Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Reborn (Chapter 6)

$
0
0

Title                       : Reborn [Chapter 6]

Author                  : Niki Pinastika Fahira (cym121)

Genre                   : Romance, Friendship, Sad, Family

Rating                   : PG-17

Length                  : Chapter

Main Cast            :

  • ~ Choi Youngmi (OC/YOU)
  • ~ EXO-K Kai
  • ~ EXO-M Luhan
  • ~ SNSD Sooyoung

Other Cast: temukan sendiri

cool-wallpapers-for-desktop

Twitter: @nikipfff

Disclaimers: Semua cast punya Tuhan dan orangtuanya masing-masing! *kecuali Luhan punya author juga XD*

 

 

Happy Reading^__^

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

_Author POV_

 

Kai menghampiri Luhan dan menarik kerah bajunya. Ia menatap Luhan dengan tatapan death glare-nya.

“Kau! Kau tak dapat dipercaya!” seru Kai di hadapan Luhan. Luhan tak menimpalinya.

“Kai lepaskan dia!!” seru Youngmi. Kai melepaskan Luhan dan mendekati Youngmi kembali

“Youngmi-ah, kau tau apa status kita sebenarnya? Apa Luhan sudah memberitahumu?” tanya Kai

“Kalau tau kenapa huh? Iya aku tau! Kau..kau namjachinguku kan? Kenapa? Puas?!” bentak Youngmi pada Kai

“Youngmi-ah..ka..kau?”ucap Kai terbata-bata. Youngmi memalingkan wajahnya dari Kai dan menghampiri Luhan.

 

“Luhan-ah, gwaenchana?” tanya Youngmi.

“Ne. Kembalilah ke ranjangmu. Sepertinya kau harus istirahat kembali” jawab Luhan

“Shireo!” tolak Youngmi

“Luhan-sshi..” ucap Sooyoung. Luhan menoleh pada Sooyoung

“Mwo?” tanya Luhan

“Sooyoung masih menyukaimu!”

 

_Youngmi POV_

 

“Sooyoung masih menyukaimu!” aku langsung menoleh pada Kai. Sooyoung..menyukai Luhan? Tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk dan keluarlah eomma dan appaku.

“Ah, maaf mengganggu. Kami berdua mau keluar sebentar. Kami titip Youngmi ya..Luhan?” ucap eomma. Luhan mengangguk. Lalu, eomma dan appa menutup kembali pintu kamarku dan pergi.

“Ya! Kau tuli atau bagaimana? Luhan! Dia menyukaimu!” ucap Kai kemudian. Kumohon jangan menyebut itu lagi Kai.

“Bukankah sudah kujawab sewaktu itu?” ucap Luhan

“Kai! Ah, anio. Dia berbohong Luhan” ucap Sooyoung

“Anio. Aku percaya apa yang dikatakan Kai” kata Luhan. Aku menatapnya.

“Youngmi-ah, ayo kita keluar. Biarkan Sooyoung dan Luhan berbicara empat mata” Kai menarik lenganku tapi saat kami sudah berada di ambang pintu, aku berontak. Aku menolak ajakan Kai.

“Shireo! Nan shireo! Aku tak akan membiarkan mereka berdua!” ucapku. Aku kembali pada Luhan dan berdiri di belakang Luhan.

 

Luhan menatapku dan menggeleng. Tatapannya menyuruhku untuk meninggalkannya berdua dengan Sooyoung. Aku melangkah lemas keluar dari kamarku lalu diikuti dengan Kai.

“Kita menguping dari sini” bisik Kai

..

“Trust me! Kau masih menyukaiku?” tanya Luhan. Suaranya sangat jelas ditelingaku walau ia berbicara dengan pelan.

“Ne” jawab Sooyoung. Sooyoung menyukainya..Sooyoung menyukai Luhan

“Lalu, kau minta pertolongan Kai begitu? Aku teguh pada pendirianku yang pertama Sooyoung. Kau bukanlah orang yang kucintai. Kau tidak dikirim untukku” ucap Luhan. Hening beberapa saat. Aku menjauhkan telingaku dari pintu.

“Wae?” tanya Kai lirih. Aku menggeleng

“Tenang Youngmi-ah, Sooyoung takkan menyerah begitu saja. Ayo kita dukung dia! Kita buat Luhan menyukainya. Eotte?” ucap Kai. Kau tahu Kai? Aku tak setuju denganmu. Aku takkan membiarkan Luhan menyukai Sooyoung. Aku takkan rela. Sampai kapanpun.

“Kai..bolehkah aku jujur?” tanyaku

“Keurom..tentang apa?” jawab Kai

“Aku..aku-“ “Biar kutebak! Kau mencintaiku? Haha, aku sudah mengira itu Youngmi-ah” potong Kai. Aku tak meresponnya kembali. Mungkin ini bukan saatnya. Tak lama, Luhan dan Sooyoung keluar dari kamarku.

 

“Luhan! Bagaimana kalau kita double date? Tidak sekarang, mungkin nanti jika Youngmi sudah sembuh” ajak Kai. Oh tidak Kai

“Maaf aku tak memiliki yeojachingu” ucap Luhan

“Bukankah ada Sooyoung?” tanya Kai

.

.

Keesokan harinya aku kembali masuk sekolah. Kai menyambutku dengan gembira. Kai menarikku untuk berjalan di depan Luhan dan Sooyoung. Ya, Kai sengaja melakukan ini. Kumohon Kai hentikan! Aku tak rela!

“Baiklah Luhan, bagaimana dengan double datenya?” tanya Kai kemudian

“Aku terima” jawab Luhan. Apa? Berarti dia dengan Sooyoung?
“Bagus! Jam 7 kita berkumpul di depan rumah Youngmi dan juga kau” ucap Kai. Aku memalingkan wajahku dari tatapan Luhan yang tertuju padaku. Oh, kumohon kuatkanlah aku Tuhan.

.

.

Aku terpaksa bersiap-siap untuk malam ini. Ya, acara double date itu benar-benar jadi. Aku memakai mantelku dan syal berwarna soft pink kesayanganku. Syal ini adalah pemberian halmoniku saat aku baru saja keluar dari rumah sakit, ia merajutnya untukku. Setelah kupikir semuanya siap, aku keluar dari rumahku bersamaan dengan Luhan yang keluar dari rumahnya. Aku sangat terkejut, kenapa dia begitu menarik hatiku malam ini?

“Jadi, kau akan date dengan Sooyoung?” ucapku memulai percakapan

“Anio. Bukan Sooyoung” jawab Luhan

“Lalu? Siapa lagi kalau bukan Sooyoung?” tanyaku

“Yeoja yang akan date denganku adalah Choi Youngmi” jawab Luhan. Aku membelalakkan mataku. Apa dia sudah gila? Lalu, bagaimana dengan Kai?

“Kenapa kau kaget?” tanya Luhan

“Anio..hanya saja..apa kau gila?” ucapku

“Tidak tidak..aku tidak gila. Aku akan mencari kesempatan untuk berdua denganmu. Dan yah lihatlah saja nanti Young-ah” Luhan tersenyum padaku. itu membuat udara di sekitar tubuhku menjadi hangat. Ia benar-benar membuatku tenang.

 

CUP~ Luhan mencium pipiku dengan lembut sebelum akhirnya Sooyoung dan Kai datang bersamaan.

“Sudah siap?” tanya Kai. Kami semua mengangguk. Sesekali aku menoleh pada Sooyoung dan Luhan yang berjalan di belakangku dan Kai. Kai menggandeng tanganku, aku berusaha untuk melepaskan genggamannya tapi ia tetap bersikukuh untuk menggenggamku. Kami menuju sebuah tempat ice skating.

“Tapi aku tak bisa ice skating” ucapku lirih. Ternyata hanya Luhan yang mendengar perkataanku tadi.

“Aku akan mengajarimu” bisik Luhan tepat ditelingaku dan itu membuatku geli.

Kai dan Sooyoung sudah berski mendahuluiku dan Luhan. Akhirnya, dengan dipegang oleh Luhan aku menginjakkan kakiku di atas es tersebut. Dan tentu saja aku sedikit ketakutan.

“Jangan takut. I’m with you” ucap Luhan dan itu membuatku sedikit tenang.

Luhan tak melepaskanku, ia tetap memegang lenganku. Ia menarik lenganku, mengajakku untuk berkeliling di arena itu. Aku benar-benar tak peduli jika Kai dan Sooyoung melihat ini atau tidak. Tak disangka ada dua orang yang tak sengaja menabrak kami sehingga membuat kami terjatuh. Dan kalian tahu posisi kami? Luhan berada di atasku dan jarak diantara kami sangatlah dekat. Ia segera bangkit dan membantuku untuk berdiri.

 

“Luhan! Youngmi-ah, kami mencari kalian” ucap Kai

“Ah mianhae. Tadinya aku meminta Luhan untuk mengajariku ice skating, Kai-sshi. Mianhae” ucapku. Luhan sedikit heran padaku. Aku tersenyum pada Luhan dan Luhan mengerti apa maksudku.

“Ah, ini benar-benar tidak menyenangkan. Bagaimana jika ke tempat lain?” ajak Kai. Kami bertiga hanya mengangguk. Selanjutnya kami menuju namsan tower. Aku menghentikan langkahku ketika melihat seorang pedagang mendagangkan beberapa boneka yang bisa menyala dalam gelap.

“Luhan-ah..” panggilku dengan nada yang mungkin sedikit manja. Tidak hanya Luhan, tapi Kai dan Sooyoung juga menoleh padaku. Seakan Luhan benar-benar mengerti aku, ia menarikku menuju pedagang itu dan kalian tahu? Ia membelikanku sebuah boneka. Boneka itu berbentuk bintang.

“Gomawo. Balasannya nanti ya? Disini terlalu ramai” ucapku. Lalu aku berjalan di depannya. Tapi kemudian ia mensejajarkan langkahnya denganku lagi.

“Kenapa kau tak memintaku untuk membelikannya saja?” tanya Kai

“Ah, mianhae Kai-sshi” ucapku

.

.

“Ne, hati-hati Kai-sshi” ucapku saat kami harus berpisah di pertigaan

“Ne, selamat malam Sooyoung” ucapku dan Luhan bersamaan saat Sooyoung masuk ke rumahnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Itu berarti kami 4 jam melaksanakan double date. 

“Sudah kubilang bukan? Aku bisa mencuri kesempatan dalam double date tadi untuk berduaan denganmu?” tanya Luhan

“Ya ya. Kalau begitu cepatlah masuk, udara sangat dingin dan aku juga sudah lelah” ucaku

“Ne. Kau juga. selamat malam” ucapnya. Saat aku membuka gerbang aku ingat kata-kataku saat Luhan telah membelikanku boneka yang sekarang kupegang.

“Luhan-ah..” panggilku. Untung saja ia belum masuk. Aku menghampirinya dengan cepat.

“Ne?” ia berbalik dan CUP~ aku mencium pipinya dengan kilat.

“Itu balasan dariku karena kau telah membelikanku ini” ucapku lalu berbalik lagi. Baru saja aku akan masuk ke dalam, Luhan menarik lenganku dan itu membuatku hampir jatuh. Luhan menopang tubuhku dan menatapku dan menegakkanku kembali. Ia mensejajarkan wajahnya denganku. Aku dapat melihat mata cokelatnya dengan jelas. Ia mendekatkan wajahnya pada wajahku. Aku bisa merasakan nafasnya yang hangat dan wangi itu menembus kulitku dan aku merasakannya sekali lagi. Bibirku bertemu dengan bibirnya. Aku memejamkan mataku dan melingkarkan tanganku di leher Luhan. Ia menciumku lebih lama dari sebelumnya. Serasa disetrum, seluruh tubuhku menjadi hangat. Tak lama setelah itu, Luhan melepaskannya.

“Saranghae..”

 

_Author POV_

 

Tanpa disadari oleh Youngmi dan Luhan, seseorang sedang memperhatikan gerak-gerik mereka. Detak jantungnya tak karuan saat melihat kedua orang itu berciuman dan ia melihatnya dengan kedua matanya sendiri. Ada rasa sakit yang menyelimuti hatinya saat itu. Dilihatnya Youngmi yang menikmati ciuman dari Luhan lalu mengalungkan lengannya di leher Luhan. Rasa sakitnya itu semakin menjadi-jadi. Ia melihat mereka melepaskan ciuman itu kemudian dan ia kembali tak memperhatikan Youngmi dan Luhan.

.

.

“Oh, sepertinya kita selalu sehati” ucap Luhan saat melihat Youngmi yang sama-sama baru keluar dari rumahnya. Sama seperti mereka, Sooyoung pun baru saja keluar dari rumahnya.

“Sooyoung-ah! Annyeong” sapa Youngmi seraya melambaikan tangannya pada Sooyoung. Sooyoung menatap Youngmi dan Luhan bergantian lalu tersenyum.

“Kajja!” Youngmi menarik lengan Luhan

“Sooyoung-ah, kita berjalan bersama” ucap Youngmi. Sooyoung hanya tersenyum.

.

.

12.01 PM

 

Bel sekolah pertanda istirahat berbunyi nyaring. Seluruh siswa keluar dari kelasnya. Begitu pula dengan Youngmi, Luhan, dan Sooyoung yang satu kelas di kelas vocal.

“Kalian duluan saja. Aku ingin ke belakang sebentar” ucap Luhan

“Baiklah. Sooyoung-ah, kau mau kemana?” tanya Youngmi

“Bagaimana kalau ke taman?” usul Sooyoung

“Kajja!” Sooyoung dan Youngmi pun setengah berlari menuju taman sekolah. Akhirnya mereka duduk di sebuah bangku taman yang berada tepat dibawah pohon yang terselimuti oleh salju sekarang.

“Ah! Aku senang melihat salju-salju disini” ucap Youngmi

“Na ddo” Sooyoung tersenyum lebar

 

“Youngmi..” ucap Sooyoung. Youngmi menoleh pada Sooyoung

“Kau menyukai…tidak kau mencintai Luhan? Benarkah?” tanya Sooyoung. Youngmi agak terkejut saat Sooyoung bertanya tentang itu.

“Jujur saja. Aku takkan marah” ucap Sooyoung. Youngmi mengangguk kecil dan Sooyoung tersenyum

“Aku bisa membantumu..untuk melepaskan dirimu dari Kai” ucap Sooyoung

“Mwo?” tanya Youngmi heran

“Yakinkan aku” jawab Sooyoung

“Tapi..aku tak ingin kau terlibat dalam masalah ini. Biar aku saja yang menyelesaikan sendiri” kata Youngmi

“Aku tau kalian saling mencintai. Tapi ada sesuatu yang membuat kalian sedikit tak bebas, yaitu aku dan Kai. Benarkan?” ucap Sooyoung

“Sooyoung..kau? bagaimana kau-“

“Aku melihatnya kemarin. Mianhae mengintip kalian tanpa sepengetahuan kalian. Walaupun rasanya hatiku sesak, tapi aku merelakan Luhan denganmu karena aku tahu kau akan bahagia dengannya begitu juga sebaliknya. Aku tak bisa menghalangimu jika masalah ini adalah cinta. Kau tau? Cinta itu adalah suatu perasaan yang muncul dari diri kita sendiri tanpa ada suatu pemaksaan di dalamnya. Kau pernah dengar ‘cinta itu butuh pengorbanan’? dan itulah aku. Biarkan aku sakit asal kalian bahagia, toh rasa sakit ini tidak akan berkepanjangan karena pasti suatu saat nanti aku akan menemukan yang lebih baik” ucap Sooyoung panjang lebar

“Aku mengerti Soo-ah, gomapda” ucap Youngmi

 

“Ah, ternyata kalian disini” Luhan tiba-tiba datang mengagetkan Sooyoung dan Youngmi

“Ya! Kau membuatku kaget Luhan” ucap Youngmi

“Jeongmal? Hahaha” tanya Luhan seraya tertawa

“Apanya yang lucu?” tanya Youngmi sebal

“Kau yang lucu” Luhan kini tersenyum pada Youngmi

“Ah, sepertinya kehadiranku disini akan mengganggu kalian. Kalau begitu sampai jumpa. Youngmi-ah, kalau butuh aku telepon saja. aku akan siap membantu” ucap Sooyoung lalu pergi dari hadapan Luhan dan Youngmi

“Dia kenapa?” tanya Luhan

“Dia mengetahui kejadian semalam” jawab Youngmi

“Yang aku menciummu?” tanya Luhan lagi. Youngmi mengangguk

 

“Ah, Youngmi!” Kai tiba-tiba datang dan duduk di pinggir Youngmi dan merangkulnya.

“Eh! Kai! Ayo pergi!” Sooyoung kembali lagi saat ia melihat Kai mendekati Luhan dan Youngmi

“Kau ini kenapa sih? Aku namjachingunya. Kenapa kau berusaha memisahkanku dengan Youngmi?” kata Kai sedikit kesal

“Sooyoung-ah, sudahlah. Gwaenchana” ucap Youngmi

“Tapi-“ “Tapi kenapa? Apa ada yang kalian rencanakan?” potong Kai

“Ani” jawab Sooyoung singkat

“Tidak! Tidak! Aku akan jujur sekarang juga” kata Youngmi

“Youngmi-ah!” kata Sooyoung

“Kai..kuharap kau mengerti. Kau tau aku pernah mengalami amnesia bukan?” ucap Youngmi

“Tentu”

“Dan saat itu pula, aku harus mengulang kembali cintaku untukmu. Tapi, sampai sekarang aku tak bisa dan sepertinya takkan pernah bisa” lanjut Youngmi

“Wae?” tanya Kai

“Saat aku membuka mataku, aku seperti seseorang yang baru saja dilahirkan kembali. Aku tak tahu apapun. Tapi selama ini Luhan membantuku untuk mengingatnya, termasuk mengingatkanku kalau aku mempunyai namjachingu yaitu kau. Memang aku sedikit terkejut dan..kecewa” ucap Youngmi

“Kecewa? Apa maksudmu dengan kecewa?” tanya Kai sedikit terkejut

“Youngmi sudahlah! Kita bicarakan nanti” kata Sooyoung

“Shireo! Dan saat Luhan telah memberitahu kau adalah namjachinguku, kau tau apa yang kurasakan? Aku tak bisa menyukaimu bahkan mencintaimu lagi. Yang aku cintai bukan kau tapi orang lain” ucap Youngmi

“Young-ah!” seru Luhan

“Dia..dia orangnya yang aku cintai” Youngmi menunjuk kearah Luhan

 

Kai bangkit dari duduknya dan menghampiri Luhan. Ia menatap tajam Luhan dan menarik kerah bajunya. Emosinya ternyata sudah tak bisa dibendung kembali.

“Kau! Apa maksudmu selama ini huh?!” tanya Kai marah

“Aku tak bermaksud apapun. Aku berusaha untuk memendam apa yang kurasakan. Tapi aku tak bisa lagi membendungnya saat aku tahu kalau Youngmi ternyata menyukaiku!” jawab Luhan

“Jadi kau menyukainya?” tanya Kai

“Tentu saja” DUAKK~ pukulan yang keras mendarat di pipi mulus Luhan dan itu membuatnya jatuh tersungkur dengan bibir yang mengeluarkan darah segar

“Luhan!” seru Youngmi. Tetapi, Sooyoung menahan Youngmi dengan mencengkeram erat tangannya.

“Sudah kuduga! Kau tak bisa dipercaya!” kata Kai seraya mendekati kembali Luhan yang masih tersungkur di atas salju.

“Ireona!” seru Kai lalu ia memukul kembali pipi Luhan hingga darahnya semakin banyak yang keluar. Sedangkan Luhan sendiri tak melawan.

“Kai hentikan!!” Youngmi memberontak dari Sooyoung. Dilihatnya Kai yang bersiap akan menendang perut Luhan.

“Jauhkan anggota tubuhmu yang hina itu dari Luhan!!” seru Youngmi yang sudah berada di depan Luhan untuk melindungi Luhan.

“Minggir kau Youngmi!” bentak Kai

“Shireo!” seru Youngmi

“Neo!!” Kai bersiap memukul Youngmi tapi tangannya berhasil di tahan oleh Sooyoung

“Jangan ganggu hubungan mereka Kai. Biarkan mereka berdua!” ucap Sooyoung

“Tapi..bukankah kau..Aish!!!” Kai menarik lengannya dari genggaman Sooyoung dan pergi. Begitu pula dengan Sooyoung yang mengejar Kai.

 

_Luhan POV_

 

“Pabo!” Youngmi memukul pelan lenganku

“Wae? Aku salah apa?” tanyaku heran

“Kau salah! Kau tak melawannya” jawab Youngmi

“Hahaha. Untuk apa aku melawannya?” tanyaku seraya tertawa

“Hyaa~ Luhan pabo!” Youngmi menekankan kapas yang sudah diberi sedikit air untuk membersihkan luka di sudut bibirku dengan keras.

“A-akhh!!” aku merintih kesakitan

“Eh? Mianhae..mianhae” ucap Youngmi

“Itu tadi sungguh perih, Young-ah” ucapku

“Mian..” ia kembali menekan kapas itu seperti biasa. Entah apa yang membuatku begitu menyukainya hingga seperti ini. Aku menggenggam tangannya yang sedang membersihkan lukaku dan menatapnya yang sedang kebingungan. Aku memperpendek jarakku dengannya hingga antara hidungnya dengan hidungku saling beradu. Aku bisa mendengar suara nafasnya yang menderu dengan lembut. Perlahan aku mencari bibirnya dengan bibirku sampai bibir kami menempel satu sama lain. Meskipun agak sedikit perih yang kurasakan, tapi aku membiarkannya. Deruan nafasnya yang menandakan ia sudah mulai sesak membuatku melepaskan bibirku darinya.

“Ada apa?” tanyanya

“Kau sudah mulai sesak , aku kasihan padamu” jawabku

 

_Sooyoung POV_

 

“Kai!! Kai!! Kim Jongin!!” seruku seraya mengejar Kai. Kai menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya.

“Kai, kumohon mengertilah!” ucapku

“Mengerti? Apa dia mengerti aku? Tidak! Dengar Sooyoung! Hubungan kami belum berakhir, aku belum mengatakan bawa kami sudah putus!” seru Kai

“Kai, tapi..tapi Youngmi menyukai Luhan! Apa kau tak mau berkorban untuk orang yang kau sayang saja?” pintaku

“Hah! Luhan?! Kau bilang seperti itu karena kau berkorban untuk orang yang kau cintai juga kan? Hey dengar Sooyoung! Aku bukan orang sepertimu! Orang yang lemah, yang bilang kalau dirinya lebih bahagia melihat orang yang ia cintai bersama orang lain. Tidak! Itu bohong! Kau bohong jika bilang seperti itu Sooyoung!” kata Kai

“Kai! Bisakah membiarkan mereka saja? Jika ia jodohmu, kau akan dipertemukan lagi!” seruku

“Tidak bisa! Aku takkan rela melepaskan Youngmi jika itu untuk Luhan, Sooyoung! Ya! Apa hanya segitu kemampuanmu untuk menarik perhatian Luhan?” ucap Kai sambil tersenyum sinis

“Ne, kemampuanku memang sampai sini. Kenapa? Masalahkah untukmu? Tapi harus kau tahu, Luhan itu menyukai Youngmi begitu pula sebaliknya. Jika mereka sudah saling mencintai, kenapa harus dihalangi? Memang ada yang menghalangi kalian saat kalian masih saling mencintai huh?!” seruku

“Kau dan aku berbeda, Sooyoung. Hey ayolah! Aku tahu kau masih sangat mencintai Luhan! Jujurlah!” ucap Kai.

 

Tiba-tiba aku baru menyadari kalau Luhan dan Youngmi sudah berada di belakang kami. Memperhatikan kami.

“Hah! Kau lihat Sooyoung, orang yang kau cintai sedang bersama orang yang kucintai. Aku tau kau sakit kan Sooyoung?” ucap Kai

“Berhentilah menyebut Luhan orang yang kucintai!!” seruku

“Memang benar kan?” tanya Kai

“Kai hentikan!” ucap Youngmi “Mianhae..Jongin-sshi” lanjutnya

“Y-young-youngmi-ah..” ucap Kai

“Kita berpisah saja. Aku juga tidak ingin persahabatanku dengan Sooyoung menjadi rusak jadi aku memutuskan untuk tak memilih siapapun, termasuk kau Luhan” kata Youngmi

“Hajiman..Youngmi-ah-“ “Anio! Ini keputusanku” Youngmi memotong pembicaraanku. Kulihat ia pergi menjauh dari kami bertiga. Kulihat Luhan sepertinya ia sedikit kecewa. Aku bisa melihat matanya yang berkata seperti itu. Sepertinya itu keputusan yang mendadak dari Youngmi sampai Luhan pun tak mengetahuinya.

 

_Youngmi POV_

 

“Eomma, sepertinya tetangga yang ada di depan rumah kita rumahnya gelap semua. Ada apa?” tanya appa saat kami makan malam bersama.

“Ah, itu..mereka pindah lagi ke Beijing. Youngmi, apa kau tahu kabar ini dari Luhan?” ucap eomma. seketika nafsu makanku berkurang dan aku menghentikan gerakanku.

“Youngmi, gwaenchana?” tanya eomma

“Ah? Eh? Anio, dia tak bilang apapun. Bahkan hari ini aku belum bertemu dengannya. Terakhir bertemu itu kemarin” jawabku “Aku sudah selesai makan” lanjutku

 

Aku berjalan menuju kamarku dengan lesu. Aku membukakan gorden jendela di kamarku dan menatap rumah Luhan yang benar-benar tak dihuni lagi oleh orangnya. Apa benar dia pindah? Kenapa dia tak mengatakan apapun padaku? Tak terasa air mataku mengalir. Aku tak bisa mengalihkan pandanganku dari rumah yang gelap itu. Aku menatap layar ponselku dan aku memandang nama Luhan di kontakku. Aku mencoba menghubunginya, memang tehubung tapi ia tak mengangkatnya.

“Youngmi..” seseorang masuk ke dalam kamarku. Itu eommaku

“Gwaenchana?” tanya eomma. aku mengangguk

“Kau kehilangan Luhan kah?” tanya eomma. Mendengar namanya membuatku ingin menangis sekeras-kerasnya. Aku membenamkan wajahku di pundak eomma dan aku menangis disana.

“Youngmi-ah..eomma arraseoyo. Uljima..” ucap eomma

“Eomma..eomma..” aku tak bisa mengatakan apapun. Mulutku serasa tercekat. Dadaku serasa sesak saat ini.

 

_Author POV_

 

2 Years later…

 

“Kya!! Kita sudah kuliah lagi Youngmi” seru Sooyoung. Ya, mereka kuliah di universitas yang sama tetapi hanya beda jurusan.

“Kalau begitu aku duluan. Ehmm..ada Changmin disana” ucap Sooyoung sambil tersenyum pada Youngmi dan pergi menghampiri Changmin. Changmin adalah namjachingu Sooyoung. Ya, dia berhasil melupakan Luhan.

 

Youngmi berjalan sendiri. Pikirannya melayang kemana-mana. Ia tak memperhatikan jalannya sampai beberapa kali bukunya terjatuh karena ia ditubruk oleh mahasiswa-mahasiswa yang berlari melewatinya. Entah apa yang dipirkannya, ia tiba di taman universitas itu dan duduk di sebuah bangku yang berada tepat di bawah pohon maple dan jauh dari keramaian orang-orang yang lalu lalang. Matanya tertuju pada sepasang tupai yang berada di atas pohon maple.

 

“Akh!” rintihan seseorang berhasil mengalihkan perhatian Youngmi. Youngmi menyimpan bukunya di bangku tersebut dan mendekati sumber suara.

“Nuguseyo?” tanya Youngmi dengan suaranya yang lembut

“Ah, mianhae. Aku mengagetkanmu ya?” tanya orang itu. Tanpa melihat orangnya, Youngmi segera membalikkan badannya dan kembali ke bangkunya

“Gwaenchana” ucap Youngmi

 

Youngmi kembali duduk di bangkunya dan membaca bukunya. Tanpa ia sadari, seseorang memperhatikannya. Beberapa gerakan telah ia lakukan untuk menarik perhatian Youngmi. Tetapi, itu tak berhasil.

“Ya! Choi Youngmi!!” seseorang meneriaki nama Youngmi. Youngmi menoleh kearah suara dan ternyata itu adalah sahabatnya.

“Oh, Hebe ada apa?” tanya Youngmi pada salah satu sahabatnya itu.

“Ah tidak, ngg~ ini kupikir kau akan membutuhkannya. Aku membelinya 2 buah untukmu saat aku pulang ke Beijing. Kuharap kau suka” ucap Hebe seraya memberikan sebuah note book dengan motif cover yang lucu dan menarik.

“Ah, xiexie. Hahaha” ucap Youngmi. Ya, Hebe adalah keturunan China yang sedang kuliah di Korea

“Oh! Sepertinya aku pernah melihatmu..” tunjuk Hebe pada seseorang yang sudah berada di depan Youngmi. Youngmi penasaran dan segera menoleh. Youngmi mendongakkan sedikit kepalanya untuk melihat orang yang Hebe tunjuk. Dengan cepat, wajah Youngmi segera berubah ekspresi.

“Ah! Youngmi, apa kau pernah melihatnya? Sepertinya aku pernah melihat orang ini darimu” tanya Hebe

“Anio. Aku tak pernah melihatnya” Youngmi merangkul bukunya dan beranjak dari bangku taman tersebut. Tapi, sebuah tangan menggenggam lengan Youngmi menandakan bahwa orang itu tak ingin Youngmi pergi dahulu.

“Ah! Aku pasrah! Aku lupa! Kalau begitu sampai bertemu Youngmi” ucap Hebe lalu pergi menjauhi Youngmi dan orang yang masih berada di hadapan Youngmi

 

“Lepas!!” Youngmi melepaskan cengkraman orang itu

“Young-ah..” ucap orang itu. Suara yang Youngmi rindukan selama ini, panggilan yang Youngmi rindukan selama ini kini datang kembali padanya. Youngmi menghembuskan nafasnya dan mengalihkan pandangannya dari orang itu.

“Tatap aku Young-ah” pinta orang itu. Youngmi tak menanggapi permintaannya

“Young-ah..” panggilnya

“Hah!! Kau mau apa sih?! Berhentilah berbicara seperti itu! Aku tak mengenalmu!! Kau namja aneh!!” seru Youngmi

“Geojitmal..” ucap namja itu. Namja itu menarik lengan Youngmi sehingga buku yang Youngmi pegang berjatuhan dan kini jarak antaranya dengan Youngmi berdekatan.

“Lepas!! Kau tuli ya?! Lepaskan aku!!” seru Youngmi memberontak. Namja itu lebih mendekatkan jaraknya dengan Youngmi dan itu membuat Youngmi bungkam.

“Bogoshipda..” ucap namja itu. Namja itu mencium kilat bibir Youngmi dan Youngmi terkejut akan perlakuan itu.

“Lu..Luhan..” ucap Youngmi. Namja itu tersenyum

“Kau menyebut namaku. One more time, please?” ucap namja yang bernama Luhan. Youngmi segera sadar dan mendorong tubuh Luhan. Tapi sayang, Luhan menarik lengan Youngmi sehingga mereka terjatuh bersama.

“Kau yang membuat posisi kita seperti ini, Young-ah” ucap Luhan

“Tapi kau yang menarikku” timpal Youngmi

“Tapi kau yang mendorongku” ucap Luhan. Youngmi segera bangkit dan mengambil buku-bukunya yang tadi terjatuh dan berjalan menjauhi Luhan.

 

“Apa kau masih merasakan apa yang kurasakan Young-ah?” tanya Luhan. Youngmi menghentikan langkahnya sesaat kemudian melanjutkan kembali langkahnya.

“Saranghamnida” ucap Luhan dan itu berhasil membuat Youngmi menghentikan langkah untuk yang kedua kalinya. Luhan menghampiri Youngmi yang tak membalikkan badannya dan memeluknya dari belakang.

“Mianhae aku tak mengabarimu selama ini dan tak memberitahu tentang kepindahan rumahku 2 tahun lalu” ucap Luhan. Youngmi membalikkan badannya menghadapi Luhan.

“Hyaa!! Aku benci kau Luhan!! Kau jahat!! Kau membuatku menderita selama 2 tahun!! Kau membuatku hampir gila selama 2 tahun ini!!” seru Youngmi seraya memukul dada Luhan

“Hahaha. Kau ini jujur sekali. Mianhae. Baiklah aku membayar semuanya Young-ah” kata Luhan

“Apa? memang kau mau membayar dengan apa?” tanya Youngmi

“Jadilah yeojachinguku jaminannya aku akan membahagiakanmu” jawab Luhan

“Siapa takut!” ucap Youngmi

“Gomawo” Luhan mencium pipi Youngmi lalu ia berlari menjauhi Youngmi. Ciuman di pipi Youngmi membuat wajahnya bersemburat merah. Ia menggelengkan kepalanya dan berjalan dengan biasa menghampiri Luhan.

 

“Jigeum, neoneun nae yeojachingu, Choi Youngmi” bisik Luhan tepat di telinga Youngmi 

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

 

-The End-



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles