LOVING SKY (chapter 1/prolog)
Author : Vejonginnie/@nandafenny
Genre : School Life, Romance
Rating : Teen
Length : chapter
Main Cast : Kim Jong In (Kai) & Cho Ah Ra
Support Cast : Kim Hye Rim and other (coming soon)
Annyeong everybody.. ini FF pertama saya semenjak jadi Exofans ^^ bias utama saya Kai jadi main castnya si coklat ini, buat support cast lainnya menyusul yah.. berharap sih kalian bisa jatuh cinta dengan Fanfiction yang saya buat :3 hehe. Oke please enjoy it !
***
Senyumku mengembang saat melihat seorang lelaki berjalan dengan gaya santainya yang khas menuju pekarangan belakang sekolah, menatapnya dari balik kaca jendela. Entahlah, aku begitu suka menatapnya dari sini. karena aku bisa bebas menjelajahi setiap sisi wajahnya tanpa seorang pun yang tahu, termasuk dia.
“kyaaa!! Cho ah ra !! kenapa kau masih saja menyukai lelaki jahat itu!” teriak seoarang yeoja yang aku hafal suaranya. Sepertinya aku harus meralat kata-kataku diatas. Yang menyatakan tak ada seorangpun yang mengetahui jika aku sedang memperhatikan dia, karena manusia yang satu ini selalu menemukanku disini ketika aku melakukan rutinitas stalking harian sepanjang masa.
“haaish , hye rim ! kenapa kau berteriak seperti itu!” ucapku dan segera membungkam mulutnya.
“ennghh” erangnya dan segara menarik tanganku dari mulutnya.
Aku sedikit terkekeh melihat ekspresi bibirnya yang mengomel – ngomel kecil.
“mianhae..” ucapku tulus sambil menyenggol lengan tangannya.
“nde.. nde.. tapi, kau! Kenapa masih memperhatikan dia lagi? Tidak ingat kejadian 2 hari yang lalu?”. Hye rim berkata dengan jari telunjuknya didepan wajahku, dan kemudian melipat kedua tangannya.
“ahh sudahlah hye rim si~ aku tidak mau kita terus-terusan membahas itu.” Ucapku malas.
Hh~ kejadian 2 hari memang sangat menempel di memoriku, bahkan aku tidak mau menghapusnya. Tapi bukan berarti aku suka membahasnya terus-terusan. Karena itu kejadian buruk.
“ah ra-ya ~ mau sampai kapan kau berstalking ria untuknya, hmm?”
“tidak tahu..” aku hanya mengangkat bahu dan mulai memainkan jemari tanganku sendiri. Sungguh aku paling tidak bias menjawab pertanyaan ini.
“hhh ~ selalu saja seperti ini.” Ucap hye rim dengan memutar bola matanya.
Hening.
Aku tak membalas perkataan Kim Hye Rim, aku tak mau waktu mengintaiku terganggu. Karena menatapnya dari sini adalah satu-satunya cara yang paling bagus untuk mengaguminya. Kagum? Apakah aku hanya kagum kepada namja berkulit coklat itu? Ahh~ entahlah. Tapi sungguh hanya dia yang mampu membuatku susah tidur karena selalu terbayang wajahnya. Hanya dia yang mampu mengembangkan senyum dibibirku saat menatap wajahnya. Hanya dia yang mampu membuat jantungku berirama lebih cepat saat berjalan didekatnya. Dan hanya dia yang membuatku menangis semalaman. Yahh~ dia Kim Jong In.
Namja yang 2 hari lalu membentakku, salahku memang. Dengan ceroboh menjatuhkan camera yang berada ditangannya, tapi aku tak sengaja. Sungguh! Saat itu aku sedang terburu-buru menaiki tangga menuju kelas dilantai dua, aku terlambat 10 menit. Itulah yang menyebabkan aku berlari tergopoh-gopoh dan tak sengaja menabrak Jong In yang sedang berjalan menuruni anak tangga dengan camera ditanganya.
‘Brukk!’ tubuh kami bertabrakan dan saat itulah camera Jong In terjatuh.
“Astaga! mianhae Kim Jong In, Jeongmal mianhae..” aku berkali-kali membungkukkan badan untuk meminta maaf padanya. Secepatnya aku memungut camera yang jatuh tak jauh dari kakiku. Jong In segera merebut camera itu dari tanganku. Dia hanya diam dan menatapku dengan mata tajamnya. Ditatap dengan pandangan seperti itu aku sungguh tak berani mengangkat kepalaku untuk melihatnya.
“jeongmal mianhae..” aku tak henti-hentinya berucap maaf padanya. Terdengar dia mengeram tertahan, dan….
“KAU TAU APA YANG BARU SAJA KAU LAKUKAN, HAH?!!” teriaknya penuh amarah. Deru nafasnya terdengar sampai ditelingaku.
“mi.. mianhae Kim Jong In” ucapku sedikit bergetar, sungguh saat itu kakiku rasanya lemas dan benar-benar tak berani menatap wajahnya yang selama ini aku kagumi. Sesaat kemudian sudah banyak kerumunan gadis-gadis dibelakangku yang menatap kami penuh kebingungan. Sebagian dari mereka berbisik-bisik tak jelas.
“apa yang kalian lakukan disini?” ucap Jong In datar dan terkesan dingin tanpa melihat kearah kerumunan gadis-gadis yang sedang berhipotesa dengan pikiran masing-masing.
Ditanya seperti itu, mereka pun kelabakan untuk segera kembali ke kelas.
Aku masih diam berdiri dengan meremas-remas ujung seragam sekolah yang ku kenakan.
Jong In menutup matanya seolah menahan emosi yang sedang memuncak, mengacak-acak rambutnya frustasi. Dan tiba-tiba pergi dari hadapanku.
Aku menatap punggungnya yang lama-lama menjauh. “ Jong In ah .. mianhae” ucapku yang tak sadar sudah meneteskan airmata. Dan karena kejadian itu semalaman aku menangis!
“hey cho ah ra, sudah puas melihatnya? 7 menit lagi kelas akan dimulai, kau tak ingin datang terlambat lagi kan?” Hye Rim berkacak pinggang sambil melihat jam digital di pergelangan tangan kirinya. Oh~ ternyata Hye Rim masih disini.
“ah nde , tapi kenapa jong in juga tak segera masuk ke kelas?” aku masih meributkannya. Hye Rim memutar bola matanya. Bosan.
“aissh! Palli Ah Ra si ~”
“nde! Nde! Kajja..” aku pun segera meninggalkan jendela besar berornament kotak-kotak dilantai dua yang berfungsi untuk melihat taman belakang sekolah secara langsung. Terutama untuk melihat Jonginnie ku :3 #jonginakupadamu
***
Sudah 45 menit Eunji seongsaenim menerangkan pelajaran bahasa, dan 45 menit itu juga aku menahan rasa kantuk bercampur bosanku. Sungguh seongsanim satu ini memiliki metode pembelajaran yang sangat membosankan. Lihat saja, hampir semua murid hanya menopang dagu seolah-olah memperhatikan. Padahal..
Aaahhh ~ aku tak kuat dengan rasa kantuk ini!!
“Ah Ra ssi~ hey jangan tertidur !! Ahra , ireona! Eunji seongsaenim mendekat kearahmu, aishh.. tawatlah riwayatmu -_-“ ucap Hye Rim berusaha membangunkanku dengan menyenggol-nyenggol lenganku. Terlambat.
“Cho Ah ra..” panggil seseorang dengan lembut dan aku merasa ada yang membelai rambutku dengan sayang.
“eeumm..” aku hanya bergumam.
“palli ireona, chagi..” ucap suara itu kembali. Aku merasa tak asing dengan suara ini. Sedikit demi sedikit aku membuka kedua mataku. Membiarkan pupil mataku untuk menangkap cahaya disekitar, samar-samar kulihat wajah yang tak asing. Wajah yang…
“SEONGSAENIM!!” aku segera menegakkan kepala dan membetulkan posisi dudukku.
“YAAK! CHO AH RA!! KELUAR SEKARANG JUGA DARI KELASKU!” bentak Eunji Seongsaenim sambil berkacak pinggang. Aku sungguh ngeri melihat ekspresi wajahnya dengan mata melotot yang seakan akan inginn keluar itu.
“mianhae seongsaenim” aku pun membungkukan badan segera keluar dari kelas. Entahlah aku harus senang atau bagaimana, karena ini pertamanya aku dihukum oleh guru. Aku berjalan ke Toilet perempuan, memutuskan untuk mencuci muka.
“ahh segarnya~” ucapku saat air mulai membasahi seluruh permukaan wajahku. Rasa kantukku sedikit berkurang saat ini. Aku melirik jam tangan berwarna putih yang melingkar manis di pergelangan tangan kiriku. “aishh jam pulang sekolah masih 30menit lagi, lalu aku harus melakukan apa sekarang -____- “ aku mengoceh tak jelas.
***
Entah apa yang membawaku kemari, dengan sendirinya kakiku melangkah ke taman belakang sekolah. Ahh tidak tidak aku bohong! Aku memang sengaja ingin datang kemari. Setidaknya ini tempat favorit Jong In. lalu apa hubungannya? ._. entahlah~ aku hanya ingin saja.
“wah.. disini sejuk sekali” aku menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Tentu saja disini sejuk, banyak pohon rindang yang mengelilingi taman yang sedikit terabaikan ini.
“bisa kah kau tidak berisik?” suatu suara membuatku bergidik.
“nu.. nuguya?” tanyaku sedikit bergetar. Sungguh aku sangat menyesal jika yang kudatangi ini adalah taman berhantu. Ehh tapi, mana mungkin hantu ada di siang hari ?
Dengan keberanian ditambah rasa penasaranku yang menyeruak. Aku pun memberanikan diri mencari dari mana asal suara itu.
“sepertinya dari balik pohon itu.. “ aku berjalan mengendap-endap menuju pohon paling besar ditaman ini. Ya Luhaaaan !! benarkah yang kulihat ini ? benarkah? BENARKAH?!! Aku semakin meradang. Tolong abaikan yang terakhir.
“Kim JongIn..” ucapku lirih hampir tak terdengar. Kakiku terasa kaku. Ingin pergi namun sayang jika melewatkan pemandangan langka yang bahkan sekarang aku bisa melihatnya dari dekat. Jong In sedang tertidur. Aigoo.. kenapa malah terlihat lucu sekali. Wajahnya jauh berbeda ketika dia marah. Apa MARAH? Ahh iya aku lupa ini sangat berbahaya jika aku disini. Tapi.. tidak baik kan jika aku belum mendapatkan maaf dari dia. Lalu aku harus bagaimana?
“mau sampai kapan kau berdiri dibalik situ?” ucap Jong In dengan mata yang masih tertutup.
Aku gelagapan. Melihat sekeliling, apakah dia berbicara kepadaku? Tapi disini memang tak ada orang lagi.
“a.. apa kau berbicara kepada ku?” aku memberanikan diri untuk membuka mulut.
“pabo!” matanya masih tertutup. Aku tak habis pikir bagaimana bisa ada manusia macam ini -_-
TUNGGU, Saat ini aku sedang berbicara dengan KIM JONG IN? BENARKAH? KIM JONGIN yang kadar ketampanannya melebihi kapasitas batas normal itu??! Mataku yang awalnya berbinar berubah sendu. Aku ingat kejadian 2 hari lalu. Apa dia tidak ingat? Atau pura-pura lupa? Atau dia tidak mengenali wajahku?!! Wajar sih.
“emm.. Apa kau masih marah padaku?” tanyaku sedikit ragu-ragu. Dia tak menjawab, matanya masih tertutup rapat.
“Yak! Jeongmal mianhae Kim Jong In, aku benar-benar tak sengaja waktu itu.. aku sedang terburu-buru karena aku terlambat masuk kelas, sungguh aku tidak tahu jika ada kau yang sedang berjalan menuruni tangga. Apa kau tidak bias me-“
“bisakah kau tidak banyak bicara, huh?!” Jong In memotong ucapanku. Kali ini dia menatapku, datar. Tuhan aku bisa melihat mata coklatnya yang indah dari jarak sedekat ini. Yeah ~
“aku tidak bias diam jika kau tidak memaafkanku Kim Jong In” jawabku dengan sedikit cemberut. Dan itu membuat bibir tipisku mengerucut kedepan.
“yak! Aku sudah memaafkanmu! Puas?” ucapnya lalu menutup matanya lagi. Aigoo makhluk ini -_-“
“benarkah? Yak! Gomawo Jong In Ah~ jeongmal gomawoyo..” aku berkali-kali membungkukkan badanku. Kulihat Jong In tak menjawab dia hanya bergerak membenarkan posisi tidurnya yang bersandar dibawah pohon. Huh! Makhluk ini cuek sekali.
“Jong In ah, boleh aku duduk disebelahmu?” aku bertanya dengan hati-hati, sedikit takut jika dia tidak memperbolehkanku dan malah mengusirku pergi dari sini.
“asal kau tidak banyak bicara, dan membiarkanku tidur tenang” jawabnya tanpa membuka matanya sedikitpun.
Aku tersenyum lebar, kesempatan emas sekali! Hahaha.. Tuhan mimpi apa aku semalam ? hingga Seorang Jong In mau memaafkanku dan memperbolehkanku duduk disampingnya. AAAAAA ! ingin teriak rasanya. Apa kalian bisa merasakan ini? Ketika jantungmu berdegup cepat saat didekat orang yang kau, euummm.. cintai? Ohh~ aku rasa kalian juga pernah merasakan ini.
“gomawo jong in ahh..” ucapku lirih. Takut akan mengganggu tidurnya nanti. Aku kan sudah berjanji tidak akan berisik.
Sudah sekitar 30 menit aku menatapnya tidur, yah aku hanya bias diam dan memperhatikannya. Mau apa lagi memang? Menyentuh dan mengusap usap rambutnya? Haha cari mati saja aku.
Garis wajahnya sungguh terukir sempurna, mata coklatnya, hidung mancungnya, bibir eksotisnya hingga bentuk dagunya yang terpahat sempurna. Tuhan terima kasih kau sudah menciptakan makhluk indah didepanku ini. Sungguh wajahnya damai sekali ketika tidur. Aisshh ~
Kim Jong In, aku penasaran. Adakah wanita yang bisa membuatmu diam dan memacu jantungmu berdegup kencang saat bersamanya. Adakah sosok itu dikehidupanmu? Seandainya itu aku~ mimpi saja kau Cho Ah Ra.
To Be Continue …
