia berharap Sehun yang akan menjawab. Bahkan Sehun hanya menatap nya sebentar saja.

“Bisakah kami menemui halmoni”

“Oh tentu hyung”

Seusai makan malam, mereka naik ke lantai 2. Dimana Halmoni atau ny. Oh di rawat. Sehun membuka pintu kamar, dan mempersilahkan yang lain masuk. Terlihat seorang wanita paruh baya dengan berbagai selang pada tubuhnya. Unje dan Choisang terkejut melihatnya.

“Sudah setahun halmoni di rawat seperti ini, kadang – kadang membaik, dan kadang-kadang memburuk”

Luhan mengelus sayang pada kepala halmoni nya itu.

“Aku tak tahu, bahwa kondisi ny. Oh separah ini. Maafkan kami bila kami baru datang”

Choisang membungkuk hormat, lebih kepada ny. Oh yang masih menutup rapat matanya.

“Halmoni, ini Choisang hyung dan adiknya Unje. Mereka sudah datang”

Ucapan Sehun mampu memberikan beberapa gerakan kepada jemari dan bulu mata yang masih beradu itu.

Luhan menghembuskan nafas berat, lalu menatap Unje. Unje hanya diam terpaku, lalu menatap oppa nya.

“Bersuaralah sedikit” Suruh choisang pada adiknya itu.

“Anneyeong halmoni, ini aku Unje, Ah Unje”

Mata  tua itu kini terbuka secara perlahan lahan, Sehun langsung berhambur ke sisi lain ny. Oh. Senyuman nya terulas melihat halmoni nya itu.Begitu pun Luhan, ia menggenggam tangan halmoninya itu. Choisang menyuruh Unje untuk duduk di tepi ranjang, di samping Luhan.

Ny. Oh ingin mengucapkan sesuatu kepada Unje, akan tetapi hanya mulutnya saja yang terbuka. Tidak ada suara yang keluar sama sekali.

“Halmonie, beristirahatlah..” Unje mengelus tubuh terdekat ny. Oh darinya

Unje menatap langit langit kamar barunya. Kamarnya cukup jauh dari kamar Choisang yang berada di lantai 1. Tap ia cukup senang bahwa kamar nya berdekatan dengan Sehun.

Ia tersenyum bila mengingat ingat soal Sehun. Ia tak tahu kenapa? Apakah ia sedang jatuh cinta? Jatuh cinta pada pandangan pertama. Ia bahkan sangat kesal bila Sehun tak menghiraukan nya.

Suara ketukan pintu membuat unje tersadar dari lamunan nya, segera ia bangun dan membuka pintu kamarnya dan ternyata choisang dengan senyuman lebarnya seperti biasa.

“oppa?”

“wae? Kau seperti tak suka aku datang kemari?”

Unje tertawa tanpa dosa, dan duduk di tepi kasur putih barunya. Kamar yang ia tempati memang luas, sama dengan kamar nya di washington akan tetapi warna cat yang berwarna putih membuat kamae ini terlihat sangar luas.

“Unje ah~ aku tahu kau menyukai sehun”

“yak! Jangan sok tahu”

Unje memajukan bibirnya, wajahnya pun memerah”

“aku memang tahu dirimu, sedari kecil hingga besar kita selalu bersama sama bukan?”

Unje hanya terdiam, di bandingkan dengan lian, ia memang dekat sekali dengan choisang. Ya walaupun lebih sering bertengkar dari pada saling menyayangi.

“yang aku tahu, bahwa kau harus menikah dengan bungsu dari keluarga oh, dan kau tahu kan sehun adalag hyung nya luhan”

“so?”

“kau tau mengerti? Jadi
. yang bungsu itu luhan, lihat saja wajahnya
 luhan terlihat lebih muda bukan?”

Unje terdiam sejenak, berfikir sejenak, ia memang bisa bahasa korea akan tetapi silsilah keluarga sedikit membuat dia bingung. Setelah mengerti unje menghela nafas.

“kau mengerti?”

“hm..” unje mengangguk, sedikit sedih memang, mengetahui orang yang ia suka bukan lah calon suaminya.

“sudah lah unje ah~ kau ini hanya mengaggumi sehun, dia memang tampan, tapi ku fikir luhan lebih baik”

Setelah choisang menutup pintu kamar unje, unje pun mencoba untuk tidak memikirkan perjanjian itu. Ia mencoba untuk tidur nyenyak malam ini, karena esok ia harus pergi ke sekolah barunya.

Sarapan di kediaman Oh cukup ramai karena Baekhyun yang membawa anjing peliharaan nya yang cukup besar di ruang makan. Ia pun banyak bercerita tentang apa pun yang ia lakukan setiap harinya.

“Hahhaha.. kau harusnya ikut kemarin ke latihan vocal luhan hyung, kau tahu.. chanyeol mencoba menyanyikan lagu Mama yang terkenal itu, tapi suaranya nya parau sekali”

Yang lain tertawa melihat perilaku baekhyun, bukan karena ceritanya, akan tetapi cara tertawanya yang lucu. Bahkan mata nya menghilang pada saat tertawa. Sehun memandang tajam ke arah Baekhyun. Terlihat tak suka dengan sepupunya itu.

Mereka lalu bersiap untuk berangkat kesekolah. Baekhyun memang sudah terbiasa berangkat bersama, katanya agar ia terkenal juga seperti Luhan dan Sehun. Baekhyun sangat ingin menjadi terkenal di sekolah. Maka sebab itu ia masuk dalam group vocal SMA nya.

“Hyung, kau tak apa sendiri ke Yonsei university. Lebih baik bersama kami saja, kita kan satu arah” Luhan menahan tangan Choisang yang sudah ingin naik bus.

Choisang memang menumpang mereka sampai halte bus.

“Sudahlah Luhan, aku sudah bilang aku ingin berkeliling kota seoul”

“Sudah lah Luhan, biarkan saja “ Suara sehun terdengar di bangku penumpang. Unje yang duduk di belakang menatap sehun lewat kaca depan. Ia berusaha mengendalikan dirinya agar tak gugup menghadapi pria itu hari ini.

“Ya sudah, hati hati ne? Telefon aku, sehun atau baekhyun bila terjadi sesuatu”

Choisang memberikan jempolnya lalu loncat ke dalam bus.

“Kau juga ingin ke sekolah bersama kami?” Sehun menatap Unje lewat kaca spion belakang , unje yang sedari tadi menatap Sehun jadi salah tingkah.

“Sudah.. biarkan saja .. hyung..”

“Hyung?” baekhyun bingung dengan ke dua sepupunya ini.

Sehun langsung menatap baekhyun tajam, membuat namja itu diam seribu bahasa.

“Memang nya kenapa bila aku bersama kalian ke sekolah?”

“Tidak, akan ter
”

“Kau lihat saja nanti, Luhan jalankan mobilnya”

Luhan menatap Sehun yang sedang tersenyum, ia menghembuskan nafas nya berat. Lalu melaju mobilnya ke SMA Yonsei. Setibanya, Unje baru mengerti maksud Sehun. Baru saja masuk gerbang, semua mata tertuju pada mobil sport silver yang membawa mereka.

Baekhyun keluar pertama dengan membereskan rambutnya, semua wanita menghampiri mobil silver milik Sehun. Lalu Luhan dengan senyuman nya menjawab semua panggilan dan teriakan untuknya.

Sehun menatap jengah ke arah wanita – wanita itu, sedang kan unje menatap heran.

“Kau tak mau turun hah?” Kini Sehun menengok ke arahnya.

“Oh, Of course. Aku akan turun”

Teriakan wanita semakin histeris pada saat Sehun keluar, dan makin histeris lagi saat Unje keluar. Bahkan Unje menutup telinganya.

“Siapa gadis itu?”

“Apakah pacar Luhan oppa atau Sehun oppa?”

“Ahh
 tidak mungkin, coba lihat wajahnya, ia lebih pantas menjadi pacar baekhyun oppa”

“Apa kau bilang, baekhyun oppa? Dia tak pantas! Wajahnya bahkan tak kalah cantik dari chanyeol oppa”

Unje menghentikan langkahnya, lalu berbalik ke wanita – wanita yang sedang membicarakan nya.

“Hey
 who is chanyeol? girl or man?” unje sangat penasaran dengan orang yang di banding bandingkan dengan nya itu.

Wanita-wanita itu hanya diam,  mereka tak mengerti dengan ucapan Unje. Unje berbicara terlalu cepat.

“Kau berbicara apa?” ucap salah satu wanita itu dengan kening berkerut

“i ask to you, who is chanyeol? Girl or man?”

“he is man” Seorang wanita berambut panjang pirang bergelombang tersenyum pada Unje

“What? man? “ Ucap unje tak percaya, ia di bandingkan dengan pria. Bahkan wajahnya lebih tidak cantik dari orang yang bernama chanyeol

“Lebih baik kau berbicara menggunakan bahasa korea. Tak semua orang mengerti English di sini ” Ucap wanita cantik itu. Itu sepertinya blasteran, bukan orang korea asli. Terlihat dari wajahnya yang agak kebarat baratan.

Unje berjalan gontai, sudah 10 menit ia mencari kelas barunya. Ia tadi ditinggal kan oleh baekhyun dan Luhan yang memang sekelas dengan nya menuju kelas. kata Luhan ia di tempatkan di kelas international karena bahasa inggrisnya yang bagus. Bagaimana dengan baekhyun? Baekhyun sangat ingin terkenal dan menyamai popularitasnya dengan ketua osis di SMA Yonsei yaitu Kris.

Mata unje terbelalak kaget, melihat seseorang di kepung oleh 3 orang pria. Ia kini sedang berjalan di belakang sekolah, berharap menemukan ruangan kelasnya.

“Aku hanya meminta bekal mu hyung! Kenapa kau sangat pelit sekali?”

Salah satu dari mereka merebut paksa bekal makanan pria yang terkepung. Pria bermata bulat itu terlihat takut, tapi ia masih mempertahankan bekalnya. Hingga pada akhirnya, jatuh dan tumpah berserakan di tanah.

Unje yang melihatnya langsung mneghampiri mereka.

“Hey! Whae are you doing with Him?”

Unje terkejut melihat Sehun dari 3 orang itu. Rambut nya tersisir rapi, bajunya berantakan tak beraturan, menatap unje lamat. Unje berusaha untuk yidak kikuk di pandang seperti itu oleh sehun. ‘tenang lah unje, kau hanya mengaggumi nya, tenang saja’.

“Yak! Sehun kau meminta makanan dari dia” Unje tak percaya, ternyata sehun seperti ini. Ia fikir hanya wajah sehun yang dingin, akan tetapi prilaku nya juga. Ia berusaha membalas tatapan sehun padanya,

“Yak! Dia ini sunbae kita. Kau seharusnya memanggil dia sunbae”

Ucap seorang pria yang terlihat menyeramkan dengan mata hitam nya seperti panda, dan tatapan nya yang tajam.

“dia siapa mu sehun?” Kini pria yang meminta paksa makanan, memandang Unje menyelidik

“orang yang menumpang di rumahku untuk beberapa hari”

Hati unje sakit, bukan karena tatapan dingin atau sikap sehun. Tapi perkataan sehun yang menyakitkan, ‘orang yang menumpang’bukan kah itu terlalu kasar. Bahkan Unje harus melakukan pemogokan apapun untuk tak datang ke korea.

Unje menahan emosinya, mengepal tangan nya kuat kuat. Hingga kuku-kukunya terasa pada kulit telapak tangan nya.

“Kalau kau menganggap aku seperti itu, aku akan pergi dari rumah itu”

Unje menatap tajam sehun, lalu berbalik arah. Dan pada saat itu juga ia mengeluarkan air mata. Unje pun berjalan melewati koridor, dengan emosi yang masih terkobar di hatinya ia berjanji tak akan pernah menganggumi sehu lagi.

“kau Ah Unje?”

Unje mengadah kan kepalanya menatap seseorang pria imut bermata bulat tersenyum padanya, unje pun membalas sebisanya.

“Do Kyungsoo imnida, kau sudah membantuku tadi pagi”

Unje lalu mengingat kejadian tadi pagi dimana ia melihat sehun dan kedua sahabatnya ingin mengambil bekal seseorang.

“Ini untukmu” D.o memberikan kotak makan bekal miliknya

“Eh? Untukku?”

“Karena sudah membantuku, ah
 sebenarnya tidak juga. Kai memang selalu meminta bekalku setiap pagi, karena setahuku ia jarang sekali sarapan. Aku sebenarnya ingin memberikan ini padanya” menunjukan bekal makanan yang kini di tangan unje “Tapi kini ia marah dengan ku, jadi aku berikan padamu”

“kenapa sunbae terlihat sedih? padahal ia tadi merampas bekal makanan sunbae”

Mata D.o membulat lebar, ia terkejut. Dari seluruh hobbae yang ia punya hanya unje yang menyebutnya begitu formal. Unje yang melihat perubahan wajah Do langsung heran.

“Apakah aku mengatakan hal yang salah?”

“Anio.. kau memanggilku sunbae?”

“Tadi anak bermata panda itu bilang aku harus sopan padamu”

D.o tertawa geli,sambil menepuk nepuk tangan nya.

“Hahhaha mereka itu memang sangat jahil. Satu sekolah ini tahu bahwa usia ku sama dengan tingkat 2”

“Jadi kita setingkat?”

“Tapi kini aku sudah kelas 3, aku loncat kelas”

“Waw.. you very smart, right?”

“Yes i think”

Mereka lalu berbicara panjang lebar, mengenai sekolah dan apa pun. Menjadikan mereka akrab satu sam lain. tanpa melihat ada seseorang dari kantin yang menatap mereka.

“Sehun kau melihat siapa?” Kini Tao menyenggol tangan sehun yang sedang mengaduk-ngaduk bubble tea nya

“Ani”

“ahh itu D.o hyung, sedang bersama wanita yang menumpang dengan mu” Kai menatap ke arah D.o dan Unje yang sedang berbincang bincang.

“Wanita menumpang? Maksudmu Unje ia bukan.. aww
”

Baekhun mengaduh karena kakinya di tendang oleh seseorang.

“Yak chanyeol, kau menendangku?” baekhyun menatap kesal kearah chanyeol yang duduk di hadapan nya.

“ mwo? Kaki ku saja diam?” Balas chanyeol tak terima dengan tuduhan Baekhyun

“tapi kakimu itu panjang, pasti kau tidak merasakan ada kaki ku yag kau tendang”

“Yak kau kaki pendek, jangan menyalahkan orang sesuka hatimu”

“Stttt
 kalian bisa diam tidak, nanti bila kris melihat kalian, kalian akan di hukum lagi” Chen melerai pertengkaran antar baek-yeol

Benar saja aura langsung tegang, semua murid diam tertunduk . Kecuali Luhan, Sehun, dan Kai yang masih berani menatap ketua osis, sekaligus ketua gengster di SMA Yonsei ini. Kris berjalan dengan kaki panjang nya bersama kedua sahabatnya selalu menempel dengan nya Xiumin dan Lay. Mereka terlihat seperti pengawal kris, karena berjalan di samping kiri kanan nya.

Kris melirik ke bangku yang di duduki Luhan, dan memberikan senyuman kepadanya.

“Apa maksudnya memberikan senyuman seperti itu? Mengejek?” Kai sudah siap untuk melawan Kris, tapi tangan nya di tahan oleh Chen.

“Yak kai, jangan mencari masalah” Chen memperingati adiknya itu

Kai lalu duduk kembali dan menggeram tertahan. Ia memang sangat tak suka dengan ketua osis nya itu. Gaya nya yang sok cool membuat kai geram. Sebenarnya persalahan ia dan kris pada saat kai ingin memiliki club dance nya sendiri, karena a segan harus satu club dan menjadi junior lay yang memang merupakan ketua clun dance. Akan tetapi selaku ketua osis, kris tak menyetujui nya, karena itu hanya akan memisahkan club dance, yang memang sudah sering mengharusmkan nama sekolah.

“Kau pergilah ke kelas terlebih dahulu baekhyun, nanti aku akan menyusul” Suruh Luhan dengan senyuman seperti biasa

“sip hyung” baekhyun berjalan beriringan dengan chanyeol menuju kelas

“Kau ingin membicarakan apa?”

Sehun melihat punggung baekhyun yang sudah menghilang dengan malas. Tiba tiba saja, setelah istirahat luhan langsung membawanya ke tepi koridor.

“Kenapa kau bersikap kasar pada Unje, pantas saja tadi dia di kelas terlihat murung. Kau bilang dia orang yang menumpang?. Sehun ah~ kau lihat halmoni pada saat unje berbicara, ia merespon. Bukankah dengan begini halmoni akan cepat sembuh”

“Tapi hyung.. aku.. aku sangat membencinya. Ia tiba – tiba datang dan..”

“Who?”

Suara imut wanita berparas cantik berambut pajang gelombang membuat sehun tergagap.tatapan tajam nya pun menghilang, wajahnya yang selalu datar menampilkan senyuman manis miliknya yang jaran sekali di perlihatkanya.

“Ross”

“Saudara kami yang berasal dari washington” luhan tersenyum kikuk

“Aish.. yak sehunie, kau tak boleh membenci saudaramu sendiri” Ross mengerucutkan bibirnya, kesal.

“Aku tak membencinya ross, akan tetapi aku hanya tak suka itu saja” Sehun terlihat meyakinkan ross

“Ne, dia hanya tak suka” luhan pun membantu sehun, ada sedikit perasaan kesal dalam dirinya. Luhan pun segera meninggalkan kedua orang itu.

“Baguslah kalau begitu, aku hanya tak suka bila namjachinguku membenci sudaranya”

Ross tersenyum manis sekali.

Di ujung koridor, seorang wanita berhenti mendadak. ‘apa ? namjachingu?’

“Ada apa unje? Bel masuk sudah berbunyi, kajja!”

D.o menarik lengan unje.

“Oppa, namjachingu itu apa?”

“Kekasih, sebutan wanita untuk kekasih nya”

Setelah pulang sekolah, unje mengunci diri di kamar membuat Luhan sedikit khawatir sedangkan sehun tak ada di rumah. Unje memandang sedih ke arahlangit – langit kamarnya berwarna putih. Ia sangat sakit hati dengan prilaku Sehun, apalagi ia sudah mengetahui sehun memiliki kekasih. Hatinya terasa sakit sekali, apakah ini yang di namakan sakit hati? Unje pun menatap kosong langit langit kamar berwarna putih .

“drrttttt’

Unje sekilas langsung bangun, melihat layar hp.

“Lian oppa”

Ia pun segera memencet tombol hijau, “hallo”

“Hallo
” Suara di seberang sana terlihat lelah

“oppa, ada apa menelefon?”

“Aishh memangnya tak boleh menelefon adiku sendiri, kau sama saja dengan Choisang”

“Hahah mianhae:” Unje tertawa getir, mencoba tedengar biasa.

“Bagaimana dengan keluarga Oh?”

“Ahh.. mereka baik, Luhan oppa sangat ramah ia selalu tersenyum. Sehun oppa sedikit jutek. tapi.. ya dia juga baik. Ada juga baekhyun, dia sangat berisik”

“Kau terdengar senang”

Unje hanya mengulas senyum, ia tak mau kalau oppa nya tahu kondisi hatinya saat ini

“Bagaimana keadaan ny.Oh?”

“Hm.. dia masih seperti yang oppa ceritakan”

“Ne, kemarin malam ahjumma Oh menelefon ku, menanyakan kalian. dia sangat senang mendengar kau sudah di korea. Dia akan pulang seminggu lagi dengan tim dokter dari jerman”

Unje hanya mengangguk, “oppa bukankah di sana sudah malam?”

Tidak ada suara sama sekali, unje hanya mengkerutkan kening nya. Dan mencoba mendengar kan lagi, ternyata hanya ada suara dengkuran di sebrang sana.

“Ada apa sebenarnya unje?” Choisang menatap Unje heran. Semenjak ia pulang kuliah adiknya itu uring uringan meminta pergi dari rumah keluarga Oh.

“Tidak ada apa apa, hanya saja aku tak enak tinggal di sini. Apa lagi ny. Dan tuan Oh belum datang. Kita tak punya darah saudara dengan mereka hyung, apa kata orang? aku yang wanita begini tinggal di rumah pria yang tak memiliki hubungan kerabat”

Choisang menatap heran adiknya itu, sejak kapan adiknya itu punya memikirkan perkataan orang.

“Lalu kalau tidak tinggal di sini, kita tinggal dimana huh?”

“Bukan kah kita punya rumah di sini?”

“Tapi rumah itu sudah di berikan kepada karyawan kepercayaan appa”

“Tapi kita masih bisa di sanakan, rumah itu memiliki 3 bangunan. Kita tinggal di salah satu bangunan nya oppa, yang penting tidak di sini. Aku tidak mau!”

Choisang hanya menghembuskan nafas berat, tak bisa membujuk adiknya yang keras kepala ini.

“Aku akan mencari tahu terlebih dahulu tentang rumah itu, kalau tak bisa kita tinggal di apartement saja. Aku akan bicara dengan Lian hyung”

Unje pun memeluk oppa nya itu senang.

Semakin hari, Unje mendapatkan berbagai presepsi karena berangkat bersama Luhan, Sehun dan Baekhyun. Bahkan gosip baekhyun dan unje tak terelaka kan. Mereka para siswi tak menerima kalau Unje itu dekat dengan Sehun dan Luhan.

Seperti biasa, Unje hanya duduk di bangku taman di bawah pohon. Ia tak pernah makan di kantin pada saat istirahat karena tak memiliki teman dan enggan mendengar mendengar gosip tak jelas tentang dirinya . Biasanya ia makan bersama D.o Sunbae yang seumuran dengan nya. Tapi sejak tadi pagi D.o tak terlihat sama sekali.

“ddrrrttt”

Tanda sms masuk unje langsung membukanya.

‘Unje ah~ aku mendapatkan rumah kita. Barang barang nya lengkap. Ternyata karyawan appa sudah pindah ke desa nya, dan menyewakan nya pada seorang siswa, hahhaha
. kita akan pindah nanti malam’

Unje tak bisa menutupi kegembiraan nya, ia sangat senang akhirnya terbebas dari tatapan tajam Sehun yang selalu tertuju padanya. Tapi ia juga pasti akan merindukan senyuman manis Luhan. Dan pastinya ocehan baekhyun di meja makan.

Unje yang mengepal tangan nya keatas, tak sadar sudah menyenggol sesuatu.

“Brakkkk”

Unje terkejut, begitu juga D.o yang baru tiba dengan sekotak bekal makananya. Di seberang sana, di dalam kantin Tao dan Kai tertawa geli.

“Ada apa huh?”

Baekhyun menoleh, dan melihat Uunje sudah membungkuk 90 derajat untuk meminta maaf.

“Apa yang sebenarnya terjadi?” Kini chanyeol terlihat ingin tahu.

“Wanita penumpang itu, ia membuat bekal D.o hyung berantakan hahha” kini Tao hanya mengeluarkan senyum bahagianya.

Luhan, dan Chen pun ikut menoleh. Sehun hanya diam, memperhatikan seseorang gadis yang duduk di pojok bersama para siswi lainnya.

Karena bekal D.o yang sudah tumpah berserakan, jadi unje mengajak D.o untuk makan di kantin, dan berjanji menraktirnya.

“d.o sunbae, mianhae”

D.o memberikan senyum manisnya, meyakinkan unje bahwa ia baik baik saja.

“sudahlah tak apa, kita kan masih bisa makan ini” D.o menunjuk makanan yang ia dan Unje pesan .

Unje tersenyum, matanya tertuju pada bangku pojok kiri dimana Sehun, Luhan dan beberapa teman nya duduk. D.o yang melihat arahan tatapan unje, langsung mengenali orang orang yang ada di tempat itu.

“Itu, yang bermata panda namanya Tao, dan yang berkulit agak hitam itu Kai , mereka sekelas dengan Sehun. Nah yang tinggi berambut ikal itu Chanyeol, ia kelas 2 A. Dan yang duduk di samping Luhan itu Chen , ia sekelas dengan ku”

“Kau kenal mereka?”

“Siapa yang tak kenal, Oh bersaudara, mereka sangat tampan, wanita mana yang tak berteriak melihat mereka. Tao dan Kai anak yang selalu membully hobbae nya, bahkan sunbae seperti aku juga di bully” D.o mengembuskan nafas “baekhyun dan chanyeol yang selalu lengket seperti permen karet. Untung saja mereka tak sekelas, pada saat kelas 1 aku sekelas dengan mereka. Dan kelasku termasuk kelas yang paling berisik. Dan itu Chen, hyung nya Kai dan ketua group vocal, suara nya sungguh bagus”

Unje hanya mengangguk angguk kan kepala. Seketika aura kantin berbeda, Unje pun melihat beberapa siswa dan siswi jadi tegang, tak terkecuali D.o . ia pun menghentikan makan nya.

“Itu kris sunbae, rapihkan bajumu!”

“apakah baju ku sudah rapih?”

“Bagaimana dengan make up ku?”

Suara bisik samar samar terdengar, unje mengedarkan pandangan nya. Ia melihat beberapa siswa siswi merapikan pakaian nya.

“Kai, masukan bajumu, kau juga Tao” Chen melotot tajam ke arah Kai dan Tao, akan tetapi kedua namja itu malah terlihat santai, bersiul seenak nya.

3 orang pria mendekati mereka, Seorang pria jangkung dengan rambut coklat terang. Menatap Kai dan Tao memperingatkan.

“Bukankah kerapihan adalah no.1 di SMA Yonsei” Pria jangkung yang berwajah tampan itu mengeluarkan suara manly nya.

“Lalu kau ingin apa?” Kini Kai sudah berdiri di hadapan nya

Dari kejauhan terlihat D.o takut takut melihat ke arah mereka.

“Lay beritahu junior mu ini untuk bersikap baik”

Pria berwajah datar itu hanya mengangguk. Menatap enggan ke arah Kai.

“Aku bukan junior nya! Aku bahkan membentuk group dance ku sendiri” Kini Kai memandang Lay kesal, ia memang tak suka terhadap Lay yang merupakan ketua Group dance sekaligus seniornya itu.

Melihat Kai yang sudah emosi, Luhan berdiri menatap Tajam ke arah Kris. Unje terkejut, tak pernah ia melihat Luhan seperti ini. Luhan yang selalu ramah, dan tersenyum kini terlihat menyeramkan.

“Kris kau tak boleh membuat keributan di sini”

Kris menatap Luhan, tersenyum. Bukan senyuman mengejek, tapi senyuman yang tulus.

“Aku tak membuat keributan, hanya saja aku meminta dirimu memperingati dia untuk bersikap baik dan berpakaian rapih”

Ke 3 namja itu pun pergi meninggalkan kantin. Serempak semua siswa menghembuskan nafas lega. Luhan dan teman teman nya pun pergi, semua menatap mereka takut takut.

“Sebenarnya apa yang terjadi?”

“Yang tadi itu kris, dia ketua osis sekaligus ketua gangster di SMA Yonsei”

“Hah gangster!”

d.O mengisyaratkan Unje untuk mengecilkan volume suaranya.

“sebenarnya di SMA yonsei tidak ada gangster, tapi semua siswa memilih kris karena aura nya yang misterius. Kau bisa merasakan nya kan? Pada saat ia memasuki kantin”

“Lalu dia memiliki urusan apa dengan Kai?”

“Sebenarnya tidak hanya dengan Kai, kriss tak suka melihat para murid yang melanggar peraturan, karena dia ketua osis dia mendapatkan banyak tanggung jawab kepada para murid disini”

Setelah menyelesaikan makan nya, Unje dan D.o pun kembali ke kelas masing-masing.

“Kalian serius akan pergi?” Luhan menatap sedih koper koper yang sudah ada di hadapan nya

“Tenanglah Luhan, kami akan sering mengunjungi Halmoni” Choisang menepuk pundak luhan lalu mengangkat koper ke bagasi taksi.

Luhan menatap Unje yang tak berani menatapnya.

“Apakah kau marah karena sehun hyung mengatakan kau menumpang di sini?”

“No. Hanya saja aku merasa tak nyaman bila satu atap dengan pria, yang bukan saudara. Apa kata tetanggamu bila melihat aku di sini?”

Luhan tersenyum, ia tak habis fikir Unje akan mengatakan hal seperti ini.

“Kau ini? Rumah ini saja berpagar tinggi. Tetangga pun tak tahu di dalam rumah seperti apa?”

“Aku juga tak mau jadi bahan pembullyan di sekolah. Mianhae, aku tak suka menjadi sorotan seperti belakangan ini”

Unje menatap Luhan meminta pengertian pria manis itu.

“Otteh, mianhe kalau kami membuatmu sulit”

Unje lalu membungkuk kepada Luhan dan naik ke taksi. choisang menurunkan jendela taksi. Melambai ke arah luhan.

“sampaikan salam ku ke Sehun ne, gumawo “

Luhan pun tersenyum,”nde”

Taksi itu pun pergi, wajah Luhan yang tersenyum memandang sedih ke arah taksi itu. Baru saja berbalik badan, Luhan langsung berbalik lagi mendengar deru mobil sport milik Sehun. Sehun bersiul santai, tanpa memperdulikan Luhan yang menatapnya kesal.

“Kau puas sekarang dia pergi hah?”

Sehun menghentikan kaki nya yang hendak menaiki tangga, menoleh ke arah Luhan yang sedang menghampirinya.

“Unje pergi, dan apa yang kita harus bicara kan pada amma dan appa kalau mereka tiba?” Luhan menatap adiknya itu kesal

“Bilang saja mereka ingin tinggal di tempat lain, karena mereka tak suka tinggal di sini”

“Oh Sehun, aku sudah melakukan permainan mu. Tapi kau tak mengambil peran mu dengan baik. Mana yang kau janjikan akan bersikap baik untuk nya, huh? “

“Aku sudah berusaha hyung, tapi setiap melihatnya aku membencinya. Gara gara dia aku tak bisa hidup bersama Ross”

Sehun berteriak frustasi, ia memang sangat menyukai gadis itu. Gadis yang pertama dan mungkin akan terakhir yang ia cintai. Luhan mematung, ia menunduk menahan gejolak perasaan yang ingin di keluarkan nya juga. Akan tetapi ia mencoba sabar.

“kalau begitu, bila amma dan appa menanyakan hal ini, kau yang harus menjawab”

Luhan berbelok ke arah kamar tidurnya, tanpa memandang Sehun yang memandangnya sedih.

“Mianhae hyung, tapi aku juga tak akan melepaskan Ross, walau demi kau sekalipun”

Taksi berwarna kuning itu berhenti di pagar kayu berwarna coklat gelap. Dari luarnya saja terlihat bahwa rumah ini berbau tradisional. Supir taksi di bantu Choisang mengeluarkan barang yang ada di bagasi. Unje memandang gerbang kayu itu dengan senyum sumringah.

“Kau bawa ini” Choisang memberikan satu koper kepada Unje.

“Oppa, ini dulu rumah kita?”

“Nde, aku dan Lian hyung lahir di sini. Ah~ aku jadi merindukan hyung”

Unje menepuk nepuk punggung Choisang, ia pun sangat merindukan oppa tertuanya itu.

Mereka lalu menghidupkan bel yang ada di samping pintu gerbang itu.

“Oppa kau bilang rumah ini sudah di berikan ke karyawan daddy”

“Nde, tapi ahjusshi Shin karyawan daddy  bilang rumah ini sudah dia sewakan. Hanya menyewakan 2 rumah saja, jadi kita bisa memakai rumah yang satu”Tiba – tiba pintu gerbang kayu itu terbuka, memperlihatkan seorang namja tinggi, tampan dengan rambut coklat terang.

“Anneyong haseyo”

Lian menunduk formal, sedangkan Unje terpaku melihat orang di hadapan nya. Seseorang yang sangat di takuti di SMA nya. Akan kah rumah barunya akan kebih baik dari rumah keluarga Oh , bila ia bertetangga dengan pria ini.

TBC

FF ini udah di publish di wp  koreadansaya.wordpress.com/

jadi kalau memang sama jangan heran hahhaha

happy reading


↧

Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles