Title : When My Love Were Gone
Main cast : Oh Se Hun, Kim Hyun Hee(OC), Byun Baek Hyun
Author : HCV
Genre : Sad, Angst, Romance
Length : Twoshoot
Desclaimer : hcvelxfo.wordpress.com
Huaaaaaaa >////< akhirnya ini fanfic jadi juga!!!! Aduuh setelah berabad-abad akhirnya kelar! Suer kita seneng bgt !
Eh tapi masih inget kan sama ini FF? Jangan-jangan uda pada keburu lupa lagi karna saking lamanya kagak lanjut *jangan bilang iya* -___- Maap ya karna ini FF dibuatnya bertiga jadi agak sulit ngebuatnya. Kudu ngirim dulu lwt email trs kudu nyesuain sama ide kita yang pada beda-beda jadi prosesnya lama bgt. Apalagi HCV mengalami berbagai goncangan dalam proses membuat FF ini, ya kyk sibuk ngerjain personal FF kita masing-masing, trs kyk dihambat sm pelajaran yang bwt kita mumet dan seret ide. Pokoknya banyak deh..
Karna itu kami merasa sangat bahagia cerita yang satu ini uda kelar.. Fiuuh *lap keringet* Tapi saking khilafnya kita buat ini FF panjang sekale o.O Kita juga shock pas liat bisa jd segitu =__= Tapi yaudahlah ya, kami HCV memohon maaf atas cerita yang gak je dan typo yang bertebaran dimana-mana. Silahkan nikmati ceritanya~~ Semoga tidak mengecewakan^^ *ppyong
————–
Hidup itu adalah pilihan
Iya atau tidak..
Baik atau burukナ
Ini atau ituナ
Kebahagiaan atau kesedihanナ
Manusia hanya perlu memilihnya
Tapi yang tersulit adalah bagaimana cara memilihnyaナ
Terkadang memilih yang baik akan berujung buruk
Tapi memilih yang buruk bisa saja berunjung baik
Karna itu orang sering bilangナ
‘Ikuti kata hatimu’
[Normal Pov]
“Kenapa Hyun Hee ?” ucap Baekhyun. Pagi-pagi sekali Baekhyun mengajak Hyun Hee pergi ke taman. Ia ingin meminta penjelasan pada Hyun Hee karena ia masih belum bisa menerima kenyataan bahwa yang Hyunhee pilih adalah Sehun.. sahabatnya sendiri.
“Kenapa kau lebih memilih Sehun dari pada aku ?” tanya Baekhyun lirih pada Hyun Hee. Sedangkan Hyun Hee hanya menundukkan kepalanya bungkam. Takut.. jika ia menatap mata Baekhyun sekarang, hanya perasaan sakit yang akan ia rasakan.
“Aku yang selalu ada di samping mu. Aku yang selalu setia menemanimu selama di rumah sakit. Tapi kenapa Hyun Hee ?” tanya Baekhyun dengan suara sedikit bergetar. Hyun Hee kini menatap Baekhyun dengan tatapan sedih tapi ia masih enggan membuka mulutnya.
Baekhyun kini hanya menatap Hyun Hee dengan tatapan lirih ナ.Sungguh yang hatinya rasakan saat ini hanya rasa sakit. Sakit yang amat sangatナ karna ternyata gadis ia cintai malah mencintai sahabat baiknya.
“Oppa maafkan aku” ucap Hyunhee akhirnya.. ia sungguh tidak sanggup melihat tatapan lirih Baekhyun kearahnya.
“Oppa apa kau tahu , sejak pertama kali aku bertemu dengan Sehun di lorong rumah sakit jantungku mulai berdebar lebih cepat” kini giliran Baekhyun yang bungkam. Ia tidak menyangka Hyun Hee mulai menyukai Sehun sejak pertama kali ia bertemu dengan namja berambut silver itu.
“Tapi aku tidak tahu ini sudah ditakdirkan atau tidak , aku dan Sehun selalu saja bertemuナナitu yang membuat ku semakin yakin dengan perasaan ku oppaナナ” jawab Hyun Hee terputus. Baekhyun hanya menatapnya lekat.
“Bahwaナ.bahwa akuナ.mencintainya” ucap Hyun Hee yang langsung menohok hati Baekhyun. Baekhyun merasa hatinya yang sudah terluka , kini makin di koyak-koyak sehingga luka di hatinya membesar. Sungguh perih seakan luka yang sudah dalam itu tersiram oleh alkohol sehingga membuatnya semakin perih.. perih hingga membuat mata namja cantik itu memberat.
“Maaf oppa , aku tidak bisa memaksa perasaan ku untuk mencintai oppa. Oppa tau kan cinta itu tidak bisa dipaksakan..” Baekhyun hanya diam menatap lekat gadis didepannya.
“Mianhe oppaナ.Jeongmal..” ucap Hyun Hee kemudian ia melangkah pergi.. pergi karna ia tak sanggup saat melihat sikap Baekhyun yang seperti itu hatinya terasa perih. Ia hanya tidak sanggup lebih lama disana. Ia menyayangi Baekhyun.. bahkan sudah menganggapnya sebagai kakaknya sendiri, tapi sekarang apa yang dia lakukan? Dia menyakitinya..
Baru berjalan selangkah.. tiba-tiba Baekhyun meraih tangan Hyun Hee yang otomatis membuat gadis itu menghentikan langkahnya.
“Hyun Hee’ah , aku sangat mencintaimu.. Kenapa kau tidak melihatku? Aku.. sebelumnya berada lebih dekat denganmu. Tapi kenapa Sehun yang kau pilih? Aku.. aku hanya sulit untuk menerimanya..”
“Maaf oppa , perasaanku ini tidak bisa dipaksa. Kumohon mengertilah..” Perlahan-lahan cengkraman Baekhyun mulai melemah.. melemah karna mengerti kemana arah perkataan Hyunhee. Setelah genggaman tangan Baekhyun lepas, Hyunhee pun mulai melangkah pergi meninggalkan namja itu sendirian. Melangkah.. walau sebenarnya sangat berat untuk yeoja itu lakukan. Dia hanya berpikir.. Apa perbuatannya itu tidak terlalu menyakiti Baekhyun?
Baekhyun oppa , maafナナ.aku tidak bisa membalas perasaan mu. Maafナナ.. aku sudah menyakiti perasaan mu. Oh Tuhanナナ.apa salah jika aku mencintai Sehun?
Seperti memilih siapa yang diinginkan oleh hatimu
Sebuah pilihan antara dia atau dirinya
Memilih yang baik mungkin berakibat buruk
Ya, aku memilihnya.. tapi dengan begitu aku menyakiti dirinya..
Namun satu hal yang pasti aku percaya adalah aku telah memilih orang yang tulus..
Tulus kucintai dan tulus mencintaikuナ
*****
Baekhyun kini berbaring di ranjang tempat ia di rawat. Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamarnya yang seketika membuatnya terhenyak.
“Selamat pagi Baekhyun-sshi?” sapa seorang suster ramah sembari membuka pintu kamarnya.
“Selamat pagi” balas Baekhyun dengan tidak semangat.
“Kenapa lesu begitu ? Padahal aku ingin memberikan kabar baik untuk mu” ucap suster dengan name tag bertuliskan Kim Taeyeon..
“Siang ini kau sudah diperbolehkan pulang. Keadaanmu sudah lebih dari cukup untuk keluar dari rumah sakit. Ohya.. dan tadi juga suster Tiffany titip salam. Ia tidak bisa mengucapkannya karena ia tidak bisa bekerja hari ini. Jadi aku yang menggantikan suster Tiffany. Lalu pihak rumah sakit juga telah memberitahu keluarga mu” ucap suster tersebut sambil memamerkan senyum manisnya.
“Ah ne , gomawo suster” jawab Baekhyun sambil mencoba terseyum pada suster tersebut, walauナ sebenarnya hatinya kini menangis.
“Baiklah silakan beristirahat” ucap suster tersebut lalu ia meninggalkan Baekhyun untuk beristirahat. Sedetik setelah suster muda itu menutup pintu kamarnya, Baekhyun menghela nafas panjang kemudian memandang ke luar jendela dengan tatapan menerawang.
“Apa aku harus mengalah?” gumamnya lirih
****
Sementara itu didalam kamarnya Hyun Hee nampak kebingungan. Ia hanya mondar-mandir di depan oppanya yang tengah duduk membaca majalah. Ia baru saja mendapat pesan dari seorang namja yang kini sudah menjadi kekasihnya. Ya.. Sehun bilang ia ingin menemui Hyunhee ditaman belakang seperti biasa. Dan itulah yang kini membuat gadis itu gelisah, sejak tadi ia terus merapikan penampilannya. Ia tidak ingin Sehun melihatnya berpenampilan buruk.
“Hyun Hee’ah tidak bisakah kau berhenti? Oppa pusing melihatmu mondar-mandir” keluh namja berambut kemerahan itu sembari menutup majalahnya.
“Tidak bisa oppa.. ini situasi darurat”
“Aissh.. sudah berhenti! Ada yang ingin oppa tanyakan padamu” Joonmyun pun menarik tangan adiknya untuk duduk bersebelahan dengannya.
“Iyaya.. mau tanya apa?” tanya Hyunhee sambil memutar bola matanya.
“Apa kau sedang berkencan dengan seorang pria?” tanya Joonmyun to the point sambil menatap menyelidik kearah adik perempuannya itu.
“Ne oppa, dan ia akan datang kemari sebentar lagi. Apa yang harus ku lakukan sekarang?” tanya Hyun Hee gusar sambil membenarkan posisi duduknya yang semula menghadap kakaknya.
“Kau tau kenapa ia mencintai mu?” pertanyaan Joonmyun akhirnya sukses membuat adiknya terdiam. Terdiam karna tak tau harus menjawab apa. Kenapa Sehun mencintainya? Apa karna ia cantik? Atau apa? Ia sama sekali tidak tau.
“Karena ia tulus menerima mu dengan apa adanya. Ia tidak memikirkan bagaiman penampilan mu sekarang , bagaimana kondisi mu sekarang. Yang ia inginkan hanyalah selalu berada di sisimu dan melihat mu bahagia. Itu sudah cukup baginya Hyunhee’ah.. jadi kau tidak perlu merasa takut berpenampilan buruk didepannya” ucap Joonmyun lembut sambil mengelus puncak kepala adiknya yang kini memandangnya lekat kemudian memeluk namja itu dengan sangat erat.
“Gomawo oppa , kau oppa paling hebat yang pernah ku milki”
“Memangnya kau memiliki oppa selain aku ?” tanya Joonmyun pada Hyun Hee yang masih memeluk dirinya.
“Tidak , itu sebabnya ku katakan oppa adalah oppa yang paling hebat yang pernah ku miliki. Karna tidak ada lagi orang lain yang sepertimu. Hihihi” ucap gadis itu sambil cekikikan. Joonmyun pun tertawa mendengar ucapan adiknya itu. Ia mengusap kepala Hyun Hee dengan penuh kasih sayang.
“Hyun Hee bahagialah dengan orang yang kau cintai dan perjuangkanlah cintamu” ucap Joonmyun sembari melepaskan pelukan keduanya. Hyun Hee menatap oppanya, ia mengangguk lalu memberikan sikap hormat pada Joonmyun.
“Hmmm.. tentu saja”
*****
Sehun duduk termenung dibangku taman tempat janjiannya bersama Hyunhee. Sudah 15 menit sejak ia sampai ditaman itu dan sosok yang ditunggu belum juga menampakkan batang hidungnya. Ia lalu meraih ponselnya yang berwarna putih dari dalam saku celana jeansnya kemudian mengusap layar ponselnya. Ia tersenyum melihat wallpaper ponselnya. Ia menatap lekat layar ponselnya sambil tetap menyunggingkan senyum di kedua sudut bibirnya. Nampak di layar ponselnya kini foto Hyun Hee yang ia ambil diam-diam saat Hyun Hee sedang duduk di taman.
“Sehun ! Maaf membuat mu menunggu lama” panggil Hyunhee yang tentu membuat namja yang tadinya sedang menikmati lukisan indah diponselnya itu terkesiap dan sontak menoleh.
“Ah..ani, aku juga baru sampai di sini” ucap Sehun sambil tersenyum manis pada gadis yang kini resmi memilh namja itu sebagai pemilik hatinya.
“Bagaimana kabarmu chagiya? Kau sudah sarapan?” tanya Sehun manis sedetik setelah Hyunhee duduk disebelahnya.
“Hmm.. aku sudah sarapan. Bagaimana denganmu?” balas Hyunhee tak kalah manis sambil memiringkan kepalanya.
Deg
Tapi tiba-tiba senyum manis itu menghilang.. menghilang saat melihat ekspresi Sehun yang tiba-tiba berubah murung. Gadis itu pun kemudian mengembalikkan posisi kepalanya.
“Sehunnie kau baik-baik saja?” tanya Hyunhee ragu sambil memegang pundak Sehun pelan. Ia menggeser posisi duduknya lebih mendekat ke kekasihnya. Dan Tentu saja.. dapat ia rasakan aura manis Sehun seketika berubah muram. Seakan ada sesuatu yang menekan hati namja itu sehingga membuatnya bersedih.
“Ayo ceritakan padaku..”
“Ini.. masalah Baekhyunnie hyung..” ucap Sehun memulai ceritanya.. ia sedikit menghela nafas kemudian melanjutkan kata-katanya.
“Dia.. begitu marah padaku. Dia marah.. marah dan kecewa karna aku merebutmu darinya. Kami.. baru saja bertengkar. Tadinya aku bermaksud membantunya mengemas pakaian karna siang nanti dia sudah keluar dari rumah sakit. Tapi.. dia sama sekali tidak mau menerima bantuanku. Dia kecewa Hyunhee’ah.. aku hanya.. hanya.. tidak sanggup jika melihatnya seperti itu..” suara Sehun bergetar.. bergetar akibat sakit yang ia rasakan. Mungkin ini pertama kalinya ia bertengkar seperti ini dengan Baekhyun. Kata “Kecewa” yang Baekhyun lontarkan kepadanya sungguh membuat hati namja itu tertusuk.
Mengerti dengan keadaan kekasihnya saat ini.. Hyunhee pun membawa Sehun kedalam pelukannya. Bermaksud memberi kehangatan untuk namja itu. Ia elus punggung namja itu dengan lembut.. penuh perasaan. Jujur.. hatinya begitu sakit saat ini. Bagaimana tidak? Kini ia telah membuat sepasang sahabat baik terlibat dalam pertengkaran yang sulit. Bukan masalah benda atau materi.. tapi masalah perasaan.. atau bisa dibilang adalah masalah hal tersulit untuk diatasi didunia ini.
Matanya terasa berat.. airmata mulai menumpuk dipelupuk matanya. Tidak ia pungkiri seberapa bencinya dia pada dirinya sendiri. Tapi apa? apa yang bisa gadis itu lakukan? Ia mencintai Sehun dan kini ia sudah menerimanya.. tapi dengan begitu, secara sadar ia juga telah menyakiti Baekhyun dan membuat hubungan kedua namja itu menjadi rusak.
Lalu bagaimana? Iya hanya ingin bahagia bersama orang yang ia cintai.. apa lagi dengan waktunya yang tidak banyak. Takut jika penyakit itu merenggut nyawanya begitu saja. Iya hanya ingin bahagia didetik-detik terakhir hidupnya. Apa dia salah?
“Awalnya aku juga sudah menahan diri untuk tidak menyukaimu karna Baekhyun hyung bilang dia menyukaimu.. Tapi inilah cinta.. kita tidak tau kan kapan cinta itu akan datang menghampiri kita dan jika ia sudah memutuskan untuk tinggal dalam hati kita apa yang bisa kita lakukan kecuali menjalaninya?” ucap Sehun sambil membalas pelukan kekasihnya.
“Sudahlah Sehunnie.. kau tidak perlu menyalahkan dirimu lagi. Aku yakin Baekhyunnie oppa hanya butuh waktu untuk menerimanya. Aku yakin Baekhyunnie oppa bukan orang yang egois atau pendendam. Seiring berjalannya waktu dia pasti mengerti” Hyunhee pun melepaskan pelukannya kemudian menangkup wajah Sehun dengan kedua tangannya dan menatap mata sendu Sehun lekat.
“Aku akan membantumu untuk meyakinkannya.. kita bersama-sama akan menuntun Baekhyunnie oppa untuk yakin bahwa aku mungkin bukan cinta sejatinya dan membantunya untuk menemukan cintanya itu. Hmm..” ucap Hyunhee sambil mengembangkan senyum manisnya didepan kekasihnya yang kini mulai merasa lebih baik. Bicara dengan gadis itu sungguh membuat hati Sehun mulai tenang, seakan gadis itu mampu menyerap semua aura-aura hitam yang menyelimutinya.
Ketulusan itu murni..
Hanya memberi tapi tak harap kembali
Sebuah perasaan suci yang diagungkan dalam hidup
*****
Sebuah mobil zedan hitam berhenti didepan sebuah rumah mewah yang minimalis. Baekhyun keluar dari mobil tersebut kemudian berjalan menuju bagian belakang mobil ayahnya itu guna mengeluarkan barang-barangnya dari bagasi. Setelah mobilnya terparkir dengan baik tuan Byun pun ikut membantu anaknya untuk mengangkut salah satu tas ransel anaknya. Tiba-tiba dari belakang datang sebuah mobil lagi yang berhenti dibelakang Baekhyun yang sedang mengeluarkan kopernya.
Sehun turun dari mobilnya kemudian bergegas membantu Baekhyun yang terlihat sedikit kesulitan mengangkat kopernya. Bukankah namja itu baru saja keluar dari rumah sakit? Kenapa ia sudah mengangkut barang-barang berat?
“Biar aku bantu” ucap Sehun sembari menurunkan koper coklat Baekhyun dari dalam bagasi.
“Tidak usah! Aku bisa sendiri” ucap Baekhyun ketus kemudian meraih pegangan kopernya dan berjalan pergi meninggalkan Sehun yang hanya diam menanggapi sikap acuh Hyungnya itu padanya. Ia menghela nafas panjang kemudian menyusul Baekhyun masuk kedalam rumah keluarga Byun itu.
-
-
“Baekhyunnie~ Kau sudah pulang.. ibu sangat merindukkanmu chagiya. Akhirnya kau keluar dari rumah sakit”
Sedetik setelah mereka menutup pintu masuk rumah, Ibu Baekhyun langsung menghampiri Baekhyun dan memeluk putra satu-satunya itu erat. Sepertinya dia sudah sangat menunggu kedatangan anaknya. Beliau memang tidak ikut mejemput Baekhyun kerumah sakit karna dia juga sedang sedikit tidak enak badan, jadi hanya tuan Byun yang menjemput Baekhyun.
“Oya apa kau sudah makan siang?” tanya nyonya Byun sambil melepaskan pelukannya. Baekhyun hanya menjawabnya dangan sebuah gelengan kepala.
“Baiklah.. kalau belum ibu akan membuatkanmu makan siang dan nanti kita makan bersama. Sekarang kau masuklah dulu kekamarmu dan beristirahat” tanpa menjawab apapun Baekhyun kemudian berjalan menuju lantai atas tempat kamarnya berada. Sementara nyonya Byun hanya mengkerutkan dahinya melihat tingkah putranya yang sungguh tidak biasa itu. Apa selama 2 minggu dirumah sakit sudah membuat anak itu menjadi pemurung? karna yang ia tau Baekhyun putranya adalah namja yang periang dan cerewet. Tapi sekarang perubahan itu terlihat jelas..
Nyonya Byun kemudian mengalihkan pandangannya kearah Sehun yang hanya menatap Baekhyun lirih. Sadar wanita berumur 45 thn itu sedang menatapnya, Sehun pun mengalihkan pandangannya. Tatapan ibu Baekhyun itu sedikit membuat Sehun terhenyak kemudian ia menunduk. Kerutan bingung didahi wanita itu semakin dalam.. bertanya dengan jelas, sebenarnya apa yang terjadi pada kedua anak ini?
*****
Sehun membuka pintu kamar Baekhyun yang seperti biasa tidak terkunci. Ia masuk dan mendapati namja itu sedang menatap keluar jendela besar dikamarnya. Baekhyun sama sekali tidak bergeming dengan kedatangan Sehun.. bukan karna ia tidak sadar tapi ia hanya tidak sanggup menatap mata namja yang menyebabkan hatinya terluka.
Tap
Sehun berjalan perlahan mendekati namja yang masih sibuk menerawang keluar jendela seakan mencari sesuatu disana. Sehun terhenyak melihat tatapan Baekhyun.. pilu dihatinya kembali menyeruak menggerogoti perasaan namja itu. Mata Baekhyun sungguh menyiratkan semua rasa sakit dihatinya.. rasa sakit yang disebabkan oleh pengkhianatan orang yang begitu ia percaya. Sehun merasakan matanya mulai memberat.. rasa bersalah yang menumpuk seakan menekan dadanya dan membuatnya terasa sesak. Sehun menunduk.. tidak sanggup menatap wajah itu lebih lama
“Mau apa kau kemari?” ucap Baekhyun dingin.
“Aku.. Aku hanya ingin membantu hyung untuk merapikan barang-barang” kata Sehun sedikit ragu takut jika ia salah berucap. Mendenggar jawaban Sehun, Baekhyun hanya tersenyum dengan menaikkan salah satu ujung bibirnya.. senyum meremehkan..
“Membantu? Kau bilang kau akan membantuku?” Baekhyun memutar posisinya menghadap Sehun kemudian menatap mata Sehun tajam.
“Itu juga kan yang kau katakan saat aku bilang aku menyukai Hyunhee! Kau bilang kau akan membantuku! Tapi apa?! apa yang aku dapatkan?! Aku sama sekali tidak merasa terbantu olehmu OH SEHUN!” sirat kemarahan sungguh jelas tergambar diwajah itu kali ini. Matanya nampak berair seakan ingin menangis.. menangis karna perasaan kecewa terhadap Sehun yang tak kunjung pergi dari hatinya. Sungguh.. sebenarnya Baekhyun juga tidak ingin menyimpan rasa kecewa dan marah itu lebih lama. Ia tidak sanggup jika ia harus membenci sahabat yang sudah ia anggap sebagai adiknya itu. Tapi seakan terikat dengan rantai baja yang kuat.. perasaan itu seakan enggan untuk beranjak dari hatinya.
“Aku begitu mempercaiyaimu Sehunnie.. bahkan kau adalah orang yang paling aku percaya didunia ini. Tapi kenapa? Kenapa kau malah meludahi kepercayaan itu?” suara Baekhyun sedikit bergetar.. mata dan wajahnya mulai memerah karna rasa sedih dan marah yang kini bercampur menjadi satu.
“Maafkan aku Hyung.. sungguh sejak awal aku juga tidak ingin ini terjadi. Saat tau bahwa gadis yang kau sukai adalah Hyunhee aku sudah berusaha menekan perasaanku. Tapi aku tidak bisa.. perasaan itu malah semakin dalam dan membuatku mengutuk diriku sendiri karna menyukai gadis yang kau suka”
“Aku hanya tidak sanggup menahan perasaan ini sendiri jadi aku menyatakannya pada Hyunhee. Aku hanya ingin mengungkapkannya, tidak perduli dia akan menolakku karna aku pikir dia juga menyukaimu. Tapi.. tapi diluar dugaanku.. dia.. dia menerimaku..” Sehun menunduk sedetik kemudian berjalan perlahan mendekati Baekhyun dan meraih kedua pundak namja rapuh itu. Sementara Baekhyun hanya menunduk..
“Aku mohon hyung maafkan aku.. ini diluar kuasaku” ucap Sehun lembut memohon maaf pada Baekhyun. Tapi sepertinya Baekhyun masih belum bisa menerima permohonan maaf Sehun. Ia melepaskan tangan Sehun dari pundaknya kemudian berjalan menuju kopernya yang ia letakkan diatas ranjangnya.
“Keluarlah dari kamar ku Sehunnie.. aku butuh waktu untuk sendirian dan merapikan perasaanku” ucap Baehyun sembari mengeluarkan baju-bajunya dari dalam koper. Sementara Sehun hanya diam dan mencoba mengikuti intrupsi dari namja itu untuk keluar dari kamarnya.
*****
Hyunhee masih nampak sibuk memasukan baju-bajunya kedalam koper merahnya. Senyum manis terukir indah diwajah gadis itu karna mulai hari ini ia sudah boleh keluar dari rumah sakit yang mengekangnya itu. Hari ini sudah dua hari setelah Baekhyun keluar dari rumah sakit. Joonmyun kakaknya masih sibuk mengurusi beberapa administrasi yang harus dilengkapi, karna itu Hyunhee hanya berkemas sendirian. Dia juga sudah mengabari Sehun tentang hal ini, dan Sehun bilang dia akan menjemputnya dan mengantarkannya pulang. Dan itu adalah salah satu sebab mengapa gadis itu bersemangat.. ia tidak sabar mengajak Sehun kerumahnya. Ya.. bukankah Sehun adalah kekasihnya, jadi sudah barang tentu Sehun harus tau alamat rumahnya dan juga Joonmyun sudah memberinya ijin untuk membawa Sehun kerumah.
Tok
Tok
“Masuklah..” teriak Hyunhee saat mendengar ada yang mengetuk pintu kamarnya. Dan ia pun melonjak kegirangan saat melihat siapa yang muncul dibalik pintu.
“Sehunnie~~” pekik Hyunhee sambil berlari kearah Sehun kemudian memeluknya.
“Waah.. kau sedang berkemas ya? Kau terlihat bersemangat sekali chagiya” ucap Sehun sembari melepas pelukan Hyunhee kemudian mengacak-acak rambut Hyunhee pelan sambil menunjukkan smile eyesnya.
“Tentu saja! Aku sangat senang karna bisa keluar dari tempat membosankkan ini. Apalagi setelah Baekhyunnie oppa keluar.. tempat ini serasa seperti neraka” Hyunhee mengerucutkan bibirnya imut.
“Hihihi.. kau ini lucu sekali chagiya~” Sehun mencubit pipi kekasihnya gemas.
“YA! Appo!”
Ceklek
Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan sontak membuat kedua sejoli itu tersentak dan menoleh kearah pintu melihat siapa yang datang.
“Oh.. Sehun’ah kau sudah sampai?” tanya Joonmyun sembari menutup pintu.
“Iyaa.. aku baru saja sampai hyung”
“Oh baiklah.. kalau begitu ayo berangkat. Hyunhee semua sudah kau rapikan?”
“Sudah kapten!”
“Baiklah.. kalau begitu cepatlah ibu sudah menunggu kita dirumah”
Deg
Sehun mendadak gugup mendengar ucapan Joonmyun barusan. Dia bilang ibu Hyunhee sudah menunggu dirumah? Apa.. Hyunhee akan memperkenalkannya kepada ibunya? Memperkenalkannya sebagai kekasihnya? Oh Tuhan.. tidak tau seberapa gugupnya Sehun saat menyadari itu. ia gugup layaknya seorang calon menantu yang kini akan menghadap orang tua sang terkasih untuk meminta ijin memiliki anak mereka. Sehun gugup.. bagaimana jika ibu Hyunhee tidak menyukainya lalu mereka akan dilarang berpacaran?
“Sehunnie.. kau tidak apa-apa?” tanya Hyunhee yang menyadari perubahan sikap kekasihnya.
“Ah.. Gwaenchanayo Hyunhee’ah”
*****
Selama di perjalanan Sehun merasa gugup , ia bingung bagaimana harus bersikap di depan ibu Hyun Hee. Hyun Hee merasakan kegugupan Sehun tersebut. Ia menggenggam tangan Sehun dan tersenyum ke arah Sehun. Senyuman Hyun Hee tersebut mampu membuat Sehun tidak segugup tadi.
Beberapa menit kemudian merekapun sampai di kediaman keluarga Kim. Rumah yang cukup luas dengan desain minimalis tapi tetap terkesan elegan.
Joonmyun menurunkan barang-barang milik Hyun Hee dari dalam bagasi mobil di bantu oleh Sehun tentunya. Mereka bertigapun segera masuk ke dalam rumah.
“Hyun Hee , eomma sangat merindukanmu” ucap seorang wanita paruh baya. Ia langsung memeluk Hyun Hee. Ia kemudian mengelus kepala Hyun Hee dengan kasih saying.
“Eomma bogoshipeo” ucap Hyun Hee yang membalsa pelukan wanita paruh baya yang adalah ibunya.
“Ah~ eomma aku ingin memperkenalkan seseorang” ucap Hyun Hee semangat ia melepas pelukannya dan langsung menarik Sehun.
“Siapa dia Hyun Hee ?” tanya ibu Hyun Hee penasaran.
“Ia adalah orang yang special bagiku eomma” ucap Hyun Hee yang sedari tadi tidak berhenti mengembangkan senyum manisnya.
“Annyeonghaseyo ahjumma , Oh Sehun imnida” ucap Sehun dengan penuh hormat sambil membungkukan badannya.
“Kau pasti kekasih Hyun Hee itu ya ?” tanya ibu Hyun Hee to the point.
“Ne , ahjumma” ucap Sehun sedikit malu sekaligus gugup.
Wanita paruh baya tersebut kemudian mengembangkan senyum.
Ibu Hyun Hee mengajak Sehun untuk makan bersama , wanita paruh baya tersebut sangat senang jika Hyun Hee sudah bisa menemukan orang yang tepat untuk mendampinginya.
Setelah selesai makan , Hyun Hee mengajak Sehun duduk di ayunan yang terletak di taman belakang rumah Hyun Hee.
“Sehun’ah , bagaiman dengan Baekhyun oppa ?” tanya Hyun Hee mengawali pembicaraan.
“Sepertinya Baekhyun hyung masih kecewa terhadap ku” ucap Sehun , wajahnya kini Nampak murung.
“Aku harap Baekhyun oppa dapat menerima ini semua” ucap Hyun Hee yang merasa bersalah karena ia juga yang telah menorehkan luka di hati Baekhyun.
“Sehun’ah , jangan murung begitu” ucap Hyun Hee sambil mengembungkan pipinya berusaha menghibur Sehun , ia tidak suka melihat Sehun berwajah sedih seperti itu.
“Gomawo Hyun Hee , kau selalu bisa membuatku tersenyum” ucap Sehun. Ia mulai tersenyum saat melihat Hyun Hee mengembungkan pipinya itu. Sehun merasa gemas dengan Hyun Hee , karena tidak tahan ia langsung mencubit pipi Hyun Hee.
“Awwwナappo” ucap hyun Hee yang kini berhenti menggembungkan pipinya. Kini ia mulai memanyunkan bibirnya , ia merasa kesal karena Sehun mencubit pipinya. Sehun kini hanya tersenyum melihat tingkah yeoja chingunya itu.
“Oppa aku ke toilet dulu , aku segera kembali” ucap Hyun Hee , ia buru-buru masuk ke dalam rumahnya.
“Tskナgadis itu” ucap Sehun. Namun baru saja Sehun mengatakan hal tersebut , tiba-tiba eomma Hyun Hee melai berjalan mendekatinya.
“Ahjummaナ” ucap Sehun , lalu ia berdiri dari tempat ia duduk tadi dan mebungkukan badannya.
“Sehun’ah boleh ahjumma bicara dengan mu ?” tanya ibu Hyun Hee.
“Ah ne ahjumma” ucap Sehun.
Ibu Hyun Hee kemudian duduk di ayunan tersebut , Sehun pun kemudian ikut duduk di sampingnya.
“Ahjumma hanya ingin menitipkan Hyun Hee padamu , jagalah dia. Dia gadis yang baik” ucap ibu Hyun Hee.
“Ne ahjumma , itu sebabnya aku menyukai Hyun Hee” ucap Sehun Nampak malu-malu. Ia menundukkan kepalanya.
Ibu Hyun Hee menatap lekat ke arah Sehun yang kini sedang menunduk , ia tersenyum. Ia bisa melihat betapa Sehun sangat menyukai Hyun Hee. Kini ia benar-benar mempercayai Sehun untuk menjaga dan membahagiakan putrid yang ia sayangi itu.
“Bahagiakanlah Hyun Hee , ahjumma percayakan Hyun Hee pada mu Sehun” ucap ibu Hyun Hee kemudian tersenyum ke arah Sehun.
“Baik ahjumma” ucap Sehun.
“Baiklah ahjumma masuk ke dalam dulu” ucap ibu Hyun Hee ramah.
Ibu Hyun Hee pun masuk ke dalam rumah , selang beberapa detik kemudian Hyun Heepun keluar dari rumah. Ia menyunggingkan senyum yang sangat manis ke arah Sehun. Sehun membalas senyum Hyun Hee tersebut.
“Kau sangat mirip dengan ibumu saat tersenyum, terlihat cantik” gumam Sehun.
“Apa yang kau katakan tadi ?” tanya Hyun Hee yang kini hanya beberapa langkah dari ayunan tersebut.
“Tidak ada” ucap Sehun kemudian tersenyum.
****
Selama beberapa hari ini Sehun tidak menemui Hyun Hee dan hanya melakukan kontak melalui ponsel saja karena ia disibukkan dengan kegiatan sekolahnya.
Namun hari ini Sehun mengirimi Hyun Hee pesan , ia ingin mengajak Hyun Hee ke taman. Ia sangat merindukan Hyun Hee.
Di tamanナナ
“Hyun Hee maaf aku terlambat” ucap Sehun sambil tersenyum , menunjukkan smile eyesnya pada Hyun Hee yang sedang asyik membaca buku sambil duduk di rumput. Ia berusaha mengatur nafas karena ia tadi berlari-lari menuju taman karena saat ia akan ke luar kelas tiba-tiba saja Jung songsaengnim memintanya untuk membantu merapikan tugas murid-murid yang sangat banyak itu sehingga memakan banyak waktu. Bahkan Sehun tidak sempat untuk mengganti pakaiannya.
“Tidak apナ.” Ucapan Hyun Hee terputus saat ia mendongakkan kepalanya ke arah Sehun.
Deg
Ia terkejut melihat Sehun yang kini masih menggunakan seragam sekolahnya. Sehun terlihatナ..sangat tampan dengan pakaian sekolahnya.
“Tidak apa-apa” ucap Hyun Hee , mengulang kalimat yang terputus tadi.
Sehun yang masih menunjukkan smile eyesnya langsung duduk di samping Hyun Hee. Hyun Hee hanya menatap Sehun lekat. Ia masih terpesona melihat Sehun dengan balutan seragam sekolahnya.
“Ada apa ?” tanya Sehun , ia merasa Hyun Hee hanya memandanginya saja sedari tadi.
“Apa ada yang salah dengan penampilan ku ?” tanya Sehun lagi.
“AナAni , hanya saja aku baru pertama kali melihat mu memakai seragam sekolah” ucap Hyun Hee, ia mencoba mengendalikan debaran jantungnya.
“Apa aku terlihat aneh ?” tanya Sehun.
“Ani Sehun’ah , kau terlihatナterlihat tampan” ucap Hyun Hee malu.
Sehun membalasnya dengan senyum yang sangat menawanナ.
Deg
Jantung Hyun Hee pun semakin berdetak kencang.
Oh Tuhan , apa dia namja chingu ku ? Ia terlihatナ.sangat tampan dengan seragam sekolahnya. Aku beruntung bisa dicintai oleh namja tampan seperti dia.
Deg
Deg
Deg
Ahhhナdebaran jantung ini tidak bisa berhenti saat aku menatapnya. Oh Sehun apa kau tauナナaku semakin mencintai mu .
Setelah menghabiskan makan siang bersama , mereka berdua kini menikmati pemandangan yang dari pinggir danau.
“Hyun Hee’ah bogoshippo” ucap Sehun ditelinga Hyun Hee kemudian memeluk Hyun Hee dari belakang.
“Nadoナ” ucap Hyun Hee, sambil tersenyum. Ia membalas pelukan Sehun. Ia sangat menikmati pelukan hangat Sehun itu.
Mereka berdua menikmati indahnya langit sore yang berwarna oranye karena matahari mulai kembali ke peraduannya. Mereka sangat menikmati pemandangan indah itu sambil melepas rindu. Sepersekian detik setelahnya, secara bersamaan mereka saling menatap. Meneliti benik mata masing-masing dengan seksama. Keduanya pun saling tersenyum, perlahan Sehun menangkupkan kedua tangannya diwajah Hyunhee. Perlahan tapi pasti Sehun memisahkan jarak diantara keduanya, seolah mengerti Hyunhee mengatupkan matanya agak takut.
Sehun pun memberinya sebuah sentuhan hangat di bibir merah mudanya. Melumatnya lembut penuh perasaan, mengutarakan perasaan cintanya memalui ciuman hangat itu. Hyunhee memejamkan matanya lebih keras saat Sehun mulai memperdalam tautan mereka. Ia cengkram lengan Sehun ketika namja itu semakin menuntut lebih. Nafas keduanya terengah karna pasokan oksigen yang mulai berkurang.
Beberapa detik setelahnya, tautan itu terlepas dan wajah keduanya nampak berwarna merah padam. Saling menatap kemudian terkekeh. Sehun dekap gadis itu erat sambil mengelus kepalanya lembut. “Aku mencintaimu..”
Sehun mengantarkan Hyun Hee pulang, mereka berjalan berdampingan ambil bergandengan tanagn.
“Sehun’ah kita sudah sampai” ucap Hyun Hee riang.
“Cepatlah masuk , udara mulai terasa dingin” ucap Sehun memperingatkan.
“Kau tidak ingin masuk dulu ?” tawar Hyun Hee.
“Ani chagi , cepatlah kau masuk” ucap Sehun. Hyun Hee kemudian memanyunkan bibirnya karena ia tidak ingin berpisah dengan Sehun. Sehun terkekeh melihat tingkah imut gadisnya itu kemudian mengelus puncak kepalanya lembut sambil tersenyum simpul.
“Cepatlah masuk” ucap Sehun lembut yang membuat Hyun Hee akhirnya mengalah. Hyun Hee tersenyum, dengan segera ia membuka gerbang rumahnya. Kemudian ia membalikkan badannya. Ia tersenyum ke arah Sehun sambil melambaikan tangan.
“Saranghae” ucap Hyun Hee.
“Saranghae Kim Hyun Hee” balas Sehun. Hyun Hee pun menutup gerbang rumahnya dan ia pun segera masuk ke dalam rumah.
Sehun tersenyum , kemudian ia pun melangkahkan kaki meninggalkan rumah Hyun Hee.
Mencintai dengan tulus..
Itu berarti mencintai dengan sepenuh hati
Mencintai tanpa rasa pamrih
Menerima apa adanya
Dan aku tau.. dia memiliki ketulusan itu..
Dia.. orang yang aku pilih
****
“Sepertinya ada yang bahagia di sini” ucap Joonmyun pada adiknya itu.
“Oppa , aku senang sekali hari ini” ucap Hyun Hee pada oppanya. Ia langsung mengambil posisi duduk tepat di sebelah oppanya itu.
“Oh~ iya , dimana eomma ?” tanya Hyun Hee, sedari tadi ia tidak melihat eommanya itu.
“Eomma bilang ia ada urusan pekerjaan, ia harus ke amerika selama beberapa bulan” ucap Joonmyun pada adiknya itu.
“Ayo ceritakan pada oppa , bagaiman kencan mu tadi’ ucap Joonmyun mengalihkan pembicaraan agar adiknya itu tidak merasa kecewa terhadap ibunya yang meninggalkan mereka berdua ke Amerika selama beberapa bulan.
“Uhmmナ.” Ucap Hyun Hee menggantung.
“Kami pergi berkencan ke taman , menyenangkan sekali bisa berkencan seperti orang kebanyakan” ucap Hyun Hee semangat.
“Oppa tau , tadi Sehun terlihat sangat tampan sekali. Ketampanannya mengalahkan mu oppa” ucap Hyun hee kemudian ia tertawa kecil.
“Oppa mu ini jauh lebih tampan dari Oh Sehun mu itu. Lihat saja wajah oppa , bahkan senyum oppa jauh lebih manis daripada senyumnya itu” ucap Joonmyun tidak mau kalah.
“Arra~ oppa , kau adalah orang tertampan di mataku setelah Oh Sehun” ucap Hyun Hee , ia lalu tertawa puas berhasil membuat oppanya itu tidak bisa berkutik lagi.
“Arra~ arra~ kau menangナ.Sehun lebih tampan dibandingkan aku” ucap Joonmyun sambil berpura-pura bersikap kecewa.
“Hooaahhemmmナ..” tiba-tiba Hyun Hee menguap lebar.
“Cepatlah tidur , jangan lupa minum obatmu itu” ucap Jooonmyun mengingatkan.
“Ne oppa~” ucap Hyun Hee kemudian tersenyum ke arah oppanya itu.
Hyun Hee pun beranjak dari tempat duduk tersebut menuju kamarnya yang terletak di lantai dua.
“Bahagialah Hyun Hee” gumam Joonmyun pelan sambil tersenyum menatap punggung Hyun Hee.
Di kamar Hyun Hee segera membersihkan diri , badan yang tadi terasa lengket kini segar kembali. Kini Hyun Hee menyisir rambutnya yang panjang tersebut , namun tiba-tiba kepalanya terasa sangat sakit dan pandangannya sedikit buram. Ia menggeleng-gelangkan kepalanya , namun makin lama semakin buram.
Disaat yang bersamaan pula Joonmyun berada di depan pintu kamar Hyun Hee , ia segera membuka pintu kamar Hyun Hee tersebut tanpa mengetuk pintu. Ia merasakan firasat yang buruk tentang Hyun Hee.
Bruak
“Hyun Hee’ah gwaenchana ?” tanya Suho yang kini tengah memegangi adiknya itu. Suho terlihat panik. Ia sangat takut jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
“Oppa kepala ku sedikit pusing” jawab Hyun Hee pelan , ia merasa tidak ada tenaga lagi dalam tubuhnya. Tubuhnya terasa lemas.
Joonmyun dengan segera membaringkan adiknya di kasur. Ia segera mengambilkan obat-obatan yang jumlahnya cukup banyak tersebut.
“Cepat minum obat ini” ucap Suho. Ia membantu adiknya meminum obat dengan hati-hati.
“Bagaimana ?” tanya Suho , ekspresinya sudah tidak sepanik tadi.
“Gwaenchanna oppa , oppa jangan panik begitu” ucap Hyun Hee , ia tersenyum lemah pada oppanya itu untuk meyakinkan bahwa ia kini sudah membaik.
“Kau itu membuat oppa khawatirナ..” ucap Joonmyun ia menunduk menatap lantai.
“Kau itu setidaknya harus mematuhi jam-jam istirahat dan minum obat” ucap Joonmyun memperingatkan. Ia benar-benar tidak ingin sesuatu yang buruk menimpa adik kesayangannya itu.
“Hyun Hee , istirahatlah. Oppa akan selalu menjaga mu” ucap Joonmyun lembut pada adiknya itu. Ia mengusap kepala Hyun Hee lembut kemudian tersenyum ke arah Hyun Hee yang terlihat mulai mengantuk akibat efek obat-obatan yang ia minum tadi.
“Bertahanlah Hyun Hee , kau harus kuat” ucap Joonmyun pelan pada adiknya yang sudah tertidur lelap itu. Ia menggenggam tangan Hyun Hee , berusaha memberi kekuatan pada adiknya itu.
****
Keesokan paginyaナナ
Drrrrrt
Drrrt
Sehun terlonjak dari tidur pulasnya, ia langsung meraih ponsel yang ada di sebelahnya.
“Hyun Hee’ah kemana saja kau semalam ? Apa kau tahu betapa paniknya aku, karena aku tidak mengangkat telfon ku. Kau juga bahkan tidak membalas pesan yang ku kirimkan padamu. Kau tahu betapa khawatirnya aku. Aku takut terjadi apa-apa padamu” ucap Sehun tanpa jeda.
“Mianhae Sehun’ah. Semalam aku tertidur” ucap Hyun Hee bohong. Ia tidak ingin Sehun mengetahui rahasia terbesarnya. Ia takut Sehun sedih dan kecewa.
“Kau tidak apa-apa kan ? Kau baik-baik saja kan ?” tanya Sehun memastikan.
“Sehun’ah aku baik-baik saja. Tenaglah” ucap Hyun Hee.
“Baiklah kalau begitu” ucap Sehun lega.
“Sehun’ah aku ingin mengatakan sesuatu pada mu” ucap Hyun Hee.
“Untuk beberapa hari ini aku tidak bisa menemui mu. Aku akan pergi ke rumah nenek. Aku sangat merindukannya. Jadi selama beberapa hari aku akan menginap di sana” uacap Hyun Hee.
“ナナ..” tidak ada jawaban dari Sehun.
“Sehun’ah kau masih di sana ?” tanya Hyun Hee , karena Sehun tidak menjawab.
“Ahナne Hyun Hee’ah. Jagalah dirimu baik-baik” ucap Sehun.
“Ne , Sehun’ah. Gomawo~ Saranghae Sehun” ucap Hyun Hee. Kemudian sambungan telefon pun diputus oleh Hyun Hee.
Pip
Sehunpun juga memutuskan sambungan telfonnya. Kini ia sudah merasa tenang. Ia sudah tahu Hyun Hee baik-baik saja.
****
“Aku tidak menyukai bau ini” ucap Hyunhee pada kakaknya yang berdiri disamping tempat ia berbaring. Joonmyun hanya menjawab ucapan adiknya dengan sebuah senyuman yang seakan mengisyaratkan sebuah semangat yang ia berikan pada Hyunhee.
Hyunhee memejamkan matanya menahan rasa sakit saat ujung jarum infuse mulai menusuk kulitnya. Joonmyun menggenggam erat tangan Hyunhee dan tersenyum ke arahnya. Ia berusaha memberi gadis manis itu kekuatan.
Disinilah gadis itu sekarang , selang-selang infuse yang tidak ia sukai kembali mengekang tubuhnya. Bau obat-obatan yang ia benci kembali membuatnya tersiksa. Hyunhee harus menjalani perawatan selama beberapa hari karena kondisinya yang kembali menurun.
“Bersabarlah Hyun Hee” ucap Joonmyun pada Hyunhee yang hanya dibalas dengan senyum yang sedikit gadis itu paksakan.
“Joonmyun’ssi bisakah anda ke ruangan saya ?” pinta dokter Kim pada Joonmyun. Setelah selesai memasang infuse pada pasiennya.
“Baiklah” jawab Joonmyun.
Joonmyun pun mengikuti dokter Kim menuju ruangannya. Mereka masuk kedalam ruangan berwarna putih itu. Joonmyun menarik kursi yang tepat berhadapan dengan tempat dokter Kim duduk.
“Bagaimana kondisi adik saya ?” tanya Joonmyun sedikit khawatir.
“Kondisi Hyun Hee semakin memburuk” ucap dokter Kim. Dokter itu memasang wajah serius.
“Kami akan mengusahakan yang terbaik” ucap dokter itu seakan-akan hanya tersisa sedikit harapan untuk Hyun Hee.
“Baiklah dokter , terima kasih” ucap Joonmyun kecewa. Ia sudah tau arti dari kalimat itu. Ia keluar dari ruangan dokter Kim dengan wajah yang lesu. Tatapannya kosong. Ia tidak tahu harus berbuat dan berkata apa lagi. Ia duduk di kursi karena kakinya seakan-akan tidak sanggup menopang badannya. Ia terlihat frustasi , yang terlintas di kepalanya hanya senyum Hyun Hee.
Entah dari mana ia mendapat kekuatan untuk bangkit , Joonmyun berjalan menuju kamar tempat Hyun Hee di rawat.
Deg
Joonmyun melihat adik tersayangnya itu tertidur pulas karena efek obat yang diberikan tadi. Ia menatap Hyun Hee yang sedang tertidur itu dengan tatapan lirih. Ia mengusap kepala adiknya dengan perlahan. Ia tidak sanggup melihat adiknya menderita. Ingin rasanya ia menukar posisi adiknya dengan posisinya sekarang.
“Hyun Hee’ah bertahanlah” bisik Joonmyun lirih.
****
[Baekhyun pov]
“Aku bosan!!” keluh ku sambil membaringkan diri di kasur “diam dirumah benar-benar membosankan tidak ada yang bisa kuajak bicara, semuanya sibuk!!”
Kreekkk
“Eomma?” ucap ku, ketika melihat eomma masuk ke kamarku
“Baekhyun kenapa kau hanya mengurung diri dikamar?” Eomma ku berjalan mendekati ranjang kemudian duduk ditepinya.
“Habisnya aku bosan tidak ada yg bisa kuajak bicara, eomma dan appa sibuk terus dengan pekerjaannya” aku bangun lalu duduk bersila diranjang.
“Kenapa tidak memanggil sehun saja, bukankah kau selalu mengajak sehun kemari?”
“Berhentilah menyebut namja menyebalkan itu eomma!” ucapku ketus sambil bersedekap didada, entah kenapa mendengar namanya membuatku menjadi kesal.
“Ada apa denganmu dan sehun? apa kalian bertengkar?”
“Sudahlah eomma, aku tidak ingin membahas tentang namja itu.”
“sepertinya kau bnar-benar kesal dengan sehun? apa ini berhubungan tentang wanita?”
Deg
“ナナ.” Aku terdiam, tak menjawab pertanyaan eomma.
“Apa tebakan eomma benar? apakah ini masalah perempuan?” tanya eomma lagi sambil memiringkan kepalanya.
“ナナナナ” aku tetap tak menjawabnya, aku mengalihkan pandanganku keluar jendela.
“Baekhyunie ayo ceritalah, kau tau tidak baik menyimpan semuanya sendirian kau harus mau berbagi. jika kau simpan semuanya sendiri kau takkan mendapatkan penyelesainnya.”
“Sehun merebut wanita yang kucintai” ucap ku pelan, aku tetap melihat keluar jendela aku tidak ingin memperlihatkan wajah sedihku pada eomma.
“Lalu apakah wanita itu mencintai sehun?”
“Hm” jawabku lebih tepatnya aku hanya menggumam
“Kalau begitu lepaskan dia” ucap eomma seraya menepuk pundakku lembut.
Dengan cepat aku menoleh dan menatap ibukku lekat. “itu tidak mungkin eomma aku terlalu mencintainya dan kenapa eomma malah membela sehun?”
“Bukan begitu maksud eomma, kau terlibat dalam 2 pilihan yg sulit”
Aku mengkerutkan dahiku. “apa maksud eomma?”
“Pertama jika kau memilih membenci sehun karena merebut wanita yg kau cintai maka kau sudah kehilangan 2 orang yg penting, sehun sahabatmu dan juga wanita yg kau cintai itu. kedua jika kau memilih melepaskan wanita itu dan membiarkan sehun bersamanya, setidaknya kau hanya akan kehilangan 1 orang..”
“..Bukan kah lebih baik kita kehilangan satu orang daripada 2 orang yg benar-benar penting dlm hidup kita.” ucap ibukku sembari mengelus lembut kepalaku.
“Tapi itu tidak adil eomma.. lebih baik tidak keduanya. Memilih salah satunya tetap saja membuat hatiku sakit karna harus kehilangan wanita itu.”
“Terkadang semuanya harus ada pengorbanan. Baekhyun kau tau jika sekali kau kehilangan sahabat kau tak akan bisa menemukannya lagi, tapi jika kau kehilangan orang yg kau cintai atau pacar kau pasti akan dapat menemukan yg lebih baik lagi darinya. Di dunia ini masih banyak yeoja yg pantas untukmu. bukan hanya karena satu gadis kau harus kehilangan sahabatmu. Mungkin saja saat ini kau tidak bisa bersama gadis itu karna dia memang bukan jodohmu. Setiap manusia didunia ini sudah memiliki jodohnya masing-masing..”
“Baekhyun terkadang semuanya tidak berjalan sesuai yang kita inginkan.” kata eomma pelan masih terus mengelus kepalaku. Ia memegang kedua pundakku kemudian tersenyum lembut. “pertimbangkan lagi apa yg eomma katakan.”
“Ne.. eomma..” jawabku seraya menunduk.
“Baiklah kalau kau sudah mengerti, kalau itu eomma pergi dulu ya.” Ibukku bangkit kemudian berjalan menuju pintu.
“Eomma” panggil ku sebelum eomma menutup pinta kamarku
“Ne?”
“Terimakasih nasihatnya..” ucapku sambil bersmile eyes kearahnya.
“Dasar.. oya jangan lupa besok kau harus chek up kerumah sakit lagi ini sudah seminggu.”
“Ne arasso”
*****
[Normal pov]
“Hufftt sudah seminggu aku meninggalkan tempat ini, tempat yang penuh kenangan.” ucap seorang namja yang tak bukan adalah Baekhyun. Hari ini seperti apa yg dikatakan eommanya kemarin ia harus kembali kerumah sakit untuk melakukan chek up.
setelah melakukan chek up, baekhyun berkeliling di sekitar rumah sakit. sampai akhirnya ia berhenti di sebuah taman, dimana dulu ia sering diam disini bersama hyun hee. “bogoshippo hyun hee” ucap baekhyun lemah. ia benar-benar merindukan gadis itu dan tempat ini mengingatkannya pada gadis itu.
cukup lama baekhyun berada di taman itu dan sampai akhirnya ia memutuskan untuk pulang. ketika melewati koridor di rumah sakit, ia melihat seseorang gadis yang ia sangat kenal. orang itu menggunakan kursi roda dan ada seorang suster yang mendorong kursi roda itu dibelakangnya.
Matanya membulat. “itu… bukankah itu hyun hee??” Baekhyun menyipitkan matanya untuk memperjelas perbesaran matanya. Dan benar saja.. gadis yang ia lihat itu memanglah Hyunhee. Tapi kenapa Hyunhee masih dirumah sakit? Bukankah dia sudah pulang? Dan.. dengan kursi roda?
Baekhyun mempercepat langkah kakinya mendekati Hyunhee yang kini sedang ngobrol dengan salah satu pasien. Semakin dekat tanda tanya itu semakin membludak diotaknya. Kini bahkan wajah Hyunhee lebih pucat dari sebelumnya.
“Hyunhee..” sapa Baekhyun ragu saat sampai didekat gadis itu. Merasa ada yang memanggilnya, Hyunhee pun menoleh dan matanya membulat sempurna ketika melihat siapa yang ada didepannya.
“Ba..baekhyun op..oppa?”
“Hyunhee’ah sepertinya kau sedang ada tamu. Lain kali saja kita bicara lagi ya? Annyeong~” ucap pasien yang tadi sempat ngobrol dengan Hyunhee seraya berjalan meninggalkan kedua mahluk yang kini saling menatap tak percaya. Hyunhee mengangguk kemudian tersenyum pada temannya itu. Sepersekian detik setelahnya, ia kembali menghadap Baekhyun. Menatap mata bening namja itu sendu.
“Jelaskan padaku.. ada apa ini?”
*****
“Jadi..sekarang kondisi mu malah memburuk?” tanya Baekhyun lirih.
Masih tak bisa percaya dengan penjelasan gadis yang duduk disebelahnya. Hyunhee sudah menceritakan semuanya pada Baekhyun. Bagaimana kondisinya saat ini hingga ia harus masuk kerumah sakit lagi serta bagaimana dia kini tengah bersembunyi dari Sehun. Baekhyun hanya diam sembari menelan salivanya kasar. Jadi separah itukah penyakit gadis yang ia cintai ini?
“Maafkan aku oppa tidak pernah memberitahumu. Tapi aku mohon jangan beritahu Sehun..” pinta Hyunhee lemah pada Baekhyun. Baekhyun menghela nafas lalu menatap Hyunhee tajam.
“Kau tidak bisa lari seperti ini Hyunhee’ah. Sehun kekasihmu! bagaimana pun ia harus tau tentang kondisimu” nada bicara Baekhyun berubah tegas.
“Tidak! Aku tidak bisa memberitahunya! Tidak bisa..hiks..hiks” ucap Hyunhee dengan suara yang begetar. Airmata itu sudah tak mampu ia bendung lagi. Mata dan wajahnya memerah karna menangis.
Baekhyun raih pundak Hyunhee yang bergetar. Ia menghela nafas kemudian mengangkat dagu Hyunhee lalu menatap mata gadis itu sendu. “Kenapa? Kenapa kau tidak bisa? Bukankah lebih baik kau memberitahunya? Dengan begitu dia bisa disini dan membantumu untuk berjuang melawan semua ini..”
“Hiks.. aku tidak mau.. tidak mau dia sedih karna aku. Aku tidak mau dia membuang airmatanya hanya karna aku. Aku takut dia terpukul karna ini, lebih baik aku begini sendirian dari pada harus melihatnya menangis karna diriku sendiri. itu terlalu menyakitkan oppa..” Hyunhee menangis sejadinya. Tangan dan tubuh gadis itu bergetar. Mata baekhyun pun mulai berkaca-kaca, melihat kondisi Hyunhee seperti ini sungguh mengoyak hatinya. Wajah pucat Hyunhee, rambut Hyunhee yang kini mulai meranggas, dan melihat bagaimana Hyunhee menangis didepannya, itu semua berhasil membuat lubang hitam hatinya terbuka lagi. Mana Hyunhee si periang yang ia kenal?
Perlahan Baekhyun memeluk Hyunhee, ia elus kepala Hyunhee lembut. “Tapi bukankah malah akan lebih menyakitkan untuk Sehun jika kau tidak memberitahunya?”
“Aku hanya merasa waktuku sudah tak lama oppa.. percuma membiarkan airmata Sehun terbuang hanya untuk tangisan yang sia-sia. Karna aku pasti tidak akan bersamanya selamanya..”
Deg
Baekhyun terdiam dengan mata membulat. Dengan cepat ia melepas pelukannya kemudian menatap kedua mata bening gadis itu lekat. “Bagaimana bisa kau bicara seperti itu Hyunhee’ah?! Aku yakin kau mampu bertahan! Aku tau kau bisa bertahan!!” suara Baekhyun juga bergetar. Namja cantik itu juga menangis, terlalu sulit baginya untuk menahan airmatanya disaat seperti ini.
“Oppa..aku mohon jangan menangis..aku mohon..” dengan tangan yang bergetar hebat, Hyunhee menghapus airmata dipipi tirus Baekhyun.
“Maafkan aku Hyunhee..” ucap Baekhyun pelan disela isakannya.
Hyunhee tersenyum. “Kenapa minta maaf? Kau salah apa oppa?”
“Maaf karna sudah bersikap kenak-kanakkan. Maaf karna sempat marah padamu dan juga Sehun..Maafkan sikap bodohku itu..”
“Tidak oppa.. kau sama sekali tidak salah. Aku tau berada diposisimu itu sangat sulit. Aku sama sekali tidak pernah marah atau menyalahkanmu, dan aku yakin Sehun juga begitu”
“Hyunhee..” ucap Baekhyun pelan. Airmatanya lagi-lagi terjatuh dengan derasnya. Ia kembali memeluk Hyunhee sangat sangat erat. Sangat takut jika tiba-tiba gadis itu menghilang dari hadapannya. Kenapa? Kenapa Tuhan tega? Kenapa Tuhan membuat malaikatnya menderita? Bagaimana bisa gadis sebaik dan semurni Hyunhee mendapat cobaan seberat ini? Kenapa Tuhan tega merebut senyum manisnya? Kenapa? Kenapa harus Hyunhee?
“Berbaikanlah lagi dengan Sehun, Oppa. Dengan begitu aku tidak akan merasa bersalah lagi, dan bisa pergi dengan senyuman bahagia nantinya..”
“Hyunhee berhentilah! Aku tidak suka kau bicara seperti itu! Kau tidak akan pergi.. tidak akan!”
*****
Setelah memarkinkan mobilnya Sehun turun kemudian berjalan kedepan gerbang rumah seseorang yang akhir-akhir ini menghilang. Seseorang yang sangat ia rindukan, seseorang yang membuat hatinya tak karuan. Seseorang yang begitu ia cintai tidak memberi kabar dan menghilang begitu saja, bagaimana bisa ia tenang? Semua pikiran buruk itu terus saja menghantuinya. Mengusik hidupnya hingga bernafas pun sulit ia lakukan, terlalu takut jika ternyata hal buruk menimpa pujaan hatinya.
Awalnya ia ingin berpikir positif, memang Hyunhee bilang kalau dia hanya kerumah nenek beberapa hari. Tapi apa harus tidak memberi kabar sama sekali bahkan gadis itu sama sekali tidak bisa dihubungi. Karna sudah tidak kuat dengan rasa gelisahnya, akhirnya Srhun memutuskan untuk pergi kerumah Hyunhee mencari informasi.
“Sepi sekali.. apa tidak ada orang?” gumam Sehun pada dirinya sendiri. Rumah Hyunhee terlihat sepi, sepertinya memang tidak ada orang dirumah. Ayah dan ibu Hyunhee memang sangat sibuk dengan pekerjaan, sedangkan Joonmyun sudah pasti selalu ada disisi Hyunhee. Sehun menghela nafas sambil menunduk. Merasa tidak ada yang bisa dia dapatkan disana, Sehun berbalik dan bermaksud pergi. Tapi langkahnya seketika terhenti ketika mendengar pintu rumah itu terbuka. Dengan cepat ia berbalik dan senyumnya pun mengembang.
“Joonmyun hyung?” panggil Sehun dengan ekspresi berbinar, ia senang karna ternyata usahanya tidak sia-sia.
Tapi bertolak belakang dengan ekspresi Sehun, Joonmyun malah terkejut dan kedua matanya membulat ketika melihat kekasih adiknya ada disana. Seseorang yang sudah mati-matian ia hindari. “Se..Sehun? Sedang apa kau disini?”
“Aku kemari ingin menanyakan tentang kabar Hyunhee hyung” ucap Sehun seraya membantu Joonmyun memasukkan beberapa tas yang ia bawa kedalam bagasi mobilnya.
Joonmyun terhenyak, seketika nafasnya mulai terasa sesak. Inilah yang paling ia takuti, bertemu Sehun yang kemudian menanyakan tentang kabar adiknya. Apa yang harus ia katakan sekarang?
“Bagaimana? Apa Hyunhee baik-baik saja? Kapan dia pulang hyung? Dan kenapa ia sulit sekali dihubungi?” tanya Sehun bertubi-tubi yang hanya bisa ditanggapi dengan sikap diam oleh Joonmyun. Tidak tau harus menjawab apa. Jujur sebenarnya ia tidak setuju dengan rencana Hyunhee yang ingin menghindar dari Sehun, karna menurutnya Sehun sangat perlu tau tentang kondisinya. Bukankah sebagai kekasih Sehunlah yang seharusnya ada disisi Hyunhee disaat-saat seperti ini? Tapi ia tidak ingin mengatur hati adiknya, mungkin untuk Hyunhee ini yang terbaik.
“Hyunhee baik-baik saja Sehun’ah..” jawab Joonmyun berusaha setenang mungkin.
“Lalu kenapa ia sama sekali tidak bisa dihubungi hyung? Aku sangat khawatir..”
“Itu karna..Umh-”
Drrrt
Drrrt
Merasakan ponselnya bergetar, Joonmyun menghela nafas lega. Sungguh.. ia sudah kehilangan akal untuk menjawab pertanyaan Sehun, entah bagaimana lagi ia harus berbohong. Tapi syukurlah.. kali ini ia selamat..
Joonmyun ambil ponselnya dari dalam saku jaketnya. Dan dahinya mengkerut ketika melihat nama yang tertera dilayar ponselnya.
“Yeoboseyo ?”
“ナナナナナナナナナ.”
“APA?!! BAIKLAH AKU AKAN SEGERA KESANA!!”
Pip
“Ada apa hyung? Apa yang terjadi?” tanya Sehun cepat setelah Joonmyun menutup sambungan telpon yang entah dari siapa. Tapi yang Sehun tau adalah orang itu pasti membawa kabar buruk.
“Tidak.. bukan apa-apa. Maaf Sehun’ah, aku harus pergi sekarang. Lain kali kita bicara lagi” ucap Joonmyun tergesa-gesa, suaranya terdengar agak bergetar seperti akan menangis. Sehun mulai merasakan gemuruh dihatinya, entah kenapa firasat buruk yang malah ia tangkap.
Dengan cepat Sehun meraih pundak Joonmyun sebelum namja bersuara lembut itu masuk kemobilnya, “Hyung tunggu! Tolong katakan ada apa?! Apa terjadi sesuatau pada Hyunhee?”
“Tidak Sehun’ah.. kau tenang saja. Dia baik-baik saja..”
*****
Baekhyun mondar-mandir didepan ruang Unit Gawat Darurat rumah sakit tempatnya chek up tadi. Menanti dengan kegelisahan yang membuncah, dadanya terasa sesak dan kepalanya mulai terasa pening. Bagaimana tidak? Kini orang yang baru saja ia temui pagi ini, seseorang yang baru saja jujur tentang penyakitnya pada Baekhyun. Seseorang yang sangat berarti baginya..Hyunhee..dalam keadaan kritis..
Pagi tadi saat berjalan-jalan dengan Baekhyun ditaman, Hyunhee mendadak tidak sadarkan diri. Dokter bilang keadaanna kritis hingga harus dibawa keruang UGD. Dan inilah.. inilah hal yang paling Baekhyun takuti.. saat dimana keadaan Hyunhee mencapai puncaknya. Baru saja ia berdoa agar Tuhan memberi Hyunhee hidup lebih lama, baru saja ia bersusah payah untuk mencoba berfikir positif tentang keadaan gadis manis itu. Tapi dengan satu tembakan secara langsung Tuhan menguji coba hatinya. Kini apa yang ia takutkan terjadi..
Sudah 45 menit berlalu.. dokter belum juga keluar, dan Joonmyun juga belum sampai dirumah sakit. Wajah Baekhyun semakin memucat, entah kenapa firasat buruk itu tak kunjung pergi dari hatinya.
“Baekhyun’ah!” seru Joonmyun dari kejauhan. Mendengar namanya dipanggil, Baekhyun pun berbalik dan menatap Joonmyun yang sedang berlari kearahnya dengan tatapan sendu. Dapat ia lihat dengan jelas ekspresi wajah namja itu. Matanya memerah dan wajahnya sedikit pucat, tentu saja.. semua orang tau Joonmyun adalah orang paling dekat dengan Hyunhee. Dan Baehyun sangat tau bagaimana perasaan Joonmyun saat ini.
“Bagaimana keadaan Hyunhee Baekhyun’ah?! Apa yang terjadi?! Kenapa bisa masuk keruang UGD?” tanya Joonmyun bertubi-tubi, nafasnya terengah karna berlari, dan suaranya bergetar hebat..kepanikan terlihat jelas dimatanya..
“Tadi saat kami sedang menikmati udara segar ditaman, tiba-tiba saja Hyunhee mimisan dan pingsan. Pendarahannya sangat berat dan dokter bilang keadaannya kritis karna itu dokter membawanya keUGD..” jelas Baekhyun lirih seraya menunduk dalam.
Joonmyun mengadahkan kepalanya berusaha menahan airmatanya, ia menghela nafas berat kemudian berjalan kedepan pintu ruang UGD. Ia tatap pintu ruangan itu lekat dengan kedua mata yang dipenuhi butiran kaca cair. Baekhyun terhenyak melihat keadaan Joonmyun, ini pertama kalinya ia melihat Joonmyun seperti itu. Sisi rapuh namja itu akhirnya terlihat, ternyata benar sosok seseorang tidak bisa hanya dilihat dari luar. Diluar namja lembut itu selalu terlihat ramah dan seolah membentuk tampilan tegar yang dewasa. Tapi didalam, dia rapuh.. rapuh jika dihadapkan dengan kondisi seperti ini. Baekhyun hanya mulai membayangkan jika dialah yang ada dalam posisi Joonmyun..pasti sangat berat.
Baekhyun berjalan mendekati Joonmyun kemudian menepuk sebelah pundaknya, “Tenanglah hyung.. semoga semua akan baik-baik saja..” ucap Baekhyun lembut yang dibalas sebuah anggukan dari namja tampan itu.
Sepersekian detik setelahnya, pintu ruangan itu tiba-tiba terbuka yang otomatis mengalihakan perhatian kedua namja cantik itu. Seorang laki-laki paruh baya berpakaian serba putih keluar dari ruangan itu. Joonmyun dan Baekhyun pun dengan cepat berjalan kedepan dokter yang baru saja menangani Hyunhee. Tapi ekspresi wajah dokter itu membuat Joonmyun dan Baekhyun malah semakin merasa tidak tenang.
“Bagaimana dokter Kim? Apa adikku baik-baik saja?” tanya Joonmyun cepat.
Dokter Kim menghela nafas berat, “Ini sangat rumit..” ucap dokter itu pelan.
“Apa..apa maksud dokter?”
“Keadaannya kritis dan kami sudah berusaha semaksimal yang kami bisa. Tapi..mungkin takdir berkata la-”
“APA MAKSUD DOKTER!? TOLONG BICARA LEBIH JELAS!” bentak Joonmyun keras memotong kalimat dokter Kim. Baekhyun dan dokter Kim tersentak, dan dengan cepat Baekhyun memegang pundak namja yang sedang terbawa perasaan itu erat, takut jika Joonmyun kehilangan kendalinya.
“Tenanglah hyung..” ucap Baekhyun sambil mengelus pundak Joonmyun. Joonmyun menghela nafas untuk menenangkan dirinya sendiri.
“Separuh paru-paru Hyunhee sudah tidak bisa berfungsi lagi. Sel-sel kanker itu sudah menyebar terlalu luas hingga merusak jaringan pada paru-parunya dan mengakibatkan paru-paru kanannya mengalami kelumpuhan. Tadi kami sudah berusaha mengangkat sel-sel kanker tersebut, tapi sayang sel itu sudah melebihi kapasatisas maksimal. Bahkan sel-sel itu sudah menyebar hingga keorgan vital lainnya. Jika sudah begini tidak ada lagi yang bisa kami lakukan selain menunggu keajaiban..” jelas dokter Kim lirih. Dia sendiri berat ingin menjelaskan ini pada Joonmyun, karna ia tau keadaan ini sangat sulit untuk namja itu.
Tanpa sadar, kedua namja itu menitikkan airmata. Mendengar suatu kenyataan yang sulit mereka terima. Wajah dan mata mereka memerah, dan semua yang mereka lihat seolah memburam.
“Saya tau ini sangat sulit.. tapi inilah jalan Hyunhee. Mungkin kemungkinannya kecil, tapi kita masih punya kesempatan untuk berharap. Berdoalah, mungkin Hyunhee masih bisa selamat..” ucap dokter Kim memberi semangat. “Suster akan membawa Hyunhee kembali kekamarnya, saya pamit dulu..”
“Ba..baik dok. Terimakasih banyak..”ucap Joonmyun dengan suara yang bergetar.
Tapi tunggu!
Tidak sepenuhnya hidup itu adalah pilihan
Adakalanya hidup itu adalah ketentuan
Tak tau kapan kita bahagia dan kapan kita akan bersedih
Semuanya sudah ditentukan..
Begitu juga dengan batas hidup itu sendiri
Berapa lama waktu kita untuk hidup dan sampai kapan hingga kematian itu menjemput
Semua juga sudah ditentukan..
Bisakah dirubah begitu saja?
*****
Sehun berjalan menelusuri koridor sekolahnya dengan kegelisahan. Sungguh, hari-harinya belakangan ini terasa sangat berat tanpa- Hyunhee.. Apalagi setelah bertemu Joonmyun kemarin, kegelisahan dan firasat buruk tentang kondisi Hyunhee tak berhenti mengusiknya. Tiba-tiba saja Joonmyun panik hingga pergi meninggalkannya dan kini dia juga kehilangan komunikasi dengan namja itu. ‘Apa yang sebenarnya terjadi?’ pertanyaan itu yang kini memenuhi otak Sehun.
Sehun berjalan menuju pintu keluar sekolahnya sambil terus menatap ponselnya. Berharap jika seseorang menelponnya dan memberinya kabar baik tentang Hyunhee. Tapi saat menuruni tangga keluar sekolahnya, mata Sehun membulat melihat siapa yang menunggunya dihalaman sekolah. Seorang namja berambut kecoklatan yang menunggu didepan mobil mewahnya. Seseorang yang kemarin sempat ia kecewakan karna perasaannya pada Hyunhee.
“Baekhyunnie hyung?” panggil Sehun sembari berjalan mennghampiri Baekhyun.
“Ohh kau sudah pulang?” jawab Baekhyun sambil tersenyum manis pada Sehun. Sehun mengernyit melihat sikap Baekhyun yang sangat berbeda dari terakhir mereka bertemu. Jelas saja.. bukankah Baekhyun masih marah padanya?
“Ne hyung, tapi.. kenapa hyung ada disini?”
“Mau mengajakmu minum kopi bersama. Apa kau ada waktu?”
“Tentu saja..” jawab Sehun seraya tersenyum senang. Walau ia bingung tapi bagaimana pun ia harus senang, karna ini sebuah tanda kalau sahabatnya itu sudah mulai memaafkannya.
-
-
Baekhyun dan Sehun duduk disalah satu bangku dikedai kopi tempat mereka biasa menghabiskan waktu bersama. Awalnya memang sempat canggung, tapi perlahan suasana mulai mencair. Baik Baekhyun maupun Sehun sudah mulai terbiasa kembali.
“Sehunnie? tentang yang waktu itu.. aku ingin.. minta maaf..” ucap Baekhyun seraya menunduk dalam.
“Aku sudah kekanak-kanakan dengan bersikap seperti itu padamu dan Hyunhee. Seharusnya aku sadar kalau cinta itu bukan hal yang bisa dipaksakan, bagaimana pun yang Hyunhee sukai adalah dirimu. Jadi sudah tentu dia harus memilihmu, tapi aku? Aku malah memaksakan kehendakku sendiri..”
Sehun tersenyum lembut, “Sudahlah hyung.. tidak perlu dibahas lagi. Aku sudah memaafkanmu sebelum kau memintanya, karna aku tau benar siapa dirimu. Kau sama sekali bukan orang yang seperti itu, tapi kau hanya sedang terbawa perasaanmu. Aku dan Hyunhee tau kau hanya butuh waktu” ucap Sehun seraya meraih pundak Baekhyun. Baekhyun mendongak kemudian menatap mata Sehun lirih. Menatap kedua mata bening namja itu, entah kenapa yang muncul dipikirannya malah Hyunhee.. yang tak lain adalah kekasih Sehun. Gadis yang kini sedang terbaring lemah diranjang rumah sakit. Ia hanya berpikir, bagaimana jika Sehun tau tentang kondisi kekasihnya saat ini? Baekhyun bergeming berusaha menahan perasaan sedihnya didepan Sehun.
“Sekarang kita kembali seperti dulu kan hyung?” tanya Sehun sambil tersenyum senang.
“Ne Sehunnie..” dengan kerja keras Baekhyun berusaha bersikap senatural mungkin. Tidak ingin menghancurkan rasa bahagia Sehun sekarang. Takut jika Sehun sadar dan dia tertangkap basah. Tidak! Ia tidak ingin mengecewakan Hyunhee untuk yang kedua kalinya.
“Oya hyung.. kau tau tidak? Sekarang Hyunhee sulit sekali dihubungi. Telponku, pesanku tidak ada yang ditanggapi sama sekali. Aku bukannya tidak percaya padanya, tapi aku hanya mulai khawatir. Bagaimana kalau terjadi sesuatu yang buruk tapi aku tidak tau? Aku takut hyung..” ucap Sehun dengan nada sedih yang sukses membuat Baekhyun terpaku ditempatnya. Seolah mendapatkan sebuah pukulan keras dihatinya, dia diam dan bingung bagaimana cara untuk menanggapinya.
Sehun mengernyit melihat perubahan sikap sahabatnya, “Hyung? Kau tidak apa-apa?”
“Ah.. tidak! Aku tidak apa-apa Sehunnie. Tentang Hyunhee, mungkin saja dia sedang sangat sibuk karna itu dia tidak bisa menghubungimu. Aku yakin disana dia juga sedang sangat merindukanmu..”
“Hmm.. aku hanya berharap semoga dia baik-baik saja disana”
*****
Perlahan tapi pasti gadis berambut hitam itu membuka matanya yang sudah tertutup cukup lama. Membiarkan cahaya lampu di kamar tersebut tertangkap oleh mata indahnya. Joonmyun yang sedang menunggu sambil membaca buku pun segera menutup bukunya kemudian mengalihkan perhatian pada adiknya yang baru terbangun dari tidur. Joonmyun pun menyambut adiknya dengan senyuman indah diwajah tampannya.
“Selamat pagi peri kecil..” sapa Joonmyun lembut seraya mengelus puncak kepala Hyunhee.
Hyunhee tersenyum, “Selamat pagi” balasnya tak kalah manis.
“Kau mau minum air?” tanya Joonmyun yang dijawab sebuah anggukan cepat oleh gadis manis itu. Kebiasaan yang selalu dilakukan Hyunhee setiap bangun tidur yaitu, minum air dan Joonmyun sangat hafal akan kebiasaan itu. Joonmyun tersenyum kemudian membantu adiknya duduk diranjang. Ia ambilkan segelas air yang tersedia dimeja sebelah tempat tidur kemudian membantu Hyunhee meminumnya. Tapi tanpa perintah dari otaknya, setetes airmata jatuh dipipi putih namja tampan itu. Namja itu menangis dalam diam.. Menangis karna takut jika kebiasaan ini tidak akan bisa adiknya lakukan lagi. Mata Hyunhee membulat ketika menyadari kakaknya menangis. Dengan cepat ia hentikan kegiatan minumnya.
“Op..oppa? Kenapaナ. oppa menangis?” ekspresi Hyunhee nampak panik, terkejut karna tiba-tiba saja kakak kesayangannya itu menangis.
“Ah bukan apa-apa Hyunhee’ah, oppa baik-baik saja..” jawab Joonmyun seraya berusaha menghapus airmatanya serta menyunggingkan senyum diwajahnya. Mencoba membuat ekspresi bahwa ia baik-baik saja. Tapi seketika senyum itu menghilang dalam sekejap. Melihat perubahan ekspresi adiknya membuat Joonmyun terhenyak. Sepertinya Hyunhee menangkap apa yang berusaha ia sembunyikan.
“Hyunhee..”
“Sudahlah oppa.. jangan bersedih hanya karna aku. Mungkin memang beginilah takdirku, mungkin inilah jalan hidup yang Tuhan tuliskan untukku. Bukankah setiap manusia pasti akan kembali kepada Tuhan? Hanya saja dengan cara dan waktu yang berbeda-beda. Jadi untuk apa dipikirkan, aku sudah pasrah menerima keadaanku. Yang terpenting sekarang adalah, menghabiskan waktu bahagia bersama orang-orang yang aku sayangi disisa waktuku..”
“Hyunhee’ah, kenapa kau bicara seperti itu? Bukankah dokter bilang masih ada harapan walau itu sangat kecil? Kau tidak boleh menyerah, kau harus bertahan..demi oppa, ayah dan ibu, Baekhyun dan demi..Sehun..”
Deg
Seketika Hyunhee rasakan hatinya bergumuruh, mendengar satu nama yang kakaknya sebutkan. Sehun.. ia sangat merindukan Sehun. Seorang namja yang begitu ia cintai, seorang namja yang satu-satunya orang yang tidak ia beritahu tentang kondisinya saat ini. Seketika butiran kaca cair membasahi wajah gadis itu.
“Oppa mohon kau harus bertahan Hyunhee’ah..” Joonmyun pun membawa Hyunhee kedalam dekapannya. Hyunhee membalas pelukan Joonmyun dan bersandar pada dada bidang namja itu, mencoba meresapi kehangatan yang disugguhkan tubuh itu. Pelukan hangat yang ia yakin akan sangat ia rindukan nanti. Pelukan hangat yang mungkin tidak akan pernah ia dapatkan lagi.
Sepersekian detik setelahnya, Hyunhee dan Joonmyun melepaskan pelukan mereka. Hyunhee mendongak dan mengarahkan kedua tangannya ke wajah Joonmyun. Mengusap airmata yang membasahi wajah angel milik kakaknya. Joonmyun tersenyum kemudian melakukan hal yang sama pada Hyunhee.
“Oya oppa, bukankah hari ini ayah dan ibu akan datang? Kalau begitu ayo bersiap-siap, aku ingin menghabiskan waktu ditaman bersama kalian hari ini” ucap Hyunhee dengan nada ceria khasnya.
“Baiklah, kau tunggu sebentar ya? Oppa akan menyiapkan air mandi untukmu” ucap Joonmyun yang kemudian dibalas anggukan cepat oleh Hyunhee. Joonmyun berjalan menuju kamar mandi untuk menyiapkan air mandi untuk adiknya.
Hyunhee menghela nafas kemudian mengalihkan pandangannya menerawang keluar jendela kamarnya. Menatap pemandangan luar dengan seksama. Ingin mengingat pemandangan itu dengan teliti, pemandangan pagi yang indah nan menyejukkan. Seketika hatinya bergemuruh lagi, dadanya sesak dan terasa sangat perih. Mengingat waktunya yang tidak lama lagi. Perasaannya mulai bertanya pada dirinya sendiri, akankah dia bisa menikmati pagi indah seperti ini lagi? Atau ini akan jadi terakhir kalinya?
Deg
“Uhhuuk!! Uhuukk!!!” Sebuah hantaman tiba-tiba terasa tepat didadanya. Hyunhee terbatuk sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan. Nafasnya terengah dan tubuhnya seakan sulit menghirup oksigen. Ia tatap tangan yang tadi ia gunakan menutup mulutnya. Ada cairan merah kental disana, cairan merah yang keluar dari mulutnya.
“Oh Tuhan inikah batas waktuku?” gumam Hyunhee parau.
Orang bilang hidup juga adalah sebuah drama
Tuhan sebagai penulis skenario dan mahluk hidup berperan sebagai pemain
Dalam cerita drama tentu ada Awal.. klimaks.. dan akhir cerita..
Dan apabila Tuhan sudah menentukan akhir dari cerita tersebut
Maka semua harus-
?Berakhir..
*****
[Sehun pov]
Aku berjalan ditengah koridor rumah sakit yang gelap. Menelusuri lorong itu sendirian dengan hati yang dipenuhi kegelisahan. Menerawang berusaha untuk menemukan seseorang yang sangat aku rindukan. Seorang gadis yang telah berhasil membuat hatiku memilihnya. Karna rasa rindu yang sudah membludak didadaku, membuat rasa ingin bertemu dengannya semakin tak terkendali. Dengan tidak sabarnya aku mengelilingi rumah sakit itu berharap bisa menemukan dirinya disana. Setelah cukup lama mencari akhirnya samar-samar aku lihat sebuah siluet tubuh wanita. Semakin dekat hingga kini aku bisa melihat wajahnya, dia tersenyum padaku.. tersenyum sangat manis. Senyum yang begitu aku rindukan.
“Hyunhee..” gumamku pelan dengan wajah yang bebinar.
Kebahagiaan seketika membucah setelah berhasil menemukannya. Tapi mataku pun membulat ketika melihat dia berbalik dan malah berjalan menjauh. Dengan cepat aku berlari untuk mengejarnya, tapi seakan tak mau kalah dia juga malah ikut berlari semakin menjauh. Semakin jauh dia terus berlari menelusuri lorong gelap malam itu. Tapi tak mau kehilangan dirinya lagi aku terus mengerjarnya. Sesekali ia menoleh dan tersenyum padaku, seolah memberi intrupsi agar aku terus mengikutinya. Dia seolah menuntunku menuju kesuatu tempat.
Sampai akhirnya aku melihatnya memasuki sebuah ruangan. Aku berhenti tepat didepan ruangan itu. Aku mendongakkan kepala untuk membaca tulisan yang tertera diatas pintu ruangan tersebut. Aku mengernyit dalam, cukup sulit menelaah maksud kenapa Hyunhee membawaku keruangan ini. Sebuah ruangan tempat dimana tubuh-tubuh tak berpenghuni disimpan didalamnya. Ruang-
?Jenazah
Deg
Aku terdiam ditempat, entah kenapa firasat buruk menyeruak dipikiranku. Tanpa perintah diotakku, aku melangkahkan kakiku masuk kedalamnya. Setelah masuk, dengan cepat aku menerawang mencoba menemukan Hyunhee kembali. Dan senyumku mengembang ketika melihatnya berdiri disebelah ranjang salah satu jenazah. Dia melihatku masih dengan senyum manisnya.
Aku mendekatinya, dan dia sudah tidak lagi menjauhiku. Tapi hampir beberapa langkah lagi, tubuhnya perlahan semakin memburam. Semakin aku mendekat sosok gadis cantik itu perlahan semakin tak terlihat. Ia melambaikan tangan kearahku sambil tersenyum. Airmataku jatuh membanjiri wajahku, aku menangis.. menangis takut karna sosoknya semakin tak tertangkap penglihatanku.
Dan bersamaan dengan menghilangnya sosok gadis manis itu. Dia tersenyum sambil mengatakan sebuah kalimat, “Selamat tinggal Sehunnie.. Saranghae..”
-
-
“HYUNHEE!!!!!” pekikku keras yang tiba-tiba terbangun dari tidur. Nafasku terengah dan mataku membelalak sambil mengarahkan tanganku kedepan seakan ingin meraih sesuatu. Aku bermimpi.. mimpi buruk yang sama sekali tidak ingin aku alami di kenyataan.
“Mimpi apa itu?” tanyaku pada diri sendiri. Pukul 10 malam dan aku baru saja bermimpi buruk yang sangat menyeramkan. Sungguh firasat buruk itu semakin menggebu didadaku, semakin menghimpit hingga membuatnya terasa sesak. Kenapa? Kenapa aku bermimpi seperti itu? Apa arti dari mimpi itu?
Tanpa pikir panjang aku raih ponsel yang terbaring cantik diatas meja disebelah tempat tidurku. Dengan cepat aku mencari nama Hyunhee didaftar kontak, bermaksud untuk menelponnya. “Ayolah Hyunhee angkat telponmu..Aku mohon..”
Tak ada jawaban.. Lagi-lagi Hyunhee tak menjawab telponku. Pikiran buruk itu pun semakin merajalela diotakku. Menggerogotinya hingga kepalaku terasa ingin pecah. Aku pun beranjak dari ranjang, mengganti piyama kemudian berjalan keluar kamar. Entah kenapa, hatiku seolah memaksaku untuk pergi kerumah sakit tempat Hyunhee dirawat dulu. Akan aku pastikan.. Hyunhee baik-baik saja!
-
-
Dengan cepat aku berlari menyusuri koridor rumah sakit. Mencari kamar yang dulu Hyunhee tempati. Dengan perasaan yang bercampur aduk menjadi satu aku terus berlari. Berharap-harap cemas memohon kepada Tuhan bahwa mimpi itu tak berarti sama sekali.
Semakin dekat.. semakin dekat dan kini aku sampai diujung koridor kamar Hyunhee. Sejenak aku berhenti untuk menetralkan kembali nafasku. Aku tatap lorong dihadapanku dengan tatapan menerawang. Perlahan tapi pasti aku melangkahkan kakiku lebih dekat kekamar itu. Beberapa langkah lagi untuk sampai didepan pintu kamar tersebut tapi seketika aku terhenyak saat samar-samar telingaku menangkap suara tangisan. Semakin dekat.. suara tangisan itu makin terdengar jelas.
“Tidak!! Hyunhee ibu mohon jangan tinggalkan ibu chagiya!!! Ibu Mohon!!!”
Deg
Oh God! Apa itu?! Apa yang baru saja aku dengar? Aku membeku ditempat seraya menelan kasar salivaku, darahku seketika mendidih dan wajahku terasa panas. Bulu kudukku meremang, mendengar pekikan seorang wanita dari kamar tersebut. Dengan kerja keras aku berusaha untuk menelaah maksud dari ucapannya. Seolah baru saja tertusuk belati hatiku terasa sangat perih. Dengan satu gerakan cepat aku berlari kekamar itu. Berlari dengan wajah berlinang airmata.
Kini aku berada tepat didepan pintu kamar seorang gadis manis yang aku cintai. Memandang pintu kamar itu lekat. Suara tangisan dikamar itu pun sangat jelas aku dengar, suara tangisan yang semakin membuat dadaku terasa sesak. Dalam hati tak henti-hentinya aku berharap kalau kejadian buruk yang aku pikirkan itu tidak terjadi. Dengan tangan bergetar aku berusaha meraih kenop pintu tersebut. Memutarnya perlahan dan membuka pintu kamar itu pelan.
Ceklek
Pintu itu kubuka, dan semua mata dikamar itu pun tertuju padaku. Semua mata membelalak dengan ekspresi terkejut menatapku. Seolah melihat seseorang yang tidak mereka harapkan ada disana. Mataku pun menerawang memperhatikan setiap orang dikamar itu. Ayah Hyunhee.. ibunya.. seorang dokter.. Joonmyun hyung.. Baekhyun hyungナ dan mataku pun terpaku pada satu orang gadis yang terbaring lemah diatas ranjang..
“Hyunhee..” gumamku pelan. Perlahan aku melangkahkan kakiku masuk kekamar itu dengan tatapan yang tak lepas dari gadisku. Mataku memburam akibat airmata yang menumpuk dipelupuk mata. Aku berjalan tanpa suara menghampiri ranjang dikamar itu.
“Sehunnie kenapa.. kau.. bisa ada disini?” tanya Joonmyun hyung disela isakkannya. Tapi aku hanya diam.. tak berniat untuk menjawabnya. Pikiranku hanya fokus pada satu orang.. Hyunhee.. Apa yang terjadi padanya? Kenapa dia terlihat begitu pucat? Dan kenapa dia hanya tertidur disana dan tidak menyambut kedatanganku?
“Hyunhee.. aku datang.. Ini aku Sehun. Hyunhee’ah bangunlah..” ucapku dengan suara yang bergetar. Ku gerakkan tangan kananku mengelus pipi pucat gadis manis itu.
“Se..Sehunnie..” ucap Baekhyun hyung seraya menyentuh pundakku dari belakang. Suaranya juga terdengar bergetar, dan aku tau.. dia menangis..
“Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa Hyunhee tidak menjawabku hyung?”
“Sehun’ah Hyunhee.. dia..per-”
“Tidak! Aku tau dia hanya tidur. Dia hanya sedang tertidur.. Hyunhee aku mohon bangunlah” rintihku sambil menggoyangkan tubuh Hyunhee pelan. “Chagiya aku mohon.. aku tau kau mendengarku kan? Aku mohon bangun!!!” tangisan pun pecah kembali dikamar itu. Tangisan yang ditujukan untuk sosok gadis manis dan ceria, malaikat tak bersayap yang sudah diminta Tuhan untuk kembali kesisinya.
“Hyunhee’ah!!! Jawab aku!!! Aku mohonナ”Aku menangis sejadinya sambil memeluk tubuh gadis yang mulai mendingin itu. Tidak hanya suaraku, tubuhku juga bergetar hebat.
“Sehun..” panggil Ibu Hyunhee seraya berjalan menghampiriku kemudian mengelus pundakku lembut. Perlahan ia menarik tubuhku untuk tegak kembali lalu membawaku kedalam dekapan hangatnya. Aku menyandarkan daguku pada pundak wanita itu. Aku menikmati kehangatan yang seketika menyeruak ditubuhku.
“Hyunhee baik-baik saja kan? Dia hanya tertidurkan? Dia.. dia tidak mungkin pergi secepat ini”
Ibu Hyunhee mengelus kepalaku lembut, “Kau harus tegar Sehun’ah.. percayalah jika Hyunhee selalu dihatimu. Dia mungkin tidak bersama kita lagi, tapi cintanya akan selalu bersemanyam dihati kita semua” ucap Ibu Hyunhee memberi semangat. Walau aku tau dia juga sakit, tapi dia berusaha untuk tetap tegar.
“Kau harus merelakannya.. jika tidak dia tidak akan bisa pergi dengan tenang. Hyunhee akan sangat sedih jika ada orang yang menangis karna dirinya. Dia paling tidak ingin membuat orang lain bersedih karna dirinya sendiri. Dan Ibu yakin.. kau juga tidak mau dia bersedih hanya karna melihat kita menangiskan?” Ibu Hyunhee melepas pelukannya lalu mengusap airmata diwajahku. “Sehun’ah.. Hyunhee tidak meninggalkanmu, tapi dia ada disini.. dihatimu..” ucap wanita lembut itu sambil menepuk dada Sehun.
*****
[Normal pov]
Keesokan harinyaナ
Hari ini adalah hari pemakan Hyunhee. Sehun turun dari mobilnya yang sudah terparkir rapi, sedetik ia tatap rumah minimalis dihadapannya kemudian dengan langkah berat masuk kedalam rumah itu. Rumah itu tampak sangat ramai akan pelayat yang datang untuk mengantarkan kepergian Hyunhee. Keluarga, teman, sanak saudara, semua datang dengan pakaian serba hitam. Saat itu juga air mata Sehun jatuh, menangis.. mengingat bagaimana saat dia pertama kalinya datang kerumah itu. Kesesakkan itu pun menyeruak seketika didadanya. Rasa perih, sedih, kehilangan semua bercampur jadi satu, merajalela menguasai benaknya saat ini. Dan maka dari itu tak ada cara lain lagi untuk menahan airmatanya agar tidak terjatuh.
Setelah sempat memberi salam kepada beberapa tamu yang datang, Sehun lalu pergi kelantai dua rumah itu. Tentu dengan ijin orangtua Hyunhee dia ingin masuk kekamar mediang gadis pujaan hatinya itu. Tepat setelah sampai didepan pintu kamar, Sehun tatap pintu berwarna coklat itu intens. Sepersekian detik setelahnya, dibukanya pintu itu dan melangkah masuk kekamar tersebut.
Deg
Sehun mengigit bibir bawahnya menahan rasa sakit yang lagi-lagi memenuhi ruang dihatinya. Pedih.. ketika masuk dan melihat ruangan yang dulu menjadi ruang pribadi Hyunhee. Sehun yakin.. semua sedih, semua senang, semua sakit pasti sering gadis manis itu tuangkan diruangan ini. Sehun duduk diranjang Hyunhee sambil menerawang keselilingnya. Mengamati ruangan itu dengan seksama, terlihat dengan jelas beberapa foto-foto Hyunhee terpajang didinding ruangan. Foto sejak ia kecil hingga foto ketika ia sudah tumbuh menjadi gadis remaja yang ceria dan manis. Sesak itu pun semakin menyiksanya.. menggerogoti hatinya hingga membuat lubang hitam tak berujung. Perih.. seolah dihimpit oleh tembok besar china hingga membuatnya sulit menghirup udara bebas.
Sehun terisak sambil menunduk. “Kenapa chagiya? Kenapa secepat ini?” rintih Sehun disela isakkannya. Sampai akhirnya suara derap kakinya membuatnya mendongak menatap kearah pintu. Penglihatannya sedikit terganggu karna genangan airmata dipelupuk matanya. Samar-samar ia melihat seorang namja bersuara lembut muncul dibalik pintu.
“Sehun’ah.. upacara pemakan akan segera dimulai..”
*****
Deburan ombak yang menghantam batu-batu karang itu seolah menjadi musik pengiring acara terakhir dari rentetan ritual upacara pemakan hari itu. Ritual terakhir untuk mengantar kepergian gadis cantik yang telah kembali kesisi sang Pencipta. Setelah acara menerbangkan abu Hyunhee kelaut selesai, para pelayat pun mulai meninggalkan pantai satu persatu. Perlahan semuanya pergi yang akhirnya hanya menyisakan 3 orang pemuda tampan disana.
Joonmyun masih terisak sambil memeluk guci yang menyimpan abu mendiang adiknya. Sangat wajar jika Joonmyun sangat terpukul karna kepergian adik kesayangannya itu. Bukankah dia dan Hyunhee sangat dekat? Apalagi dengan kesibukkan kedua orangtuanya yang sangat jarang memiliki waktu senggang, tentu saja membuat mereka harus saling mengisi satu sama lain. Sementara Baekhyun yang berdiri disebelah Joonmyun hanya menangis dalam diam sembari mengelus pudak Joonmyun, berusaha untuk memberi semangat. Dia begitu tau bagaimana tersiksanya perasaan sesak yang dirasakan namja itu karna dia juga merasakan hal yang sama. Walau dia sudah merelakan Hyunhee bersama Sehun, tapi dalam benaknya nama Hyunhee masih terukir jelas. Dia begitu merasakan perasaan kehilangan sosok ceria Hyunhee..
Dan satu namja lagi yang masih termenung sambil memandang hamparan luas laut dihadapannya. Tatapannya kosong tapi terlihat menerawang. Tak bergeming dari posisinya sejak datang ketempat itu tapi dengan airmata yang tak henti-hentinya membasahi wajah tampannya. Pikirannya menerawang jauh, semua memori indahnya dengan Hyunhee terputar otomatis diotaknya. Saat-saat yang paling membahagiakan dalam hidupnya, masa-masa yang akan menjadi kenangan berartinya dengan malaikat hatinya itu.
“Sehunnie..” panggil Baekhyun seraya berjalan menghampiri Sehun yang masih diam dan tak bergeming.
Joonmyun menghela nafas panjang, “Sehun’ah ada yang ingin kami sampaikan..”
“Katakanlah..” ucap Sehun tanpa menoleh ke lawan bicaranya.
“Maaf karna sebelumnya kami tidak memberitaumu tentang keadaan Hyunhee. Maaf karna menyembunyikan semuanya darimu, tapi ini semua permintaan Hyunhee. Sudah berungkali aku meyakinkannya agar tidak lari darimu, tapi berungkali juga dia mengatakan bahwa dia hanya tidak ingin membuatmu sedih karna tau tentang kondisinya. Dia bilang dia tidak ingin kau menangis karna dirinya. Dia bilang.. dia tidak sanggup melihatmu menangis..”
“..dia bilang sia-sia membuang airmatamu hanya karna sesuatu yang sia-sia, karna dia tau kalau waktunya tidak lama lagi” jelas Joonmyun seraya kembali menangis pelan, menangis tanpa isakkan.
“Dan dia.. meninggalkan ini untukmu Sehunnie..” ucap Baekhyun seraya memberikan secarik kertas berwarna cream pada Sehun. Perlahan Sehun menoleh lalu menatap kertas itu lekat. Sepersekian detik setelahnya, ia raih kertas itu dari tangan Baekhyun. Sehun buka kertas itu.. kemudian membaca tulisan didalamnya.
Sehunnie.. chagiya^^
Apa kabar? Sudah lama tidak bertemu.. aku sangaaaatttttt merindukanmu. Kau pasti juga sangat merindukanku kan? hihihi
Saat kau membaca surat ini itu berarti aku sudah pergi ketempat yang jauh. Ketempat indah yang tidak bisa kau jangkau. Aku tau aku sudah begitu kejam karna tidak memberitaumu tentang kondisi terakhirku, tapi aku pikir itu adalah cara terbaik. Aku hanya tidak sanggup jika kau menangis karna diriku. Yang aku ingin adalah kau selalu bahagia dan tersenyum. Maka dari itu, jika kau saat ini sedang menangis, aku mohon~~~ hentikan tangisanmu itu dan tersenyumlah. Karna aku akan sangat sedih jika melihat orang begitu aku sayangi menangis. Jadi AYO TERSENYUM!! heheehe
Sehunnie.. terimakasih banyak..
Terimakasih telah menemaniku selama ini..
Terimakasih sudah memberikanku kenangan indah yang takkan terlupakan..
Terimakasih sudah mengajariku dan memberitauku apa itu cinta..
Terimakasih telah menyayangi dan mencintaiku setulus hatimu..
Sekali lagi maafkan aku.. karna tidak berani jujur padamu..
Tapi aku ingin kau selalu mengingat satu hal ,
Aku.. Kim Hyunhee.. akan selalu dihatimu dan akan selalu mencintaimu sepenuh hatiku..
Selamanyaナ
Selamat tinggal.. kekasihku Oh Sehun^^
Tangisnya pun pecah setelah membaca surat terakhir Hyunhee.. Sehun menangis sejadinya.. tubuhnya bergetar hebat. Ia menangis sambil mendekap kertas ditangannya, menganggapnya seolah kertas itu adalah Hyunhee.
“HYUNHEE’AH!!!” pekik Sehun keras. Sementara Joonmyun dan Baekhyun hanya menangis dalam diam. Mereka biarkan Sehun berteriak sekeras yang ia bisa, mengeluarkan semua perih dihatinya. Mungkin dengan cara itu Sehun merasa lebih bisa merelakan kepergian Hyunhee.
“HYUNHEE!! Aku..aku juga akan.. mencintaimu selamanya..”
Hidup itu berarti..
Berati karna banyak yang tersimpan didalamnya
Dalam hidup ada banyak tawa, tangisan, senyuman..
Banyak cerita.. banyak kenangan..
Dan satu yang paling istimewa-
?Cinta
Cinta yang akan membawa hidup itu lebih berwarna
Dengan cinta kita bisa akan lebih menghargai hidup itu sendiri
Bersamanya..
Orang yang kita cintai..
Kita akan membagi kisah hidup bersama..
Menghabiskan sebagian hidup kita bersama cinta sejati..
Tapi berbeda dengan hidup..
Hidup itu sebentar.. tidak mungkin kekal dan abadi..
Sementara cinta.. mungkin saja kekal dan abadi..
Karna walau seseorang telah meninggalkan kehidupannya
Jika dia memiliki cinta tulus pada seseorang
Cinta itu akan menyatu dengan jiwa.. bersemayam dihatinya..
Selamanya..
??END ??
N/B : NO SILENT READERS! NO PALGIAT! RCL JUSEYO~~
Ps dari HCV_2 : Untuk yang menunggu FF fantasy saya dimohon kesabarannya ya~ saya baru aja kelar nyelesein ini FF jd butuh waktu untuk ngelanjutan FF yang lain. Apalagi ide FF saya yang satu itu hrs dikumpulin ulang karna uda sempet nguap berkat benturan dengan pelajaran yang bikin author jd stress kemarin. Makanya author memooohooon dengan sangat atas permaklumannya -__- Tapi author janji bakal diupdate secepatnya^^ Sip terimakasih sudah membaca!!! Sekarang ayo buruan komen!!! *dih uda kyk iklan tipi* wkwk
