Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

You Cheated (Chapter 2)

$
0
0

Author : Miku14
Cast :
• Oh Sehun
• Kim Da Ran
• Jung Dae Hyun
• Kwon So Hyun
Genre : friendship, romance, hurt, school life.
Rating : PG-15
Leght : Twoshot

01 (1)

Jadi kebaikannya hari ini adalah palsu?

(a♥‿♥a)(^o❤‿❤)


Esoknya, aku hanya menenggelamkan kepala dalam tidur. Tak sekali pun aku bangkit, walau ketika guru menerangkan pelajaran sekali pun. Aku sadar, sepasang bola mata tengah memperhatikanku. Siapa lagi kalau bukan Daehyun?
“Daran, tumben sekali kau nggak heboh tentang Oh Sehunmu itu? Bukannya Sabtu kemarin kau datang ke fanmeet-nya. Ceritakan, ceritakan!” kata Daehyun memaksaku. Duh, kenapa Daehyun jahat sekali mengingatkanku pada lelaki vampire itu, sih?!
“Kenapa diam?” tanya Daehyun.
“Huuuuaaaa.. jangan bicarakan dia di depanku, aku membencinya!!!” aku menangis dan berteriak sangat kencang di hadapan Daehyun. Walau aku tahu, ini sangat memalukan!
“Daran, jangan nangis, jangan nangis! Kau ini kenapa, sih?! Kenapa mendadak kau bilang tidak mengidolakannya lagi?” tanya Daehyun mencoba memberhentikan tangisku.
“Jangan tanya, aku sedang malas bicara itu!” sentakku.
“Aku nyerah saja, deh..” ucap Daehyun.
.
.

“Sohyunie, Daran itu kenapa, sih?” tanya Daehyun heran pada Sohyun.
“Nggak tahu, aku juga bingung. Daritadi dia murung.” jawab Sohyun.
“Saat kutanya kenapa, kudengar ada sangkut pautnya dengan Oh Sehun, idolanya itu,” kata Daehyun.
“Masa? Ya bisa jadi dia dikecewakan oleh Sehun. Mungkin handphone-nya hilang saat datang ke fanmeet, atau mungkin Oh Sehun tidak datang, atau.. ah, entahlah. Banyak alasan yang membuat dia bisa menangis.” ujar Sohyun.
“Aku tidak tega melihatnya seperti itu. Bagaimanapun juga dia kan salah satu teman baikku. Walaupun terkadang lebaynya tidak ketulungan kalau sudah bicara Oh Sehun.” oceh Daehyun.
“Baiklah, biar aku tanyakan masalahnya.” kata Sohyun.

“Daran, kau kenapa?” tanya Sohyun. Mendengar pertanyaan itu, Daran segera bangun dari tidurnya yang dipaksa agar ia lupa kejadian 2 hari yang lalu.
“Aku nggak papa.” jawab Daran.
“Bohong. Ceritalah padaku!” paksa Sohyun.
“Jangan memaksaku untuk bercerita, kau tak tahu betapa stress-nya aku saat ini?!” Daran mendadak memasang nada seakan membentak.
“Maaf.. bagaimana kalau nanti sore kita jalan-jalan, Daehyun juga akan ikut. Iya kan, Daehyun?” ucap Sohyun.
“Apa? Ah iya iya..” balas Daehyun yang tak tahu apa-apa.
“Boleh juga. Jemput aku di rumah ya..” kata Daran.
“Oke, sipp!” balas Sohyun.

Sore pun datang, saat dimana Daehyun dan Sohyun ke rumah Daran untuk menjemputnya. Setelah sampai, Sohyun mengetuk pintu rumah Daran, dengan sigap Daran segera membuka pintu rumahnya.
“Oh kalian, masuklah dulu. Aku belum selesai siap-siapnya.” ucap Daran. Daran membawa kedua temannya itu ke kamarnya yang rapi.
“Kamar ini sedikit berbeda,” gumam Sohyun.
“Apanya yang berbeda, bukannya sama saja saat setahun lalu kita kemari?” sahut Daehyun.
“Tidak, kemana poster Oh Sehun yang sangat banyak itu? Foto Oh Sehun yang terpajang di lemari bajumu juga mendadak tidak ada dan kipas yang biasa kau letakkan di meja belajarmu juga tidak ada. Kemana?” oceh Sohyun seakan mengabsen barang-barang yang Daran biasa letakkan di kamar.
“Wow.. kau hafal sekali barang-barang milik Daran?” heran Daehyun.
“Kekeke..” Sohyun hanya terkekeh.
“Aku bakar!” kata Daran dengan ekspresi datang.
“WHAT?!” Sohyun dan Daehyun serempak membelalakkan mata. Ada apa dengan sahabatnya ini, seorang fangirl yang biasanya sangat memuja Oh Sehun mati-matian kini mendadak acuh dan ‘amnesia’ tanpa alasan yang tidak mereka ketahui.

“Sudah jangan banyak tanya, let’s go!” ucap Daran mengajak kedua temannya itu untuk segera pergi tanpa memperdulikan perubahan drastis di kamarnya itu.
.
.

Mobil dengan Daehyun sebagai penyetirnya itu melaju dengan kecepatan sedang untuk menghindari amukan polisi lalu lintas.
“Aku play radio ya,” kata Daehyun.
“Oke,” balas Sohyun.

“Kembali lagi di (…) FM. Ya! kali ini aku kedatangan bintang tamu spesial. Seorang aktor yang sedang sibuk-sibuknya merintis karirnya dan kayanya sudah banyak remaja yang memuja-muja dia. Ini dia, Oh Sehun..”
CLECK!
Dengan langkah tangkas, mendengar kata ‘Oh Sehun’ Daran langsung mematikan radio yang diputar Daehyun.
“Ya, Kim Daran!” bentak Daehyun kesal. Sohyun yang melihat kejadian itu hanya bisa geleng-geleng kepala dengan keributan yang terjadi.

Sampailah mereka di pusat perbelanjaan dan mulai melakukan window shopping, atau jika ada barang yang benar-benar mereka butuhkan, mereka akan membelinya. Awal tujuan mereka ialah berjalan-jalan, bukannya untuk belanja. Menghibur Daran yang hatinya tengah penat. Siapa tahu dengan melihat barang-barang di mall akan sedikit mengurangi kepenatannya, sekalian cuci mata.

“Kau mau beli, Daehyun?” tanya Daran.
“Aku mau beli baterai untuk PSPku saja, ah,” jawab Daehyun.
“Sohyun, mari antar aku membeli komik.” ajak Daran.
“Lalu aku bagaimana?” sahut Daehyun.
“Kau mau ikut atau jalan sendirian cari baterai?” tanya Sohyun.
“Tentu saja ikut kalian. Siapa tahu nanti saat perjalanan ke toko bukunya aku menemukan stan yang menjual baterai PSP.” jawab Daehyun.

Setelah membeli komik dan baterai PSP, mereka pun kembali ke mobil untuk mengunjungi tempat lain.
“Aku belum makan tadi siang, gimana, nih?” rutuk Sohyun.
“Aha! Kita ke taman dekat tempat siaran radio saja, di sana ada yang menjual kimbab enak sekali. Makan di alam terbuka pasti enak.” saran Daehyun.
“Boleh, boleh. Cepat bawa kami ke sana!” Sohyun mendadak semangat. Daehyun pun menginjak gasnya segera menuju taman yang ia maksud.

Mereka sampai dan segera melepas sabuk pengaman dan langsung turun dari mobil.
“Mana yang menjual kimbab?” tanya Sohyun.
“Di sana!” jawab Daehyun sambil menunjuk tempat yang ia maksud. Mereka mengikuti langkah kaki Daehyun menuju kedai penjual kimbab.

Setelah sampai mereka memesan 3 porsi kimbab dan segera duduk di tempat paling luar agar bisa melihat pemandangan sekitar.
“Oh iya, dengar-dengar ada artis kemari, setelah siaran radio dia menuju kemari untuk syuting sebagai model Music Video katanya.” ujar Daehyun.
“Kau kata siapa?” tanya Sohyun.
“Saat memesan kimbab tidak sengaja aku mendengar pembicaraan remaja wanita yang tengah heboh tentang artis itu.” ujar Daehyun.
“Chingudeul..” panggil Daran sambil menunduk.
“Apa?” tanya Sohyun dan dibalas anggukan oleh Daehyun.
“Apakah perkataan ‘bahuku selalu tersedia ketika kau sedih dan ingin menangis’ yang pernah kalian ucapkan masih berlaku?” tanya Daran.
“Tentu saja!” balas Daehyun cepat. Langsunglah Daran memeluk erat Daehyun dan meletakkan kepalanya di bahu lebar Daehyun lalu langsung menangis sekuat-kuatnya.
“Kau ada masalah apa, Daran?” tanya Sohyun bingung.
“Sebenarnya.. Setelah fanmeeting Oh Sehun berakhir, tiba-tiba saja Oh Sehun mendekatiku dan mengajakku jalan. Ia begitu baik padaku, memanjakanku, bahkan mengatakan aku adalah pacarnya. Ia membelikanku dress dan mengatakan aku sangat cantik.
Lalu saat jam 5 sore ia bilang waktunya sudah habis. Akupun berkata aku tak mau berpisah dengannya, tapi tiba-tiba banyak lelaki yang sepertinya sudah pada menikah berkata bahwa akting Oh Sehun sangat bagus dan aku akan membuat rating variety show itu naik.
Kebaikannya palsu, dan dia hanya mempermainkanku! Itu sebabnya aku langsung membuang apapun yang berhubungan dengannya agar aku tak ingat dengan kejadihan pahit itu.” jelas Daran panjang lebar dengan isak tangis yang tak henti-hentinya.
“Variety Show, apa judulnya?” tanya Daehyun.
“You Cheated!” jawab Daran.
“Variety Show itu, aku sering menontonnya. Kukira akan sangat menyenangkan ketika sang idola mengerjai penggemar mereka, tapi ternyata.. setelah mendengar ceritamu, aku baru sadar jika acara itu sangat kejam! Mereka tidak perduli perasaan penggemar yang sudah ditipu.” tutur Sohyun.
“Keterlaluan, kenapa kau tidak cerita dari awal?!” tanya Daehyun.

Di sisi lain..

“Sehun oppa, saranghaeyo..”
“Sehun oppa, marry me now!”
“Sehun oppa, kau sangat tampan..”
Terdengar suara teriakan-teriakan fans yang ada di sekitar tempat penyiaran, mereka adalah fans Oh Sehun. Sehun pun menanggapi mereka hanya dengan senyuman mautnya.
“Nado saranghaeyo..” kata Sehun sambil melambai-lambaikan tangannya dan tersenyum.

Ia menuju mobilnya yang diparkir di depan toko kimbab. Mendadak ia terkejut ketika melihat gadis yang pernah ia lihat –dan ia sakiti- sedang duduk di kursi menunggu makanan datang bersama kedua temannya dan memeluk erat temannya yang berjenis laki-laki sambil menenggelamkan kepalanya dalam pelukan.
Kim Da Ran, dan siapa lelaki yang ia peluk itu, apa itu pacarnya? gumam Sehun. Dalam benaknya ia sangat ingin menemui Daran untuk minta maaf atas kejadian beberapa hari yang lalu. Ia tahu jika perasaan Daran sangat sakit. Tapi sepertinya keadaannya tidak memungkinkan, ia harus mengindar dari fans-nya yang ganas itu.
.
.

Sesampainya di rumah –dengan keadaan selamat- Sehun langsung membaringkan tubuhnya di kasurnya yang empuk dan nyaman lalu memejamkan mata sejenak.
Gadis itu, apakah dia masih marah? gumam Sehun.

Ia masih ingat ketika Daran yang memajang ekspresi riang dan membendung air mata ketika ia tahu telah dikerjai sebuh acara variety show sambil tertawa tapi langsung pergi. Apakah ekspresi yang seperti itu bisa disebut ekspresi orang yang tidak terluka? Jika Daran tidak marah telah dikerjai, seharusnya Daran tertawa lepas dan memasang ekspresi jengkel seperti orang biasa. Tapi tidak, ekspresinya menunjukkan bahwa ia sangat kecewa.
Apa aku keterlaluan? Tapi kan itu demi karirku. Apa ia punya perasaan lebih dari seorang fangirl kepadaku? gumam Sehun lagi.

Awal melihat Daran pertama kali Sehun sudah langsung merasa bahagia dan beruntung ketika mempunyai penggemar sepertinya. Saat fanmeeting berlangsung, Sehun terus saja memperhatikan penggemarnya yang paling heboh dan banyak perlengkapan dengan teriakan terkeras, siapa lagi kalau bukan Daran.

Dari situlah ia mulai tertarik untuk memilih Daran sebagai korban variety show yang sudah ia tanda tangani kontraknya. Ia kira dengan tipuan itu Daran akan sedikit merasa bahagia karena ‘idolanya’ itu ingin lebih dekat dengannya walaupun akhirnya ditipu. Tapi di luar dugaan, Daran malah bersikap terbalik dari yang ia pikirkan. Ia terluka sejadi-jadinya.

Ketika melihat Daran yang memeluk erat lelaki yang tak ia kenal, terasa Sehun menyesal. sambil membatin Seharusnya aku yang di peluk seperti itu waktu itu, aku kan idolanya..

Aku ingin tahu yang dia rasakan, apakah dia marah? Aku penasaran. Aku akan ke sekolahnya besok. Sehun bertekad.

== You Cheated! ==

“Aku menonton ‘You Cheated!’ kemarin, dan ternyata salah satu siswi dari sekolah ini adalah korbannya. Beruntung sekali dia.” terdengar bisikan seperti itu ketika Daran berjalan menuju kelas bersama Sohyun dan Daehyun.
“What the hell?! Beruntung kepalamu! Aku sakit hati, tahu!” rutuk Daran sebal sambil mengumpat kasar.
“Sabar.. jangan ditanggapi.” saran Sohyun.
“Oh ya, kau dibayar berapa dari variety show itu?” tanya Daehyun.
“Sepeserpun nggak kuterima.” jawab Daran.
“Ciyuss, miapa?!” Daehyun terkejut atas jawaban Daran.
“Tapi itu juga salahku, sih.. Seandainya aku nggak langsung lari ketika tahu aku ditipu pasti aku sudah dapat persenan. Tapi ya sudahlah, uang seberapapun tak akan bisa membayar sakit hatiku, iya kan?” sambar Daran datar.
“Hahaha, kau mulai bersemangat! Baguslah, sambut hari ini~ dan.. cari idola yang tidak akan menyakitimu.” kata Daehyun.
“Contohnya?” tanya Daran.
“Carilah selebriti luar Korea, karena pasti kesempatanmu untuk menghadiri fanmeeting-nya akan sempit. Contohnya, ehhhmmm.. Justin Bieber, atau..” belum selesai Daehyun berkata Sohyun langsung menyambar.
“Zayn Malik!” sambar Sohyun.
“Hahaha, saran kalian boleh juga. Akan aku cari informasi lebih lanjut tentang mereka. Dan beberapa hari kemudian, aku akan heboh lagi sebagai seorang fangirl!” kata Daran semangat.
“Ini dia Daran yang semangat!” seru Sohyun riang.
.
.

Bel pulang berbunyi, segeralah semua murid yang mendengar membereskan barang-barang mereka untuk pulang ke rumah. Kecuali yang ekskul seperti Sohyun akan tetap tinggal di sekolah untuk menerima pelajaran tambahan.
“Sohyun, kami pulang dulu ya.. jangan tidur ketika Yongguk sonsaengnim menerangkan pelajaran, kekeke~” kataku mengingatkan Sohyun.
“Yah, kalian ini menghina sekali..” rutuk Sohyun.
“Aku hanya menjabarkan fakta.” balasku.
“Annyeong, Sohyunie!” ucap Daehyun dan langsung berjalan keluar kelas bersamaku.

Mereka menuju pintu gerbang dengan lomba lari marathon mendadak. Kebiasaan yang selalu Sohyun, Daehyun, dan Daran lakukan ketika akan pulang. Siapa yang menang besoknya akan diberi salinan jawaban oleh dua orang yang tidak menang.
“Jung Dae Hyun! Aku menang, yeeeeeee~” seru Daran gembira sambil mengangkat tangannya ke atas.
“Aku kalah karena aku kelelahan, ingat itu!” Daehyun beralasan.
“Aku tidak perduli, yang jelas aku menang. Ah, kebetulan besok ada pelajaran sejarah, itu kan sulit, jadi beri aku salinan jawaban ya,” kata Daran.
“Baiklah, aku kan sportif..” balas Daehyun.

Tiba-tiba saja datang mobil sport keren berwarna merah yang berhenti tepat di depan Daran dan Daehyun.
“Ya! mengagetkan saja!” gerutu Daehyun.
Bukannya ini mobil milik.. batin Daran, tapi dengan cepat ia menyingkirkan pikiran itu.
“Kita pergi saja, yuk!” ajak Daran langsung menarik tangan Daehyun.

Tapi dengan cepat ada tangan yang menahan tangan Daran untuk pergi.
“Eh, lepasin!” pekik Daran berusaha melepaskan cengkraman kuat lelaki itu, Oh Sehun.
“Oh Sehun kemari?!” heran Daehyun.
“Nggak mau!” balas Sehun pada Daran.
“Lelaki kejam dan sekarang kau mau memaksaku. Lepaskan, cepat!” bentak Daran semakin menjadi-jadi. Daehyun yang ada di sebelahnya hanya bisa diam sambil kebingungan dengan apa yang harus ia lakukan. Membiarkan atau menolong?

“Aku minta maaf,” kata Sehun. Setelah berkata seperti itu, Daran mulai bisa menenangkan dirinya dan tidak mencoba untuk sekuat tenaga melarikan diri.
“Setelah semalaman berpikir dengan sangat keras, aku sadar, aku mencintaimu..” ujar Sehun. Semua yang mendengar perkataan itu langsung terkejut dan takjub. Memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, Daran pun melepas cengkraman tangan Sehun.
“Ehemb.. tapi maaf ya, aku nggak bisa tertipu untuk kedua kalinya. Ini scenario, kan?” selidik Daran dengan ekspresi sesantai mungkin.
“Bukan, kau salah! Kalau kau tidak percaya coba periksa sekeliling. Apa ada cameraman?” balas Sehun mencoba meyakinkan Daran.
“Aku tidak perduli, aku masih sakit hati. Catat itu, ya!” kata Daran penuh penekanan pada setiap kata-katanya.

“Saranghae..” ucap Sehun dan langsung memeluk gadis yang masih labil bernama Kim Da Ran itu. Daran seketika pun terkejut dan membelalakkan matanya.
Aku yakin ini scenario, aku yakin! Dalam hatinya terus saja membatin yang aneh-aneh. Matanya mengerling mencoba mencari keberadaan cameraman yang siapa tahu saja merekam kejadian ini. Bisa jadi kan ini sequel dari variety show bodoh itu? Walaupun dibayar sebanyak apapun, Daran tetap tidak mau sakit hatinya ditunjukkan kepada semua pemirsa televisi.
“Lepaskan!” pekik Daran dan langsung mendorong tubuh Sehun.
“Kenapa?” tanya Sehun.
“Aku tahu kau hanya mempermainkanku, kau ini idola yang menyebalkan, jangan muncul di hadapanku lagi!!!” omel Daran.
“Kenapa, kenapa kau semarah ini? Sebenarnya kau menganggap aku ini apa? Sebatas idola saja atau lebih?” tanya Sehun tiba-tiba.
“Eh?! Kenapa tanya seperti itu, sih? Aneh!” Daran kebingungan untuk menjawab.
“Kau mencintaiku, kan?” tanya Sehun.
“Bukannya gitu! Aku hanya tidak suka dibohongi, sama saja kau menganggapku bodoh!”
“Lalu kenapa kau sangat riang ketika kuajak jalan, huh?!”
“Kar-karena.. karena dulu aku mengidolakanmu.”
“Lalu sekarang?” Sehun semakin memancing dengan pertanyaan menjerumuskan. Daran pun terdiam, ia bingung dengan apa yang harus ia lakukan. Menatap Daehyun juga tidak ada gunanya, tidak ada jawaban terpampang pada wajahnya.

Daran mendadak menjatuhkan tubuhnya ke tanah dengan keadaan berlutut. Tak perduli jika akhirnya lututnya akan kotor dan sakit terkena debu dan kerikil yang ada di tanah.
“Huuuuaaaa.. aku bingung mau menjawab apa, aku bingung dengan perasaanku. Setelah jalan dengan Oh Sehun aku merasa ada getaran aneh, getaran yang melebihi cinta seorang fan terhadap idolanya. Aku sadar, aku mencintai Oh Sehun, idolaku.
Namun ia tak mungkin kugapai, itu terlalu tinggi. Mangkannya aku membakar semua postermu dan membuang kipas dan lightstick-mu, mencoba untuk mencari idola baru untuk menghilangkan rasa cinta yang khayal ini, huuuaaaaa!!!” rengek Daran begitu keras hingga membuat orang yang melihatnya tertawa geli.
“Ya ampun, Daran! Kau jangan malu-maluin, dong! Udah gedhe masih saja nangis kaya balita!” omel Daehyun menenangkan Daran yang sedang dalam keadaan kritis.
“Heh, kau siapa?” tanya Sehun pada Daehyun.
“Aku? Oh, aku Jung Dae Hyun, cowo imut yang bisa mencapai suara 8 oktaf ^^” Daehyun memperkenalkan dirinya sambil tersenyum cerah.
“Kau siapanya Daran?” tanay Sehun lagi.
“Aku teman dekatnya.” Daehyun menjelaskan dengan sangat ramah.
“Kalian tidak ada apa-apa?” tanya Sehun.
“Tentu saja ada. Aku kan sudah bilang, kami teman dekat!” jawab Daehyun.
“Oh..” balas Sehun datar.

Seketika Sehun berlutut untuk menyetarakan posisinya. Ia menyeka air mata Daran yang terus berlinang.
“Jangan menangis, please..” bisik Sehun sambil tersenyum.
“Suka-suka aku, dong!” balas Daran dengan nada menjengkelkan.
“Kau masih marah padaku, ya?”
“Tentu saja!”

Tanpa basa-basi Sehun langsung medaratkan bibirnya ke bibir mungil milik Daran dan memberikannya kecupan manis nan singkat. Daran terkejut bukan main hingga matanya tak sanggup berkedip.
“Awww, kisseu~” kata Daehyun.

“Kau menciumku?” tanya Daran masih shock.
“Terserah kau menganggap itu apa,” jawab Sehun tersenyum.
“Sehun oppa..” panggil Daran lirih. Ia rindu di saat-saat ia bisa memanggil Sehun dengan sebutan ‘oppa’ dan ia pikir inilah saat yang tepat agar ia bisa melepas kerinduan itu.
“Ya, Daranie..” balas Sehun.
“Jika aku mencintaimu, apakah itu bukan hal yang mustahil untuk diwujudkan?” tanya Daran.
“Tidak! Itu mudah, karena.. aku juga mencintaimu! Mulai sekarang kau adalah pacarku. Kau mengerti?” balas Sehun sambil mencubit hidung Daran saking gemasnya.
“Oppa..” panggil Daran manja. Dengan cepat ia mendekap Sehun oppa¬¬-nya tanpa memikirkan banyak teman-temannya yang menonton yang juga fans Sehun. Sehun membalas pelukan itu dengan sangat erat. Lebih erat dari Daran.
“Ya, sayang..” jawab Sehun membelai lembut rambut Daran yang tergerai. Kejadian itu disambut tepuk tangan meriah oleh ‘penonton’ yang rela tidak pulang untuk mengetahui balasan Daran tentang perasaan Sehun. Dan tak sia-sia, karena cerita mereka berakhir bahagia.

Tiba-tiba Sohyun datang membawa beberapa bungkus makanan.
“Ada apa, apakah aku ketinggalan sesuatu?”
- END -

 



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles